KH. Abd. Hamid Wahid : Santri Harus Mengamalkan 3 Point Penting
nuruljadid.net – “Sebuah proses pelantikan kelulusan setelah menempuh masa belajar pada suatu instansi pendidikan”. Demikianlah banyak orang menyebutnya dengan wisuda. Ajang ini bolehlah bisa kita sebut sebagai momentum yang penting. Akan tetapi, hal ini bukan lantas menjadi sebuah tahap akhir dari tugas kita untuk terus selalu berjuang dan meneruskan belajar. Ini adalah sebuah pengingat bagi kita untuk terus menerus melakukan perjalanan dalam mencari ilmu.
Jangan pernah merasa bahwa dengan didapatkanya ijazah bahkan ijab sah sekalipun menjadi pertanda akan akhir dari proses pencarian ilmu. Termasuk komponen yang dimaksudkan di sini adalah santri. Santri adalah termasuk status yang tidak ada pensiun dan berhentinya. Sekali seseorang menjadi santri maka dalam seluruh lini kehidupanya mempunyai tugas kesantrian dan tugas belajar terus menerus tanpa ada batasnya.
Ada tiga poin penting sebenarnya yang ingin disampaikan dalam tulisan ini. Pertama adalah status dan posisi kita sebagai santri. santri adalah kader yang bertugas untuk berbuat dan mengabdikan diri kepada masyarakat. Dalam sebuah firman Allah Al-quran surat At-taubah ayat 122 yang artinya “tidak sepatutnya bagi orang-orang mukmin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam tentang agama dan untuk memberi peringatan pada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya”.
Ayat ini merupakan peringatan kepada Rasulullah ketika gentingnya dalam masa-masa perang untuk tidak menyertakan seluruh umatnya ikut berperang. “Mbok ya jangan ikut perang semua sisakan satu kelompok untuk mendalami ilmu agama,” begitu kira-kira. Tujuanya adalah agar kelompok yang tidak ikut berperang tadi mendalami agama dan disyiarkan kepada masyarakat luas. Sebab, bagaimana mungkin akan lestari bila semisal seluruh umat islam pada waktu itu turut serta berperang semua dan gugur di medan perang? Hal ini yang tentunya tidak diinginkan.
Ini merupakan salah satu bagian tanggung jawab yang harus disandang santri. santri tidak cukup hanya hidup untuk dirinya saja tanpa pernah peduli memperjuangkan syiar agama islam. Santri juga harus memberikan sumbangsih pada masyarakatnya. KH. Zaini Abdul Munim pengasuh sekaligus pendiri Pondok Pesantren Nurul Jadid sangat memperdulikan keadaan umatnya. Salah satu dauhnya yang sering digaungkan bahwa “Santri yang hanya sekedar hidup untuk dirinya sendiri sekedar untuk ekonominya sendiri, sekedar untuk pendidikanya sendiri maka dia sudah berbuat maksiat pada Allah,”.
Dauh beliau ini untuk memperkuat dan memperkokoh pada status kesantrian kita bahwa santri adalah kader yang harus menjadi tanaman tumbuh dan bermanfaat, tumbuh dan berkembang, berkembang dan berbuah yang buahnya dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Meski beliau KH. Zaini tidak mengharuskan santrinya untuk menjadi Kiyai atau Bu Nyai saja. Tapi dalam tempat dan kondisi apapun ia berbuat silahkan asal dengan tetap membawa nilai-nilai kesantrian. Nilai ini yang sebenarnya dalam sistem pendidikan kita Pondok Pesantren terkandung dalam tiga hal komponen penting yakni trilogi santri.
Sebagai santri Nurul Jadid tentunya harus hafal pada trilogi santri ini. Komponen pertama isi dari kandungan dari trilogi santri tersebut adalah santri mempunyai perhatian untuk melaksanakan Fardlu Ain. Kedua santri mempunyai perhatian untuk meninggalkan dosa-dosa besar. Ketiga mempunyai adab yang baik kepada Allah dan makhluknya. Ketiga hal tersebut bukan berarti apa yang dicari santri dan bukan berarti ketika tiga hal tersebut tercapai tugas santri selesai. Akan tetapi, ini adalah modal dasar hal fardlu ain yang wajib bagi mukallaf, muslim dan mukmin untuk melakukanya. Kemudian posisi yang kedua menularkan adalah perbuatan fardlu kifayah.
Maksudnya adalah sisi yang menjadi tugas eksklusif dari sebagian orang dan menjadi gugur tugas kewajiban itu bagi sebagian masyarakat yang lain. Kerap kali tidak kita sadari bahwa apa yang kita lakukan di pondok sebetulnya upaya persiapan besar yang akan kita lakukan ketika pulang. Tentang persiapan ini Imam Syafii pernah mengingatkan pada kita semua bahwa hendaknya kita mengkaji ilmu dan pengalaman sebelum kita menduduki pekerjaan dan jabatan.
Poin yang kedua adalah ilmu yang kita cari dan gali harus beriorientasi pada manfaat dan amal. Ilmu tanpa amal seperti pohon yang tak berbuah. Buah dari ilmu adalah amal. Santri ilmunya harus amaliyah dan amaliyahnya harus ilmiyah. Kita seharusnya selektif dalam memilih ilmu yang sesuai denga masa depan kita. Disesuaikan pada porsi yang dibutuhkan masyarakatnya.
Orang yang mencari ilmu tidak mesti ilmunya manfaat. Ilmu yang manfaat urusan Allah, bagian dari rahmat dan hidayah Allah. Tanda dari orang yang ilmunya manfaat dapat menyelamatkan da mendekatkan dirinya kepada Allah. Semakin menggairahkan kita untuk melakukan tugas dan kewajiban kita sebagai hamba. Orang yang bertambah ilmunya tapi tidak bertambah hidayahnya berarti ia jauh dari Allah.
Poin ketiga adalah bahwa nilai-nilai dari seseorang itu sama dengan baju yang dikenakan. Baju yang kita kenakan menjadi bagian hidup dari penampilan. Baju yang digunakan untuk beramal itu adalah akhlak dan adab, etika dan etiket. Ini hal penting yang harus diperhatikan dan terus kita pelihara sehingga menjadi kebiasaan dan watak kita. Watak adalah asalnya pengetahuan yang dibiasakan. Kebiasaan terbentuk menjadi ciri khas da karakter. Watak ini dapat dibentuk ketika dalam masa pembentukan karakternya. Dan tak akan dapat dibentuk lagi selagi sudah sampai pada usia 40 tahun. Akhlak yang baik diperoleh dari kebiasaan. Bagi manusia baju yang dipakai untuk berhias dan memperindahkan kehidupan adalah akhlak dan adab. Berilmu tidak berakhlak sama saja ilmunya tiada. Sebab ukuran manfaat dari ilmu adalah bagusnya perangai dan etika. Selamat Ber-etika! Wallahu a’lam bisshowab. (DL)
Sumber : Tausiyah Kepala Pesantren Pondok Pesantren Nurul Jadid (KH. Abd. Hamid Wahid) Pada Kegiatan Wisuda Purna Awwaliyah III Madrasah Diniyah Al Hasyimiyah.
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!