Pengajian Rutin Kitab Al Hikam di Musholla Riyadus Sholihin PP. Nurul Jadid dikaji langsung Oleh KH. Moh. Zuhri Zaini, Pengasuh PP. Nurul Jadid

KH. Moh. Zuhri Zaini : Meraih Karomah Dengan Istiqomah

nuruljadid.net – Di zaman modernisasi yang ditandai dengan proses bergesernya sikap dan mentalitas suatu warga masyarakat agar tetap hidup dengan tuntutan masa kini membuat kondisi masyarakat berangsur angsur berubah, sebagian masyarakat yang memiliki persepsi yang keliru dan tidak dibenarkan dalam agama islam. Ada sebagian masyarakat yang memiliki pemikiran dengan melakukan ritual – ritual tertentu, agar orang tersebut bisa mendapatkan kesaktian. Salah satu contohnya adalah melakukan ritual ritual khusus untuk mendapatkan uang dengan tanpa harus bekerja terlebih dahulu. Dengan melakukan amalan – amalan tertentu yang tidak dibenarkan dalam ajaran ajaran, islam orang tersebut bisa menggandakan uang, sekalipun orang yang membacanya jauh dari kata istiqomah dalam menjalankan syari’at islam. Banyak masyarakat yang tertipu dengan istilah “karomah”.

“Anehnya oleh sebagian masyarakat orang yang melakukan demikian dianggap sesuatu yang benar dan dianggap sebuah karomah padahal orang yang melakukannya adalah orang yang jauh dari kata istiqomah dalam menjalakan syari’at. Dan lebih aneh lagi ketika terjadi sesuatu yang demikian ditengah – tengah masyarakat baginya dianggap suatu kemajuan dan kelebihan dalam masyarakat tersebut.” Dawuh KH. Zuhri Zaini dalam pengajian rutin kitab Al-Hikam Ibnu Athoillah Al-Sakandari, senin (23/01/2017).

Padahal tidak selamanya kelebihan dan kemajuan akan selalu mengarah kepada kebaikan, bisa saja kelebihan dan kemajuan tersebut mengakibatkan kondisi masyarakat mengalami dekadensi baik dari aspek moralitas, pemikiran dan nilai – nilai sosial yang berada di tengah – tengah masyarakat.

Ditengah kondisi zaman yang demikian, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, Karanganyar, Paiton Probolinggo, KH. Moh. Zuhri Zaini, mengingatkan agar manusia tidak terjebak dengan pemikiran yang salah, pemikiran yang  berdasarkan hawa nafsu yang tujuan akhirnya mencelakakan manusia itu sendiri,” dawuh Kiai Zuhri dalam pengajian rutin kitab Al-Hikam Ibnu Athoillah Al-Sakandari, senin (23/01/2017).

Kiai Zuhri melanjutkan, kesaktian yang tidak disertai dengan ridho Allah itu adalah istidroj, salah satu tanda orang ridho kepada Allah adalah orang tersebut istiqomah dijalanNya. Beliau melanjutkan penjelasannya dalam kitab Al Hikam dengan membagi karomah menjadi dua bagian.

Pertama, karomah keimanan, kedua, karomah amal. Lebih lanjut beliau menjelaskan, karomah yang sebenarnya adalah ketika orang tersebut mencapai istiqomah dan mencapai sempurnanya keistiqomaan, karena pada hakikatnya, karomah yang sebenarnya adalah beribadah dengan istiqomah.

Sementara ini banyak orang yang menganggap kesaktian yang dimiliki oleh seseorang adalah sebuah karomah tanpa terlebih dahulu melihat orang yang memiliki kesaktian tersebut apakah istiqomah dalam ibadahnya.

“Kalau orangnya istiqomah dalam beribadah bisa jadi itu adalah karomah yang sesungguhnya, namun jika orangnya tidak istiqomah dalam ibadah bisa jadi itu adalah istidroj. Karena yang namanya kesaktian bisa saja dimiliki oleh semua orang” Dawuh Kiai Zuhri ketika memaparkan karomah dan kekaromahan.

Oleh karena itu, kita harus melihat terlebih dahulu jangan samapai terpujuk dengan dhohirnya saja dengan menghilangkan aspek substansi terhadap sesuatu yang kita lihat. Di zaman sekarang sesuatu yang tidak benar dianggap benar, karna dibungkus dengan bungkusan yang menggoda secara lahiriah dan hawa nafsu. Kita seringkali terjebak dengan hal hal demikian karena menjadikannya sesuatu yang nampak sebagai ukuran baik dan tidaknya sesuatu tersebut. Dan menjadikan hawa nafsu sebagai alat untuk mengukurnya serta mengabaikan agama sebagai barometernya. Akhirnya kita mengarungi kehidupan seakan akan berada pada jalan yang benar, padahal jalan tersebut adalah jalan yang salah karna kita terjebak dengan hawa nafsu dan keindahan lahiriah saja.

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *