Menjelang Hari Santri Nasional, Panji Pelopor Putri Menggali Potensi Diri
nuruljadid.net- Panji Pelopor Putri kembali merapatkan barisan untuk memperkuat ikon diri sebagai etalase Pondok Pesantren Nurul Jadid di aula mahrom Wilayah Al-Hasyimiyah.
Tugas utama Panji Pelopor adalah menjadi Event Organizing (EO) dalam acara-acara besar yang diadakan oleh Pondok Pesantren Nurul Jadid. Selain sebagai EO, Panji Pelopor juga bertugas sebagai Protokoler di masing-masing wilayah untuk menyambut tamu dan mengkondisikan lalu lalang santri. Panji Pelopor menjadi ikon Nurul Jadid, sebab tamu Nurul Jadid akan menilai Pesantren dengan cara Protokuler menyambut dan memperlakukan tamu.
Acara Kumpul Bareng Panji Pelopor Putri yang dilaksanakan pada Senin, (10/10/2017) tepat jam 20.00 WIB tersebut, berjalan lancar dan penuh antusias. Acara ini menjadi titik awal untuk gerakan-gerakan positif selanjutnya baik dalam kegiatan besar pesantren atau kegiatan di wilayah masing-masing. Selain itu, acara ini juga untuk menyamakan presepsi dan menata kembali niat mengabdi anggota Panji Pelopor Putri untuk Pondok Pesantren Nurul Jadid.
Ny. Hj. Khodijatul Qodriyah, Penyaji dalam acara yang juga menjadi Pembina Panji Pelopor Putri menjelaskan bahwa untuk menjadi pribadi istimewa harus dibarengi dengan terus menggali potensi diri, sebab ketika potensi diri belum ditemukan akan susah menentukan tujuan hidup.
Potensi diri dapat dilihat dari bagaimana proses berpikir, merasakan keadaan diri, lingkungan dan orang lain, mengasah kecerdasan menghadapi kesulitan dan bagaimana berproses mengenali jati diri masing-masing. Dalam acara, anggota Panji pelopor diajak mengenali potensi diri masing-masing dengan serangkaian panduan yang dipandu langsung oleh Neng I’ah –sapaan akrab Ny. Hj. Khodijatul Qodriyah.
Setelah mengetahui potensi diri masing-masing, anggota Panji pelopor tersebut kemudian diarahkan untuk mengembangkan diri dalam komunitas masing-masing. Langkah yang ditempuh lebih akurat dan lebih tertata, sesuai dengan potensi masing-masing anggota panji pelopor. Dengan menggali potensi tersebut, penugasan dilapangan menjadi lebih efektif dan efesien.
“Pada akhirnya bagaimana perkumpulan ini dapat menjadi wahana mengasah potensi menjadi kekuatan diri,” ujar Neng I’ah.
Dalam prosesnya masing-masing anggota Panji Pelopor akan mengasah diri bersama dalam satu wadah agar bisa menjadi perempuan yang bisa diandalkan, perempuan yang cekatan dan serba bisa.
“Saya berharap para panji pelopor ini menjadi perempuan cekatan yang serba bisa,” imbuh neng I’ah. (IND)