Pos

Perkumpulan Longevitology Surabaya Gelar Baksos Terapi Gratis, Kiai Zuhri Turut Hadir

nuruljadid.net – Kegiatan Bakti Sosial (Baksos) Terapi Longevitology disambut antusias oleh pengurus Pondok Pesantren Nurul Jadid tidak terkecuali pengasuh K.H. Moh. Zuhri Zaini yang hadir Rabu pagi ini (24/01/2024) di Aula 1 Ponpes Nurul Jadid. Sekitar puluhan pengurus dan masyayikh Nurul Jadid merasakan perubahan dalam tubuhnya paska terapi Longevitology.

Salah satunya bapak Muhammad Ali, yang pertama kali ikut pada proses pengobatan itu, beliau sudah merasakan antusias. “Awalnya saya ragu, tapi saya niat ingin sehat. Saya akhir-akhir ini sering merasakan sakit. Tapi saat terapi, ada energi yang masuk. Saya dilatih konsentrasi untuk sembuh,” ungkapnya.

Penyelenggara terapi, Guru Ongko Digdoyo meyakinkan bahwa longevitology adalah penerapan ilmu menyerap energi dari alam, kemudian dipadukan dengan energi dalam tubuh. Proses ini dilakukan oleh terapis bekerjasama dengan pasien dalam kondisi konsentrasi penuh.

“Sehingga metabolisme lancar. Muncul sel-sel baru yang sehat. Daya tahan tubuh menjadi kuat, akhirnya mampu buang penyakit dan racun-racun di dalam tubuh,” terangnya dalam kesempatan berbeda.

Metode  penyembuhan ini melibatkan diri sendiri. Karena pada dasarnya setiap manusia punya mekanisme untuk menyembuhkan diri. “Energi ini membantu kuatkan energi yang ada di dalam tubuh, sehingga mampu recovery kesehatan yang ada. Tanpa sentuhan obat tanpa pijatan. Jadi hanya dua tangan (pasien) tempel pada tempat bermasalah,” paparnya.

Beberapa Pengurus Pondok Pesantren Nurul Jadid saat mengikuti Terapi Longevitology Gratis oleh Perkumpulan Longevitology Surabaya di Aula 1 Ponpes Nurul Jadid

Prinsip Dasar Longevitology

Prinsip dasar Longevitology adalah menggunakan energi alam untuk penyembuhan. Energi disalurkan melalui cakra dengan menggunakan cara meditasi.  Karena sejatinya energi di sekitar kita itu melimpah dan tak pernah habis digunakan

Cakra adalah semacam titik meridian atau pusat kontrol dalam tubuh yang mengatur arus energi ”Yang” dan ”Yin” untuk suatu bagian tubuh atau organ tertentu. Dengan kata lain simpul-simpul penting dalam tubuh manusia. Dalam akupuntur jumlah titik meridian ratusan. Dalam Longevitology ada 7 cakra dalam tubuh manusia.

Guru yang pernah mempelajari semua ilmu penyembuhan ini mulai dengan mengajarkan cara mengatasi penyakit susah tidur alias insomnia. Caranya gampang. Meletakkan tangan kiri mulai dari kuping sampai belakang kepala. Sedangkan tangan kanan diletakkan di atas Cakra 7. Lakukan sambil meditasi 15 menit.

Semua penyakit yang menjadi bagian dari kepala bisa disembuhkan melalui Cakra 7 ini. Seperti sakit mata, sakit hidung, sakit gigi, dan sebagainya. Cakra 7 juga bisa digunakan untuk terapi penyakit dalam seperti jantung, stroke, dan semacamnya.

Ada tiga jurus meditasi dalam Longevitology. Pertama, duduk tegak lurus tanpa menyandar. Pandangan fokus ke depan. Ambil nafas panjang lewat hidung, isi sepenuhnya dada dengan udara, lalu lepaskan pelan-pelan lewat mulut. Lakukan sampai 5 kali.

Kedua, meditasi dengan menenangkan pikiran. Pejamkan mata. Jangan pedulikan semua masa lalu yang datang dalam alam pikiran. Singkirkan semuanya. Nikmati ketenangan pikiran dengan rileks. Bernafas seperti biasa sampai alarm berbunyi. Tahap ini bisa dilakukan selama 15 menit.

Ketiga, menyudahi meditasi dengan membuka mata pelan-pelan. Kembalikan kesadaran dengan penuh secara perlahan. Tidak usah buru-buru. Nikmati prosesnya secara alami sampai kemudian melakukan hal yang biasa seperti semula.

(Humas Infokom)

Longevitology Surabaya Adakan 5 Hari Pelatihan Terapi Non-Medis Melalui Energi Alam di Ponpes Nurul Jadid

nuruljadid.net – Perkumpulan Longevitology Surabaya mengadakan pelatihan terapi non-medis di Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton sebagai upaya untuk memperkenalkan metode Longevitology kepada warga pesantren. Acara ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang kesehatan holistik dan cara meningkatkan kualitas hidup melalui terapi non-medis.

Ketua Panitia Ahmad Jufri Efendi, S.kep., Ners yang juga perawat di Klinik Az-Zainiyah Nurul Jadid melaporkan bahwa pelatihan berlangsung selama 5 hari dimulai sejak Senin, 22 sampai dengan Jum’at, 26 Januari 2024. “Pelatihan ini dilaksanakan selama 5 hari setiap malam pukul 19.00 WIB sampai sekitar pukul 22.00 WIB di Aula 1 Ponpes Nurul Jadid yang diikuti sekitar 150 peserta dari berbagai kalangan, mulai dari santri patriot panji pelopor (SP3), praktisi hypnotherapy hingga para pengurus pondok pesantren. Kegiatan tersebut diselenggarakan sebagai bagian dari program sosial Perkumpulan Longevitology Surabaya untuk berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat khususnya di Ponpes Nurul Jadid” ungkapnya.

Ketua perkumpulan Longevitology Surabaya, Guru Ongko Digdoyo meyakinkan bahwa longevitology adalah penerapan ilmu menyerap energi dari alam, kemudian dipadukan dengan energi dalam tubuh. Proses ini dilakukan oleh terapis bekerjasama dengan pasien dalam kondisi konsentrasi penuh.

Guru Ongko Digdoyo saat memberikan pengenalan tentang Longevitology kepada peserta pelatihan di Aula 1 Pondok Pesantren Nurul Jadid

Guru Ongko Digdoyo juga mengatakan, “Kami berterimakasih atas penyambutannya dari pihak Ponpes Nurul Jadid dan kami berkomitmen untuk memberikan edukasi yang bermanfaat bagi masyarakat bahwa metode Longevitology telah terbukti efektif dalam meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup, dan kami ingin berbagi pengetahuan ini dengan lebih banyak orang.” pungkasnya

Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton dipilih sebagai lokasi pelatihan karena kedekatan Guru Ongko dengan kepala pesantren Kiai Hamid Wahid selain juga peran strategis pesantren dalam membentuk karakter dan kesejahteraan spiritual para santri. Selain itu, kolaborasi ini diharapkan dapat memperkuat sinergi antara kegiatan spiritual dan perawatan kesehatan holistik.

Peserta Pelatihan Longevitology sedang mempraktikkan kepada peserta lainnya metode yang telah mereka pelajari didampingi oleh tim Longevitology Surabaya di Aula 1 Pondok Pesantren Nurul Jadid

Acara pelatihan mencakup sesi penyuluhan, praktik Longevitology, dan diskusi interaktif serta praktik langsung antara peserta. Para peserta diajak untuk memahami prinsip dasar Longevitology, teknik meditasi, dan praktik perawatan diri yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Sekretaris pesantren, H. Tahiruddin, M.M.Pd, menyambut baik kegiatan ini. Beliau menyatakan dalam sambutannya, “Penting untuk mengikuti pelatihan ini hingga tuntas, karena kesehatan adalah anugerah terbesar yang perlu dijaga dengan baik. Kami berterima kasih atas kerjasama dengan Perkumpulan Longevitology Surabaya dalam memberikan edukasi kesehatan kepada para santri pilihan yaitu SP3 di pondok pesantren Nurul Jadid.” Jelasnya.

Harapannya, melalui pelatihan ini, para peserta dapat mengintegrasikan prinsip-prinsip Longevitology dalam gaya hidup mereka untuk mencapai kesehatan holistik dari alam dan mampu membagikan manfaatnya ke banyak santri. Pelatihan serupa diharapkan dapat terus dilaksanakan untuk memberikan manfaat lebih luas kepada warga pesantren yang lain.

(Humas Infokom)

Fesban Nurul Jadid ke-VII 2024 Tingkat Nasional Resmi Berakhir, Berikut Daftar Pemenangnya!

nuruljadid.net – Minggu pagi (21/01/2024) Kegiatan Festival Banjari (Fesban) Nurul Jadid ke-VII tahun 2024 tingkat Nasional resmi berakhir ditandai dengan diumumkannya para jawara di Lapangan Ayaman Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo. Pelaksanaan Fesban tersebut yang dimulai sejak pukul 09.00 pagi sampai 01.30 dini hari itu berlangsung meriah dengan disaksikan oleh ribuan santri putra Nurul Jadid serta masyarakat sekitar.

Pada kali Ini, kuota peserta lomba sama seperti dengan tahun sebelumnya, yakni sebanyak 60 peserta yang berasal dari berbagai daerah. Masing-masing tim memberikan penampilan terbaiknya ketika berada diatas panggung perlombaan.  Setelah melewati proses penjurian dan penilaian yang cukup sengit dari dewan juri, panitia dengan segera melakukan rekapitulasi merekap hasil penilaian dari masing-masing juri untuk menentukan para Pemenang Festival Banjari (Fesban) Nurul Jadid tahun 2024.

Perwakilan tim hadrah Al-Barokah sebagai Terbaik I Fesban Nurul Jadid tingkat Nasional saat menerima Piala Pemenang dan Uang Tunai

The Best Jingle berhasil diraih oleh tim hadrah Polisi Santri dari Polda Jatim yang turut berpartisipasi memeriahkan perhelatan banjari akbar tersebut dan sempat mencuri perhatian dewan juri serta ribuan penonton kemarin malam. Terbaik 1 berhasil diraih oleh tim hadrah “Al Barokah” disusul Terbaik 2 diperoleh tim hadrah “JDFI Nasimus Shobah” dan Terbaik 3 berhasil dibawa pulang oleh tim hadrah “Syubbanunal Yaum”.

Sedangkan urutan juara Fesban Nurul Jadid berikutnya adalah:

 Terbaik 4 diraih oleh tim hadrah “Al-Qur’ani”

Terbaik 5 diraih oleh tim hadrah “Jadid Muazzam”

Terbaik 6 diraih oleh tim hadrah “Rodju Asyafaah”

Terbaik 7 diraih oleh tim hadrah “KTP Mojokerto”

Terbaik 8 diraih oleh tim hadrah “El Zamzami”

Terbaik 9 diraih oleh tim hadrah “Santri Wako”

Terbaik 10 diraih oleh tim hadrah “Ar-Riyash”

(Humas Infokom)

Semakin Malam! Fesban Nurul Jadid Tingkat Nasional 2024 Dipadati Ribuan Penonton

nuruljadid.net – Menjelang malam, tepatnya ba’da sholat isyak, perhelatan Festival Banjari (Fesban) Nurul Jadid tingkat Nasional tahun 2024 dalam rangka memperingati Haul Masyayikh dan Harlah ke-75 Pondok Pesantren Nurul Jadid kembali dilanjutkan. Tak lama setelah dimulai ribuan penonton mulai memadati lapangan Ayaman pesantren. Kali ini 5 kali lipat lebih banyak dari pada penonton siang sampai sore hari (20/01/2024).

Pasalnya, membludaknya jumlah penonton disinyalir karena kegiatan malam santri diliburkan sehingga seluruh santri putra dan putri wilayah pusat bisa menyaksikan Fesban Nurul Jadid yang hanya bisa disaksiakan secara live setahun sekali. Santri putra menonton di lapangan sedangkan santri putri berkumpul di Aula 2 pesantren dengan bantuan Videotron secara daring.

Dengan alas seadanya, ribuan penonton dari berbagai kalangan, mulai dari santri hingga warga sekitar, memadati lokasi acara yang digelar di lapangan Ayaman Pondok Pesantren Nurul Jadid. Ini menandakan ghirroh kecintaan kepada sholawat begitu besar.

Ribuan penonton Fesban Nurul Jadid Tingkat Nasional Tahun 2024 nampak memadati lapangan Ayaman Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo

Fesban tahun 2024 yang digelar oleh tim Muhibbus Sholawat bersama eNJe Picture dibawah koordinasi BKOSS ini berhasil menciptakan atmosfer kegembiraan dan kekompakan di tengah-tengah masyarakat. Dengan panggung yang megah dan pencahayaan yang memukau, acara ini menjadi magnet bagi penikmat sholawat banjari dari berbagai tingkatan usia.

Kehadiran para santri dengan senyum ceria, serta warga sekitar yang datang dengan membawa karpet lipat dan duduk bersila di tengah lapangan, menambah kesan khidmat pada acara tersebut. Sejak awal acara, suasana semakin khidmat dengan penampilan berbagai tim hadrah banjari yang berhasil memukau penonton lewat lantunan suara merdu dan sound system yang menggetarkan dada.

Salah satu penonton dari kalangan pengurus, Muhyiddin (24), yang datang bersama rekan-rekannya, menyampaikan kesan positif terhadap acara ini. “Masyaallah! Ini sangat luar biasa! Kita bisa melihat bakat-bakat muda pecinta sholawat di sini. Dan yang lebih menakjubkan, suasana kebersamaan antara santri dan warga sekitar benar-benar terasa,” ucapnya sambil tersenyum.

Ribuan penonton Fesban Nurul Jadid Tingkat Nasional Tahun 2024 nampak memadati lapangan Ayaman Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo

Panitia Fesban Nurul Jadid, Zulfi Zamiri, menyampaikan apresiasi atas antusiasme masyarakat yang begitu besar. “Kami tidak menyangka acara ini dapat menjadi sebesar ini. Ini semua berkat dukungan dari seluruh pihak termasuk masyarakat yang sportif dan semangat dari para peserta,” ujarnya.

Dengan suksesnya acara ini, diharapkan tradisi Fesban Nurul Jadid dapat terus berlanjut setiap tahunnya, menjadi agenda yang dinantikan oleh masyarakat Probolinggo, santri dan para pecinta sjholawat di seluruh nusantara.

 

 

(Humas Infokom)

BPPM Nurul Jadid Kawal Tuntas RTL Pasca Learning Training Center Batch 2, Cetak Trainer Ahli

nuruljadid.net – Learning Training Center (LTC) Nurul Jadid Batch 2 yang diadakan oleh Bidang Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (BPPM) dibawah Biro Pengembangan Nurul Jadid Paiton sukses menuntaskan Rencana Tindak Lanjut (RTL) tepat diawal minggu pertama bulan Januari tahun 2024 (04/01/2024). Pasca menjalani serangkaian pelatihan intensif, peserta LTC Nurul Jadid kemudian diturunkan menjadi trainer atau fasilitator di berbagai pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Pelatihan dalam LTC ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan peserta dalam mengelola dan mendesain sebuah pelatihan peningkatan kapasitas SDM pengurus di pesantren, selain itu juga untuk menciptakan tenaga profesional berkualitas tinggi yang dapat berkontribusi positif terhadap masyarakat. Dengan menyelesaikan pelatihan ini, para peserta yang dicetak sebagai trainer diharapkan dapat mengimplementasikan keterampilan yang mereka peroleh sesuai kebutuhan pesantren.

Salah satu fokus utama pasca-pelatihan adalah memastikan bahwa para trainer dapat menerapkan pengetahuan yang mereka peroleh dengan efektif. BPPM Nurul Jadid telah menyusun buku panduan pelatihan dan rencana tindak lanjut yang komprehensif untuk memastikan implementasi yang sukses dari hasil pelatihan tersebut.

Beberapa langkah konkrit yang akan diambil termasuk:

  1. Mentoring dan Pendampingan: Memberikan dukungan melalui program mentoring dan pendampingan untuk membantu trainer mengatasi tantangan yang mungkin mereka hadapi dalam menerapkan keterampilan baru dalam pelatihan oleh coach ahli.
  2. Focus Group Discussion: Menyelenggarakan diskusi intensif antar trainer dan sesi praktis yang berfokus pada penerapan keterampilan yang diperoleh, memastikan bahwa trainer dapat menguasasi materi serta metode yang akan diterapkan.
  3. Evaluasi Berkala: Melakukan evaluasi berkala untuk memantau kemajuan para trainer atau fasilitator dan mengidentifikasi area serta kompetensi khusus yang perlu perhatian lebih lanjut.
  4. Forum Berbagi Pengalaman: Membuat forum di mana peserta dapat berbagi pengalaman dan pemahaman mereka, memfasilitasi pertukaran ide dan pembelajaran antar sesama trainer.
  5. Pengembangan Kerjasama: Memfasilitasi kerjasama dengan pihak satuan kerja, satuan pendidikan atau pihak luar pesantren terkait untuk memperluas peluang kerjasama dan memastikan relevansi keterampilan yang diperoleh dengan kebutuhan pelatihan yang diminta.

Ketua BPPM bapak Didik P Agung Wicaksono sangat optimis bahwa melalui langkah-langkah ini, mereka dapat menciptakan dampak positif yang berkelanjutan dalam karir dan kehidupan para trainer. Keberhasilan pelatihan ini tidak hanya diukur dari sejauh mana para trainer memahami materi, tetapi lebih pada sejauh mana mereka mampu mengimplementasikan keterampilan baru tersebut dalam praktik sehari-hari.

 

 

(Humas Infokom)

Pelaksanaan Laporan Akhir Tahun 2023 Pondok Pesantren Nurul Jadid Berjalan Khidmat

nuruljadid.net – Pondok Pesantren Nurul Jadid telah melaksanakan kegiatan rutin Laporan Akhir Tahun 2023 dengan khidmat (27/12/2023). Acara ini merupakan momen penting yang menandai akhir tahun takwim dan sekaligus merupakan refleksi atas pencapaian serta perjalanan pesantren selama satu tahun penuh yang diselenggarakan di Aula I Pesantren.

Acara ini dihadiri oleh seluruh pimpinan Pondok Pesantren Nurul Jadid, satuan kerja, satuan pendidikan, banom, lembaga dan pengurus. Suasana khidmat nampak di sepanjang acara berlangsung. Hadirin menyimak setiap poin dari laporan yang disampaikan oleh Kepala Pesantren KH. Abd. Hamid Wahid di hadapan ratusan pengurus yang hadir pagi itu.

Kiai Hamid, kepala Pondok Pesantren Nurul Jadid, mengawali laporan dengan sambutan hangat. Beliau menyampaikan rasa syukur atas berkah dan pencapaian yang telah diberikan Allah SWT selama tahun ini. Kiai Hamid juga menekankan pentingnya penguatan kualitas dari pada sekedar kuantitas keterlaksanaan program. Sehingga tidak sebatas menuntaskan program kerja namun output program yang berkualitas, terukur dan berdampak yang bisa dirasakan oleh santri juga pesantren dalam arti luas.

Penyerahan Laporan Akhir Tahun 2023 dari Kepala Pesantren KH. Abd. Hamid Wahid kepada Pengasuh KH. Moh. Zuhri Zaini

Dalam laporannya, Kiai Hamid juga menyampaikan urgensitas konsistensi dalam melaksanakan program kerja berdasarkan AKUP yang merupakan turunan dari Rencana Strategis (Renstra) dan Program Induk Pesantren (PIP). Beliau juga memaparkan gambaran rencana dan program pesantren yang akan diimplementasikan pada tahun mendatang.

“AKUP telah terjawantahkan melalui program turunan yang disusun dalam program strategis, program prioritas, pendukung dan pengembangan,” tutur beliau.

Sebagaimana diuraikan dalam RENSTRA tahun pertama (2023), strategi dan arah kebijakan meliputi penguatan sektor pendidikan, aspek spiritual santri, pengembangan sumber daya manusia, kelembagaaan pesantren, peningkatan sarana, pelayanan dan penataan lingkungan, serta pengembangan bisnis pesantren. Selain itu, sektor dakwah dan pemberdayaan masyarakat merupakan program yang sangat urgen untuk terus dikembangkan.

Strategi dan arah kebijakan tahunan tersebut diselaraskan dengan AKUP 2023 yang terdiri dari optimalisasi pesantren sebagai institusi pendidikan dan kaderisasi serta penguatan nilai-nilai kepsantrenan, dasar akidah  dan fikih ahlussunnah waljamaah, dan wawasan kebangsaan. Untuk itu, kami memandang penting pengembangan khazanah pengetahuan keislaman yang dapat dilakukan secara berjenjang, mulai pra-sekolah hingga perguruan tinggi.

Sesi Foto Bersama Pasca Laporan Akhir Tahun 2023 bersama seluruh pimpinan Satuan Kerja Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton

Secara garis besar, dari 70 program kegiatan pesantren yang kami rencanakan sebagai turunan AKUP dan Renstra, sebanyak 43 program telah terlaksana, dan 27 prorgam tidak terlaskana, atau setara dengan 61% program pesantren telah terlaksana.

(Humas Infokom)

Halaqah Fikih Peradaban II di Nurul Jadid: NU dan Pesantren Merespon Isu Geopolitik Internasional

nuruljadid.net – Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Kabupaten Probolinggo kembali mendapat kehormatan menjadi tuan rumah Halaqah Fikih Peradaban Jilid II yang digelar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) sebagai tindak lanjut dari Halaqah Fikih Peradaban I menjelang 1 Abad NU beberapa saat lalu. Acara kali ini bertempat di Aula I Pesantren Rabu, 20 Desember 2023.

Fikih peradaban merupakan konsep hukum Islam yang dikembangkan Nahdlatul Ulama (NU), yang menekankan pada prinsip keberagaman, toleransi, dan musyawarah. Konsep itu mencakup beberapa aspek, termasuk fikih siyasah dan negara bangsa.

Pada gelaran acara Fikih Peradaban Jilid II ini mengangkat tema “Fikih Perdamaian: Reposisi Peran Islam dalam Merespon Isu-isu Geopolitik Internasional”. Tema ini diangkat dengan tujuan tidak lain adalah untuk memperkuat pemikiran dan gerak Islam melalui Pondok Pesantren dan komunitas agama dalam mengambil sikap tegas merespons isu-isu kemanusiaan khususnya konflik di negara-negara Timur Tengah.

Pengasuh KH. Moh. Zuhri Zaini menyampaikan dalam sambutannya tentang urgensitas peran warga Pesantren dan NU dalam meminimalisir tindakan kekerasan dan terorisme di Indonesia.

“Halaqah selain untuk silaturrahim juga untuk menyamakan pemikiran tentang berbagai isu, ini penting agar tidak terjadi ikhtilaf, meskipun ikhtilaf itu suatu yang normal akan tetapi jangan sampai iftiraq” tutur Kiai Zuhri

“Saat ini warga Indonesia bahkan masyarakat Global sedang menghadapi cobaan-cobaan yang berat utamanya sesuatu yang berkaitan dengan kekerasan berujung terorisme, ini suatu masalah yang sangat besar yang dapat merusak sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara bahkan dalam beragama. Oleh karena itu sudah selayaknya kita berupaya untuk minimalisir meskipun tidak mampu meniadakan masalah kekerasan dan terorisme tersebut baik dalam kelompok, individu maupun negara” imbuh pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid.

KH. Miftah Faqih Ketua PBNU menghimbau pentingnya penguatan peran Islam dalam merespon dan menyikapi berbagai isu internasional khususnya yang terjadi di Gaza Palestina. Menurut Ibnu Khaldun, peradaban adalah keahlian dalam kelapangan dunia, memperbaharui kondisi, serta menemukan berbagai ciptaan dalam mewujudkan sebuah kemaslahatan.

Mengutip apa yang disampaikan Samuel Huntington bahwa peradaban adalah identitas terluas dari budaya yang teridentifikasi melalui unsur-unsur obyektif umum seperti bahasa, sejarah, kebiasaan, agama, dan institusi maupun unsur subyektif seperti identifikasi diri. Peradaban menjadi aparatus pelaksana kehidupan. Sedangkan kebudayaan menjadi ekspresi hidup itu sendiri.

Di waktu yang sama narasumber kedua KH. Zainul Mu’ien Husni mengupas sebuah gagasan pemikiran tentang Fikih Hadharah dan Respon terhadap aksi genosida Israel kepada warga Palestina. Kiai Zainul menyampaikan elastisitas fikih dalam menyikapi fenomena sosial tidak hanya dalam skala lokal bahkan hingga level global.

Harapannya dengan terselenggaranya Halaqah Fikih Peradaban ini akan mampu membuka khazanah berfikir para peserta yang terdiri dari 70 pengasuh Pondok Pesantren di wilayah kota dan kabupaten Probolinggo serta 30 akademisi dari berbagai lembaga pendidikan tentang sensitivitas sosial dan gerakan bersama memerangi tindakan kekerasan yang dapat berujung pada aksi terorisme serta kepedulian terhadap kondisi yang menimpa saudara seiman kita di Gaza Palestina.

 

Tonton full videonya disini

 

(Humas Infokom)

3 Siswa LPBA Nurul Jadid Raih Kemenangan Bergengsi untuk Nurul Jadid

nuruljadid.net – Tiga siswa berprestasi dari Lembaga Pengembangan Bahasa Asing (LPBA) Nurul Jadid berhasil membawa pulang kemenangan dalam sebuah kompetisi bergengsi. Ketiganya, yakni Alfandra Iltsar Pradana, Aftarana Hafidz Dharma Nusantara, dan Azkayana Hafidz Dharma Nusantara menunjukkan keunggulan mereka dalam bidang bahasa Inggris di tingkat nasional (26/11/2023).

Kompetisi yang diikuti oleh ketiga siswa ini adalah English Week 2023, sebuah ajang bergengsi tahunan yang diselenggarakan oleh English Development Division of ALSA LC Universitas Negeri Jember (UNEJ) menantang kemampuan berbahasa Inggris dari peserta-peserta terbaik se-Indonesia. Dalam kompetisi ini, para siswa dituntut untuk menunjukkan kefasihan berpidato atau public speaking dan bercerita dalam bahasa Inggris lewat daring menggunakan Zoom Meeting.

Alfandra Iltsar Pradana, Aftarana Hafidz Dharma Nusantara, dan Azkayana Hafidz Dharma berhasil mencuri perhatian para juri dengan kemampuan berbahasa Inggris mereka yang lebih unggul dibandingkan peserta lainnya. Alhasil, Alfandra berhasil menyabet Juara 1 Speech, Aftarana Juara 1 Storytelling dan Azkayana Juara 2 Storytelling menyisihkan puluhan peserta dari berbagai daerah di Indonesia.

3 siswa berprestasi LPBA Nurul Jadid pada event English Week 2023 diselenggarakan oleh ALSA LC Universitas Negeri Jember

Direktur Lembaga Pengembangan Bahasa Asing (LPBA) Nurul Jadid, Dr. Syamsuri Hasan, M.H.I, menyatakan kebanggaannya terhadap prestasi luar biasa ketiga siswa tersebut. “Prestasi ini tidak hanya mencerminkan keunggulan mereka dalam bahasa Inggris, tetapi juga menunjukkan dedikasi tinggi mereka terhadap pembelajaran. Kami sangat bangga memiliki siswa-siswa yang berprestasi di tingkat nasional,” ucap Direktur LPBA saat diwawancarai via telpon.

Para siswa juara tersebut berhasil meraih juara tidak lepas dari bimbingan dan arahan dari guru pendampinya di asrama. Diketahui Zulfikar Prayogi dan Muhammad Ubaidillah, keduanya adalah guru pendamping selama perlombaan berlangsung. Zulfikar menyatakan harapannya bahwa prestasi ini dapat menjadi inspirasi bagi siswa-siswa lainnya untuk terus berusaha dan berprestasi.

Aftarana mewakili kedua rekannya yang lain mengutarakan rasa bangganya atas capaian prestasi yang mereka telah raih. “Alhamdulillah kami sangat bersyukur bisa ikut mewariskan budaya berprestasi di LPBANJ sejak dulu dan ikut mengharumkan nama lembaga, lebih-lebih Pondok Pesantren Nurul Jadid tercinta di tingkat Nasional,”

Semoga keberhasilan ini dapat menjadi langkah awal bagi ketiga siswa tersebut untuk meraih prestasi lebih tinggi di tingkat internasional dan mengharumkan nama baik lembaga, sekolah mereka, dan tentunya Pondok Pesantren Nurul Jadid tercinta.

Siswi SMA Nurul Jadid Pasca Penobatan Duta Santri Anti Hoaks Tetap Kampanyekan Bahaya dan Penanganan Berita Bohong

nuruljadid.net – Santri Pondok Pesantren Nurul Jadid, Saintika Hurin Mazidah asal Banyuwangi dan Catrina Syachviendra Alziqmah asal Batam, keduanya masih aktif mengampanyekan bahaya dan cara penanganan berita hoax pasca penobatan keduanya sebagai Juara I dan II Duta Santri Anti Hoaks pada akhir Oktober lalu.

Berita bohong atau hoaks adalah informasi yang sesungguhnya tidak benar, tetapi dibuat seolah-olah benar adanya. Hal ini tidak sama dengan rumor, ilmu semu, atau berita palsu, maupun April Mop. Tujuan dari berita bohong adalah membuat masyarakat merasa tidak aman, tidak nyaman, dan kebingungan.

Dalam upaya meningkatkan kesadaran santri yang nantinya akan terjun ke masyarakat tentang bahaya penyebaran berita bohong atau hoaks, Duta Santri Anti Hoaks Mazida dan Catrina terus giat melakukan kampanye dan penyuluhan di setiap wilayah, daerah bahkan kelas per kelas.

Meskipun dihadapkan pada tantangan dan dinamika perkembangan teknologi informasi yang semakin cepat, para mereka berdua tetap semangat dalam misi mereka untuk melawan hoaks dan memberikan edukasi kepada santri dan masyarakat asal daerah mereka masing-masing saat pulang liburan pesantren.

Moment Catrina mendapatkan penghargaan sebagai Juara II Duta Santri Anti Hoaks oleh Universitas Nurul Jadid Paiton

Salah satu Duta Santri Anti Hoaks, Mazida, mengungkapkan komitmennya dalam menghadapi tantangan informasi yang kian kompleks. “Kami menyadari bahwa zaman sekarang ini sangat mudah terpengaruh oleh informasi yang tidak benar. Oleh karena itu, kami terus bergerak aktif untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang bahaya hoaks dan bagaimana cara menanggulanginya,” ujar Mazida.

Kedua duta santri ini tidak hanya fokus pada kampanye verbal dari satu santri ke santri yang lain, tetapi juga aktif mengadakan diskusi, dan kampanye lewat tulisan di papan karya santri serta asrama-asrama di berbagai wilayah. Mereka berusaha membekali generasi muda dengan keterampilan kritis untuk menyaring informasi dan mengidentifikasi berita palsu.

Selain itu, para duta santri juga menggunakan media sosial untuk mengampanyekan pesan anti-hoaks. Mereka aktif menyebarkan konten edukatif, artikel, dan video singkat yang memperlihatkan bahaya berita palsu serta langkah-langkah untuk memerangi penyebarannya.

Moment Foto Bersama pemenang Duta Santri Anti Hoaks dan Duta Pelajar Anti Hoaks oleh Universitas Nurul Jadid Paiton

Menyikapi upaya mereka, pihak sekolah memberikan apresiasi atas dedikasi kedua duta santri tersebut. Mazida dan Catrina dianggap sebagai garda terdepan dalam melawan maraknya hoaks di tengah masyarakat. Mazida dan Catrina sebagai Duta Santri Anti Hoaks terus berkomitmen untuk mengampanyekan pentingnya mawas diri dari berita hoaks di berbagai daerah sebagai bagian dari upaya bersama dalam membangun literasi digital dan melindungi masyarakat dari dampak negatif informasi palsu.

(Humas Infokom)

Ponpes Nurul Jadid Paiton Peroleh Apresiasi Pesantren Percontohan Bebas Jentik dari Dirjen P2P Kemenkes RI

nuruljadid.net – Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Kabupaten Probolinggo meraih apresiasi sebagai pesantren percontohan bebas jentik hasil dari upaya pemberantasan jentik nyamuk di lingkungan pesantren. Penghargaan ini diberikan oleh Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Dirjen P2P) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) atas prestasi luar biasa pihak pesantren dalam menciptakan lingkungan bebas jentik yang mendukung upaya pencegahan penyakit menular.

Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton, yang terletak di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, telah aktif berkolaborasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo dalam melaksanakan program pemberantasan jentik nyamuk. Program ini melibatkan seluruh komponen masyarakat, baik dari lingkup pesantren maupun desa, untuk bersama-sama menciptakan lingkungan yang sehat dan bebas dari vektor penyakit.

Dirjen P2P Kemenkes RI, Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM., MARS, dalam sambutannya mengapresiasi dedikasi dan kerja keras Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton bersama Desa Karanganyar dalam mendukung program nasional pemberantasan penyakit menular. “Kami bangga melihat kerja sama yang kuat antara pesantren dan desa dalam mengimplementasikan program pemberantasan jentik nyamuk. Ini adalah contoh nyata bahwa partisipasi aktif masyarakat lokal sangat penting termasuk pesantren dalam upaya pencegahan penyakit,” tutur dr. Maxi.

Penghargaan ini diberikan sebagai bentuk pengakuan atas capaian signifikan Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton dalam menciptakan pesantren bebas jentik. Upaya Nurul Jadid mencakup penyuluhan kepada santri, pemberdayaan kader Kesehatan seperti santri husada dan saka bakti husada dari Pramuka, serta kerja sama dengan pihak-pihak terkait dalam mendukung program ini.

Pimpinan Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton, KH. Abd. Hamid Wahid, menyampaikan rasa syukur atas penghargaan ini. “Kami berkomitmen untuk terus berperan aktif dalam menjaga kesehatan santri juga masyarakat sekitar dan memberikan kontribusi positif di sektor kesehatan. Kami tidak ingin melihat penghargaannya, namun itu adalah sebuah penegasan dan peneguhan bahwa pesantren Nurul Jadid terus berupaya menghadapi tantangan kesehatan ini yang menjadi persoalan masyarakat dunia,” ulas sosok kiai yang moderat dan visioner tersebut.

Pada waktu bersamaan Direktur Klinik Az-Zainiyah Nurul Jadid, Dr. Ny. Hj. Khodijatul Qodriyah, A.P. S.Ag., M.M.PUB., M.Si yang akrab dipangging Neng I’ah, mengungkapkan rasa syukurnya atas apresiasi dari Kemenkes RI atas kerja keras tim kesehatan di pesantren.

“Alhamdulillah, kami bersyukur tak terhingga dan tidak pernah berharap sebelumnya untuk mendapatkan apresiasi semacam ini sebagai pesantren percontohan bebas jentik. Yang kami lakukan sebenarnya merupakan program rutin yang terus diupayakan maksimal agar lebih baik demi pelayanan prima kepada santri dan warga pesantren lainnya,” Neng I’ah menuturkan kepada Nurul Jadid Media.

Prestasi Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton ini juga bersamaan dengan apresiasi serupa kepada Desa Karanganyar sebagai desa bebas jentik. Harapannya pencapaian ini dapat menjadi motivasi bagi pesantren dan masyarakat lainnya untuk turut serta aktif dalam menjaga kesehatan dan menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat di seluruh Indonesia.

 

 

(Humas Infokom)

Dirjen P2P Kemenkes RI Resmikan Gedung Pusat Pelayanan Kesehatan Terpadu (P2KT) Klinik Az-Zainiyah Nurul Jadid Paiton

nuruljadid.net – Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM., MARS, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI, meresmikan Gedung Pusat Pelayanan Kesehatan Terpadu (P2KT) Klinik Az-Zainiyah Nurul Jadid, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Acara peresmian tersebut dilakukan dalam kegiatan GERMAS atau Gerakan Masyarakat Hidup Sehat sebagai rangkaian Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-59 Kemenkes RI di Pondok Pesantren Nurul Jadid (29/11/2023).

Gedung P2KT Klinik Az-Zainiyah Nurul Jadid ini merupakan salah satu program strategis pesantren yang bertujuan untuk meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan di wilayah yang lebih luas tidak terbatas di pesantren dan desa Karanganyar saja melainkan Kecamatan Paiton bahkan Kabupaten Probolinggo.

Dirjen P2P Kemenkes RI Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM., MARS saat melakukan kunjungan ke Klinik Az-Zainiyah Nurul Jadid didampingi Kepala Pesantren, PJ Bupati Probolinggo dan Direktur Klinik Az-Zainiyah Nurul Jadid

Dalam sambutannya, Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM., MARS menyampaikan bahwa pendirian P2KT ini sejalan dengan komitmen Kemenkes RI untuk memberikan pelayanan kesehatan yang lebih baik kepada masyarakat.

“Gambaran saya sejak masuk (red. Klinik Az-Zainiyah), apa yang menjadi tugas kementerian Kesehatan yang ketiga setelah sukseskan vaksinasi dan pengendalian pandemi yang terakhir di masa kabinet ini, pak Menteri Budi G sadikin, yaitu transformasi Kesehatan yang termasuk dalam 6 pilar kemenkes, ternyata sudah bergulir disini (red. Pondok Pesantren Nurul Jadid) sudah jalan, kita beri applause,” puji pak Dirjen P2P yang disambut tepuk tangah meriah audiens.

Gedung P2KT ke depan diharapkan dapat dilengkapi dengan alat pendukung lain seperti fitness dan alat olahraga atau alat kesehatan lain yang dapat meningkatkan kesehatan dan kebugaran. Sehingga Klinik Az-Zainiyah bukan hanya untuk kuratif dan rehabilitatif, tapi juga promotif dan preventif seperti yang sudah dilakukan selama ini dengan menjaga tetap sehat untuk mencegah sakitnya.

Foto Bersama Sesaat usai Penandatanganan Prasasti Peresmian Gedung P2KT Klinik Az-Zainiyah Nurul Jadid oleh Dirjen P2P Kemenkes RI

Direktur Klinik Az-Zainiyah Nurul Jadid, Dr. Ny. Hj. Khodijatul Qodriyah, A.P. S.Ag., M.M.PUB., M.Si, menyambut baik kepercayaan dan peresmian ini. “Sejalan dengan visi ajaran Islam tentang perilaku hidup sehat dan bersih termasuk bagian dari implementasi iman, dan hadist tentang untuk melakukan 5 Perkara Sebelum Datang 5 Perkara ;

Dari Ibnu ‘Abbas, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,
اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ وَ صِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ وَ غِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ وَ فَرَاغَكَ قَبْلَ شَغْلِكَ وَ حَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ

“Manfaatkan lima perkara sebelum lima perkara : [1] Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu, [2] Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, [3] Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu, [4] Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, [5] Hidupmu sebelum datang kematianmu.”

(HR. Al Hakim dalam Al Mustadroknya, dikatakan oleh Adz Dzahabiy dalam At Talkhish berdasarkan syarat Bukhari-Muslim)

“Maka, kami berupaya untuk dapat memberikan pelayanan yang baik dan paripurna kepada santri, masyayikh Nurul Jadid dan masyarakat sekitar, bukan hanya pelayanan untuk orang sakit, tapi juga bagi mereka yang ingin merawat kesehatannya agar terjaga tetap sehat. Kami bersyukur, ternyata pemerintah memberikan apresiasi baik dengan pengembangan pelayanan ini” terangnya.

Gedung P2KT Klinik Az-Zainiyah Nurul Jadid diharapkan dapat menjadi model dan inspirasi bagi pengembangan pusat pelayanan kesehatan serupa di berbagai pondok pesantren lain di Indonesia. Dengan adanya fasilitas ini, diharapkan akses pelayanan kesehatan dapat semakin merata dan mutunya terus meningkat, mendukung visi pemerintah untuk mencapai Indonesia Sehat 2025.

 

(Humas Infokom)

Santri Nurul Jadid Pukau Rombongan Kemenkes RI Lewat Orasinya pada Rangkaian HKN ke-59

nuruljadid.net – Santri Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo berhasil memukau rombongan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) dan seluruh hadirin melalui orasinya yang menginspirasi pada rangkaian peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-59 di Aula Pondok Pesantren Nurul Jadid (29/11/2023).

Dalam acara GERMAS alias Gerakan Masyarakat Hidup Sehat yang digelar meriah, Muhammad Shonhaji santri asal Bondowoso tersebut menyampaikan orasinya dengan semangat dan retorika yang mengundang decak kagum. Dengan latar belakang pesantren yang memiliki tradisi kuat dalam pendidikan agama dan keilmuan, serta Bahasa asing, Shonhaji mampu menyajikan orasi yang tidak hanya mencerminkan pemahaman akan nilai-nilai Kesehatan dari perspektif Islam, tetapi juga menunjukkan keterampilan berbicara dengan menyelipkan bahasa Arab dan Inggris yang luar biasa.

Muhammad Shonhaji merupakan siswa MA Nurul Jadid kelas XII Unggulan Peminatan Keagamaan (PK) yang ditunjuk dan diarahkan oleh Kasubbag Humas Infokom, Mujiburrohman untuk tampil dan memodifikasi konten sebagai orator kesehatan. Shonhaji mengaku dihubungi tiga hari sebelum acara persiapan “Saya dihubungi oleh Ustaz Mujib bagian Huminfo untuk menyiapkan orasi santri dengan tema kesehatan lingkungan dalam perspektif Islam,” terangnya.

“Ini baru pengalaman pertama saya yang sangat berharga,” ungkapnya sebagaimana dilansir oleh manj-online

Shonhaji membawakan tema “Pandangan Islam dalam Menciptakan Lingkungan Bersih” yang disisipkan di dalamnya beberapa ayat dan hadist tentang bagaimana Islam memerintahkan umatnya untuk berperilaku hidup bersih dan sehat. Lantas, hal ini yang menjadikan orasi Shonhaji berkesan dan bermakna bagaimana nilai-nilai agama melalui pendidikan pesantren mampu tersampaikan sebagai dakwah kepada publik.

Ketua panitia, dr. Imran Pambudi, MPHM, direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengapresiasi penampilan orasi Shonhaji. “Penampilan orasi tadi sangat menarik, hal itu juga bisa dikembangkan menjadi kompetisi antar santri atau pesantren,” ungkapnya.

Dirjen P2P Kemenkes RI Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM., MARS yang juga hadir kala itu turut memberikan apresiasi positif serupa atas orasi yang disampaikan oleh Shonhaji.

Orasi tersebut juga menyoroti peran pesantren dalam mendidik generasi yang memiliki pemahaman holistik tentang kesehatan, termasuk aspek spiritual dan mental. Shonhaji menyampaikan bahwa kesehatan bukan hanya tentang tubuh fisik, tetapi juga tentang keberlanjutan hidup yang seimbang secara holistik.

Orasi Shonhaji ditutup dan dibuka dengan pantun yang berhasil menghidupkan suasana ruangan dengan konten yang menarik namun tetap mengena pada tema kegiatan. Penampilan Shonhaji pun berhasil menuai tepuk tangan meriah dari tamu undangan dan audiens yang hadir.

 

 

(Humas Infokom)

Menkes RI Ajak Masyarakat Berantas DBD Pada Acara “GERMAS” Hari Kesehatan Nasional ke-59 di Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton

nuruljadid.net – Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Menkes RI) Ir. Budi Gunadi Sadikin, CHFC, CLU menyampaikan sambutannya dalam acara Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-59 di Pondok Pesantren Nurul Jadid lewat tayangan video tapping (29/11/2023).

Dalam sambutannya, Menteri Kesehatan Ir. Budi G. Sadikin menyampaikan bahwa setengah populasi dunia beresiko tertular virus dengue. “Setengah populasi dunia atau sekitar 3.9 miliar orang dari 128 negara di Asia, Afrika, dan Amerika Latin beresiko tertular virus dengue melalui gigitan nyamuk” pungkasnya.

Di Indonesia penyakit demam berdarah atau dengue terus menjadi beban Kesehatan yang signifikan di banyak wilayah, 3 dari 4 kematian akibat Dengue paling banyak terjadi pada anak usia 0 sampai 14 tahun. Sejalan dengan target Global Zero Dengue Death pada tahun 2021, Kementerian Kesehatan telah menyusun strategi nasional penanggulangan penyakit dengue.

Bapak Budi G. Sadikin juga memaparkan strategi tindakan preventif yang perlu dilakukan untuk menekan angka kematian disebabkan virus dengue ini. “Strategi pencegahan dimulai dengan pelibatan masyarakat khususnya dengan gerakan 3M plus yaitu menguras, menutup dan mendaur ulang barang bekas, serta mencegah gigitan dan perkembangbiakan nyamuk”

Lanjut Menteri Kesehatan RI dalam sambutannya “Kini Kemenkes juga mendukung pengendalian vektor dengue dengan teknologi nyamuk Wolbachia yang tengah dilakukan pilot project di 6 kota yaitu Bali, Bandung, Jakarta, Semarang, Kupang dan Bontang”

“Kami juga menyambut baik inovasi vaksin dengue dari Takeda yang sudah mendapatkan izin edar dari BPOM dan kini dapat diakses oleh masyarakat luas.” Pak Menteri menambahkan.

“Saya mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk melakukan 3M plus dan vaksin dengue. Mari kita menjadi bagian dari sejarah bersama-sama kita wujudkan Indonesia bebas dengue” himbau Menteri Kesehatan RI Ir. Budi Gunadi Sadikin.

Ketua panitia, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) dr. Imran Pambudi, MPHM menyampaikan tujuan penyelenggaraan. “Kegiatan ini bertujuan yaitu diperolehnya komitmen bersama antara Kemenkes, Pemerintah Kabupaten Probolinggo terkait dalam pengendalian penyakit menular di wilayah Kabupaten Probolinggo” terangnya.

Aksi promotif dan preventif ini disikapi dengan launching nya program GEMA TJANTIK (Gerakan Bersama Tebas Jentik) selain program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) lewat instruksi Bupati Probolinggo. Kegiatan ini dilakukan atas Kerjasama Kemenkes RI, Pemerintah Daerah Kabupaten Probolinggo, Forkopimda Probolinggo, Pondok Pesantren Nurul Jadid, Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Surabaya, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Surabaya, KKP Probolinggo, Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo dan Puskesmas di wilayah Kabupaten Probolinggo.

Dr. Imran juga berharap kerja sama seluruh elemen lapisan masyarakat untuk ikut berpartisipasi aktif melakukan gerakan ini. “Kegiatan ini diharapkan dapat mengupayakan kerja sama antara seluruh stakeholder dan seluruh masyarakat dalam pengendalian penyakit menular” imbuh ketua panitia pelaksana sebelum mengakhiri sambutannya.

 

Tonton video selengkapnya disini

 

(Humas Infokom)

Kemenkes RI Gelar Rangkaian HKN “GERMAS” di Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo

nuruljadid.net – Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo kembali dipercaya sebagai tuan rumah acara skala nasional. Kali ini, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) menggelar acara puncak Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) sebagai rangkaian peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) tahun 2023 (29/11/2023).

Pada acara tersebut, hadir Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI DR. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM., MARS, Pj. Bupati Probolinggo Ugas Irwanto, S.Sos., M.Si., Kepala Ponpes Nurul Jadid KH. Abdul Hamid Wahid, M.Ag, Direktur P2PM Kemenkes RI dr. Imran Pambudi, MPHM, dan jajaran Forkopimda Kabupaten Probolinggo, dan sejumlah kepala OPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Probolinggo.

Sebelumnya telah dilakukan skrining penyakit menular seperti TBC dan Kusta serta penyakit tidak menular lainnya kepada 1000 orang dari kalangan santri dan masyarakat sekitar desa Karanganyar selama 3 hari sejak 27 sampai dengan 29 November 2023. Kegiatan ini bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo dan Puskesmas di bawahnya.

Kepala Pesantren KH. Abd. Hamid Wahid saat memberikan sambutan pada acara GERMAS memperingati Hari Kesehatan Nasional (HKN) 2023

Kepala Pesantren KH. Abd. Hamid Wahid menyampaikan pentingnya Kesehatan bagi umat manusia sebagaimana ajaran Islam. “Jadi, kesehatan saya kira merupakan suatu hal yang penting, yang dalam konteks pemahaman agama juga ditekankan. Sebagaimana pepatah China juga mengatakan, kalau kita kehilangan uang, kita kehilangan banyak hal, kalau kita kehilangan Kesehatan, kita hampir kehilangan segalanya,” dawuh Kiai Hamid Wahid.

Dirjen P2P Kemenkes RI, DR. dr. Maxi Rein Rondonuwu didampingi Pj. Bupati Ugas bersama Kepala Ponpes Nurul Jadid KH. Abdul Hamid Wahid sebelum menghadiri acara meninjau langsung Klinik Az-Zainiyah Nurul Jadid dan sejumlah layanan kesehatan skrining Kusta, TBC, dan skrining penyakit tidak menular (PTM).

Dirjen P2P Kemenkes RI Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM., MARS saat memberikan sambutan pada acara GERMAS memperingati Hari Kesehatan Nasional (HKN) 2023 di Pondok Pesantren Nurul Jadid

Dalam sambutannya, Dirjen P2P Kemenkes RI DR. dr. Maxi Rein Rondonuwu menyatakan bahwa pengendalian demam berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Probolinggo dinilai baik. Angkanya sudah mendekati rata-rata target nasional. Sedangkan perkembangan di Indonesia turun 28 per 100 ribu sampai dengan November 2023. Jumlah meninggal dunia ada 547 orang.

“Tahun lalu yang meninggal 1.200 orang. Mudah-mudahan hingga Desember, yang meninggal tidak mencapai 1.000. Memang kami harapkan angka kematian DBD dibawah satu per mil. Kami menuju dengan betul-betul mengeliminasi DBD, itu angka 10 per 100 ribu,” terangnya.

Dengan kegiatan ini harapannya, upaya pemberantasan nyamuk bisa lebih massif dan agresif dilakukan dengan kampanye program pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan menguras tempat penampungan air, menutup tempat-tempat penampungan air, mendaur ulang berbagai barang yang memiliki potensi untuk dijadikan tempat berkembang biak nyamuk dan plus menggunakan obat anti nyamuk (3M Plus).

“Kami tentu mengharapkan dengan teknologi baru ditambah dengan vaksin. Mungkin dengan dua kegiatan ini jalan DBD Indonesia bisa dibawah 10 per 100 ribu,” ungkap dokter Maxi.

Sesi Foto Bersama Dirjen P2P Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) pada acara GERMAS memperingati Hari Kesehatan Nasional (HKN) di Aula Pondok Pesantren Nurul Jadid

Usai sambutan, Dirjen P2P Kemenkes RI DR. dr. Maxi Rein Rondonuwu didampingi Pj Bupati Ugas, Kepala Pondok Pesantren Nurul Jadid KH Abdul Hamid Wahid dan Direktur Klinik Az-Zainiyah menyerahkan secara simbolis Jumantik Kit kepada 15 orang perwakilan jumantik desa dan jumantik dari santri yang dilanjutkan dengan penyerahan cinderamata.

 

Toton video selengkapnya disini

 

(Humas Infokom)

Pelajaran Bahasa Mandarin di Ponpes Nurul Jadid Paiton Menarik Perhatian WN Singapura

nuruljadid.net – Sistem pendidikan dan pembelajaran Bahasa Mandarin di Pondok Pesantren (Ponpes) Nurul Jadid, Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur berhasil menarik atensi warga negara Singapura.

Dia adalah Madam Lin Giok Leng yang datang jauh-jauh dari negeri Singa langsung menuju ke Pondok Pesantren Nurul Jadid untuk menggali informasi tentang sistem pendidikan dan pembelajaran Bahasa Mandarin kepada para santri khususnya di SMA Nurul Jadid.

Madam Lin yang didampingi Paychun Liman Saputra, tokoh Tiongkok dari Surabaya di bidang pembelajaran Bahasa Mandarin dan Bahasa Inggris, disambut sekretaris pesantren, H. Tahiruddin; Wakil Rektor I Universitas Nurul Jadid (Unuja), M Noer Fadli Hidayat; Kepala Lembaga Sertifikasi Profesi dan Kebahasaan Unuja Andi Wijaya dan Syamsul guru Bahasa Mandarin SMA Nurul Jadid, Kamis (16/11/2023).

“Nurul Jadid salah satu pesantren yang sangat maju di bidang Bahasa Mandarin. (Madam Lin) dari Singapura saya ajak ke sani untuk mengetahui bagaimana Pondok Pesantren Nurul Jadid itu mengajarkan Bahasa Mandarin pada siswanya,” jelas Paychun, Jumat (17/11/2023).

Nampak Madam Lin juga berbincang-bincang dengan Syamsul menggunakan Bahasa Mandarin di ruang tamu gedung kantor pusat Pondok Pesantren Nurul Jadid.

“Mereka sangat senang dapat berkunjung ke Pondok Pesantren Nurul Jadid, karena mendapatkan wawasan yang berbeda, terutama dalam sistem pengajaran Bahasa Mandarin di sini,” tuturnya.

Madam Lin yang juga seorang publisher Bahasa Mandarin dari Singapura itu menilai, sistem kegiatan belajar mengajar (KBM) Bahasa Mandarin di Nurul Jadid berbeda dengan di Singapura. Karena siswa siswa atau santri masih belajar secara manual tidak diperbolehkan menggunakan smartphone atau internet. Berbeda dengan di Singapura, yang menggunakan internet atau online.

“Intinya (pembelajaran bahasa Mandarin) hampir sama, hanya penyajiannya berbeda. Kita akan membahas bagaimana mencari jalan keluarnya agar siswa cepat untuk meningkatkan Bahasa Mandarin,” tuturnya.

Sementara Kepala Pesantren Nurul Jadid, KH Abdul Hamid Wahid mengatakan, Ponpes Nurul Jadid terus menjalin kerjasama baik di bidang ekonomi, budaya maupun bahasa dengan negara-negara lain di Asia Tenggara.

“Akhir-akhir ini kita terus mencoba menjalin kerjasama, baik di bidang ekonomi maupun kebudayaan di lingkup kawasan Asia Tenggara seperti dengan Singapura, Malaysia dan Thailand,” tutur Kiai Hamid.

Kiai Abd. Hamid menerangkan, di Malaysia sudah bekerjasama di bidang tersebut. Bahkan di Thailand, sudah 4 tahun lebih menjalin kerjasama di bidang pendidikan, dan akhir-akhir ini merambah ke bidang ekonomi.

“Apa yang kita lakukan dengan Singapura ini adalah ikhtiar untuk semakin mempererat jaringan itu, dalam rangka kepentingan lebih besar,” terang beliau.

“Bagaimana kita lebih baik di kawasan ini dan bisa menjembatani hubungan people to people, business to business, yang nantinya diharapkan mendorong government to government. Dan ini untuk kepentingan ke depan, kepentingan globalisasi, kepentingan berjejaring dalam rangka memperkuat positioning Indonesia dan Asia Tenggara di pentas global,” KH. Abd. Hamid menambahkan.

(Humas Infokom)