Pos

Madrasah Diniyah Putri Adakan Wisuda Purna

nuruljadid.net – Lokasi area parkiran mobil di depan kediaman Ny. Hj. Masruroh yang biasa lengang kemarin tampak cukup ramai. Beberapa mobil terlihat berejejeran memenuhi halaman depan kediaman beliau. Mereka adalah wali santri yang datang untuk memenuhi undangan Wisuda Purna Awwaliyah III yang dilaksanakan Madrasah Diniyah (Madin) putri pada rabu malam kemarin (10/05).

Menyaksikan putri-putrinya mengenakan toga dan memegang ijazah menjadi seorang sarjana. Bertempat di depan Gedung Putih asrama I’dadiyah acara wisuda Purna itu diselenggarakan. Terdapat 200 peserta yang diwisuda pada acara wisuda Purna kemarin. Terdiri dari 183 peserta dari siswi Madrasah Diniyah dan 17 peserta dari siswi Unggulan bahasa yang masih berada di bawah naungan Diniyah.

Momen wisuda tersebut merupakan salah satu bentuk dari peningkatan mutu kualitas peserta didik. Sebagai tujuan yang diharapkan adalah lulusan-lulusan atau output dari Madrasah Diniyah mampu menjadi sosok santri yang ber-tafaqquh fiddin. Tidak hanya itu, seperti yang telah dipaparkan oleh Ny.Hj. Hamidah Wafie bahwa santri juga mampu menyiarkan pesan-pesan syariat Islam.

“Alhamdulillah Madin telah berhasil mengantarkan peserta didiknya sebagai lulusan dari Madin. Namun, tanggung jawab sebenarnya tidak begitu saja selesai di sini. Selanjutnya adalah tugas yang sebenarnya para santri yang diwisuda malam mampu menyiarkan kepada masyarakat untuk dapat merubah keadaan lingkungan yang masih awam dalam wawasan keagamaanya,” tutur beliau. (DL)

Ustadzah Khorioh (Kepala Madrasah Diniyah Al Hasyimiyah) bersama Ibunda Ny. Hj. Hamidah Wafie (Pemangku Wilayah Al Hasyimiyah) pada saat prosesi pengukuhan Wisudawati Madin Al Hasyimiyah. (Foto : Zaky/Red)

Peserta Prakerin ; Lepas Pisah 19 Peserta Prakerin dari SMK Bulugading Jember

nuruljadid.net – Tanggal 04 Maret 2017 dewan guru SMK Bulugading Jember mengantarkan 19 peserta didiknya untuk melakukan Praktek Kerja Industri (Prakerin) di Pondok Pesantren Nurul Jadid selama 2 bulan lamanya. Hari ini (05/05) 2 bulan sudah mereka melakukan Prakerin di Pondok Pesantren Nurul Jadid dan hari ini pula mereka (peserta Prakerin) dijemput untuk kembali ke PP. Busatnul Ulum Jember tempat dimana mereka menimba ilmu.

Acara perpisahan dilakukan secara sederhana yang  bertempat di kantor sekretariat Nurul Jadid. Acara perpisahan ini dihadiri oleh beberapa dewan guru dari SMK Bulugading Jember dan ditemani oleh Wakil Sekretaris Pesantren, Bapak Ahmad Saili Aswi. Dalam pertemuan ini banyak hal yang disampaikan dari kedua belah pihak, baik dari Pihak SMK Bulugading maupun dari pihak Pondok Pesantren Nurul Jadid. Salah satunya adalah ucapan terimakasih dan ucapan mohon maaf atas segala kekurangan dan ketidaknyamanan dari masing masing pihak.

“Kami perwakilan dari Pengurus Pondok Pesantren Nurul Jadid menyampaikan banyak terimakasih atas kerjasamanya dan kami juga memohon maaf apabila selama 2 bulan siswi SMK Bulugading disini mendapatkan hal yang tak begitu menyenangkan. Semoga jalinan kerjamasa diantara kita tetap berjalan dengan baik dan semakin membaik kedepannya” ujar Wakil Sekretaris Pesantren, Bapak Ahmad Saili.

Dipenghujung acara ini, pihak SMK Bulugading memberikan sedikit cinderamata kepada Pondok  Pesantren Nurul Jadid. (Q2/Red)

Pemberian Kenang kenangan dari SMK Bulugading Jember kepada Wakil Sekretaris Pesantren. (Foto : Abu Bakar)

Bulan Lomba; Uji Mental dan Skill Santri dengan Berpidato

nuruljadid.net – Dalam rangka mengetahui tingkat kemampuan santri, Pengurus Wilayah I’dadiyah mengadakan Pembukaan Bulan Lomba yang bertempat di depan asrama I’dadiyah. Adapun tujuan dilaksanakannya kegiatan tersebut adalah untuk menguji mental santri dan mengetahui kemampuan mereka setelah satu tahun lamanya menempuh jenjang studi di Wilayah ini. Wilayah I’dadiyah sendiri merupakan wilayah khusus santri baru yang fokuskan untuk memperlajari dan menguasai Furudhul ‘Ainiyah.

Peserta pada kegiatan bulan lomba ini adalah seluruh kamar yang ada di Wilayah I’dadiyah. Dan ada 10 jenis lomba yang dilombakan diantaranya adalah lomba hadrah, Qori’, MSQ, Pidato/Khitobah, Bilal Jum’at, Tahlil, Diba’, Cerdas Cermat,  Furudhul Ainiyah, Hafalan Munjiat dan kebersihan kamar.

Malam hari ini (04/05) Lomba Khitobah digelar. Setiap kamar wajib mendelegasikan 3 orang dengan membawakan pidato yang bertema bebas. Gemuruh dan sorak sorai santri Wilayah I’dadiyah memberikan aura yang menggelegar. Terkadang, terdengar suara suara yang membuat peserta lomba gagal fokus. Dan tak jarang pula, para peserta lomba yang sedang tampil mengalami nervous atau grogi.

Penampilan Saudara Bintang, Santri Asrama I’dadiyah di Lomba Pidato. Foto : Zaky/Red

“Mereka kebanyakan masih pertama kali mengkuti perlombaan jadi wajarlah jika mereka masih demam panggung dan ditambah lagi masih dalam proses pendewasaan. Kami memaklumi dengan kondisi tersebut” ujar syaiful salah satu Pengurus Wilayah I’dadiyah.

“Dan semoga dengan adanya lomba ini dapat memberikan mereka pengalaman baru sehinga kedepannya mereka bisa meningkatkan skill mereka menyesuaikan dengan potensi diri dimasing masing individu” tambahnya.

Kegiatan bulan lomba ini merupakan kegiatan terakhir yang dilaksanakan oleh pengurus wilayah I’dadiyah. Pasalnya, beberapa hari kedepan, mereka akan dilepas atau dipindahkan ke wilayah masing masing menyesuaikan dengan lembaga pendidikan formal yang mereka pilih. (Q2/Red)

KH. Moh. Zuhri Zaini : Hidup Sederhana, Kunci Kelapangan Hidup

nuruljadid.net – Hidup serba mewah menjadi dambaan dan keinginan sebagian orang, yang tujuannya hanya mencari kemewahan dunia serta menghabiskan kenikmatan hanya didunia tanpa menyisakan kenikmatan untuk akhirat. Pola kehidupan yang tujuannya hanya untuk meraih kemewahan serta kenikmatan  didunia, merupakan tipikal manusia modren yang butuh terhadap siraman – siraman hikmah untuk menghidupkan spiritualitas, agar tidak menjadi kering dengan kemewahan serta kenikmatan dunia.

Kehidupan manusia selalu dibayangi dengan yang namanya “Kebutuhan Hidup”, didalam persepsi sebagian orang sudah tertanam bagaimana cara agar kebutuhan hidup terpenuhi, bahkan ada sebagian orang yang dengan beraneka ragam cara yang dilakukan agar kebutuhan hidup bisa terpenuhi, sekalipun dengan cara yang melanggar aturan – aturan Syari’at Islam. Bahkan orang berpikir bukan hanya kebutuhan hidup yang terpenuhi, dengan sikap rakusnya terkadang manusia melebihi dari kebutuhan hidupnya, semisal ada sebagian orang yang kebutuhannya satu bulan tiga juta, dengan sikap rakus bahkan ada yang lebih dari tiga juta, bahkan dua kali lipatnya tiga juta.

Kondisi di era moderen saat ini, menuntut masyarakat untuk menyesuaikan dengan kondisi yang ada, yang identik dengan hidup serba mewah, modren dan instan. Dengan alasan tetap memilih dan mengoreksi apakah moderen tersebut sesuai dengan tradisi keislaman dan budaya lokal indonesia.

Dalam kondisi masyarakat yang saling berlomba – lomba untuk mendapatkan kemewahan, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Moh. Zuhri Zaini mengingatkan.

“Kalau hanya nafsu yang diumbar, maka hidup bermewah – mewahan tidak akan ada cukup. Hidup di dunia ini seharusnya tidak bermewah – mewahan, karna kita harus berpayah – payah beramal dan mencari bekal untuk akhirat” Dawuh Beliau.

Beliau melanjutkan penjelasannya dalam Pengajian Kitab Riyadhoh As-Sholihin di Masjid Jami’ Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo.

“Dengan meniru hidup Nabi Muhammad SAW beserta para sahabat beliau yang hidup sederhana, hidup kita akan menjadi lapang”. Nasihat Beliau kepada santri.

Menjalani hidup sederhana amatlah sangat penting bagi manusia untuk meraih sukses yang hakiki, yaitu bukan hanya sukses didunia tetapi sukses di akhirat yang menjadi impian semua orang. (Zhen/Red)

“Kalau hanya nafsu yang diumbar, maka hidup bermewah – mewahan tidak akan ada cukup. Hidup di dunia ini seharusnya tidak bermewah – mewahan, karna kita harus berpayah – payah beramal dan mencari bekal untuk akhirat”

Wisudawati dan Penobatan Terbaik Pembinaan Muallimat Al Qur’an

nuruljadid.net – Senin Malam Selasa (01/05) di Pondok Pesantren Nurul Jadid Wilayah Az-Zainiyah telah melaksanakan prosesi Wisuda & Penobatan Terbaik Pembinaan Muallimat Al-Qur’an  dengan lancar. Kegiatan ini dilaksanakan setiap Tahun pada akhir Semester Genap, yang dimana pembinaan muallimat Al-Qur’an ini dikhususkan untuk semua mahasiswi di wilayah az-zainiyah yang dilaksanakan setiap minggu dua kali pada hari senin malam selasa dan kamis malam jum’at.

Pada prosesi wisuda muallimat Al-Qur’an ini, ada  sekitar 80 Orang wisudawati yang telah lulus tes seleksi tulis wisuda Pembinaan Muallimat Al-Qur’an oleh bagian Pengurus Muallimat. Diantara 80 orang wisudawati, yang terpilih hanya 2 Orang yang akan diuji ketuntasan materi oleh Pengurus Muallimat, Asatidzah, BKPP, dan Pengasuh yang nantinya akan terpilih menjadi wisudawati terbaik.

Setelah melalui proses uji, wisudawati yang terpilih menjadi wisudawati pembinaan muallimat Al-Qur’an terbaik ialah wisudawati  “Dini Hanifiyah” berasal dari Pulau Madura. Semua mahasiswi yang telah dinyatakan lulus pembinaan muallimat Al-Qur’an malam ini adalah salah satu calon pengurus yang nantinya akan membina anak-anak santri di daerah khususnya dalam pembinaan Al-Qur’an setelah semua mahasiswi ini akan tersebar di setiap daerah yang nantinya akan dijadikan pengurus atau wali asuh di setiap daerah di Wilayah Az-Zainiyah.

Harapan dari Kepala BKPP Ny. Hj. Hanunah Nafi’iyah, M.Pd “untuk semua wisudawati pembinaan muallimat al-qur’an jangan lupa untuk menyumbangkan ilmunya dan membina santri-santri wilayah az-zainiyah dalam hal pembinaan al-qur’an dengan ikhlas, pekerjaan ini tidak bisa kita balas tapi hanya ALLAH yang akan bisa membalas semuanya ”. (MF/Dalbar)

Brosur Pesantren

Informasi Penerimaan Santri Baru Pondok Pesantren Nurul Jadid Tahun 2017

INFORMASI PENDAFTARAN SANTRI BARU 2017

Pendaftaran Santri Baru Pondok Pesantren Nurul Jadid Tahun 2017 dibuka pada tanggal 01 Mei s/d 16 Juli 2017. Sedangkan Penerimaan Santri Baru Satu Atap (Daftar Pesantren dan Daftar Ulang Lembaga Formal) dilaksanakan pada tanggal 05 s/d 16 Juli 2017.

 

SEKILAS TENTANG WILAYAH PUTERI

  1. Wilayah Azzainiyah (Dalbar).
  2. Wilayah Alhzasyimiyah (Daltim).
  3. Wilayah Fatimatuzzahro’ (Dalsel).
  4. Wilayah Almawaddah.
  5. Wilayah Zaid bin Tsabit (K) Puteri.
  6. Wilayah Allathifiyah.
  7. Wilayah Annafi’iyah (Asrama Putri STIKes NJ).

Silahkan download browsur untuk wilayah-wilayah puteri, bisa menuju halaman download.

 

SMA NURUL JADID

  1. Tanggal Pengambilan Formulir : 24 April – 25 Mei 2017
  2. Biaya Pengambilan Formulir : Rp. 75.000,-
  3. Tanggal Daftar Ulang : 05 – 16 Juli 2017
  4. Tanggal Pelaksanaan Test Seleksi : 14 – 16 Juli 2017

 

SMK NURUL JADID

  1. Tanggal Pengambilan Formulir : 01 April – 16 Juli 2017
  2. Biaya Pengambilan Formulir : Rp. 50.000,-
  3. Tanggal Daftar Ulang : 05 – 16 Juli 2017
  4. Tanggal Pelaksanaan Test Seleksi : 12 Juli 2017

 

MA NURUL JADID

  1. Tanggal Pengambilan Formulir : 15 April – 16 Juli 2017
  2. Biaya Pengambilan Formulir : Rp. 80.000,-
  3. Tanggal Daftar Ulang : 14 – 16 Julli 2017
  4. Tanggal Pelaksanaan Test Seleksi : 13 Juli 2017

 

SMP NURUL JADID

  1. Tanggal Pengambilan Formulir : 20 April – 31 Mei 2017
  2. Biaya Pengambilan Formulir : Rp. 100.000,-
  3. Tanggal Daftar Ulang : 05 – 16 Juli 2017
  4. Tanggal Pelaksanaan Test Seleksi : 12 – 13 Juli 2017

 

MTS NURUL JADID

  1. Tanggal Pengambilan Formulir : 09 April – 14 Juli 2017
  2. Biaya Pengambilan Formulir : Rp. 75.000,-
  3. Tanggal Daftar Ulang : 05 – 16 Juli 2017
  4. Tanggal Pelaksanaan Test Seleksi : 15 – 16 Juli 2017

 

INFORMASI BROSUR

  1. Brosur Pesantren Dapat Anda Download disini
  2. Brosur SMA Nurul Jadid Dapat Anda Download disini.
  3. Brosur SMK Nurul Jadid Dapat Anda Download disini.
  4. Brosur MA Nurul Jadid Dapat Anda Download disini.
  5. Brosur SMP Nurul Jadid Dapat Anda Download disini.
  6. Brosur MTs Nurul Jadid Dapat Anda Download disini.

 

INFORMASI ORIENTASI SANTRI BARU DAN SISWA BARU 2017

  1. Pelaksanaan Orientasi Santri Baru (OSABAR) 2017 :
    • Pembukaan OSABAR : 16 Juli 2017 (Ba’da Isya’)
    • Pelaksanaan Kegiatan OSABAR : 17 – 19 Juli 2017
    • Penutupan OSABAR : 21 Juli 2017 (Ba’da Isya’)
  2. Pelaksanaan Masa Orientasi Siswa (MOS) Lembaga Formal : 20 Juli 2017

 

INFORMASI LEBIH LANJUT HUBUNGI :

(0335) 774121

 

HARI AKTIF KEGIATAN PESANTREN DAN KBM LEMBAGA FORMAL PADA TANGGAL 21 JULI 2017

 

PENTING :

Informasi Penerimaan Santri Baru Tahun 2017 Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton sewaktu waktu akan mengalami Update Informasi. Untuk mengetahui perkembangannya dimohon untuk selalu mengunjungi www.nuruljadid.net.

Sekilas Tentang Wilayah Az Zainiyah

PROFIL SINGKAT WILAYAH AZ ZAINIYAH

PONDOK PESANTREN NURUL JADID

PAITON PROBOLINGGO

 

Pondok Pesantren Nurul Jadid terbagi menjadi tujuh wilayah. Satu wilayah pusat untuk santri putra,kemudian wilayah selatan yang meliputi al-Lathifiyah (santri putra dan putri fokus mengkaji ilmu fiqih), al-Mawaddah (santri putri),  Fathimatuzzahro’ (santri putri), gang K (santri putra dan putri), wilayah timur yang dikenal dengan wilayah Al-Hasyimiyah, dan wilayah barat atau utara yang dikenal dengan wilayah Az-Zainiyah untuk santri putri.

Wilayah Az-Zainiyah terletak di sebelah utara masjid jami’ Nurul Jadid dan menjadi batas utara pesantren. Wilayah Az-Zainiyah merupakan wilayah putri tertua diantara wilayah putri lain yang diasuh oleh beberapa pengasuh, diantaranya KH. Moh. Zuhri Zaini, BA. selaku pengasuh pondok pesantren Nurul Jadid, Ny. Hj. Bisyaroh Suhud, Ny. Hj. Zubaida Thoha, Ny. Hj. Nuri Firdausiyah, dan Ny. Hj. Sadidah Thoha. Di bawah naungan dan asuhan beliau, Pondok Pesantren Nurul Jadid wilayah Az-Zainiyah yang awalnya hanya ditempati oleh beberapa santri dan hanya dibangun beberapa asrama kecil akhirnya berkembang pesat dan terus mengalami perkembangan yang cukup signifikan.

Dengan semakin bertambahnya kuantitas santri maka tempat, sarana dan pembinaan yang diberikanpun terus mengejardan senantiasa memaksimalkan system pembinaan agar kualitas santri kian meningkat. Melihat kualitas pembinaan dan prestasi santri yang tak pernah pupus maka terbentuklah wilayah Az-Zainiyah yang semakin luas dan melebar seperti yang kita lihat saat ini.

Sejalan dengan perkembangan zaman dan berkat komitmen pesantren dalam menjalankan visi tafaqquh fid diin, maka keberadaan pondok pesantren Nurul Jadid wilayah Az-Zainiyah dari tahun ke tahun semakin berkembang, sehingga antara jumlah santri dan sarana-prasarana menjadi kurang seimbang. Oleh karenanya, perlu adanya kepedulian semua pihak agar pendidikan dan pengembangan potensi anak bangsa dapat diarahkan menuju terbentuknya insan kamil.

 

POLA PEMBINAAN SANTRI

Pembinaan yang diterapkan oleh kepengurusan wilayah Az-Zainiyah terhadap santri Nurul Jadid ialah dengan memberikan wali asuh kepada santri berdasarkan daerah yang ditempati. Setiap daerah ada struktural kepengurusan yang mengurusi segala rutinitas santri selama di Pondok Pesantren Nurul Jadid. Dari pengurus yang ada di daerah kemudian dikelompokkan sesuai dengan jumlah kamar di daerah yang ditempati sehingga setiap kamar memiliki ibu kamar yang bertanggung jawab terhadap aktifitas dan keadaan santri/anak asuhnya.

Dengan berpedoman kepada visi misi PP. Nurul Jadid, maka perlu diadakannya kegiatan yang bisa mengantarkan santri kepada tujuan diadakannya Pesantren ini. Beberapa kegiatan yang wajib diikuti oleh santri wilayah Az-Zainiyah meliputi pembinaan al-Qur’an, kajian Furudlul ‘Ainiyah, kajian kitab, dan pembinaan akhlaq. Dalam pembinaan al-Qur’an, wilayah Az-Zainiyah menerapkan sistem belajar yang sistematis, sekiranya sesuai dan bisa diikuti oleh santri dalam usaha peningkatan kefashihan membaca dan pemahaman al-Qur’an. Santri di setiap kamar akan dibagi menjadi beberapa kelompok untuk diasuh oleh ibu asuh masing-masing yang dilaksanakan setiap ba’da jama’ah subuh. Kelancaran membaca al-Qur’an santri juga dibantu dengan metode talqin yang dilakukan setiap hari ba’da jama’ah sholat maghrib. Untuk pendalaman kajian kitab kuning, santri diwajibkan ikut pengajian kitab yang diasuh oleh pengasuh PP. Nurul Jadid dengan menggunakan metodewathon (memberi arti pada kitab kuning melalui dikte) di setiap pagi dan sore hari. Contoh lain dari proses belajar yang diberikan kepada santri adalah mereka mendapat tambahan wawasan dari beberapa kegiatan yang telah terealisasi dalam program kerja umum dan khusus wilayah Az-Zainiyah, seperti khitobah umum  yang dilaksanakan setiap bulan, kemudian Klip-Az yang dilakukan setiap satu tahun satu kali dengan bermacam-macam lomba yang diikuti oleh semua daerah di wilayah Az-Zainiyah, dan lain-lain. Selain itu juga dilakukan suatu pendekatan komunikasi melalui lisan maupun teladan tindakan dalam rangka pembinaan akhlaqul karimah bagi santri Az-Zainiyah Nurul Jadid.

 

 Profil Wilayah Az Zainiyah dalam bentuk pdf silahkan  Sekilas Tentang Wilayah Azzainiyah (dalbar) (4163 downloads )

 

 

Sekilas Tentang Wilayah Al-Hasyimiyah

PROFIL SINGKAT WILAYAH AL-HASYIMIYAH

PONDOK PESANTREN NURUL JADID

PAITON PROBOLINGGO

Pondok Pesantren Nurul Jadid terbagi menjadi delapan wilayah. Satu wilayah pusat untuk santri putra dan tujuh wilayah khusus santri putri yang terdiri dari wilayah barat atau utara yang dikenal dengan wilayah Az-Zainiyah, wilayah timur dikenal dengan wilayah Al-Hasyimiyah dan wilayah selatan yang dikenal dengan wilayah Fatimatuz Zahro, Al-Mawaddah, Zaid bin Tsabit atau biasa dikenal dengan Gang K, dan Al-Lathifiyah serta wilayah utara khusus STIKES atau biasa disebut dengan An-Nafi’iyah .

Pondok Pesantren Nurul Jadid wilayah Al-Hasyimiyah terletak di bagian paling timur dari batas pesantren. Wilayah ini diasuh oleh Ibunda Nyai HJ. Masruroh Hasyim_ Istri dari putera pertama  pendiri Pondok Pesantren Nurul Jadid sakaligus pengasuh kedua, KH. Hasyim Zaini. Di bawah naungan dan asuhan beliaulah Pondok Pesantren Nurul Jadid Wilayah Al-Hasyimiyah yang awalnya hanya didomisili oleh beberapa santri dan hanya dibangun beberapa asrama kecil, berkembang pesat dan terus mengalami perkembangan yang cukup signifikan dengan jumlah santri pada saat ini  kurang lebih 1.595 santri.

KEGIATAN KEPESANTRENAN

Dalam Penanaman keimanan dan ketakwaan serta pengembangan keilmuan dan wawasan santri. Pondok Pesantren Nurul Jadid wilayah Al-Hasyimiyah senantiasa mengadakan kegiatan-kegiatan yang menunjang terhadap proses pengembangan santri.

Adapun kegiatan kepesantrenan yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Nurul Jadid wilayah Al-Hasyimiyah ini meliputi dua kegiatan pokok, yaitu kegiatan yang mengarah pada pendidikan santri dan kegiatan yang mengarah pada pembinaan santri.

Pendidikan Santri

Wilayah al-Hasyimiyah sebagai bagian dari Pondok Pesantren Nurul Jadid yang menggunakan sistem pendidikan terpadu, antara pendidikan salaf dan pendidikan modern, menampung santri yang sedang menempuh studi di berbagai lembaga formal yang ada di bawah naungan Pondok Pesantren Nurul Jadid, Untuk mengoptimalkan potensi serta menfasilitasi berkembangnya bakat dan minat santri, maka wilayah al-Hasyimiyah mendirikan beberapa lembaga non formal sebagai berikut:

  1. Lembaga I’dadiyah, lembaga ini adalah lembaga awal khusus bagi santri baru untuk memperdalam Furudh al-Ainiyah dan penanaman karakter. Lembaga ini merupakan lembaga dasar yang wajib ditempuh selama satu tahun oleh semua santri baru yang belum menguasai Furudh al-Ainiyah.
  2. Lembaga Pengembangan Bahasa Asing (LPBA), lembaga ini berbasis kebahasaan yang terfokus pada pengembangan keterampilan berbahasa Arab dan Inggris.
  3. Lembaga Kajian Keislaman Al- Hasyimiyah (LSK), lembaga ini focus pada pengembangan ilmu keagamaan dan kajian kitab.
  4. Lembaga Pendidikan Al-Qur’an (LPQ) al-Hasyimiyah, lembaga ini fokus pada kegiatan Tahfidz (Hafalan) dan Tahsin al-Qiro’ah dan Madrasatul Qur’an (MQ).
  5. Madrasah Diniyah Al-Hasyimiyah, lembaga ini focus pada pendalaman ilmu keagamaan seperti ilmu tauhid, akhlaq, fiqh, ilmu alat, hadist dan lain sebagainya.

Pembinaan Santri

  1. Pembinaan Keagamaan : Pembinaan ini dilakukan oleh divisi ubudiyah yang meliputi shalat berjamaah, kegiatan keagamaan (pembacaan tahlil, istighatsah, burdah, barzanji dll), divisi Pembinaan Al-Qur’an, divisi kegiatan belajar meiputi pembinaan Furudl Al-‘ainiyah dan pengajian kitab yang dilaksanakan pada pagi dan sore hari
  2. Pembinaan Keilmuan dan Skill : Pembinaan ini dilaksanakan oleh divisi diklat dan keterampilan dengan memetakan santri sesuai bakat dan minatnya meliputi; kaligrafi, jurnalistik, tata boga, menjahit, seni qiro’ah, dll.
  3. Pembinaan Akhlak dan Mental : Pembinaan ini dilaksanakan oleh Bimbingan dan Konseling (BK) dengan membagi santri menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 13 santri dalam masing-masing kelompok dengan satu pengurus yang di sebut dengan wali asuh. Wali asuh tersebut kemudian berperan sebagai ibu dalam hal pembinaan, khususnya pembinaan akhlak dan mental.

 

 

Profil Wilayah Al-Hasyimiyah dalam bentuk pdf silahkan  Sekilas Tentang Wilayah Alhasyimiyah (daltim) (3819 downloads )

 

 

Sekilas Tentang Wilayah Fatimatuz Zahro’

PROFIL SINGKAT WILAYAH FATIMATUZ ZAHRO’

PONDOK PESANTREN NURUL JADID

PAITON PROBOLINGGO

Pondok Pesantren Nurul Jadid terbagi menjadi empat Wilayah. Satu Wilayah pusat untuk santri putra dan tiga Wilayah untuk santri putri, yang terdiri dari Wilayah barat atau utara yang dikenal dengan Wilayah Az-Zainiyah, Wilayah timur yang dikenal dengan Wilayah Al-Hasyimiyah dan Wilayah selatan yang dikenal dengan Wilayah Fathimatuzzahro’. Pondok Pesantren Nurul Jadid Wilayah Fathimatuzzahro’ terletak di bagian paling selatan dari batas pesantren. Wilayah ini diasuh oleh Ibu Nyai Hj. Aisyah Zaini, putri ketiga pendiri Pondok Pesantren Nurul Jadid KH. Zaini Mun’im. Di bawah naungan dan asuhan beliau, Pondok Pesantren Nurul Jadid Wilayah Fathimatuzzahro’ yang awalnya hanya ditempati oleh beberapa santri dan hanya dibangun beberapa asrama kecil, berkembang pesat dan terus mengalami perkembangan yang cukup signifikan.

Pada tahun 2000, setelah pengasuh KH. Hasan Abdul Wafie, suami dari Ibu Nyai Hj. Aisyah Zaini wafat, beliau tetap gigih berjuang dan mendidik santri-santri yang sejak semula telah menuntut ilmu di Pondok Pesantren Nurul Jadid Wilayah Fathimatuzzahro’. Kepedulian, kegigihan dan perjuangan beliau ini dibuktikan dengan perubahan dan penambahan lokal asrama santri serta berbagai fasilitas yang menunjang terhadap keberlangsungan proses belajar mengajar santri.

Kondisi santri di Wilayah Fathimatuzzahro’ yang awalnya hanya ditempati oleh beberapa santri saja, kini mengalami perkembangan dan terus berkembang di setiap tahunnya. Selain karena tata ruang dan asrama santri yang didesain seindah mungkin, juga karena adanya taman-taman bunga disekitar halaman asrama di Wilayah Fathimatuzzahro’ ini, yang membuat para santri merasa nyaman dan betah berada di Pondok Pesantren Nurul Jadid ini. Penempatan bangunan-bangunan yang didesain semenarik mungkin serta perhatian pengasuh pada keindahan dan kebersihan lingkungan pesantren menjadikan proses belajar santri menjadi nyaman. Selain dikenal dengan pendidikan dan pembinaannya yang intensif, Pondok Pesantren Nurul Jadid Wilayah Fathimatuzzahro’ juga dikenal dengan keindahan dan kebersihan lingkungannya.

Sejalan dengan perkembangan zaman dan berkat komitmen pesantren dalam menjalankan visi tafaqquh fid diin, maka keberadaan pondok pesantren Nurul Jadid Wilayah Fathimatuzzahro’ dari tahun ke tahun semakin diminati oleh masyarakat, sehingga antara jumlah santri dan sarana-prasarana menjadi tidak seimbang. Oleh karenanya, perlu adanya kepedulian semua pihak agar pendidikan dan pengembangan potensi anak bangsa dapat diarahkan menuju terbentuknya insan kamil.

PENDIDIKAN DAN DAKWAH YANG DISELENGGARAKAN

  • Madrasah Dinyah Fathimatuzzahro’
  • Kajian Kitab-Kitab Kuning
  • Kelompok Studi Khusus Fathimatuzzaahro’(KSK FAZA)
  • Al-Fathimiyah (Lembaga Bahasa Arab)
  • Faza English Club (Lembaga Bahasa Inggris)

 

Profil Wilayah Fatimatuz Zahro’ dalam bentuk pdf silahkan  Sekilas Tentang Wilayah Fatimatuzzahro' (dalsel) (2198 downloads )

 

 

Sekilas Tentang Wilayah Al-Lathifiyah

PROFIL SINGKAT WILAYAH AL-LATHIFIYAH

PONDOK PESANTREN NURUL JADID

PAITON PROBOLINGGO

Sejarah berdirinya wilayah Al-Lathifiyah dimulai pada tahun 2012 tepatnya pada bulan Desember, Pada waktu itu KH.Moh.Romzi Al-Amiri Mannan, S.H., M.H.I (Pemangku wilayah) mewajibkan mahasantri Ma’had Aly putri berdomisili di wilayah Al-Lathifiyah yang pada saat itu masih  Bernama Wilayah Al-Amiri Putri. Pada waktu itu hanya sekitar 10 -15 orang yang merupakan berasal dari NTB, Tuban, Bondowoso, Jember, Kraksaan, paiton, bawean dan Bali. Baru setelah tahun 2013 Ny, Hj. Lathifah Wafie meresmikan nama Wilayah  Al-Amiri Putri menjadi wilayah yang seperti kita kenal pada saat ini, Wilayah Al-lathifiyah atau yang biasa kita sebut dengan gang J Putri.

 

Visi & Misi

Mencetak Kader Ulama’ yang memiliki wawasan luas serta skill yang mempuni yang bisa menjawab tantangan global

Misi

  1. Membina para Mahasantri dengan pola pembinaan yang   berorientasi terhadap kajian keislaman
  2. Mengembangkan bakat dan minat mahasantri yang berkaitan dengan dunia keulamaan
  3. Bersinergi dengan Ma’had Aly dalam menyelengarakan system pendidikan yang konfrehensif dengan menggabungkan tradisi perguruan Tinggi dengan Pesantren.

 

Keunggulan / fokus.

Wilayah Al-lathifiyah merupakan Wilayah khusus bagi Mahasantri Ma’had Aly,  I’dadiyah dan Tamhidiyah.  Ma’had Aly sendiri adalah Lembaga yang mengkaji ilmu agama  (kitab Kuning). Jadi Wilayah ini adalah tempat bagi Mahasisiwi yang mempunyai bakat, minat dan kemauaan  yang tinggi untuk mendalami Agama Islam khusunya kitab-kitab klasik dan kontemporer. Oleh karena itu, semua program Wilayah bersinergi & terpadu dengan Ma’had Aly. Yang perlu kalian ketahui di Wilayah Al-Lathifiyah ini, ada 3 tingkatan pengkajian kitab, yaitu: Tamhidiyah, i’dadiyah dan Ma’had aly itu sendiri.  Al-Lathifiyah juga mengembangkan kegiatan Ekstrakurikuler, seperti Khitobah setiap minggu sekali, Praktek Ibadah, majlis al-lughoh, Hadrah, senam sehat dll.

 

Alumni

Alumni Wilayah Al-Lathifiyah banyak mengisi pos-pos penting di Masyarakat mulai dari Pengusaha, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Tokoh Masyarakat,  Pengasuh Pesantren, Da’i, hingga Dosen dll.

 

 

Profil Wilayah Al-Lathifiyah dalam bentuk pdf silahkan  Sekilas Tentang Wilayah Allathifiyah (1813 downloads )

 

 

Sekilas Tentang Wilayah An-Nafi’iyah

PROFIL SINGKAT WILAYAH AN-NAFI’IYAH

PONDOK PESANTREN NURUL JADID

PAITON PROBOLINGGO

SEJARAH BERDIRINYA WILAYAH AN-NAFI’IYAH

Wilayah An-Nafi’iyah yang merupakan Asrama mahasiswi Kesehatan STIKES Nurul Jadid terletak didepan gedung perkampusan Pondok Pesantren Nurul Jadid sebelah barat jalan dibelakang kedai buku. Wilayah An-Nafi’iyah merupakan wilayah termuda diantara wilayah putri lainnya yang didirikan pada tahun 2013 dan dirintis oleh KH. Hefniy, M.Pd dan Nyai Hj. Hanunah Nafi’iyah.

Asrama mahasiswi Kesehatan STIKES Nurul Jadid yang awalnya berada di Pondok Pesantren Wilayah Az-Zainiyah sejak tahun 2011 dan pada tahun 2013 santri yang merupakan mahasiswi kesehatan STIKES Nurul Jadid kini menetap di wilayah An-Nafi’iyah di bawah didikan KH. Hefniy, M.Pd dan Nyai Hj. Hanunah Nafi’iyah. Dan kini Jumlah santri Wilayah An-Nafi’iyah terus mengalami perkembangan yang cukup signifikan sesuai kemajuan Lembaga STIKES Nurul Jadid.

Dengan semakin bertambahnya kuantitas santri maka tempat, sarana dan pembinaan yang diberikanpun terus mengejar dan senantiasa memaksimalkan sistem pembinaan agar kualitas santri kian meningkat.

Sejalan dengan perkembangan zaman dan berkat komitmen pesantren dalam menjalankan visi tafaqquh fid diin, maka keberadaan Pondok Pesantren Nurul Jadid wilayah An-Nafi’iyah dari tahun ketahun semakin berkembang, sehingga antara jumlah santri dan sarana-prasarana menjadi kurang seimbang. Oleh karenanya, perlu adanya kepedulian semua pihak agar pendidikan dan pengembangan potensi anak bangsa dapat diarahkan menuju terbentuknya insan kamil.

ASRAMA DAN JUMLAH SANTRI

No Nama Daerah Keterangan Jumlah Santri Jumlah Pengurus
1. Kamar Pembina Mahasiswi yang sudah lulus 8
2. Kamar Pengurus wilayah Mahasiswi 9
3. Daerah A Mahasiswi 20 6
4. Daerah B Mahasiswi 19 5
5. Daerah C Mahasiswi 40 6
Jumlah 79 34
Jumlah Santri 2016-2017 113

 

POLA PEMBINAAN SANTRI

Pembinaan yang diterapkan oleh kepengurusan wilayah An-Nafi’iyah terhadap santri Nurul Jadid ialah dengan memberikan wali asuh kepada santri berdasarkan daerah yang ditempati. Setiap daerah ada struktural kepengurusan yang mengurusi segala rutinitas santri selama di Pondok Pesantren Nurul Jadid. Dari kepengurusan yang ada di daerah kemudian dikelompokkan sesuai dengan jumlah kamar didaerah yang ditempati sehingga setiap kamar memiliki ibu kamar yang bertanggung jawab terhadap aktifitas dan keadaan santri/anak asuhnya.

Dengan berpedoman kepada visi misi PP. Nurul Jadid, maka perlu diadakannya kegiatan yang bisa mengantarkan santri kepada tujuan diadakannya pesantren ini. Beberapa kegiatan yang wajib diikuti oleh santri wilayah An-Nafi’iyah meliputi sholat 5 waktu dan sholat dhuha secara berjama’ah, sholat tahajjud, pembinaan Al-Quran, kajian kitab kuning, morning talk, serta kegiatan belajar mengajar (KBM). Dalam rutinitas sholat Subuh, Asar, Maghrib, Isya’ secara berjama’ah dan sholat tahajjud secara individu dilaksanakan di musholla Asrama wilayah An-Nafi’iyah, sedangkan sholat dhuha dan duhur secara berjama’ah dilaksanakan di musholla kampus STIKES Nurul Jadid. Dalam pembinaan Al-Qur’an, wilayah An-Nafi’iyah menerapkan sistem belajar yang sistematis, sekiranya sesuai dan bisa diikuti oleh santri dalam usaha peningkatan kefashihan membaca dan pemahaman Al-Quran. Dengan ini santri dibagi menjadi 3 kelompok mengaji sesuai dengan darahnya masing-masing yang akan diasuh langsung oleh pembina wilayah An-Nafi’iyah yang dilaksanakan setiap ba’da sholat jama’ah subuh dan maghrib. Untuk pendalaman kajian kitab kuning, santri diwajibkan ikut pengajian kitab yang diasuh oleh Para Kiai dan Ustadz sesuai Jadwal yang telah ditentukan dengan menggunakan metode wathon (memberi arti pada kitab kuning melalui dikte). Sedangkan untuk pendalaman bahasa asing (morning talk) dan kegiatan belajar mengajar (KBM), santri akan dibina oleh tim ahli dibidangnya. Contoh lain dari proses belajar yang diberikan kepada santri adalah mereka mendapat tambahan wawasan dari beberapa kegiatan yang telah terealisasi dalam program kerja umum dan khusus wilayah An-Nafi’iyah, seperti khitobah umum dan main kontes yang dilaksanakan setiap satu bulan dua kali. Selain itu juga dilakukan suatu pendekatan pembinaan akhlaqul karimah bagi santri An-Nafi’iyah Nurul Jadid.

FASILITAS PENUNJANG

  1. Kantor An-Nafi’iyah
  2. Gedung Asrama
  3. Koperasi An-Nafi’iyah (menyediakan kebutuhan santri berupa pakaian, krudung, alat tulis, kitab, peralatan ubudiyah, peralatan mandi, dll)
  4. Musholla Asrama
  5. Kafetaria Asrama
  6. Wisma Tamu An-Nafi’iyah
  7. Unit Kesehatan An-Nafi’iyah
  8. Kamar Mandi
  9. Toilet

KEGIATAN UNGGULAN

  1. Program wajib berbahasa asing (Arab dan inggris)
  2. Tahfidul Qur’an
  3. Pembinaan bakat (MC, Pidato, Qori’ah)
  4. Pembinaan kitab kuning

 

 

Profil Wilayah An-Nafi’iyah dalam bentuk pdf silahkan  Sekilas Tentang Wilayah Annafi'iyah (1665 downloads )

 

 

Begal dan Kekeringan Spritualitas

Dalam realitas kehidupan sehari-hari kita sering kali diperhadapkan pada situasi-situasi dimana persoalan baik dan buruk menjadi demikian pelik. Realitas hidup yang tak selalu mudah memaksa kita untuk bergulat dengan pilihan-pilihan moral yang tidak dengan serta merta semudah memilah antara hitam dan putih.

Kehidupan sekarang semakin kompleks, perubahan yang sangat cepat, persaingan tidak bisa dihindari  pertukaran nilai yang tak bisa dibendung. Kemajuan filsafat, sains, teknologi, telah menghasilkan kebudayan yang semakin maju, proses itu disebut globalisasi kebudayaan. Namun kebudayaan yang semakin maju mengglobal ternyata sangat berdampak terhadap aspek moral.

Manusia saat ini kebanyakan menjadikan kehidupan dunia adalah kehidupan yang abadi, sehingga melakukan apa saja seakan tanpa terikat dengan aturan agama. Untuk itu , Otak kita hanya diisikan oleh realita, bahkan untuk sekedar berharap saja rupanya membutuhkan sebuah keberanian daqn taat akan aturan-atauran ilahi, yang memang dibuat untuk menjaga kemaslahatan hmba.

Salah satu perbuatan yang sangat mengerikan saat ini adalah begal. Begal adalah suatu perbuatan jahat berupa perampasan barang atau harta yang dipakai atau dikenakannya, ini seperti kasus kejahatan berupa penjambretan, penjarahan, serta perampasan. Bahkan, begal itu adalah sebuah segerombolan atau biasanya terdiri dari beberapa orang (lebih dari satu) yang melakukan tindak kejahatan berupa perampasan harta benda serta penjarahan perhiasan yang dikenakan oleh korban.

Dalam setiap agama apapun tindakan kejahatan suatu perbuatan tercela. Perbuatan ini adalah prilaku dimana tuhan tidak akan membiarkan tindakan semacam ini dan pasti ada tindakan tegas berupa siksa.

 

Akal tak Lagi Berfungsi

Ada kerusakan akal pada pelaku begal ini, nilai logik berkaitan dengan berpikir, memahami, dan mengingat akan tindakan yang dilakukannya tidak lagi berfungsi. Seharusnya akal mampu menjadi sopir aktifitas kesehariannya. Agar mampu menghasilkan pikiran, pemahaman, pengertian, peringatan (ingat)  adalah menjadi buahnya. Nilai ini menjadi dasar untuk berbuat, bertindak. Allah dalam alquran banyak berfirman agar kita berfikir dengan sebutan lubb atau aqal dalam memahami alam ini diantaranya.

 “dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: “Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami.” dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal. (Ali Imran : 7).

Dalam ajaran islam akal memiliki kedudukan yang tinggi dan sering dimanfaatkan dalam perkembangan ilmu pengetahuan, kebudayaan dan perkembangan ajaran-ajaran islam. Sebab kita meyakini juga bahwa hampir semua kaum muslimin berupaya dan berusaha mengambil manfaat akal dalam pengajaran agama dan penjelasan keyakinan agama secara argumentatif.

Pelaku kejahatan tidak mampu menggunakan akalnya dengan baik, hal ini bisa jadi karena lemahnya pendidikan. Pendidikan merupakan proses untuk memberikan penyadaran dan pengetahuan. Jika transpormasi pengetahuan menjadi ilmu dalam dirinya, maka akan sulit untuk melakukan tindakan tidakan yang salah.

Kejahatan dan Kekeringan Spritualitas

Baik dan buruk adalah sebuah pilihan dalam hidup, tuhan memberikan dua bentuk (jahat dan baik) sebagai ujian bagi hambanya untuk mengetahui kualitas keimanannya. Bagi hamba yang tergerak untuk selalu menjadi yang terbaik dalam kesehariannya (sabiqun bil khoirot) adalah mereka yang sangat beruntung karena hati dan pikirannya mendapatkan cahaya ilahi. Begitu juga sebaliknya, bagi hamba tuhan yang melakukan kejahatan, ia kurang berupaya menggunakan potensi akalnya, sehingga ia kalah dengan ajakan-ajakan nafsu. Kekeringan spritualitas merupakan problem utama dalam diri seseorang yang selalu melakukan tindakan tindakan yang kurang baik.

Kekeringan spiritualitas itu bahkan bisa menjadi bencana yang mengancam masyarakat kita bila tidak segera disadari dan diatasi. Bagaimana hal itu bisa dicegah dan diatasi? Kita perlu melihat secara jernih ke dalam lubuk hati dan cara berada kita selama ini. Sejatinya dalam diri kita sudah tertanam nilai-nilai keilahian dari Sang Pencipta, yakni kasih sayang, suka damai, adil, ketakwaan, kejujuran, persaudaraan dan saling menghargai. Itulah nilai-nilai ilahi yang mengangkat kita sebagai manusia bermartabat dan beraklak moral tinggi.

Agama-agama yang dianut masyarakat kita juga telah mengajarkan dan menanamkan nilai-nilai tersebut. Persoalannya, apakah nilai-nilai tersebut benar-benar sudah tertanam dan mewujud dalam cara hidup (pikiran, perasaan dan tindakan) kita? Pertanyaan lebih lanjut, apakah cara beragama kita sungguh sudah otentik, atau hanya sekedar formalitas? Spiritualitas (yang berasal dari kata dasar “spirit”: ruah, roh) adalah sebuah pengalaman akan kehadiran Roh (Yang Ilahi) yang menjadi daya dan menggerakan seluruh diri kita. Spiritualitas menjadi sebuah gaya hidup yang digerakkan Roh Allah. Maka seluruh cara mengada kita akan dijiwai oleh nilai-nilai atau keutamaan keilahian yang ditanamkan Allah di dalam diri kita.

Seseorang yang memiliki spiritualitas mendalam, gaya hidupnya pasti digerakkan dan dijiwai oleh nilai-nilai tersebut. Dia peka dan mudah tergerak untuk mewujudkan nilai-nilai kasih, damai, kejujuran, keadilan dan kepedulian dalam seluruh hidupnya. Kedalaman spiritualitas seseorang akan dapat dilihat bukan sekedar dalam ritual, simbol-simbol dan praktek formal keagamaan yang dilakukan, namun sungguh nyata dalam seluruh kehidupan sehari-hari.

Wallahu’alam

 

Penulis : Ponirin Mika (Sekretaris Biro Kepesantrenan PP. Nurul Jadid dan Anggota Comics (Community of Critical Social Research) Probolinggo)

Kiai Zaini dan Kemakmuran Petani Tembakau

Tepat pada tanggal 23 April 2017 ini, Pondok Pesantren Nurul Jadid akan melaksanakan Haul Pendiri dan Harlah untuk mengingat perjalanan perjuangan para pendahulunya (manakib). Para masyakhih yang telah mendahului menghadap ke hadirat Allah. Telah banyak meninggalkan jasa dalam mewarniai dinamika keummatan dan kebangsaan. Di dalam tradisi pesantren, memperingati sejarah perjuangan para pendahulu terutama pendiri pesantren sebuah keniscayaan. Hal ini diharapkan mampu menghadirkan pengetahuan terhadap sepak terjangnya supaya bisa menjadi ibrah bagi masyarakat pesantren dalam menjalani hdup daam sehari-hari.

Para pendiri pesantren dengan kealiman dan keistikamaannya dalam menjalankan agama mampu menjadi pioner dalam menjaga tradisi salafus sholih. Tradisi yang berlandaskan alqur’an dan hadits, tidak terkecuali Kiai Zaini Mun’im.  Dia adalah seorang ulama yang berasal dari pulau garam madura, keturunan dari orang yang mempunyai kharisma di daerahnya. Dalam sejarahnya ia tidak ingin mendirinkan pesantren, datang ke bumi jawa menghindari keberingasan belanda. Karena belanda, menganggap kiai zaini adalah salah satu bantu sandungan untuk memuluskan keinginannya dalam merebut bumi pertiwi. Intimidasi para penjajah terhadapnya tidak menyurutkan semangat juang dalam menjaga harkat dan martabat bangsa. Meski ia menyadari bahwa ancaman-ancaman demi ancaman itu, akan membahayakan terhadap keselamatan diri dan keluarganya. Namun, totalitas perjuangannya mampu melenyapkan ketakutan-ketakutan.

DesaTanjung, Pilihan Dakwahnya

Setelah mendapatkan restu dari KH. Syamsul Arifin ayahanda KH. As’ad Syamsu Arifin Sokorejo Situbondo agar desa tanjung menjadi tempat pilihan dakwahnya. Maka, KH. Zaini Mun’im memutuskan untuk menetap di desa ini bersama keluarganya. Namun sebelumnya KH. Zaini mengajukan beberapa tempat ke KH. Syamsul Arifin dengan membawa contoh masing-masing tanah. Selain tanah karanganyar, adalah tanah GenggongTimur, dusun kramat, Kraksaan Timur, desa Curahsawo Probolinggo, dan dusun Sumber Kerang. Namun, tanah yang di pilih adalah tanah desa tanjung, akhirnya KH. Syamsul Arifin memerintahkan agar Kiai Zaini menetap di desa itu.

Ini sesuai dengan isyarat yang di alami oleh Kiai Zaini pada saat ia mengambil tanah di desa tanjung, tiba-tiba menemukan sarang lebah dan dipahami jika mendirikan pesantren di tempat ini akan banyak santrinya. Sedangkan isyarat yang lain datang dari KH. Hasan Sepuh Genggong, saat Kiai Hasan sepuh mendatang sebuah pengajian dan melewati desa ini (tanjung) ia berkata pada kusir dokarnya “ di masa mendatang, jika ada kiai atau ulama yang mau mendirikan pondok di desa ini, kelak pondo tersebut akan menjadi pondok besar, dan santrinya akan melebihi santri saya.”

Pada mulanya di desa sangat memprihatinkan, banyaknya binatang buas, sepinya masyarakat yang bercocok tanam, dangkalnya masyarakat memahami agama, untuk yang terakhir ini terlihat jelas dengan praktik keagamaan yang dilakukan masyarakatnya, misanya, dengan keberadaan pohon besar yang tidak boleh di tebang dan di yakini sebagai pembawa berkah keselamatan. Ritual-ritual keagamaan masyarakat di desa ini sangat menyimpang dari ajaran agama islam yang sebenarnya.  Ditandai dengan pemberian sesajen, utamanya keika melaksanakan hajatan dipersembahkan kepada roh kudus yang di tengarahi olehnya berada di pohon tersebut. Begitu pula, dalam kehidupan sosial ekonominya di desa ini sangat terbelakang. Pada saat kiai zaini berada di dusun tanjung (karanganyar) lambat laun, desa ini mulai tertata mulai dari aspek agama, sosial, budaya dan pendidikannya. Kedatangan Kiai Zaini, cukup menyinari gelap gembita pengetahuan masyarakat tanjung. Dari itu, banyak orang yang menyambut dengan rasa suka dan senang, ini tidak lepas dari sikap dan sifatnya Kiai Zaini yang sangat toleran, tasamuh, taadul dan tawazun terhadap orang lain. Dan, rasa empati dalam memperhatikan kondisi sosial ekonomi masyarakat, sehingga kehidupan sehari-harinya selalu berkait dengan kemaslahatan ammah.

Dinamisasi Kehidupan Masyarakat

Lambat laun, masyarakat di desa ini menjadi masyarakat tamaddun. Masyarakat yang mampu mempraktikkan ajaran agama dengan baik dan benar, menciptakan tatanan sosial yang tinggi serta menghasilkan ekonomi yang mapan. Perjuangan demi perjuangan menjadi nafas Kiai Zaini, sesuia dengan kalimat yang pernah di ungkapkannya.” Orang yang hidup di Indonesia ini, jika tidak berjuang (perjuangan yang baik) maka ia telah berbuat maksiat”.

Maka tidak terlalu berlebihan jika kita mengatakan bahwa Kiai Zaini adalah salah satu kiai yang berhasil dalam menciptakan generasi muslim yang memahami islam secara komprehensif kepada masyarakat. Dan ini juga menjadi pendorong ia untuk mendirikan pesantren yang akan meahirkan para pejuang agama di mana saja berada. Sesuai dengan ungkapan yang pernah disampaikannya “saya mendirikan pesantren ini tidak hanya ingin mencetak kiai, melainkan juga ingin mencetak generasi muslim yang memahami agama secara kaffah dan siap mengisi ruang-ruang perjuangan.

Trilogi dan panca kesadaran santri sebagai modal dasar dalam mencetak santrinya. Trilogi yang dimaksud adalah 1. Memperhatikan furudhul ainiyah 2. Mawas diri terhadap dosa besar 3. Berbudi luhur terhadap Allah dan mahluknya. Tiga hal ini ebagi upaya kiai zaini untuk memberikan emahan islam secara utuh dan sempurna. Karena, di dalam trilogi tersebut ajaran-ajaran islam menyelinap. Lain dari itu, panca kesadaran santri di maksudkan agar santri tidak hanya mampu mengetahui pengetahui ilmu agama dan ilmu pengetahuan umum, namun harapannya santri mampu menerapkan ajaran islam universal disetiap ruang kehidupan yang ada.

Kebangkitan Ekonomi Masyarakat

Ia tidak hanya trampil dalam meaksanakan dakwah ajaran agama yang bersifat normatif, tapi,  juga mampu melaksanakan dakwah non normatif. Karena ia sadar bahwa tidak cukup hanya mengajarkan ajaran ritual keagamaan saja, namun lebih menekankan juga terhada dakwah ekonomi masyarakat. Kemskinan akan menyebabkan kekafiran, bukan hanya semboyan yang tertulis rapi dalam hadits, justru ini merupakan persoalan yang mendasar dalam kehidupan.

Dengan kelihaiannya, ekonomi masyarakat menjadi baik, dengan upaya-upaya yang dilakukannya. Maklum juga, lincahnya Kiai Zaini dalam meningkatkan ekonomi masyarakat tidak lepas dari bimbingan ayahandanya baik secara langsung maupun tidak langsung. KH. Abdul Mu’im ayanda Kiai Zaini adalah pebisnis handal.  Untuk meningkatkan ekonomi masyarakat Kiai Zaini memperkenalkan tanaman baru, yakni tembakau yang bibitnya di bawa dari madura, seiring perkembangan waktu, ternyata tanaman ini cocok dengan keadaan tanah di desa ini, akhirnya tanaman tembakau menjadi penghasilan pokok masyarakat tanjung bahkan penikmat tembakau di rasakan oleh masyarakat seantero indonesia. Kemamuran masyarakat tanjung tidak lepas dari salah satu usahanya, dalam membangkitkan ekonomi. Sehingga, pada akhirnya desa tanjung menjadi desa berkembang,  baik berkait persoalan agama, pendikan, sosiak dan ekonominya.

Jazakullah Khairon Katsira

*) Refleksi Haul dan Harlah PPNJ ke 68

 

Penulis : Ponirin Mika (Sekretaris Biro Kepesantrenan PP. Nurul Jadid dan Anggota Comics (Community of Critical Social Research) Probolinggo)

Mengenang Perjuangan Para Almarhumin Pondok Pesantren Nurul Jadid

nuruljadid.net – Pondok Pesantren Nurul Jadid hari ini (23/04) telah berumur 68 tahun. Di usia yang ke 68 tahun ini beberapa perkembangan telah dilakukan menyesuaikan dengan perkembangan zaman yang terjadi. Pondok Pesantren yang merupakan lembaga dakwah islamiyah ini memiliki peran yang sangat penting dalam mencetak generasi yang berakhlakul karimah dan berinteligensi mapan. Itu terbukti dengan beberapa lembaga formal dan non formal yang berdiri di Pondok Pesantren Nurul Jadid. Pemahaman tentang ilmu pengetahuan berbasis agama dan umum telah dilakukan oleh Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Namun, jangan melihat Pondok Pesantren Nurul Jadid yang sekarang, lihatlah para almarhumin atau kiyai PP. Nurul Jadid terdahulu yang telah berjuang keras untuk membangun Pondok Pesantren Nurul Jadid yang mampu meminimaslisir bahkan menjawab kekhawatiran masyarakat.

KH. Zaini Abdul Mun’im contohnya, beliau yang dalam biografinya berjuang melawan penjajah dan mempertahakankan kemerdekaan RI rela untuk dikurung dalam sebuah sel oleh penjajah. Semangat melawan penindasan, ketidakadilan, dan kesewenang-wenangan telah tertanam di dalam diri Kiai Zaini Mun’im. Ini terlihat sejak masa mudanya, terutama setelah beliau pulang dari Makkah (1934). Ketika itu, beliau mulai memperhatikan berbagai persoalan yang melilit kehidupan masyarakat sekitar, sekaligus terlibat langsung dalam kancah perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Untuk memperjuangkan kepentingan masyarakat banyak, khususnya dalam bidang sosial-ekonomi, beliau aktif dalam organisasi Nahdlatul Ulama (NU) di Pamekasan. Meski sebagai Pengasuh Pondok Pesantren Panggung Galis, beliau tidak segan segan ikut terjun langsung menangani berbagai persoalan yang dihadapi masyarakat, terutama tentang kebijakan pemerintah kolonial Belanda di bidang pertanian (tembakau).

Petuah KH. Zaini Abd. Mun’im

Selain itu, beliau juga aktif terlibat sebagai pejuang dalam mempertahankan NKRI, baik pada masa pendudukan Jepang maupun Belanda. Pada masa Jepang, beliau dipercaya sebagai pimpinan Barisan Pembela Tanah Air (PETA). Beliau pernah dikempe (suatu tanda akan dihukum mati) oleh tentara Jepang, namun akhirnya masih bisa diselamatkan. Selanjutnya, beliau juga dipercaya sebagai pimpinan Sabilillah ketika melakukan Serangan Umum 16 Agustus 1947 terhadap bala tentara Belanda yang menguasai Kota Pamekasan.

Setelah KH. Zaini Mun’im wafat, perjuangan beliau diteruskan oleh Putera Putera beliau. KH. Hasyim Zaini yang merupakan Pengasuh Kedua Pondok Pesantren Nurul Jadid yang menggantikan Pengasuh dan Pendiri Pertama, ayahanda beliau, KH. Zaini Abdul Mun’im.

Setelah ayahanda wafat, kemudian KH. Moh. Hasyim Zaini melanjutkan perjuangan dan pengabdian ayahandanya sebagai Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid. Sebagai pengasuh kedua, selain tetap melanjutkan gagasan-gagasan ayahandanya, Kiai Hasyim juga memberi warna terhadap konsep pembinaan dan penataan lembaga pendidikan di Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Ketika menjadi Pimpinan Pesantren, selain dibantu oleh adik-adiknya, beliau juga dibantu oleh KH. Hasan Abdul Wafi, yang pada tahun 1976 dipercaya menjadi Dewan Pengawas Pondok Pesantren Nurul Jadid. Dengan semangat kebersamaan yang dibangun, akan lebih memudahkan pengembangan pesantren di berbagai bidang.

Pada masa Kiai Hasyim, di sektor pendidikan, santri terus diupayakan untuk memperdalam agama (tafaqquh fi addin). Dalam bidang keilmuan, santri terus ditempa untuk menguasai khazanah keilmuan klasik yang tertuang dalam kitab kuning, utamanya mereka yang duduk di jenjang Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA). Sedangkan bagi mereka yang duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Umum (SMU) diarahkan untuk menguasai ilmu pengetahuan khususnya MAFIKIB (Matematika, Fisika, Kimia dan Biologi). Tapi bukan berarti mereka tidak menguasai bidang keagamaan, karena bidang tersebut digalakkan di asrama santri. Jadi, pola pendidikan dan pembinaan pada masa Kiai Hasyim ini dilakukan secara integral. Sehingga terjadi sebuah proses yang saling mendukung antara program di sekolah dan pesantren.

Selanjutnya, karena adanya perubahan dari Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), maka pada tahun 1977, Pendidikan Guru Agama Nurul Jadid (PGANJ) 6 tahun berubah menjadi Madrasah Tsanawiyah Nurul Jadid (MTsNJ) untuk kelas I, II, dan III. Sedangkan kelas IV, V dan VI menjadi Madrasah Aliyah Nurul Jadid (MANJ).

Petuah KH. Hasyim Zaini

Pada jenjang pendidikan tinggi juga mulai terlihat adanya peningkatan. Pada tahun 1979/1980 dirintis berdirinya Sekolah Tinggi Ilmu Syariah. Hal lainnya adalah, membekali santri dengan keterampilan hidup (life skill) melalui pendelegasian mengikuti pelatihan, baik tingkat wilayah maupun tingkat nasional. Selanjutnya, mulai dirintis pula adanya keterampilan santri, di antaranya adalah elektro, percetakan, jahit-menjahit, pertanian dan keterampilan berbahasa (Arab-Inggris). Selain itu, para santri dan alumni juga dianjurkan untuk mengisi birokrasi.

Adapun jumlah santri pada masa Kiai Hasyim Zaini meningkat drastis. Pada tahun 1983, jumlah santri Pondok Pesantren Nurul Jadid mencapai sekitar 2000 santri.

Perkembangan pesantren berjalan dengan cepat, dimulai dari banyaknya santri yang mondok di Pondok Pesantren Nurul Jadid hingga menyentuh kepada pembangunan sarana prasarana di Pesantren. Hal itu terus dilakukan oleh Pengurus Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Sampai akhirnya pada tahun 2017 ini Pondok Pesantren Nurul Jadid sudah berusia 68 tahun. Terus berkembang sesuai dengan tuntutan zaman. Hal itu terbukti dengan bertambahnya kebutuhan sarana prasarana yang tak sebanding dengan jumlah santri saat ini.

Untuk mengenal lebih dalam tentang perjuangan almarhumin kiai pendahulu Pondok Pesantren Nurul Jadid, bisa merujuk ke halaman biografi.

Untuk mengetahui perkembangan Pondok Pesantren Nurul Jadid pantau terus di topik laporan perkembangan.

MoU BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan, Launching A’malul Yaum Android dan LAZISKAF Azzainiyah Nurul Jadid di Rapat Pengurus, Walisantri dan Alumni

nuruljadid.net – Pesantren merupakan sebuah lembaga yang bergerak dalam keislaman telah dianggap sebagai solusi dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada dewasa ini yang mampu meminimalisir kekhawatiran masyarakat. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat membuat akhlak generasi penerus mengalami penurunan atau yang lebih trend dikenal dengan “Degradasi Moral”. Berkembangnya sebuah pesantren tidak lepas dari peran masing masing pihak yang saling berkaitan terutama dari walisantri. Dengan memperhatikan kegelisahan masyarakat diharapkan pesantren mampu untuk menjadi sebuah solusi dari permasalahan yang ada. Oleh karena itu, dengan tetap berpegang teguh kepada prinsip prinsip keislaman dan visi misi pesantren, hari ini (ahad, 23/04/2017) Pondok Pesantren Nurul Jadid mengadakan Rapat Pengurus, Walisantri dan Alumni. Yang bertujuan untuk meminimalisir dan menjawab kegelisahan masyarakat.

Jalannya Acara

Acara yang dilaksanakan pada pukul 08.00 WIB ini berlangangsung dengan suasana yang khidmat. Selain bertujuan untuk memberikan sebuah pelayanan yang baik bagi masyarakat, tujuan lain dilaksanakannya kegiatan ini adalah untuk memperkuat jalinan silaturrahim antara pengurus pesantren dengan walisantri dan alumni.

Sebelum acara  Rapat Pengurus, Walisantri dan Alumni dilaksanakan, beberapa rangkaian acara dilaksanakan. Pada awal acara, sambil menunggu para walisantri, alumni dan simpatisan hadir, Pondok Pesantren Nurul Jadid menampilkan group Hadrah yang bernama Firqoh Hadrah Az Zainiyah Nurul Jadid yang terkenal dengan nama panggilan “FIRHAZ NURUL JADID”.

Setelah penampilan dari Hadrah Firhaz, maka dibukalah acara oleh Master of Ceremony (MC) yang pada hari ini diamanahkan kepada Ust. Mujiburrohman Bakrie degan pendamping MC, Ust. Zainullah Aswi. Beberapa rentetan acara pun disampaikan secara detail.

Pembacaan kalam illahi yang dilantunkan oleh Ust. Sa’ari menjadikan suasana semakin sakral. Kondisi acara yang panas tak membuat para undangan yang hadir beranjak dari tempat. Kehengingan terasa sehingga acara yang berlangsung menjadi tenang. Acara yang dilanjutkan dengan sambutan sambutan yang diawali oleh sambutan dari Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Moh. Zuhri Zaini. Dalam sambutan beliau, beliau menyampaikan banyak hal terutama dalam segi perkembangan Pondok Pesantren Nurul Jadid.

“Pondok Pesantren Nurul Jadid yang usianya sudah mencapai ke 68 tahun telah mengalami perkembangan. Dan nanti perkembangan Pondok Pesantren Nurul Jadid dalam satu tahun terakhir akan disampaikan secara detail oleh Kepala Pesantren Pondok Pesantren Nurul Jadid” dawuh beliau.

Tak hanya bertutur tentang perkembangan pesantren saja, beliau juga memberikan sedikit motivasi dan dorongan kepada para undangan yang hadir. Menghadapi problematika yang terjadi di masyarakat tentang keanekaragaman di Indonesia.

“masih banyak kelompok yang tak sepenuhnya menghormati perbedaan dan keanekaragaman. Padahal itu merupakan sunnatullah yang harus dijaga dan dihargai” dawuh beliau.

Toleransi antar sesama itulah yang beliau maksudkan.  Beliau juga menambahkan “kita harus menjaga dan menghormati perbedaan itu. Keanekaragaman itu tak harus seragam. Dengan semangat ukhuwah islamiyah, kita harus banyak bersyukur walaupun banyak perbedaan. Tapi kita tetap harus disatukan dalam keimanan” Dawuh KH. Moh. Zuhri dalam sambutan beliau.

Akhir dalam sambutan beliau, beliau mengutip sebuah doa dari Nabi Muhamamd SAW kepada Allah SWT.

“Doa Nabi, hidupkan saya dalam keadaan miskin, matikan saya dalam keadaan miskin dan kumpulkanlah saya bersama dengan orang orang miskin. Kita memang tidak bisa meneladani Nabi, tapi paling tidak kita bisa meniru beliau walaupun hanya sedikit” dawuh pengasuh ke IV PP. Nurul Jadid.

Dalam acara ini, nampak ratusan bahkan ribuan orang berkumpul untuk mengikuti acara ini. Acara semakin meriah dengan penandatanganan Memorendum of Understanding (MoU) antara Pondok Pesantren Nurul Jadid dengan Badan Penyelenggaran Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dan Ketenagakerjaan. Lembar MoU ditandatangani oleh Pengasuh dan disaksikan oleh Kepala Pesantren, KH. Abd. Hamid Wahid. Tujuan dilakukan MoU ini adalah bentuk kepedulian pesantren terhadap tenaga pendidik dan kependidikan di seluruh lembaga formal yang berada di bawah naungan Pondok Pesantren Nurul Jadid. Dan dalam kegiatan ini juga dilakukan launching A’malul Yaum Berbasis Android yang dibuat oleh santri PP. Nurul Jadid dan launching Lembaga Amil Zakat, Infaq dan Shadaqah (LAZISKAF) Az Zainiyah Nurul Jadid yang proses launchingnya langsung dipimpin oleh Pengasuh dengan menekan tombol enter yang berfungsi sebagai lauching secara simbolis. Bersamaan dengan tertekannya tombol enter oleh Pengasuh, video singkat A’malul Yaum dan LAZISKAF diputar.

Penanda tanganan MoU oleh Pengasuh

Selain itu, tepat pukul 10.30 WIB, semua mata tertuju pada seorang Kapolres Probolinggo yang dikawal dengan beberapa ajudannya ketika hadir dalam acara ini. Bapak Arman Asmara Syarifuddin, Kapolres Probolinggo hadir dan duduk bersebelahan dengan pengasuh. Dalam rundown acara yang telah dipersiapkan panitia, Bapak Kapolres diminta untuk memberikan sambutan kepada semua undangan yang hadir pada siang hari ini.

“Saya mau mengucapkan banyak terimakasih kepada Pondok Pesantren Nurul Jadid yang sudah melakukan kerjasama dengan pihak kepolisian Probolinggo dengan sebuah aplikasi yang sangat membantu keamanan dan kenyamanan masyarakat. Aplikasi bromo perkasa yang telah dirancang oleh santri Nurul Jadid berhasil menembuh aplikasi nomer satu di Jawa Timur yang banyak membantu kami dalam menjadi pelayan masyarakat” ujar Bapak Arman.

“Saya bangga dengan PP. Nurul Jadid karena PP. Nurul Jadid merupakan satu satunya Pondok Pesantren di Indonesia yang berhasil menciptakan sebuah aplikasi untuk melayani masyarakat. Dan aplikasi “Bromo Perkasa” ini sudah saya ajukan kepada Pusat untuk diikutkan lomba tingkat Nasional pada pertengahan bulan Mei 2017” tambah beliau

Pada kesempatan kali ini, informasi merupakan sebuah kebutuhan bagi masyarakat, namun bukan berarti seluruh informasi yang disebarkan masyarakat itu benar benar riil. “Kita harus terlebih dahulu melakukan klarifikasi tentang informasi yang telah diperoleh. Khawatir itu adalah hoax. Karena hoax pada akhir akhir ini sudah membooming di kalangan masyarakat” nasihat beliau.

Setelah Bapak Kapolres Probolinggo memberikan sambutan, tibalah waktunya untuk KH. Marzuki Mustamar membrikan tausiyah. Dalam tausiyah beliau, beliau menyampaikan bahwa pancasila adalah ideologi negara dan NKRI harga mati. Tausiyah yang berisikan tentang problematika kekinian beliau sampaikan lengkap dengan solusinya.

Usai beliau memberikan tausiyah, segenap undangan VIP dipersilahkan untuk melakukan ramah tamah bersama Pengasuh dan acara Rapat Walisantri dan Alumni dilaksanakan setelah para undangan VIP meninggalkan lokasi acara.

Laporan perkembangan pesantren dalam kurun satu tahun dilaporkan oleh Kepala Pesantren Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Abd. Hamid Wahid. Dalam laporan beliau, beliau memberikan informasi perkembangan dan kegiatan kegiatan yang telah dilakukan oleh Pesantren dan lembaga dibawah naungan pesantren. Salah satu diantaranya adalah perkembangan jumlah santri, kamar santri, sarana prasarana pesantren dan kegiatan kegiatan yang akan dan telah dilakukan oleh Pesantren selama periode 2016 – 2017. Acara rapat yang berlangsung selama satu jam (pukul 12.30 WIB – 13.30 WIB) dan acara ini ditutup dengan pembacaan hamdalah oleh Kepala Pesantren. (Q2/Red)