Pos

SMA Nurul Jadid Perkenalkan Wajah Baru Sekolah Sehat dan Ramah Lewat Integrasi P5 dan Nilai Dasar Kepesantrenan

nuruljadid.net – SMA Nurul Jadid, lembaga pendidikan di bawah naungan Biro Pendidikan Pondok Pesantren Nurul Jadid Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, kini telah berhasil mengimplementasikan integrasi program GELIGA (Gerakan Lima Tiga) yang merupakan nilai dasar pesantren (Panca Kesadaran dan Trilogi Santri) dan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Program buah dari Kurikulum Merdeka ini diharapkan tidak hanya meningkatkan kualitas pendidikan, tetapi juga menciptakan lingkungan sekolah yang bersih, sehat dan ramah.

Dalam upaya untuk mencapai tujuan tersebut, SMA Nurul Jadid telah meluncurkan berbagai program yang mencakup aspek fisik, mental, dan spiritual. Berbagai perubahan dan peningkatan infrastruktur dilakukan demi menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan mendukung perkembangan holistik siswa.

Kepala Sekolah bapak Drs. Raharjo ikut turun memberikan tauladan dalam kegiatan kebersihan lingkungan sekolah

Salah satu fokus utama adalah implementasi Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Dengan proyek ini, SMA Nurul Jadid berkomitmen untuk membentuk karakter siswa sesuai dengan nilai-nilai Pancasila tanpa kehilangan ruh nilai kepesantrenannya. Melalui berbagai kegiatan ekstrakurikuler, seminar, dan kegiatan khusus, SMANJ berupaya mendidik siswa agar menjadi individu yang memiliki kepekaan sosial, toleransi, dan rasa cinta tanah air.

Selain itu, nilai dasar kepesantrenan juga menjadi sorotan utama. SMA Nurul Jadid merancang program yang memadukan kegiatan kepesantrenan dengan kurikulum akademis. Dengan demikian, siswa tidak hanya mendapatkan pengetahuan akademis, tetapi juga keterampilan kepesantrenan yang membentuk karakter kuat dan disiplin.

Ibu guru dan karyawan SMA Nurul Jadid juga ikut berpartisipasi aktif dalam kegiatan P5 terkait konservasi lingkungan yang berkelanjutan

“Kami berkomitmen untuk memberikan pendidikan yang lebih dari sekadar akademis. Dengan proyek ini, kami ingin mencetak generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki moralitas dan nilai-nilai luhur,” ujar Kepala SMA Nurul Jadid, Bapak Raharjo.

Tidak hanya pada aspek pendidikan, SMA Nurul Jadid juga memperhatikan kesehatan dan kenyamanan siswa. Beberapa langkah diambil untuk menciptakan lingkungan sehat, seperti penyediaan sarana olahraga, area hijau, dan program kesehatan rutin yang dilakukan secara rutin oleh warga sekolah baik guru, tenaga kependidikan maupun peserta didik.

Guru dan peserta didik putra SMA Nurul Jadid tengah melakukan kerja bakti membersihkan lingkungan sekolah dan kelas

Dengan gerakan ini, SMA Nurul Jadid berharap dapat memberikan dampak positif tidak hanya bagi siswa, tetapi juga bagi masyarakat sekitar. Semoga dengan wajah baru sebagai sekolah sehat dan ramah ini, SMA Nurul Jadid dapat terus berprestasi dan menjadi teladan bagi lembaga pendidikan lainnya.

Muhammad Nafis, siswa kelas XII IPA mengaku bahwa kegiatan ini sangat positif dan bermanfaat untuk perubahan perilaku siswa. “Saya senang dengan adanya kegiatan P5 ini yang dilaksanakan nyata dalam bentuk kerja bakti bersama seluruh warga sekolah yang memberikan kesan bahwa kebersihan bukan tugas kebun saja, melainkan tanggung jawab bersama yaitu siswa, kepala sekolah, guru dan karyawan. Kegiatan ini menjadi inspirasi dan tauladan bagi kami,” ujar Nafis saat ditemui Nurul Jadid Media.

 

 

(Humas Infokom)

Coming Soon! Festival Banjari 2024 Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Tingkat Nasional

nuruljadid.net — Menyambut Haul Masyayikh dan Harlah ke-75 Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo mengumumkan bahwa Festival Banjari tahun 2024 tingkat Nasional akan kembali dihelat atas inisiatif tim hadrah Muhibbus Sholawat (MS) dibawah naungan Kepala Bidang Koordinasi Olahraga dan Seni Santri (BKOSS) KH. Makki Maimun Wafi. Fesban 2024 tingkat nasional ini akan dilaksanakan pada Sabtu, 20 Januari 2024 di Halaman Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Festival Banjari, yang dikenal sebagai bentuk seni musik Islami dengan alat musik tradisional, telah menjadi bagian integral dari banyak pondok pesantren. Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton, yang telah berdiri sejak 75 tahun silam sebagai pusat pembelajaran dan pendidikan Islam, menjadikan Festival Banjari 2024 sebagai platform untuk mempromosikan harmoni, keberagaman, dan keindahan seni musik Islami ala santri.

Ketua panitia pelaksana, Dwiky Jatmiko Aji, menyatakan, “Festival Banjari Tingkat Nasional ini adalah upaya kami untuk menjalin tali silaturrahim antara pecinta sholawat dan ingin memperkaya serta memperluas pemahaman masyarakat tentang seni musik Islami khususnya genre banjari” aku Dwiky.

Festival Banjari 2024 di Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton diharapkan dapat menjadi tonggak sejarah bagi perkembangan seni musik Islami di pondok pesantren dan Nusantara serta memperkuat hubungan antar grup hadrah banjari. Persiapan intensif untuk acara ini telah dimulai, dan panitia festival berkomitmen untuk menyelenggarakan acara dengan sebaik mungkin.

Informasi Penting Seputar Fesban 2024 tingkat Nasional Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton

Pelaksanaan                       : Sabtu, 20 Januari 2024

Waktu                                   : 09.00 WIB sampai dengan selesai

Technical Meeting            : 13 Januari 2024 via Zoom

Ketentuan umum:

  • Peserta adalah kategori umum putra
  • Jumlah personal masing-masing kelompok / group maksimal 10 orang
  • Pendaftaran ditutup apabila kuota terpenuhi
  • Kuota maksimal 60 kelompok/group
  • Peserta membawakan 2 lagu bebas berbahasa Arab (Sholawat/munajat)
  • Peserta membawakan 1 jingle dengan kata kunci: “Haul dan Harlah Pondok Pesantren Nurul Jadid ke-75” dan 2 lagu bebas berbahasa Arab (Sholawat/munajat)
  • Peserta diperkenankan menggunakan intro lagu berupa ibtihal yang diiringi oleh backing/choir dan dilarang menggunakan solo ibtihal.
  • Durasi penampilan minimal 11 menit dan maksimal 12 menit
  • Alat music disediakan oleh panitia
  • Membayar kontribusi sebesar Rp. 150.000, – ke nomor rekening Bank Jatim 0136979477 a.n Dwiky Jatmiko Aji
  • Setelah melakukan pembayaran / transfer, peserta wajib melakukan konfirmasi ke nomor WA panitia dalam kurun waktu 1 x 24 jam setelah transfer dilakukan.

Penghargaan Pemenang:

Terbaik 1              : Trofi + Piagam Penghargaan + Rp. 5.000.000, –

Terbaik 2              : Trofi + Piagam Penghargaan + Rp. 4.000.000, –

Terbaik 3              : Trofi + Piagam Penghargaan + Rp. 3.000.000, –

Terbaik 4              : Trofi + Piagam Penghargaan + Rp. 2.000.000, –

Terbaik 5              : Trofi + Piagam Penghargaan + Rp. 1.000.000, –

Terbaik 6-8          : Trofi + Piagam Penghargaan + Rp. 500.000, –

Terbaik 9-10       : Trofi + Piagam Penghargaan + Rp. 300.000, –

Best Jingle           : Trofi + Piagam Penghargaan + Rp. 300.000, –

 

Narahubung :

Ustadz Dwiki : 0896 0200 4982

Ustadz Niam : 0899 4482 067

 

Unduh Ketentuan dan Informasi Fesban 2024 disini

 

(Humas Infokom)

3 Siswa LPBA Nurul Jadid Raih Kemenangan Bergengsi untuk Nurul Jadid

nuruljadid.net – Tiga siswa berprestasi dari Lembaga Pengembangan Bahasa Asing (LPBA) Nurul Jadid berhasil membawa pulang kemenangan dalam sebuah kompetisi bergengsi. Ketiganya, yakni Alfandra Iltsar Pradana, Aftarana Hafidz Dharma Nusantara, dan Azkayana Hafidz Dharma Nusantara menunjukkan keunggulan mereka dalam bidang bahasa Inggris di tingkat nasional (26/11/2023).

Kompetisi yang diikuti oleh ketiga siswa ini adalah English Week 2023, sebuah ajang bergengsi tahunan yang diselenggarakan oleh English Development Division of ALSA LC Universitas Negeri Jember (UNEJ) menantang kemampuan berbahasa Inggris dari peserta-peserta terbaik se-Indonesia. Dalam kompetisi ini, para siswa dituntut untuk menunjukkan kefasihan berpidato atau public speaking dan bercerita dalam bahasa Inggris lewat daring menggunakan Zoom Meeting.

Alfandra Iltsar Pradana, Aftarana Hafidz Dharma Nusantara, dan Azkayana Hafidz Dharma berhasil mencuri perhatian para juri dengan kemampuan berbahasa Inggris mereka yang lebih unggul dibandingkan peserta lainnya. Alhasil, Alfandra berhasil menyabet Juara 1 Speech, Aftarana Juara 1 Storytelling dan Azkayana Juara 2 Storytelling menyisihkan puluhan peserta dari berbagai daerah di Indonesia.

3 siswa berprestasi LPBA Nurul Jadid pada event English Week 2023 diselenggarakan oleh ALSA LC Universitas Negeri Jember

Direktur Lembaga Pengembangan Bahasa Asing (LPBA) Nurul Jadid, Dr. Syamsuri Hasan, M.H.I, menyatakan kebanggaannya terhadap prestasi luar biasa ketiga siswa tersebut. “Prestasi ini tidak hanya mencerminkan keunggulan mereka dalam bahasa Inggris, tetapi juga menunjukkan dedikasi tinggi mereka terhadap pembelajaran. Kami sangat bangga memiliki siswa-siswa yang berprestasi di tingkat nasional,” ucap Direktur LPBA saat diwawancarai via telpon.

Para siswa juara tersebut berhasil meraih juara tidak lepas dari bimbingan dan arahan dari guru pendampinya di asrama. Diketahui Zulfikar Prayogi dan Muhammad Ubaidillah, keduanya adalah guru pendamping selama perlombaan berlangsung. Zulfikar menyatakan harapannya bahwa prestasi ini dapat menjadi inspirasi bagi siswa-siswa lainnya untuk terus berusaha dan berprestasi.

Aftarana mewakili kedua rekannya yang lain mengutarakan rasa bangganya atas capaian prestasi yang mereka telah raih. “Alhamdulillah kami sangat bersyukur bisa ikut mewariskan budaya berprestasi di LPBANJ sejak dulu dan ikut mengharumkan nama lembaga, lebih-lebih Pondok Pesantren Nurul Jadid tercinta di tingkat Nasional,”

Semoga keberhasilan ini dapat menjadi langkah awal bagi ketiga siswa tersebut untuk meraih prestasi lebih tinggi di tingkat internasional dan mengharumkan nama baik lembaga, sekolah mereka, dan tentunya Pondok Pesantren Nurul Jadid tercinta.

Ma’had Aly Nurul Jadid Paiton Gelar Pengajian Kitab Tafsir bil Imla’ Karya Kiai Zaini Mun’im

nuruljadid.net – Pada Selasa (28/11), Ma’had Aly Nurul Jadid menggelar Pengajian Perdana Tafsir bil Imla’ Karya Alm. K.H. Zaini Abd. Mun’im, pendiri dan pengasuh pertama Pondok Pesantren Nurul Jadid. Kegiatan ini dilaksanakan di kantor Media Center Ma’had Aly Nurul Jadid pada pukul 08.30 – 09.30.

Pengampu pengajian ini adalah K. Muhammad al-Fayyadl, M.Phil. selaku Mudir Ma’had Aly Nurul Jadid. Pada pertemuan perdana tersebut, pengajian diselenggarakan secara tertutup. Dalam artian, pengajian ini tidak memfasilitasi para santri mengaji secara offline. Kegiatan ini memang sengaja dikhususkan secara online saja.

“Hanya saja, pengajian Tafsir bil Imla’ insyaallah akan diselenggarakan di rumah K. Muhammad al-Fayyadl, M.Phil, yang akan menerima beberapa santri untuk mengaji secara langsung,” terang Alfin Haidar Ali selaku koordinator Media Center.

Kegiatan ini kemudian disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube Ma’had Aly Nurul Jadid. Informasi lebih lanjut terkait penerimaan santri mengaji secara offline akan diumumkan melalui media sosial resmi Ma’had Aly Nurul Jadid.

Selain itu, tujuan diadakannya pengajian ini adalah untuk mengkaji, merawat dan menjaga peninggalan karya Kiai Zaini Abd. Mun’im.

“Pengajian ini diadakan berdasarkan inisiatif K. Muhammad al-Fayyadl, M.Phil., untuk mengkaji dan menjaga warisan/karya peninggalan Kiai Zaini Abd. Mun’im,” ungkap sosok yang akrab disapa dengan Gus Fayyadl tersebut.

Proses pengajian berlangsung sekitar 45 menit, diikuti dengan sesi tanya jawab selama 15 menit terakhir. Bagi peserta daring, mereka dapat mengajukan pertanyaan melalui kolom komentar YouTube, yang akan dijawab langsung oleh K. Muhammad al-Fayyadl.

Tim media center beberapa kali menerima pertanyaan terkait ketersediaan kitab Tafsir bil Imla’ karya Kiai Zaini, namun memang Ma’had Aly Nurul Jadid untuk saat ini belum menyediakan kitab ini secara resmi.

Pengajian Tafsir bil Imla’ ini diharapkan menjadi wahana pembelajaran dan pengamalan ilmu agama secara lebih menyeluruh bagi seluruh peserta, baik yang mengikuti secara daring maupun luring.

Sumber : website Ma’had Aly Nurul Jadid

(Humas Infokom)

UNUJA Terlibat dalam Penyelenggaraan AICIS 2024, Perkuat Kemitraan Internasional

nuruljadid.net – Kepala Lembaga Penerbitan, Penelitian & Pengabdian Masyarakat (LP3M) Universitas Nurul Jadid (Unuja) Achmad Fawaid, S.S., M.A., M.A. ikut terlibat dalam koordinasi persiapan penyelenggaraan The 23th Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS) Tahun 2024 mendatang. Hal ini merupakan bukti komitmen penuh Unuja untuk memperkuat kemitraan internasional yang diselenggarakan oleh Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis), Kementerian Agam RI (Selasa, 20/11/2023).

Kegiatan yang dihelat di Platinum Adisucipto Hotel & Conference Center Yogyakarta (22/11/2023) dan Grand Arkenso Parkview Hotel Semarang (30/11/2023) adalah kali kedua keterlibatan Achmad Fawaid guna ikut menyukseskan agenda penting tersebut.

Tema AICIS 2024 adalah Redefining Religion’s Role in Addressing Human Crisis. Tema ini merupakan respons Kemenag terhadap isu-isu konflik geopolitik internasional yang melibatkan narasi keagamaan di dalamnya. Sedangkan dalam forum koordinasi tersebut diketahui UIN Walisongo Semarang akan dipilih sebagai host untuk pelaksanaan AICIS yang kemungkinan dilaksanakan sebelum Pilpres 2024.

Sebagaimana diketahui, keterlibatan Fawaid dalam pelaksanaan AICIS meliputi perancangan Term of Reference, concept notes, plenary and parallel sessions, keynote speakers, hingga visitasi kesiapan kegiatan. Momen ini merupakan peluang dan kesempatan besar bagi pihak Unuja untuk menimba ilmu dan pengalaman, karena delegasi Unuja. Achmad Fawaid, akan bekerja selama setidaknya 1 bulan ke depan bersama dengan para pakar dari bebrapa perguruan tinggi negeri di Indonesia.

Ini bukan yang perdana, keterlibatan Unuja pada forum internasional serupa merupakan kesekian kalinya pada tahun 2019 dan 2020. Menurut Fawaid, keterlibatannya dalam AICIS merupakan bagian dari bakti UNUJA untuk menjaga jejaring dan kerja sama dengan Kemenag RI.

“Bagaimanpun, UNUJA punya relasi baik dengan Kemenag. Alhamdulillah, saya bersama dengan beberapa rekan profesor dari PTKIN sejauh ini sudah sampai di tahap 50% persiapan grand desain AICIS,” jelas kepala LP3M Unuja.

Kasubdit Kelembagaan dan Kerja Sama PTKI Diktis, menyatakan bahwa AICIS 2024 kali ini berbeda, karena akan ada religious leader forum yang di dalamnya mendiskusikan isu-isu terkini tentang ketegangan religius di beberapa kawasan Asia Tenggara serta memberi rekomendasi terkait perdamaian.

“Harapannya, Kemenag nanti bisa terlibat pula dalam merespons perubahan geopolitik di ASEAN, termasuk juga dalam penyelesain isu-isu minoritas, gerakan boikot, divestasi, dan lain-lain yang terjadi saat ini,” tutur Kepala Subdit Kelembagaan dan Kerja Sama Kemenag RI Thobib Al Asyhar saat koordinasi virtual.

(Humas Infokom)

Siswi SMA Nurul Jadid Pasca Penobatan Duta Santri Anti Hoaks Tetap Kampanyekan Bahaya dan Penanganan Berita Bohong

nuruljadid.net – Santri Pondok Pesantren Nurul Jadid, Saintika Hurin Mazidah asal Banyuwangi dan Catrina Syachviendra Alziqmah asal Batam, keduanya masih aktif mengampanyekan bahaya dan cara penanganan berita hoax pasca penobatan keduanya sebagai Juara I dan II Duta Santri Anti Hoaks pada akhir Oktober lalu.

Berita bohong atau hoaks adalah informasi yang sesungguhnya tidak benar, tetapi dibuat seolah-olah benar adanya. Hal ini tidak sama dengan rumor, ilmu semu, atau berita palsu, maupun April Mop. Tujuan dari berita bohong adalah membuat masyarakat merasa tidak aman, tidak nyaman, dan kebingungan.

Dalam upaya meningkatkan kesadaran santri yang nantinya akan terjun ke masyarakat tentang bahaya penyebaran berita bohong atau hoaks, Duta Santri Anti Hoaks Mazida dan Catrina terus giat melakukan kampanye dan penyuluhan di setiap wilayah, daerah bahkan kelas per kelas.

Meskipun dihadapkan pada tantangan dan dinamika perkembangan teknologi informasi yang semakin cepat, para mereka berdua tetap semangat dalam misi mereka untuk melawan hoaks dan memberikan edukasi kepada santri dan masyarakat asal daerah mereka masing-masing saat pulang liburan pesantren.

Moment Catrina mendapatkan penghargaan sebagai Juara II Duta Santri Anti Hoaks oleh Universitas Nurul Jadid Paiton

Salah satu Duta Santri Anti Hoaks, Mazida, mengungkapkan komitmennya dalam menghadapi tantangan informasi yang kian kompleks. “Kami menyadari bahwa zaman sekarang ini sangat mudah terpengaruh oleh informasi yang tidak benar. Oleh karena itu, kami terus bergerak aktif untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang bahaya hoaks dan bagaimana cara menanggulanginya,” ujar Mazida.

Kedua duta santri ini tidak hanya fokus pada kampanye verbal dari satu santri ke santri yang lain, tetapi juga aktif mengadakan diskusi, dan kampanye lewat tulisan di papan karya santri serta asrama-asrama di berbagai wilayah. Mereka berusaha membekali generasi muda dengan keterampilan kritis untuk menyaring informasi dan mengidentifikasi berita palsu.

Selain itu, para duta santri juga menggunakan media sosial untuk mengampanyekan pesan anti-hoaks. Mereka aktif menyebarkan konten edukatif, artikel, dan video singkat yang memperlihatkan bahaya berita palsu serta langkah-langkah untuk memerangi penyebarannya.

Moment Foto Bersama pemenang Duta Santri Anti Hoaks dan Duta Pelajar Anti Hoaks oleh Universitas Nurul Jadid Paiton

Menyikapi upaya mereka, pihak sekolah memberikan apresiasi atas dedikasi kedua duta santri tersebut. Mazida dan Catrina dianggap sebagai garda terdepan dalam melawan maraknya hoaks di tengah masyarakat. Mazida dan Catrina sebagai Duta Santri Anti Hoaks terus berkomitmen untuk mengampanyekan pentingnya mawas diri dari berita hoaks di berbagai daerah sebagai bagian dari upaya bersama dalam membangun literasi digital dan melindungi masyarakat dari dampak negatif informasi palsu.

(Humas Infokom)

Ponpes Nurul Jadid Paiton Peroleh Apresiasi Pesantren Percontohan Bebas Jentik dari Dirjen P2P Kemenkes RI

nuruljadid.net – Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Kabupaten Probolinggo meraih apresiasi sebagai pesantren percontohan bebas jentik hasil dari upaya pemberantasan jentik nyamuk di lingkungan pesantren. Penghargaan ini diberikan oleh Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Dirjen P2P) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) atas prestasi luar biasa pihak pesantren dalam menciptakan lingkungan bebas jentik yang mendukung upaya pencegahan penyakit menular.

Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton, yang terletak di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, telah aktif berkolaborasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo dalam melaksanakan program pemberantasan jentik nyamuk. Program ini melibatkan seluruh komponen masyarakat, baik dari lingkup pesantren maupun desa, untuk bersama-sama menciptakan lingkungan yang sehat dan bebas dari vektor penyakit.

Dirjen P2P Kemenkes RI, Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM., MARS, dalam sambutannya mengapresiasi dedikasi dan kerja keras Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton bersama Desa Karanganyar dalam mendukung program nasional pemberantasan penyakit menular. “Kami bangga melihat kerja sama yang kuat antara pesantren dan desa dalam mengimplementasikan program pemberantasan jentik nyamuk. Ini adalah contoh nyata bahwa partisipasi aktif masyarakat lokal sangat penting termasuk pesantren dalam upaya pencegahan penyakit,” tutur dr. Maxi.

Penghargaan ini diberikan sebagai bentuk pengakuan atas capaian signifikan Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton dalam menciptakan pesantren bebas jentik. Upaya Nurul Jadid mencakup penyuluhan kepada santri, pemberdayaan kader Kesehatan seperti santri husada dan saka bakti husada dari Pramuka, serta kerja sama dengan pihak-pihak terkait dalam mendukung program ini.

Pimpinan Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton, KH. Abd. Hamid Wahid, menyampaikan rasa syukur atas penghargaan ini. “Kami berkomitmen untuk terus berperan aktif dalam menjaga kesehatan santri juga masyarakat sekitar dan memberikan kontribusi positif di sektor kesehatan. Kami tidak ingin melihat penghargaannya, namun itu adalah sebuah penegasan dan peneguhan bahwa pesantren Nurul Jadid terus berupaya menghadapi tantangan kesehatan ini yang menjadi persoalan masyarakat dunia,” ulas sosok kiai yang moderat dan visioner tersebut.

Pada waktu bersamaan Direktur Klinik Az-Zainiyah Nurul Jadid, Dr. Ny. Hj. Khodijatul Qodriyah, A.P. S.Ag., M.M.PUB., M.Si yang akrab dipangging Neng I’ah, mengungkapkan rasa syukurnya atas apresiasi dari Kemenkes RI atas kerja keras tim kesehatan di pesantren.

“Alhamdulillah, kami bersyukur tak terhingga dan tidak pernah berharap sebelumnya untuk mendapatkan apresiasi semacam ini sebagai pesantren percontohan bebas jentik. Yang kami lakukan sebenarnya merupakan program rutin yang terus diupayakan maksimal agar lebih baik demi pelayanan prima kepada santri dan warga pesantren lainnya,” Neng I’ah menuturkan kepada Nurul Jadid Media.

Prestasi Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton ini juga bersamaan dengan apresiasi serupa kepada Desa Karanganyar sebagai desa bebas jentik. Harapannya pencapaian ini dapat menjadi motivasi bagi pesantren dan masyarakat lainnya untuk turut serta aktif dalam menjaga kesehatan dan menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat di seluruh Indonesia.

 

 

(Humas Infokom)

Dirjen P2P Kemenkes RI Resmikan Gedung Pusat Pelayanan Kesehatan Terpadu (P2KT) Klinik Az-Zainiyah Nurul Jadid Paiton

nuruljadid.net – Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM., MARS, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI, meresmikan Gedung Pusat Pelayanan Kesehatan Terpadu (P2KT) Klinik Az-Zainiyah Nurul Jadid, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Acara peresmian tersebut dilakukan dalam kegiatan GERMAS atau Gerakan Masyarakat Hidup Sehat sebagai rangkaian Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-59 Kemenkes RI di Pondok Pesantren Nurul Jadid (29/11/2023).

Gedung P2KT Klinik Az-Zainiyah Nurul Jadid ini merupakan salah satu program strategis pesantren yang bertujuan untuk meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan di wilayah yang lebih luas tidak terbatas di pesantren dan desa Karanganyar saja melainkan Kecamatan Paiton bahkan Kabupaten Probolinggo.

Dirjen P2P Kemenkes RI Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM., MARS saat melakukan kunjungan ke Klinik Az-Zainiyah Nurul Jadid didampingi Kepala Pesantren, PJ Bupati Probolinggo dan Direktur Klinik Az-Zainiyah Nurul Jadid

Dalam sambutannya, Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM., MARS menyampaikan bahwa pendirian P2KT ini sejalan dengan komitmen Kemenkes RI untuk memberikan pelayanan kesehatan yang lebih baik kepada masyarakat.

“Gambaran saya sejak masuk (red. Klinik Az-Zainiyah), apa yang menjadi tugas kementerian Kesehatan yang ketiga setelah sukseskan vaksinasi dan pengendalian pandemi yang terakhir di masa kabinet ini, pak Menteri Budi G sadikin, yaitu transformasi Kesehatan yang termasuk dalam 6 pilar kemenkes, ternyata sudah bergulir disini (red. Pondok Pesantren Nurul Jadid) sudah jalan, kita beri applause,” puji pak Dirjen P2P yang disambut tepuk tangah meriah audiens.

Gedung P2KT ke depan diharapkan dapat dilengkapi dengan alat pendukung lain seperti fitness dan alat olahraga atau alat kesehatan lain yang dapat meningkatkan kesehatan dan kebugaran. Sehingga Klinik Az-Zainiyah bukan hanya untuk kuratif dan rehabilitatif, tapi juga promotif dan preventif seperti yang sudah dilakukan selama ini dengan menjaga tetap sehat untuk mencegah sakitnya.

Foto Bersama Sesaat usai Penandatanganan Prasasti Peresmian Gedung P2KT Klinik Az-Zainiyah Nurul Jadid oleh Dirjen P2P Kemenkes RI

Direktur Klinik Az-Zainiyah Nurul Jadid, Dr. Ny. Hj. Khodijatul Qodriyah, A.P. S.Ag., M.M.PUB., M.Si, menyambut baik kepercayaan dan peresmian ini. “Sejalan dengan visi ajaran Islam tentang perilaku hidup sehat dan bersih termasuk bagian dari implementasi iman, dan hadist tentang untuk melakukan 5 Perkara Sebelum Datang 5 Perkara ;

Dari Ibnu ‘Abbas, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,
اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ وَ صِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ وَ غِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ وَ فَرَاغَكَ قَبْلَ شَغْلِكَ وَ حَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ

“Manfaatkan lima perkara sebelum lima perkara : [1] Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu, [2] Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, [3] Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu, [4] Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, [5] Hidupmu sebelum datang kematianmu.”

(HR. Al Hakim dalam Al Mustadroknya, dikatakan oleh Adz Dzahabiy dalam At Talkhish berdasarkan syarat Bukhari-Muslim)

“Maka, kami berupaya untuk dapat memberikan pelayanan yang baik dan paripurna kepada santri, masyayikh Nurul Jadid dan masyarakat sekitar, bukan hanya pelayanan untuk orang sakit, tapi juga bagi mereka yang ingin merawat kesehatannya agar terjaga tetap sehat. Kami bersyukur, ternyata pemerintah memberikan apresiasi baik dengan pengembangan pelayanan ini” terangnya.

Gedung P2KT Klinik Az-Zainiyah Nurul Jadid diharapkan dapat menjadi model dan inspirasi bagi pengembangan pusat pelayanan kesehatan serupa di berbagai pondok pesantren lain di Indonesia. Dengan adanya fasilitas ini, diharapkan akses pelayanan kesehatan dapat semakin merata dan mutunya terus meningkat, mendukung visi pemerintah untuk mencapai Indonesia Sehat 2025.

 

(Humas Infokom)

Santri Nurul Jadid Pukau Rombongan Kemenkes RI Lewat Orasinya pada Rangkaian HKN ke-59

nuruljadid.net – Santri Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo berhasil memukau rombongan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) dan seluruh hadirin melalui orasinya yang menginspirasi pada rangkaian peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-59 di Aula Pondok Pesantren Nurul Jadid (29/11/2023).

Dalam acara GERMAS alias Gerakan Masyarakat Hidup Sehat yang digelar meriah, Muhammad Shonhaji santri asal Bondowoso tersebut menyampaikan orasinya dengan semangat dan retorika yang mengundang decak kagum. Dengan latar belakang pesantren yang memiliki tradisi kuat dalam pendidikan agama dan keilmuan, serta Bahasa asing, Shonhaji mampu menyajikan orasi yang tidak hanya mencerminkan pemahaman akan nilai-nilai Kesehatan dari perspektif Islam, tetapi juga menunjukkan keterampilan berbicara dengan menyelipkan bahasa Arab dan Inggris yang luar biasa.

Muhammad Shonhaji merupakan siswa MA Nurul Jadid kelas XII Unggulan Peminatan Keagamaan (PK) yang ditunjuk dan diarahkan oleh Kasubbag Humas Infokom, Mujiburrohman untuk tampil dan memodifikasi konten sebagai orator kesehatan. Shonhaji mengaku dihubungi tiga hari sebelum acara persiapan “Saya dihubungi oleh Ustaz Mujib bagian Huminfo untuk menyiapkan orasi santri dengan tema kesehatan lingkungan dalam perspektif Islam,” terangnya.

“Ini baru pengalaman pertama saya yang sangat berharga,” ungkapnya sebagaimana dilansir oleh manj-online

Shonhaji membawakan tema “Pandangan Islam dalam Menciptakan Lingkungan Bersih” yang disisipkan di dalamnya beberapa ayat dan hadist tentang bagaimana Islam memerintahkan umatnya untuk berperilaku hidup bersih dan sehat. Lantas, hal ini yang menjadikan orasi Shonhaji berkesan dan bermakna bagaimana nilai-nilai agama melalui pendidikan pesantren mampu tersampaikan sebagai dakwah kepada publik.

Ketua panitia, dr. Imran Pambudi, MPHM, direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengapresiasi penampilan orasi Shonhaji. “Penampilan orasi tadi sangat menarik, hal itu juga bisa dikembangkan menjadi kompetisi antar santri atau pesantren,” ungkapnya.

Dirjen P2P Kemenkes RI Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM., MARS yang juga hadir kala itu turut memberikan apresiasi positif serupa atas orasi yang disampaikan oleh Shonhaji.

Orasi tersebut juga menyoroti peran pesantren dalam mendidik generasi yang memiliki pemahaman holistik tentang kesehatan, termasuk aspek spiritual dan mental. Shonhaji menyampaikan bahwa kesehatan bukan hanya tentang tubuh fisik, tetapi juga tentang keberlanjutan hidup yang seimbang secara holistik.

Orasi Shonhaji ditutup dan dibuka dengan pantun yang berhasil menghidupkan suasana ruangan dengan konten yang menarik namun tetap mengena pada tema kegiatan. Penampilan Shonhaji pun berhasil menuai tepuk tangan meriah dari tamu undangan dan audiens yang hadir.

 

 

(Humas Infokom)

INFO UPDATE! Rundown Acara Haul Masyayikh dan Harlah ke 74 Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton

nuruljadid.net – Puncak resepsi haul masyayikh dan harlah ke-74 Pondok Pesantren Nurul Jadid sudah didepan mata. Panitia saling bahu membahu mengawal dan mempersiapkan layana terbaik untuk menyambut tamu undangan dan masyarakat hadir dalam rangka tabarrukan kepada para almarhumin pada Ahad, 19 Februari 2023.

Berbagai rangkaian kegiatan pra-acara inti yang digelar dalam rangka menyemarakkan peringatan puncak resepsi haul masyayikh dan harlah ke-74 Pondok Pesantren Nurul Jadid yang sudah sekian tahun dinanti kedatangannya oleh alumni, wali santri dan simpatisan.

Kasubbag. Protokoler sekaligus panitia SC acara Ady Azhari, M.Pd membagikan rundown atau susunan acara Haul Masyayikh dan Harlah ke-74 Pondok Pesantren Nurul Jadid sebagai berikut.

No Waktu Uraian Kegiatan PIC

Haul Masyayikh (Sesi Pagi)

1 07.30 – 08.00 WIB 30′ Pra Acara Muhibbus Sholawat
2 08.00 – 08.05 WIB 05′ Pembukaan MC
3 08.05 – 08.20 WIB 15′ Pembacaan Qosidah Tawassul KH. Fahmi AHZ
4 08.20 – 08.55 WIB 35′ Sambutan KH. Moh. Zuhri Zaini
5 08.55 – 10.00 WIB 65′ Manaqib Masyayikh KH. Abdul Matin Djawahir
6 10.00 – 10.05 WIB 05′ Pembacaan Tawassul Habib Muhammad Al-Ba’aly
7 10.05 – 10.25 WIB 20′ Pembacaan Surah Yasin KH. Moh. Mahfudz Faqih
8 10.25 – 11.00 WIB 35′ Pembacaan Tahlil KH. Najiburrahman Wahid
9 11.00 – 11.10 WIB 10′ Do’a dan Penutup KH. Fadlurrahman Zaini
10 11.10 – selesai Ramah Tamah
Harlah dan Pengajian Umum (Sesi Malam)
1 19.00 – 19.50 WIB 50′ Pra Acara Muhibbus Sholawat
2 19.50 – 20.00 WIB 10′ Penyambutan MC
3 20.00 – 20.05 WIB 05′ Pembukaan MC
4 20.05 – 20.15 WIB 10′ Pembacaan Ayat Suci Al-Qur’an Qori’
5 20.15 – 20.35 WIB 20′ Shalawat Nabi Muhibbus Sholawat
6 20.35 – 20.55 WIB 20′ Sambutan Kepala Pesantren KH. Abdul Hamid Wahid,    M.Ag
7 20.55 – 21.20 WIB 25′ Sambutan Pengasuh KH. Moh. Zuhri Zaini

Ceramah Agama

8 21.20 – 23.20 WIB 60′

Habib Muhammmad bin Husein  Al-Habsyi (Solo)

Penceramah

60′

KH. Agoes Ali Mashuri (Sidoarjo)

9 23.20 – 23.25 WIB 05′

Do’a

Habib Abdullah bin Muhammad Al-Haddad

10 23.30 – Selesai

Ramah Tamah

 

Link rundown acara Haul Masyayikh dan Harlah 74 : rundown-haul-dan-harlah-74-ppnj

 

(Humas Infokom)

 

 

 

Siswa SMA Nurul Jadid Terima Penghargaan dari Gubernur Jatim pada Hari Santri Nasional

nuruljadid.net – Siswa SMA Nurul Jadid menerima penghargaan dari Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa usai memenangkan lomba inovasi bisnis santripreneur yang diselenggarakan oleh OPOP Jawa Timur, pada Sabtu (22/10) lalu bertepatan pada Hari Santri Nasional.

Penyerahan piagam penghargaan tersebut juga bersamaan dengan penyerahan piagam penghargaan kepada Kafilah Jawa Timur yang berhasil membawa pulang titel prestisius Juara Umum pada ajang Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Nasional XXIX Tahun 2022 di Kalimantan Selatan sejak tanggal 10 sampai dengan 19 Oktober 2022.

Final lomba inovasi bisnis santripreneur OPOP Jatim diselenggarakan Kamis (20/10) silam. Pada tahap tersebut para peserta diwajibkan untuk mempresentasikan proposal bisnisnya dihadapan dewan juri. Dilansir pada portal media NU Online Jatim M Ghofirin, Sekretaris OPOP Jatim mengatakan ada tiga poin penilaian yang ditekankan oleh para dewan juri. Tiga poin tersebut ialah pengorganisasian penyaji, komunikasi, dan penguasaan materi.

Nur Hasyim Saputra santri asal Sumberasih Kabupaten Probolinggo dan Muhammad Dzakki Ronnaan Pratama asal Kota Probolinggo keduanya adalah siswa kelas XII Unggulan MIPA 1 SMA Nurul Jadid. Nur Hasyim menuturkan bahwa pencapaian ini teramat luar biasa dan membanggakan. Mengingat, lomba ini diikuti oleh siswa/santri sederajat dari puluhan pesantren terbaik di Jawa Timur sehingga persaingannya terbilang ketat dan tidak mudah.

“Dengan latihan maupun persiapan yang menurut kami mungkin kurang maksimal karena baru balik dari liburan, mendapatkan juara 3 ini suatu kebanggaan yang luar biasa dan kami syukuri. Apalagi persaingannya sangat ketat sekali, meskipun lingkupnya se-Jawa Timur tidak sedikit pesantren favorit yang ikut berpartisipasi, tapi alhamdulillah bisa juara,” ujarnya.

Ustaz Eko Hari Satrio, S.Pd. pembina Program Unggulan menjelaskan bahwa pencapaian ini merupakan sebuah berkah dari kerja keras peserta didik unggulan yang harus mengikuti kegiatan yang cukup padat baik di sekolah maupun di asrama. Namun meskipun momentnya mepet dengan pasca liburan pesantren, mereka bisa diarahkan dan dipersiapkan dalam kurun waktu beberapa hari untuk menghadapi final.

“Alhamdulillah meskipun di tengah keterbatasan waktu untuk mendampingi anak-anak pada final santripreneur. Namun karena mereka selama liburan juga sudah mempersiapkan diri sehingga kami selaku pembina cukup terbantu dalam mengarahkan mereka meskipun ke depan kami akan terus optimalkan pendampingan anak-anak agar mendapatkan hasil lebih baik” ungkap ustaz Eko menutup wawancaranya.

 

 

(Humas Infokom)

Kiai Zuhri Zaini Sebut Peringatan Maulid Nabi Tahun ini Istimewa, Berikut Alasannya !

nuruljadid.net – Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Moh. Zuhri Zaini menyebutkan dalam sambutannya bahwa Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1444 H tahun ini istimewa. Kegiatan ini diselenggarakan di Halaman Pesantren yang diikuti oleh seluruh santri Nurul Jadid.

“Maulid sekarang istimewa. Jadi, selain memperingati kelahiran beliau, juga memperingai Hari Santri,” dawuh Kiai yang sangat sederhana dan bersahaja tersebut pada sabtu (22/10) malam.

Lanjut dalam sambutannya, kiai Zuhri menyampaikan harapannya terhadap pelaksanaan pengajian umum dalam rangka memperingati kelahiran Nabi akhir dan manusia paling mulia Muhammad Ibn Abdillah tersebut.

“Mudah-mudahan berkumpulnya kita di majelis yang mulia ini akan bersama dengan ridho serta maunah Allah SWT. Sehingga membawa kebaikan, keberkahan bagi kita, bagi pesantren, bahkan bagi masyarakat, ummat, bangsa dan negara,” tuturnya yang disambut dengan Amin oleh seluruh hadirin dan ribuan santri yang ikut pengajian tersebut.

“Dan mudah-mudahan dengan barokahnya Maulid pada malam hari ini, Iman takwa kita kepada Allah SWT akan semakin meningkat. Juga demikian Mahabbah kita kepada beliau yang kita peringati kelahirannya akan semakin menguat,” pengasuh menambahkan.

Sebab memang, sebagaimana yang disampaikan oleh pengasuh, acara seperti ini jangan hanya dijadikan kegiatan rutinitas yang berlalu begitu saja, tapi harus bermakna dan memberikan qudwah, uswah dan hikmah pada kita melalui sirah nabi Muhammad SAW. Kemudian Kiai Zuhri menjelaskan makna dari peringatan maulid ini kepada para santri.

“Peringatan Maulid ini adalah bentuk takdzim, bentuk syukur, serta ungkapan mahabbah kita, kepada beliau yang kita peringati Maulidnya, yaitu junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Sehingga itu menjadi modal bagi kita untuk mengikuti ajaran-ajarannya, mengikuti sunnah-sunnahnya, dan meniru akhlaknya. Dan harapan puncaknya adalah kita akan mendapat syafaatnya dan akan berkumpul kelak dengan beliau. Tentu kalau berlumpul dengan Nabi itu pasti di syurga. Sekalipun mungkin tempatnya tidak sama,” tutur putra kelima dari Kiai Zaini Mun’im dan Nyai Nafi’ah.

Untuk mengungkapkan mahabbah dan syukur kita atas kelahiran beliau, Lanjut kiai Zuhri tidak cukup hanya dengan mengadakan perayaan seperti ini, termasuk membaca sholawat (srakalan) itu penting, sebab itu syiar. Tetapi juga harus ditindaklanjuti dengan tindakan dan perbuatan nyata dalam kehidupan sehari-hari. Jadi kalau hanya ucapan, harapan dan doa tanpa ada tindakan, tidak ada manfaatnya.

Sebelum mengakhiri sambutannya, beliau berpesan kepada santri dan alumni Pondok Pesantren Nurul Jadid.

“Maka dari itu, kita sebagai santri, baik yang masih ada di pondok, maupun yang sudah terjun ke masyarakat ini agar belajar dan terus belajar, sekalipun tidak di tempat-tempat formal atau khusus,” pesan pengasuh menutut sesi sambutannya.

 

 

(Humas Infokom)

KH. Musleh Adnan Jabarkan Kiat-Kiat Sukses di Masyarakat

nuruljadid.net – Pendiri sekaligus Pengasuh Pondok Pesantren Nahdlatul Ta’limiyah Pegantengan Pamekasan KH. Musleh Adnan menyampaikan kiat-kiat menjadi orang yang sukses dan dapat berbaur di tengah masyarakat yang beragam, saat menjadi muballigh pada acara Pengajian Umum dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW 1444 H di Pondok Pesantren Nurul Jadid, Sabtu (22/10) malam.

Dai kondang asal pulau garam yang dikenal jenaka namun wibawa itu mengawali ceramahnya dengan menjelaskan bahwa hadirnya beliau di sini karena mendapat mandat atau tugas kehormatan dari Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid KH. Moh. Zuhri Zaini dan untuk menyampaikan kiat-kiat menjadi orang yang sukses dan bisa berbaur di Masyarakat atas permintaan pengasuh.

Abdhinah mulai gellek sempat berfikir apa yang akan saya sampaikan, ternyata beliau (Pengasuh Kiai Zuhri) apareng tugas ka abdhinah bagaimana kiat-kiat untuk menjadi orang yang bisa berbaur dalam masyarakat walaupun abdhinah kakdintoh alumni asli Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo,” ungkap Kiai Musleh.

(Dari tengah terlihat KH. Musleh Adnan (kiri) bersama Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid KH. Moh Zuhri Zaini (kanan))

Kiai yang pernah mondok selama 10 tahun di Nurul Jadid itu melanjutkan, bahwa hal pertama yang menjadikan kita santri Nurul Jadid sebagai pribadi yang bisa berbaur di tengah kehidupan bermasyarakat adalah doa dari guru, pengasuh dan majelis Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Abdhinah meyakini dan merasakan ternyata pengasuh dan majelis pengasuh tidak mempermasalahkan kesalahan-kesalahan kami ketika mondok di Pondok Pesantren Nurul Jadid, tetap didoakan. Padahal banyak kesalahan kami di pesantren,” dawuh beliau.

Kiai Musleh lantas mengutip sabda rasul: “Syafa’ati li ahlil kaba’iri min ummati” artinya “Syafa’atku untuk pelaku dosa besar dari umatku.” (HR. Abu Daud no. 4739, Tirmidzi no. 2435 dan Ahmad 3: 213. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).

“Mungkin Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid mondhut eka’dintoh, sa jek raje’ennah kesalahan santri Pondok Pesantren Nurul Jadid tetap didoakan,” terangnya.

Poin kedua, beliau menjelaskan bahwa ngaji itu dasarnya di pesantren dan pengembangannya di masyarakat. Jadi setelah belajar di pesantren, maka jangan pernah berhenti belajar di masyarakat. Sebagai santri Nurul Jadid, di pesantren kita telah ditekankan untuk mengamalkan nilai al ihtimamu bil furudil ainiyah, tidak hanya itu, selain pengajian kitab kita juga belajar dan berlatih segala terapan yang ada di masyarakat.

“Standart se ekocak alem neng e pondhuk tak sami se ekocak alem neng masyarakat. Misalnya, kalau di pondok pesantren yang dibilang alim itu adalah orang yang sering ikut bahtsul masail, keng tape binabi depak ka masyarakat se alim ghenikah se bisa aladhinin kabhutonna masyarakat. Epakona tahlil, bisa tahlil ngereng, keng jek pah nyol manganyol,” imbuhnya.

(Potret susasana malam maulid di halaman Pondok Pesantren Nurul Jadid dipenuhi oleh ribuan santri dan masyarakat)

Poin ketiga, tidak adanya fanatisme kealumnian di Pondok Pesantren Nurul Jadid. Kyai Musleh menceritakan bahwa sudah sejak dulu pengasuh dan majelis pengasuh Nurul Jadid tidak menginginkan alumni yang telah terjun ke masyarakat harus beridentitas Santri Nurul Jadid.

“Karena kalau sudah pulang ke masyarakat, sudah milik masyarakat, bukan milik Nurul Jadid. Kakdintoh se bideh ning Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo, artinya kakdintoh egeresah ka abek bahwa abek kakdintoh mau bergaul sama siapa saja ngireng,” jelasnya.

Kemudian poin terakhir, adab murid kepada guru. Menguraikan penjelasan tersebut, Kyai Musleh menganalogikan seorang guru seperti talang air, dan murid adalah timba kosong.

Kakdintoh neng ilmu tariqoh bahwa guru itu seperti talang air, deddhi ojen kakdintoh minabi toron kakdintoh masok deri talang air, maka mored kakdintoh koduh narade deri talang air, benni pah langsung ngalak deri langngik, mun bedeh mured kakdintoh langsung ngalak deri langik reken nyareah elmu deri langngik pah nyambi tembeh, bile se possak a?” pungkasnya.

Dalam Ilmu Thoriqoh bahwa guru itu umpama talang air, jadi ketika hujan turun jatuh melalui talang air, maka murid harus menadahi air dari talang, bukan langsung menadah air dari langit. Jika ada murid yang langsung menadah air dari langit atau mencari ilmu langsung dari langit dengan membawa timba, maka akan memakan waktu yang lama untuk penuh. Sehingga dalam menuntut ilmu perlu guru agar jelas sanadnya dan tidak mudah belajar tanpa bimbingan guru karena dapat menyesatkan.

 

 

(Humas Infokom)

Nurul Jadid Peringati Maulid Nabi Hadirkan Alumninya KH. Musleh Adnan

nuruljadid.net – Panitia Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) Pondok Pesantren Nurul Jadid hadirkan KH. Musleh Adnan yang merupakan alumni untuk menjadi “Muballigh” pada acara Pengajian Umum dalam rangka Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1444 H pada Sabtu (22/10/2022) malam.

Kiai Musleh merupakan alumni tulen Pondok Pesantren Nurul Jadid. Beliau menimba ilmu di Nurul Jadid semenjak tingkat SLTP, dan melanjutkan pendidikan ke tingkat SLTA hingga ke jenjang perguruan tinggi selama kurang lebih 10 tahun. Saat ini beliau sudah sukses berkiprah di tengah-tengah masyarakat melaui dakwahnya yang cukup populer dan banyak disenangi oleh semua kalangan. Seperti yang didawuhkan pengasuh Kiai Zuhri Zaini.

“Dan yang nanti akan memberikan tausyiah, ini juga santri yang sudah sukses. Jadi, sesudah belajar di pesantren, akhirnya berkhidmah melalui dakwah dan pendidikan di tengah-tengah masyarakat,” tutur sosok yang sederhana dan tawaduk tersebut. Kiai Zuhri memperkenalkan secara singkat figur seorang Kiai Musleh kepada para santri dalam sambutannya.

“Oleh karena itu, saya mohon nanti kepada Kiai Musleh Adnan, untuk berbagi kiat. Bagaimana beliau itu bisa sukses seperti ini. Dan nanti ini bisa menjadi teladan bagi kita untuk kita tiru, sekalipun mungkin bakat dan minat kita tidak sama dengan beliau. Tapi semangatnya dan cara-caranya mungkin dapat kita tiru,” pinta Pengasuh kepada Kiai Musleh Adnan.

Sekretaris Pesantren H. Faizin Syamwil mengatakan bahwa mengundang Kiai Musleh ini merupakan permintaan pengasuh sejak lama namun padatnya jadwal kiai Musleh dan pesan pengasuh jangan sampai menggangu jadwal kiai Musleh, maka panitia pun mencoba menyesuaikan dengan jadwal ceramah Kiai Musleh.

“Harapannya kami mengundang kiai Musleh selain atas permintaan pengasuh juga agar dapat memberikan motivasi dan inspirasi yang kuat khususnya bagi santriwan dan santriwati yang masih aktif belajar di Nurul Jadid agar terus giat tholabul ilminya dan kepada alumni secara umum hendaknya terus berkhidmat kepada masyarakat sesuai bidangnya masing-masing” terang Faizin.

Selain itu, dari kiai Musleh, pesantren ingin memberian pelajaran kepada para santri, agar ketika sudah menjadi alumni nantinya tidak membeda-bedakan masyarakat satu dengan lain. Sebagaimana dawuh Almarhum KH. Abdul Haq Zaini ketika Istighosah tahun 2009 silam di Masjid Jami’ Nurul Jadid.

“Santri Nurul Jadid jangan mengkotak-kotakkan masyarakat. Bersatulah dengan santri dari pesantren lainnya,” dawuh KH. Abdul Haq Zaini.

 

 

(Humas Infokom)

Nurul Jadid Tuan Rumah Pelantikan DPC APDESI Kab. Probolinggo Bersama Mendes Gus Halim

nuruljadid.net – Pondok Pesantren Nurul Jadid menjadi tuan rumah Pelantikan Dewan Pengurus Cabang (DPC) Asosiasi Pemerintah Desa Indonesia (Apdesi) Kabupaten Probolinggo periode 2022-2027, yang dilaksanakan Sabtu (22/10) siang. Selain ratusan kades, pelantikan turut dihadiri Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) RI Dr. (HC) Drs. H. Abdul Halim Iskandar, M.Pd.

Pelantikan digelar di Aula I Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton. Empat puluh pengurus DPC Apdesi kompak mengenakan seragam putih dengan lambang burung garuda. Semuanya mengikuti dengan khusyuk saat prosesi pelantikan berlangsung yang dipandu Ketua DPD Apdesi Jawa Timur Sunan Bukhari, SH., MM.

Saat diwawancarai, Ketua DPC Apdesi Kabupaten Probolinggo, Hasanuddin, S.H., S.HI., M.H. mengatakan, dengan dilantiknya pengurus baru, harapannya dapat memberikan semangat baru untuk terus membangun desa di Kabupaten Probolinggo.

“Pastinya sejalan untuk membangun desa yang ada di Kabupaten Probolinggo untuk lebih maju lagi. Pelantikan ini adalah langkah awal untuk dapat memberikan yang terbaik kepada masyarakat desa,” jelas Hasanuddin ketua terlantik.

(Menteri Desa PDTT RI Dr. (HC) Drs. H. Abdul Halim Iskandar, M.Pd saat memberikan sambutan)

Dalam kesempatan tersebut, Menteri Desa PDTT RI Abdul Halim Iskandar, menaruh banyak harapan besar terhadap Apdesi Kabupaten Probolinggo. Guna terus memperjuangkan kesejahteraan masyarakat desa.

“Terus kerja dan perjuangkan aspirasi yang ada di masyarakat,” tuturnya.

Gus Halim berharap, dengan kepengurusan baru, Apdesi Kabupaten Probolinggo, dapat memberi kawalan maksimal bagi kepala kepala desa, pegiat desa, dan aparatur desa.

“Dengan adanya asosiasi ini, artinya kan berjamaah. Bekerja sama. Dengan begitu, pastinya permasalahan maupun kendala yang ada pasti akan lebih mudah ditangani dari pada kerja sendiri-sendiri. Kerja bersama, tentu akan lebih efektif dan efisien. Permasalahan akan sangat lebih mudah ditangani apabila kita bergotong royong, holopis kuntul baris,” imbuh pak Mendes.

 

 

(Humas Infokom)