Gerhana Bulan Parsial, Seluruh Santri Gelar Shalat Khusuf Berjamaah

nuruljadid.net – Fenomena gerhana bulan parsial yang terjadi pada senin kemarin (07/08) merupakan fenomana alam yang patut disyukuri sebagai bentuk nikmat Allah yang diberikan kepada manusia. Fenomena itu pula yang dirasakan oleh seluruh santri di Pondok Pesantren Nurul Jadid. Terjadinya gerhana parsial juga terlihat dan dapat disaksikan oleh seluruh masyarakat paiton dan sekitarnya. Data yang telah dilansir dari tim lajnah falakiyah nurul jadid bahwa puncak gerhana parsial ini akan terjadi tepat pada pukul 01.30 WIB.

“Bisa dilihat nanti secara jelas. Untuk puncak gerhana parsial ini akan terjadi pada dinihari nanti tepat pada pukul 01.30 WIB. Untuk fenomena ini bulan tidak akan tertutup sepenuhnya sebab fenomena ini hanyalah gerhana parsial bukan total,” ucap Bapak Zainuddin Sunarto anggota tim lajnah falakiyah Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Seketika itu pada senin malam kemarin (07/08)seluruh santri berkumpul di masjid untuk melakukan shalat gerhana secara berjamaah. Sebelum dilaksanaknya shalat khusuf, Kh. Zuhri Zaini sejenak memberikan arahan dan tausiyah kepada seluruh santri. “Puji syukur kepada Allah malam ini kita bisa hadir dan melaksanakan salah satu dari ajaran agama kita yaitu shalat gerhana. Baik gerhana matahari ataupun gerhana bulan keduanya adalah hal yang lumrah terjadi. Terjadinya gerhana bulan ini karena posisi bumi yang berada di tengah-tengah antara matahari dan bulan,” dawuh beliau.

Lebih lanjut beliau menyampaikan bahwa dengan terjadinya fenomena gerhana ini maka dianjurkan untuk melaksanakan ritual shalat. Ritual shalat yang dulu juga pernah dilakukan nabi dan sekaligus menjadi perintah agama yakni sunah mengerjakanya. “Pada masa nabi bersamaan dengan wafatnya putra nabi banyak orang dulu yang mengait-ngaitkan antara peristiwa gerhana bulan dengan wafatnya putra nabi ini. Kemudian, nabi meluruskan anggapan tersebut dengan mengatakan bahwa matahari dan bulan itu adalah dua tanda kebesaran kekuasaan Allah,” kisah beliau.

Dalam pelaksanaan shalat gerhana bulan yang dilakukan terdapat tiga macam. Yang paling sederhana adalah dilakukan seperti dua rakaat shalat sunah shubuh. Kemudian yang lebih sempurna adalah melakukan shalat dua rakaat. Tapi, masing-masing rakaat itu berdirinya dua kali dengan berniat shalat gerhana bulan karena Allah.

Sepeti biasa dalam rakaat pertama dimulai dengan takbiratul ihram, baca doa iftitah, baca surah al-Fatiha dan baca surah-surah pendek. Setelah itu rukuk dan i’tidal kemudian baca fatihah dan surah lagi. Rukuk yang pertama tidak langsung sujud melainkan berdiri lagi dengan membaca al-Fatihah dan surah pendek. Begitu pula dengan rakaat yang kedua. Sehingga semuanya empat kali berdiri dan empat kali membaca al-Fatihah. Kemudian yang paling sempurna adalah sama dengan cara yang kedua namun lebih dipanjangkan rukuk dan bacaan surahnya. Kemudian setelah itu baru khutbah. (DL)

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *