Pos

Menuju Universitas, Biro Pendidikan Tinggi (DIKTI) PP. Nurul Jadid Berkunjung ke UNWAHA Jombang

nuruljadid.net –   Ahad, 20 Agustus 2017, Biro Pendidikan Tinggi (Biro Dikti) melakukan kunjungan ilmiah ke Pondok Pesantren Bahrul Ulum Jombang.

Kunjungan tersebut diikuti oleh tiga pimpinan  perguruan tinggi yang berada di bawah Yayasan Nurul Jadid, yaitu Rektor IAI Nurul Jadid, Ketua STT Nurul Jadid dan Ketua Stikes Nurul Jadid Paiton Probolinggo. Kunjungan tersebut bertujuan untuk mengembangkan lembaga tinggi di Pesantren Nurul Jadid menjadi Universitas yang berbasis pesantren.

Rombongan dari Pondok Pesantren Nurul Jadid diterima oleh Dr. Fathullah Malik, selaku wakil Rektor 1 Universitas KH. Wahab Hasbullah (UNWAHA). Dalam sambutannya beliau menyampaikan bahwa, sekilas kita memiliki budaya yang sama, yaitu lembaga pendidikan tinggi yang berada di Pondok Pesantren dan perguruan tinggi yang berazazkan ahlussunnah wal jamaah atau berbasis Nahdliyin.  Universitas yang kita miliki ini merupakan cita – cita dari KH. Wahab Hasbullah yang sangat visioner. Tentunya tidak mudah untuk mewujudkan universitas ini, diperlukan  ketelatenan dan usaha keras untuk mewujudkan ini semua.

Selain itu, KH. Abdul Hamid Wahid selaku Kepala Biro Dikti PP. Nurul Jadid Paiton Probolinggo menyampaikan bahwa kedatangan kita ke UNWAHA (Universitas KH. Wahab Hasbullah) ini tidak lain adalah untuk menimba ilmu terkait dengan merger 3 perguruan tinggi yang ada di PP. Nurul Jadid menjadi Universitas di bawah naungan kemenristek dikti.

“Kami tidak bisa menunggu lagi, karena perguruan tinggi pesaing juga sudah berkompetisi untuk meningkatkan mutu PTKI. Nah.. mumpung ada peluang dari KEMENRISTEK DIKTI, maka kita mencoba ambil peluang menjadi universitas. Dengan model beberapa program studi di lembaga kami, insya’ allah kami bisa apabila disertai kesungguhan, ikhtiar dan Doa.” Ujar Beliau, Kepala Biro Dikti sekaligus Rektor IAI Nurul Jadid Paiton Probolinggo. (dikti)

Suasana Silaturrahim dan Dialog Interaktif di Ruang Rapat Rektorat UNWAHA Jombang. (Foto : Biro Dikti)

PPIQ Adakan Studium General “Motivasi Mendalami ilmu Al Qur’an.”

nuruljadid.net – Al Qur’an merupakan pedoman hidup bagi manusia terutama di kalangan muslim. Didalamnya terdapat banyak petunjuk dalam kehidupan dunia lebih lebih akhirat. Namun sayang, akhir akhir ini minat belajar dan mendalami ilmu Al Qur’an sudah mulai terkikis. Mereka lebih terfokuskan untuk mempelajari ilmu umum yang berkembang pesat pada zaman ini.

Atas dasar itulah, Pusat Pendidikan Ilmu Al Qur’an (PPIQ) Pondok Pesantren Nurul Jadid mengadakan legiatan Studium General (SG). Dengan tujuan untuk menanamkan raasa keingintahuan dan kecintaan terhadap Al Qur’an dan juga mengetahui bahwa betapa butuhnya kita terhadap Al Qur’an.

“Akhir akhir ini minat belajar Al Qur’an semakin seidkit dibandingkan dengan minat untuk mempelajari ilmu umum, seperti ilmu matematika, bahasa inggris dan lain sebagainya, seakan akan Al Qur’an sudah tidak penting lagi” ujar Ust. Ghufron, Kepala Bagian (Kabag) PPIQ dalam sambutannya.

“Tujuan diadakannya kegiatan ini agar teman teman mengenal Al Qur’an lebih dalam lagi dan dapat mengetahui betapa butuhnya kita terhadap Al Qur’an.” Tambah Ust. Ghufron

Pada kesempatan ini, Kabag PPIQ juga menyampaikan laporan kegiatan penerimaan peserta didik baru di PPIQ Nurul Jadid.

Harapan harapan juga terlontarkan dalam sambutan Kabag. PPIQ, diantaranya adalah dapat menjadi orang yang lebih baik lagi dan ghiroh untuk mempelajari serta mendalami Al Qur’an semakin meningkat.

Kegiatan ini juga dihadiri langsung oleh Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Moh. Zuhri Zaini. Diawal tausiyahnya, beliau menyampaikan ucapan penghargaan dan terimakasih kepada keluarga besar PPIQ terutama pengurus yang selama ini telah istiqomah dalam menjalankan amanah pesantren.

Beliau juga menyampaikan bahwa peserta didik PPIQ yang fokus mempelajari dan mendalami Ilmu Al Qur’an merupakan santri plus. Pasalnya, semua santri bisa mempelajari Al Qur’an, namun belajar dengan intensif tidak semua santri melakukannya.

“Karena itu bersyukurlah bahwa saudara saudara dipilih oleh Allah untuk bergelut dan beraktifitas dengan Al Qur’an. Saudara sekalian merupakan tentara Allah yang bertugas untuk menjaga dan memlihara Al Qur’an yang dijamin keasliannya oleh Allah SWT” nasihat beliau kepada peserta Studium General.

Harapan harapan juga beliau sampaikan kepada peserta didik, baik peserta didik di Program tashisul Qiro’ah maupun tahfidzul Qur’an.

“kepada peserta didik di Tahsin, diharapkan tekun dan kalau bisa lanjutkan ke tahfidz. Untuk tahfidz, harus memiliki tekad dalam menghafal dan menjaga Al Qur’an. Karena menghafal memang berat, tetapi tidak seberat menjaga”.

“Jangan hanya belajar dan menghafalkan Al Qur’an saja, kita  juga harus bisa mengamalkannya sekalipun masih belum bisa memahaminya” dawuh beliau. (QZ)

Pendaftar Diterima
PPIQ Putera : 198 Anak Program Tahsinul Qiro’ah : 40 Anak
Program Tahfidzul Qur’an : 20 Anak
PPIQ Puteri : 150 Anak Program Tahsinul Qiro’ah : 43 Anak

Program Tahfidzul Qur’an : 15 Anak

 

Nurdiana Kholidah, Putri Pembawa Bendera

nuruljadid.net-Dalam upacara peringatan kemerdekaan, aksi Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) selalu dinantikan. Salah satu yang paling kerap disorot adalah sosok pembawa bendera merah putih. Tahun ini Nurdiana Kholidah terpilih mendapat kehormatan tersebut.

Nurdiana Kholidah, paskibraka perwakilan SMA Nurul Jadid Kelas XI MIPA 3, santri angkatan tahun 2013, terpilih sebagai pembawa bendera pada upacara pengibaran dan penurunan bendera di lapangan SMA Nurul Jadid, Kamis (17/8/2017).

Dina, sapaan akrab Nurdiana Kholidah, gadis asal Besuki tersebut sangat antusias dan terlihat gembira sekali. Terlihat dari senyumnya yang selalu merekah sebelum dan setelah proses pengibaran bendera.

Menjadi pengibar bendera pada upacara perdana yang digelar di PP. Nurul Jadid merupakan pengalaman pertama Dina di dunia baris-berbaris. “Sangat gugup awalnya. Ada rasa takut tapi saya yakin saya bisa dan akhirnya saya berhasil, alhamdulillah,” ucapnya dengan senyum mengembang.

Dina berharap suatu saayt nanti dia bisa menjadi anggota paskibraka tingkat nasional. Kalaupun tidak dia berharap, kedepannya upacara 17 Agustus di PP. Nurul Jadid bisa terus terlaksana, tentu dengan perbaikan lebih baik dan dengan tim paskibraka yang lebih profesional.

Dara kelahiran situbondo, 27 Agustus 2001 tersebut berharap Pondok Pesantren Nurul Jadid lebih baik lagi dalam penyelenggaraan upacara. “Semoga, kedepan Nurul Jadid semoga selalu istiqomah melaksanakan upacara peringatan kemerdekaan Indonesia dengan banyak perbaikan tentunya,” pungkasnya. (Vie)

Ala Santri, Nuansa Kemerdekaan Pesantren

nuruljadid.net – Dalam rangka merayakan momentum kemerdekaan. Pagi ini, seluruh santri Nurul Jadid dengan semarak berkumpul di lapangan Ayaman mengikuti upacara bendera. Memakai busana khas tipikal pesantren, berkopyah nasional, berbaju takwa putih dan bersarung. Mereka dengan antusias mengikuti upacara tersebut. Tidak lepas dengan pita merah putih yang mereka ikatkan pada kopyah nasionalnya. Menggambarkan sikap bahwa mereka banggga menjadi bangsa Indonesia.

“Lapor, upacara bendera siap dilaksanakan!,” ucap Alwi sebagai Komandan Upacara dengan lantang memimpin jalanya upacara. Tak hanya itu, pelaksanaan upacara juga turut dihadiri oleh pihak anggota KORAMIL (Komando Rayon Militer) Paiton. Tak luput dengan Kh. Abdul Hamid selaku Kepala Pesantren juga turut berpatisipasi dalam kegiatan tersebut.

Panasnya terik matahari sama sekali tidak mengurangi rasa antusias mereka dalam mengikuti kegiatan ini. Wajar saja, kegiatan upacara dimulai pada pukul 09.30 WIB. Dalam keadaan posisi matahari mulai meninggi sehingga panas yang menyengat sedikit membuat peluh berjatuhan.

Baru kali ini, kegiatan upacara ini merupakan yang baru pertama kali diselenggarakan di Pondok Pesantren Nurul Jadid. Untuk menyukseskan kegiatan yang awal kali baru dilaksanakan tentu tidak sedikit beberapa kendala yang dihadapi. Namun, sebab tekad dan kegigihan yang kuat pelaksanaan upacara sampai akhir berjalan dengan baik.

“Kegiatan upacara yang dilaksanakan pagi ini adalah yang perdana dilaksanakan di Nurul Jadid. Alhamdulillah sejak dimulai tadi sampai akhir berjalan denga lancar,” terang Zainullah ketua pelaksana kegiatan. (DL/Q/SY)

Perbarui Cinta Tanah Air dengan Menonton Bareng

nuruljadid.net – Berbagai revolusi yang tengah terjadi di pondok pesantren Nurul Jadid benar-benar menjadi kejutan dan  memberikan warna-warna baru bagi kehidupan santri. Mulai dari integrasi Madrasah Diniyah Nurul Jadid, sistem pembayaran yang terpusat, pengelolaan keuangan santri dengan menggunakan Briva yang dipelopori wilayah Al-Hasyimiyah, hingga perubahan yang paling hangat menjadi obrolan para santri di bulan Agustus ini adalah Gebyar Kemerdekaan RI yang ke-72. Mencolok sekali perbedaannya dengan peringatan kemerdekaan di tahun-tahun sebelumnya. Salah satunya adalah dari awal bulan Agustus, seantero Nurul Jadid telah diramaiakan dengan umbul-umbul serta bendera merah putih.

Menyambut hari lahirnya bangsa Indonesia, kali ini Pondok pesantren Nurul Jadid mengupayakan adanya nafas dalam  memperingati hari yang sangat bersejarah bagi bangsa Indonesia. Hal tersebut merupakan upaya untuk menumbuhkan jiwa nasionalisme pada setiap santri serta bentuk implementasi dari kesadaran berbangsa dan bernegara yang merupakan salah satu poin dalam panca kesadaran santri.

Berbagai agenda yang dilaksanakan bervariasi. Mulai dari menonton bersama film yang bergenre nasionalisme, mengadakan istighosah, serta upacara pengibaran dan penurunan bendera. Pemutaran film perjuangan sendiri dilaksanakan dua kali. Pertama, dilaksanakan pada hari kamis (10/08) dengan judul film Tanah Surga, Katanya.

Film itu berhasil menyentuh hati para santri sampai membuat beberapa santri meneteskan air mata. Antusiasme santri pada agenda pertama tersebut sangat terlihat dari cara mereka yang berbondong-bondong mendatangi tempat acara, yaitu di depan asrama I’dadiyah.

Pada kegiatan yang dihadiri oleh seluruh santri wilayah Al-Hasyimiyah tersebut para santri juga mendapat tamu istimewa yaitu salah satu alumnus Nurul Jadid yang tengah menempuh studi kedokteran  di China. Laila Fakhriyatus Zakiyah yang pada malam itu diberi kesempatan untuk berbagi ilmu dan pengalaman kepada para santri.

Pemutaran film yang kedua dilaksanakan pada tanggal 15 Agustus 2017 dengan film yang tak kalah seru dengan judul Alangkah Lucunya Negeri Ini. Adanya pemutaran film yang mendidik untuk menyambut hari lahir Indonesia bertujuan untuk memantik semangat santri untuk berjuang menuntut ilmu dan berprestasi sehingga dapat berkontribusi dalam membangun negeri.

“Dengan menonton film perjuangan tersebut seluruh santri diharapkan dapat meneladani perjuangan para pembela negeri dan dapat mengisi kemerdekaan dengan kegiatan positif,” ungkap Wildatus Syarifah, Sekretaris Umum Panitia Gebyar Kemerdekaan.

Selain itu, kegiatan ini dilakukan juga sebagai refleksi jiwa agar tetap berjuang untuk mengisi, merawat, dan mempertahankan kemerdekaan dengan cara masing-masing. “Seperti iman, kecintaan pada negeri juga harus selalu diperbaharui, salah satunya dengan acara ini,” tegas Wilda dengan penuh senyum. (Vie/IR)

Daftar Sumbangan Uang Pembangunan Masjid PP. Nurul Jadid Per 14 Agustus 2017

Berikut laporan dari panitia pembangunan Masjid PP. Nurul Jadid Per 14 Agustus 2017 :

 

No Uraian  Jumlah
01 SUMBANGAN TANPA NAMA DAN ALAMAT Rp.  437.149.458,00
02 SUMBANGAN TANPA ALAMAT Rp.  981.145.586 ,00
03 SUMBANGAN MELALUI KOTAK AMAL Rp.  248.051.050,00
04 DANA HASIL PENJUALAN KASET CD FIRHAZ Rp.  150.000.000,00
05 KABUPATEN SITUBONDO Rp. 299.287.000,00
06 KABUPATEN BONDOWOSO Rp. 352.289.000,00
07 KABUPATEN BANYUWANGI Rp.    17.900.000,00
08 KABUPATEN JEMBER Rp.    57.716.000,00
09 KABUPATEN LUMAJANG Rp.   15.050.000,00
10 KABUPATEN PROBOLINGGO Rp.  232.242.100,00
11 KOTA PROBOLINGGO Rp.    63.030.000,00
12 KABUPATEN / KOTA MALANG Rp.  197.800.936,00
13 KOTA SURABAYA Rp.    46.118.000,00
14 KABUPATEN GRESIK / BAWEAN Rp.    25.300.000,00
15 JAKARTA, BOGOR, TANGERANG dan BEKASI Rp.  134.260.000,00
16 PROVINSI BALI Rp.    59.840.000,00
17 KOMUNITAS MASYARAKAT RA’AS BALI Rp.    94.000.000,00
18 KABUPATEN BANGKALAN Rp.    1.800.000,00
19 KABUPATEN SUMENEP Rp.    53.423.000,00
20 KABUPATEN PAMEKASAN Rp.    18.200.000,00
21 PULAU SULAWESI Rp.    23.000.00,00
22 PULAU KALIMANTAN Rp.      2.500.000,00
23 PULAU SUMATRA Rp.      4.000.00,00
24 MALAYSIA Rp.    66.276.736,00
25 SINGAPURA Rp.    56.303.700,00
26 ARAB SAUDI Rp.      3.350.000,00
27 LAIN-LAIN Rp.    84.638.750,00
Jumlah Rp. 3.703.971.316,00

Unggulan Bahasa; Parade Budaya Tiga Negara

nuruljadid.net – Unggulan bahasa SMA Nurul Jadid yang berdomisili di wilayah Al-Hasyimiyah punya ‘gawe’ besar. Kemarin (14/08) asrama unggulan bahasa mengadakan tasyakuran hari kelahiran lembaga. Asrama unggulan bahasa yang dikenal dengan nama Language Acceleration (LA) tersebut genap berumur 13 tahun.

Peringatan hari lahir lembaga ini merupakan kegiatan yang diagendakan setiap tahun dan kegiatan yang selalu ditunggu-tunggu banyak orang. Pasalnya selain rangkaian acara tasyakuran hari lahir acara ini juga sebagai acara puncak lomba mengarang cerita pendek yang diikuti oleh santri wilayah Al-Hasyimiyah.

Acara yang bertempat di depan musholla Al-Hasyimiyah tersebut mampu menjadi magnet bagi para santri. Terbukti dari banyaknya santri yang rela berjubel untuk menyaksikan serangkaian acara yang dikemas dengan nuansa budaya tiga negara yakni Inggris, China dan Arab.

Nuansa budaya tiga negara tersebut disuguhkan sebagai wujud toleransi dan keinginan  untuk selalu bersatu dalam perbedaan.  Acara terbesar sepanjang tahun yang mengangkat tema Pesta Rakyat Al-Hasyimiyah ini juga adalah sebagai wujud berbagi kebahagiaan dengan sesama. “Tema tersebut dipilih karena kami menginginkan semua santri di wilayah ini merasakan kebahagian kami menyambut hari lahir lembaga kami”.  Ucap Zahrotul Fikri Annabila, Presiden AFLA .

Diakhir acara para pemenang diumumkan.  Keluar sebagai pemenang lomba cerpen, saudari Izzul Hukama dengan judul cerpen “Adakah yang Lebih Sakit?”. Sedangkan pemenang lomba Puisi diraih oleh santri daerah Syafiqoh El-Nabilah dengan Judul “Indonesia Terbalik”. (VY)

Gerak Jalan Unik Versi Daltim

nuruljadid.net – Selasa (15/08) untuk kali pertama wilayah Al-Hasyimiyah mengadakan lomba gerak jalan unik. Lomba ini diadakan dalam rangka memeriahkan HUT RI yang ke-72. Peserta lomba yang diketuai oleh Ustadzah Khoirotul Ummah ini merupakan delegasi kelompok yang berisi 13 orang dari setiap daerah. Garis start terletak tepat di depan musholla Al-Hasyimiyah dan garis finish di depan asrama Al-Masruriah.

Lomba ini dimulai dengan delegasi kedua yaitu dari daerah As-Shofwah dikarenakan delegasi pertama dari daerah Zahroil Batul tidak dapat mengikuti lomba. As-Shofwah menggunakan tema kostum serba hitam dengan sentuhan merah putih sebagai hiasan. Dilanjutkan dengan delegasi dari daerah An-Najwa, Syafiqoh El-Nabila, Abidah Ardelia dan daerah-daerah lainnya.

Setiap daerah saling mengunggulkan keunikan kostum dan koreografi masing-masing karena penilaian dilihat dari aspek tersebut. Tak hanya kostum dan koreografi, para peserta juga diharuskan membawakan sebuah puisi yang dibacakan setelah semua peserta selesai menampilkan gerak jalan. Pembacaan puisi pertama oleh daerah As-Shofwah dimulai pukul 17.20 WIB dengan waktu maksimal 5 menit.

Setelah pembacaan puisi dilanjutkan, panitia mengumumkan pemenang lomba gerak jalan ini. Juara kedua dan ketiga diraih oleh daerah Rumaisha Al-Milhani dan Khaula Al-Azwar, sementara juara pertama diraih oleh daerah An-Nuriyah. Tujuan diadakannya lomba gerak jalan unik ini tak lain adalah untuk menumbuhkan rasa nasionalisme sebagai awal munculnya rasa semangat belajar. “Kita jadi santri biar nggak kudet, biar bisa baris berbaris juga” tutur ustadzah Sherly Dwi Agustin selaku panitia. (Ans/Rzk)

Tehnik Melawan “HOAX”

Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, seringkali beberapa orang mendapatkan informasi palsu berkait segala apapun berkait dirinya, keluarga dan sanak famili. Perkembangan teknologi informasi yang semakin canggih, tidak hanya bisa mendatangkan kemaslahatan bagi kehidupan manusia,  ternyata di sisi lain menimbulkan tindak kejahatan yang meresahkan masyarakat. Berita bohong terkadang dilakukan karena iseng, ingin menipu dan bahkan ingin membuat hati orang lain tidak tenang.

Hoax adalah informasi bohong, yang bisa tersebar melalui media apa saja. Hoax tidak hanya berpotensi memberitakan para selebriti, namun, hoax bisa dilakukan oleh siapapun dan kepada siapapaun. Dalam agama Islam Hoax adalah perilaku yang tidak terpuji dan berhukum haram. Karena, hoax adalah fitnah nyata, sedangkan fitnah adalah lebih kejam dari pembunuhan. Dengan maraknya media dan semakin canggihnya teknologi, maka hoax bukan mustahil tidak terjadi. Untuk itu,  ada beberapa hal yang perlu dilakukan untuk melawan hoax

  1. Periksa judul berita/informasi yang provokatif

Judul berita yang menarik dan menghebohkan adalah berita kontroversial itu sangat memancing untuk di share. Apalagi, berkait dengan hal yang berkaitan dengan keluarga dan lainnya.

  1. Telilti sumbernya dan cek situs media yang menginformasikan

Salah satu cara yang paling mudah untuk menelusuri apakah berita tersebut fakta atau palsu. Dengan mengecek situs web, no telpon dan alat informasi lainnya yang menjadi sumber berita, ini dapat mengidentifikasi mana yang fakta dan mana yang hoax.

  1. Berita ‘HOAX’ tidak mengutip opini dari Ahli

Biasanya, narasumber yang dikutip oleh sebuah media akan terlihat jelas dan disebutkan asal-usulnya. Jika menemukan artikel atau informasi yang kontroversial, cek terlebih dahulu apakah artikel/informasi tersebut sekedar memuat sebuah opini dari seseorang/kalangan atau merupakan sebuah laporan berita yang faktual dengan pendapat ahli. Sebisa mungkin jangan sampai langsung ditelan mentah.

  1. Tanyakan langsung kepada yang berwenang

Andai kata, informasi itu mengatasnamakan institusi, maka seharusnya berkoordinasi dan berkomonikasi kepada pihak yang berwenang, klarifikasi penting ditingkatkan. Agar hoax bisa dilawan.

Oleh : Ponirin Mika

Sekretaris Biro Kepesantrenan PP. Nurul Jadid Paiton Probolinggo

Pengurus Az Zainiyah Akhiri Jabatan dengan Pertanggung Jawaban Program Kerja

nuruljadid.net – Satu periode kepengurusan telah berlalu, beberapa program kerja dan kegiatan telah dilaksanakan dengan maksimal oleh Pengurus Wilayah Az Zainiyah. Hari ini (11/08/2017) adalah akhir dari jabatan meraka di periode 2015 – 2017. Mengakhiri dengan pertanggung jawaban adalah sebuah kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pengurus Wilayah Az Zainiyah.

Kegiatan Lembar Pertanggung Jawab (LPJ) dilaksanakan di Mushala Wilayah Az Zainiah serta disaksiakan oleh seluruh kepala-kepela daerah.

Mereka (pengurus Wilayah Az Zainiyah) mempertanggung jawabkan di depan para pengurus senior dengan harapan Wilayah Az Zainiyah dapat berkembang dengan baik dan terus lebih baik kedepannya. Dalam pelaporan (LPJ) ini, telah mendapatkan beberapa evaluasi yang akan dijadikan pijakan untuk melangkah bagi pengurus wilayah di periode selanjutnya.

Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) kali ini dilaksanakan di depan para pengurus senior yang  selama ini ikut mengawal dan mengkontrol kegiatan dan perkembangan wilayah Az Zainiyah (Dalbar).  LPJ ini diawali dengan penyampaian laporan dari beberapa kegiatan yang disampaikan oleh Kepala Wilayah Az Zainiyah, Ustdzah Wahdatul Kholisoh dan dilanjutkan Penyampaian Laporan kegiatan dan keuangan oleh masing masing Kepala Daerah.

“Program Kerja Wilayah yang sudah dilaporkan oleh Kepala Wilayah di awal kegiatan ini, saat ini adalah penyampaian laporan kegiatan dan keuangan oleh masing masing Kepala Daerah” ujar Mila selaku Sekretaris Wilayah Az Zainiyah. (Zaky/Red)

 

Studium General, Tahap Awal Pengenalan Kelembagaan.

nuruljadid.net – Dengan berpedoman kepada Visi dan Misi lembaga, Lembaga Pengembangan Bahasa Asing (LPBA) yang merupakan salah satu Badan Otonom (Banom) PP. Nurul Jadid mengadakan Studium General (SG). SG merupakan kegiatan tahunan yang diadakan oleh LPBA Nurul Jadid bertujuan untuk menyambut kehadiran peserta didik baru LPBA tahun ajaran 2017 / 2018. Kegiatan yang bertajuk “Membuka Jendela Dunia dengan Berbahasa Asing” ini diikuti oleh seluruh peserta didik LPBA dari semua tingkatan.

Selain bertujuan untuk menyambut kehadiran peserta didik baru, kegiatan ini juga bertujuan untuk mengenalkan kelembagaan dibeberapa bidang terutama dalam bidang pengembangan potensi dan keterampilan peserta didik dalam berbahasa asing.

“Kegiatan SG ini dilaksanakan dengan 2 format acara. Acara pertama, kegiatan ceremonial dan kedua adalah Dialog Interaktif.” Ujar Bagian Kesiswaan LPBA, Salman Al Farisi.

Tak hanya melaksanakan SG saja, sebelum hari pelaksanaan, LPBA juga mengadakan lomba Majalah Dinding (Mading) 3 dimensi. Tambah Salman.

Direktur LPBA juga turut menyambut kehadiran peserta didik baru. Dalam kegiatan ini, KH. Najiburrohman Wahid menyampikan beberapa prestasi dan progres perkembangan lembaga kedepannya.

“Dengan memajang foto foto piala yang telah kita peroleh dari berbagai event seharusnya itu menjadi pengingat bersama untuk terus belajar dan menggali prestasi demi kemajuan LPBA” dawuh beliau.

“LPBA merupakan lembaga yang sering mencetak siswa/i berprestasi. Jangan sampai LPBA ini mundur. Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin. Dengan prestasi yang telah kita dapatkan, maka kita harus mensyukuri nikmat yang telah kita peroleh dengan cara meningkatkan belajar, tertib aturan pesantren, tetap berkomunikasi dengan bahasa asing” tambah beliau dalam sambutannya.

Dalam akhir sambutannya, beliau menyampaikan bahwa perlu adanya kurikulum dan metode baru dari LPBA yang bertujuan untuk meningkatkan potensi peserta didik untuk terus berkembang salah satu diantaranya adalah dengan belajar diskusi dakwah menggunakan bahasa asing. Contohnya, berdiskusi masalah pengajian kitab sore dengan menggunakan bahasa inggris. (zaky/red)

Gerhana Bulan Parsial, Seluruh Santri Gelar Shalat Khusuf Berjamaah

nuruljadid.net – Fenomena gerhana bulan parsial yang terjadi pada senin kemarin (07/08) merupakan fenomana alam yang patut disyukuri sebagai bentuk nikmat Allah yang diberikan kepada manusia. Fenomena itu pula yang dirasakan oleh seluruh santri di Pondok Pesantren Nurul Jadid. Terjadinya gerhana parsial juga terlihat dan dapat disaksikan oleh seluruh masyarakat paiton dan sekitarnya. Data yang telah dilansir dari tim lajnah falakiyah nurul jadid bahwa puncak gerhana parsial ini akan terjadi tepat pada pukul 01.30 WIB.

“Bisa dilihat nanti secara jelas. Untuk puncak gerhana parsial ini akan terjadi pada dinihari nanti tepat pada pukul 01.30 WIB. Untuk fenomena ini bulan tidak akan tertutup sepenuhnya sebab fenomena ini hanyalah gerhana parsial bukan total,” ucap Bapak Zainuddin Sunarto anggota tim lajnah falakiyah Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Seketika itu pada senin malam kemarin (07/08)seluruh santri berkumpul di masjid untuk melakukan shalat gerhana secara berjamaah. Sebelum dilaksanaknya shalat khusuf, Kh. Zuhri Zaini sejenak memberikan arahan dan tausiyah kepada seluruh santri. “Puji syukur kepada Allah malam ini kita bisa hadir dan melaksanakan salah satu dari ajaran agama kita yaitu shalat gerhana. Baik gerhana matahari ataupun gerhana bulan keduanya adalah hal yang lumrah terjadi. Terjadinya gerhana bulan ini karena posisi bumi yang berada di tengah-tengah antara matahari dan bulan,” dawuh beliau.

Lebih lanjut beliau menyampaikan bahwa dengan terjadinya fenomena gerhana ini maka dianjurkan untuk melaksanakan ritual shalat. Ritual shalat yang dulu juga pernah dilakukan nabi dan sekaligus menjadi perintah agama yakni sunah mengerjakanya. “Pada masa nabi bersamaan dengan wafatnya putra nabi banyak orang dulu yang mengait-ngaitkan antara peristiwa gerhana bulan dengan wafatnya putra nabi ini. Kemudian, nabi meluruskan anggapan tersebut dengan mengatakan bahwa matahari dan bulan itu adalah dua tanda kebesaran kekuasaan Allah,” kisah beliau.

Dalam pelaksanaan shalat gerhana bulan yang dilakukan terdapat tiga macam. Yang paling sederhana adalah dilakukan seperti dua rakaat shalat sunah shubuh. Kemudian yang lebih sempurna adalah melakukan shalat dua rakaat. Tapi, masing-masing rakaat itu berdirinya dua kali dengan berniat shalat gerhana bulan karena Allah.

Sepeti biasa dalam rakaat pertama dimulai dengan takbiratul ihram, baca doa iftitah, baca surah al-Fatiha dan baca surah-surah pendek. Setelah itu rukuk dan i’tidal kemudian baca fatihah dan surah lagi. Rukuk yang pertama tidak langsung sujud melainkan berdiri lagi dengan membaca al-Fatihah dan surah pendek. Begitu pula dengan rakaat yang kedua. Sehingga semuanya empat kali berdiri dan empat kali membaca al-Fatihah. Kemudian yang paling sempurna adalah sama dengan cara yang kedua namun lebih dipanjangkan rukuk dan bacaan surahnya. Kemudian setelah itu baru khutbah. (DL)

Menyambut Gerhana Bulan Parsial, Malam Nanti Santri Dianjurkan Shalat Gerhana Bulan

nuruljadid.net – Suatu fenomena alam langka akan terjadi di langit Indonesia, yakni gerhana bulan parsial atau gerhana bulan sebagian. Gerhana bulan tersebut akan terjadi malam hari ini, Senin (7/8/2017). Gerhana Bulan adalah peristiwa ketika terhalanginya cahaya matahari oleh bumi sehingga tidak semuanya sampai ke bulan.

Peristiwa yang merupakan salah satu akibat dinamisnya pergerakan posisi matahari, bumi dan bulan ini hanya terjadi pada saat fase purnama dan dapat diprediksi sebelumnya. Tim Falakiyah Pondok Pesantren Nurul Jadid menyampaikan melalui surat edaran bahwa malam hari ini tepat pukul 22.50 WIB akan terjadi gerhana bulan sebagian (parsial) dengan posisi bulan berada pada bujur 113º 29’ 39,60” BT. Gerhana ini akan berlangsung selama 5 jam, dimulai pada pukul 22.50 s/d 03.51 WIB dini hari.

“Gerhana bulan kali ini berbeda dengan beberapa tahun sebelumnya dimana pada tahun sebelumnya terjadi setelah ba’da maghrib atau isya’. Untuk gerhana kali ini terjadi pada pukul 22.50 WIB” ujar Zainuddin Suharto, Sekretaris Lajnah Falakiyah Nurul Jadid.

“Di Indonesia hanya terjadi gerhana bulan sekitar 20% saja, gerhana bulan menyeluruh akan terlihat di Benua Eropa” tambahnya.

Selain menyampaikan informasi tentang terjadinya gerhana bulan, Tim Falakiyah Pondok Pesantren Nurul Jadid menganjurkan kepada santri untuk melakukan shalat gerhana bulan pada pukul 23.00 WIB. Dan serta rentetan kegiatan lainnya pra gerhana adalah tausiyah yang akan disampaikan oleh Dewan Pengasuh. (Zaky/Red)

Evaluasi Pengurus, Upaya Peningkatan Mutu Pesantren

nuruljadid.net – Sebagai pelayan atau khadim dalam melayani santri untuk mendapatkan haknya sebagai penuntut ilmu seorang pengurus mempunyai tanggung jawab besar di dalamnya. Peranan ini mempunyai dampak yang besar bagi kesejahteraan santri. Tidak hanya itu, sebagai pengurus kewajiban yang sangat penting adalah memberikan moral dan uswah yang baik.

Demi meningkatkan dan kualitas kesejahteraan santri. Malam ini (05/08/2017) pengurus wilayah Az Zainiyah mengadakan rapat evaluasi. Bersama Kiyai Abdul Hamid selaku Kepala Pesantren. Beliau  juga turut memberikan arahan dan nasihat kepada seluruh pengurus. Beberapa evaluasi yang dilakukan berkaitan dengan beberapa persoalan yang telah terjadi.

Mulai dari masalah kebersihan santri hingga uswah dan penanaman moral etis pengurus yang sudah mulai berkurang. Banyaknya akses masuk ke wilayah menjadi kendala serius yang perlu dicarikan solusi. Dalam hal ini beliau menyampaikan bahwa sebagai salah satu tugas besar yang perlu diperhatikan adalah kedisiplinan. “Ada beberapa poin yang harus diperhatikan di Wilayah Az Zainiyah ini yakni yang pertama adalah kedisiplinan, keindahan kemudian kebersihan,” tutur beliau menyampaikan nasihatnya.

Selain itu, dalam menanggulangi benyaknya pintu masuk yang menjadi kendala di wilayah Az Zainiyah untuk segera ditangani. “Saya harap pengurus sudah mulai mengatur penanganan akses masuk ke pesantren. Atau kalau perlu ditutup saja dan beri satu pintu masuk utama,” imbuh beliau.

Minimnya minat baca yang terjadi juga menjadi hambatan di wilayah Az Zainiyah. Hasil evaluasi yang telah dipaparkan bahwa tidak adanya tambahan konsumsi buku menjadi faktor utama turunya minat baca santri. Dalam hal ini beliau menyampaikan bahwa fasilitas juga harus melalui kerjasama dengan beberapa lembaga formal yang ada. Sebab motivasi membaca santri bisa dibangun dengan nasihat oleh guru-guru serta fasilitas yang lebih memadai di sekolah.

Bahwa perubahan yang baik bila terus menerus dilakukan akan menjadi watak. Termasuk kebersihan terutama beberapa sampah yang berserakan sehingga membuat lingkungan menjadi tidak elok dilihat. Hal ini sekaligus menjadi bahan evaluasi yang dilakukan oleh pengurus. Tentu yang harus dilakukan adalah melalui pembiasaan.

Satu catatan penting yang disampaikan beliau bahwa “Anda itu digugu dan ditiru sebagai panutan!”. Sebagai pengurus kewajiban beretika baik ini adalah sikap penting dalam melayani orang lain. “Pengurus harus bisa menfasilitasi anak didiknya untuk mengembangkan diri. Dalam melayani orang lain kita harus lebih keras terhadap diri sendiri untuk berbuat lebih baik,” papar beliau.

Diakhir sebagai penutup kata kunci yang menjadi kesimpulan adalah mengabdi dan berorganisasi dengan baik serta penuh kerja keras. “Mari kita mengabdi dengan baik berorganisasi dengan dan kita kawal bersama program pesantren yang telah kita tetapkan bersama,” pungkas beliau. (DL,zaky/red)

BPPM Adakan Pelatihan Handy Craft Fibber Glass di Desa Randu Tata

nuruljadid.net – Hidup di pinggiran pantai atau yang dikenal dengan daerah pesisir bukan menjadi hal yang buruk bagi masyarakat desa Karanagnyar dan Randu Tata, justru dengan memanfaatkan Sumber Daya Alam (SDA) yang ada, masyarakat dapat menghasilkan sebuah produk yang cukup bernilai dengan hasil karya mereka sendiri. Hari ini (30/07) dengan melihat potensi besar akan terciptanya pasar perekonomian di daerah Desa Randu Tata dan Dusun Karanganom, Biro Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (BPPM) Nurul Jadid mengadakan pelatihan handy craft fiber glass. Dalam kegiatan ini, BPPM bekerjasama dengan beberapa pihak diantaranya adalah Peserta KKN IAI Nurul Jadid tahun 2017 dan dua kepala desa.

Kegiatan ini mendapatkan antusias yang sangat tinggi dari masyarakat Desa Karanganyar dan Randu Tata. Pasalnya, peserta pelatihan melebihi target yang telah diasumsikan oleh panitia. Dari sisi lain, kegiatan ini juga dihadiri langsung oleh Kepala Desa Randu Tata, Ibu Ummi Kulsum dan perwakilan dari Desa Karanganyar Bapak Fukad.

“terimakasih kepada Pondok Pesantren Nurul Jadid yang telah mengadakan kegiatan ini yang bekerjasama dengan pihak desa. Semoga dengan adanya kerjasama ini pengembangan desa dapat terlaksana dengan baik dan lancar. Dengan diadakannya kegiatan pelatihan ini saya harap kepada ibu ibu untuk lebih kreatif memanfaatkan alam sekitar yang manfaatnya akan dirasakan bersama terutama dalam pemasok tambahan keuangan di masing masing keluarga.” Ucap Ibu Ummi Kulsum, Kepala Desa Randu Tata.

Dengan bermata pencaharian nelayan, SDA disekitar pantai belum banyak dimanfaatkan oleh masyarakat setempat. Mereka (masyarakat Randu tata dan Dusun Karang Anom) lebih banyak menggantungkan nasibnya dengan bermata pencaharian nelayan. Oleh karena itu, Ibu Ummi Kulsum memberikan sedikit motivasi kepada masyarakat untuk lebih kreatif dalam melihat potensi SDA yang ada. Dia juga mengajak kepada seluruh warga yang mengikuti pelatihan untuk terus menghasilkan karya.

“Mari kita bersama sama untuk meningkatkan rasa kepedulian kita terhadap kondisi yang ada, baik dari kondisi keluarga maupun potensi yang ada. Dengan begitu, kita tidak hanya menunggu dan berharap dari hasil berlayar. Untuk ibu ibu disini, kalian dapat membantu keluarga dengan bermata pencaharian yang lain (sampingan) untuk menambah keuangan. Itu salah satu manfaat apabila kita dapat melihat peluang yang ada” cakap Ibu Ummi Kulsum.

Desa RanduTata yang akhir akhir ini menjadi lirikan publik dikarenakan terdapat Eco Wisata, Pantai Duta namanya. Dengan keberadaan Pantai Duta, ini merupakan sebuah peluang bagi warga desa Randu Tata untuk memanfaatkan peluang yang ada. Namun sebelum itu, masih banyak hal yang harus dilakukan untuk lebih memberikan daya tarik masyarakat, contohnya pengembangan sarana dan pengadaan koperasi juga masyarakat harus bisa menemukan ciri khas dari Desa Randu Tata sebagai souvenir.

“Mari kita bersama sama membangun desa wisata dengan bekerjasama baik. Pengembangan pengembangan harus dilakukan apabila kita menginginkan Pantai Duta sebagai objek wisata. Salah satu contohnya adalah jalur akses masuk yang masih dibawah standard dan masih banyak lainnya” kata Bapak Fukad selaku perwakilan dari Desa Karanganyar.

Melihat peluang dan kondisi yang ada, Kepala Pesantren Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Abd. Hamid Wahid hadir dalam ceremonial Pelatihan ini. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan bahwa tujuan utama kita berkumpul adalah kita bersama berikhtiar bagaimana partisipasi kita dalam pembangunan dan perkembangan yang kita hadapi agar lebih baik khususnya desa Randu Tata yang memiliki wahana wisata Pantai Duta yang berkembang secara baik dari hari ke hari.

“Harapan kita adalah supaya kita lebih aktif dfalam menyongsong perkembangan wisata. Seharusnya bahwa pengembangan wisata sebesar besarnya manfaatnya kembali kepada masyarakat, khususnya masyarakat setempat. Masyarakat harus siap hidup dalam mengambil jasa pariwisata dan mendukung agar iklim wisata disini menjadi lebih baik dan kondusif.” Dawuh Beliau

Dalam sambutannya, beliau menambahkan bahwa pelatihan ini merupakan salah satu ikhtiar kita untuk mendukung iklim pariwisata di desa Randu Tata. Mewarnai dengan hasil kerjainan yang ada. Bagaimana kita bisa memberikan kesan kepada pengunjung agar mereka bisa kembali lagi dan pulang membawa kenangan.

Tak hanya barang saja, dengan memanfaatkan letak strategis para masyarakat sekitar pantai Duta bisa memanfaatkan hasil laut untuk dijadikan sebagai kuliner khas wisata Pantai Duta. Ini merupkan perkembangan kedepan. Membuat bahan bangunan berbahan fiber contohnya perahu fiber bermesin, pintu rumah dari fiber, closet dari fiber, dan masih banyak lainnya.

“Masyarakat juga bisa menampung hasil kerajinan masyarakat lain dari Probolinggo. Kita tidak hanya membuat tapi juga menjadi penyedia lapangan untuk menjualkan hasil produk dari Probolinggo. Dan beberapa pengembangan juga bisa dilakukan contohnya dengan membangun wahana wisata pendidikan dan alam. Tujuannya adalah bangkit bersama dari segi ekonomi dan social bersama sama. Tujuan kedua adalah membangun wisata yang baik agar menjadi wisata yang sehat, wisata keluarga dan pendidikan.” Kata Kepala Pesantren sekaligus Rektor IAI Nurul Jadid.

Kedepannya, kita bisa melakukan jalinan kerjasama dengan pihak pihak terkait tertutama dalam pemeritahan untuk membangun dan mengembangkan wahana wisata ini. Contohnya dengan mengadakan pelatihan pelatihan sesuai yang dibutuhkan. (zaky/red)