Pos

KH. Abd. Hamid Wahid : Pengabdian, Salah Satu Tugas Pokok Manusia

nuruljadid.net – Manusia diciptakan mempunyai dua tugas, yang pertama adalah beribadah kepada Allah, yang kedua sebagai khalifatullah di muka bumi. Allah menciptakan kehidupan sebagai ujian bagi manusia, apakah dia kuat menghadapi godaan dunia dan kesenangan dunia atau malah sebaliknya. Manusia tergoda dengan kenikmatan dunia dan kesenangannya, sehingga menjadikan dia lupa terhadap tugas dan kewajibannya.

Kehidupan modern seperti sekarang ini, ada sebagian manusia yang hanya menginginkan kesenangan serta hidup mewah, tanpa memimikirkan kehidupan akhirat yang merupakan kehidupan abadi. Dewasa ini, manusia sudah terjaring yang namanya penyakit hedonisme, yang hanya memikirkan hidup mewah berfoya – foya tanpa memikirkan tugas dan kewajibannya sebagai hamba Allah.

Melalui acara penutupan diklat Protokuler dan Keamanan, Bapak Kepala Pesantren Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Abdul Hamid Wahid, mengingatkan kita akan pentingnya pengabdian. Dalam acara tersebut beliau memberikan arahan, bahwa manusia mempunyai tugas untuk menyembah kepada Allah melalui amal amal ibadah, bahkan setiap aktifitas yang baik yang kita niatkan karna Allah maka aktifitas tersebut bernilai ibadah. Pengabdian kepada Allah juga terkait dengan tugas kita yang kedua yaitu ke khalifah-an, dalam artian yang menjaga kelestarian dan keberlangsungan hidup manusia di dunia. Dalam kaitannya dengan ke khalifah ini bukan hanya sekedar urusan dengan yang diatas atau vertical yang harus diurusi oleh manusia, tetapi bagaimana manusia juga mengurusi dan memikirkan hubungan horizontal baik dengan makhluk hidup, makhluk mati dan makhluk – makhluk Allah yang lain di alam semesta ini.

Oleh karna itu pengabdian juga ada kaitannya dengan hubungan horizontal, bagaimna manusia membangun pengabdian dalam kehidupan bersosial ditengah –  tengah masyarakat. Sebagai Santri di Pondok Pesantren Nurul Jadid kita dikenalkan kepada kewajiban – kewajiban yang fardu didalam agama yang terhimpun didalam trilogi santri. Yang pertama adalah Memperhatikan Kewajiban – Kewajiban Fardu ‘Ain, seperti kita memiliki perhatian dan kesungguhan dalam melaksanakan Fardu – Fardu ‘Ain karna itu merupakan kewajiban individu bagi manusia. Yang kedua adalah Mawas Diri dengan Meninggalkan Dosa – Dosa Besar, seperti kita memiliki kepedulian dan mawas diri untuk meninggalkan dosa – dosa besar. Yang ketiga adalah Berbudi Luhur Kepada Allah dan Makhluk, baik adab kepada Allah maupun adab kepada sesama manusia dan ini merupakan keseimbangan antara hubungan vertical dan horizontal.

Beliau melanjutkan tausiyahnya, dalam tim Protokoler ini kita semua akan belajar bagaimana cara menempatkan diri kita sebagai orang yang manfaat bagi orang lain, bermanfaat bagi masyarakat secara umum, yang dimulai dengan cara kita belajar memberikan manfaat kepada orang terdekat kita dan lingkungan kita. Beliau berdauh bahwa Seorang Santri tugasnya adalah belajar bagaimana dia menempatkan diri sebagai kader – kader ulama, dengan dia mengabdi secara tidak langsung dia sudah melakukan proses belajar, Dan perlu diingat salah satu wujud dari ketaatan kita kepada Allah juga diukur dengan hubungan kita kepada sesama manusia, adab kita kepada sesama manusia dan manfaat kita kepada sesama manusia melalui pengabdian ditengah – tengah masyarakat.

Dengan demikian Santri pada umumnya harus merasa “gatal” didalam hatinya, ketika dia melihat tempat pengabdian lalu kemudian dia tidak mempunyai keinginan untuk melakukan pengabdian ditengah – tengah masyarakat, Dan dia sama sekali tidak mempunyai ghiroh untuk mensejahterakan bangsa dan melakukan perubahan ditengah – tengah masyarakat.

Oleh karna itu Pendiri dan Pengasuh Pertama Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Zaini Mun’im berdawuh, Kalau Santri hanya berfikir ekonominya sendiri, memikirkan kebutuhannya sendiri, Tidak berfikir dan berjuang untuk masyarakat dan bangsanya, Maka dia sungguh – sungguh telah berbuat maksiat. Hal ini ada kaitannya dengan dua tugas sebagai manusia diatas, berarti santri tersebut telah mengabaikan tugas ke khalifaan-nya, sebagai hamba Allah. Oleh sebab itu saudara – saudara sekalian beruntung telah terpilih terlebih dahulu untuk memberikan pengabdiannya kepada Pesantren dan masyarakat secara umum. (Zainullah/Red)

“kita semua akan belajar bagaimana cara menempatkan diri kita sebagai orang yang manfaat bagi orang lain, bermanfaat bagi masyarakat secara umum, yang dimulai dengan cara kita belajar memberikan manfaat kepada orang terdekat kita dan lingkungan kita.”

Sumber : Tausiyah Kepala Pesantren Dalam Kegiatan Penutupan Diklat Protokuler dan Keamanan.

Auditorium IAI Nurul Jadid, 29 Juli 2017 Pukul 21.22 WIB

Diklat Resmi Diakhiri, P3NJ Resmi Dibentuk

nuruljadid.net – Sejak tanggal 25 s/d 29 Juli 2017, Bagian Protokoler Pesantren yang dikomandoi oleh Bapak Miftahul Huda mengadakan kegiatan yang memiliki tujuan untuk membantu pesantren dalam memberikan pelayanan, kenyamanan dan keamanan yang maksimal. Kegiatan yang bertajuk “Diklat Protokoler dan Keamanan” dilaksanakan selama 5 hari dengan jumlah anggota 231 orang yang berjuluk Tim 231.

Malam ini (25/07) adalah akhir dari perjalanan Tim 231 untuk mempelajari dan mendalami beberapa materi yang telah disiapkan oleh Panitia Pelaksana. Kegiatan diklat ini mendapatkan respon positif dari jajaran pemerintahan seperti Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Probolinggo, Polisi Resort (Polres) Probolinggo dan Komado Rayon Militer (KORAMIL) 0820/16 Paiton.

“Kegiatan ini diikuti oleh 231 orang yang terdiri dari beberapa lembaga dibawah naungan Pondok Pesantren Nurul Jadid. Tim 200 adalah Tim Protokoler yang terdiri dari 200 orang dan Tim 31 adalah Tim Keamanan yang beranggotakan sebanyak 31 orang” Ujar Ust. Dimas Eko Cahyono selaku ketua Panitia Pelaksana..

Dalam sambutannya, Ketua Panitia juga menyampaikan beberapa harapan dari kegiatan yang telah dilaksanakan. Salah satunya adalah agar peserta dilkat dapat menerapkan ilmu yang telah didapatkan selama pelaksanan diklat hingga benar benar memberikan perubahan yang signifikan bagi PP. Nurul Jadid.

Kepala Pesantren, KH. Abd. Hamid Wahid juga turut hadir dalam kegiatan penutupan diklat ini. Pada kesempatan ini beliau memberikan sambutan dan tausiyah kepada Tim 231. Beliau menyampaikan bahwa Tim 231 merupakan tim perubahan yang terdiri dari orang orang pilihan. Selain mereka disebut sebagai pembawa perubahan, mereka juga mendapatkan kesempatan pengabdian kepada Allah melalui tugas tugas yang lainnya.

“Masuk dalam tim ini adalah masuk dalam dunia pengabdian. Dunia pengabdian selaras dengan tujuan hidup kita, yakni beribadah dan mengabdi kepada Allah SWT. Walaupun pengabdian kepada Allah itu juga terkait dengan salah satu tugas kita yang lain. Paling tidak ada 2 tugas yang kita miliki, tugas sebagai hamba Allah SWT dan Kholifatullah. Berkaitan dengan kholifah, bukan hanya hubungan vertical saja yang harus kita pikirkan, kita juga harus memikirkan hubungan horizontal (makhluk lainnya). Berkaitan dengan itu, Pengabdian juga diukur dan dikaitkan dengan hubungan kita. Ini merupakan salah satu ibadah kita, namun ibadah ini adalah ibadah yang berkaitan dengan tugas kita yang satunya lagi yakni sebagai Kholifatullah” dawuh beliau mengawali tausiyah.

“Karena itu, santri di Nurul Jadid dikenalkan dengan kewajiban kewajiban dalam agama yang tertuang dalam trilogi santri. Ini merupakan keseimbangan dari 2 status kita, vertical dan horizontal. Disebut sebagai pengabdian karena didalam tugas ini, kita belajar bagaimana kita bisa menempatkan diri untuk bermanfaat bagi orang lain, masyarakat luas pada akhirnya yang kita mulai dengan memberikan manfaat kepada masyarakat dalam lingkungan terdekat kita” tambah beliau.

Dalam tausiyahnya, beliau juga memberikan sedikit suntikan motivasi kepada anggota protokoler dan keamanan PP. Nurul Jadid. “Jangan merasa menyesal, mantapkan niat kita untuk selalu mengabdi dalam jalur ini. insya allah akan berkembang” dawuh beliau. Tak hanya itu, beliau juga menyampaikan keinginan pesantren dengan terbentuknya tim protokoler dan keamanan. Harapan beliau adalah dapat menjalankan kemampuan fardu kifayah dengan tetap berbenah diri menjadi perangai yang baik.

Diakhir tausiyah beliau, beliau mengusulkan sebuah nama untuk peserta diklat yang telah mengikuti pelatihan dan akan menjalankan tugasnya dengan nama PANJI PELOPOR NURUL JADID dengan harapan dapat menjadi kader – kader yang dapat menularkan semangat pengabdian, menuntut ilmu dan pengalaman kepada saudara kita yang tidak bertugas maupun kepada masyarakat nanti. (zaky/red)

“Niatkan untuk belajar dan manfaatnya untuk pesantren, masyarakat dan diri sendiri terutama ketika kita kelak berada di masyarakat. Insya Allah apa yang telah kita lakukan akan bermanfaat bagi diri kita sendiri untuk membentuk kepribadian dan karakter yang baik. Dan itu akan menjadi pelengkap dalam hidup kita. Niatkan untuk menimba ilmu, menimba pengalaman, menempa karakter dan kepribadian kita.”

Protokoler Putri Dilatih PBB oleh Dua Orang Polisi Probolinggo

nuruljadid.net – Beberapa kegiatan dilakukan oleh Pondok Pesantren Nurul Jadid untuk meningkatkan kedisiplinan santri, contohnya adalah mengadakan pelatihan Keprotokoleran dan Keamanan. Dalam kegiatan tersebut ada dua kelompok yang dibentuk, Tim 200 merupakan kumpulan dari santri putra dan puteri sebagai Protokoler Pesantren dan Tim 31 yang dibentuk khusus santri putera sebagai keamanan Pesantren. Kegiatan Pelatihan ini dikoordinir oleh Bagian Protokoler PP. Nurul Jadid.

“Tak mudah untuk menjadi tim 200 maupun tim 31. Pasalnya mereka harus memiliki jiwa kepemimpinan dan karakter yang kuat. Jadi mereka merupakan santri pilihan” ujar Dimas selaku panitia pelaksana.

Hari ini (27/07) tim 200 dilatih Peraturan Baris Berbaris (PBB) dengan tujuan untuk meningkatkan kedisiplinan yang selama ini masih berjalan kurang maksimal dan terkadang tidak terkontrol dengan baik. Panitia pelaksana mendatangkan 2 orang polisi sebagai pemateri dalam kegiatan PBB.

“PBB ini merupakan salah satu contoh kita untuk selalu disiplin dalam mengikuti kegiatan formal. Contohnya upacara” Ujar Bia Finda, seorang Polisi Wanita (Polwan) asal Kota Batu Malang yang menjadi penyaji pada PBB untuk Protokoler Puteri.

Sebanyak 76 Protokoler Puteri dilatih serta dibimbing secara intensif oleh 2 orang polisi yang didatangkan dari Polres Porobolinggo. Kegiatan yang berdurasi 2 jam ini berlangsung secara serius dan menyenangkan. Tak nampak rasa takut dalam raut wajah mereka meskipun para protokoler masih awam dalam mempelajarinya.

“Pesertanya sangat bersemangat dan enak untuk dibimbing, sehingga target yang kita inginkan bisa tercapai dengan baik. Sekalipun mereka masih jauh dikatakan sempurna dalam Baris Berbaris. Soalnya dalam PBB ini perlu keseriusan yang tinggi dan juga perlu pembiasaan agar mereka bisa baris berbaris dengan sempurna.” Ujar Eryk seorang polisi pria yang juga ikut mendampingi Bia Finda dalam memimpin pelatihan ini.

Diakhir pelatihan, Bia Finda mengatakan bahwa PBB ini digunakan dalam kegiatan formal atau kegiatan lainnya yang membutuhkannya. Harapannya adalah para peserta pelatihan dapat mengimplementasikan dalam kegiatan kegiatan khusus.

“Terimakasih kepada adik adik semuanya yang sudah mau manut kepada saya. Semoga apa yang telah saya berikan dapat bermanfaat buat adik adik sekalian.” Tambah Polisi Wanita asal Kota Batu Malang kepada Protokoler Puteri PP. Nurul Jadid. (zaky/Red)

Pelatihan Master of Ceremony oleh Protokol Pemda Probolinggo

nuruljadid.net – Menjadi pemandu acara yang dapat menguasai forum merupakan sebuah hal yang patut diacungi jempol pasalnya mereka yang terpilih menjadi Master of Ceremony (MC) bukanlah orang biasa, mereka adalah orang pilihan dan berpengalaman baik.

Untuk mewujudkannya, maka Protokuler PP. Nurul Jadid yang dikoordinir oleh Bapak Miftahul Huda mengadakan pelatihan Keprotokuleran. Pada pelatihan kali ini sebanyak 200 orang Protokuler Putera dan Puteri dilatih untuk bisa menguasai forum dalam acara formal maupun non formal.

Ibu Liesa Citra Purnama dan Ibu Ratih Dewanti adalah penyaji dalam pelatihan MC kali ini. Diawali dengan pematerian yang berlangsung selama satu jam lamanya, mereka (penyaji) memberikan sebuah teori untuk menjadi seorang MC yang baik.

“hari ini, kami berdua disini akan mengajari kalian untuk menjadi seorang MC yang handal. Baik dalam kegiatan formal dan non formal. Bagaimana caranya memimpin acara di halaya umum. Bagaimana caranya agar kalian tidak demam panggung” cakap Ibu Liesa kepada anggota Protokuler di awal pematerian.

Setelah pematerian dilaksanakan, para peserta pelatihan diminta untuk membentuk 4 kelompok yang tujuannya untuk mengimplementasikan materi yang telah didapatkan dan kemudian ditampilkan didepan peserta lainnya.

“Satu kelompok harus bisa menjadi MC dalam kegiatan formal dan non formal.” Ujar Ibu Ratih

Pada pelatihan ini terdapat sebuah momen yang meriuhkan suasana. Saudari Zahrotul Fitria Nabila menjadi MC dengan menggunakan Bahasa Mandarin. Dengan suara lantang disertai intonasi ala mandarin memberikan sedikit rasa surprise kepada kedua penyaji. Tak hanya dengan Mandarin saja, beberpa kelompok juga menampilkan MC dengan menggunakan bahasa asing lainnya, Bahasa Arab dan Inggris contohnya.

Diakhir sesi, kedua penyaji melakukan koreksi terhadap penampilan dimasing masing kelompok. Tak hanya itu, mereka juga memberikan sedikit motivasi kepada Tim 200 untuk terus bersemangat dalam melaksanakan tugasnya.

“Setelah melihat dari penampilan kalian, masih terdapat beberapa kesalahan kecil yang kalian lakukan. Contohnya adalah intonasi yang monoton, nervous dan tak membaca naskah. Seharusnya, sekalipun kalian sudah menghafal teks MC, kalian tetap membacanya” nasihat Ibu Ratih kepada peserta. (zaky/Red)

Buka Tahun Ajaran Baru Dengan Stadium General

nuruljadid.net – Sebagai pembuka dalam memasuki momen tahun ajaran baru malam kemarin (24/07) Masdrasah Aliyah Nurul Jadid Program Keagamaan adakan kegiatan Stadium General. Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya yang biasa dibuka dengan formal dalam acara Iftitahud Dirosah. Tahun ini kegiatan tersebut dikemas dalam model seminar.

“Sengaja memang kita rubah dan dikemas dalam kegiatan semacam kuliah umum. Karena sesuai dengan kesepakatan dalam rapat kerja yang telah dilaksanakan pada bulan Mei lalu,” papar Ustadz Kusairi pimpinan asrama MAPK Nurul Jadid.

Mendatangkan alumni sebagai wujud silatur rahim anatara keluarga besar asrama dengan seluruh alumni-alumni yang telah tersebar di pelbagai tempat. Setidaknya sampai tahun ini saja sudah ada 21 angkatan yang telah menjadi lulusan program keagamaan. Bapak Imam Ghozali lulusan tahun 2004 merupakan narasumber yang hadir pada Stadium General kemarin.

“Beliau adalah alumni MAK juga. Angkatan sembilan, sekarang sudah berkeluarga dan menetap di Jember. Aktif juga dalam mengajar di lembaga-lembaga pesantren,” imbuhnya.

Santri dan realitas sosial ‘Analisa di bawah tantangan arus modernisasi’ merupakan tema diskusi pada tema seminar yang diselenggarakan. Sebagai bentuk refleksi terhaddap era Globalisasi yang marak hari ini. Sehingga, memang sangat dianggap relevan oleh beberapa pengurus arama MAPK untuk memilih tema tersebut.

Tidak terkecuali kebudayaan dan teknologi juga menjadi ranah pembahasan yang didiskusikan. Seluruh peserta yang hadir siswa dan siwi kelas satu, dua dan tiga sangat antusias mengikuti diskusi. “Syukurlah mereka bisa sangat berpatisipasi dan aktif dalam mengikuti kegiatan Stadium General ini. Sebagai hal yang sangat diharapkan pula bahwa peserta didik dapat mengambil hasil materi seminar yang telah disampaikan,” ucap Ustadz Roziqin selaku ketua panitia dalam kegiatan tersebut. (DL)

 

Rp. 360.000.000 Untuk Sket Masjid Jami’ Nurul Jadid

nuruljadid.net – Sket masjid yang berfungsi sebagai pemisah antara serambi dan dalam masjid sudah berdiri kukuh di Masjid Jami’ Nurul Jadid. Pemasangan pintu dan jendela masjid dikerjakan sejak 2 hari yang lalu dan progress pembangunan sket diperkirakan telah mencapai 65%. Hari ini (24/07) dengan pekerja sebanyak 13 orang, sket masjid ditargetkan akan selesai pada lusa esok.

“sket masjid sudah terpasang sejak 2 hari yang lalu, hanya tinggal pemasangan batu bata sebagai dinding pemisah yang akan diperkirakan selesai 2 hari mendatang” ujar Cak Mamat selaku mandor tukang.

Estimasi biaya yang dikeluarkan oleh Panitia Pembangunan Masjid Jami’ Nurul Jadid untuk sket mencapai Rp. 360.000.000,-. Namun biaya itu bukanlah biaya keseluruhan yang dibayar oleh Panitia, panitia pembangunan hanya membayar ¼ dari harga yang telah diperkirakan.

“total pengeluaran untuk sket masjid mencapai Rp. 360.000.000,- tapi panitia hanya membayar ¼ dari harga total. Sisanya adalah sumbangan dari beberapa alumni yang berada di berbagai daerah, baik berupa uang ataupun barang.” Ujar Bapak Saili Aswi selaku Ketua Panitia Pembangunan Masjid Jami’ Nurul Jadid.

Sket yang berbahan kayu jati ini merupakan hasil jerih payah panitia dalam menggalang dana. Alhamdulillah, dengan usaha yang tak henti hentinya, panitia mendapatkan sumbangan kayu jati dari beberapa alumni dan simpatisan yang berada di daerah Bondowoso tambah ketua Panitia Pembangunan Masjid Jami’ Nurul Jadid. (zaky/Red)

Road to LSN 2017, PSSNJ Rutin Adakan Latihan

nuruljadid.net – Menjelang Liga Santri Nusantara (LSN) 2017, Persatuan Sepak bola Santri Nurul Jadid (PSSNJ) akhir akhir ini rutin menggodok pemainnya untuk berlatih. Latihan yang dikoordinir langsung oleh manager tim, KH. Makki Maimun Wafi berlangsung ketat, pasalnya mereka harus lebih giat dan menuai perkembangan yang signifikan agar nama mereka terpampang di jajaran skuad tim utama PSSNJ.

Latihan fisik hari ini merupakan latihan fisik yang ke 7. Dimana pada latihan latihan sebelumnya mereka sudahg menjalai latihan fisik dengan berbagai variasi latihan. Seperti yang cakapkan oleh asisten pelatih tim PSSNJ, Darsono

“latihan kali ini merupakan latihan fisik yang ke 7. Dan di setiap sesi latihan para pelatih melakukan beberapa variasi menyesuaikan dengan kemampuan dan perkembangan pada pemain. Dengan tujuan dapat memantau perkembangan pemain”

Bukan haya sekedar latihan saja, selama ini pantauan dari pelatih menjadi data untuk melakukan seleksi pemain. Latihan kali ini diikuti oleh 40 pemain yang beberapa latihan kedepan akan dicoret namanya untuk dipilih menjadi pemain PSSNJ. Pencoretan 18 pemaian akan dilakukan di akhir latihan dengan mempertandingkan seluruh pemain.

“kami sudah mengantongi 11 pemain yang akan terjun pada LSN tahun ini. tetapi kami masih harus memantau perkembangan pemain lainnya pasalnya dari 11 pemain yang telah kami pilih masih banyak diberbagai lini tertentu. Contohnya center back. Dibagian itu masih terdapat banyak pemain yang memiliki bakat dan skill. Oleh karenanya pelatih harus bisa mengontrol dan memantau beberapa pemain yang sekiranya pas di posisinya” ujar Cak Dar sapaan akrab dari Asisten pelatih PSSNJ.

Arahan arahan dari pelatih selalu diberikan setiap perubahan sesi latihan. Motivasi dan semangat selalu dilakukan untuk memompa semangat pemain. (zaky/Red)

Sore Kemarin, Delapan Pelajar Asal Thailand Tiba di PP. Nurul Jadid

nuruljadid.net – Sore kemarin (13/07) sejumlah pelajar dari Thailand tiba di pesantren Nurul Jadid. Sekitar pukul 15.00 WIB, kedatangan mereka disambut dengan tangan terbuka oleh keluarga besar pesantren. Setibanya dari Jember kemudian rombongan tersebut dijemput oleh pihak pesantren.

“Mereka tiba di pondok jam tiga sore berangkat dari thailand dan masih ke jember kemudian kita jemput,” terang Bapak Faizin  Syamwil selaku Sekretaris Pesantren yang juga turut mengiringi rombongan.

Kedatangan sejumlah pelajar tersebut merupakan hasil kesepakatan hubungan kerjasama MoU (Memorandum of Understanding) yang telah ditandatangani pada bulan April lalu. “Ini merupakan tindak lanjut dari MOU kita dari Majelis Ulama’ Pattani dengan ponpes Nurul Jadid dalam pengembangan pendidikan,” lanjut Bapak Faizin memberikan penjelasan.

Hal tersebut juga senada dengan yang disampaikan oleh KH. Abdul Hamid dalam menyambut kedatangan rombongan ketika ramah tamah yang dilakukan di Wisma dosen pada sore kemarin.

“Setelah beberapa bulan yang lalu kita telah bersilaturrahim tepatnya di bulan April kita bertemu dan menandatangani MOU pada saat itu,” tutur beliau.

Rasa kegembiraan yang dirasakan dengan datangnya beberapa pelajar dari Thailand tersebut dirasakan oleh KH. Abdul Hamid. Dalam sambutanya beliau menyampaikan bahwa hubungan yang sudah terjalin ini merupakan suatu bentuk kepercayaan kepada pesantren sekaligus hal ini juga dapat saling membantu dalam media dakwah dan pendidikan keagamaan.

“Kami merasa bergembira dan menyambut dengan tangan terbuka kedatangan saudara-saudara kita dari Pattani yang tentu sesama Muslim dan punya keinginan untuk belajar di pondok pesantren Nurul Jadid. Ini bagi kami adalah sebuah kepercayaan yang barangkali sekaligus merupakan suatu amanat,” terang beliau.

Berjumlah delapan orang yang masing-masing memilih bidang pendidikan yang berbeda. Meraka semua berasal dari Pattani. Keterangan data yang diddapatkan terdapat dua pelajar di perguruan tinggi dan empat pelajar lainya di SLTA. Hal ini bukanlah yang pertama  kali terjadi sebab, setelah beberapa bulan yang lalu SMA Nurul Jadid juga telah meluluskan beberapa siswi yang berasal dari Thailand. Salah satunya adalah Fateehah Pohchiseng yang sukses meraih prestasi wisudawati terbaik Madrasah Diniyah Awwaliyah III. (Danil/Red)

 

Silaturahim Pengurus, Dosen, Guru Dan Karyawan Bersama Pimpinan Pondok Pesantren Nurul Jadid

nuruljadid.net –  Didalam mencapai visi dan misinya, Pondok Pesantren Nurul Jadid tidak pernah  berhenti melaksanakan program – program. Disela – sela libur Pesantren. Hari ini (Kamis, 15/06/17) Pondok Pesantren Nurul Jadid melaksanakan kegiatan terakhir yang dikemas dengan tema “Silaturahim Pengurus, Dosen, Guru Dan Karyawan bersama Pimpinan Pondok Pesantren Nurul Jadid”.

Acara yang di mulai pada  Jam 16.00 WIB, dihadiri langsung oleh Pengasuh, Kepala Pesantren dan warga Nurul Jadid (pengurus pesantren, pengurus wilayah, tenaga pendidik dan kependidikan).

“Kita berharap dalam pelaksanaan silaturrahim ini dapat menambah ukhwah persaudaraan, kebersamaan dan solidaritas diantara kita sesama khodimul ma’had di Pondok Pesantren Nurul Jadid tentunya dengan kebersamaan kedepannya. Kita harapkan tercapainya kemajuan serta cita – cita bersama Pondok Pesantren Nurul Jadid sehingga apa yang menjadi cita – cita serta keinginan kita bisa kita capai bersama. Kita juga berharap dalam membangun kebersamaan ini, kita niatkan sebagai bentuk pengabdian kita kepada Pesantren.

Pengarahan Pengasuh oleh KH. Moh. Zuhri Zaini, Pengasuh ke IV PP. Nurul Jadid. (Foto : Zaky/Red)

“Sekarang Pesantren sedang berusaha untuk mencapai apa yang menjadi tujuan dari pesantren itu sendiri, sebab Pesantren itu sendiri memiliki dua fungsi, Fungsi yang pertama adalah Pesantren sebagai lembaga dakwah yang mengkader semua santri santrinya untuk mengetahui dan memahami ilmu Agama serta mampu mengamalkan ajaran – ajaran Agama dalam kehidupan sehari – hari. Fungsi yang kedua adalah Pesantren dituntut untuk mengimbangi serta mengikuti kemajuan zaman dengan membekali semua santri – santrinya dengan pengetahuan dan keterampilan dengan tetap berpegang teguh kepada ilmu Agama. Tentunya dengan keterampilan serta pengetahuan yang diperoleh di Pesantren kita berharap santri – santri kita tidak hanya  menjadi maf’ul di tengah – tengah masyarakat, tetapi kita berharap santri – santri kita nantinya akan menjadi Fa’il di tengah – tengah masyarakat.” Tambah Pengasuh dalam sambutannya.

Kepala Pesantren Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Abd. Hamid Wahid ikut andil dalam kegiatan ini. Pada kegiatan ini beliau menyampaikan kesiapan pesantren dalam menghadapi tahun ajaran baru. Dengan mensosialisasikan beberapa program pesantren yang telah dirancang bersama dengan unit unit terkait  selama kurang lebih 3 bulan terakhir.

Sosialisasi Program Pesantren oleh Kepala Pesantren, KH. Abd. Hamid Wahid. (Foto : Zaky/Red)

Adapun beberapa program yang akan dilaksanakan oleh Pondok Pesantren Nurul Jadid di tahun ajaran baru adalah Integrasi pelaksanaan MADIN dengan lembaga formal, perubahan jadwal harian santri, pelaksanaan BPJS, pembayaran tunggal biaya pendidikan santri, tanda pengenal (ID Card) tenaga pendidik dan kependidikan serta Pusat kendaraaan bermotor.

Kegiatan ini diakhri dengan pembacaan do’a oleh KH. Moh. Romzi Al Amiri Mannan sekaligus dilanjutkan dengan buka bersama. (zainul,zaky/red).

Peserta Silaturrahim. (Foto : Zaky/Red)

Wilayah Al Hasyimiyah Adakan Pertemuan Walisantri di Pertengahan Bulan Ramadhan

nuruljadid.net – Wilayah Al Hasyimiyah atau lebih akrab disapa dengan “Wilayah Daltim” merupakan salah satu wilayah puteri di Pondok Pesantren Nurul Jadid mengadakan pertemuan antara pengurus wilayah dan walisantri pada hari ini (11/06/17). Pertemuan yang dikemas dengan tema “SILATURRAHIM DAN RAPAT WALISANTRI” ini bertujuan untuk memper-erat hubungan antara walisantri dengan segenap pengurus di Wilayah Al Hasyimiyah. Tujuan yang lain adalah untuk mensosialisasikan beberapa perubahan perubahan yang terjadi di Wilayah Al Hasyimiyah kepada walisantri untuk dilaksanakan di tahun ajaran baru (bulan Juli 2017).

Beberapa poin yang disampaikan oleh pengurus wilayah kepada walisantri adalah satu, pelayanan komunikasi santri. Dua, penertiban perizinan keluar masuk santri dan ketiga, Standart Operasional Prosedure (SOP) kunjungan walisantri dan tamu.

Acara rapat ini dibuka oleh Wakil Kepala Wilayah Al Hasyimiyah, Ustadzah Madinatul Munawaroh. Sedangkan sosialisasi program wilayah dipimpin oleh Kepala Wilayah Al Hasyimiyah, Ustdzah Siti Badriyah didampingi oleh Sekretaris Wilayah, Ustadzah Siti Maknunah dan Pemangku Wilayah Al Hasyimiyah, Ibunda Ny. Hj. Hamidah Wafie.

Sebelum rapat dimulai, Kepala Pesantren Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Abd. Hamid Wahid turut hadir serta memberikan sambutan dengan menyampaikan progress Pondok Pesantren Nurul Jadid kedepan. Beliau menyampaikan bahwa ada beberapa agenda atau program yang akan dilaksanakan oleh Pesantren di tahun ajaran baru 2017 – 2018 pada bulan Juli 2017. Beberapa program pesantren diantaranya adalah sentralisasi keuangan lembaga dengan pesantren, pelayananan komunikasi antara pesantren dan walisantri dengan menggunakan sistem pelayanan PHBX dan sistem pembayaran keuangan santri baik harian maupun pembayaran lembaga dan wilayah dengan menggunakan cashless.

Sambutan Kepala Pesantren, KH. Abd. Hamid Wahid. Foto : Zaky/Red

Dengan adanya beberapa program tersebut, Pesantren diharapkan dapat memberikan pelayanan yang maksimal kepada walisantri dan dapat memberikan informasi perkembangan santri secara periodik atau berkala. Beliau juga berharap agar seluruh walisantri dapat mendukung penuh atas apa yang telah Pesantren programkan kedepannya sehingga program Pesantren ini bisa berjalan dengan maksimal dan memberikan perubahan yang baik. (zaky/red)

Wilayah Zaid bin Tsabit (K) Putri juga Mengadakan Pertemuan Walisantri

nuruljadid.net – Selain Wilayah Al Hasyimiyah, Wilayah Zaid bin Tsabit (K) Puteri juga mengadakan Silatrurrahim dan Rapat Walisantri ditempat yang berbeda. Kegiatan yang memiliki tujuan yang sama dengan kegiatan di Wilayah Al Hasyimiyah ini dihadiri oleh walisantri putera dan putri yang bertempat di Musholla Puteri Zaid bin Tsabit (K).

Dalam kegiatan ini, sosialisasi program wilayah dan pesantren menjadi tujuan utama dilaksanakannya kegiatan ini. Sentralisasi keuangan pesantren dan lembaga juga menjadi topik hangat pembicaraan pada rapat hari ini (11/06/17). Selain membicarakan tentang sentralisasi keuangan, Wilayah Zaid bin Tsabit ini juga mensosialisasikan program Madrasah Diniyah baru. Dimana pada tahun ini pelaksanaan Madrasah Diniyah dilaksanakan di pagi hari sesuai dengan porgram pesantren.

Tak hanya dua hal diatas, sistem pembayaran kost makan puteri Wilayah Zaid bin Tsabit (K) juga disosialisasikan. Pembayaran life cost (biaya hidup) santri juga dapat ditransfer ke rekening wilayah apabila walisantri tidak dapat membayarkan langsung di loket pembayaran. Dengan adanya program yang baru ini, walisantri dapat dimudahkan untuk memberikan uang makan puterinya tanpa harus memberikannya langsung kepada puterinya.

Berangkat dari hasil evaluasi bersama, Diniyah yang selama ini masih berjalan kurang maksimal dengan berbagai pertimbangan yang ada, maka program kegiatan Madrasah Diniyah di Pondok Pesantren Nurul Jadid disentralisasikan kepada lembaga formal. Dalam artian, kegiatan MADIN dilaksanakan pada pagi hari sejak pukul 07.45 – 09.00 WIB.

Pemangku Wilayah Zaid bin Tsabit (K), KH. Moh. Hefni Mahfudz memberikan tausiyah kepada seluruh walisantri yang hadir. Dalam tausiyah beliau, beliau berharap agar walisantri mendukung dan memberikan support penuh terhadap program pesantren yang telah dirumuskan dan dirancang bersama. Hal itu bertujuan agar program tersebut bisa berjalan dengan maksimal sesuai dengan tujuan dan harapan yang diinginkan oleh pesantren.

Tak hanya itu saja, dengan menafaatkan moment pulangan ini, pemangku Wilayah Zaid bin Tsabit berpesan agar walisantri dapat mengontrol kegiatan puterinya. Agar kebiasaan yang telah dilaksanakan di pondok dapat dilanjutkan dan diimplementasikan di rumah tanpa adanya pengawalan dari pengurus.

Tausiyah Pemaangku Wilayah Zaid bin Tsabit (K), KH. Hefni Mahfudz. Foto : Zaky/Red

“Kami berharap kepada bapak dan ibu agar senantiasa mengontrol kegiatan puterinya dirumah. Terkadang di pondok dia rajian ketika di rumah malah tambah malas.” Dawuh beliau

“Kemarin, ada santri yang boyong belum sampai 1 tahun. Kemudian dia berkunjung ke pondok dengan menggunakan pakaian yang tidak mencerminkan kesantrian. Ini adalah contoh yang tak perlu ditiru. Dan ini juga merupakan bahan evaluasi bagi kami sebagai pengurus wilayah untuk lebih inten dalam pembiasaan santri di pesantren agar mereka ketika diluar tidak menghilangkan sifat dan sikap kesantriannya” tambah beliau.

Diakhir tausiyahnya, beliau menyampaikan agar walisantri tidak canggung canggung untuk memberikan masukan kepada pesantren agar pesantren dapat berbenah diri. (zaky/red)

Juara I Lomba Hadrah, Santri Nurul Jadid Mewakili KOREM Malang di KODAM Surabaya.

nuruljadid.net – Pondok Pesantren Nurul Jadid dipercayai oleh Kabupaten Probolinggo untuk mendelegasikan santrinya pada lomba Bintal dalam rangka HUT TNI ke 72 tahun 2017 Yang bertempat di Kota Malang tepatnya di Makorem 083/Bdj Jl. Bromo No. 17 Malang.

Pada kesempatan ini Pondok Pesantren Nurul Jadid mendelegasikan 15 orang santri di 4 kategori lomba. Adapun lomba  yang diikuti adalah MTQ, MHQ (kategori 5 juz dan 10 juz) dan Hadrah. Dengan persiapan yang hanya satu minggu, Nurul Jadid yang menjadi perwakilan Kodim Probolinggo berhasil membawa 2 piala. Kejuaraan yang diperoleh oleh Nurul Jadid adalah Juara I lomba Hadrah dan juara III MTQ.

Ust. Ainur Rofiqi Zayyad, pendamping lomba dari Pondok Pesantren Nurul Jadid mengatakan bahwa hasil yang diraih oleh santri Nurul Jadid merupakan sebuah prestasi yang cukup membanggakan, baik membanggakan Pesantren maupun Kabupaten Probolinggo. Pasalnya dengan persiapan yang cukup singkat, mereka telah berhasil mengharumkan nama Kodim Probolinggo di Kabupaten Malang.

Pada lomba hadrah kali ini, santri Nurul Jadid telah mengalahkan 8 delegasi lainnya yang berasal dari KODIM yang berbeda, diantaranya adalah KODIM Kota Malang, KODIM Kabupaten Malang, KODIM Lumajang, KODIM Bondowoso, KODIM Situbondo dan KODIM Jember.

Tak hanya sampai disitu, Pondok Pesantren Nurul Jadid yang berhasil menjuari Lomba Hadrah kembali diberi amanah mewakili KOREM (Komando Resort Militer) Malang untuk unjuk kebolehan di Kota Surabaya pada tanggal 14 Juni 2017 tepatnya di KODAM (Komando Daerah Militer) Surabaya.

“Kita akan lebih serius lagi untuk memberikan yang terbaik di penampilan berikutnya. Semoga kemenangan kembali kita raih agar dapat membanggakan Pesantren tercinta” ujar Ust. Rofiq Zayyad. (zaky/red)

Bersama Para Santri Anggota TNI Gelar Kerja Bakti

nuruljadid.net – Pagi ini sejumlah kurang lebih lima ratus santri berkumpul di lapangan ayaman. Dalam rangka bakti bersih pesantren santri Pondok Pesantren Nurul Jadid bersama dengan TNI (KORAMIL 0820/16) Paiton. Kegiatan bakti bersih yang dilaksanakan oleh Koramil Paiton tersebut merupakan salah satu kegiatan yang menjadi program tahunan. “Kita melaksanakan kerja bakti ini dilaksanakan sepanjang tahun,” ungkap Matali salah satu anggota TNI Koramil Paiton.

Diawali dengan apel pagi, kegiatan dimulai sejak pukul 06.30 WIB. Dihadiri langsung oleh KH.Abdul Hamid Kepala Pesantren serta beberapa jajaran pembantu pelaksana kegiatan. Termasuk diantaranya turut pula bertasipasi adalah Gus Fahri dan Gus Sholah. Selain itu, Bapak Sekertaris Pesantren, Bapak Faizin Syamweil juga ikut andil di dalamnya.

Setelah pelaksanaan apel pagi, santri dan beberapa anggota Koramil Paiton berkisar lima belas personil yang ikut turun ke lapangan. Kemudian akan dilanjutkan dengan bersih-bersih pesantren yang telah ditentukan pada tujuh beberapa titik. Titik pertama adalah area lingkungan Dalem Barat (Dalbar) hingga dalem Pengasuh. Titik ke dua lapangan ayaman. Titik ke tiga area kampus sekitar.

Titik ke empat berada di sekitar area Dalem Selatan (Dalsel). Titik ke lima Pos II sekitar dan titik terakhir enam-tujuh gang K kemudian dalem Ny. Firdausyiah. Meski dalam kondisi berpuasa sama sekali tidak mengurangi sedikitpun semangat dari seluruh peserta yang ikut apel pagi tadi. “Harus tetap semangat meski berpuasa dan tentunya jangan sampai batal puasanya nanti meski bekerja kayak gini,” papar Zainullah salah satu Kru Infokom yang juga turut ambil peran dalam kegiatan tersebut.

“Di dalam pelaksana kegiatan nanti kami minta kita bersihkan bersama-sama lingkungan ini,” pandu Matali ketika memimpin apel pagi. Dengan semangat yang menggebu ia mengajak kepada seluruh santri untuk benar-benar peduli pada lingkungan dan berkerja dengan serius. Berlangsung selama kurang lebih sekitar satu setengah jam kegiatan bakti pesantren berakhir pada pukul 07.30 WIB. (danil,zaky/red)

KH. Moh. Zuhri Zaini : Tak Ada Yang Terjadi Secara Kebetulan Di Dunia Ini, Semua Itu Sudah Takdir Allah.

Nuruljadid.net-Memiliki cita cita yang tinggi hampir dimiliki oleh semua orang. Mereka terus berjuang untuk menggapai cita cita tersebut. Namun terkadang ketika manusia terlalu berambisi untuk menggapai cita citanya mereka melupakan Sang Pencipta.

Dalam hidup ada yang namanya Sunnatullah, manusia boleh memiliki cita cita yang sangat tinggi, namun hal yang perlu diingat adalah diatas cita cita yang manusia miliki masih terdapat kekuasaan Allah SWT. Ada yang namanya Takdir dan qoda’ Allah. Terkadang manusia terlalu egois, melakukan sesuatu dengan seenaknya sendiri. Tidak menyadari bahwa hidup ada yang mengatur, mendesain dan berkuasa diatas kuasa manusia yaitu Allah SWT.

Dalam kondisi demikian, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Moh Zuhri Zaini, memberikan nasihat kepada kita semua melalui pengajian Kitab Bulan Ramadhan, ( Irsyadul ‘Ibad ), (Rabu, 31 Mei 2017)

“Orang kalau sudah kenal kepada Allah dalam keadaan mendesak lalu kemudian orang tersebut berdo’a kepada Allah, pasti Allah akan mengabulkan do’a orang tersebut. Selalu ada solusi bagi orang yang kenal kepada Allah. Orang yang kenal kepada Allah memahami bahwa semua itu terjadi bukan secara kebetulan, tapi karena pertolongan Allah. Dan orang yang kenal kepada Allah selalu menyadari bahwa semua yang terjadi karena takdir Allah, Sebab tidak ada kamus kebetulan di Alam semesta ini” Dawuh Beliau.

“Semuanya ada yang mengatur, dan yang mendesain. Allah lah yang mendesain semua itu. Seperti hidung menghadap kebawah, itu bukan kebetulan tapi Allah yang mentakdirkan. Lalu kalau semua hidung manusia menghadap keatas kemudian seperti apa jadinya. Didalam hidung ada yang namanya bulu hidung dan itu bukan kebetulan. Tapi Allah yang mendesain sebagai filter bagi kita semua. Di dunia ini tidak ada yang namanya kebetulan semuanya ada yang mendesain, dan yang mendesain adalah Allah.” Tambah beliau.

Beliau melanjutkan nasihatnya, Terkadang di alam semesta ini Allah membuat yang namanya skenario terkait keselamatan seseorang yang jauh diluar nalar manusia. Banyak peristiwa – peristiwa yang diluar nalar manusia, yang dapat mengantarkan manusia menyadari akan kekuasaan Allah. Serta mengantarkan manusia kembali kepada jalan Allah. Tetapi semua ini bagi orang yang hatinya lembut, kalau hatinya keras dan gelap sekalipun mau dipaksa maka tetap tidak bisa, seperti dalam sebuah berita tentang bandar Narkoba yang berada di penjara, didalam penjara dia masih menjalankan bisnis Narkoba, dia masih belum berhenti, kecuali dengan dihukum mati, ini kalau orag hatinya sudah keras. Oleh karena itu kita harus menjahui perbuatan dosa dan mengumbar hawa nafsu agar supaya hati kita tidak keras dan gelap. Saudara sekalian puasa yang kita lakukan ini bertujuan  sebagai pengendali hawa nafsu kita.

Kekuasaan Allah yang berperan di Alam semesta ini terkadang jauh dari nalar manusia, karna manusia tidak bisa melihat Tuhan dan terkadang manusia tersebut tidak menyadari dan tidak percaya kalau itu semua Allah yang mentakdirkan. (zainul,zaky/red)

 

Sumber : Pengajian Kitab Irsyadul ‘Ibad Ramadhan 1438 H.

KH. Moh. Zuhri Zaini : Jangan Menjual Ilmu Demi Kepentingan Dunia

nuruljadid.net – Manusia diciptakan oleh Allah untuk beribadah dan menjadi khalifatullah di muka bumi, dengan segala potensi yang dimiliki serta akal yang menjadi pengendali hawa nafsu memberikan jalan kepada manusia untuk menjadi ahli ibadah, yang menjadi cita – cita luhur diciptakannya manusia.

Dengan kenikmatan serta kebahagian hidup yang dimiliki, manusia terkadang lupa akan tujuan luhur diciptakannya manusia itu sendiri. Manusia terkadang terbuai oleh kenikmatan serta kemewahan dunia, tak jarang apabila dengan kondisi demikian manusia sering melalaikan kewajibannya sebagai makhluk ciptaan-Nya.

Dalam menjalani hidup, tentunya manusia berkeinginan untuk hidup bahagia. Namun, tak semua manusia mengetahui jalan menuju kebahagian tersebut. Tak jarang ditemui, apabila manusia menukar kehidupan akhiratnya demi kehidupan dunia, dan tak jarang pula manusia menghalalkan segala cara demi kenikmatan dunia. Ironisnya lagi, masih banyak manusia yang menukar ilmunya dengan dunia dan menjual ilmunya demi dunia. Sebab ilmu yang kita miliki bukanlah untuk kesenangan dunia, bukanlah untuk meraih jabatan dunia, tetapi ilmu yang kita miliki adalah semata – mata untuk mengantarkan kedekatan kita kepada Allah.

Melihat kondisi tersebut, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Moh Zuhri Zaini, memberikan nasihat kepada kita dalam Pengajian Kitab (Irsyadul ‘Ibad) Bulan Ramadhan.

“Ada orang alim, ahli ibadah kalau dia melihat keatas dia langsung melihat Arsy dan do’anya “manjur” akan tetapi dia senang dunia, senang harta. Dia terjebak dengan kenikmatan dunia, dia menjual ilmunya dengan dunia, pada akhirnya derajatnya jatuh, yang awalanya dia “manjur” akhirnya tidak lagi karena terjebak dengan kesenangan duniawi. Itulah bahayanya dunia. Kita jangan merasa aman – aman, jangan merasa baik –baik saja, sekalipun kita berada di Pondok. Istiqomah mengaji dan beribadah setiap hari. Kita jangan sombong dengan amal ibadah kita, sebab kita tidak tau kita akan jadi seperti apa.” Dawuh Pengasuh ke IV PP. Nurul Jadid.

Beliau melanjutkan, terkadang ada orang yang awalnya baik, tapi pada akhirnya dia menjadi orang yang buruk. Begitupun sebaliknya, orang awalnya buruk tapi pada akhirnya dia mejadi orang yang baik. Oleh karenanya, jangan pernah putus asa sekalipun kita bukan keturunan orang yang baik, dan janganlah besar hati sekalipun kita keturunan orang yang baik. Sebab  kebaikan, kemuliaan dan ilmu tidak bisa diwariskan. (zainul,zaky/red)

Sumber : Pengajian Ramadhan 1438 H Kitab Irsyadul ‘Ibad