Pos

Peserta Lomba mendapatkan pengarahan dari pembina Wilayah, Ust. Munawwir

Sunan Drajat (C) : Membina Retorika Menyulam Asa Demi Menyapa Dunia.

nuruljadid.net – Wilayah Sunan Drajat (C) adalah wilayah dimana santri Nurul Jadid yang berstatus siswa SMP Nurul Jadid berdmosili. Mereka akan menjalani double aktifitas selain mereka harus melakukan aktifitas yang dijadwal oleh pesantren, mereka juga melakukan aktifitas sebagai santri yang berada di Wilayah Sunan Drajat (C). Beberapa program wilayah yang telah ditetapkan oleh pengurus wilayah harus mereka laksanakan. Salah satu contohnya adalah mempersiapkan diri untuk mengikuti lomba yang diadakan setiap malam selasa,(27/2/2017).

Lomba yang merupakan salah satu program tahunan wilayah ini bertujuan untuk menemukan skill individu mereka dan mengembangkannya. Ini merupakan sebuah program pendidikan yang bertujuan untuk membiasakan mereka (santri di wilayah C) untuk mempersiapkan diri menghadapi beberapa rintangan kedepan terutama dalam hal pendidikan. Adapun tema yang diangkat dalam perlombaan kali ini adalah

Membina Retorika Menyulam Asa Demi Menyapa Dunia.

“Tujuan dari kegiatan ini selain untuk menemukan bakat yang terpendam juga bertujuan untuk mengembangkan bakat itu. Sehingga dengan bakat yang mereka miliki, mereka tak lagi gamang dan takut menghadapi masa depan mereka” ujar Ust. Lukmanul Hakim selaku kepala Wilayah Sunan Drajat (C).

Pengurus wilayah juga sudah mempersiapkan beberapa tahapan untuk mengembangkan dan membiasakan anak didiknya agar siap menghadapi permasalahan dalam hal pendidikan. Dan itu telah mereka lakukan dalam jenis perlombaan ini. Beberapa lomba yang diadakan adalah lomba khitobah, lomba hadrah, lomba praktik ibadah dan lomba bilal. Lomba lomba ini diadakan menyesuaikan dengan kebutuhan awal mereka agar mereka memiliki bekal dasar untuk melangkah ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

“Perlombaan ini dilaksanakan secara bertahap. Pertama, 4 lomba wajib diikuti oleh semua santri di Wilayah. Kedua, setelah semua santri mengikuti lomba tersebut, maka selanjutnya 4 lomba wajib diikuti oleh semua blok (daerah) yang mendelegasikan beberapa santri di bloknya masing masing.” Cakap Ust. Adi Hermanto selaku pengurus Wilayah Sunan Drajat (C).

Dengan melaksanakan beberapa kegiatan yang mampu menemukan dan mengembangkan skill santri, harapan yang diharapakan oleh pengurus wilayah dan pesantren dapat tercapai sesuai dengan visi, misi dan tujuan Pondok Pesantren Nurul Jadid. (Q2/Red).

BPK Gors to Campus

RI 10, Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Negara Mengisi Kuliah Umum Bagi Kalangan Mahasiswa di Nurul Jadid

nuruljadid.net – Mahasiswa merupakan motor penggerak bangsa dari kalangannya. Jiwa nasionalisme melekat dalam diri mereka, berjuang untuk kemajuan bangsa negara merupakan khas dari kalangan mahasiswa. Jika kita melihat peran mahasiswa dalam pembangunan negeri yang berkembang ini, maka sudah banyak sekali contoh pergerakan mereka yang mereka lakukan. Dengan memanfaatkan intelektual yang mereka miliki, mereka disebut dengan kalangan muda yang berintelektual dan bernasionalisme tinggi.

Hari ini (27/02) mahasiswa di Nurul Jadid diuji intelektual dan nasionalismenya. Mendatangkan pejabat tinggi negara sebagai narasumber kegiatan kuliah umum. Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Negara (BPK) yang diketuai oleh Bpk. Dr. Harry Azhar Azis, M.A. tema yang diangkat pada kuliah umum kali ini adalah “Pemeriksaan Keuangan Negara Untuk Kesejahteraan Rakyat”.

Dengan sambutan dan pengawalan yang super ketat, pukul 10.00 WIB acara pun dimulai. Acara ini dihadiri dari perwakilan lembaga yang ada dibawah naungan Pondok Pesantren Nurul Jadid. Tak luput pula, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Moh. Zuhri Zaini juga ikut hadir dalam acara ini sekaligus menyambut kedatangan pejabat tinggi negara tersebut. Dalam kesempatan kali ini, beliau (pengasuh) menyampaikan sambutan untuk ketua BPK beserta rombongan.

“Ilmu yang diberikan semoga bisa diterapkan di masyarakat dan bisa diterapkan di lembaga lembaga luar. Terimakasih kepada ketua BPK, Bapak Harry Azhar beserta rombongan yang telah hadir dan dengan bantuan Allah semoga beliau diberikan kesehatan dan kelancaran dalam melaksanakan tugas dengan sebaik baiknya demi kemaslahatan dan kebaikan bangsa ini” sambutan Pengasuh dalam kegiatan kuliah umum.

Tak hanya beliau yang memberikan sambutan, Kepala Pesantren sekaligus Rektor IAI Nurul Jadid, KH. Abd. Hamid Wahid juga memberikan sambutan atas kehadiran Bapak Harry Azhar dan rombongan.

“Semoga kita bersama dapat mengambil manfaat, ilmu, pengalaman serta wawasan dari beliau sehingga itu dapat memperkaya ajaran intelektual kita dan wawasan kita sehingga kita menjadi semakin utuh dalam memamhami perkembangan dan konteks terutama dalam konteks pengelolaan Negara. Beliau adalah orang yang memumpuni dalam wawasan keilumuan dan intelektualitas dalam bidangnya, Beliau juga memiliki pengalaman yang sarat dan seni dalam mengelola Negara” ujar Kepala Pesantren sekaligus Rektor IAI Nurul Jadid.

“Seni dan pengalaman dalam mengelola Negara ini tidak bisa kita dapatkan dalam bangku kuliah atau teks literature dimanapun, tetapi ini adalah buah dari perjalanan dan kematangan yang dimiliki seseorang. Beliau kami harap dapat membagai pengalaman, ilmu dan seni dalam mengegola Negara kepada kita sehingga kita lebih terbuka dalam memahami permasalahan kenegaraan khususnya dalam pengelolaan dan pengawasan keuangan Negara yang itu akan menjadi tambahan wawasan kita semua. Memahami permasalahan kenegaraan merupakan salah satu panca kesadaran santri yaitu Kesadaran Berbangsa dan Bernegara. Kesadaran Berbangsa dan Benegara adalah salah satu kesadaran dari empat kesadaran santri lainnya yang perlu terus dikembangkan.” Akhir sambutan beliau.

Kuliah umum yang diawali dengan pengantar dari Bapak DR. Tirmidzi, M.Pd. selaku moderator didampingi oleh Rektor IAI Nurul Jadid, KH. Abd. Hamid Wahid yang mengupas beberapa permasalaha keuangan yang terjadi di negeri ini. Kuliah umum ini dimulai pukul 10.00 WIB dan berakhir pada pukul13.00 WIB. (Q2/Red)

Madrasah Aliyah Keagamaan

Nurul Jadid Raih Juara Lomba Baca Kitab, Pidato Bhs Arab Dan Taqdimul Kisshoh se- Tapal Kuda

nuruljadid.net – Hidup di dunia moderen merupakan kehidupan yang sarat dengan kompetensi, baik di bidang pendidikan, dunia kerja dan bersosial di masyarakat. Hal ini tentunya harus disadari bagi manusia yang hidup di Abad ke 21, mereka harus mampu untuk mempersiapakan skill dan kemampuan agar tetap berkompetensi dan mengikuti percaturan global, agar tidak menjadi orang yang termajinalisasi dalam percaturan global.

Pondok Pesantren yang masih eksis dengan kajian kitab kuning sebagai ciri khas, yang didalamnya terdapat lembaga formal, tentunya tidak ingin hanya sekedar menjadi penonton dalam persaingan di era globalisasi. Pesantren yang memiliki beberapa lembaga formal, tentunya memberikan peluang yang sangat besar untuk ikut berkompetensi dan sangat memungkinkan berada di garda terdepan dalam memenangkan kompetensi di era globalisasi.

Asrama Program Keagamaan Madrasah Aliyah Nurul Jadid (MA-PK) sebagai perwakilan PP. Nurul Jadid, pada tanggal 19 Februari, mendelegasikan sebagian peserta didiknya untuk mengikuti lomba Muhibbul Araby yang di adakan oleh Himpunan Mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab Institut Agama Islam Zainul Hasan (INZAH) Genggong Kraksaan.

Ada beberapa jenis lomba yang diikuti oleh santri Nurul Jadid Asrama Program Keagamaan (MA-PK) tersebut, diantaranya : Lomba Qiro’atul Kutub, Taqdimul Kisshoh, Pidato Bahasa Arab, Ghina’ Araby dan lomba Amshilaty. Lomba dimulai Sekitar pukul 09.00 WIB dan berakhir sekitar jam 16.00 WIB (19/02).

Para pendamping lomba termasuk peserta lomba dibuat penasaran, dengan menunggu pengumuman pemenang lomba, akhirnya sekitar jam 19.00 WIB pemenang lomba diumumkan. Alhasil, Alhamdulillah, dengan barokah Pesantren dan kerja keras dari pengurus serta pendamping, Santri Pondok Pesantren Nurul Jadid Asrama Program Keagamaan (MA-PK), berhasil meraih empat trophy dan uang tunai dari panitia lomba.

Diantara lomba yang berhasil diraih oleh Santri Pondok Pesantren Nurul Jadid, diantaranya:

  1. Juara Satu Lomba Qiro’atul Kutub, nama pemenang Siti Hamida.
  2. Juara Dua Lomba Qiro’atul Kutub, nama pemenang Muhammad Ali Hasan Sholeh.
  3. Juara Satu Lomba Taqdimul Kisshoh, nama pemenang Lutfi Mashudi.
  4. Juara Dua Lomba Pidato Bahasa Arab, nama pemenang Abdul Fatah Daniyullah.

dan semua peserta yang berhasil meraih juara adalah Kelas X dan XI (Putra Putri) Madrasah Aliyah Nurul Jadid Asrama Program Keagamaan (MA-PK).

Dengan membawa prestasi yang membanggakan, akhirnya kembali ke Pondok dengan rasah gembira dan senang. (Zhen/Red)

Kunjungan Pesantren

MAN 1 Jember Study Banding ke Pondok Pesantren Nurul Jadid

nuruljadid.net – Jum’at (17/02) Pondok Pesantren Nurul Jadid kedatangan tamu dari sekolah MAN 1 Jember. Salah satu tujuan mereka berkunjung ke Pondok Pesantren Nurul jadid adalah ingin mengetahui sistem pembinaan pers dimasing masing lembaga yang berada dibawah naungan Yayasan Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Disamping itu, tujuan lain kedatangan MAN 1 Jember ke Pondok Pesantren Nurul Jadid adalah menyambung tali silaturrahim. Di  Nurul jadid, kru dan guru MAN 1 Jember juga mengisi  kegiatan yang bermanfaat, seperti wawancara dengan Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid dan dialog interaktif dari sebagian siswa / siswi MAN 1 Jember dengan perwakilan dari masing masing majalah, KHARISMA, MISI, IQRO’ dan majalah yang lain dari masing masing lembaga dibawah naungan Yayasan Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Tepat jam delapan acara study banding dimulai, dalam sambutannya sekretaris Pondok Pesantren Nurul Jadid, Bapak Faizin Syamweil menyampaikan, bahwa perlu adanya semacam sharing terkait tentang ilmu pengetahuan dan pengalaman, khususnya dalam bidang tulis menulis dan dunia jurnalistik, beliau juga menyampaikan, permohonan ma’af apabila ada sambutan atau pelayanan yang kurang maksimal, beliau juga menyampaikan terimakasih yang sebesar besarnya telah bersilaturrahim di Pondok Pesantren Nurul Jadid.

“kami ucapkan terimakasih yang sebesar besarnya kepada pihak Nurul Jadid yang telah memberikan  pelayanan yang maksimal sehingga siswa dan siswi kami bisa bertukar pengetahuan mengenai dunia jurnalistik” Ucap Kepala Sekolah MAN 1 Jember dalam sambutan beliau.

“Semoga semua ini sebagai bekal bertambahnya ukhwah islamiyah kita sesama pengelola lembaga,” tambah beliau dalam sambutannya

Tepat jam sebelas acara berakhir, setelah selesai acara rombongan beramahtamah di kantor pesantren, setelah selesai rombongan langsung bertolak ke Jember. (Zhen/Red)

Lomba Harlah

Gemuruh Supporter Pada Lomba Yel-Yel

nuruljadid.net –Lomba Yel-Yel merupakan lomba pertama yang diadakan pada bulan lomba Haul & Harlah ke-68. Lomba yel-yel ini dilaksanakan setelah pembukaan bulan lomba berlangsung pada malam jum’at (16/02/2017) kemarin.

Lomba yel-yel adalah lomba yang didalamnya mengandung arti penyemangat untuk semua peserta lomba sekaligus show off keunggulan masing masing lembaga yang disampaikan dalam sebuah lagu. Bermacam macam jenis lagu yang ditampilkan, mulai dari password penyemangat, lagu-lagu ciri khas dari setiap lembaga dan juga lagu yang menjadi prioritas untuk dinilai dan ditetapkan sebagai pemenang. Tentunya didalam lomba yel-yel ini dilarang keras untuk “mejatuhkan” lembaga formal lain.

Gemuruh sorak sorai terdengar ketika peserta dari masing masing lembaga perform. Disertai dengan tepuk tangan dan teriakan semangat untuk mendukung jagoan mereka masing masing yang membuat armosfer pertandingan semakin memanas. Walaupun hujan membasahi area perlombaan, mereka tetap antusia tanpa menghiraukan hujan yang turun, malah dengan datangnya hujan, para peserta dan penonton semakin “menggila” untuk mendukung jagoannya masing masing. Sampai pada penghujung acara, mereka (penonton) nampak antusias menyambut datangnya Bulan Lomba ini.

Penilaian dari lomba yel-yel ini meliputi Kekompakkan (40%), Kreatifitas Lagu (35%) dan Busana (25%). Ciri khas dari lomba yel-yel ini adalah bertema, sepertri dari busana, lagu dll semua memiliki tema tersendiri. Contoh Tema SMPNJ Silat, MTSNJ Sirkus, MTSN Hawai, SMANJ Nuansa Jepang, MANJ Koboi, SMKNJ Hantu, MAN Chochochip. Untuk juara yang terpilih akan diumumkan pada saat penutupan Bulan Lomba nanti. (Mila/DB)

Lomba Harlah

Suasana Meriah di Pembukaan Bulan Lomba Haul & Harlah Ke-68

nuruljadid.net – Malam Pembukaan Bulan Lomba Haul & Harlah Ke-68 (16/02) dilaksanakan begitu meriah. Suasana Ramai dari antusias penonton dan peserta lomba dari semua perwakilan lembaga di Pondok Pesantren Nurul Jadid ini membuat halaman depan PPIQ & Asrama MTSNJ (Dalbar) menjadi meriah sepanjang malam pembukaan Bulan Lomba ke 68 Putri.

Bulan Lomba Haul & Harlah ini dilaksanakan setiap tahun sekali pada saat Pra Haul Pendiri & Harlah Pondok Pesantren Nurul Jadid. Pada kegiatan bulan lomba ini, mencakup berbagai macam lomba seperti lomba Tahlil, Dibaiyah, MSQ, Tartil, Senam, Master Of Ceremony (MC) dan sebagainya. Lomba ini diikuti oleh peserta lomba dari perwakilan semua Lembaga Formal yang berada di naungan Pondok Pesantren Nurul Jadid, yaitu SMP Nurul Jadid, MTS Nurul Jadid, MTS Negeri Paiton, SMA Nurul Jadid, MA Nurul Jadid, SMK Nurul Jadid, dan MA Negeri Paiton.

Pada kegiatan ini, setiap lembaga diwajibkan untuk mendelegasikan dan mengikuti lomba, dengan jumlah kontribusi untuk setiap lomba yang berkategori individu sebesar Rp. 20.000, dan kategori kelompok sebesar Rp. 35.000. Bagi mereka (masing masing lembaga) tidak mendelegasikan atau gugur, maka akan dikenakan sanksi yang telah ditetapkan oleh panitia dengan klasifikasi, untuk kategori lomba individu sebesar Rp. 35.000,- dan kelompok sebesar Rp. 50.000,-.

Bulan Lomba ini dilaksanakan selama ± 2 Bulan penuh yaitu dimulai pada hari kamis, 16 Februari 2017 sampai dengan hari kamis, 13 April 2017 dengan waktu  hari-hari libur kegiatan yakni pada saat Senin malam selasa, kamis malam Jum’at dan jum’at Pagi. Kegiatan lomba ini resmi dibuka oleh Ketua Haul & Harlah ke – 68  Ustadzah Afifah,S.Kom pada saat pemotongan Pita dan pelepasan Balon.

“Tujuan dari kegiatan bulan lomba ini adalah sebagai wadah untuk menampung peserta didik santri Nurul Jadid dalam mengembangkan kreativitas dan bakat minat dari setiap santri” Berikut tutur dari Ketua Bulan Lomba Haul & Harlah Ke-68 Ustdzah Sri Indah Rahmawati saat Pidato Sambutannya. (MF/DB)

Talk show islam nusanatara

Ngaji Bareng DR. KH. Marzuki Mustamar, Ketua Tanfidiyah PCNU Kota Malang

nuruljadid.net – Pondok Pesantren merupakan benteng yang sangat kokoh demi tegaknya dan kelestarian ajaran ajaran ahlussunnah wal-jama’ah. Dengan ciri khas kajian kitab kunig karya ulama salafunas sholeh yang masi terus menerus dari generasi pertama sampai generasi berikutnya dari zaman klasik sampai zaman moderen, tentunya menjadikan pesantren sebagi basis yang sangat kuat demi kelestarian dan terjaganya warisan warisan ulama salafunas sholeh.

Begitu juga pondok pesantren nurul jadid, merupakan salah satu pondok yang memadukan antara kajian kitab kuning dengan pengetahuan moderen, tentunya membuka peluang yang sangat besar untuk tetap melestarikan dan mengembangkan ajaran – ajaran ahlussunnah wal-jama’ah dalam kehidupan moderen.

Kedatangan sosok ulama’ yang besar merupakan sebuah kehormatan yang luar biasa bagi Pondok Pesantren Nurul Jadid. Hari ini Jum’at (14/02) yang bertepatan dengan hari Valentine, Ketua Tanfidiyah PCNU Kota Malang sekaigus Pengasuh PP. Sabilurrosyad Malang, KH. Marzuki Mustamar hadir di bumi Nurul Jadid. Acara seminar yang dilaksanakan di Aula SMA Nurul Jadid bertemakan tentang “Islam Nusantara VS Globalisasi”. Acara ini dilaksanakan 2 kali, pada pukul 08.00 – 12.00 WIB diikuti oleh siswa, sedangkan pukul 13.00 – 16.00 WIB diikuti oleh kalangan mahasiswa.

Dalam kegiatan ngaji bareng ini, beliau menceritakan asal mula terbentuknya Nahdlatul Ulama’ (NU) dan menceritakan beberapa permasalahan kekinian termasuk kasus Aksi bela islam dan kasus Habib Riziq yang terjadi beberapa waktu lalu. Beliau juga memberikan nasihat kepada peserta untuk tudak terprofokatori dengan kejadian kejadian tersebut karena terdapat unsur politik didalamnya. Selain itu, beliau (KH. Marzuki Mustamar) juga menejelaskan tentang NU.

“Didalam NU dan ahlussunah wal jamaah ada tolak ukur kebenaran yang harus dijadikan rujukan. Kebenaran secara epistimologi, antologi dan eksologi. Bagi kita, benar belum tentu benar sebelum kebenaran tersebut mengandung 3 unsur kebenaran tersebut. Kadang secara antologi benar, tapi secara epistimologi belum tentu benar. Pikiran, ajaran, doktrin baik menyangkut keagamaan, sosial dalam masyarakat, berpolitik sampai memperjuangkan islam di Nusantara didalam NU merupakan kebenaran yang mengandung ke 3 unsur tersebut.” Ujar Beliau, salah satu Anggota Komisi Fatwa MUI Kota Malang mengawali acara seminar ini.

Dalam kegiatan ini, KH. Marzuki mustamar juga memberikan beberapa motivasi terutama dalam mencari ilmu. Terutama dalam mencari ilmu agama. Beliau juga memberikan sebuah contoh sebagai inspirasi dan motivasi dalam mencari ilmu. Tujuan dari mencari ilmu adalah mencari kebenaran.

“Dalam mencari ilmu kita harus memperhatikan ya tafakkarun (akademik) dan yadzkurun (kedekatan kepada Allah). Untuk mencari kebenaran yang empirik, ilmiah dan dapat dipertanggung jawab maka hendakalah kebenaran itu dikaji oleh orang yang ya tafakkarun dan yadzkurun.” Tambah Pengasuh PP. Sabilurrosyad Malang ini.

Selain memberikan motivasi dalam mencari ilmu, beliau juga memberikan pemaparan tentang islam kotemporer dan kiprah NU dalam membangun pendidikan di Nusantara.

“Saat ini Indonesia sudah memiliki 200 juta ummat islam yang tidak terpecah belah. NKRI ini wajib dijaga karena warisannya para Ulama dan mengayomi 200 juta ummat islam yang mayoritas ahlussunnah wal jamaah. Kalau Indonesia kacau, maka yang paling rugi adalah ummat islam. Negeri ini masih menjaga dengan amanah dan aman aset islam. Adapun Aset islam yang dilindungi NKRI adalah 50.000 madrasah (belum termasuk SMP dan SMU islam), 25.000 pondok NU, puluhan ribu TPQ, puluhan ribu MADIN dan 500 ribu masjid yang terdaftar di Depag Pusat dengan aman” ujar KH. Marzuki Mustamar (Dosen Humaniora dan Budaya UIN Maulana Malik Ibrahim Malang).

Dalam akhir pembicaraan beliau, beliau memberikan nasihat kepada paserta agar selalu manut kepada kiai.

Lomba Harlah

Sorak Sorai Penonton Dalam Laga Pembuka Lomba Volly Ball di Bulan Lomba Harlah ke 68.

nuruljadid.net – Persaingan secara sehat dan fair terjadi di Bulan Lomba yang dalam rangka memperingatai Haul Pendiri dan Harlah ke 68 Pondok Pesantren Nurul Jadid. Sorak sorai penonton menggerumuhkan lapangan Volly yang bertempat disebelah barat lapangan ayaman. Gerombolan penonton yang berasal dari berbagai wilayah memadati lapangan ini. Termasuk supoerter dari masing masing wilayah yang berlaga pada hari ini, jum’at (14/02/2017).

Kegaduhan dan ekspresi yang bermacam macam nampak menghiasi wajah para penonton, ada yang bersuka ria dan ada juga yang nampak kecewa dengan tim belaannya. Namun hal itu sudah menjadi hal yang wajar dan biasa terjadi dalam sebuah pertandingan dimana dalam pertandingan tersebut semua tim harus siap untuk kalah dan menang sekalipun kekalahan tak pernah mereka harapkan.

“Penonton nampak sangat antusias, tepuk tangan dan siulan sering mereka lakukan ketika pemain melakukan smash yang menusuk jantung pertahanan lawan” ujar koordinator lomba Volly, Abdul Basit.

Perlombaan volly ini diikuti oleh 15 tim dari wilayah yang berbeda, sehingga disetiap regu terdiri dari 4 dan 3 tim. Jadwal pertandingan sudah terpampang, menurut informasi yang kru Nurul Jadid Website dapatkan, babak penyisihan ini akan berlangasung selama 1 bulan lamanya dengan waktu perlombaan Malam Selasa, Hari Selasa, Malam Jum’at dan Jum’at.

Harapan dari permlombaan ini adalah masing masing wilayah dapat menjalin silaturrahim dengan baik sehingga keakraban dan keharmonisan antar wilayah dapat diciptakan. Selain itu, dalam pertandingan yang akan berlangsung semua tim dapat bersaing dengan adil dan sportif.

Pembangunan Masjid Jami' Nurul Jadid

Pembangunan di Pondok Pesantren Nurul Jadid Wilayah Az Zainiyah

nuruljadid.net – Setiap masa di Pondok Pesantren Nurul Jadid tak heran melihat gedung-gedung baru berdiri, karena setiap masanya pembangunan di Nurul Jadid pasti terjadi, Baik itu dari pembangunan di Pondok Putera maupun di Pondok Puteri. Di Pondok Pesantren Nurul Jadid Puteri, contohnya di Wilayah Az-Zainiyah, saat ini melakukan proses pembangunan Koperasi Induk (KOPIN) dan pembangunan Paving. Pembangunan Koperasi Induk (KOPIN) dilaksanakan sebelum Liburan Ramadhan 1437 H lalu, yang tepatnya pada bulan Juni 2016 sedangkan untuk pembangunan Paving dilaksanakan setelah liburan ramadhan 1437 H lalu, yang tepatnya pada bulan September 2016.

Pembangunan Koperasi Induk (KOPIN) ini dilaksanakan karena melihat tempat koperasi yang tersedia dulu sempit sedangkan barang-barang yang akan distribusikan oleh koperasi banyak. Rencana pembangunan koperasi induk (KOPIN) ini akan dibangun sebanyak 3 lantai, namun pada gedung koperasi ini juga bisa ditempatkan oleh tempat usaha lainnya.

Pembagian gedung koperasi ini meliputi lantai pertama terdapat 4 tempat yaitu tempat Persediaan air galon, Keterampilan, Bank sampah, dan Koperasi Induk (KOPIN) itu sendiri bagian kebutuhan santri seperti sabun, sikat dll. Lantai kedua tidak terpisah ruangan dan dijadikan 1 tempat yaitu untuk koperasi Induk (KOPIN) sendiri bagian konveksi seperti baju, kerudung dll. Lantai ketiga akan ditempatkan untuk wisma tamu. Anggaran awal rencana pembangunan  koperasi induk (KOPIN) untuk lantai 2 mencapai sebanyak Rp. 800.000.000,00 dan untuk saat ini pembanguan koperasi induk (KOPIN) untuk lantai pertama sudah mencapai dana sebanyak Rp. 438.688.500 .

“Untuk pembangunan paving ini, tujuan awal tidak ada rencana membangun paving namun hanya ingin membuat drynase saja yang kegunaannya untuk menyerap air hujan yang banyak, karena dengan  melihat kondisi di wilayah az-zainiyah yang termasuk daerah paling rendah dan berada di siklus paling utara pondok, maka air yang mengalir pada saat musim hujan berlangsung, semua air akan mengalir ke wilayah az-zainiyah.” Ujar Ustdazah Wahdatul Kholisoh, Kepala Wilayah Az Zainiyah

“Di Wilayah Az-Zainiyah tempat atau datarannya tidak merata, ada yang kebawah dan meninggi sehingga air ketika hujan berlangsung tidak langsung mengalir ke arah drynasenya melainkan menggenang ditempat yang berlubang atau bawah. keadaan seperti ini sangat meresahkan santri karena akan mengakibatkan terjadinya jalanan licin, kotor dan bau. Oleh karena itu wilayah az-zainiyah berencana untuk membangun paving.” Tambah Kepala Wilayah Az Zainiyah

Pembangunan paving ini dilaksanakan diseluruh tempat di Wilayah Az-Zainiyah dengan desain paving biasa yang dilengkapi dengan drynasenya. Pembangunan paving ini bekrjasama dengan CV. Generasi Jaya Kraksaan yang saat ini pengeluaran pembangunan paving  yang sudah selesai untuk daerah paket pertama di daerah Halaman PPIQ dan Asarama MTSNJ mencapai sebesar Rp.  175.603.355, perkiraan pembangunan paving ini selesai, masih mencapai sebesar 35%. (Mila&Ifa/DB)

Hari Velentine

Lembaga Bahstul Masail (LBM) PP. Nurul Jadid : Hukum Merayakan Hari Valentine

Tanggal 14 Februari merupakan hari dimana Valentine Day dirayakan, menurut satu versi sejarah terjadinya valentine Day adalah berawal pada dihukum matinya seorang martir Kristen yaitu St. Valentine pada tanggal 14 Februari 270 M pada masa pemerintahan Kaisar Constantin Agung (280 – 337 M) karena ia menolak kebijakan sang kaisar yang melarang terjadinya pertunangan dan pernikahan.

Semua iu terjadi ketika bangsa Romawi terlibat dalam banyak peperangan dimana Kaisar merasa kesulitan merekrut para pemuda untuk memperkuat Armada perangnya, hal itu disinyalir karena banyak pria enggan meninggalkan keluarganya atau kekasihnya. Dalam The Encylopedia Britania vol. 12 sub. Judul Christiany menjelaskan “Agar lebih dapat mendekatkan lagi terhadap ajaran Kristen pada tahun 495 M. Paus Gelasius I merubah upacara Romawi Kuno, menjadi hari perayaan gereja dengan nama Saint Valentine Day, untuk menghormati Saint Valentine yang mati”. Di Indonesia perayaan Valentine banyak dilakukan oleh kalangan muslim, mereka menganggap hari itu merupakan saat tepat untuk mengungkapkan rasa kasih sayang.

PERTANYAAN :

  1. Bagaimana hukum merayakan Valentine Day ?
  2. Bolehkah menjual pernak-pernik (souvenir) Valentine Day ?

JAWABAN :

  1. Dalam hal ini terdapat pemilahan hukum sebagai berikut :
  • Kufur, bila ada tujuan menyerupai non muslim dan sampai kagum pada agama mereka.
  • Haram apabila hanya bertujuan menyerupai non muslim tanpa disertai kecondongan pada agama mereka.
  1. Haram karena termasuk ikut serta terjadinya kemaksiatan

REFERENSI  :

  1. Fataawa Ibn Hajar al-Haytamy IV/238
  2. Bughyah al-Mustarsyidiin I/528
  3. Is’aad ar-Rafiiq II/128

 

باب الردة

وسئل رحمه الله تعالى ورضي عنه هل يحل اللعب بالقسي الصغار التي لا تنفع ولا تقتل صيد إبل أعدت للعب الكفار وأكل الموز الكثير المطبوخ بالسكر وإلباس الصبيان الثياب الملونة بالصفرة تبعاً لاعتناء الكفرة بهذه في بعض أعيادهم وإعطاء الأثواب والمصروف لهم فيه إذا كان بينه وبينهم تعلق من كون أحدهما أجيراً للآخر من قبيل تعظيم النيروز ونحوه، فإن الكفرة صغيرهم وكبيرهم وضيعهم ورفيعهم حتى ملوكهم يعتنون بهذه القسي الصغار واللعب بها وبأكل الموز الكثير المطبوخ بالسكر اعتناء كثيراً وكذا بإلباس الصبيان الثياب المصفرة وإعطاء الأثواب والمصروف لمن يتعلق بهم وليس لهم في ذلك اليوم عبادة صنم ولا غيره وذلك إذا كان القمر في سعد الذابح في برج الأسد وجماعة من المسلمين إذا رأوا أفعالهم يفعلون مثلهم فهل يكفر أو يأثم المسلم إذا عمل مثل عملهم من غير اعتقاد تعظيم عيدهم ولا اقتداء بهم أو لا؟. فأجاب نفع الله تبارك وتعالى بعلومه المسلمين بقوله: لا كفر بفعل شيء من ذلك، فقد صرح أصحابنا بأنه لو شد الزنار على وسطه أو وضع على رأسه قلنسوة المجوس لم يكفر بمجرد ذلك اهـ، فعدم كفره بما في السؤال أولى وهو ظاهر بل فعل شيء مما ذكر فيه لا يحرم إذا قصد به التشبه بالكفار لا من حيث الكفر وإلا كان كفراً قطعاً، فالحاصل أنه إن فعل ذلك بقصد التشبه بهم في شعار الكفر كفر قطعاً أو في شعار العيد مع قطع النظر عن الكفر لم يكفر، ولكنه يأثم وإن لم يقصد التشبه بهم أصلاً ورأساً فلا شيء عليه، ثم رأيت بعض أئمتنا المتأخرين ذكر ما يوافق ما ذكرته فقال: ومن أقبح البدع موافقة المسلمين النصارى في أعيادهم بالتشبه بأكلهم والهدية لهم وقبول هديتهم فيه وأكثر الناس اعتناء بذلك المصريون، وقد قال : «من تشبه بقوم فهو منهم» ، بل قال ابن الحاج : لا يحل لمسلم أن يبيع نصرانياً شيئاً من مصلحة عيده لا لحماً ولا أدماً ولا ثوباً ولا يعارون شيئاً ولو دابة إذ هو معاونة لهم على كفرهم وعلى ولاة الأمر منع المسلمين من ذلك. ومنها اهتمامهم في النيروز بأكل الهريسة واستعمال البخور في خميس العيدين سبع مرات زاعمين أنه يدفع الكسل والمرض وصبغ البيض أصفر وأحمر وبيعه والأدوية في السبت الذي يسمونه سبت النور وهو في الحقيقة سبت الظلام ويشترون فيه الشبث ويقولون أنه للبركة ويجمعون ورق الشجر ويلقونها ليلة السبت بماء يغتسلون به فيه لزوال السحر ويكتحلون فيه لزيادة نور أعينهم ويدهنون فيه بالكبريت والزيت ويجلسون عرايا في الشمس لدفع الجرب والحكة ويطبخون طعام اللبن ويأكلونه في الحمام إلى غير ذلك من البدع التي اخترعوها ويجب منعهم من التظاهر بأعيادهم اهـ.

فتاوى ابن حجر الهيثمي رقم الجزء: 4 رقم الصفحة: 238

*********************************

ي) : حاصل ما ذكره العلماء في التزيي بزي الكفار أنه إما أن يتزيا بزيهم ميلاً إلى دينهم وقاصداً التشبه: مسألة

بهم في شعائر الكفر ، أو يمشي معهم إلى متعبداتهم فيكفر بذلك فيهما ، وإما أن لا يقصد كذلك بل يقصد التشبه بهم في شعائر العيد أو التوصل إلى معاملة جائزة معهم فيأثم ، وإما أن يتفق له من غير قصد فيكره كشد الرداء في الرداء في الصلاة.

**************************

(فصل ومن معاصي )كل (البدن) ألى أن قال ومنها (الإعانة على المعاصي)اي على معصية من معلصي الله بقول اوفعل او غيره ثم ان كان المعصية كبيرة كانت الإعانة عليها كذلك كما فى الزواجر

إسعاد الرفيق الجزء الثاني ص 128

Hari Velentine

Valentine Day Dalam Perspektif Pesantren

PADA setiap tanggal 14 Februari disebut “Valentine Day”, hari yang dimaknai spesial bagi para valentinestis di kalangan remaja, baik muda maupun mudi. Akan terjadi beberapa ungkapan melalui ucapan maupun perbuatan-perbuatan. Perbuatan yang seringkali melampaui batas kewajaran membuat perayaan valentine day’s bak pesta kemaksiatan.

Valentine day’s lahir diluar Islam, sebagai salah satu peringatan kepada seorang st. valentine yang meninggal akibat hukuman yang menimpanya. Keteguhan keyakinan dengan kesungguhan iman membuat ia berseberangan dengan pihak gereja, akibatnya terjadi penghukuman padanya. Sebenarnya kurang tepat apabila valentine day’s di jadikan sebagai hari pembuktin kasih sayang terlebih ungkapan asmara. Karena, tidak ada kejadiaan percintaan dua sejoli, dengan mempertahankan asmara antara keduanya. Berbeda dengan qais dan laila majnun.

Para pemuda-pemudi sudah terperprovokasi budaya ini, banyak diantara mereka yang menjadikan perayaan valentine sebagai pengejawantahan asmara yang membelitnya. Cium-ciuman, peluk-pelukan bahkan sampai rela berhubungan layaknya suami istri terjadi diluar pernikahan. Na’udzubillah!

Pada tahun silam, 14 Februari 2015, di Makassar, dalam razia wisma di hari Valentine atau hari kasih sayang, empat pasangan muda mudi yang bukan suami istri diamankan oleh polisi karena terdapat berduaan di kamar wisma.

Jika pada saat itu tidak diamankan oleh polisi bisa terjerumus perzinahan. Atau terjadi perbuatan haram tersebut sebelum polisi menggerebeknya. Beberapa lembaga pendidikan baik sekolah maupun madrasah seringkali lalai mengawasi anak didiknya agar tidak merayakan valentine. Kelalaian akan membuat pembentukan karakter sesuai dengan budaya agama tidak akan terealisasi.

Guru sebagai pendidik tidak hanya bertugas sebagai transfer pengetahuan, namun yang lebih penting mencetak manusia yang mempunyai kepribadian yang utuh sesuai dengan tuntunan Allah dan Rasulnya. Guru harus mengantisipasi berkait persoalan ini, upayakan pengawasan dan pengawalan jauh sebelum hari perayaan valentine segera dipersiapkan.

Seharusnya Diknas dan depag mengeluarkan surat edaran terhadap sekolah/madrasah yang menjadi tanggung jawabnya. Dan memberi sanksi bagi sekolah/madrasah yang melanggar. Ini, dimaksudkan agar membuat para pelajar tidak berani merayakan valentine, terlebih merayakan dengan cara berbau kemasiatan.

Saat inipun, sebagian santri yang menjadi masyarakat pesantren harus lebih diberi perhatian khusus, agar budaya valentinan tidan sampai menyisir pesantren. Pesantren sebagai institusi yang mampu mencetak masyarakatnya menjadi masyarakat yang berahlak, bertatakrama, diharapkan terus mengawal budaya yang menjadi karakteristik pesantren, agar tidak raib ditunggangi budaya kebarat-baratan yang merusak budaya pesantren dan kesantrian.

Mereka harus dibekali pengetahuan agama sebai-baiknya, tidak hanya melalui ceramah-ceramah melainkan melarang kebiasaan-kebiasaan yang tidak sesuai dengan ajaran Allah dan Rasulnya. Peran kiai sebagai pengendali tempat harus mampu mempertahankan identitas pesantren, meski perubahan zaman dan arus globalisasi semakin hari semakin menantang.

Tantangan zaman semakin besar, pesantren sebagai salah satu institusi yang paling diharapkan dalam menjaga karakter bangsa. Di tengah dekadensi moral anak bangsa, pesantren harus mampu melahirkan output sebagai kontribusi bagi bangsa yang telah mengalami kemorosotan-kemerosotan dalam segala dimensi. Mulailah dari hal yang paling mendasar, pengawasan kiai terhadap santri yang akan menghilangkan citra pesantren, moralitas, etika dengan upaya memberi pembekalan-pembekalan yang mengarah kepada kemaslahatan. Jangan biarkan santri hidup sesuai dengan polanya, agar budaya imitasi tidak meracuni pemikirannya. Jikalau ini terjadi pesantren (kiai) lalai memberi pengawasan, pesantren tak ubahnya seperti kos-kosan.

Pesantren yang terkenal sebagai religious power merupakan bagian penting dalam menjaga karakter dan keutuhan bangsa.

Oleh: Ponirin Mika (Sekretaris Biro Kepesantrenan PP. Nurul Jadid)

Khitobah Umum

Kegiatan Khitobah Umum, Kesuksesan Wilayah Dalam Merealisasikan Program Kerja

nuruljadid.net – Pola pembinaan santri dapat dilakukan dengan banyak cara. Salah satu caranya adalah dengan berinovasi dalam merancang kegiatan santri. Artinya, bagaimana program kerja wilayah bisa berjalan sesuai dengan harapaan dan target. Contohnya saja, di salah satu wilayah yang berada di bawah naungan Pondok Pesantren Nurul Jadid yakni Wilayah Az-Zainiyah yang dikenal dengan “Dalbar”.

Hari ini Senin, (13/02/2017) wilayah yang dinahkodai oleh Ustadzah Wahdatul Kholisoh, S.Pd.I berhasil merealisasikan sebuah program wilayah dalam bentuk kegiatan Khitobah Umum. Kegiatan yang bertempat di Musholla Az-Zainiyah disaksikan oleh santri Wilayah Az Zainiyah. Walau tak banyak Santri yang menyaksikan lomba ini acara yang di handle oleh pengurus pesantren bagian kegiatan belajar ini sukses digelar.

Pukul 20.55 WIB acara ini pun dimulai, peserta merupakan delegasi dari masing-masing daerah yang berada di Wilayah Az-Zainiyah. Peserta lomba ini membawa nama baik daerahnya masing masing, sehingga atmosfer panas terjadi di TKP.

Sebelum acara ini dimulai, panita pelaksana mengundi peserta untuk menentukan nomer urut peserta. Acara di buka dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an, yang di lanjutkan dengan sambutan oleh Koordinator Pendidikan Wilayah Az-Zainiyah yaitu Ustadzah Fitria Ningsih.

Penampilan dari delegasi dari Daerah Robi’atul Adawiyah menjadi awal di mulainya lomba Khitobah tersebut, disusul dengan peserta selanjutnya yaitu dari Daerah Aminatuz Zuhriyah. Satu demi persatu peserta unjuk kebolehannya untuk mendapat nilai dari juri lomba tersebut. Akibat terealisasinya kegiatan ini, muncul beberapa potensi santri yang terpendam.

Tak hanya itu, untuk menambah heboh dan meriahnya acara lomba ini, panitia mengadakan Quis yang berisi seputar acara Khitobah Umum. “Pertanyaan Quis ini saya ambil dari acara Khitobah ini, bagi santri yang bisa menjawab panitia akan memberikan hadiah yang menarik,” ucap panitia di akhir acara. (Pik/DB)

Peserta Lomba Tartil Bulan Lomba 68

Menghayati Mars PP. Nurul Jadid Dengan Berparade Puisi

nuruljadid.net – Bulan lomba dalam rangka memperingati Haul Pendiri dan Harlah Pondok Pesantren Nurul Jadid yang ke 68 sudah berjalan 1 minggu lamanya, 2 lomba sudah selesai dilaksanakan dan juga sudah mengantongi pemenang dimasing masing lomba. Malam ini Senin (13/02), perlombaan yang dilombakan adalah Parade Puisi. Parade puisi adalah jenis musik yang memiliki irama teratur dengan dinyanyikan oleh satu kelompok yang berisikan beberapa orang dengan nada yang berbeda beda.

“Tujuan dilaksanakannya lomba ini adalah selain menyemarakkan Bulan Lomba dalam rangka memperingati Haul Pendiri dan Harlah ke 68, juga bertujuan membiasakan mereka (peserta) untuk menghayati lagu Mars Nurul Jadid dan asrama mereka masing masing” ujar Ust. Muhammad Ghufron, Panitia Bulan Lomba yang membawahi bidang keilmuan.

Perlombaan ini diikuti oleh 15 Wilayah Putera. Setiap wilayah mendelegasikan sebanyak satu regu yang berisikan maksimal 15 orang. Perlombaan ini tak memiliki durasi waktu, namun memiliki peraturan yang setiap regu wajib membawakan lagu Mars Pondok Pesantren Nurul Jadid dan mars wilayah masing masing dengan kriteria penilian, kekompakan 40%, Kerapian 30% dan Intonasi 30%.

“Alhamdulillah, lomba ini mendapatkan respon yang baik dari masing masing wilayah. Buktinya, hampir semua wilayah mendelegasikan dan mereka membawakannya dengan berbagai macam cara. Ada yang sedikit lupa dengan liriknya, ada juga yang tidak paham dengan iramanya dan masih banyak lainnya” cakap Ust. Ghufron kepada Kru Nuruljadid Website.

“Tapi ada juga yang membawakan dengan penuh penghayatan dengan performance yang memukau. Ini adalah harapan kami selaku panitia. Agar mereka dapat menghayati lagu Mars Nurul Jadid sehingga mereka tidak hanya hafal dengan liriknya saja, namun mereka bisa hafal sekaligus menghayati pesan dari Mars Nurul Jadid” tambah Koordinator Lomba di kategori Keilmuan ini dengan wajah yang sumringah.

Perkembangan Masjid Jami’ Nurul Jadid Bulan Februari 2017

Nuruljadid.net- Informasi Progres Pembangunan Masjid PP. Nurul Jadid sampai dengan bulan Februari. Pembangunan Masjid Jami Nurul Jadid yang sudah dilakoni sejak tahun 2015 lalu sudah terlihat progres persis seperti yang telah diharapkan walau masih belum selesai, dalam pembangunan masjid jami santri juga ikut andil dalam tahap-tahap pembangunan masjid seperti yang sudah terpampang jelas hasilnya.

kondisi tangga, mihrob, dan lantai I dan II sudah selesai dilakoni dengan masa pengecoran 3 Hari yang perkerjakan oleh santri, pengurus beserta kuli sehingga bisa dibilang progres yang cepat dalam proses pembangunan Masjid Jami Nurul Jadid.

masjid jami nurul jadid diperira akan terselesaikan dalam skala jangka waktu 3-5 tahun tahap pembangunan, dan alhamdulilah sudah untuk bagian lantai I dan II sudah bisa digunakan oleh seluruh santri dan tamu sebagai tempat ibadah dan kegiatan santri.

 

 

Bedah Buku darah wanita oleh ustad Ahmad Qusyairi Ismail

Bedah Buku Darah Wanita di Pondok Pesantren Nurul Jadid Wilyah Az Zainiyah

nuruljadid.net – Kegiatan Bedah Buku “DARAH WANITA” kemarin (10/02) terlaksana dengan sukses, yang diselenggarakan oleh pengurus wilayah az-zainiyah bagian Furudul Ainiyah (FA) dengan penyaji Ahmad Qusyairi Ismail dari Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruan. Kegiatan ini adalah salah satu kegiatan tahunan dalam satuan kerja pengurus furudul ainiyah yang diikuti oleh semua pengurus dan semua mahasiswi di wilayah az-zainiyah yang bertempat di aula Mts Nurul Jadid Puteri dengan membayar kontribusi acara sebesar Rp. 15.000,00 sebagai wadah media interaktif dalam menambah pemahaman ilmu furudul ainiyah, dengan judul “Darah Wanita”.

Mengapa peserta bedah buku hanya diikuti oleh pengurus dan mahasiswi saja, “karena pengurus dan mahasisiwi (calon pengurus) yang nantinya akan membantu dan membimbing secara langsung dalam menjawab permasalahan santri-santri yang mempunyai masalah tentang darah wanita” jelas Ustdzah Wahdatul selaku kepala wilayah di az-zainiyah.

Suasana Kegiatan bedah buku “Darah Wanita” sangat berantusias, semua pengurus dan mahasiswi berdialog aktif dengan Penyaji, tentang bagaimana pemacahan masalah-masalah darah wanita yang terjadi langsung oleh santri atau masayarakat sekitar serta memberikan pemahaman lebih luas dan jelas tentang darah wanita.

“Wanita sangat wajib mengetahui dan mengerti tentang furudul ainiyah, terutama darah wanita yang terdiri dari Haid, Istihadoh, Wiladah Dan Nifas. Wanita itu harus tau, kapan waktu haid, bagaimana cara menghitungnya, kapan boleh berhubungan dengan suami dll. Dengan ini hukum mempelajari darah wanita yaitu wajib” berikut penjelasan awal dari ustad Ahmad Qusyairi Ismail. (Mila/DB)