KH. Moh Romzi: Mohon Doa dan Dukungan untuk Kemajuan Ma’had Aly Nurul Jadid

nuruljadid.net – Direktur Sarjana Ma’had Aly Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH Moh Romzi Al-Amiri Manan, menyampaikan sambutan dalam acara wisuda ke-5, program tamhidiyah, takhssus dan i’dadiyah. Bertempat di Auditorium Madrasah Aliyah Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo, Sabtu (27/07/19).

“Saya tidak bicara yang tidak ada, saya bicara apa adanya, kalau puas sampaikan kepada orang lain bahwa Mahad Aly adalah maju. Kalau tidak puas jangan disampaikan kepada orang lain. Tapi,  sampaikan kepada saya pribadi untuk menjadi bahan evaluasi,” dawuh beliau.

Sebelumnya, para calon wisuda program i’dadiyah harus menguasai kitab dasar Fathul Qorib Mujib. Sedangkan program tamhidiyah harus mampu menguasai kitab Fathul qorib mujib dan Ilmu Faroid. Sementara itu, program takhossus, harus menguasai kitab Fathul Muin, Fathul Wahab dan Ilmu Faroid.

Tiga program belajar baca kitab tersebut di lalui  secara ekselerasi selama satu tahun. Dimana santri  yang berhasil melewatinya, akan di wisuda sebagai ajang penentu layak dan tidaknya, mengikuti program pada tahun berikutnya.

Sebanyak 86 santri yang mengikuti akselerasi baca kitab akan di wisuda. Terdiri dari 36 santri program Tamhidiyah, 32 program Idadiyah, dan 18 program Takhassus.

Beliau melanjutkan, program akselerasi baca kitab ini biasanya ditempuh selama empat tahun. Namun “Alhamdulillah, Mahad Aly Nurul Jadid, bisa melaksanakan ekselerasi baca kitab selama satu tahun. Dengan rutin setiap tahun wisuda program akselerasi baca kitab,” ungkapnya.

Selain itu, para calon wisudah diuji kelayakannya oleh Tim panelis yang sengaja di undang dari Pondok Pesantren Mambaul Ulum, Bata-Bata, Madura. Dengan mengunakan kitab Nubdzatul Bayan untuk dibaca.

Semoga, hadirnya delegasi dari Pondok Pesantren Mambaul Ulum dapat memudahkan jalannya acara wisudah, dan semua santri diberikan kesuksesan oleh Allah.

KH. Romzi, berharap kepada para wali santri dan seluruh undangan yang hadir agar senantiasa mendoakan Ma`had Aly Nurul Jadid, karena akan segera membuka program pasca sarjana. Bertujuan menampung santri yang telah di wisudah Strata-1 (S1) untuk melanjutkan pendidikannya ke Strata-2 (S2) di Ma’had Aly Nurul Jadid. Insha’Allah tahun ini, Surat Keterangan (SK) Kementrian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) untuk S2 akan diterbitkan,” imbuhnya.

PenulisMr. Han (SJ)

EditorRizky H.T.

 

KH. Moh. Zuhri Zaini; Mensyukuri Nikmat dari Allah, dengan mengamalkan Ilmu yang kita dapatkan

KH. Moh. Zuhri Zaini; Mensyukuri Nikmat Allah, dengan mengamalkan Ilmu

nuruljadid.net- Wilayah Zaid Bin Tsabit (K) gelar kegiatan wisuda amsilati yang ke sepuluh, tepat dihalaman musholla Al insyiroh wilayah zaid bin tsabit (K), yang di hadiri oleh KH. Moh. Zuhri Zaini, Pengasuh Pondok Pesanten Nurul Jadid, pada kegiatan ini beliau berkesempatan memberikan tausiyah kepada para santri dan seluruh calon wisudawan-wisudawati yang hadir, Sabtu (13/04/2019).

Sebelum beliau menyampaikan tausiyah, tak lupa menyapa kepada para undangan wali santri dan seluruh santri dan wisudawan-wisudawati yang hadir dalam kegiatan wisuda amsilati ke sepuluh, seusai itu menyampaikan, “Dalam acara ini beliau sangat mengapresiasi kegiatan wisuda amsilati dan i’lan Alfiyah serta faroid, semoga apa yang dilaksanakan pada malam ini, mulai dari wisuda, i’lan alfiyah, faroid semua mendapat rihdo serta ma’unah dari Allah SWT, sehingga mendatangkan keberkahan bagi kita khususnya bagi para wisuda,” dawuh beliau.

Disamping itu beliau juga berharap, semoga kedepannya akan lebih banyak lagi program-program yang dilaksanakan serta lebih banyak lagi wisudawan-wisudawati yang dihasilkan, karena pada kegiatan ini selain mendapat ma’unah dari Allah, ada kerja keras dari berbagai pihak, terutama dari para masyayikh dan asatidz .

“Selamat atas keberhasilan para wisudawan-wisudawati yang telah menyelesaikan program Amsilati, maupun i’lan Alfiyah serta Faroid, mudah-mudahan dapat bisa menjaga apa yang sudah diperoleh dan bisa mengembangkan lebih lanjut, sebab mensyukuri nikmat kepada Allah SWT, dan mensyukuri kepada orang-orang yang sudah berjasa, khususnya orang tua yang mendidik kita sejak lahir mau pun orang tua secara biologis (guru),” Tegas beliau

“Ilmu yang nantinya kita dapatkan harus dipelihara dan dijaga, agar kita dapat mensyukuri nikmatya yang allah berikan kepada kita, mengembangkan ilmu dengan belajar dan terus belajar, sebagai orang beriman belajar tidak dibatasi oleh usia, ruang kelas atau tempat, jadi belajar dalam islam adalah sepanjang hidup,” imbuh beliau.

Penulis : Nuris

Editor : Ponirin

KH. Moh. Zuhri Zaini; Kesuksesan tidak dapat diraih dengan selembar kertas Ijazah

Nuruljadid.net- Kesuksesan belajar atau studi tidak hanya dapat diukur dari selembar kertas ijazah. Sekalipun penting, tetapi ijazah bukanlah satu-satunya tolak ukur. Hal terpenting dalam sukses pembelajaran adalah proses aktualisasi dalam mengembangkan nilai-nilai kesantrian dan kepesantrenan. Dari tujuan itu, pada senin malam (8/4/2019) Biro Pendidikan adakan orientasi santri kelas akhir (OSKAR) 2019 di Aula Madrasah Aliyah Nurul Jadid.

Dalam hal ini KH. Moh. Zuhri Zaini, Pengasuh Nurul Jadid menyampaikan tausiyah sebagai bekal awal bagi para santri khususnya siswa-siswi kelas akhir tingkat SLTA yang akan belanjutkan studi lanjutnya ke jenjang yang lebih tinggil lagi, dalam kegiatan ini beliau menyampaikan.

“Ukuran kesuksesan yang lain adalah selain kita mendapatkan ilmu, kita dapat mengamalkan ilmunya, teruma kita sebagai santri tentunya diharapkan dapat mengamalkan ilmu karakter yaitu Akhlak, Semakin tinggi pendidikan kita akan semakin tinggi karakter dan akhlak kita, karena kepintaran yang tidak disertai dengan meningkatnya akhlakur karimah itu berbahaya,” dauh beliau.

Selain itu, beliau juga berharap kepada seluruh santri agar tidak berhenti belajar. Karena dengan belajar dan berdo’a merupakan kunci meraih kesuksesan.

“Sebab, ilmu ibaratkan cahaya yang bisa menerangi hidup kita, beda dengan orang tidak berilmu akan melakukan hal- hal yang merugikan baik dirinya dan orang lain, begitu juga orang mempunyai ilmu tapi tidak diamalkan itu sama dengan orang tidak punya ilmu bahkan orang yang seperti itu lebih bahaya ketimbang orang yang berilmu,” imbuh beliau.

Ciri-ciri santri adalah bertafakuh fiddin, baik keilmuan maupun pengamalannya mengingat pada panca kesadaran santri kesadaran beragama. Jadi, seorang santri itu harus punya kesadaran beragama yang mana kesadaran itu diberikan oleh allah sebagai petunjuk-petunjuk dan bimbingan bagi umat manusia.

Di penghujung tausiyahnya beliau menyampaikan, bahwa semangat dalam belajar dan bekerja harus tetap ditanamkan sekalipun sudah keluar dari pesantren dan meneruskan ke jenjang yang lebih tinggi. Sebab belajar, menurut beliau dimulai sejak lahir sampai mati. Selain itu, juga berupaya untuk mengamalkannya dalam rangka beribadah dan berdoa kepada Allah.

Beliau berdoa dan berharap semua para siswa-siswi kelas akhir lulus semua, serta dapat melanjutkan studi nya dan mendapatkan ilmu serta dapat mengabdikan ilmunya kepada orang lain.

“Sebab yang namanya santri selain beribadah kepada allah dia juga mengabdi terhadap sesama, selain beribadah tapi juga hikmah (pengabdian),” Tegas Beliau.

Penulis : Nuris
Editor : Ahmad Daniel

KH. Hefniy Mahfudz; dengan Membaca Al-Qur’an Hati Kita akan Bersih

KH. Hefniy Mahfudz; dengan Membaca Al-Qur’an Hati Kita akan Bersih

nuruljadid.net – Acara Pelantikan Pengurus Muallim dan Ubudiah Musholla Raudlatul Qur’an masa bakti 2019/2020 sekaligus Perpisahan Kelas Akhir dan Wisuda Muta’alim Kelompok A yang diadakan oleh Musholla Radlatul Qur’an pada Jum’at (05/04/2019) bertambah khusyuk tatkala KH. Hefniy Mahfudz menyampaikan Tausiyah.

Pasca menyampaikan salam, KH. Hefniy Mahfudz menceritakan kepada para hadirin bahwa nama dari musholla yang bertempat di dalem KH. Hasan Abdul Wafi itu merupakan sematan dari KH. Hasan sendiri, yakni Musholla Raudlatul Qur’an yang bermakna Taman Al-qur’an.

Beliau turut menyemangati para murid Musholla Raudlatul Qur’an dalam belajar al-qur’an dengan mengutip sabda Rasulullah SAW bahwa barang siapa yang ingin bertemu dengan Allah SWT maka hormati keluarganya.

“Yang dimaksud dengan keluarga Allah ialah Ahlu Qur’an, orang yang selalu menekuni dan selalu bersama dengan Al-qur’an,”tutur beliau dengan ramah.

Para hadirin bertambah hening, tatkala KH. Hefniy Mahfudz menceritakan bahwa Rasulullah SAW pernah berdo’a pada waktu haji Wada’ di hari jum’at di tanah Arofah. Beliau mendoakan para pengajar al-qur’an untuk memberikan barokah kepada mereka dan menghapus dosa – dosanya.

Sebelum menutup tausiyah, beliau merekomendasikan para hadirin untuk terus membaca al-qur’an walaupun tidak tau akan maknanya. “Dengan membaca al-qur’an hati kita akan bersih, dengan hati yang bersih insya Allah akan mendapatkan pemahaman dari Allah SWT,”pungkas beliau.

Penulis : Ahmad

Editor : Ponirin

KH. Zuhri Zaini; Kita Harus Bersama – sama Melanjutkan Perjuangan Almarhumin

KH. Moh. Zuhri Zaini; Kita Harus Bersama – sama Melanjutkan Perjuangan Almarhumin

nuruljadid.net – Dalam acara Haul Masyayikh yang diadakan oleh Pondok Pesantren Nurul Jadid pada Sabtu (30/03/2019), KH. Zuhri Zaini menuturkan, kegiatan ini merupakan bentuk syukur PP. Nurul Jadid atas jasa- jasa para pendiri dan masyayikh dan meneladani semangat perjuangan dan cara – cara beliau dalam berkiprah di masyarakat.
“Dan juga untuk menanamkan nilai – nilai dan meneladai khittah beliau dalam berkiprah di dalam masyarakat”tutur beliau dalam sambutan.
Acara yang bertempat di Halaman Kantor Pesantren Pusat itu, beliau menjelaskan. Tidak sempurna rasa syukur seseorang hanya bersyukur kepada Allah Swt, tapi juga harus bersyukur kepada orang – orang berjasa kepada kita terutama orang tua.
“Dalam rangka itulah maka kami sebagai putra – putra beliau baik putra biologis maupun putra ideologis (santri beliau, red) kami mengenang beliau dan mengenang jasa- jasa beliau,”ungkap kiai Zuhri.
Menurut beliau, tidak sempurna rasa syukur seseorang kepada Allah SWT kalau tidak berterima kasih kepada orang – orang yang berjasa dirinya sendiri terutama orang tua, karena jasanya lah Allah SWT menyampaikan nikmat.

KH. Moh. Zuhri Zaini (Pengasuh PP. Nurul Jadid) saat memberikan sambutan di Peringatan Haul Pendiri dan Masyayikh

Lebih lanjut, selain mengenang kebaikan – kebaikan, tapi juga harus mengenang kiprah beliau dalam berperan didalam perjuangan baik di pesantren maupun dimasyarakat. “Walaupun zaman telah berubah tapi semangat juang beliau – beliau harus kita warisi itulah tujuan kedua selain ungkapan terima kasih untuk menanampakn nilai – nilai dan meniru dan meneladai khittah beliau dalam berkiprah di dalam masyrakat,”imbuh beliau.
Diakhir sambutan, beliau berpesan sebagai pewaris dari almarhumin harus Bersama – sama dalam melanjutkan perjuangan beliau – beliau baik melalui Pesantren, Lembaga – Lembaga Pendidikan maupun di masyarakat.

Penulis: Ahmad

Editor: Ponirin

KH. Hamid: FESBAN, adalah Kebangkitan seni Nurul Jadid

KH. Hamid: FESBAN, adalah Kebangkitan seni Nurul Jadid

nuruljadid.net – “Festifal Al-banjari (FESBAN) ke-2, dalam rangka Haul pendiri dan Harlah Pondok Pesantren Nurul Jadid yang ke 70 sebagai kebangkitan seni PP. Nurul Jadid,” kata KH. Abdul Hamid Wahid dalam Sambutanya pada pembukaan FESBAN di halaman kambus Universitas Nurul Jadid Paiton, Probolinggo, 24/3/2019.

Pasalnya menurut beliau, kegiatan seni menjadi salah satu komponen utama untuk melahirkan insanul Kamil.

“Insan kamil itu utuh, berkembang secara maksimal dan optimal. Ada wilayah pemikiran (Filsafat) , ada wilayah perilaku(Etika), serta wilayah estetika,” Tutur beliau.

Menurut beliau, jika hanya satu komponen dalam diri manusia yang berjalan, akan membuat hidup menjadi timpang. Akan tetapi jika ketiganya berjalan beriringan maka yang timbul adalah kesempurnaan.

“Wujud pemikiran adalah perilaku yang baik. Bukan tidak ada ilmu, tapi ia adalah buah dari ilmu,” Jelas Beliau.

Kiyai Hamid berharap agar acara Fesban ke-2 di PP. Nurul Jadid menjadi ajang mengeratkan silaturrahim antar lembaga mau pun pesantren.

“Kita berharap, kata se- Jawa Timur, adalah kata yang berkaitan dengan silaturrahim kita. Insyaallah jika kita niatkan seperti itu, ada keberkahan dari Allah,” Pesan beliau.

Penulis : Febri Delfitri Fauzi

Editor : Badrus

KH. Abdul Hamid Wahid: Menang itu Penting, Tapi Lebih Penting lagi Menjadi Orang yang Bermental Pemenang

KH. Abdul Hamid Wahid: Menang itu Penting, Tapi Lebih Penting lagi Menjadi Orang yang Bermental Pemenang

nuruljadid.net – Pada Pembukaan Bulan Lomba dalam rangka menyambut Haul Pendiri dan Harlah ke – 70  Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo, Selasa pagi (12/02/2019). KH. Abdul Hamid Wahid selaku Kepala Pesantren menggugah semangat santri dalam sambutannya. Sambutan itu berlangsung di halaman Kantor Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Kiai Hamid menilai lomba ini sangat bermanfaat bagi sahabat santri. Karena menurut beliau hidup ini sejatinya adalah permainan, walaupun beliau menegaskan, ada bedanya antara permainan dan main-main. “Permainan itu ada aturan main yang harus ditaati, yang harus dilakukan, dan itu sungguh-sungguh sebetulnya tidak main-main,” dawuh beliau.

Dalam konteks Bulan Lomba, beliau menekankan pentingnya menjunjung sportifitas. Menang dalam perlombaan menurut Kiai Hamid pencapaian penting, tapi yang paling penting, beliau melanjutkan, adalah bermental pemenang. “Menang itu penting, tapi lebih penting lagi menjadi orang yang bermental pemenang,” serunya di hadapan seluruh santri putra yang hadir.

“Sejarah tidak akan bohong, ketika seorang bermental pemenang ada dimana saja. Dia akan menjadi mutiara yang tetap berkilau walaupun ditumpuki oleh setumpuk lumpur dan debu, jadi tinggal di bersihkan saja kembali berkilau,” tambah beliau.

Selain itu beliau menguraikan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara orang yang dalam mengikuti lomba bertujuan menang dengan menang sebagai tujuan. Sebab kata beliau, jika menang sebagai tujuan maka orang itu akan mengahalalkan segala cara untuk mencapai kemenangan.

Padahal menurut Kiai yang juga menjabat sebagai Rektor Universitas Nurul Jadid ini, jika seseorang sudah memiliki mental pemenang, menang atau kalah tidak akan menyurutkan semangat perjuangan. “Kata berjuang ini kita garis bawahi: ini adalah perkataan Perdiri Pondok Pesantren Nurul Jadid KH. Zaini Mun’im, ‘Siapa saja santri Nurul Jadid yang tidak berjuang di masyarakat, hanya memikirkan diri sendiri saja dia sudah berbuat maksiat kepada Allah SWT’,” kata beliau.

Beliau berharap dengan adanya kegiatan ini dapat menumbuhkan semangat perjuangan, terlebih ketika sudah pulang di tengah-tengah masyarakat. “kita dapat mensyi’arkan penjuangan kita mengirim pesan-pesan positif kepada masyarakat dan bangsa indonesia,” Pungkasnya di akhir sambutan.

Penulis : Badrus

Editor : Rahmad Hidayat

KH. Abdul Hamid Wahid: Membenahi Niat Untuk Hidup Lebih Bermakna

KH. Abdul Hamid Wahid: Membenahi Niat Untuk Hidup Lebih Bermakna

nuruljadid.net – KH. Abdul Hamid Wahid, Kepala Pesantren PP. Nurul Jadid mengucapkan selamat atas terlantiknya pengurus Kepala Wilayah dan Wali Asuh, beliau juga berharap untuk mengemban amanah tersebut dengan penuh makna. “Selamat kepada saudara-saudara yang telah diberi kesempatan untuk mengemban amanah ini, merupakan peluang bagi kita semua untuk membuka gerbang keberkahan di dalam hidup kita,” Tutur beliau saat Sambutan. Jum’at (03/01/2019)

 “Hidup itu Bermakna atau tidaknya tergantung kita yang memaknainya, beribadah kepada Allah adalah tujuan hidup kita dan menjadi khalifah adalah tugas kita, kita semua pemimpin semua akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinan yang kita lakukan,” tambah beliau.

Selain itu, Kiai Hamid menyampaikan untuk membenahi terlebih dahulu niatan mengabdi semata-mata karena Allah, agar pengabdian ada maknanya. Dengan demikian, pintu keberkahan akan terbuka, keberkahan adalah bertambahnya kebaikan. “Kalau dalam rumus matematika 1 + 1 = 2, maka dalam rumus keberkahan adalah 1 + 1 = 1000, atau bahkan lebih dari, 1 kebaikan, dapat ataupun tidak akan tetap dihitung, nilai itulah yang akan mempengaruhi hasil dari nilai kita,” Jelas beliau.

Beliau juga mengajak kepada seluruh yang hadir agar menempatkan niat terlebih dahulu sebelum melaksanakan tugas dan amanah pengabdian di pesantren. Sehingga mendapatkan hasil yang bermakna, itulah alasannya mengapa pendiri dulu membuat sebuah slogan “jika kita hanya mementingkan diri sendiri niscaya kita sudah berbuat maksiat kepada allah”.

 “Sebenarnya, apapun yang diniatkan sebagai penghambaan kepada Allah dan diniatkan karena Allah maka akan bernilai ibadah. Jika memaknai hidup ini dengan niat maka hidup akan berkah karena seluruh hidup akan ada nilainya,” Ungkap beliau.

Harapannya dengan terlebih dahulu menata niat, hasil yang akan didapatkan akan berbeda.

 “Sekarang kita berkesempatan sebagai mengisi diri, sekaligus isi itu sudah dilatih untuk kita keluarkan seberapun isinya,” Pungkas Kiai Hamid.

Penulis : Nuris

Editor : Rahmad Hidayat

K. Moh. Imdad Rabbani: Pesantren Ubah Orientasi Kepengurusan

K. Moh. Imdad Rabbani: Pesantren Ubah Orientasi Kepengurusan

nuruljadid.net – Bertepatan dengan momen pergantian tahun, Pondok Pesantren Nurul Jadid menggelar Pelantikan Pengurus Wilayah dan Wali Asuh di Masjid Jami’ Nurul Jadid, Kamis (03/01/2019).

K. Moh. Imdad Rabbani selaku Kepala Biro Kepesantrenan mengatakan bahwa tahun ini orientasi kepengurusan berubah dari kuantitas ke kualitas.

“Artinya di tahun sebelumnya yang jadi target adalah keaktifan santri di wilayah, sekarang Kepala Pesantren (baca: KH. Adul Hamid Wahid) mencanangkan untuk meningkatkan aspek kualitas. Karena menurut kami, aspek kuantitas dzahir pengurus sudah selesai,” ungkap beliau dalam sambutan.

Beliau menambahkan, peningkatan kualitas merupakan hal urgen dalam kepengurusan. “Contohnya bimbingan pengajian Alquran, kemampuan gurunya harus ditingkatkan agar pembelajarannya efektif dan efesian,” tambah beliau.

Namun, pesan beliau pada seluruh santri dan pengurus, meningkatkan aspek kualitas bukan berarti harus abai terhadap aspek kuantitas. “Karena hal-hal yang bersifat kuantitatif merupakan pra-syarat sedangkan yang bersifat kualitatif adalah ruh dari kegiatan yang dilajalankan Pesantren,” kata beliau.

Beliau juga mengingatkan, khususnya bagi pengurus yang dilantik bahwa seyogyanya pelantikan ini menjadi sebuah ajang berpacu dengan waktu di era pasar bebas. “Efeknya nanti lembaga pendidikan asing bisa didirikan di Indonesia. Bisa jadi nanti di Paiton ini akan ada cabang dari Grenwich University. Jadi mari kita bersama-sama meningkatkan kemampuan kita, lebih-lebih aspek kualitas,” tutur beliau.

Penulis: Badrus

Editor: Rahmat Hidayat

KH. Khalilurrahman wafi; Jadikan Perjuangan Alm, KH. Hasan Abdul Wafi Sebagai Cerminan

KH. Khalilurrahman Wafi; Jadikan Perjuangan Alm, KH. Hasan Abdul Wafi Sebagai Cerminan

nuruljadid.net- KH. Khalilurrahman Wafi, putra pertama dari alm. KH. Hasan Abd Wafi menghadiri acara peringatan haul yang ke 18 tahun di Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton, Probolinggo, Kamis (27/12/18).

Dalam kesempatan ini, beliau sangat bersyukur bisa hadir bersama keluarga, “Alhamdulillah malam ini, kami sekeluarga sangat bersyukur kepada Allah SWT,” dawuh beliau.

Selain itu, beliau juga menyampaikan bahwa, acara haul ini sebagai ajang silaturrahmi terhadap tokoh dan masyarakat agar perjuangan Alm KH. Hasan Abdul Wafi sebagai cerminan.

“Sehingga kami semua mampu meneruskan perjuangannya dimasa hidupnya dengan semampu kami,” tambah beliau.

Acara yang bertempat di mosholla selatan PP, Nurul Jadid, berlangsung pada jam 19:30 WIB itu, dihadiri oleh KH. Fadlurrahman Zaini, KH Hefni Mahfud, KH Zuhri Zaini beserta keluarga besar dan seluruh jajaran pengurus wilayah Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Penulis: Yahya

Editor : Jawahir

H. Uril Mufidah Baharuddin; Belajar Bahasa Arab Itu Mudah

Dr. Uril Baharuddin; Belajar Bahasa Arab itu Mudah

nuruljadid.net- Fakultas Agama Islam, Jurusan Pendidikan Bahasa Arab (PBA) Universitas Nurul Jadid (Unuja) melaksanakan kegiatan Seminar dengan tema “Bagaimana Belajar Bahasa Arab Dengan Mudah” di Auditorium Unuja, Kamis (27/12/18).

Kegiatan ini dalam rangka memperingati Hari Bahasa Arab Se-Dunia, yang jatuh pada tanggal (18/12/18) kemarin.

Jasuli, sebagai ketua panitia menyampaikan tujuan dari acara ini adalah bentuk penyadaran terhadap mahasiswa tentang eksistensi bahasa Arab belakangan ini, dan perayaan ini merupakan yang pertama kali dilaksanakan di kampus Unuja.

Hal senada juga disampaikan oleh Muallim Wijaya, selaku Ketua Jurusan PBA bahwa, tujuan dari kegiatan ini sebagai bentuk syiar untuk menghidupkan dan mengembangkan bahasa Arab di Pondok Pesantren Nurul Jadid lebih lebih kepada seluruh mahasiswa se-universitas, bukan hanya di fakultas Agama Islam saja.

“terutama di jurusan PBA Fakultas Agama Islam Universitas Nurul Jadid,” kata Muallim, dalam sambutannya.

Dalam kesempatan ini, Uril Baharuddin, sebagai pemateri menegaskan bahwa, belajar bahasa Arab itu mudah, hanya saja kebanyakan guru dan siswa terperosok dalam kesalahan persepsi.

“jangan pernah menganggap bahwa belajar bahasa Arab itu sulit. Tapi, sulitlah untuk mempelajarinya,” kata Baharuddin, Dosen Pasca Sarjana UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.

Selain itu, dipenghujung acara dilanjut dengan khitobah, dengan tema “Peranan Bahasa Arab dalam Kehidupan” dan penampilan dramatisasi puisi oleh mahasiswa dengan tema “Dimana Bangsa Arab?”.

Penulis: Yahya

Editor : Jawahir

H. Makki Maimun Wafi; Santri Berprestasi Akan Mengharumkan Negeri.

KH. Makki Maimun Wafi; Potensi Santri Berprestasi Akan Mengharumkan Negeri.

nuruljadid.net – “Santri juga memiliki potensi yang sama dengan teman-teman yang berada diluar pondok pesantren, dalam hal meraih prestasi dibidang olahraga,” dawuh KH. Makki Maimun Wafi, Kepala Bidang Koordinasi Olahraga Santri (BKOS) Nurul Jadid.

Hal itu disampaikan oleh beliau saat memberikan sambutan pada acara Dialog Interaktif Keolahragaan dengan tema “Prestasi Santri untuk Negeri; Gali Potensi dan Raih Prestasi Mewujudkan Prestasi Negeri” yang diselenggarakan oleh BKOS Pondok Pesantren Nurul Jadid di Auditorium UNUJA, Rabu (26/12/18).

Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan motivasi terhadap santri, agar terus melatih potensi dan bakat yang terdapat dalam diri masing-masing santri, untuk terus meningkatkan prestasi di tingkat regional maupun nasional.

“Prestasi tidak datang begitu saja, tetapi diperoleh melalui belajar, kerja keras yang tidak mengenal kata menyerah. Karena, faktor yang paling utama dalam suatu keberhasilan ialah kemampuan kita dalam mengoptimalkan potensi, serta bakat yang terdapat dalam diri kita masing-masing,” Ungkapnya.

Beliau juga menyampaikan faktor dari luar pun dapat mendukung tercapainya sebuah prestasi, dan juga memiliki peran dalam memotivasi diri santri, untuk terus melatih potensi dan juga bakatnya. “Prestasi dapat di raih dengan semangat yang tinggi, pantang menyerah meskipun berkali-kali gagal, dan tetap teguh berjuang tanpa mengenal putus asa.”

Beliau juga mencontohkan prestasi yang diraih oleh Bagus Kahfi dan Bagas Kaffa saat berjuang untuk mengantarkan Timnas U16 dalam perhelatan final AFF 2018 di Gelora Sidoarjo, Jawa Timur.

“Sejarah telah banyak membuktikan bahwa kreativitas dan prestasi dapat membawa perubahan yang besar bagi kemajuan bangsa. Dengan begitu, kita harus siap bekerja keras demi terwujudnya prestasi santri, yang tentunya akan mengharumkan nama pesantren dan juga Negeri,” dawuh beliau.

Selain itu, beliau berharap kepada santri untuk selalu giat, tekun, ulet dan belajar dengan rajin mulai sekarang dan harus mempersiapkan diri, dengan segala daya dan juga upaya untuk dapat memanfaatkan potensi yang dimiliki. “Dengan kerja keras dan tekun, kita sebagai santri akan berprestasi dan mengharumkan Negeri,” Pungkasnya.

Penulis : Jawahir

Editor : Badrus Sholeh

KH. Makki Maimun Wafi; Gapai Prestasi Dengan Istiqomah Belajar

KH. Makki Maimun Wafi; Gapai Prestasi Dengan Istiqomah Belajar

nuruljadid.net- Bidang Koordinasi Olahraga Santri (BKOS), Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton, menggelar dialog interaktif seputar olahraga dengan tema “Prestasi Santri untuk Negeri; Gali Potensi dan Raih Prestasi mewujudkan Prestasi untuk Negeri” di Auditorium Universitas Nurul Jadid, Rabu (26/12/18).

Acara tersebut menghadirkan H. Sugiantoro (BEJO), asisten pelatih Persebaya dan Rachmat Irianto, kapten Tim Nasional Indonesia U-19 sebagai narasumber. Hadir pula KH. Abdul Hamid Wahid, dan segenap pengurus Pondok Pesantren Nurul Jadid serta santri putera sekitar 700 orang peserta.

KH. Makki Maimun Wafi, kepala BKOS menyampaikan bahwa, untuk meraih prestasi membutuhkan kerja keras dan tanpa mengenal kata putus asa. “prestasi tidak datang begitu saja, tetapi prestasi di raih dengan semangat berjuang yang tinggi, pantang menyerah dan juga selalu istiqomah dalam berlatih,” dawuh beliau.

Beliau juga menyampaikan bahwa, faktor dari luar pun dapat mendukung tercapainya sebuah prestasi, dan juga memiliki peran dalam memotivasi diri santri, untuk terus melatih potensi dan bakat yang dimilikinya selain itu faktor dari luar.

Melalui kegiatan ini, beliau berharap kepada santri untuk terus meningkatkan prestasinya. “Dengan prestasi kita bisa mengharumkan pesantren serta sebagai persembahan untuk negeri,” pungkasnya.

Penulis : Nuris

Editor : Jawahir

Kh. Moh. Zuhri zaini: Barokah itu Diukur Dari Kebermanfaatan

KH. Moh. Zuhri Zaini: Barokah itu Diukur Dari Ilmu yang bermanfaat | Kunjungan MTs Nusantara

nuruljadid.net – KH. Moh. Zuhri Zaini memberi tausyiah pada tamu kunjungan dari MTs Nusantara di Musala Riyadush Sholihin, Selasa pagi (11/12/2018).

Berangkat dari pertanyaan salah satu tamu kunjungan tentang cara mendapatkan ilmu yang barokah. Beliau dalam tausiahnya  menyinggung soal ukuran barokah. Menurut beliau ilmu yang barokah adalah ilmu yang bermanfaat.

“Artinya ilmu yang banyak belum tentu barokah. Sedangakan ilmu yang sedikit bisa saja barokah jika membawa manfaat bagi orang lain, lebih-lebih masyarakat banyak,” jelas beliau pada seluruh peserta yang hadir.

Beliau melanjutkan dengan ibarat yang lain misalnya harta dan umur. Ukuran harta barokah bukan dilihat dari seberapa banyak kita dapat mengumpulkan harta, melainkan diukur dari harta yang mampu membawa pada kebaikan.

Begitu juga umur. Umur pendek yang manfaat lebih berarti dari pada umur panjang tapi membawa kejelekan.

Lalu bagaimana cara mendapatkan ilmu yang barokah? Beliau menjawab yaitu dengan meniatkan diri dalam mencari ilmu karena Allah. “Tujuannya adalah mendapatkan ridho dan hidayah dari Allah,” tutur beliau.

“Ilmu itu adalah cahaya. Jadi orang yang berilmu adalah orang yang hidup dalam keadaan terang. Sehingga ia tau mebedakan antara yang baik dan buruk,” dawuh beliau.

Seusai tausyiah pengasuh dan tanya jawab dilanjutkan dengan penyerahan cendramata dari pondok pesantren nurul jadid kepada MTs Nusantara dan ditutup dengan pembacaan do’a oleh pengasuh pondok pesantren nurul jadid

Penulis : Ahmad

Editor : Rahmat Hidayat

KH. Moh. Zuhri Zaini: Nabi Muhammad Idola yang Sempurna

KH. Moh. Zuhri Zaini: Nabi Muhammad Idola yang Sempurna

nuruljadid.net – Kamis malam (06/12/2018), Pondok Pesantren Nurul Jadid mengadakan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang bertempat di halaman Kantor Pusat Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Acara yang diikuti seluruh santri putra dan putri ini merupakan kegiatan rutin yang diadakan oleh pondok pesantren setiap tahun sebagai media silaturahim sekaligus kaderisasi dalam berorganisasi.

KH. Moh. Zuhri Zaini, selaku Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid mengingatkan, meski kegiatan peringatan Maulid Nabi dilakukan secara rutin, kita sebagai umat Nabi Muhammad jangan sampai terjebak pada formalitas belaka, melainkan kita bisa mengambil hikmah dan bersyukur atas kelahiran Nabi dengan membaca sholawat padanya secara khusuk dan khidmat.

“Marilah kita jadikan kegiatan rutin ini untuk mensyukuri nikmat Allah SWT dan mensyiarkan kembali kelahiran beliau yang merupakan suatu syairollah,” tutur beliau dalam sambutannya.

Selain dengan harapan bertambahnya ketaqwaan kita kepada Allah, kegiatan ini sejatinya dimaksudkan untuk lebih mengenal Nabi Muhammad. Karena dengan mengenallah kita bisa lebih mencintai beliau sebagai pengikutnya.

Lebih pada itu, beliau menyampaikan bahwa Nabi Muhammad merupakan panutan yang paling sempurna untuk disebut idola yang bisa dijadikan teladan dalam mengarungi hidup. “Sebab sekarang yang diidola banyak, tapi yang dapat dijadikan teladan itu yang kurang,” tambah beliau.

“Melalui kegiatan ini kita hadirkan beliau meski tidak secara fisik dengan bersholawat. Mengingat kita ada di akhir zaman, maka kehadiran beliau sangat diperlukan ditambah banyaknya bencana yang terjadi,” kata beliau pada seluruh jama’ah yang hadir.

Penulis : Soni Hakim

Editor : Mahrus Syamweil