Pos

KH. Moh. Zuhri Zaini : Akal yang Sehat, Pengendali Hawa Nafsu

nuruljadid.net – Manusia mempunyai akal untuk membedakan antara dirinya dengan binatang. Dengan akalnya, manusia mampu membedakan mana yang baik dan yang buruk. Dan dengan akal pula manusia derajatnya menjadi terangkat. Dengan akal manusia dapat mendidik serta mengontrol hawa nafsunya agar menjadi hawa nafsu yang Mutma’innah, hawa nafsu yang mengantarkan manusia menjadi manusia yang baik.

Di zaman modern yang ditandai dengan majunya teknologi informasi dan komunikasi, menuntut manusia untuk selalu mengimbangi serta menyesuaikan diri dengan perkembangan tersebut. Majunya teknologi membuat hidup manusia serba instan, seakan – akan apapun yang dibutuhkan manusia dapat terpenuhi dengan teknologi, terkadang manusia yang terlalu larut dengan kemajuan teknologi dan tidak bisa mengontol diri akibatnya dia menjadi manusia yang diatur oleh teknologi (menkultuskan teknologi). Bukan menjadi manusia yang mengatur teknologi, Ketika orang diatur teknologi, lalu pertanyaannya dimana posisi akal yang selama ini menjadi pengendali serta pengontrol diri kita.

Dalam kondisi tersebut, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Moh. Zuhri Zaini, memberikan nasihat kepada kita, melalui pengajian Kitab Bulan Ramadhan (Irsyadul ‘Ibad)

Orang yang berbuat Maksiat, berarti orang tersebut orang yang tidak punya rasa malu kepada Allah, Ketika manusia kehilangan akal sehat karna dorongan hawa nafsunya, maka manusia tersebut lebih jahat daripaadan binatang. Manusia kalau sudah kadung sombong, maka manusia tersebut bisa mengaku dirinya sebagai Tuhan, seperti Fir’aun.

Beliau melanjutkan penjelasannya, Sebaliknya jika nafsu manusia terdidik, maka manusia tersebut akan lebih tinggi derajatnya ketimbang Malaikat. Dengan akal manusia dapat menggapai derajat yang tinggi, dan ketika akal manusia tidak berfungsi, maka manusia akan berada dipaling rendahnya derajat.

Demikian nasihat yang beliau sampaikan, semoga menjadi bekal bagi kita untuk menggapai derajat yang tinggi disisinya. Dan semoga nasihat beliau bisa kita jadikan pijakan hidup untuk menjalani kehidupan sehari hari yang semakin hari semakin berkembang. (zainul,zaky/red)

jika nafsu manusia terdidik, maka manusia tersebut akan lebih tinggi derajatnya ketimbang Malaikat. Dengan akal manusia dapat menggapai derajat yang tinggi, dan ketika akal manusia tidak berfungsi, maka manusia akan berada dipaling rendahnya derajat.

Sumber : Pengajian Ramadhan 1438 H Kitab Irsyadul ‘Ibad

KH. Moh. Zuhri Zaini : Perbuatan Dosa, Menjadikan Hati Menjadi Gelap

nuruljadid.net – Roda kehidupan selalu silih berganti, hidup tidak bisa ditebak, terkadang kenyataan hidup tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Dalam hidup semuanya bisa berubah, kecuali perubahan itu sendiri yang tidak pernah berubah. Layaknya siang dan malam, layaknya bahagia dan kesedihan, layaknya kesuksesan dan kegagalan, seperti itulah gambaran hati manusia selalu berubah – rubah terkadang dengan perbuatan dosa hati yang awalnya baik berubah menjadi jelek, hati yang awalnya terang bersinar berubah menjadi hati yang gelap gulita. Seperti itu pulah gambaran iman seseorang, terkadang dengan perbuatan baik, iman seseorang bertambah, terkadang pula dengan perbuatan jelek iman seseorang berkurang.

Dalam kondisi yang sudah tidak menentu ini, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo, KH. Moh. Zuhri Zaini, dalam Pengajian Khotmil Kutub Bulan Ramadhan (Kitab Irsyadul ‘Ibad) mengingatkan bahwa ketika perbuatan dosa masuk kepada hati kita, maka iman akan tersingkir. Jangan pernah merasa suci, sekalipun kita sudah mengaji dengan istiqomah setiap hari, sebab yang namanya dosa ada yang nampak dan ada pula yang tidak. Seperti sifat sombong dan ngerasani orang, yang mengakibatkan hati menjad gelap.

Beliau melanjutkan penjelasannya, Hindari pergaulan bebas, yang mengara kepada perzinaan. Kalau orang ketika berbuat dosa hanya tenang – tenang saja, berarti orang tersebut hatinya sudah gelap. Kita menghindari pergaulan bebas yang mengara kepada perbuatan dosa, bukan berarti kita sok suci, tapi karena kita sering lupa bahwa perbuatan tersebut adalah dosa. Karna kita punya potensi berbuat dosa, maka hindari jalan2 yang mengantarkan kita kepada perbuatan dosa.

Demikian pesan singkat yang beliau sampaikan, semoga menjadi bekal kita semua, dalam menjalani kehidupan, untuk lebih berhati-hati agar tidak terjerumus kepada perbuatan dosa, yang mengakibatkan hati menjadi gelap. (zainul,zaky/red)

Kalau orang ketika berbuat dosa hanya tenang – tenang saja, berarti orang tersebut hatinya sudah gelap.

Menyambut Bulan Berkah Dengan Semarak Ramadhan

nuruljadid.net – Marhaban Ya Ramadhan,,,Marhaban Ya Ramadhan, istilah yang paling banyak diungkapkan oleh seluruh ummat Islam dalam rangka menyambut datangnya bulan suci yang mulia, bulan dibukanya pintu taubat, bulan dilipatgandakannya pahala kebaikan dan bulan yang sangat dimungkinkan terjadinya satu malam yang sangat agung, yakni malam lailatul qodar, yang hampir seluruh ummat Islam berusaha untuk bisa mengerjakan kebaikan dimalam tersebut.

Acara Semarak Ramadhan ini bertemakan “Jangan Biarkan Ramadhan Berlalu Tanpa Makna” yang diawali oleh penampilan aliansi seluruh hadrah yang berada dibawa lingkungan Pondok Pesantren Nurul Jadid, kemudian acara dilanjut dengan pembukaan sebagai pintu awal untuk meraih barokah dari kegiatan yang dilaksanakan, serta lantunan ayat – ayat suci alqur’an sebagai penyempurna kegiatan yang dilaksanakan, serta sambutan ketua panitia sekaligus mewakili Kepala Pesantren yang disampaikan oleh Bapak Dr. Sugio Ahmad, dalam sambutannya beliau menyampaikan beberapa hal diantaranya adalah,

Dalam semarak ramadhan ini Pondok Pesantren Nurul Jadid memiliki beberapa agenda kegiatan yang diantaranya adalah

  1. Pengajian kitab memperbanyak pengajian kitab
  2. Program peminatan
  3. Buka bersama dan shalat berjamaah
  4. Mencanangkan hidup bersih dan sehat
  5. Kegiatan sosial kerjasama YBS dan IPMOMI oleh Ikatan Yayasan Perempuan Nurul Jadid
  6. MoU dengan Majelis Ulama Thailand

Kemudian dilanjutkan dengan sambutan Dandim Probolinggo, Bapak Letkol Hendi Yustian Danasuta, dalam sambutannya beliau menyampaikan, bahwa berdirinya TNI tidak lepas dari para Kiai dan Santri, beliau melanjutkan sambutannya, bahwa para pendahulu kita berjuang dengan penuh darah dan tangis, sekarang kita tinggal meneruskan dan mengisi hasil jerih payah pendahulu kita dengan sesuatu yang baik, sehingga diharapkan Indonesia, mampu diperhitungkan dalam percaturan dunia.

Sambutan oleh Dandim Probolinggo Bapak Letkol Hendi Yustian Danasuta. (Foto : Zaky/Red)

Setelah sambutan Bapak Dandim, acara dilanjut dengan pembukaan secara simbolis semarak Ramadhan, yang dibuka langsung oleh bapak Letkol Hendi Yustian Danasuta, dengan didampingi oleh Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Pemukulan Bedug Oleh Dandim Letkol Hendi Yustian Danasuta. (Foto : Zaky/Red)

Dalam sambutannya, Bapak Dandim mengatakan bahwa santri harus bersyukur dan berbangga diri dengan statusnya karena selaian mengampu pendidikan formal, seorang santri juga dapat mempelajari ilmu agama yang. Sehingga nilai nilai itu merupakan nilai plus seorang santri.

“Sehebat apapun kita, setinggi apapun ilmu yang kita peroleh, manakala kita terbayar dengan uang dan kekuasaan itu tidak ada artinya” nasihatnya kepada santri

Tak hanya tentang bagaimana seorang santri mencari ilmu, dia juga mengatakan bahwa dalam rangka meneruskan perjuangan para pendahulu kita, maka kita harus senantiasa belajar dan terus belajar untuk kemajuan negara ini.

Dalam acara semarak Ramadhan Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Moh. Zuhri Zaini, dalam tausiyahnya menyampaikan beberapa hal sebagai berikut, beliau mengharap semoga kegiatan yang kita laksanakan dalam menyambut bulan Ramadhan, oleh Allah dicatat sebagai tambahan amal ibadah kita, mari kita buktikan kegembiraan kita dalam menyambut datangnya bulan suci Ramadhan dengan beberapa Amal – Amal baik sebagai bukti taqarrub kita kepada Allah.

Beliau melanjutkan tausiyahnya, pada dasarnya Bulan Ramadhan adalah bukan Bulan untuk bermalas – malas, Bulan Ramadhan ini adalah Bulan untuk meningkatkan Amal – Amal baik kita, serta Bulan untuk berjuang, semoga kita tidak hanya semangat diawal, tapi juga semangat diakhir, dengan mengisinya dengan amal – amal baik.

Sambutan Pengasuh KH. Moh. Zuhri Zaini. (Foto : Zaky/Red)

Setelah selesai Tausiyah Pengasuh, kemudian dilanjut dengan peresmian secara simbolis hidup bersih, dengan pembacaan Al-Fatihah yang dipimpin langsung oleh Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, setelah itu acara diakhiri dengan pembacaan do’a. (zaky,zainul/red)

 

Santri Puteri Pada Saat Mengikuti Acara Pembukaan Semarak Ramadhan. (Foto : Zaky/Red)

YDSF Surabaya Beri Pelatihan Guru di IAI Nurul Jadid

nuruljadid.net – Yayasan Dana Sosial Al Falah (YDSF) Surabaya bekerjasama dg Fakultas Tarbiyah IAI nurrul Jadid Paiton Probolinggo mengadakan kegiatan pendiikan dan pelatihan bagi guru2 MTs/SMP di Kabupaten Probolinggo dengan tema “Pengelolaan kelas aktif berbasis karakter”

Diklat ini merupakan langkah awal fakultas tarbiyah dalam menjalin kemitraan dg Yayasaan Dana Sosial Al Falah (YDSF) surabya dalam rangka penguatan kelembagaan, dengan menggandeng Kualita Pendidikan Indonesia (KPI) Surabaya.. selain itu, kegiatan ini berusaha untuk membentuk guru yang aktif, kreatif dan berkarakter.. ujar Dr. H. Hasan Baharun, M. Pd

Dalam hal ini, YDSF yang sudah banyak memberikan konstribusi di kabupaten Probolinggo, alhamdulillah saat ini bisa bersinergi dan berkonstribuai bgi lembaga pendidiKn di pesantren, Lanjut dekan fakultas tarbiyah IAINJ

Drs. H. taufik, M. Pd.I mengatakan bahwa Kegiatan ini memberikan wawasan baru kepada guru dalam mengelola kelas di kelas, jangan sampai guru itu mengajar monoton dan membosankan… sehingga akan mempengaruhi motivasi belajar siswa…. selain itu, beliau juga mengucapkan terima kasih kepada YDSF Surabaya, KPI dan Fakultas Tarbiyah karena telah peduli terhapdap pendidikan di Kab Probolinggo

Acara ini dilaksanakan selama 3 hari dari tanggal 22-24 mei 2017 di aula program pasca sarjana IAI nurul jadid

Pada kesempatan ini, YDSF Menghadirkan Trainer dari Kualita Pendidikan Indonesia (KPI) Surabaya, yaitu ust. Yusuf, Ust. Husein dan Ust. Jazil.

Pelatihan Pengelolaan Kelas Aktif berbasis Karakter IAI Nurul Jadid

Tingkatkan Mutu Pendidikan, IAI Nurul Jadid Adakan Pelatihan Untuk Guru

Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, guru merupakan faktor utama yang harus mendapat perhatian serius. Pentingnya kompetensi guru dalam mengelola pembelajaran harus diperhatikan secara serius, terencana dan sistematis.

Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Nurul Jadid, melalui program Tridharma perguruan tinggi, yaitu pengabdian kepada masyarakat mengadakan kegiatan pendidikan dan pelatihan bagi guru tingkat MTs/SMP di Kabupaten Probolinggo dengan menggandeng KPI (Kualita Pendidikan Indonesia) Surabaya sebagai mitranya yang didanai oleh YDSF Surabaya, dengan tema “Pengelolaan Kelas Aktif berbasis Karakter”

Kegiatan ini dilaksanakan selama tiga hari, pada tanggal 22 s/d 24 Mei 2014 di Aula Program Pasca Sarjana IAI Nurul Jadid Paiton Probolinggo

Menurut Dr. H. Akmal Mudiri, M.Pd, selaku ketua Panitia, pendidikan dan pelatihan yang kita adakan ini merupakan awal kerjasama fakultas tarbiyah dengan KPI (Kualita Pendidikan Indoensia) dalam rangka peningkatan mutu di lingkungan Fakultas Tarbiyah IAI Nurul Jadid dalam bidang pengabdian kepada masyarakat. Kedua, kegiatan ini merupakan bentuk upgrading bagi guru-guru yang ada di Kabupaten Probolinggo, baik di lingkungan Kementrian Agama maupun kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Drs. H. Taufik, M. Pd.I dalam sambutannya juga menuturkan bahwa, sudah saatnya guru melakukan kegiatan upgrading agar suasana pembelajaran di kelas tidak monoton, yang berimplikasi pada tidak rendahnya minat dan motivasi belajar siswa. Guru harus memiliki strategi jitu agar iklim pembelajaran di kelas menjadi kondusif, menyenangkan dan terarah pada pencapaian tujuan pembelajaran, ungkap Kasi Pendma Kab Probolinggo tersebut.

Begitu juga menurut Drs. H. Hambali, M. Pd. selaku Warek 1 IAI Nurul Jadid, guru sudah sewajarnya melakukan kegiatan pengelolaan kelas, akan tetapi pada kesempataan kali ini, peserta akan mendapatkan tambahan metode baru dalam mengelola kelas, yaitu berbasis karakter, di mana karakter inilah yang pada hakikatnya menjadi core dalam pembelajaran, akan tetapi pada realitanya dilupakan bahkan ditinggalkan oleh guru. Inilah yang menjadi ke”unik”an pada kegiatan ini, sembari dilanjutkan dengan membuka kegiatan pelatihan.

Hadir dalam kegiatan pembukaan, yaitu Wakil Rektor 1 IAINJ Drs. H. Hambali, M. Pd.I, Dekan Fakultas Tarbiyah IAINJ, Dr. H. Hasan Baharun, M. Pd, Kasi Pendma Kementrian Agama Kabupaten Probolinggo, Drs. H. Taufik, M. Pd.I.

Perkuat Dakwah, YLPI Al Hikmah Bertandang Ke Nurul Jadid

nuruljadid.net – Salah satu amanah yang diemban manusia sebagai seorang khalifah di muka bumi adalah dengan menebarkan misi dakwah kepada seluruh umat. Mengajak kepada seluruh manusia dan umat muslim khususnya untuk menuju pada jalan kehidupan yang berdasarkan Al-quran dan Sunnah. Sebagai salah satu sarana yang paling efektif dalam melaksanakanya adalah melalui sistem pendidikan. Pendidikan merupakan intrumen dakwah paling mapan. Melalui pelbagai ragam pembelajaran yang didalamnya berisikan pilar-pilar syariat Islam.

Ir. H. Abdulkadir Baraja pembina Yayasan Lembaga Pendidikan Islam (YLPI) Al Hikmah sangat mendukung akan misi dakwah ini agar tersampaikan dengan baik melalui sistem pendidikan. Dalam kunjunganya ke Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo pada Rabu (17/05) menyampaikan bahwa sebagai salah satu upaya untuk menjadikan tatanan umat yang mapan harusnya misi dakwah tersampaikan melalui sistem pendidikan. “Pendidikan adalah sistem pendidikan yang paling efektif,” ujarnya.

Sharing Bersama Tentang Manajemen Pendidikan di Pesantren. (Foto : Zaky/Red)

Kedatanganya di Pondok Pesantren Nurul Jadid pada Rabu kemarin selain untuk menguatkan hubungan ukhwah islamiyah antara lembaga dan pesantren, juga berupaya untuk melakukan sharing sistem pembelajaran. Kunjungan-kunjungan ke pelbagai pesantren tersebut sengaja ia lakukan agar dapat bertukar pengalaman dan mengkaji setiap sistem pembelajaran yang ada di Pesantren. “Apa yang tidak kita punya dan ada di Nurul Jadid bisa kita ambil dan apa yang tidak ada di Nurul Jadid dan kita punya juga bisa ditiru,” paparnya.

Menjadi suatu ciri khas pesantren yang dimiliki oleh Nurul Jadid bahwa seluruh kegiatan yang ada didalamnya merupakan sebuah menifestasi dari Triogi dan Panca kesadaran santri. Kepala Pesantren KH. Abdul Hamid dalam sambutanya pada acara silaturrahim yayasan Al Hikmah ini menyebutkan bahwa seluruh kegiatan yang ada di Nurul Jadid ini sudah tercover dalam trilogi dan panca kesadaran santri. “Saya kira seluruh kegiatan kami merupakan bentuk penjabara dari trilogi dan panca kesadaran santri,” terang beliau.

Hal ini yang menjadi Ir. H. Abdulkadir Baraja tertarik untuk ia bawa sebagai bekal yang didapat dari silaturrahim yang dilaksanakan. “Panca kesadaran dan trilogi santri yang di Diknas ini nggak ada, insya allah akan saya copy juga,” tuturnya.

Sebagai lembaga pendidikan titik tumpunya tetap pada dakwah. Karenanya, dalam lembaga yang ia bina yayasan Al Hikmah sangat menekankan dakwah sebagai gerakan yang harus dilakukan untuk mengubah tatanan kondisi masyarakat saat ini. “Lembaga ini adalah lembaga pendidikan tapi menjadi alat dakwah,” imbuhnya. (DL)

Penulisan Pesan dan Kesan dari Kedua Belah Pihak. (Foto : Zaky/Red)

Penyerahan Kesan dan Pesan Dari Kedua Belah Pihak. (Foto : Zaky/Red)

Pesan dan Kesan dari Kepala Pesantren Nurul Jadid. (Foto : Zaky/Red)

Pesan dan Kesan dari Pimpinan YPLI Al Hikmah Surabaya. (Foto : Zaky/Red)

Asrama SuGuJa Mengadakan Lepas Pisah Santri Kelas Akhir

nuruljadid.net-  Bersamaan dengan wisuda LIPS , Wilayah Sunan Gunung Jati (A) yang merupakan salah satu wilayah khusus untuk santri yang berstatus siswa di MTs Nurul Jadid menjadi saksi sejarah pada acara lepas pisah kelas akhir. Kebahagiaan berbinar-binar benar benar tampak di wajah mereka (kelas akhir). Acara ini disaksikan oleh seluruh santri yang berada di Wilayah Sunan Gunung Jati (A).

Beberapa perwakilan dari Pengurus Pesantren dan Madrasah nampak hadir dalam kegiatan ini seperti KH. Makki Maimun Wafi (Pengawas PP. Nurul Jadid), Ust. Ahmad Saili Aswi (Wakil Sekretaris Pesantren) dan Ust. Thohiruddin (Kepala MTs Nurul Jadid). Dan tak lupa pula dihadiri oleh seluruh jajaran kepengurusan wilayah Sunan Gunung Jati (A) atau yang dikenal dengan wilayah SuGuJa.

Kepala Wilayah Sunan Gunung Jati(A) membuka kegiatan ini dengan memberikan sedikit sambutan kepada semua santri kelas akhir. Dia juga meminta maaf kepada semuanya terutama kepada santri kelas akhir yang sudah berdomisili 3 tahun lamanya di Wilayah SuGuJa. Dan juga dia meminta agar Pengawas Pesantren dan Kepala MTs Nurul Jadid untuk memberikan arahan dan tausiyah kepada semua santri di wilayah sunan gunung jati (A) terutama teruntuk kelas akhir dalam menuntut ilmu dan bersemangat dalam menjalaninya.

Dalam sambutan kepala MTs Nurul Jadid, Bapak Tohiruddin menyampaikan “Kita jangan pernah berfikir kita itu anaknya siapa, kita itu mau jadi apa. Semua itu sudah diatur oleh Allah, semuanya sudah tertulis jelas di lauhul mahfudz, rezeki dan jalan hidup seseorang. Tinggal kita saja yang berusaha untuk mencapai suatu cita-cita, yang penting ada kemauan yang diringi dengan do`a agar tercapai semua yang dicita-citakan”.

“Pemuda masa kini adalah pemimpin masa yang akan mendatang” tambah Kepala MTs Nurul Jadid.

Dipenghujung acara, kehadiran pengawas PP. Nurul Jadid, KH. Makki Maimun Wafi menjadikan acara ini semakin “menyentuh kalbu”. Dalam tausyahnya, beliau berpesan agar semua siswa kelas akhir untuk tetap melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi. Lebih lebih melanjutkan pendidikan dilembaga- lembaga formal yang berada dibawah naungan Pondok Pesantren Nurul Jadid  seperti SMA Nurul Jadid, MA Nurul Jadid dan SMK Nurul Jadid. Itu semua ditujukan agar proses kaderisasi dan keberlangsungan SDM di Pesantren bisa terjaga dan memiliki generasi yang lebih baik.

Akhir dari tausiyah beliau, beliau memberikan nasihat kepada santri kelas akhir yang sebentar lagi akan menerima Surat Tanda Lulus (STL).

“Setelah kalian menerima STL. Saya harapkan agar kalian tidak pulang terlebih dahulu. Lebih baik menunggu ijazah dengan tetap berada di pesantren” dawuh beliau. (nuris,syaiful/Red)

13 Wisudawan LIPS Diwisuda Malam Ini

nuruljadid.net – Menorehkan kenangan terakhir di jenjang pendidikan kelas akhir merupakan sebuah hal yang ingin dilakukan oleh semua peserta didik kelas akhir. Torehan sejarah yang baik agar senantiasa dikenang oleh adik adik kelas mereka.

Hal itu terjadi malam hari ini (16/05), Aula SMP Nurul Jadid menjadi saksi tertorehnya sejarah atas apa yang mereka lakukan selama kurang lebih 3 tahun lamanya. Lembaga Intensif Program of SMP Nurul Jadid (LIPS) merupakan sebuah lembaga bahasa yang berada dibawah naungan SMP Nurul Jadid yang terfokus dalam 2 bahasa (Bahasa Arab dan Inggris). LIPS yang fokus kepada pendalaman bahasa asing (Arab dan Inggris) melaksanakan Wisuda Purna Peserta Didik Kelas Akhir. Wisuda ini merupakan wisuda yang digelar selama 4 tahun berturut turut dimana sebelumnya LIPS hanya mengadakan lepas pisah dengan sederhana mungkin. Malam ini (16/05) sebanyak 13 orang wisuda dikukuhkan dengan jumlah masing masing 8 wisudawan untuk peserta didik Arab dan 5 wisudawan untuk peserta didik Inggris.

Sebelum mereka mencapai buah dari kesuksesan yang mereka rasakan pada malam ini (16/05), mereka telah melaksanakan beberapa perjalanan panjang dalam karir mereka sebagai peserta didik LIPS terutama pada saat mereka berada ditingkatan yang teratas, pasalnya mereka harus bisa mencapai target yang telah ditetapkan oleh Lembaga.

“Sebelum mereka mencapai kesuksesan ini (wisuda), mereka telah melewati beberapa rentetan kegiatan lembaga. Khsusnya penguasaan skill dibidang “komunikasi / speaking” dan “tata bahasa / grammar”. Adapun standard minimal kelulusan mereka disetiap skill adalah minimal mencapai nilai 75” kata Mathlub selaku tenaga pengajar di LIPS.

“Untuk dibidang “komunikasi / speaking” mereka harus bisa pidato, bercerita, debat, dll. Untuk bidang “tata bahasa / grammar” mereka harus bisa menguasai KTI (Karya Tulis Ilmiah), terjemah dll” tambah mathlub ketika diwawancarai oleh anggota pers.

Kesuksesan peserta didik LIPA (Arab dan Inggris) juga disampaikan oleh Direktur LIPS, Abdul Gofur yang dalam sambutannya mmeberikan sebuah pujian kepada seluruh peserta didik yang diwisuda malam hari ini (16/05).

“Alhamdulillah, ke 13 wisudawan tahun ini telah berhasil melampuai target yang telah lembaga tentukan. Rata rata mereka mendapatkan nilai diatas 80 dimasing masing bidang. Ini merupakan sebuah prestasi yang meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Walaupun pada tahun ini peserta wisudanya hanya 13 orang” tuturnya pada saat memberikan sambutan.

“Lebih baik sedikit tapi berkualitas daripada banyak tapi tidak berkualitas” tambahnya.

Sambutan Direktur LIPS, Ust. Abdul Ghofur, S.Sy., M.Pd.I. (Foto : Zaky/Red)

Hal itu menandakan bahwa Direktur LIPS lebih mempertimbangkan kualitas dibandingkan kuantitas. Dan dalam sambutannya, tak lupa dia memberikan beberapa nasihat kepada 13 wisudawan untuk terus menggali potensi diri diberbagai skill kebahasaan.

LIPS telah mengasilkan output (alumni) yang dapat membanggakan Lembaga dan Pesantren dibidang kebahasaan. Hal itu dibuktikan dengan torehan prestasi beberapa alumni LIPS yang sudah berada di luar pesantren.

“Beberapa alumni kita sudah banyak memberikan prestasi yang membanggakan bagi lembaganya baik lembaga yang saat ini mereka pilih maupun bagi LIPS dan Pesantren” tutur Direktur LIPS.

Motivasi untuk terus mempelajari dan mengembangkan potensi diri dalam segi kebahasaan juga disampaikan oleh Wakil Kepala SMP Nurul Jadid, Bapak Surono Sahri. Beliau menyampaikan bahwa ilmu yang didapatkan masih sangat sedikit, sehingga kalian harus terus belajar dan mengembangkan skill untuk menambah ilmu yang telah kalian dapatkan sekarang.

“Ilmu yang sekarang kalian dapatkan masih sedikit. Banyak sekali ilmu kebahasaan (Arab dan Inggris) yang harus kalian kuasai” tambahnya.

Sambutan Wakil Kepala SMP Nurul Jadid, Bapak Surono Sahri. (Foto : Zaky/Red)

Wakil Kepala SMP Nurul Jadid juga menyampaikan bahwa ke 13 wisudawan ini merupakan orang yang hebat, karena mereka merangkap beberapa jabatan sekaligus, selain sebagai santri dan siswa mereka juga menjadi peserta didik LIPS dengan berbagai tugas yang berbeda.

“Ini merupakan hal yang luar biasa, dimana di usia mereka sekarang, mereka sudah dapat me manage waktu dengan baik dengan melaksanakan beberapa tugas. Sebagai santri mereka memiliki kepadatan tugas untuk mendalami keagamaan, sebagai siswa SMP Nurul Jadid mereka juga mendapatkan tugas sebagai siswa. Ditambah lagi dengan tugas tugas yang diberikan oleh LIPS seperti menghafalkan kosa kata disetiap malamnya” tambahnya.

Tak hanya itu, dalam kegiatan ini LIPS juga menobatkan wisudawan terbaik disetiap bahasa baik Arab dan Inggris. Wisuda terbaik Inggris diberikan kepada Saudara Fajril Irfan sedangkan Arab diberikan kepada Saudara Ahmad Ronal Anggoro. (Q2/Red)

Saudara Ahmad Ronal Anggoro. Wisuda Terbaik Arab. (Foto : Zaky)

Saudara Fajril Irfan. Wisuda Terbaik Inggris. (Foto : Zaky)

Hari ini, 258 Peserta Didik Kelas Akhir MTs Nurul Jadid Diwisuda

nuruljadid.net – Hari ini (15/05) kembali menjadi hari yang bersejarah bagi siswa dan siswi kelas IX MTs Nurul Jadid Paiton Probolinggo. Hari ini mereka dikukuhkan dan dinobatkan sebagai wisudawan dan wisudawati serta almuni dari MTs Nurul Jadid.

Kegiatan wisuda ini berlangsung dengan meriah. Sorak sorai peserta didik kelas VII dan VIII menggerumuhkan aula MTs Nurul Jadid. Mereka yang turut serta menyaksikan prosesi wisuda ini sangat antusias untuk menyemarakkannya. Ini merupakan sebuah kegiatan akhir yang diikuti oleh peserta didik kelas akhir dan juga merupakan ajang perpisahan mereka dengan adik adik kelas mereka. 3 tahun lamanya dalam menuntut ilmu memberikan beberapa kesan dan pesan. Hal itu dirasakan oleh beberapa peserta wisuda yang telah dikukuhkan siang hari ini.

“Sudah 3 tahun lamanya kita belajar dan menempuh pendidikan disini. Nggak terasa, seperti baru kemarin kita masuk di MTs Nurul Jadid, hari ini kita akan berpisah dengan sekolah” ujar salah satu peserta wisuda kepada temannya dengan penuh rasa gembira bercampur sedih.

Prosesi yang dilangsungkan setelah pembacaan Ayat Suci Al Qur’an berlangsung dengan khidmat. Masukknya Kepala MTs Nurul Jadid, Bapak Thohiruddin dan Wakil Kepala, Bapak Masduqi mengawali prosesi wisuda ini. Sebanyak 258 peserta didik yang terbagi 102 wisudawan dan 156 wisudawati dikkukuhkan oleh Kepala Madrasah didampingi oleh Wakil Kepala Madrasah.

Dilanjutkan dengan pembacaan ikrar wisudawati yang dipimpin oleh Ustadzah Muhassonah yang didalamnya berisikan tentang kesanggupan untuk mengamalkan ilmu kapanpun, dimanapun dan dalam kondisi apapun serta sanggup untuk menjaga almamater Pesantren dan Madrasah.

Prosesi Wisudah dan Pengukuhan Peserta Didik Kelas Akhir MTs Nurul Jadid. (Foto : Zaky/Red)

Sambutan kepala sekolah menghadirkan sebuah pesan dan kesan bagi peserta didik kelas akhir. Dalam kesempatannya, Bapak Tohiruddin mengucapkan selamat dan sukses bagi peserta didik kelas akhir. Dan wisuda tahun ini akan menjadi acara yang akan berkelanjutan di tahun tahun mendatang. Wisuda ini adalah wisuda perdana MTs Nurul Jadid yang baru dilaksanakan pada tahun ajaran ini. Pasalnya dari tahun tahun sebelumnya MTs Nurul Jadid hanya menggelar ceremonial lepas pisah dengan sederhana mungkin. Dan tujuan digelarnya pelaksanaan wisuda ini dengan format berbeda adalah untuk memberikan semangat kepada peserta didik lainnya agar mereka (kelas VII dan VIII) termotivasi untuk terus belajar dan mengembangkan kualitas dan potensi diri begitulah kata Bapak Kepala Madrasah pada saat sambutan.

Selain untuk menyemangari peserta didik kelas VII dan VIII, kepala madrasah juga menyampaikan bebrapa pesan dan harapan kepada peserta didik yang telah dikukuhkan siang hari ini.

“Harapan saya kepada peserta didik kelas akhir adalah untuk senantiasa menuntut ilmu sampai ke jenjang yang tinggi. Lanjutkan jenjang pendidikan kalian jangan sampai putus ditengah jalan. Lebih lebih harapan saya adalah kalian bisa melanjutkan jenjang yang lebih tinggi di pesantren ini. Karena di pesantren kita ini sudah memiliki jenjang pendidikan sampai tingkat perguruan tinggi. Dan beberapa lembaga tingkat menengah sudah berunjuk gigi tentang kualitas pendidikan mereka. Sudah banyak contoh siswa dan alumni lembaga pendidikan dibawah naungan pondok yang sukses berkiprah dikancah nasional maupun internasional” cakap Kepala MTs Nurul Jadid.

Selain itu, Bapak Thohiruddin juga menyampaikan pesan kepada peserta didik kelas akhir yang akan melanjutkan studinya ke lembaga di luar pesantren. Beliau berpesan agar senantiasa menjaga nama almamater pesantren dan madrasah. Karena tiada kata alumni santri. Dan beliau juga berpesan agar ilmu yang telah didapatkan di pesantren maupun madrasah senantiasa diamalkan kapanpun, dimanapun dan dalam kondisi apapun sesuai dengan ikrar yang telah diucapkan oleh para wisudawati.

Acara ini semakin khidmat dengan rawuhnya Ny. Hj. Khodijatul Qodriyah (Neng I’ah) untuk memberikan tausiyah yang diperuntukkan bagi peserta didik kelas akhir sebagai bekal melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Dalam tausiyahnya, beliau menyampaikan beberapa hal yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan oleh peserta didik kelas akhir terutama teruntuk mereka yang melanjutkan studinya diluar pesantren.

“Acara wisuda ini merupakan acara yang terakhir bagi kelas IX yang sebentar lagi akan melanjutkan ke level pendidikan lebih tinggi. Kegiatan ini merupakan akhir dan awal dari segalanya. Akhir dalam jenjang karir kalian ditingkat menengah, dan awal karir bagai kalian yang akan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Tuntutlah ilmu setinggi mungkin dimanapun kalian berada. Karena janji Allah akan mengangkat derajat manusia bagi mereka yang senantiasa menuntut ilmu” dawuh beliau.

Dilain sisi, beliau juga mengajak para peserta didik kelas akhir untuk berfikir kedepan tentang kegiatan ini. Apa maksud dan tujuan kegiatan ini dilaksanakan, apakah kegiatan ini hanya sekedar ceremonial saja? Ataukah bentuk rasa syukur kita tentang apa yang telah kalian capai selama 3 tahun terakhir di Madrasah.

“Kegiatan ini selain bertujuan sebagai bentuk tasyakkuran dan pelepasan siswi kelas akhir, sebenernya, tujuan lain dilaksanakannya kegiatan ini adalah memotivasi diri untuk terus melanjutkan studi dan mencari ilmu. Terus update ilmu kalian demi kebaikan kalian dimasa mendatang. Karena semua urusan baik urusan dunia dan akhirat itu pada dasarnya membutuhkan ilmu” dawuh beliau.

Dan pada akhir sambutannya beliau memberikan ciri ciri orang yang berilmu berdasarkan filosifi dari Sunan Kalijogo. Beliau mengatakan bahwa orang yang berilmu akan senantiasa rendah hati dan rendah diri. Orang yang berilmu itu pasti menanamkan jiwa kejujuran dalam kesehariannya. Dan orang yang berilmu itu tidak merasa dirinya sok pintar dan mengetahui segalanya. Orang yang berilmu itu dapat berkata lembut, jujur dan selalu menerima respon dari orang lain. (Q2/Red)

Peserta Wisudawati Kelas Akhir MTs Nurul Jadid. (Foto : Zaky/Red)

 

Arahan dan Harapan Kepala Pesantren Kepada PPIQ Kedepan

nuruljadid.net – Kepala Pesantren Pondok Pesantren Nurul Jadid juga ikut menghadiri acara wisuda ke xviii dan penobatan bintang yang dilaksanakan oleh pusat pendidikan ilmu Al Qur’an (PPIQ) Putri yang dilaksanakan pada malam ini (13/05). Dalam kesempatan ini, beliau diberikan kesempatan untuk memberikan sambutan, arahan dan harapan harapan kepada semuanya baik kepada wisudawati maupun walisantri. Sesuai dengan keinginan dari Ny. Hj. Nurdiana Kholidah (direktur PPIQ Putri) pada sambutan sebelumnya.

“Acara ini merupakan rutinitas yang berlangsung tiap tahun yang dilaksanakan oleh PPIQ namun demikian rutinitas ini mengandung arti dan makna bahwa PPIQ sebagai lembaga Al Qur’an masih tetap hidup bergeliat dan berkembang. Dan semoga dengan wisuda yang dilaksanakan pada malam ini perkembangan PPIQ menjadi lebih baik dan berkualiltas daripada tahun tahun sebelumnya yang ditandai dengan adanya wisuda ini” tutur beliau.

Dalam kesempatan yang telah diberikan, beliau memberikan arahan dan harapan harapan kepada PPIQ dan para wisudawati

“Pertama, kedepan kita harapkan PPIQ mampu menjadi pelita, bukan hanya hidup untuk dirinya tetapi mampu membawa dan mewarnai pesantren ini dengan ruh Al Qur’an dan semangat untuk membaca, mempelajari, mengkaji dan menghayati Al Qur’an dalam kehidupan sehari hari. Barangkali fungsi ini yang kita tunggu tunggu dan harapakan di pesantren. Bagaimana bukan hanya sekedar warga PPIQ saja yang merasakan sejuknya serta manisnya Al Qur’an tetapi seluruh warga Nurul Jadid juga dapat merasakannya. Bahkan lebih jauh ini juga bisa menjadi dorongan agar masyarakat terdekekat dan lebih jauh dan seterusnya juga tertular untuk merasakan manisnya Al Qur’an didalam hati sanubari mereka” dawuh beliau.

“Kedua, kepada PPIQ saya sampaikan harapan agar didalam proses pembenahan dalam pesantren ini kita dapat melaksanakan pembenahan yang ada sesuai dengan apa yang telah kita sepakati sehingga nantinya dari segi kualitas dan kuantitas orang orang yang terlibat didalam lembaga ini bisa berkembang dari segi kuantitas dan bisa lebih baik dari segi kualitas” tambah beliau.

Beberapa bulan terakhir, pesantren yang mengalami pembenahan telah memberikan banyak perubahan yang cukup signifikan di pesantren. Pola kegiatan yang penjadwalan dan standarisasinya telah tekonsep dengan matang  dan harapannya akan berjalan dengan baik sehingga waktu yang disediakan dapat menjadi waktu yang bermanfaat bagi lembaga dan warga PPIQ.

“Kita sudah menyepakai bahwa untuk kegiatan madin terintegrasi dengan sistem diniyah di pesantren. Yang mulai tahun ajaran baru nanti dilaksanakan dipagi hari dari pukul 07.30 – 09.00 WIB. Sebelum jam 09.00 – 15.30 WIB melaksanakan pendidikan formal. Harapan kita bahwa kajian kajian keagamaan didalamnya termasuk PPIQ yang ada nilai plus kajian Al Qur’an dan tafsir mendapat waktu dimana waktu itu masih segar. Dengan demikian, di waktu pagi kita bisa mendapatkan ilmu yang lebih baik karena kondisi kita masih segar. Kemudian di waktu malam itu dapat penuh dimanfaatkan untuk belajar menghafal dan lain laian yang dilakukan secara rpibadi oleh siswa sekalian” tutur beliau.

Memberikan ucapan selamat dan sukses kepada wisudawati dan lembaga tak lupa beliau sampaikan dalam sambutannya. Ucapan dua selamat yang disampaikan beliau menjadi point penting yang harus diingat dan dilaksanakan oleh wisudawati.

“Selanjutnya, ijinkan saya menyampaikan selamat kepada wisudawati baik tahsin dan tahfidz serta diniyah. Selamat  yang pertama karena kita sudah sampai pada satu jenjang dan satu tahap dari perjalan kita dalam memperdalam dan memplajari Al Quran. Selamat kedua karena kita sudah terpilih dan terpanggil. Dipilih oleh Allah SWT untuk menjadi orang orang pilihan yang masuk jalur mulia dan surga. Insya Allah isyarat isyarat yang diberikan oleh hadist akan memotivasi kita untuk terus mendalami Al Qur’an. Hadist yang berisikan tentang posisi kemuliaan yang akan diberikan oleh orang yang mendalami Al Qur’an. Bahkan dalam sebuah hadist, orang yang mepelajari dan mendalami Al Qur’an akan disesjajarkan dengan risalah kerasulan. Hanya bedanya dengan rosul, kita  tidak menerima wahyu, atau misalnya akan bersama dan ditemani dg para malaikat” dawuh beliau.

“Ini adalah posisi mulia yang dijanjikan oleh Allah baik di dunia maupun di akhirat nanti. Saya kira ini adalah sesuatu kondisi dan posisi yang patut untuk kita syukuri dan berterima kasih untuk keterpilihan ini. Rasa syukur itu perlu diwujudkan dalam langkah kita untuk selalu memelihara dan mengembangkan semangat kita agar kita selalu berada di jalur ini” tambah beliau melanjutkan sambutannya.

Jadi, sebetulnya tidak sia sia perjuangan kita. Saya mendengar informasi dari segi pengelolaan waktu, saudara saudari yang belajar Al Qur’an ini lebih berat daripada hanya mondok. Ada banyak waktu yang perlu ditata bahkan sampai malam juga menghafal dan mengkaji Al Qur’an. Saya kira pengorbanan dalam  penataan waktu kita, berjuang adalah sesuatu yang tidak sia sia bila dikaitkan dengan nilai dan jaminan yang akan kita peroleh. Karena itu marilah kita kuatkan tekad dan niat kita karena Allah kedepan untuk semakin menekuni dan semakin melanjutkan perjalanan kita didalam memperlajari, mengkaji, menghafal dan selanjutnya mengamalkan Al Qur’an didalam kehidupan kita dan menularkannya kepada orang lain, masyarakat, lingkungan dan kepada bangsa ini.

Semoga orang tua wali siswa juga ada dalam langkah yang sama. Mendorong dan memberikan dukungan agar putra/i nya menjadi orang yang beruntung dan mulia disisi Allah dan berpeluang menjadi orang orang terpilih didunia maupun diakhirat nanti. Semoga wisuda malam ini dapat menjadi tonggak batu loncatan untuk melangkah kelangkah langkah selanjutnya.

Wisuda itu bukanlah akhir dari perjalanan tetapi dia adalah pintu masuk untuk menuju kedalam dunia Al Qur’an yang lebih luas dan lebih indah.

Sekali lagi semoga apa yang kita laksanakan ini dapat membawa keberkahan untuk kita semua. Wisudawati keluarganya dan pesantren karena mendapat barokah dari Al Qur’an yang mulia dan bahkan nanti kita berharap kita bisa mendapat syafaat dari Al Qur’an yang mulia. (Q2/Red)

Sumber : Sambutan Kepala Pesantren Pondok Pesantren Nurul Jadid pada acara Wisuda XVIII dan Penobatan bintang PPIQ Puteri.

Ny. Hj. Nurdiana Kholidah; Direktur PPIQ Putri Mengucapan Selamat dan Motivasi dari

nuruljadid.net – Malam hari ini (13/05) merupakan malam yang istimewa bagi para wisudawati Tahsinul Qiro’ah dan Tahfidzul Qur’an. Prosesi pengukuhan yang akan dilangsungkan, disaksikan oleh banyak pihak baik dari pihak pesantren maupun dari para walisantri yang putrinya akan diwisuda malam hari ini.

Ny. Hj. Nurdiana Kholidah selaku Direktur Pusat Pendidikan Ilmu Al Qur’an (PPIQ) Putri memberikan sepatah kata untuk para wisudawati. Dalam sambutannya beliau menyampaikan bahwa akan ada format dan bentuk baru yang akan diselenggarakan PPIQ pada tahun ajaran berikutnya. Dengan adanya program pesantren yang diselenggarakan dengan bentuk sinkronisasi sistem pendidikan yang ada di lingkungan Pondok Pesantren Nurul Jadid.

“Saya yakin muatan yang akan didapatkan nantinya tidak akan merubah sedikitpun konten yang akan kita terima yang sudah kita ajarkan didalam madrasatul qur’an” dawuh beliau.

Dalam sambutannya, beliau mengucapkan selamat kepada seluruh wisudawati yang malam ini telah berhasil meyelesaikan pendidikannya di Madrasatul Qur’an dan PPIQ. Harapan harapan juga ikut serta dalam sambutan beliau.

“Harapan kami, ini bukanlah akhir segalanya tapi ini merupakan awal dari apa yang telah adik adik capai. Mudah mudahan minimal 20% bahkan sampai 100 % lulusan dari Tahsinul Qiro’ah bisa melanjutkan ke jenjang lebih tinggi yaitu Tahfidzul Quran” ujar beliau.

“Harapan ini bukanlah omong kosong, tapi harapan ini adalah harapan kita semua mudah mudahan cita cita kita untuk menjadi Ahlullah dan Ahlul Quran ditopang dan diniatkan dengan sebaik baiknya dengan kesungguhan hati untuk melanjutkan ke level yang lebih tinggi dari Tahsinul Qiroah yang malam ini diwisuda hanya juz 30 saja. Mudah mudahan tahun depan bisa meningkat lagi mulai dari 5 juz, 20 juz, 25 juz bahakan sampai 30 juz. Harapan kami dari PPIQ adalah menghantarkan adik adik untuk menjadi Hamilul Quran bukan hanya sekedar Hafidzoh Quran” tambah beliau.

Kesempatan kali ini, beliau memberikan sebuah motivasi yang berdasarkan kenyataan yang ada melihat dari lulusan PPIQ yang sudah berkiprah besar di masyarakat. Salah satu contohnya adalah saudari Farida yang berasal dari Batam yang juga merupakan salah satu alumni PPIQ angkatan pertama yang telah berhasil menjadi lulusan yang sudah tak diragukan lagi kiprahnya bagi masyrakat.

Ananda Farida juga merupakan peserta didik PPIQ angkatan pertama yang murni diluluskan oleh PPIQ. Yang setelah dari PPIQ dia melanjutkan study nya di Institut Ilmu Al Quran di Jakarta mendapat ridho dari Allah dan diberi peluang untuk mengikuti lomba lomba yang levelnya mulai dari nasional bahkan sampai internasional.

“Sampai hari ini, alhamdulillah Ananda Farida masih dipercaya di Batam untuk terus mengelola dan menjadi pembimbing dibidang tahfidz di Provinsi Batam dan terus mengikuti even lomba baik di tingkat Nasional dan Internasional” tutur beliau.

“Itu merupakan kebanggaan bagi kami, mudah mudahan cerita tersebut dapat menjadi pemacu dan pemicu untuk adik adik yang diwisuda sekarang agar tetap semangat dalam melanjutkan hafalan sampai akhirnya bisa mencapai 30 juz. Sekalipun kalian sudah diwisuda 30 juz namun itu bukanlah akhir dari segalanya, itu merupakan awal dari segalanya untuk terus bersama sama Al Quran sampai kita di akhirat nanti. Mudah mudahan Al Quran menjadi teman kita di kubur kemudian di syurga” tambah beliau.

Pesan kepada walisantri juga beliau sampaikan dalam sambutannya. Kepada walisantri yang hari ini putri putri nya diwisuda agar selalu memberikan support atau motivasi terhadap apa apa yang sudah menjadi capaian hari ini. Bukan hanya sekedar menghafal tapi kemudian hilang begitu saja, Tapi minimal sekalipun tidak meneruskan ke jenjang tahfidz, apa yang sudah didapatkan (juz 30 dan munjiyat-nya) tetap terjaga sampai benar benar menjadi lidah kita menjadi lidah Al Quran yang kemanapun hanya Al Quran yang menjadi bacaan dan pembicaraan kita tutur beliau. (Q2/Red)

Sumber : Sambutan  Direktur PPIQ Puteri pada saat Wisuda ke XVIII dan Penobatan Bintang.

Wisuda ke XVIII Pusat Pendidikan Ilmu Al Qur’an (PPIQ) Pondok Pesantren Nurul Jadid.

nuruljadid.net – Halaman depan asrama Pusat Pendidikan Ilmu Al Qur’an (PPIQ) putri yang berlokasi di Wilayah Az Zainiyah Pondok Pesantren Nurul Jadid menjadi saksi pengukuhan wisudawati Tahsinul Qiro’ah, Tahfidzul Qur’an dan Madrasah Diniyah Al Qur’aniyah. Malam hari ini (13/05) sebanyak 63 Wisudawati dikukuhkan. 57 orang wisudawati dari Program Tahsinul Qiro’ah dan 6 orang wisudawati dari Tahfidzul Qur’an.

Acara ini diawali dengan pengumuman pemenang lomba yang dilaksanakan oleh organisasi santri intra lembaga, ITNASY. Dilanjutkan dengan demonstrasi Qiro’ah bil Ghina’ dan metode Nurul Bayan yang dipersembahkan oleh Wisudawati Tahsinul Qiro’ah serta penampilan dari 6 wisudawati Tahfidzul Qur’an yang membacakan beberapa ayat Al Qur’an dari Surat An Nisa’.

Momen ini merupakan kegiatan tahunan yang dilaksanakan oleh PPIQ dalam rangka meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan dalam mempelajari sekaligus mendalami Al Qur’an. Dan kegiatan ini juga bertujuan sebagai tasyakkuran atas keberhasilan lembaga dalam mendidik para peserta didik selama satu tahun ajaran. Harapan demi harapan bermunculan pada kegiatan ini. seperti yang diucapkan oleh Direktur PPIQ Putri, Ny. Hj. Nurdiana Kholidah.

“Mudah mudahan apa yang adik adik sekalian dapatkan selama ini menjadi awal dari sebuah perjalanan untuk kemudian melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi yaitu Tahfidzul Qur’an. Dan pada tahun ajaran mendatang, PPIQ akan mengadakan wisuda dengan format yang berbeda dan bertempat di sebuah gedung. Harapannya adalah agar semakin khidmat dan dapat meningkatkan kecintaan kita kepada Al Qur’an” dawuh beliau.

Acara semakin khidmat ketika Kepala Pesantren Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Abd Hamid Wahid hadir dalam acara ini. Pada acara ini beliau menyempatkan diri untuk memberikan sambutan. Awal sambutan beliau, beliau menyampaikan selamat dan sukses kepada seluruh wisudawati yang akan dikukuhkan malam hari ini. Tak lupa pula, beliau menyampaikan beberapa program pesantren kedepan. Misalnya, program integrasi Madrasah Diniyah ke lembaga formal yang akan dilaksanakan pada awal tahun ajaran 2017 – 2018.

“Pesantren yang pada hari ini terus berbenah memiliki beberapa program yang akan dilaksanakan pada tahun ajaran mendatang. Salah satunya adalah program integrasi Madrasah Diniyah ke lembaga formal dan dilaksanakan pada pukul 07.00 – 09.00 WIB dengan harapan tujuan utama pesantren dapat berjalan dengan maksimal.” Dawuh beliau.

“Alasan kenapa Madin dilaksanakan pada pagi hari adalah agar para santri mengawali kegiatannya dengan diniyah, sehingga dengan suasana yang masih fresh mereka (santri) dapat menyerap materi diniyah dengan maksimal sehingga hasilnya pun juga maksimal” tambah beliau.

Beberapa rentetan acara dilakukan setelah terlaksananya sambutan sambutan. Beberapa acara yang dilakukan adalah ujian terbuka para Wisudawati Tasinul Qiro’ah dan Tahfidzul Qur’an yang langsung dipimpin oleh Dewan Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid yang dalam hal ini diwakilkan kepada pengurus Badan Koordinasi Pondok Puteri (BKPP).

Pembacaan SK Wisuda dan prosesi pengukuhan pun dilaksanakan setelah prosesi ujian terbuka. Pengukuhan yang langsung dipimpin oleh Direktur PPIQ Putri, Ny. Hj. Nur Kholidah didampingi oleh Ketua BKPP, Ny. Hj. Hanunah Nafi’iyah berlangsung dengan khidmat. Setelah selesai, Ikrar wisudawati pun dilakukan agar amanah yang diembankan kepada mereka dapat dilaksanakan dengan baik. (Q2/Red)

Wisudawati Tahsinul Qiro’ah pada saat Ujian Terbuka. (Foto : Zaky/Red)

 

Wisudawati Tahfidzul Qur’an pada saat Ujian Terbuka. (Foto : Zaky/Red)

Lagi, Sejumlah 71 Peserta Didik Wilayah Al-Hasymiyah Kembali Diwisuda

 nuruljadid.net – Tak lama setelah wisuda yang dilaksanakan oleh Madin (Madrasah Diniyah) pada (10/15) kemarin. Wilayah Al-hasyimiyah putri kembali selengarakan acara serupa. Tidak jauh beda dengan wisuda Madin, kegiatan wisuda yang diselenggarakan oleh Lembaga Pendidikan Quran pada (12/05) juga tak kalah semarak. Kali ini peserta didik yang diwisuda adalah beberapa santriwati mengkaji Al-quran. Terdiri dari peserta didik tahfid dan tahsin. Sejumlah 71 peserta didik yang diwisuda pada malam itu.

Nur Maulidatul Masruroh kordinator Lembaga Pendidikan Quran (LPQ) menerangkan bahwa peserta didiknya yang diwisuda pada malam itu adalah wisudawati yang telah memenuhi syarat. “Santri yang diwisuda itu adalah mereka yang telah menyelesikan target persyaratan. 26 wisudawati tahfidz dan 45 wisudawati tahsin,”  terangnya.

Acara yang bertajuk Ijazah Terbuka Tahfidzul Quran dan Wisudawati Tahsinul Qiroah tersebut juga diselai dengan proses demonstrasi oleh peserta, dipimpin oleh Ust. Ghufron sebagai pemandunya dalam bidang tahsinul qiroah dan Ustadzah Rodhiah Ulfa dalam bidang tahfidzul quran. Dalam sesi yang kedua ini terbagi menjadi tiga kategori. Pertama wisudawati dengan kategori 15 juz. Kedua wisudawati dengan kategori 10 juz dan ketiga wisudawati dengan kategori 5 juz.

“Wisudawati yang dari kategori 15 juz ada 6 orang. Kategori 10 juz itu ada 9 orang dan yang kategori 5 juz ada 11 orang,” tutur Ustadzah Maulida. Di usianya yang memasuki tahun ke tiga LPQ sebagai lembaga yang bergerak dalam menekuni bidang Al-quran berhasil menyelenggarakan wisuda yang ketiga kalinya.

Lembaga yang bertempat di wilayah Dalem Timur (Daltim) itu berdiri pada (11/08/2014) dan sudah mencetak tiga generasi. Selanjutya, salah satu bentuk guna mempertahankan eksistensi peserta didik akan kemampuan menghafalnya. Ny.HJ. Hamidah yang juga turut hadir pada kegiatan tersebut meminta kepada setiap wali santri yang hadir menyaksikan putrinya diwisuda untuk selalu memberikan dukungan.

Serta selalu menjaga makanan yang dikirimkan kepada putri-putrinya untuk diberikan makanan yang diperoleh dari rezeki yang halal. “Bapak ibu hendaknya kita nggak usah merasa minder atau berkecil hati melihat anak-anak kita menghafal Al-quran. Jangan takut anak kita tidak berprestasi gara-gara menghafalkan Al-quran. Insya allah Allah pasti akan memberi maunah pada anak-anak kita yang sedang menghafal Al-quran. Dan juga minta tolong pada bapak ibu sekalian berikanlah bekal yang akan kita kirimkan ke anak-anak kita makanan yang baik, yang diperoleh dari rezeki yang halal,” tutur beliau. (DL)

KH. Abd. Hamid Wahid : Santri Harus Mengamalkan 3 Point Penting

nuruljadid.net –  “Sebuah proses pelantikan kelulusan setelah menempuh masa belajar pada suatu instansi pendidikan”. Demikianlah banyak orang menyebutnya dengan wisuda. Ajang ini bolehlah bisa kita sebut sebagai momentum yang penting. Akan tetapi, hal ini bukan lantas menjadi sebuah tahap akhir dari tugas kita untuk terus selalu berjuang dan meneruskan belajar. Ini adalah sebuah pengingat bagi kita untuk terus menerus melakukan perjalanan dalam mencari ilmu.

Jangan pernah merasa bahwa dengan didapatkanya ijazah bahkan ijab sah sekalipun menjadi pertanda akan akhir dari proses pencarian ilmu. Termasuk komponen yang dimaksudkan di sini adalah santri. Santri adalah termasuk status yang tidak ada pensiun dan berhentinya. Sekali seseorang menjadi santri maka dalam seluruh lini kehidupanya mempunyai tugas kesantrian dan tugas belajar terus menerus tanpa ada batasnya.

Ada tiga poin penting sebenarnya yang ingin disampaikan dalam tulisan ini. Pertama adalah status dan posisi kita sebagai santri. santri adalah kader yang bertugas untuk berbuat dan mengabdikan diri kepada masyarakat. Dalam sebuah firman Allah Al-quran surat At-taubah ayat 122 yang artinya “tidak sepatutnya bagi orang-orang mukmin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam tentang agama dan untuk memberi peringatan pada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya”.

Kepala Pesantren Pondok Pesantren Nurul Jadid (KH. Abd. Hamid Wahid) pada saat memberikan Tausiyah Wisuda Madrasah Diniyah Al Hasyimiyah. Foto (Zaky/Red)

Ayat ini merupakan peringatan kepada Rasulullah ketika gentingnya dalam masa-masa perang untuk tidak menyertakan seluruh umatnya ikut berperang. “Mbok ya jangan ikut perang semua sisakan satu kelompok untuk mendalami ilmu agama,” begitu kira-kira. Tujuanya adalah agar kelompok yang tidak ikut berperang tadi mendalami agama dan disyiarkan kepada masyarakat luas. Sebab, bagaimana mungkin akan lestari bila semisal seluruh umat islam pada waktu itu turut serta berperang semua dan gugur di medan perang? Hal ini yang tentunya tidak diinginkan.

Ini merupakan salah satu bagian tanggung jawab yang harus disandang santri. santri tidak cukup hanya hidup untuk dirinya saja tanpa pernah peduli memperjuangkan syiar agama islam. Santri juga harus memberikan sumbangsih pada masyarakatnya.  KH. Zaini Abdul Munim pengasuh sekaligus pendiri Pondok Pesantren Nurul Jadid sangat memperdulikan keadaan umatnya. Salah satu dauhnya yang sering digaungkan bahwa “Santri yang hanya sekedar hidup untuk dirinya sendiri sekedar untuk ekonominya sendiri, sekedar untuk pendidikanya sendiri  maka dia sudah berbuat maksiat pada Allah,”.

Dauh beliau ini untuk memperkuat dan memperkokoh pada status kesantrian kita bahwa santri adalah kader yang harus menjadi tanaman tumbuh dan bermanfaat, tumbuh dan berkembang, berkembang dan berbuah yang buahnya dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Meski beliau KH. Zaini tidak mengharuskan santrinya untuk menjadi Kiyai atau Bu Nyai saja. Tapi dalam tempat dan kondisi apapun ia berbuat silahkan asal dengan tetap membawa nilai-nilai kesantrian. Nilai ini yang sebenarnya dalam sistem pendidikan kita Pondok Pesantren terkandung dalam tiga hal komponen penting yakni trilogi santri.

Sebagai santri Nurul Jadid tentunya harus hafal pada trilogi santri ini. Komponen pertama  isi dari kandungan dari trilogi santri tersebut adalah santri mempunyai perhatian untuk melaksanakan Fardlu Ain. Kedua santri mempunyai perhatian untuk meninggalkan dosa-dosa besar. Ketiga mempunyai adab yang baik kepada Allah dan makhluknya. Ketiga hal tersebut bukan berarti apa yang dicari santri dan bukan berarti ketika tiga hal tersebut tercapai tugas santri selesai. Akan tetapi, ini adalah modal dasar hal fardlu ain yang wajib bagi mukallaf, muslim dan mukmin untuk melakukanya. Kemudian posisi yang kedua menularkan adalah perbuatan fardlu kifayah.

Maksudnya adalah sisi yang menjadi tugas eksklusif dari sebagian orang dan menjadi gugur tugas kewajiban itu bagi sebagian masyarakat yang lain. Kerap kali tidak kita sadari bahwa apa yang kita lakukan di pondok sebetulnya upaya persiapan besar yang akan kita lakukan ketika pulang. Tentang persiapan ini Imam Syafii pernah mengingatkan pada kita semua bahwa hendaknya kita mengkaji ilmu dan pengalaman sebelum kita menduduki pekerjaan dan jabatan.

Poin yang kedua adalah ilmu yang kita cari dan gali harus beriorientasi pada manfaat dan amal. Ilmu tanpa amal seperti pohon yang tak berbuah. Buah dari ilmu adalah amal. Santri ilmunya harus amaliyah dan amaliyahnya harus ilmiyah. Kita seharusnya selektif dalam memilih ilmu yang sesuai denga masa depan kita. Disesuaikan pada porsi yang dibutuhkan masyarakatnya.

Orang yang mencari ilmu tidak mesti ilmunya manfaat. Ilmu yang manfaat urusan Allah, bagian dari rahmat dan hidayah Allah. Tanda dari orang yang ilmunya manfaat dapat menyelamatkan da mendekatkan dirinya kepada Allah. Semakin menggairahkan kita untuk melakukan tugas dan kewajiban kita sebagai hamba. Orang yang bertambah ilmunya tapi tidak bertambah hidayahnya berarti ia jauh dari Allah.

Poin ketiga adalah bahwa nilai-nilai dari seseorang itu sama dengan baju yang dikenakan. Baju yang kita kenakan menjadi bagian hidup dari penampilan. Baju yang digunakan untuk beramal itu adalah akhlak dan adab, etika dan etiket. Ini hal penting yang harus diperhatikan dan terus kita pelihara sehingga menjadi kebiasaan dan watak kita. Watak adalah asalnya pengetahuan yang dibiasakan. Kebiasaan terbentuk menjadi ciri khas da karakter. Watak ini dapat dibentuk ketika dalam masa pembentukan karakternya. Dan tak akan dapat dibentuk lagi selagi sudah sampai pada usia 40 tahun. Akhlak yang baik diperoleh dari kebiasaan. Bagi manusia baju yang dipakai untuk berhias dan memperindahkan kehidupan adalah akhlak dan adab. Berilmu tidak berakhlak sama saja ilmunya tiada. Sebab ukuran manfaat dari ilmu adalah bagusnya perangai dan etika. Selamat Ber-etika! Wallahu a’lam bisshowab. (DL)

Sumber : Tausiyah Kepala Pesantren Pondok Pesantren Nurul Jadid (KH. Abd. Hamid Wahid) Pada Kegiatan Wisuda Purna Awwaliyah III Madrasah Diniyah Al Hasyimiyah.

Mengenal Lebih Dekat Sosok Mimi, Wisudawati Terbaik Asal Thailand

nuruljadid.net – Jauhnya jarak yang membentang Tak pernah sedikitpun membuatnya patah arang. Sebagai seorang anak rantau dia dapat membuktikan bahwa dia juga mempunyai kesempatan untuk menjadi juara. Nun Jauh di seberang sana sosok seorang ayah yang hebat bernama Abdulloh Pohchiseng selalu berharap yang terbaik bagi anaknya. Malam itu, sang putri kebangganya terpanggil menjadi yang terbaik memenuhi harapan dan cita-cita sang ayah.

Paras wajah ayunya terlihat berbinar. Semburat ekspresi bahagianya tak dapat dibendung. Sangat kentara wajah khas berketurunan etnis Thailand. Riasan make up-nya masih melekat rapi di atas wajahnya. Sederhana saja tak terlalu tampak norak dan menor. Tidak seperti biasanya ia berdandan dengan demikian. Guna mengikuti acara perhelatan wisuda Purna Madrasah Awwaliyah III, sengaja ia tampil dengan performa yang lebih. Acara wisuda yang ia ikuti pada Rabu malam kemarin (10/05) merupakan momen yang luar biasa dalam Hidupnya.

“Menimbang dan seterusnya memutuskan bahwa nama yang tercantum dibawah ini adalah wisudawati terbaik Madrasah Diniyah Awwaliyah III,” begitulah detik-detik mendebarkan ketika Surat Keputusan (SK) mulai dibacakan oleh Ustadzah Imroatul Husna ketika penentuan Wisudawati terbaik dalam acara wisuda yang dilaksanakan oleh Madrasah. Semua jerih payah belajar jelas terbayarkan punah melihat megah tropi berada di pangkuan tangan.

Namanya Fateehah Pohchiseng. Satu-satunya siswi dari Thailand yang mendapat penghargaan wisudawati terbaik dalam acara Wisuda Purna Awwaliyah III. Sangat tak menduga awalnya bila pada ujungnya ketika pembacaan Surat Keputusan (SK) oleh panitia namanya terpanggil menjadi wisudawati terbaik.“Saya sangat tidak menyangka bisa jadi seperti ini,” tuturnya dalam bahasa indonesia dengan logat Thailand yang khas.

Momen itu merupakan peristiwa yang tidak akan pernah bisa dilupakanya. Menjelang satu minggu lagi kepulanganya ke kampung halaman. Ia dinobatkan sebagai wisudawati terbaik. “Saya mondok di sini sejak kelas satu SMA. Sekarang udah kelas tiga, bentar lagi juga mau berhenti. Insya allah 17 mei ini saya udah pulang ke Thailand,” terangnya.

Tidak terasa sudah tiga tahun ia menetap dan menyandang status santri di Pondok Pesantren Nurul Jadid. Tepatnya, ia memulai semua kehidupan barunya sebagai santri di pondok sedari tiga tahun silam sejak ia dari kelas satu di SMA Nurul Jadid. Ketika ditanya perihal kesan pengalamanya selama ia menimba ilmu di pondok ia berterus terang sangat senang sekali bisa belajar di pondok.

“Enak belajar di sini seneng. Ustadzahnya baik-baik, gurunya baik-baik juga perhatian sama orang Thailand. Tapi, yang paling baik Ustadz. Ustadz Nasrul Mukmin namanya. Seneng Banget bisa diajar beliau, kebetulan beliau ngajar tauhid,” kelakarnya sembari sesekali tersungging senyum dari bibirya.

Kemudian ia berkisah ketika kedatanganya pertama kali menginjakan kaki di Pondok Pesantren Nurul Jadid. ada banyak kesullitan yang ia alami. Terlebih persoalan komunikasi dengan teman sebayanya. Sebab, tak sedikitpun bekal bahasa indonesia yang ia punya. “Saya hanya bisa cakap Malaysia dan Thailand aja. Dua bahasa itu saja yang saya ketahui,” imbuhnya.

 Untungnya ia tidak sendiri. Dari Thailand ia bersama dengan lima orang temanya. Sama-sama bersekolah di SMA Nurul Jadid. tidak hanya itu, perasaan tidak betah juga sesekali ia rasakan. Bersama kelima orang temanya mereka berusaha dengan gigih mencoba untuk bertahan dan belajar beradaptasi dengan lingkungan. Namun, persoalan itu ia coba untuk atasi dan sama sekali tak membuatnya berkecil hati. Satu tahun lamanya ia mencoba belajar berkomunikasi dengan Bahasa Indonesia.

“ Melalui beasiswa pertukaran pelajar dari Thailand. Kemudian saya bisa sampai ke sini. Nggak paham sekali dulu ketika awal kali mondok di sini. Awalnya memang sulit banget sih untuk berkomunikasi terbiasa akhirnya bisa juga,” kisah perempuan yang kerap disapa mimi tersebut.

Baginya hal ini bukan pengalaman pertama kali ia mondok. Sebelum kedatanganya ke Indonesia ia juga sempat nyalaf dulu ketika di Thailand. “Sempet nyalaf juga dulu ketika di Thailand. Tapi, beda sama di sana. Di sini banyak kiyainya banyak pondoknya juga jadi enak,” ucapnya.

Berpegang teguh pada satu prinsip yang ia jadikan sebagai motivasi hidupnya. Ia terus melangkah. Ia percaya bahwa semua pertanyaan pasti ada jawabnya, setiap persoalah pasti ada jalan keluarnya. Selama kita punya keberanian untuk bertanya. “Yang penting jangan malu untuk bertanya,” paparnya. (DL)

Fateehah Pohchiseng (memakai toga) bersama walinya yang berasal dari Negara Thailand. (Foto : Zaky)