Pos

FKO NJ

Khidmat Pelantikan FKO Putri PP. Nurul Jadid Periode 2017 / 2018 M

nuruljadid.net – Aula SMP Nurul Jadid menjadi saksi sejarah dalam perjalanan Forum Komunikasi Osis (FKO) Putri Pondok Pesantren Nurul Jadid. Pasalnya, pada hari jum’at kemarin (27/01/2017) mereka (FKO Putri) berhasil mengadakan pelantikan kepengurusan FKO masa bakti 2017 / 2018 dengan khidmat dan lancar.

Sorak sorai meramaikan aula SMP Nurul Jadid, kobaran semangat membuat atmosfer dalam ruangan ini semakin panas. Panasnya atmosfer ini ditandai dengan raut wajah mereka yang sangat senang dengan kegiatan ini. Kegiatan yang bertujuan untuk melakukan regenerasi kepengurusan dalam sebuah organisasi agar organisasi yang mereka pijaki sekarang semakin berjaya dengan kreatifitas dan kapabilitas yang terus berkembang. Generasi penerus haruslah tetap dilakukan agar mereka bisa memperbaiki kesalahan kesalahan mereka yang telah lalu dan menjadikan organisasi mereka menjadi organisasi yang maju dan berkembang.

Acara dimulai pada pukul 08.50 WIB dengan pembukaan sebagai awal acara yang dikomandoi oleh 2 orang MC. Setelah acara dibuka secara islami, maka dilanjutkanlah dengan lantunan ayat suci Al Qur’an dengan harapan acara ini bersamaan dengan ridhoNya. Menyayikan lagu Kebangsaan, Indonesia Raya sebagai bukti bahwa santri Nurul Jadid memiliki jiwa nasionalisme yang kuat sesuai dengan kandungan dari panca kesadaran santri yakni kesadaran berbangsa dan bernegara. Tak hanya menyayikan Indonesia Raya saja, seluruh peserta dan undangan juga menyanyikan lagu Mars Nurul Jadid yang membuat suasana pelantikan ini semakin khidmat dan menyetuh hati.

Sambutan dari ketua panitia pelaksana juga disajikan dalam acara ini. Saudari Nadiatul Munawaroh sebagai ketua pelaksana ini menyampaikan beberapa hal terkait dengan acara pelantikan ini. Beberapa diantaranya adalah sebuah pujian sekaligus ucapan selamat kepada seluruh pengurus FKO terpilih.

“Saya ucapkan selamat kepada pengurus FKO terpilih, semoga kalian dapat menjalankan amanah dengan baik. Kalian adalah orang orang hebat, kalian adalah orang orang yang terpikih dari sekian banyak anggota OSIS dari beberapa lembaga formal di bawah naungan PP. Nurul Jadid, Kalian adalah orang tang terpercaya. Maka teruslah berjaya untuk terus mengabdi bagi kemajuan FKO dan Nurul Jadid tercinta” ucap Nadia sekaligus memberikan sedikit suntikan semangat kepada pengurus FKO terpilih.

Prosesi pelantikan dibawah komando Bapak Pembina FKO, Bapah Rojabi Azharghany, M.SI. Pembacaan Surat Keputusan (SK) yang beliau pimpim mengawali prosesi pelantikan ini. Sebanyak 49 anggota FKO dari 7 lembaga pendidikan di bawah naungan Yayasan Nurul Jadid terlantik hari ini (27/01). Setelah dibacakannya SK Pengangkatan kpengurusan FKO  yang baru, maka dilanjutkanlah dengan pembacaan ikrar oleh Kepala Biro Pendidikan, Bapak Drs. Bakir Muzanni yang diikuti oleh semua pengurus FKO terpilih. Prosesi pembacaan ikrar kepengurusan berlangsung dengan kompak dan lancar tanpa adanya pengulangan ikrar. Ucapan kata “alhamdulillah” dari Kepala Biro Pendidikan mengakhiri proses pembacaan ikrar ini. Dilanjutkan dengan prosesi Sertijab (Serah Terima Jabatan) dengan ditanda tanganinya surat serah terima jabatan diantara 2 belah pihak dan disaksikan oleh Kepala Biro Pendidikan dan Pembina FKO.

Sambutan ketua FKO Devisioner adalah rentetan acara setelah pembacaan ikrar kepengurusan FKO terpilih. Dalam kesempatan ini, Saudari Afifah selaku ketua FKO Devisoner meyampaikan ucapan terimakasih kepada semua kalangan yang telah banyak membantu kesuksesan FKO periode 2016/2017 mengemban amanah.

“Saya ucapkan banyak banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu terlaksanya kegiatan kegiatan FKO dimasa sebelumnya terutama kepada Bapak Pembina FKO dan kakak kakak NJ Trainer yang telah banyak membantu dan mendidik kami menjadi seorang organisator yang baik sehingga kami bisa seperti saat ini. Ini merupakan sebuah prestasi besar yang kami dapatkan dari kalian semua” ucap Afifah dengan sedikit menghayati suasana.

Dan tak lupa, dalam sambutannya, Afifah juga memberikan sedikit suntikan semangat kepada FKO terlantik, “Terus melangkah, terus berjuang dan terus maju demi kemajuan FKO dan Nurul Jadid tercinta kita ini”.

Sambutan Pengasuh dan ditutup dengan doa merupakan peghujung acara pelantikan ini. Sehingga sempurnalah acara pelantikan ini dengan hadirnya Guru Besar Nurul Jadid sekaligus Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Moh. Zuhri Zaini.

MAK Nurul Jadid

MAPK Nurul Jadid : Mengasah Skill dan Kreatifitas Siswa dengan Class Meeting

nuruljadid.net – Asrama MA.PK Nurul Jadid adalah lembaga yang eksis dibidang pendidikan. Suatu pendidikan formal itu membutuhkan pendidikan ekstrakulikuler yang dimaksudkan untuk menambah kualitas anak didik, maka dalam kegiatan ekstrakurikuler (ekskul) diadakan kegiatan yang bersifat pengaplikasian.

Setiap institusi, mutlak membutuhkan suatu organisasi yang berfungsi sebagai motor penggerak kegiatan-kegiatan di dalamnya. Di asrama MA.PK Nurul Jadid semua kegiatan siswa ditangani oleh Badan Ekskutif Siswa (BES). BES mempunyai beberapa planning kerja, baik berupa program jangka pendek maupun program jangka panjang guna meningkatkan skil dan kreatifitas siswa.

Dan setiap insan perlu untuk mendapatkan sebuah ilmu yang mana dalam setiap bidang terdapat potensi yang terpendam dalam setiap orang dengan mengetahui potensi yang dimiliki setiap orang akan mudah dalam menjalani dinamika kehidupan yang setiap waktu pasti dilaluinya, dan dengan kemampuan tersebut, sebuah proses dan usaha untuk menjadi dan memberikan yang terbaik, walaupun kata “terbaik” memang tak akan pernah menjadi sebuah sifat dalam diri seseorang, walaupun kata ”terbaik” itu hanyalah sebuah hayalan yang tak akan pernah menjadi kenyataan, namun dengan kita berusaha saja itu berarti sudah siap menjadi yang terbaik, karena sebuah kesuksesan bukanlah sebuah tujuan dari setiap usaha dan pengorbanan yang kita lakukan, apalah arti sebuah kesukasesan jika kita tak perah mau berusaha dalam keletihan, dan apalah guna sebuah kesuksesan jika kita tak pernah mau tahu akan sebuah kegagalan. Hanya saja, sebuah proseslah yang perlu kita jadikan pedoman, untuk menuju kehidupan yang selalu kita impi-impikan. Dan sebuah kegaglan bukanlah akhir dari segala urusan, karena pada dasarnya jika kita merasakan sebuah kegagalan, bukan berarti kita tidak menyandang sebuah kemenangan dan kemenangan bukan selalu bagi mereka yang tak pernah mengalami sebuah kegagalan.

Banyak hal untuk menambah dan mengetahui skill dari setiap orang, skill seseorang akan diketahui apabila ada sebuah tuntutan yang mengharuskannya mengaplikasikan skill yang ia miliki. Kegiatan yang akan diadakan ini, tidak hanya bertujuan  untuk mengetahui  kualitas dan skill setiap orang yang menimba ilmu didalam lingkup MAPK, tetapi juga untuk melatih mereka supaya berani tampil didepan publik, tidak canggung dihadapan umum dan dapat bersaing dengan institusi lain.

Ketika di wawancarai, ketua panitia club meeting, saudara Faizin Ghazali menuturkan bebrapa tujuan diadakannya club meeting, Diantaranya, mengasah kemampuan skill, melatih mentalitas, menyiapkan kader kader pemimpin bangsa yang siap bejuang disegala bidang. Disisi lain dalam sambutannya, pimpinan asrama MAPK, ustad Ainul Yaqin menuturkan, perlunya melatih mental peserta didik MAPK dengan dilaksanaknnya wadah semacam club metting yang menampung beberapa jenis perlombaan, beliau melanjutkan sambutannya dengan mengatakan, kita terkadang merasa angkuh dan pemberani ketika berada dikandang sendiri, karena kita tidak menyadari bahwa diluar sana masih banyak orang – orang yang lebih pemberani dibandingkan kita. Dalam artian (lebih pintar dan pemberani tampil didepan umum ). Tepat pada jam sembilan Uztad Ainul Yaqin membuka club meeting tahun 2016 – 2017 dengan pembacaan basmalah.

Oleh karenanya, menurut gagasan yang telah kami lahirkan bersama, sangat perlu diadakan sebuah kontes untuk melatih dan mengembangkan skill yang ada pada setiap individual. Hingga kami bermaksud menyelenggarakan perlombaan yang tercover dalam sebuah  kegiatan “CLUB MEETING”.

Lomba Harlah

28 Lomba, 3 Kategori Akan Digelar Dipagelaran Bulan Lomba Harlah 68

nuruljadid.net – 87 hari lagi Peringatan Haul Pendiri dan Harlah Pondok Pesantren Nurul Jadid akan digelar. Beberapa persiapan telah dilakukan dimasing masing bagian dalam kepanitiaan. Salah satunya adalah Panitia Pelaksana Bulan Lomba yang membawahi dan menaungi beberapa perlombaan untuk menyemarakkan Hari Lahir Pondok Pesantren Nurul Jadid yang ke 68 tahun.

28 Lomba dalam 3 kategori, yakni kategori keagamaan, keilmuan dan olahraga terrencanakan dengan matang dan telah disepakati oleh semua pihak terutama pihak pesantren dan akan digelar pada awal bulan Februari mendatang.

“Pembukaan akan dilaksanakan pada tanggal 06 Februari 2017. Konsepnya adalah ceremonial yang dilangsungkan dengan perlombaan hadrah oleh masing masing wilayah” ujar ketua panitia Bulan Lomba Harlah 68, Ustad Horik Alamsyah

Perencanaan yang matang membutuhkan sebuah pertemuan yang kondusif dan efektif. Harapannya adalah suksesnya perlombaan yang bertujuan untuk mengembangkan potensi, minat dan bakat santri.

“Harapannya selain menyemarakkan Peringatan Haul Pendiri dan Harlah 68 adalah munculnya potensi, minat dan bakat santri. Sehingga generasi penerus Nurul Jadid bermunculan didalamnya (Bulan Lomba)” tambah Ustad Horik Alamsyah.

Untuk mensukseskan acara tersebut, ustad Horik Alamsyah selaku ketua panitia bulan lomba berkoordinasi bersama atasannya yaitu ustad Ahmad Sofi selaku Ketua I yang membawahi Bulan Lomba dan ustad Badrul Qomar selaku ketua umum Haul Pendiri dan Harlah ke 68 Pondok Pesantren Nurul Jadid.

“Tanpa adanya koordinasi dan ikatan emosional yang kuat, Bulan Lomba ini tidak akan terlaksana dengan sukses” ucap Ketua Bulan Lomba sambil tersenyum sumbing.

Semua tata tertib lomba sudah dipersiapkan dengan matang oleh beberapa penanggung jawab lomba. Oleh karena itu, malam hari ini (26/01), bagian bulan lomba mengadakan technical meeting (TM) bersama kepala kepala wilayah dan banom. Ustad Horik Alamsyah selaku pemimpin rapat technical meeting ini menyampaikan pengantar rapat yang dilansir dalam kalimat berikut :

“Dalam pertemuan kali ini kita hanya sebatas sosialisasi dan konsolidasi tentang tata terib dimasing masing lomba, agar tidak ada kesalahan presepsi dimasing masing peserta lomba. Jika ada yang perlu dipertanyakan atau ada sesuatu yang kurang berkenan, maka peserta technical meeting berhak mengungkapkan pendapatnya. Kita laksanakan pertemuan kali ini dengan rasa demokrasi yang tinggi”.

Pertemuan yang pada malam hari ini dihadiri oleh 8 kepala wilayah dan banom. Petemuan yang berlangsung selama kurang lebih 3 jam lamanya sempat menemukan sesuatu yang panas didalamnya. Namun itu semua telah terkoordinir dengan baik oleh pimpinan rapat.

“Sempat panas sech sedikit, namun iru karena perbedaan pendapat saja. Tapi sudah selesai kok” jawab ustad horik beberapa menit setelah pertemuan selesai.

Pemilu Raya

Demokrasi Ala Santri : Gerakan Perubahan ITNASY PPIQ Nurul Jadid

nuruljadid.net – Yang muda yang berkarya adalah kalimat yang sudah tak asing lagi dikalangan santri Nurul Jadid. Pasalnya mereka sudah terbiasa hidup dengan berorganisasi sehingga jiwa kepemimpinan mereka sudah dikatakan “mampu” untuk memanage organisasi dengan baik.

Malam hari ini (26/01) pesta demokrasi dilaksanakan oleh Pusat Pendidikan Ilmu Al Qru’an (PPIQ) dengan mengadakan orasi, debat kandidat dan pemilihan ketua ITNASY. ITNASY merupakan sebuah organisasi yang berada dibawah kendali Pengurus PPIQ yang betugas untuk melaksanakan kegiatan keseharian peserta didik terutama dalam kegiatan extrakulikuler lembaga.

“Oleh karenanya, demi sebuah perubahan yang baik, maka dilakukanlah reformasi kepengurusan ITNASY yang bertujuan untuk membangkitkan kembali geliat pengurus ITNASY untuk membuat kegiatan yang bermanfaat bagi perkembangan skill dan kreatifitas peserta didik.” Ujar Ustad Ghufron selaku pengurus aktif PPIQ putra

3 orang kandidat telah terpilih berdasarkan perencanaan yang matang oleh Pengurus ITNASY devisioner dan pada malam hari inilah puncak dimana nasib mereka berujung. Proses kampanye, debat kandidat dan terakhir adalah pencoblosan oleh peseta didik PPIQ.

“Debat kali ini bertemakan tentang program program apa saja yang akan dilakukan kedepan untuk membuat sebuah gerakan perubahan di periode mendatang, harapan kami selaku pengurus adalah dengan reformasi ini, ITNASY yang dulunya berjalan pincang bisa berjalan dengan normal kembali dan bisa mewujudkan apa yang diinginkan oleh pengurus dan lembaga” tambah ustad Ghufron.

Visi dan Misi telah dipaparkan oleh 3 kandidat. Panggung panas semakin memanas ketika 4 panelis melontarkan beberapa pertanyaan kepada masing masing calon ketua ITNASY. Konsep dan program kerja tak luput dari sorotan para panelis. Tak hanya itu, para panelis juga menanyakan kepada 3 kandidat ketua dan wakil ITNASY tentang gaya kepemimpinan mereka jika terpilih menjadi ketua dan wakil ITNASY.

“Bagaimana cara anda membawa roda organisasi ini…?” tanya seorang panelis kepada semua kandidat.

Bermacam macam jawaban yang dilontarkan oleh mereka dari berbagai macam referensi diantaranya adalah Al Qur’an. Jiwa jiwa kepemimpinan sudah nampak dijiwa mereka, tinggal bagaimana mereka mengaplikasikannya dalam sebuah program kerja satu periode mendatang, cakap salah satu panelis kepada crew.

Pengajian Rutin Kitab Al Hikam di Musholla Riyadus Sholihin PP. Nurul Jadid dikaji langsung Oleh KH. Moh. Zuhri Zaini, Pengasuh PP. Nurul Jadid

KH. Moh. Zuhri Zaini : Mengontrol Diri dengan Riyadoh

nuruljadid.net – Kemajuan teknologi informasi menjadikan hidup manusia serba instan membuat kebutuhan manusia semakin mudah untuk didapatkan. Bahkan tak hanya itu saja, mereka juga dapat mengetahui kejadian ditempat yang jauh hanya dengan mengakses internet dan mengakses beberapa situs, google misalnya. Dan tak jarang didunia yang rata – rata manusia sudah mengkultuskan terknologi, keseharian mereka terutama dalam pola hidup mereka diatur oleh kecanggihan teknologi.

Berkembang pesatnya dunia teknologi juga berdampak terhadap perubahan pola hidup masyarakat baik dari aspek ekomomi, lingkungan dan gaya hidup mereka. Bisa jadi, dengan canggihnya teknologi, budaya budaya luar yang tak sepantasnya beredar ditengah tengah masyarakat, kini sudah mulai menjamah kehidupan masyarakat. Gaya hidup ala kebarat baratan contohnya, banyak sekali orang orang jaman sekrang mengikuti pola hidup seperti orang barat, bahasa yang lebih terkenal dikalangan anak anak muda adalah “Gaul”. Sehingga budaya budaya negeri ini sedikit demi sedikit terkikis dengan maraknya teknologi yang membuat anak bangsa kecaduan dalam penggunannya.

Dewasa ini, kemajuan dan berkembangnya dunia teknologi memang tidak bisa kita hindari, namun salah satu cara mengatasi kemajuan dan perkembangan teknologi tersebut adalah dengan cara mengimbanginya.

“Apabila kita tidak bisa mengimbanginya maka kita akan menjadi orang yang minoritas dan ketika kita menjadi orang minoritas kita tidak akan dibaca ditengah tengah masyarakat.” Dawuh Pengasuh ke IV Pondok Pesantren Nurul Jadid.

“Kemajuan teknologi mampu menyentuh kehidupan masyarakat. Dari kehidupan masyarakat yang paling atas samapai kehidupan masyarakat yang paling bawah. Kalau dulu mungkin hanya orang orang kota yang merasakan perkembangan teknologi tetapi sekarang seiring dengan kemajuan yang sangat pesat orang orang desa juga ikut serta menikmati kemajuan teknologi informasi.” tambah beliau.

Kemajuan teknologi tentunya bukan hanya memberikan dampak yang negatif terhadap pola hidup masyarakat,  tetapi kemajuan tersebut juga dapat memberikan dampak yang positif terhadap pola hidup masyarakat. Salah satu contohnya adalah ketika kita jadikan teknologi itu sebagai media dakwah untuk mengajak orang – orang ke jalan yang benar dengan mengisi media media sosial dengan tampilan tampilan yang islami serta menampilkan gambar yang islami dan menampilkan tulisan yang mengajak manusia untuk slalu berbuat baik. Disamping kita juga mengimbangi kemajuan teknologi dengan sesuatu yang bermanfaat. Tentunya di perlukan cara lain agar kemajuan tersebut membawa kebaikan bagi diri kita lebih – lebih kepada masyarakat.

Dalam kondisi yang seperti ini Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, Karanganyar, Paiton, Probolinggo, KH. Moh. Zuhri Zaini berdawuh dalam pengajian rutin kitab Al-Hikam  karya Ibnu Athoillah Al – Sakandari, kamis (26/01/2017), “meningatkan ilmu juga harus ditirakati, anak juga harus ditirakati, pesantrenpun juga harus ditirakati.”

Kiai Zuhri melanjutkan, di Pondok jangan mengumbar nafsu harus riyadoh untuk mengimbangi agar kita tidak terlena dengan kemajuan yang ada. Karena kemajuan yang ada tidak selamanya menjanjikan keselamatan dan kebahagian hidup bagi manusia, sangat perlu bagi kita untuk menjaga dan menahan diri kita dengan melakukan yang namanya riyadoh sebagai control bagi diri kita didalam menikmati kemajuan teknologi. Sebab kemajuan teknologi yang memberikan tampilan dan pola hidup yang berbeda beda perlu ada semacam control dalam diri kita agar tetap berada pada kehidupan yang benar. Dengan riyadoh merupakan salah satu cara agar bisa mengontrol diri kita.

Pekan Bahasa

Language Week: Diluar Kompetisi Kita Keluarga, Dalam Kompetisi kita Musuh

nuruljadid.net – Malam ini (24/01) adalah malam terakhir untuk kegiatan tahunan yang dikemas dalam sebuah nama kegiatan Pekan Bahasa. Ajang kompetisi ini diadakan oleh LPBA guna untuk mengukur dan mengevaluasi kemampuan peserta didik (inggris dan arab) dalam menguasai berbahasa asing diberbagai bidang. Kompetisi ini diikuti oleh 8 kamar yang masing masing berasal dari kebahasaan yang berbeda, (4 kamar inggris dan 4 kamar arab). Mereka (penghuni kamar) bersaing memenangkan 13 lomba dan mengumpulkan poin sebanyak banyaknya demi menyelamatkan kamar mereka dari sebuah “kutukan”.

Kutukan tersebut bernama “The Worst” dalam terjemahan kedalam bahasa ibu memiliki makna “terburuk”. Bagi kamar mereka yang kalah dalam kompetisi ini, maka nama baik kamar beserta penghuninya menjadi taruhan, pasalnya, mereka (penghuni kamar terburuk) akan mendapatkan sedikit “Tekanan Mental” dari penghuni kamar lainnya. Yang dimaksud dengan tekanan mental adalah mereka akan mendapatkan sedikit gojlokan dari penghuni kamar lainnya.

“Mereka (penghuni kamar) yang kalah atau terburuk dalam kompetisi tahunan ini akan mendapatkan sedikit tekanan mental, namun tak berarti adanya kekerasan didalamnya. Tekanan mental itu misalnya berupa gojlokan yang sedikit pedas” ujar salah satu pengurus LPBA dengan sedikit tertawa.

Gojlokan tersebut ternyata memiliki maksud yang tersirat didalamnya, maksudnya adalah agar mereka (The Worst) memiliki semangat dan motivasi yang lebih tinggi lagi untuk belajar dan meraih prestasi diluar kompetisi ini sehingga “kutukan” tersebut tidak bertahan lama. Tak hanya itu, mereka juga akan mendapatkan sebuah Punishment/hukuman yang akan diberikan oleh pihak lembaga kepada mereka. Hukuman tersebut berupa hukuman yang mendidik.

Oleh karenanya, persaingan antar kamar sangatlah sengit. Terkadang terjadi “adu mulut” diantara beberapa penghuni kamar. Hal ini bukan menjadi sebuah hal yang baru bagi LPBA, namun hal ini sudah mendarah daging. Sehingga dengan adanya persaingan yang ketat ini maka mucullah sebuah motto “Diluar Kompetisi Kita Keluarga, Dalam Kompetisi kita Musuh”. Motto ini terinspirasi melihat kondisi panas yang terjadi pada kompetisi ini.
Malam ini adalah malam terakhir para peserta didik LPBA mengikuti ajang bergengsi se LPBA. Perlombaan malam ini adalah Drama Bahasa Arab.

“Lomba ini merupakan lomba terakhir sekaligus penutup dari kegiatan Pekan Bahasa 2017” ujar salah satu panitia pelaksana.

Sorak sorai dari penonton membuat lomba drama ini semakin menarik ditonton. Drama tersebut terkadang membuat para audience tertawa lepas melihat penampilan mereka baik dari tatanan bahasa dan pewatakan dari masing masing aktor.

Pembangunan Masjid Jami' Nurul Jadid

Akses Menuju Lantai 2 Masjid, 23 Anak Tangga dan 1.500 Batu Bata Merah

nuruljadid.net – Dua hari yang lalu, tangga masjid sebelah utara sudah dilakukan pengecoran, sehingga akses menuju lantai 2 sudah terbangun, namun masih belum bisa digunakan dan nampak ada yang kurang didalamnya. Nah, pada hari inilah kekurangan tersebut dibangun, 23 anak tangga dan 1.500 batu bata merah adalah kebutuhannya yang dalam pembangunannya di bukan hanya tukang tapi santri juga ikut bergotong royong membantu para tukang.

“Tangga ini membutuhkan 1.500 batu bata merah untuk membangun 23 anak tangga sebagai akses ke lantai 2”, ujar Bapak Muhammad Kholil selaku mandor tukang, selasa (24/01/2017).

Kepala tukang ini juga menyebutkan bahwa tangga masjid di lantai 1 membutuhkan 3.000 batu bata dan 46 anak tangga, begitu pula pembangunan tangga di lantai 2 nanti. Untuk pembangunan tangga masjid di lantai 1 (Sebelah Utara dan Selatan) dilakukan oleh 12 tukang yang sudah lihai dalam pekerjaannya. Salah Satu diantara mereka adalah Pak Mat sebagai tukang besi yang membuat tangga di lantai 1.

Melihat kondisi tangga masjid lantai 1 disebelah utara, pengeraman sudah dilakukan, sehingga kemungkinan besar setelah 23 anak tangga selesai, maka akan melakukan pengecoran tangga masjid disebelah selatan. Adapaun kebutuhan yang dibutuhkan untuk membangun tangga sebelah selatan sama dengan kebutuhan untuk membangun tangga disebelah utara. Salah satu kebutuhannya adalah 24 Sak Semen.

KH Moh Zuhri Zaini BA

KH. Moh. Zuhri Zaini; NU dan Politik

Oleh: KH. Moh Zuhri Zaini

( Penulis Adalah Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo)

Jika berpolitik dimaknai keterlibatan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, maka ia (berpolitik) adalah suatu keniscayaan yang tak terhindarkan dari peran dan khidmah NU (Nahdhatul Ulama). Ini sesuai dengan pernyataan dalam Muqaddimah Anggaran Dasar NU yang berbunyi: “Menyadari bahwa cita-cita bangsa Indonesia hanya bisa diwujudkan secara utuh apabila potensi nasional dimamfaatkan secara baik, maka NU berkeyakinan bahwa keterlibatannya (NU) secara penuh dalam proses perjuangan dan pembangunan nasional merupakan keharusan yang mesti dilakukan’.

Namun yang menjadi pertanyaan adalah: Peran politik apakah yang harus dilakukan NU dan bagaiman NU harus melakukan peran politik itu? Karena dalam realitas dan prakteknya, kegiatan politik dapat dibedakan berdasarkan tujuan, target, dan cara (proses) nya, sehingga timbul istilah politik kebangsaan, politik golongan, politik kekuasaan, politik kotor dan lain-lain. Dan masing-masing jenis politik tersebut mempunyai dampak yang berbeda, baik positif maupun negatif, bagi masyarakat atau bangsa.

Memang kegiatan politik seyogyanya ditujukan untuk memberikan sebesar-besar mamfaat dan menghindarkan se-kecil-kecil madlarat (bahaya) terhadap masyarakat atau rakyat atau bangsa. Namun realitasnya tidak selalu sesuai dengan yang di idealkan (seharusnya). Banyak faktor yang dapat mendistorsi atau bahkan membelokkan tindakan politik dari tujuan idealnya. Misalnya, kepentingan pribadi atau kelompok yang—baik disadari atau tidak—sering ikut menentukan target dan cara (proses) kegiatan politik tersebut. Dan kemudian dikemas dengan kemasan “kepentingan umum”. Adanya kepentingan-kepentingan, baik pribadi maupun kelompok, sering menjadi pemicu terjadinya konflik antara pelaku politik, baik secara internal (dalam satu partai) maupun dengan pelaku politik dari kelompok atau partai yang lain. Dan yang tak kalah besar perannya, sebagai pemicu konflik adalah cara atau proses melakukan tindakan politik tersebut. Tak jarang karena didorong oleh ambisi dan emosi, sering tindakan politik dilakukan secara tidak terkontrol, sehingga melanggar rambu-rambu baik etik maupun hukum. Dalam kondisi seperti ini, aktivitas politik yang semestinya bermamfaat untuk masyarakat atau rakyat, justru berbalik merugikan dan—bahkan—menghancurkan mereka. Masyarakat menjadi terkotak-kotak, bukan hanya dalam kubu-kubu atau golongan politik, tetapi juga akan terjadi kerenggangan dan ketegangan dalam kehidupan keseharian. Silaturrahmi menjadi tersendat bahkan bisa terputus. Terjadi hilangnya rasa hormat dan kepercayaan kepada tokoh dan pemimpin masyarakat, baik individual maupun kolektif atau institusional (termasuk terhadap NU dan pemimpinnya). Dan kalau ini terus terjadi, pada gilirannya akan membikin umat atau masyarakat akan kehilangan pegangan, orientasi dan tauladan.

Dengan adanya beberapa kenyataan tersebut, sudah seharusnya bila NU kembali atau setidak-tidaknya lebih menekankan dan menseriusi pokok inti perjuangannya seperti telah digariskan para muassis (founding father) nya. Yaitu mengembangkan nilai Islam Ahl assunnah Wa aljama’ah dan melakukan upaya-upaya kemaslahatan umat dan bangsa termasuk didalamnya gerakan bela negara, memperkokoh persatuan bangsa dan bersama komponen bangsa yang lain, ikut melakukan pembangunan bangsa disegala bidang, baik agama (ahlaq dan moral bangsa) ekonomi, pendidikan dan lain-lain. Terutama usaha-usaha yang menyentuh langsung kehidupan masyarakat atau umat, misalnya pemberdayaan ekonomi umat, penanggulangan bencana dan kegiatan sosial lainnya.

Dalam ranah politik praktis, seyogyanya NU cukup melakukan gerakan moral dengan melakukan taushiyah dan contoh-contoh keteladanan yang baik bagi semua pihak terutama bagi kalangan warga NU sendiri. Menghindari kegiatan politik praktis yang secara langsung berorientasi kepada kekuasaan adalah agar tidak terjebak dalam konflik kepentingan dengan warga NU yang berbeda aspirasi politiknya yang mestinya, mereka harus diayomi oleh NU. Sehingga NU menjadi pengayom dan sekaligus wasit atau penengah bila terjadi konflik politik antar warga NU. Dalam hubungan dengan kekuatan politik yang ada, seyogyanya NU menjaga jarak yang sama dengan mereka serta menghindari keterlibatan pengurus (khususnya pengurus inti) dalam politik kekuasan, misalnya dengan melakukan aksi dukung mendukung terhadap orang atau kelompok tertentu. Sebagai gantinya, NU hendaknya melakukan pengayoman terhadap semua kelompok dan golongan, khususnya kader-kader NU yang ada diberbagai kekuatan politik, terutama terhadap orang-orang yang selama ini merasa dipinggirkan oleh elit NU. Sehingga mereka akan tetap merasa bagian dari NU dan memberikan kontribusi pada perjuangan NU untuk umat dan bangsa.

Tugas NU yang terpenting saat ini adalah mempersiapkan kader-kader umat atau bangsa dalam berbagai bidang. Misalnya dalam bidang politik, NU mempersiapkan kader-kader politisi dan calon-calon pemimpin bangsa yang handal, bermoral dan mempunyai integritas serta mempunyai komitmen keumatan dan kebangsaan yang kuat. Dalam bidang keilmuan dengan menyiapkan ilmuwan dan teknolog maupun teknokrat yang kompeten dan bermoral. Dalam bidang ekonomi, dengan menyiapkan ekonom, baik praktisi maupun teoritisi, yang bermoral dan mempunya komitmen kerakyatan dan kepedulian sosial yang tinggi. Dalam bidang da’wah dan pendidikan dengan menyiapkan da’i-da’i dan pendidik yang mempunyai integritas dan kemampuan teknis dan sosial yang tinggi serta memahami kondisi riil umat atau masyarakat. Demikian pula di bidang-bidan lain seperti seni budaya, kesehatan, hankam (pertahanan dan keamanan) dan lain-lain, NU hendaknya juga melakukan pengkaderan sehingga misi NU sebagai rahmatan lil ‘alamin betul-betul menjadi kenyataan. Semoga. Amin

Pengajian Rutin Kitab Al Hikam di Musholla Riyadus Sholihin PP. Nurul Jadid dikaji langsung Oleh KH. Moh. Zuhri Zaini, Pengasuh PP. Nurul Jadid

KH. Moh. Zuhri Zaini : Meraih Karomah Dengan Istiqomah

nuruljadid.net – Di zaman modernisasi yang ditandai dengan proses bergesernya sikap dan mentalitas suatu warga masyarakat agar tetap hidup dengan tuntutan masa kini membuat kondisi masyarakat berangsur angsur berubah, sebagian masyarakat yang memiliki persepsi yang keliru dan tidak dibenarkan dalam agama islam. Ada sebagian masyarakat yang memiliki pemikiran dengan melakukan ritual – ritual tertentu, agar orang tersebut bisa mendapatkan kesaktian. Salah satu contohnya adalah melakukan ritual ritual khusus untuk mendapatkan uang dengan tanpa harus bekerja terlebih dahulu. Dengan melakukan amalan – amalan tertentu yang tidak dibenarkan dalam ajaran ajaran, islam orang tersebut bisa menggandakan uang, sekalipun orang yang membacanya jauh dari kata istiqomah dalam menjalankan syari’at islam. Banyak masyarakat yang tertipu dengan istilah “karomah”.

“Anehnya oleh sebagian masyarakat orang yang melakukan demikian dianggap sesuatu yang benar dan dianggap sebuah karomah padahal orang yang melakukannya adalah orang yang jauh dari kata istiqomah dalam menjalakan syari’at. Dan lebih aneh lagi ketika terjadi sesuatu yang demikian ditengah – tengah masyarakat baginya dianggap suatu kemajuan dan kelebihan dalam masyarakat tersebut.” Dawuh KH. Zuhri Zaini dalam pengajian rutin kitab Al-Hikam Ibnu Athoillah Al-Sakandari, senin (23/01/2017).

Padahal tidak selamanya kelebihan dan kemajuan akan selalu mengarah kepada kebaikan, bisa saja kelebihan dan kemajuan tersebut mengakibatkan kondisi masyarakat mengalami dekadensi baik dari aspek moralitas, pemikiran dan nilai – nilai sosial yang berada di tengah – tengah masyarakat.

Ditengah kondisi zaman yang demikian, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, Karanganyar, Paiton Probolinggo, KH. Moh. Zuhri Zaini, mengingatkan agar manusia tidak terjebak dengan pemikiran yang salah, pemikiran yang  berdasarkan hawa nafsu yang tujuan akhirnya mencelakakan manusia itu sendiri,” dawuh Kiai Zuhri dalam pengajian rutin kitab Al-Hikam Ibnu Athoillah Al-Sakandari, senin (23/01/2017).

Kiai Zuhri melanjutkan, kesaktian yang tidak disertai dengan ridho Allah itu adalah istidroj, salah satu tanda orang ridho kepada Allah adalah orang tersebut istiqomah dijalanNya. Beliau melanjutkan penjelasannya dalam kitab Al Hikam dengan membagi karomah menjadi dua bagian.

Pertama, karomah keimanan, kedua, karomah amal. Lebih lanjut beliau menjelaskan, karomah yang sebenarnya adalah ketika orang tersebut mencapai istiqomah dan mencapai sempurnanya keistiqomaan, karena pada hakikatnya, karomah yang sebenarnya adalah beribadah dengan istiqomah.

Sementara ini banyak orang yang menganggap kesaktian yang dimiliki oleh seseorang adalah sebuah karomah tanpa terlebih dahulu melihat orang yang memiliki kesaktian tersebut apakah istiqomah dalam ibadahnya.

“Kalau orangnya istiqomah dalam beribadah bisa jadi itu adalah karomah yang sesungguhnya, namun jika orangnya tidak istiqomah dalam ibadah bisa jadi itu adalah istidroj. Karena yang namanya kesaktian bisa saja dimiliki oleh semua orang” Dawuh Kiai Zuhri ketika memaparkan karomah dan kekaromahan.

Oleh karena itu, kita harus melihat terlebih dahulu jangan samapai terpujuk dengan dhohirnya saja dengan menghilangkan aspek substansi terhadap sesuatu yang kita lihat. Di zaman sekarang sesuatu yang tidak benar dianggap benar, karna dibungkus dengan bungkusan yang menggoda secara lahiriah dan hawa nafsu. Kita seringkali terjebak dengan hal hal demikian karena menjadikannya sesuatu yang nampak sebagai ukuran baik dan tidaknya sesuatu tersebut. Dan menjadikan hawa nafsu sebagai alat untuk mengukurnya serta mengabaikan agama sebagai barometernya. Akhirnya kita mengarungi kehidupan seakan akan berada pada jalan yang benar, padahal jalan tersebut adalah jalan yang salah karna kita terjebak dengan hawa nafsu dan keindahan lahiriah saja.

Pekan Bahasa

Pekan Bahasa: Sarana Menggali Potensi Peserta Didik Yang “terpendam”

nuruljadid.net – Kriteria kemajuan suatu bangsa dan negara dapat dilihat dari kacamata internasional, tergantung kepada peran serta pemuda dan taraf hidup masyarakatnya. Para pemuda pemudi menjadi ujug tombak kemajuan sebuah bangsa, jika negara memiliki warga negara yang mampu bersaing dalam kancah internasional, maka majulah negara tersebut, jika tidak maka hal sebaliknya lah yang akan terjadi pada negaranya.

Sama halnya dengan apa yang dilakukan dengan Lembaga Pengembangan Bahasa Asing (LPBA) Pondok Pesantren Nurul Jadid ini, persaingan dalam kancah internasional masih dapat mereka rasakan sekalipun mereka masih dikepung dengan peraturan pesantren.

“Bukan berarti dengan dihadapkannya peraturan pesantren dan adanya batasan dalam berkomunikasi sehari hari menjadi kendala bagi santri untuk merasakan kegelisahan bangsa dan turut ambil andil dalam mencerdaskan dan memajukan Negara Kesatuan Republik Indonesia, malah dengan semakin dibatasinya fasilitas untuk berbangsa, santri merasa semakin penasaran lalu kemudian bersemangat untuk unjuk gigi menunjukkan kemampuan mereka” ucap salah satu pengurus.

Oleh karenanya, untuk mewujudkan masyarakat yang cerdas maka mereka harus dibekali dengan wawasan, pengalaman, keterampilan serta memiliki daya kreasi yang tinggi. Dan juga mereka dituntut untuk berfikir lebih maju, tanggap dengan berbagai hal dan dituntut untuk mengambangkat bakat dan minat, potensi serta dapat menunjukkan kepiawannya, karena tanpa adanya bakat, minat dan potensi yang tinggi mereka tidak dapat meningkatkan ataupun menunjukkan potensi dirinya.

Oleh karenanya, maka LPBA mengadakan kegiatan Pekan Bahasa yang merupakan suatau wadah untuk menunjukkan bakat atau potensi yang masih “terpendam” dalam diri peserta didik. Dengan alasan yang lain yang mendasari kegiatan ini dilaksanakan adalah untuk menampung minat dan bakat para peserta didik untuk guna disalurkan ke event event yang lebih baik dan ditingkat yang lebih tinggi.

“Salah satu tujuan diadakannya Pekan Bahasa ini adalah untuk memancing kemampuan peserta didik yang masih terpendam dan sekaligus menjadi sarana latihan kepada mereka untuk lebih siap menghadapi hal yang lebih tinggi levelnya dari apa yang mereka hadapi saat ini” tutur Ust. Salman Al Farisi selaku Bagian Kesiswaan LPBA.

Adapun perlombaan yang dilombakan pada Pekan Bahasa 2017 ini adalah sebagai berikut:

  1. Bercerita
  2. Mengarang
  3. Terjemah
  4. Percakapan
  5. Warta berita
  6. Pidato
  7. Presenter
  8. Puisi
  9. Koor
  10. Quiz
  11. Karya Ilmiah Remaja (KIR)
  12. Debat dan
  13. Drama

Yang kesemuanya (jenis lomba diatas) dilombakan dalam 2 bahasa yaitu Bahasa Arab dan Bahasa Inggris. Harapan yang diharapkan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah memunculkan bakat bakat peserta didik yang terpendam dan melahirkan peserta didik yang mampu menguasai salah satu bidang bahkan beberapa bidang kebahasaan dalam berbahasa asing. Sehingga ketika dalam menghadapi dunia yang sudah modern ini, mereka sudah siap mental dan kemampuan.

Club Meeting MTs NJ

Kader Muda Yang Berbilingual Handal dan Berjiwa Islami

nuruljadid.net – Menggali potensi anak sejak dini merupakan hal yang harus dilakukan agar mereka mampu mengetahui kemampuan mereka. Anak anak yang berusia 13-15 tahun disebut dengan masa pubertas atau yang dengan kata lain masa akil baligh. Pada masa ini sangatlah mudah untuk mendidik anak untuk menggali potensi yang terpendam dalam diri mereka dibandingkan dengan masa remaja atau masa alay. Karena pada masa ini kemampuan otak anak untuk mengingat sesutu (daya ingat) masih kuat sehingga mudah untuk menggali potensi yang mereka miliki.

Disupport dengan dunia yang sudah modern ini maka kemampuan anak semakin mudah untuk diketahui. Dengan fasilitas yang mendukung, potensi yang terpendam akan mudah dimunculkan dan dikembangkan. Melihat kondisi psikologis yang ada, maka pengurus Badan Pembinaan Khusus (BPK) yang berada di Wilayah Sunan Gunung Jati (A) berinisiatif untuk mengadakan kegiatan yang dianggap mampu untuk mereka kuasai terutama dalam menggeluti bahasa billingual (asing).

Club Meeting adalah kegiatan yang bertujuan untuk menggali potensi peserta didik dan menampung minat bakat, aspirasi serta kapabilitas peserta didik. Dalam kegiatan ini ada beberapa lomba yang dilombakan adapun jenis lombanya adalah sebagai berikut :

  1. Shawalat
  2. Yel-yel
  3. Tartilul Qur’an
  4. Pidato 2 Bahasa (Arab dan Inggris)
  5. Parade Puisi 2 Bahasa (Arab dan Inggris)
  6. Mengarang (Arab dan Inggris)
  7. Qiroatul Qutub
  8. Cerdas Cermat
  9. Bercerita (Arab dan Inggris)
  10. Hifdzul Kutub
  11. Warta Berita
  12. Mading

Mempelajari bahasa asing hingga sampai menguasainya merupakan tujuan yang diinginkan oleh peserta didik Badan Pembinaan Khusus (BPK), namun itu bukanlah pembelajaran pokok dalam lembaga ini, yang menjadi pembelajaran pokok pada lembaga ini adalah pemahaman tentang kesalafannya (kitab). Sehingga output yang dimiliki oleh BPK adalah peserta didik yang mampu berbilingual diimbangi dengan jiwa yang islami.

“Kegiatan ini dilakukan sebagai bahan evaluasi bagi peserta didik BPK untuk mengetahui sampai dimana letak kemampuan mereka selama proses belajar mengajar selama 1 tahun ini. Sehingga pengurus bisa mengetahui karakter masing masing individu yang kemudian dapat dikembangkan dengan mudah sesuai dengan hasil evaluasi belajar mereka,” ujar salah satu pengurus BPK, Ust. Asmar Rudiyanto.

“Jenis jenis lomba yang kami sajikan memang sengaja bukan hanya tentang kebahasaan saja, sengaja kita masukkan jenis lomba yang bersifat Islami sekalipun hanya pengetahun dasar saja, karena kita melihat kapabilitas otak mereka,” ujar Direktur BPK saat diwawacarai oleh reporter.

Pengajian Rutin Kitab Al Hikam di Musholla Riyadus Sholihin PP. Nurul Jadid dikaji langsung Oleh KH. Moh. Zuhri Zaini, Pengasuh PP. Nurul Jadid

KH. Moh. Zuhri Zaini : Pentingnya Menyadari Diri Sebagai Hamba Allah

nuruljadid.net – Tujuan diciptakannya manusia adalah untuk beribadah kepada Allah. Ibadah memiliki makna yang luas, ibadah bukan hanya sekedar shalat atau zakat saja, namun pekerjaan hambaNya juga bisa disebut ibadah. Setiap pekerjaan yang diniatkan untuk mencari atau mengharap ridho Allah maka pekerjaan itu bernilai ibadah di hadapan Allah. Salah satu contohnya ketika kita berjuang di tengah masyarakat dengan dinitakan untuk mengharap ridho Allah maka perjuangan tersebut bernilai ibadah.

“Salah satu diantara bentuk ibadah adalah berjuang di tengah tengah masyarakat kalau di niatkan hanya untuk mengharap ridho Allah maka perjuangan tersebut akan bernialai ibadah.” Dawuh beliau dalam pengajian rutin kitab  Al Hikam karangan Ibnu Athoillah, Kamis (19/01/2017)

Beliau juga mengimbuhkan, sebagai hamba Allah yang mempunyai  misi dan tugas penghambaan perlu kita sadari bahwa sifat yang hakiki yang ada pada diri seorang hamba adalah sifat merasa lemah dan hina di hadapan Allah SWT.

Sangatlah penting bagi manusia untuk menyadari akan sifat hakiki tersebut. Agar manusia tidak terjebak dengan pemikiran bahwa dirinya mempunyai kemampuan dengan keberhasilan dan prestasi yang diraihnya tanpa bantuan Sang Pencipta. Padahal secara hakikat semua itu adalah bentuk dari pertolongan dan kekuasaan Allah untuk hambaNya.

“Semua kemampuan yang kita miliki adalah fasilitas dan yang menentukan berhasil dan tidaknya maanusia adalah takdir yang Allah gariskan kepada kita,” dawuh beliau.

“Manusia hanya mampu berusaha dan dibalik kesuksesan dan keberhasilan usaha tersebut adalah jalan Allah yang diberikan kepada hambaNya.” Tambah beliau.

Disinilah petingnya kita menyadari bahawa kita adalah Hamba Allah yang tak memiliki kemampuan untuk melakukan sesuatu. Dan manusia juga seharusnya sadar bahwa dirinya adalah makhluk yang hina dihadapan Allah. Apabila manusia sudah menyadari dan mengakui bahwa dirinya adalah makhluk yang hina, maka Allah akan mengatrol kita dengan  sifat kemuliaanNya.

“Kita harus merasa hina hanya dihadapan Allah, kita tidak boleh menampakkan sifat kehinaan kepada hamba Nya namun bukan berarti kita boleh menampakkan kemewahan diri kita dihadapan hamba Allah, sebab kemewahan yang ada pada diri kita hanya berupa titipan Allah. Jika kemewahan yang ada pada diri kita ditampakkan, maka akan banyak menimbulkan kecemburuan sosial dan dapat memancing orang lain untuk berlomba lomba menampakkan kemewahan kemewahan mereka.” Nasihat beliau.

Namun pada kenyataannya, masih banyak ummat islam yang saling menampakkan kemewahan atas keberhasilan yang dia dapatkan didunia ini, padahal islam telah mengajarkan kepada ummatnya untuk membiasakan diri hidup sederhana tanpa harus menampakkan dan mengkultuskan harta dan tahta mereka. Sebagai hamba Allah, menyadari bahwa kita adalah hambaNya yang lemah harus kita kecamkan dalam kehidupan sehari hari agar tidak berpaling dari perintahNya.

“Dengan kita menyadari akan kelemahan kita dihadapan Allah maka Allah akan senantiasa menolong kita dengan kekuasaanNya.” Dawuh KH. Moh. Zuhri Zaini sekaligus sebagai nasihat beliau kepada santrinya.

Begitu sangat istimewanya orang yang menyadari bahwa dirinya adalah hamba Allah yang memiliki sifat lemah dan hina dihadapanNya. Sebab hamba yang demikian adalah hamba yang akan mendapatkan beberapa keistimewaan dan akan diperlakukan istimewa dihadapan Allah. Beberapa keistimewaannya adalah sebagai berikut :

  1. Allah akan memberikan kemuliaan-Nya
  2. Allah akan memberikan pertolongan dengan kekuasaaan-Nya
  3. Allah akan memberikan nur cahaya dan kekuatan-Nya

Demikianlah beberapa keistimewaan yang akan diberikan Allah kepada hambaNya yang sadar bahwa dirinya adalah seorang hamba yang penuh dengan kekurangan. Maka dalam dewasa ini, tak pantas jika kita merasa lebih melebihi dari apa yang Allah berikan kepada kita. Dalam kehidupan sehari hari seharusnya kita hidup dengan sederhana dengan tanpa menghambur hamburkan kenikmatan yang Allah berikan kepada hambaNya.

KH Moh Zuhri Zaini BA

Menempa Diri di Pesantren

Oleh: KH. Moh Zuhri Zaini

Setiap manusia pasti mendambakan kebahagiaan berupa keselamatan, ketentraman dan kesejahteraan lahir-batin, jasmani-rohani, materiil-inmateriil, baik dalam kehidupan sekarang di dunia (yang sementara) maupun kelak dalam kehidupan di akhirat (yang hakiki dan abadi).

Untuk mencapai tujuan ini manusia harus membekali diri dengan keyakinan yang benar dan mantap, kepribadian, akhlak yang baik, sikap yang benar, ilmu yang cukup, wawasan yang luas, keahlian dan keterampilan yang diperlukan.

Dalam rangka membantu para santri mendapatkan bekal-bekal hidup tersebut, pondok pesantren mendidik para santri agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa, berkepribadian dan berakhlak mulia, berilmu yang cukup dan berwawasan yang luas, berkeahlian dan berketerampilan di bidangnya, mandiri dan bermanfaat bagi lingkungan keluarga, masyarakat dan bangsa.

Untuk mencapai tujuan pendidikan di atas, para santri hendaknya menempa dirinya dengan mengikuti dan menyelami semua program-program pendidikan yang telah ditetapkan pesantren, baik program wajib maupun pilihan. Program-program pendidikan tersebut, meliputi berbagai bidang sesuai dengan aspek-aspek diri dan kehidupan manusia, yaitu: pendidikan dan ketaqwaan, pendidikan kepribadian dan akhlak, pendidikan kemasyarakatan dan kebangsaan, pendidikan keilmuan dan wawasan, serta kewirausahaan. Bentuk kegiatan dan metodenya merupa penyampaian materi atau informasi dalam kegiatan belajar di sekolah, majelis pengajian, kursus-kursus, diskus, seminar, study laboratorium, atau lapangan, studi perpustaka dan lain-lain. Juga berupa indoktrinan, pengarahan-pengarahan, pembiasaan, bimbingan dan penyiluhan, pelatihan, bakti sosial/kerja bakti disamping penerapan aturan (norma-norma) baik di sekolah, di asrama mapun yang bersifat umum diserai sanksi-sanksi pelanggarannya. Dan yang tak kalah pentingnya adalah percontohan dan keteladanan serta penciptaan lingkungan yang bersifat kondusif demi efektifitasnya program-program pendidikan yang telah ditetapkan.

Agar berhasil dalam menyelami pendidikan di pesantren, setiap santri harus mengikuti seluruh paket program pendidikan yang telah di tetapkan pesantren bagi tiap santri sesuai dengan tingkat kemampuan, bakat dan minat masing-masing santri. Dalam pelaksanaan program-program pendidikan yang harus diikuti setiap santri ada skla prioritas sesuai dengan status masing-masing program. Apakah program itu termasuk pendidikan dasar, pokok, penting atau hanya pelengkap. Program pendidikan yang bersifat dasar harus didahulukan dari pada yang hanya penting apalagi pelengkap. Misalnya ilmu yang menyangkut pokok-pokok aqidah dan ibadah hendaknya dipelajari lebih dahulu sebelum sebelum mempelajari ilmu-ilmu penunjang, lebih-lebih yang hanya pelengkap. Termahuk harus diprioritaskan adalah kemampuan-kemampuan Al furudl Al Ainiyah (hal-hal yag menyangkut aktifitas kita sehari-hari).

Dengan melihat berbagai program pendidikan pesantren dengan berbagai bidang, bentuk dan metodenya, jelaslah bahwa pendidikan agama tidak hanya bertujuan mencerdaskan otak melalui pelatihan dan pengajaran ilmu pengetahuan dan keterampilan, tetapi lebih dari itu pendidikan agama bertujuan untuk memperbaiki watak (karakter dan akhlak) melalui penyuluhan, pengarahan, keteladanan dan latihan kejiwaan (riyaadlatun nafsyi) berupa amaliyah-amaliyah ibadah melaui (sholat, puasa, aurat-aurat dan lain-lain) maupun amaliyah ibadah sosial (bakti sosial, kerja bakti, dll) disamping penegakan disiplin dan aturan/norma berikut sanksi-sanksi, baik dilingkungan sekolah, asrama, maupun secara umum. Maka demi keberhasilan pendidikannya, setiap santri selain siap belajar dan mencerna ilmu pengetahuan juga harus siap menerima pelatihan dan berlatih diri baik dalam beramal maupun bergaul sehingga selain berilmu dan berotak cerdas juga berakhlak dan berjiwa waras (sehat).

Memang tidak mudah menjalani program-program pendidikan komprehensif seperti yang dilaksanakan di pondok pesantren. Banyak kendala-kendala dan hambatan yang harus dihadapi. Diantaranya: kendala yang pertama adalah, diri/maksa diri kita sendiri. Nafsu manusia cenderung bersenang-senang, bersantai dan bermalas-malasan. Jadi, hanya ingin melakukan hal-hal yang menyenangkan, sekalipun hal tersebut membahayakan hidupnya (narkoba, zina, minuman keras, judi, dll). Sebailiknya nafsu selalu ingin menghindari hal-hal yang tidak menyenangkan sekalipun hal tersebut sangat dibutuhkan untuk kemaslahatan hidupnya (misalnya: memberi obat bagi orang sakit). Dengan mengetahui sifat nafsu yang demikian itu, maka seorang santri harus bisa melawan nafsunya mengajak pada hal-hal yang bermanfaat sekalipun kadang-kadang tidak disenangi-nya. Untuk menundukkan dan mengendalikan nafsu diperlukan pelatihan-pelatihan melalui amal-amal ibadah (murni atau sosial), bimbingan dan penyuluhan, mengikuti aturan-aturan/norma-norma disamping berdoa memohon pertolongan Allah Swt.

Kendala-kendala lain adalah lingkungan yang jelek berupa pergaulan dan teman yang mengajak kita kepada perilaku yang merugikan, karena tidak jarang orang yang semula baik tapi karena pengaruh teman dan lingkungannya menjadi jelek. Karena seorang santri harus berupaya menciptakan lingkungan yang baik yang menunjang keberhasilan cita-cita dan tujuan mondoknya dengan melakukan amar-makruf dan nahi-mungkar. Jika tidak mampu melakukannya, hendaknya menjauhi lingkungan tersebut. Walaupun tidak perlu membenci atau memusuhi siapa pun.

Selain kedua kendala di atas, ada kendala yang lain, yaitu masalah bekal (materi), baik yang berlebihan maupun yang kekurangan. Santri yang berbekal lebih, sering tidak bisa mengendalikan nafsunya sehingga ia berlaku boros, berpergian atau berbelanja yang tidak perlu. Sehingga mengganggu kegiatan pendidikannyadi pondok. Untuk santri yang demikian perlu pengendalian nafsu dan mengelola keuangannya dengan baik untuk hal yang perlu saja. Dengan mangalami hidup prihatin di pondok, justru akan mendatangkan hikmah tersendiri.

Selain menanggulangi kendala-kendala tersebut, agar berhasil dalam pendidikannya seorang santri harus bisa memanage diri, waktu, fasilitas termasuk dana yang dimiliki dengan membuat program dan kegiatan yang telah ditetapkan. Jika perlu, konsultasilah pada guru, atau pengurus senior, BP, atau bahkan kepada pengasuh.

Dan yang paling terakhir, hendaklah selalu berdo’a, memohon pertolongan Allah melalui dzikir dan shalat. Agar yang dicita-citakan dapat tercapai dengan sempurna bersama ridlonya. Sehingga menjadi orang yang selamat, bermanfaat, dan bahagia dunia-akhirat.

Dimuat dalam Rubrik Lentera Hati, Majalah MISI, SMU Nurul Jadid,

Edisi X / April-Oktober-2002