Pos

Upgrading Soft Skill Konseling dan Kewaliasuhan, Pengurus Putri Nurul Jadid Studi Tiru ke Bumi Blambangan

nuruljadid.net – Pengurus Putri Pondok Pesantren Nurul Jadid melakukan studi tiru ke Pondok Pesantren Shafiyah Rogojampi Banyuwangi Jawa Timur (6/7/2023). Kegiatan ini merupakan inisiatif Biro Kepesantren Putri yang melibatkan Biro Pendidikan dan Biro Pengembangan beserta pengurus wilayah untuk upgrading soft skill konseling dan kewaliasuhan dalam rangka ciptakan ruang tenang dan ruang asuh bagi santri.

Rombongan Nurul Jadid disambut hangat oleh Ibu Nyai Nurun Sariyah, pengasuh muda Pondok Pesantren Shafiyah bersama suami dan pengurus. Meskipun ketibaan rombongan Nurul Jadid ke lokasi sudah menjelang malam, tepatnya ba’da isyak namun pihak tuan rumah tetap melayani dengan sangat baik. Keterlambatan ini disebabkan jarak yang cukup jauh dan macet.

(Ibu Nyai Nurun Sariyah, pengasuh muda Pondok Pesantren Shafiyah tengah mendemonstrasikan praktik baik dalam menciptakan ruang tenang dan nyaman melalui permainan)

Kegiatan studi tiru ini berfokus pada pengkondisian ruang tenang dan ruang asuh bagi santri sehingga tumbuh kembangnya bisa optimal. Rangkaian kegiatan berlangsung sejak pukul 20.00 WIB sampai pukul 23.00 malam.

Fokus kegiatan ini banyak memberikan pembelajaran diantaranya bagaimana penguatan diberikan kepada santri baru agar betah di pesantren dan mengenali tindakan preventif terhadap kasus perundungan (bullying). Tidak kalah pentingnya, tips bagaimana merencanakan ruang asuh bersama secara rutin dengan Wali Asuh bahkan untuk Wali Santri.

Perencanaan konten sharing wali asuh menjadi perhatian khusus dalam acara studi tiru ini sebelum membersamai anak asuh. Secara Praktis, dengan permainan atau role playing bersama para santri ternyata bisa menciptakan manfaat yang cukup signifikan apabila dikonsep dan desain sesuai kondisi objektif para santri di lapangan.

(Rombongan pengurus putri Pondok Pesantren Nurul Jadid saat melakukan focus group discussion (FGD) usai pematerian dan demonstrasi)

Peserta studi tiru dari Pondok Pesantren Nurul Jadid terdiri dari Waka. Pesantren II Hy. Hj. Nur Diana Khalidah; Wakil Sekretaris Ny. Muthmainnah Waqid; Waka. Biktren. Ny. Mamnuhatur Rohmah; Waka. Birpend. Ny. Nurul Fajriyah; Kepala BP3M Faiqotul Hikmah; Wakabid. BKWA Madinatul Munawarah; Wakabid. Kelembagaan dan Peserta Didik Lina Surtianah; Wakasi. BKWA & Motivasi Belajar Ny. Mabruroh Zain; kepala wilayah, admin Biktren, staf Biktren, dan staf Birpeng yang ada di wilayah putri pusat.

Diketahui, rombongan menggunakan moda transportasi mini bis pesantren dari Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton menuju Pondok Pesantren Shafiyah Rogojampi Banyuwangi. Banyak ilmu dan pengalaman praktik baik yang bisa didiseminasi kepada pengurus lainnya untuk meningkatkan layanan kepada santri Nurul Jadid.

(Pengurus Putri Pondok Pesantren Nurul Jadid lakukan sesi foto bersama usai kegiatan bersama pengurus Pondok Pesantren Shafiyah Rogojampi Banyuwangi)

Usai kegiatan menjelang tengah malam, sebelum pulang dilakukan sesi foto bersama antara rombongan studi tiru Nurul Jadid dengan tuan rumah. Pengurus putri Nurul Jadid pulang melewati jalur Gumitir sebab jalur Baluran macet total karena pintu masuk ke penyeberangan Gilimanuk tengah ditutup dampak dari cuaca ekstrem.

 

 

(Humas Infokom)

Lembaga Adat Melayu Nobatkan Kiai Abdul Hamid Wahid Gelar Datuk Guru Atas Perjuangan Dakwah Islam Moderat

nuruljadid.net – K.H. Abdul Hamid Wahid selaku Kepala Pondok Pesantren Nurul Jadid sekaligus Rektor Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo, Jawa Timur, menerima penganugerahan gelar Datuk Guru Ketika melakukan kunjungan ke Pulau Belakang Padang, Batam, Kepulauan Riau, Selasa (12/6) silam.

Acara penganugerahan gelar Datuk Guru kepada KH Abdul Hamid Wahid dilakukan di tengah kunjungan silaturahim pimpinan Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo, bersama Pembantu Pengurus Pondok Pesantren Nurul Jadid atau P4NJ Batam ke kecamatan Belakang Padang.

Diketahui, gelar tersebut diberikan langsung oleh tokoh sesepuh Adat Melayu, Datuk H. Said Hasyim Alattas dari Lembaga Adat Melayu Kecamatan Belakang Padang, Batam, Kepulauan Riau.

Gelar datuk berasal dari Bahasa Sansekerta yang bermakna orang yang mulia. Sementara masyarakat kita mengartikan, gelar datuk berarti orang yang patut karena kemampuan serta pengabdiannya kepada masyarakat.

Kiai Hamid menerima penganugerahan ini atas dasar kapasitas, kapabilitas, kontribusi dan perjuangan dakwah Islam moderat beliau di tengah masyarakat yang beragam. Khususnya kiprah kiai Hamid untuk turut serta membangun masyarakat Belakang Padang, Batam.

Sepak terjang Kiai Hamid melalui pendidikan serta dakwah Islam yang moderat di berbagai kalangan khususnya masyarakat Belakang Padang, Batam, memberikan dampak dan ceriman Islam yang rahmatan lil alamin.

“Kedatangan Kiai Hamid ke Batam dan khususnya ke Pulau Belakang Padang ini menegaskan kiprah serta kontribusi beliau dalam mendukung serta mendorong kemajuan masyarakat Batam, khususnya di Pulau Belakang Padang ini,” kata ketua P4NJ Batam, Kepri, Julaeni.

Sementara itu, menurut K.H. Abdul Hamid Wahid, penganugerahan gelar Datuk Guru itu memiliki urgensi bukan bagi dirinya sebagai individu, melainkan bagi seluruh proses serta ikhtiar masyarakat Batam pada umumnya dalam mengupayakan tercapainya masyarakat madani.

Kiai Hamid melanjutkan, bahwa penganugerahan gelar tersebut menandai penerimaan masyarakat terhadap pelayanan, perjuangan dan pengabdian kaum santri di tengah-tengah masyarakat.

“Maka penganugerahan gelar serta penghormatan ini penting artinya bukan untuk saya, melainkan untuk segenap upaya perjuangan dan pengabdian yang dilakukan kaum santri di tengah-tengah masyarakat,” pungkasnya.

Menurut Kiai Hamid, jika selama di pondok tugas santri adalah belajar dan mengabdi, mengaji dan membina akhlakul karimah, maka tugas itu terus menjadi tanggung jawab seorang santri ketika ia telah kembali ke masyarakat.

“Di Batam ini ada santri-santri, meskipun mungkin jumlahnya tidak sebanyak di Jawa. Yang perlu diingat bahwa tidak ada bekas santri. Kesantrian itu dibawa sepanjang hayat dan harus terus dihidupkan melalui perjuangan dan pengabdian kepada masyarakat,” tutur Kiai Hamid.

 

(Humas Infokom)

Kepala Pesantren Kiai Hamid Wahid Resmikan Pondok Pesantren Nurul Jadid Batam

nuruljadid.net – Kiai Abdul Hamid Wahid kepala Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo (pesantren pusat) sekaligus rektor UNUJA bersama pimpinan lainnya menutup kunjungan kerja sama luar negeri ke beberapa negara ASEAN dengan peresmian Pondok Pesantren Nurul Jadid Batam Senin pagi ini (12/06/2023).

Peresmian ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan UNUJA Go ASEAN sejak beberapa hari lalu tepatnya 5 Juni 2023. Setidaknya terdapat tiga Negara yang telah dikunjungi yaitu Thailand, Malaysia, dan Singapura.

Rombongan Pondok Pesantren Nurul Jadid saat tiba di Batam kemarin, Minggu (11/6/2023) malam, disambut hangat dan dijamu secara khusus di kediaman H. Haerul Saleh, tokoh masyarakat setempat.

(Kepala Pesantren Kiai Abdul Hamid Wahid saat memberikan sambutan pada Peresmian Pondok Pesantren Nurul Jadid Batam)

H. Haerul Saleh selaku tokoh masyarakat setempat sekaligus pendiri Yayasan Nurul Jadid Batam menjelaskan, pendirian Ponpes Nurul Jadid Batam ini bermula dari dorongan, dukungan, dan ikhtiar dari almarhum K.H. Abdul Wahid Zaini pengasuh ketiga Ponpes Nurul Jadid Paiton, ayahanda dari K.H. Abdul Hamid Wahid

Pada era 90-an, sebut H. Haerul Saleh, K.H. Abdul Wahid menjadi pelopor dalam pengembangan pendidikan dan dakwah Islam di Batam sampai akhirnya berdirilah Ponpes Nurul Jadid Batam yang saat ini diresmikan.

Peresmian Ponpes Nurul Jadid Batam yang awal diagendakan akan dihadiri Gubernur Kepri langsung namun karena suatu hal akhirnya diwakilkan kepada Staf Ahli Gubernur Kepulauan Riau, Mahadi Rahman; Sedangkan Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Kota Batam, Drs. Samudin hadir mewakili Wali Kota Batam.

Selain itu, turut hadir juga Kepala Dinas Pendidikan Kepri, Kepala Kantor Kemenag Kota Batam, Ketua PCNU Batam berserta Banom dan lembaga, pimpinan Baznas Kota Batam, serta Ketua DPC PKB Batam.

(Kepala Pesantren Kiai Abdul Hamid Wahid berpose bersama dengan pengurus setempat dengan pakaian adat Batam sesuai acara peresmian)

Pendiri Yayasan Nurul Jadid, H. Haerul Saleh menyampaikan harapannya di sela kegiatan agar pondok pesantren ini, dapat memberikan kontribusi nyata bagi perkembangan pendidikan dan kehidupan masyarakat di Batam khususnya, serta masyarakat luas pada umumnya dengan nilai-nilai keislaman.

Kiai Hamid selain mengapresiasi kiprah Ponpes Nurul Jadid Batam dalam pengembangan pendidikan dan dakwah Islam juga mengungkapkan bahwa kunjungannya ke Batam dan peresmian pondok pesantren tersebut menjadi bagian dari komitmen dalam memperkuat silaturrahim, memperluas jaringan kerja sama guna kemaslahatan bersama.

 

 

(Humas Infokom)

Kiai Hamid Wahid Tekankan Urgensitas Adab Pada Guru Saat Silaturrahim Temu Alumni P4NJ Malaysia

nuruljadid.net – Kepala Pesantren K.H. Abd. Hamid Wahid bersama rombongan pimpinan Pondok Pesantren Nurul Jadid melakukan silaturrahim dalam rangka temu alumni P4NJ (Pengurus Pembantu Pondok Pesantren Nurul Jadid) Malaysia, Kamis (08/06) di ibu kota Malaysia Kuala Lumpur.

Dalam acara silaturrahim, Kepala Pesantren, K.H. Abdul Hamid Wahid menyampaikan urgensitas menjaga adab untuk menghormati para pendahulu dan almarhumin, yakni para guru dan sesepuh. “Sebaik dan sehebat apapun generasi saat ini, tidak akan pernah terlahir tanpa ada sentuhan para guru, oleh sebab itu adab dan tatakrama harus tetap dikedepankan”, tutur kiai yang dikenal dengan sikap moderatnya.

Kiai Hamid juga menegaskan pesan muassis Kiai Zaini Mun’im bahwa santri yang sudah kembali ke masyarakat sudah menjadi milik masyarakat dan harus berbaur. Menurut kiai Hamid, santri wajib mengambil peran dalam membangun masyarakat dan bangsa lintas sektor yang dibutuhkan dalam menghadapi globalisasi dan era disrupsi.

“Sangat penting peran alumni Nurul Jadid khususnya dan umat Islam umumnya untuk berpartisipasi aktif membangun masyarakat lewat pendidikan, penguatan sektor ekonomi, dst yang dibutuhkan dalam menghadapi dinamika global saat ini,” pungkasnya.

Tidak sendiri, kiai Abdul Hamid Wahid hadir bersama dengan pimpinan pesantren dan UNUJA lainnya, Direktur Klinik Az-Zainiyah, Ny. Hj. Khodijatul Qodriyah; wakil kepala pesantren K.H. Najiburrahman Wahid; Kepala Biro Pengembangan, K.H. Faiz Abdul Haq Zaini; Kepala Biro Kepesantrenan, K.H. Fahmi Abd. Haq Zaini; Bendahara Pesantren, K.H. Achmad Zaki Nur Chatim Zaini; Warek III, M. Noer Fadli Hidayat; Kepala LP3M, Achmad Fawaid, Kepala BAUAK, Luqman Hakim; Kepala Humaker, Mohammad Bahrul Ulum dan Staf khusus pimpinan Alfi Syukrin.

Kepala pesantren sekaligus rektor UNUJA yang akrab disapa Gus Hamid ini mengaku kehadirannya dalam silaturrahim Temu Alumni P4NJ Malaysia merupakan salah satu kiat untuk memberikan dukungan dan saling bertukar kabar dengan alumni yang merantau di negeri jiran dalam penguatan peran dan eksistensi alumni di tengah masyarakat.

(Humas Infokom)

Pondok Pesantren Nurul Jadid Bekali Santrinya Keterampilan Abad 21 Siap Hadapi Tantangan Global

nuruljadid.net – Saat ini, kita telah memasuki abad 21 ditandai dengan perkembangan dunia yang sangat pesat. Perubahan ini dapat memberikan peluang jika dapat dimanfaatkan dengan baik, akan tetapi juga dapat menjadi bencana jika tidak diantisipasi secara sistematis, terstruktur, dan terukur. Itulah sebabnya, Pondok Pesantren Nurul Jadid membekali santrinya dengan keterampilan abad 21 dalam menghadapi tantangan zaman.

Tak dapat dipungkiri bahwa, dibutuhkan sumber daya manusia tangguh yang memiliki sejumlah kompetensi dan keterampilan agar dapat bertahan hidup (survive) di tengah perubahan yang begitu cepat dan unpredictable atau tidak dapat diprediksi. Keterampilan abad 21 merupakan keterampilan penting yang harus dikuasai oleh santri agar berhasil dalam menghadapi tantangan, permasalahan, kehidupan, dan karir di era digital dewasa ini.

National Education Association telah mengidentifikasi keterampilan abad 21 sebagai keterampilan “The 4Cs.” “The 4Cs” meliputi keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah (critical thinking), keterampilan berpikir kreatif (creativity), keterampilan berkomunikasi (communication) dan keterampilan berkolaborasi (collaboration).

Di lain sisi, menurut Lee Crocket (2011) dalam bukunya “Literacy is not enough: 21st Century Fluencies for the Digital Age” memaparkan paling tidak terdapat 6 keterampilan yang harus dikuasai seseorang di era digital diantaranya: keterampilan Problem Solving, Creativity, Collaboration, Analytical Thinking, Communication and Ethic & Accountability.

Pondok Pesantren Nurul Jadid dalam rangka penyiapan sumber daya manusia yang menguasai kompetensi dan keterampilan tersebut melakukan penguatan mutu pendidikan dan pengasuhan di pesantren. Menghadapi abad 21 yang penuh dengan tantangan dan ketidakpastian dan kualitas pendidikan kita yang belum membanggakan, diperlukan adanya berbagai terobosan dan strategi dalam dunia pendidikan.

Paradigma pendidikan pesantren harus disesuaikan untuk pengembangan kualitas SDM di era global ini. Berbagai strategi dan langkah pembelajaran serta asesmen yang terukur di berbagai bidang studi senantiasa diupayakan oleh Pondok Pesantren Nurul Jadid. Upaya ini tentu tidak dapat dilakukan tanpa adanya langkah terencana dan sistematis. Perubahan fundamental perlu dilakukan untuk membuat proses pendidikan relevan dengan kondisi dan kebutuhan peserta didik.

Melalui penguatan nilai luhur kepesantrenan Trilogi dan Panca Kesadaran Santri, Pondok Pesantren Nurul Jadid melakukan berbagai macam upaya untuk membekali santrinya dengan keterampilan abad 21 yang dibutuhkan.

  1. Kesadaran Beragama

Penanaman nilai kesadaran dalam beragama, menjadi hal awal yang dilakukan oleh pesantren terhadap santrinya untuk beragama dengan penuh kesadaran. Menjalankan ajaran agama sebagai pilihan dan kebutuhan hidup bukan sebagai tuntutan keluarga apalagi warisan. Sehingga proses kesadaran beragama akan melatih dialektika santri yang mengasah berpikir analitis (Analytical Thinking) dengan tetap mengedepankan etika dan penuh tanggung jawab atas pilihannya (Ethic and Accountability).

  1. Kesadaran Berilmu

Menuntut ilmu dan terus belajar menjadi nilai wajib yang melekat dalam individu santri baik di dalam kelas maupun di lingkungan pesantren dalam konteks kehidupan yang luas. Pendidikan pesantren mengarah ke beberapa aspek pembelajaran; instruction should be student-centered, yakni pengembangan pembelajaran menggunakan pendekatan yang berpusat pada santri. Santri ditempatkan sebagai subyek pembelajaran yang secara aktif mengembangkan minat dan potensi yang dimilikinya. Sehingga dapat mengasah analytical thinking, critical thinking and creativity di ruang belajar.

Education should be communicative and collaborativeyakni santri harus dibelajarkan untuk dapat berkomunikasi dan berkolaborasi dengan orang lain. Elemen komunikasi menargetkan santri dapat menguasai, mengatur (manajemen) dan membuat hubungan komunikasi yang baik dan benar secara tulisan, lisan maupun multimedia. Santri diberi waktu untuk mengelola hal tersebut dan menggunakan kemampuan komunikasi untuk berhubungan seperti menyampaikan gagasan, berdiskusi hingga memecahkan masalah yang ada.

  1. Kesadaran Bermasyarakat

Learning should have context, yakni pembelajaran tidak akan banyak berarti jika tidak memberi dampak terhadap kehidupan santri di luar pesantren. Oleh karena itu, materi pelajaran perlu dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari santri. Pendidik mengembangkan metode pembelajaran yang memungkinkan santri terhubung dengan dunia nyata (real world).

Pesantren should be integrated with society, yakni dalam upaya mempersiapkan santri menjadi warga negara yang bertanggung jawab, pesantren memfasilitasi santri untuk terlibat dalam lingkungan sosialnya. Misalnya, mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat, dimana santri dapat belajar mengambil peran dan melakukan aktivitas tertentu dalam lingkungan sosial sehingga mereka bisa belajar mengembangkan keterampilan problem solving, communication and collaboration.

  1. Kesadaran Berbangsa dan Bernegara

Peran santri yang utama adalah mempertahankan dan mengisi kemerdekaan dengan menjaga dan mengawal NKRI sebagai warisan leluhur para ulama’. Dalam jiwa santri tentu tertanam panca-jiwa, panca-jangka, panca-bina dan panca-dharma. Selain itu, santri juga berkontribusi dalam memecahkan masalah yang dihadapi oleh bangsa dengan bentuk kontribusi kecil di lingkungan masyarakatnya.

Melalui pesantren, santri diajarkan menjaga dan membina etika yang baik serta bertanggung jawab terhadap tugas dan tanggung jawabnya sebagai bagian dari bangsa Indonesia sehingga santri dapat mengasah keterampilan (problem solving, ethic and accountability).

  1. Kesadaran Berorganisasi

Berorgansiasi merupakan salah satu nilai kesantrian yang perlu dimiliki santri sebagai bekal kelas di masyarakat. Tujuan organisasi santri yaitu untuk menyatukan, mengembangkan, membentuk serta memfasilitasi apa yang dibutuhan santri serta membangun jiwa seorang pemimpin yang berkepribadian matang. Dalam organisasi, santri dilatih dan ditempa mengasah keterampilan diri seperti problem solving, communication, collaboration, creativity, ethic and accountability.

 

 

 

(Humas Infokom)

5 Tahun Berdiri, Universitas Nurul Jadid Paiton Masuk dalam Daftar Ranking Kampus Dunia

nuruljadid.net – Universitas Nurul Jadid (UNUJA) Paiton, Probolinggo, Jawa Timur merupakan kampus berbasis pesantren dengan segudang prestasi di Jawa Timur. Setelah 5 tahun berdiri sebagai universitas, tahun ini 2023 UniRank memasukkan UNUJA dalam daftar universitas terbaik ranking dunia.

Setidaknya, UniRank merilis 582 kampus asal Indonesia yang memenuhi seleksi daftar rangking dunia. Probolinggo menjadi salah satu daerah di Indonesia yang memiliki perguruan tinggi yang cukup kompetitif dan dengan pertumbuhan yang dinamis baik negeri maupun swasta.

UNUJA sebelumnya berhasil memperoleh sertifikasi ISO untuk dua kategori sekaligus, yakni ISO 9001:2015 untuk bidang Sistem Manajemen Mutu, dan ISO 21001:2018 untuk bidang Sistem Manajemen Organisasi Pendidikan dan dinobatkan sebagai Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (PTNU) terbaik 4 se-Indonesia.

Berdasarkan laman pemeringkatan UniRank 2023, di Probolinggo sendiri berhasil mencatatkan dua kampus terbaik. Universitas Nurul Jadid berada di peringkat 283 nasional dan 9844 dunia dan Universitas Panca Marga peringkat 389 nasional dan 11495 dunia. Sehingga UNUJA berdasarkan pemeringkatan ini menjadi kampus terbaik di Probolinggo.

Pemeringkatan yang dilakukan dinilai berdasarkan 3 kriteria yakni; Akreditasi, Gelar Sarjana dan memberikan kursus dalam format pendidikan tradisional, tatap muka, dan non-jarak.

Dikutip dari Website 4 International Colleges and Universities atau 4ICU adalah suatu mesin pencari dan direktori yang melakukan penilaian berdasarkan kepopuleran situs yang dimiliki oleh 11.307 perguruan tinggi di seluruh dunia yang telah terakreditasi dan tersebar dalam 200 negara.

Selain 4ICU UniRank, AD Scientific Index atau Alper-Doger Scientific Index adalah pemeringkatan tingkat dunia untuk ilmuwan dan perguruan tinggi berdasarkan kinerja publikasi. AD Scientific Index merilis daftar universitas terbaik berdasarkan skala global, regional, dan negara; serta ilmuwan terbaik berdasarkan bidang, negara dan perguruan tinggi.

Berikut adalah daftar peringkat dan prestasi Universitas Nurul Jadid (UNUJA) dari berbagai laman pemeringkatan dunia yang populer dan sering menjadi rujukan universitas dunia.

2022     Peringkat 4 PTNU Nasional versi AD Scientific Index World University Ranking

2022     Peringkat 14 Nasional untuk perguruan tinggi yang berdiri sejak 2010 (AD Scientific Index)

2022     Peringkat 170 Nasional, 2810 regional Asia, 7751 Dunia (AD Scientific Index)

2023     Peringkat 117 Nasional, 2666 regional Asia dan 7463 Dunia (AD Scientific Index)

2023     Peringkat 283 Nasional dan urutan ke 9844 Dunia (4ICU UniRank)

Silahkan tonton disini : https://www.youtube.com/shorts/eQw3Axirwsk

 

(Humas Infokom)

Ribuan Santri Nurul Jadid Kembali Mengaji dan Tempa Diri Pasca Libur Idul Fitri

nuruljadid.net – Pasca libur Ramadan dan Idul Fitri 1444 H, ribuan santri Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo kembali mengaji dan siap menempa diri. Dua puluh lima hari telah berlalu, kini mereka siap mengikuti aktivitas belajar sebagaimana biasanya.

Kedatangan santri ini dibagi menjadi dua tahap, tanggal 02 Mei 2023 untuk santriwati dan 03 Mei 2023 untuk santriwan. Pengembalian santri ini juga dikoordinir oleh P4NJ masing-masing daerah untuk mempermudah pengkondisiannya.

“Dalam dua hari ini ada sekitar 7.000 santri Nurul Jadid dari berbagai daerah di Indonesia yang kembali ke pondok. Mereka datang dalam dua tahap yakni putri tanggal 02 Mei 2023 dan putra keesokan harinya,” ujar Ketua Panita Pulang Bersama Umar Taha saat ditemui di sela penyambutan kedatangan rombongan santri, Rabu sore.

(Kondisi kedatangan santri putra pasca libur Idul Fitri 1444 H di lapangan raya Pondok Pesantren Nurul Jadid)

Ketua panitia memaparkan bahwa proses mulai dari kepulangan santri sampai dengan pengembalian santri ini berjalan lancar dan tidak menemukan kendala berarti. Ini semua berkat kerja keras dan kerja sama seluruh panitia beserta pengurus P4NJ bersama wali santri.

“Alhamdulillah, rangkaian kegiatan pemulangan dan pengembalian santri tahun ini berjalan lancar. Saya ucapkan terimakasih kepada seluruh panitia yang bertugas dan pengurus P4NJ bersama wali santri yang ikut aktif membantu,” kata pria yang juga alumni Ponpes Nurul Jadid ini.

Ia menjelaskan bahwa pengembalian santri Nurul Jadid ini menggunakan beragam moda transposrtasi, mereka yang dari pulau Jawa mayoritas menggunakan moda transportasi darat, sedangkan mereka yang berasal dari luar pulau dan luar negeri menggunakan moda transportasi laut dan udara. Sebagian lainnya menggunakan kendaraan pribadi masing-masing wali santri. Selain itu, keberangkatan santri putera dan puteri juga dipisah.

(Kondisi kedatangan santri putri pasca libur Idul Fitri 1444 H di lapangan raya Pondok Pesantren Nurul Jadid)

Sementara itu, salah seorang wali santri, Syamsuri Hasan mengatakan sangat senang anaknya sudah kembali ke pondok, sehingga anaknya bisa kembali berkonsentrasi belajar dan aktivitasnya terpantau juga terarah di lingkungan pesantren.

“Kalau di rumah, anak-anak kan masih main kemana-mana. Kami orang tua juga khawatir, apalagi pergaulan anak sekarang cukup memprihatinkan. Tapi dengan di pondok, kami lega, anak-anak tidak kemana-mana dan bisa kembali mengikuti kegiatan kepesantrenan,” kata pendidik yang juga alumni Ponpes Nurul Jadid ini.

(Humas Infokom)

Mendahului Kembalian Santri, Keluarga Besar Nurul Jadid Gelar Halal Bihalal

 nuruljadid.net – Pasca libur Ramadan 1444 H selama hampir satu bulan (25 hari) sampai bulan syawal, Pondok Pesantren Nurul Jadid mengawali kegiatan kepesantrenan dengan Halal Bihalal bersama ratusan pengurus baik dari unsur keluarga pengasuh, pimpinan sampai dengan pegawai pada Senin pagi (01/05/2023) di auditorium I pesantren.

Momentum bulan syawal merupakan waktu bagi umat muslim di dunia untuk saling meminta maaf. Idul Fitri juga saat kita semua kembali fitri. Mengawali bulan Mei sehari sebelum santri balik ke pesantren, ratusan pengabdi Pondok Pesantren Nurul Jadid mengikuti acara Halal Bi Halal sebagai kegiatn rutin tahunan.

Dari sekitar seribu lebih Pegawai Nurul Jadid (PNJ) dari data di Pedatren, yang hadir hanya 69% yakni sekitar 697 orang putra-putri. Ini merupakan kegiatan Halal Bihalal kali kedua pasca pandemi Covid-19. Hal ini juga sebagai upaya untuk mempersiapkan pegawai Nurul Jadid menyambut kedatangan santri pasca libur Ramadan.

KH. Abdul Hamid Wahid selaku kepala pesantren dalam sambutannya menyampaikan kepada seluruh hadirin “Taqobballallahu minna waminkum taqobbal ya karim, minal ‘aidzin wal faizin mohon maaf lahir dan batin” dawuhnya.

Sejumlah pesan Kiai Hamid dalam kapasitas sebagai pimpinan pesantren menyampaikan pentingnya kita sebagai pengabdi sekaligus pengurus untuk fokus pada tujuan yang telah ditetapkan oleh pesantren.

“dalam melangkah kita harus fokus dengan tujuan yang telah direncanakan jangka pendek melalui AKUP yaitu Arah Kebijakan Umum Pesantre, perencanaan 5 tahunan dalam bentuk rencana strategis (Renstra) dan perencanaan jangka panjang 20 tahunan melalui PIP, Perencanaan Induk Pesantren,” imbuh kiai Hamid

Selepas sambutan, pengasuh KH. Moh. Zuhri Zaini menyampaikan tausyiah sebagai salah satu rangkaian acara untuk memberikan siraman rohani kepada seluruh pengabdi dan pengurus di lingkungan pesantren.

Kiai Zuhri berharap tidak hanya sampai disini saja jalinan silaturrahmi ini dan beliau juga berharap acara halal bihalal ini membawa keberkahan dalam melakukan perbaikan di Pondok Pesantren Nurul Jadid.

“Perbaikan yang harus dilakukan di pondok harus mengacu pada visi-misi Pesantren” tutur Kiai Zuhri.

“Pesantren sebetulnya melanjutkan para pendahulu-pendahulu termasuk melanjutkan perjuangan Nabi Muhammad SAW,” imbuh pengasuh.

Halal bihalal ini juga diisi dengan pembacaan tahlil yang dipimpin oleh KH. Zainul Mu’ien Husni dan ditutup dengan doa bersama dipimpin oleh KH. Najiburrahman Wahid. Usai doa, peserta meninggalkan ruangan setelah pimpinan dan keluarga Nurul Jadid terlebih dahulu beranjak meninggalkan lokasi acara.

 

 

(Humas Infokom)

Ketum PBNU Gus Yahya Paparkan Agenda PBNU Saat Silaturrahim ke Nurul Jadid

nuruljadid.net – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) K.H. Yahya Cholil Tsaquf akrab disapa Gus Yahya memaparkan agenda PBNU yang menjadi komitmen beliau saat silaturrahim ke Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo, Ahad pagi (30/04/2023)

Mengawali pengarahan, Gus Yahya mengucapkan Selamat Idul Fitri 1444 H dan memohon maaf lahir batin mewakili PBNU kepada seluruh hadirin dalam forum silaturrahim tersebut.

Selain sowan, Gus Yahya mengajak warga nahdliyin hal-hal penting terkait Thariqoh Ad-Diniyah yakni cara beragama kita di tengah keberagaman masyarakat Indonesia dan dunia.

“NU merupakan jalan penentu bagi hidup kita termasuk Thariqoh Ad-Diniyah atau cara beragama kita dalam bermasyarakat. seperti tidak menuntut negara Khilafah,” pungkasnya

(Ketum PBNU Dr. (H.C) KH. Yahya Cholil Tsaquf saat memberikan sambutan pada acara silaturrahmi ke Pondok Pesantren Nurul Jadid)

“NU telah memilih NKRI, sebagaimana amanah dan keputusan muassis NU. Jika mau mencari hujjah syariah silahkan! Karena keputusan muassis itu sudah termasuk dalil itu sendiri,” ungkap Gus Yahya.

“Kita bukan negara komunis yang memilih berperang!” tegasnya di hadapan seluruh hadirin

Gus Yahya juga menekankan bahwa NU mengajarkan kita cara hidup di tengah keberagaman dalam dekapan NKRI “Thoriqoh Nahdliyah terbukti menguatkan kita semua dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara,”

Hasil survei mutahir yang disampaikan Gus Yahya bahwa 59.2% dari total umat muslim di Indonesia mengaku berafiliasi dengan NU. Ini merupakan bukti bahwa NU organisasi besar dengan pengikut yang tidak sedikit.

“Di tengah padang sejarah yang begitu luas ini, kemana arah kita? Apakah hanya bergerombol atau mengarah ke satu tujuan yang besar dan mulia,” terangnya

Setidaknya dua agenda PBNU yang Gus Yahya paparkan pertama gerakan keluarga maslahah; kedua verifikasi dan validasi kepengurusan organisasi NU

“Gerakan keluarga maslahah NU akan diwujudkan dalam, kegiatan masyarakat di tingkat desa jadi dihandel ranting. Ada sekitar 8000 desa lebih,”

“Akan ada instruksi langsung dari PBNU, berikut dengan pedoman satgas yang dibentuk oleh PBNU. Orang-orang yang betul-betul tau dengan kerjanya.” Jelas Gus Yahya

Gerakan keluarga maslahah adalah keluarga yang dapat memenuhi atau memelihara kebutuhan primer (pokok), baik lahir maupun batin. Selain itu juga kepastian validitas data struktur kepengurusan yang sesuai dengan prosedur tata kelola administrasi PBNU.

“Semua kepengurusan NU, harus mengikuti ketentuan administrasi yang telah ditetapkan. Jangan sampai ada banom NU yang tidak mendapat SK sesuai prosedur yang berlaku,” tegasnya.

Agenda yang dipaparkan Gus Yahya lebih fokus pada kegiatan di ranah ranting. Kegiatan ini merupakan instruksi langsung dari PBNU ke pengurus NU tingkat ranting.

“Ini instruksi langsung dari PBNU, tidak ada perantara. Supaya instruksinya jelas!” tandas Gus Yahya.

(Humas Infokom)

Ketum PBNU Gus Yahya Silaturrahim ke Ponpes Nurul Jadid Paiton

nuruljadid.net – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Dr. (H.C) K.H. Yahya Cholil Staquf yang akrab dipanggil Gus Yahya berkunjung ke Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo pagi ini Ahad (30/04/2023) dalam rangka perkuat silaturrahim.

Tepat pukul 09.50 WIB, rombongan PBNU tiba di Ponpes Nurul Jadid. Kedatangan rombongan PBNU tersebut disambut hangat oleh pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid K.H. Moh. Zuhri Zaini beserta pimpinan pesantren dan dzurriyah Nurul Jadid.

(Pengasuh KH. Moh. Zuhri Zaini bersama Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Auditorium I pesantren)

Kunjungan Gus Yahya beserta rombongan PBNU dikemas dalam bentuk halal bi halal ke beberapa pesantren di Jawa Timur, salah satunya Ponpes Nurul Jadid, Paiton Probolinggo yang berlangsung di Auditorium I pesantren.

K.H. Moh. Zuhri Zaini mengawali sambutannya dengan menyampaikan rasa syukur atas kedatangan rombongan PBNU untuk kesekian kalinya ke Pondok Pesantren Nurul Jadid.

“Sebagai tuan rumah dan warga nahdliyyin, saya sangat bersyukur atas kedatangan tamu dari PBNU, semoga silaturrahim ini membawa keberkahan untuk kita semua,” figur yang khas dengan outfit sederhana serba putih tersebut.

Selang beberapa saat kemudian, ketua umum PBNU Gus Yahya memberikan pengarahan di hadapan tamu undangan yang notabene adalah pengurus PC, MWC dan Ranting di daerah kota/kabupaten Probolinggo, Situbondo dan Bondowoso.

Gus Yahya menyampaikan agenda-agenda yang akan dieksekusi oleh PBNU. Juga penguatan tertib administrative di setiap struktur kepengurusan NU yang sesuai dengan prosedur administrasi PBNU mulai dari PWNU hingga ranting.

“Semua kepengurusan NU, harus mengikuti ketentuan administrasi yang telah ditetapkan. Jangan sampai ada banom NU yang tidak mendapat SK sesuai prosedur yang berlaku,” pungkas Gus Yahya.

“Ini instruksi langsung dari PBNU, tidak ada perantara. Supaya instruksinya jelas!,” imbuhnya.

(Sesi foto bersama pengurus PBNU bersama pimpinan dan keluarga Pondok Pesantren Nurul Jadid)

Usai pengarahan ketum PBNU, acara dilanjutkan dengan pemberian cinderamata dari pengasuh Kiai Zuhri ke Ketum PBNU Gus Yahya dan dilanjutkan dengan sesi foto bersama rombongan PBNU serta pimpinan Ponpes Nurul Jadid.

Acara silaturrahim ini diikuti 100 peserta terdiri dari perwakilan pengurus NU se- kota/kabupaten Probolinggo, Situbondo dan Bondowoso. Turut hadir wakil ketua umum PBNU H. Amin Said Husni, sekretaris jenderal KH. Saifullah Yusuf dan beberapa pengurus PBNU lainnya.

(Humas Infokom)

Mahfud MD Memaparkan 5 Nilai Syarat Negara Demokrasi dalam Islam, Bagaimana dengan Indonesia?

nuruljadid.net – Prof. Dr. H, Moh. Mahfud MD bersilaturrahmi pada saat Idulfitri 1444 H sebagai Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Republik Indonesia (Menkopolhukam RI) menyebutkan lima nilai syarat negara demokrasi pada forum silaturrahmi ulama dan umara di aula 1 Pondok Pesantren Nurul Jadid Sabtu (22/04/2023) pagi.

Menyoal negara, demokrasi adalah sistem pemerintahan di mana segenap rakyat ikut serta memerintah melalui wakil-wakilnya dalam lembaga pemerintahan. Dengan kata lain, pemerintahan dan negaranya berasal dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.

Sebagaimana disampaikan oleh Mahfud MD, salah satu tonggak utama untuk mendukung sistem pemerintahan yang demokratis adalah adanya pemilihan umum atau pemilu.

Di Indonesia, pemilu diselenggarakan untuk memilih dewan perwakilan rakyat, pemimpin daerah, bahkan pemimpin negara. Indonesia menggunakan prinsip dari demokrasi Pancasila, antara lain melindungi hak asasi manusia, dan mengambil keputusan berdasarkan musyawarah mufakat.

Indonesia berdasarkan praktiknya telah memenuhi syarat dan ciri sebagai negara demokratis, sehingga disebut negara demokrasi.

Mahfud MD menyampaikan lima nilai syarat yang perlu diperhatikan untuk menjadi negara demokrasi menurut konsep tujuan syari’ah (maqasid al-syari’ah) diantaranya. 1) Memelihara agama; 2) Menjaga keselamatan jiwa; 3) Menjaga hak benda dan harta orang; 4) Menjaga akal sehat; 5) Menjaga keturunan.

1) Memelihara agama (hifz al-din)

Bahwa negara atau pemerintah harus hadir untuk memastikan setiap pemeluk agama mendapatkan hak dan diberi kebebasan dalam mengekspresikan agama masing-masing selama tidak mengganggu atau menimbulkan keresahan di tengah masyarakat.

Memelihara juga bisa dimaknai menjaga agama yang berarti menjaga batasan-batasan-Nya, hak-hak, perintah-perintah, serta larangan-larangan-Nya.

2) Menjaga keselamatan jiwa (hifzh al-nafs)

Poin ini merupakan salah satu kewajiban utama dalam beragama. Menjaga jiwa juga erat kaitannya untuk menjamin atas hak hidup manusia seluruhnya tanpa terkecuali.

3) Menjaga hak benda dan harta (hifdz al-mal)

Yaitu haq al-amal (hak bekerja). Hal ini tidak hanya diterjemahkan sebagai upaya untuk menjaga harta dari gangguan orang lain. Melainkan ditafsirkan dalam makna luas termasuk hak kebendaan.

4) Menjaga akal sehat (hifz al-‘aql)

yaitu haq al-ta’lim (hak mendapatkan pendidikan) Menghargai akal bukan berarti hanya sekedar menjaga kemampuan akal untuk tidak gila ataupun mabuk. Orientasi penjagaan akal adalah pemenuhan hak intelektual bagi setiap individu yang ada dalam masyarakat.

5) Menjaga keturunan (hifz al-nasl)

Nasab yaitu keturunan atau kerabat. Pertalian kekeluargaan berdasarkan hubungan darah melalui akad perkawinan yang sah. Menjaga nasab bukan hanya terkait perihal pernikahan, membantu keluarga yang dalam keadaan susah atau kesulitan serta berperilaku baik dalam bermasyarakat juga bisa dikatakan menjaga nasab.

 

 

(Humas Infokom)

 

 

Mahfud MD Himbau Rakyat Indonesia Bersatu dalam Perbedaan Jelang Tahun Politik 2024

nuruljadid.net – Pelaksanaan salat Idulfitri kali ini, Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo kedatangan tamu spesial. Pasalnya, Menkopolhukam Republik Indonesia Prof. Dr. Moh. Mahfud MD hadir selain menjadi khotib juga mengisi orasi ilmiah kebangsaan terbatas (22/04/2023) di aula 1 pesantren. Prof. Mahfud MD himbau seluruh rakyat Indonesia untuk perkuat persatuan dalam perbedaan menjelang tahun politik 2024.

“Indonesia termasuk salah satu negara dengan pulau terbanyak di dunia yakni 17.000 pulau, dan 5.000 diantaranya berpenghuni. Terdapat ribuan suku dan ratusan Bahasa. Kalau kita tidak bersatu maka tidak akan merdeka sebagaimana dulu kerajaan Jawa dan lain-lain. Akhirnya, setelah bersatu kita bisa merdeka,” jelasnya saat menyampaikan orasi di depan para ulama dan umara se Tapal Kuda.

Dalam sambutannya Prof. Mahfud MD menyampaikan bahwa negara Indonesia terbentuk atas berkat rahmat Allah SWT sebagaimana tertuang dalam pembukaan UUD 1945 alinea ketiga. Sehingga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) perlu dijaga dan diupayakan bersama.

Secara historis, kemerdekaan Indonesia juga berkat perjuangan ulama pesantren namun setelah merdeka Indonesia dipimpin oleh kelompok non pesantren. Prof. Mahfud juga menegaskan bahwa cendekiawan pesantren perlu turut aktif mengisi kemerdekaan karena lulusan pesantren saat ini telah diakui sehingga dapat berkiprah di berbagai sektor pemerintahan.

“Indonesia tidak perlu menjadi negara Islam, namun nilai-nilai sudah tertanam sejak kemerdekaan. Sehingga kita perlu bersatu dalam keberagaman. Jadi Indonesia bukan negara Islam namun Islami,” terang mantan ketua MK tersebut.

Ia juga mengatakan peran lulusan ponpes sangat dibutuhkan saat ini. Para santri bisa bekerja di pemerintahan baik di TNI, Polri dan Pemerintahan mulai dari tingkat bawah hingga atas. “Zaman dulu santri tidak bisa menjadi anggota TNI dan Polri, namun sekarang semua lulusan ponpes yang memenuhi syarat bisa berperan di seluruh lini pemerintahan,” tambahnya.

Indonesia menurut Prof. Mahfud MD merupakan negara kosmopolitan sebagaimana yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW yang berarti seluruh warga negara Indonesia adalah satu kesatuan dalam komunitas tunggal. Adanya negara juga untuk membangun kemajuan dan ibadah, jika tidak ada negara umat Islam tidak bisa beribadah dengan baik. Majunya pesantren saat ini juga berkat sebuah negara yang merdeka sehingga NKRI perlu kita jaga dengan segala upaya dan sistemnya.

Tak kalah penting, Prof. Mahfud MD menegaskan, masih banyak dugaan kasus korupsi di tubuh bangsa Indonesia yang perlu diberantas sebagaimana hukum yang berlaku karena selain melawan hukum, tindak pidana korupsi juga melanggar ajaran agama Islam. Maka, selain menjaga persatuan dan kesatuan dalam perbedaan, Prof. Mahfud MD juga mengajak kita semua untuk bersama memberantas korupsi yang menjadi penyakit kronis negara Indonesia.

(Humas Infokom)

Menkopolhukam RI Mahfud MD Salat Idulfitri Bersama Para Masyayikh di Ponpes Nurul Jadid Paiton Probolinggo

nuruljadid.net – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Republik Indonesia (Menkopolhukam -RI) Prof. Dr. H. Mohammad Mahfud Mahmodin, S.H., S.U., M.I.P. pagi ini Sabtu (22/04/2023) bersama para masyayikh Nurul Jadidi menunaikan salat Idul Fitri 1444 H di Masjid Jami’ Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Kabupaten Probolinggo.

Diketahui Menkopolhukam Prof. Mahfud MD selain salat Eid, juga mengisi khotbah dan bersilaturahmi dengan keluarga besar Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Khotbah yang disampaikan dengan menggunakan bahasa Arab itu menyesuaikan budaya pesantren berisikan tentang bagaimana agar umat Islam senantiasa meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT. Hal ini lantas menjadi momen nostalgia ketika beliau menjadi santri dulu.

(Menkopolhukam RI Prof. Dr. Mahfud MD saat menyampaikan khotbah Idulfitri di masjid Jami Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo)

Salat Eid dipimpin oleh pengasuh KH. Moh. Zuhri Zaini dan diikuti oleh jajaran pemerintah dan pengurus pesantren. Usai salat dan khotbah, Kiai Zuhri memimpin pembacaan tahlil bersama. Bapak Mahfud juga berziarah ke maqbarah para muassis dan masyayikh Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Setelah itu, bapak Mahfud melakukan pertemuan terbatas dan memberikan orasi kebangsaan dengan para ulama dan umara se Tapal Kuda di Aula I pesantren yang berlangsung secara hybrid via Zoom Meeting.

Saat ditanya mengenai kunjungannya tersebut, bapak Mahfud menjawab bahwa dirinya murni bersilaturahmi. Tak ada bahasan tentang politik apalagi soal Pilpres 2024.

“Sejak puluhan tahun saya memang memiliki hubungan batin dengan PPNJ, sekitar 30 tahunan. Ini kunjungan biasa dalam rangka silaturahim, karena selama pandemi COVID- 19 tidak bisa berkunjung,” bapak Mahfud menuturkan.

Sementara itu, pengasuh KH. Moh. Zuhri Zaini mengamini bahwa mantan Ketua MK Republik Indonesia itu ansih dalam rangka silaturahmi karena memang bapak Mahfud merupakan sahabat lama Pondok Pesantren Nurul Jadid sejak puluhan tahun lalu.

“Beliau memang sudah berhubungan lama dengan pondok, sudah sejak tahun 1990 dan terus nyambung hingga saat ini. Kunjungannya murni sebagai sahabat,” ungkap kiai Zuhri.

Selain pengasuh, Menkopolhukam bapak Mahfud MD juga didampingi oleh kepala pesantren KH. Abd. Hamid Wahid, Plt. Bupati Probolinggo H. A. Timbul Prihanjoko, Kapolres Probolinggo AKBP Teuku Arsya Khadafi, Dandim 0820 Probolinggo Letkol Arm Heri Budiasto dan jajaran pemerintah kabupaten Probolinggo serta pimpinan pesantren lainnya.

(Humas Infokom)

Laziskaf Az-Zainiyah Nurul Jadid Melayani Penyetoran dan Penyaluran Zakat Fitrah Menjelang Idul Fitri

nuruljadid.net – Lembaga Amil, Zakat, Infaq, Shodaqoh dan Wakaf (Laziskaf) Az-Zainiyah Nurul Jadid yang dipimpin oleh KH. Fahmi Abdul Haq Zaini menerima dan melayani penyetoran zakat fitrah menjelang Idul Fitri 1444 H. Sebagaimana flyer atau selebaran informasi ini tersebar dan diinformasikan ke berbagai group pesantren baik telegram maupun WhatsApp.

Sholihin salah satu pengurus Laziskaf Az-Zainiyah membenarkan informasi ini bahwa pihaknya menerima layanan zakat fitrah dan akan mendistribusikannya kepada mustahiq zakat prioritasnya di sekitar Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Laziskaf Az-Zainiyah Nurul Jadid merupakan lembaga swasta pesantren yang bersifat mandiri dan bertanggung jawab kepada kepala pesantren melalui kepala lembaga. Adapun program Laziskaf Az-Zainiyah Nurul Jadid ini diantaranya adalah membantu fakir miskin untuk meringankan beban hidupnya sebagaimana visi pesantren yaitu pemberdayaan umat dan ini merupakan bentuk dakwah langsung.

Dalam selebaran itu berbunyi doa dan permohonan kepada bapak/ibu sekalian untuk mendukung Laziskaf Az-Zainiyah agar senantiasa dimampukan terus membantu masyarakat yang membutuhkan. Insyaallah amal jariyah dan pahalanya akan terus mengalir kepada kita semua.

Menyambut Ramadhan 1444 H ini, Laziskaf Az-Zainiyah Nurul Jadid menawarkan pelayanan Zakat Fitrah yaitu berupa Zakat Beras 3kg/orang; Zakat Berupa Uang Rp. 50.000,-/orang; Zakat Paket Sembako Rp. 150.000,- (Beras, Gula, Minyak, Mie, kue).

Apabila dari bapak dan ibu atau saudara ada yang berminat bisa melakukan transfer uang ke nomor rekening BRI: 651801024798531 a.n Laziskaf Nurul Jadid.

Narabuhung untuk informasi lebih lanjut bisa menghubungi Sholihin ke nomor wa.me/6285258742796 atau Qurrotul Aini ke nomor wa.me/6285259383042.

Laziskaf Az-Zainiyah juga masih tetap menerima Zakat Mal, Infaq, Shodaqoh dan Wakaf bagi para donator yang ingin ikut berpartisipasi dan berkontribusi menyisihkan hartanya untuk kepentingan dakwah dan kesejahteraan umat.

 

 

(Humas Infokom)

Tips Buat Santri Agar Liburan Ramadhan Tetap Produktif Tidak Sekedar Rekreatif

nuruljadid.net – Fakta umum bahwa liburan merupakan hal yang sangat dinantikan bagi hampir semua kalangan, terutama bagi santri yang jarang pulang karena harus menempuh pendidikan di pesantren. Tidak sedikit dari mereka yang memilih menghabiskan waktu liburan dengan bersantai, berkumpul dengan keluarga, atau rekreasi untuk menghilangkan kejenuhan setelah satu tahun disibukkan kegiatan belajar.

Sama seperti kebanyakan santri di Indonesia, santri Pondok Pesantren Nurul Jadid juga sedang menikmati masa libur di bulan suci Ramadhan bersama keluarga. Seluruh santri telah diliburkan sejak Jum’at (7/4/23) untuk putri dan Sabtu (8/4/23) untuk putra. Sebagaimana nasehat pengasuh, selama masa liburnya santri diharapkan tetap produktif.

Tidak jarang, sebagian besar dari santri yang beranggapan waktu liburan adalah waktu untuk bermalas-malasan sebagai ganti hari-hari yang mereka telah habiskan dengan belajar. Namun, ada juga sebagian dari mereka yang menghabiskan waktu liburan dengan kegiatan-kegiatan positif dan bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain, baik itu belajar ataupun kegiatan sosial.

Pertanyaannya kemudian lebih baik mana antara mengisi liburan dengan kegiatan produktif atau sekadar rekreatif?

Produktif tidak selalu berarti harus melakukan hal-hal berat yang dianggap membosankan seperti belajar dan bekerja. Namun, produktif bisa dimaknai dengan melakukan hal-hal yang bermanfaat baik itu hal kecil untuk diri sendiri, lingkungan, dan antar sesama.

Setiap santri harus mempunyai target apa yang ingin dicapai dengan melakukan hal-hal positif. Apa saja yang bisa santri lakukan selama liburan agar tetap produktif dan positif? Berikut tips nya yang akan kami bagikan

  1. Membuat mapping plan dan to-do list

Setiap dari kita kebanyakan menghabiskan waktu liburan hanya untuk bermalas-malasan dan main gadgets atau HP. Maka bagi kaun rebahan, wajib bagi kalian agar tetap produktif dengan membuat peta perencanaan dan daftar target yang akan dikerjakan semisal khataman alqur’an, khataman kitab/buku bacaan yang bermanfaat atau aktif ikut kegiatan social seperti bagi-bagi takjil, berbagi zakat dan sejenisnya.

  1. Konsisten dalam mengerjakanya

Percuma jika kita merencanakan sesuatu namun tidak konsisten mengerjakannya, karena hasilnya akan nihil. Sehingga bagi kalian yang suka menunda-nunda pekerjaan sebaiknya mulai berlatih disiplin dan konsisten denga napa yang direncanakan sampai tuntas.

  1. Menjauhkan diri dari hal yang tidak berguna dan membuang waktu

Setiap dari kita harus bisa menjauhkan diri dari hal yang tidak berguna dan membuang waktu seperti nongkrong di café berjam-jam untuk mabar, pacaran atau berkumpul antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahrom atau sekedar ngobrol tidak jelas bahkan yang berbahaya ngumpul sambil membicarakan keburukan orang lain alias ghibah. Naudzubillahi mindzalik.

  1. Membaca dan menulis

Kegiatan membaca dan menulis adalah bentuk dari penguatan literasi yang penting kita biasakan untuk menambah wawasan dan keterampilan dalam menulis. Dua kebiasaan ini menjadi sangat penting agar kita terus upgrade diri baik di sekolah maupun di dunia kerja.

  1. Mengikuti kegiatan sosial

Sebagaimana disampaikan sebelumnya, kegiatan sosial ini sangat baik dilakukan selama liburan. Selain bisa menambah kenalan atau jaringan, hal ini juga bernilai pahala. Santri Nurul Jadid bisa aktif di kegiatan bersama Forum Komunikasi Santri (FKS) atau P4NJ daerah.

  1. Semangat Beribadah dan mengerjakan hal–hal yang bermanfaat

Di bulan suci Ramadan ini, kita dianjurkan untuk memperbanyak ibadah dan amalan positif lainnya seperti sholat fardhu lima waktu, sholat sunnah, tadarrus al-qur’an, kajian keagamaan, zakat dan shodaqoh serta kegiatan positif lainnya.

  1. Mengekpresikan diri untuk menambah wawasan baru

Mengekspresikan diri bisa dalam bentuk mengeksplorasi hal-hal baru seperti adventuring sambil tadabbur alam, mengunjungi tempat bersejarah dan hal serupa tanpa meninggalkan kewajiban utama yaitu sholat tepat waktu.

  1. Berteman dengan orang yang positif

Yang terakhir adalah berteman dengan orang yang positif (positive vibes). Berteman dengan orang positif akan memberikan energi yang positif pula, sedangkan berteman orang yang toxic (toxic relationship / toxic friendship) akan berdampak negative pada diri kita.

Intinya santri harus tetap produktif walaupun sedang liburan di rumah. Harapannya, agar semua yang telah dipelajari semasa di pesantren tidak hilang percuma atau terlupakan bahkan harusnya momen liburan dijadikan kesempatan untuk mengamalkan.

Stay Positive, Stay Productive!

 

 

(Humas Infokom)