Siswi SMA Nurul Jadid Pasca Penobatan Duta Santri Anti Hoaks Tetap Kampanyekan Bahaya dan Penanganan Berita Bohong

nuruljadid.net – Santri Pondok Pesantren Nurul Jadid, Saintika Hurin Mazidah asal Banyuwangi dan Catrina Syachviendra Alziqmah asal Batam, keduanya masih aktif mengampanyekan bahaya dan cara penanganan berita hoax pasca penobatan keduanya sebagai Juara I dan II Duta Santri Anti Hoaks pada akhir Oktober lalu.

Berita bohong atau hoaks adalah informasi yang sesungguhnya tidak benar, tetapi dibuat seolah-olah benar adanya. Hal ini tidak sama dengan rumor, ilmu semu, atau berita palsu, maupun April Mop. Tujuan dari berita bohong adalah membuat masyarakat merasa tidak aman, tidak nyaman, dan kebingungan.

Dalam upaya meningkatkan kesadaran santri yang nantinya akan terjun ke masyarakat tentang bahaya penyebaran berita bohong atau hoaks, Duta Santri Anti Hoaks Mazida dan Catrina terus giat melakukan kampanye dan penyuluhan di setiap wilayah, daerah bahkan kelas per kelas.

Meskipun dihadapkan pada tantangan dan dinamika perkembangan teknologi informasi yang semakin cepat, para mereka berdua tetap semangat dalam misi mereka untuk melawan hoaks dan memberikan edukasi kepada santri dan masyarakat asal daerah mereka masing-masing saat pulang liburan pesantren.

Moment Catrina mendapatkan penghargaan sebagai Juara II Duta Santri Anti Hoaks oleh Universitas Nurul Jadid Paiton

Salah satu Duta Santri Anti Hoaks, Mazida, mengungkapkan komitmennya dalam menghadapi tantangan informasi yang kian kompleks. “Kami menyadari bahwa zaman sekarang ini sangat mudah terpengaruh oleh informasi yang tidak benar. Oleh karena itu, kami terus bergerak aktif untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang bahaya hoaks dan bagaimana cara menanggulanginya,” ujar Mazida.

Kedua duta santri ini tidak hanya fokus pada kampanye verbal dari satu santri ke santri yang lain, tetapi juga aktif mengadakan diskusi, dan kampanye lewat tulisan di papan karya santri serta asrama-asrama di berbagai wilayah. Mereka berusaha membekali generasi muda dengan keterampilan kritis untuk menyaring informasi dan mengidentifikasi berita palsu.

Selain itu, para duta santri juga menggunakan media sosial untuk mengampanyekan pesan anti-hoaks. Mereka aktif menyebarkan konten edukatif, artikel, dan video singkat yang memperlihatkan bahaya berita palsu serta langkah-langkah untuk memerangi penyebarannya.

Moment Foto Bersama pemenang Duta Santri Anti Hoaks dan Duta Pelajar Anti Hoaks oleh Universitas Nurul Jadid Paiton

Menyikapi upaya mereka, pihak sekolah memberikan apresiasi atas dedikasi kedua duta santri tersebut. Mazida dan Catrina dianggap sebagai garda terdepan dalam melawan maraknya hoaks di tengah masyarakat. Mazida dan Catrina sebagai Duta Santri Anti Hoaks terus berkomitmen untuk mengampanyekan pentingnya mawas diri dari berita hoaks di berbagai daerah sebagai bagian dari upaya bersama dalam membangun literasi digital dan melindungi masyarakat dari dampak negatif informasi palsu.

(Humas Infokom)

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *