Pos

hari santri nasional 2017 nurul jadid rute kirab resolusi jihad

Rute Kirab Resolusi Jihad Hari Santri Nasional 2017 dari Madiun hingga Ponpes Nurul Jadid

nuruljadid.net- Menyambut Hari Santri Nasional pada 22 Oktober 2017, Pondok Pesantren Nurul Jadid bekerjasama dengan Student Crisis Center Jawa Timur, IPNU Jawa Timur, dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

Selain kegiatan Seminar dan Lomba, akan menggelar perjalanan Kirab Resolusi Jihad yang diperkirakan akan menempuh jarak 251 km sebagai bentuk peringatan Hari Santri Nasional di Jawa Timur. Pelaksanaan Kirab akan berlangsung pada 18-22 Oktober 2017. Berikut rute perjalanan Kirab Resolusi Jihad di Jawa Timur.

Perjalanan Kirab Resolusi Jihad akan dimulai dari Madiun, tepatnya di Masjid Quba pada tanggal (18/10/17). Sebelumnya peserta akan melaksanakan Apel yang dipimpin langsung oleh Bupati serta PCNU Kabupaten Madiun.

Perjalanan dilanjutkan dan peserta kirab akan sholat Jum’at di Masjid Agung Baitussalam Nganjuk. Setelah itu, menuju ke Jombang untuk berziarah ke makam KH. Bisri Syansuri Denanyar, KH. Wahab Hasbullah Tambak Beras, Hadratussyaikh Hasyim Asyari, dan Istighotsah pelajar bersama santri Tebuireng.

Kemudian berlanjut menuju Surabaya, Pasuruan, Probolinggo, Kraksaan hingga Paiton. Di Surabaya peserta akan berziarah ke makam KH. Ridwan Abdullah dan mendengarkan orasi kebangsaan yang akan dipimpin langsung oleh KH. Muhibin Zuhri di kantor “Hoofdbestuur Nasdatoel Oelama” Surabaya.

Di Pasuruan mereka akan Jagongan Hari Santri Nasional di Pendopo Bupati Pasuruan. Selain itu, mengaji 22 Khataman al-Qur’an di makam KH. Abdul Hamid bersama Pelajar Santri Pasuruan dan makan 22 Tumpeng di Masjid Agung Pasuruan.

Setibanya di Probolinggo mereka akan singgah di Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong untuk ngaji Hujjah Aswaja yang dipimpin langsung oleh KH. Mutawaqqil Allallah. Selain itu, mereka akan bermujahadah di Kantor PCNU Kraksaan.

Setelah itu mereka melanjutkan perjalanan menuju Paiton sebagai lokasi finish Kirab, tepatnya di Pondok Pesantren Nurul Jadid. Sesampainya akan diadakan penyerahan Panji Kirab di Pondok Pesantren Nurul Jadid, mencoba melakukan pemecahan rekor MURI Makan bersama “Tabheg” nasi khas santri Nurul Jadid dengan 10.000 santri dan melaksanakan Upacara Peringatan Hari Santri Nasional 2017 hingga Formasi Mozaik 10.000 Santri di Pondok Pesantren Nurul Jadid. (Jawahir)

 

 

 

hari santri nasional 2017 nurul jadid lomba desain grafis quote

Menyambut Hari Santri Nasional 2017, Pesantren Nurul Jadid Bekerjasama dengan IPNU Jatim

nuruljadid.net- Menyambut Hari Santri Nasional pada 22 Oktober 2017, Pondok Pesantren Nurul Jadid bekerjasama dengan IPNU Jatim, Student Crisis Center dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Beragam acara diselenggarakan, mulai dari lomba, mimbar santri, seminar umum, upacara, kirab, makan bersama ala santri hingga  formasi mozaik dengan beribu santri. Untuk rangkaian kegiatan hari santri di area Pondok Pesantren Nurul Jadid akan dimulai pada Rabu (18/10/2017) hingga puncaknya pada hari Minggu (22/10/2017).

Berikut seluruh rangkaian kegiatan semarak Hari Santri Nasional di Pondok Pesanten Nurul Jadid.

Rabu (18/10/2017) pukul 09.00 WIB, Seminar Pendidikan di Aula IAI Nurul Jadid bertemakan Pesantren Kiblat Pendidikan Karakter. Narasumbernya yaitu Drs. KH. Arifin Junaidi, M.M, Ketua PP LP Ma’arif NU, Dr. H. Ahmad Zayadi, M.Pd, Direktur Pontren Kemenag RI, Dr. H. A. Umar, MA, Direktur KSKK Madrasah Kemenag RI, Dr. Saiful Rachman, MM, M.Pd, Kadisdik Provinsi Jatim.

Di hari yang sama pukul 13.30 WIB, seminar Remaja dengan tema Produktif Usia Muda Membangun Indonesia di Aula MA Nurul Jadid. Pambicara yaitu Surya Chandra Surapatya, Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Pusat.

Kamis (19/10/17) pukul 08.00 WIB Seminar Kebangsaan di Aula IAI Nurul Jadid dengan tema Resolusi Jihad Estafet Perjuangan Bangsa. Sebagai pembicara Mayjen Soedomo, Ditjen Politik dan Pemerintahan Umum (POLPUM) Kemendagri RI. Berikut Mimbar Santri (show of force) pukul 19.30 WIB di Lapangan Kampus Terpadu (Putra) dan Halaman Al-Hasymiyah (Putri).

Jum’at (20/10/17) pukul 08.00 WIB Lomba Mewarnai, Tartil dan Pemilihan Da’i Cilik tingkat TK dan SD/MI Jawa Timur di ruang Meeting MA Nurul Jadid. Sementara pukul 09.00 WIB di Aula IAI Nurul Jadid akan diadakan Seminar Anti Narkoba dan Radikalisme bertemakan Membendung Bahaya Laten Napza dan Radikalisme. Narasumbernya yaitu, Prof. Dr. H. Nur Syam, Sekjen Kemenag RI, Idy Muzayyad, Ketua BAANAR PP. GP. ANSOR dan Brigjen Pol Fatkhu Rahman, Kepala BNNP Jawa Timur.

Sabtu, (21/10/17) pukul 10.0 WIB Seminar Enterpreneurship di Aula MA Nurul Jadid dengan tema Ketahanan Ekonomi Santri di Era MEA. Sebagai pembicara Saidah Safwan, Ketua Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU Pusat).

Berikut Seminar Ketahanan Informasi yang bertema Strategi Dakwah Era Digital di Aula IAI Nurul Jadid. Pembicara Hari Usmayadi, M.Kom, Ketua PB Lembaga Ta’lif Wan Nasyr NU dan Gus Reza Imam Yahya, Ketua Rabitha Ma’ahid Islamiyah (RMI) Jawa Timur.

Selain itu pukul 13.00 WIB Pelatihan Video Editing di Aula IAI Nurul Jadid oleh Ketua PB Lembaga Ta’lif Wan Nasyr NU, Hari Usmayadi, M.Kom dan pukul 18.00 WIB, Pawai Obor Resolusi Jihad dari MI Az-Zainiyyah I finish dilanjutkan Istighosah Hari Santri Nasional di lapangan Kampus terpadu.

Minggu (22/10/17) pukul 07.30-10.00 WIB, upacara Peringatan Hari Santri Nasional, menyambut Kirab Resolusi Jihad dari Madiun ke Pondok Pesanren Nurul Jadid Paiton, Pemberian Apresiasi Santri berprestasi, Pengumuman pemenang lomba: puisi, fotografi santri, penulisan esai, graphic design quotes serta kreasi lalaran alfiyah dan atraksi santri di lapangan kampus terpadu dan makan bersama “Tabhek” sebanyak 10.000 santri hingga cuci tangan pakai sabun 10.000 santri.(Jawahir)

 

 

Berikut kumpulan pamflet digital dari seluruh kegiatan Hari Santri Nasional.

 

Menjelang Hari Santri Nasional, Panji Pelopor Putri Menggali Potensi Diri

nuruljadid.net- Panji Pelopor Putri kembali merapatkan barisan untuk memperkuat ikon diri sebagai etalase Pondok Pesantren Nurul Jadid di aula mahrom Wilayah Al-Hasyimiyah.

Tugas utama Panji Pelopor adalah menjadi Event Organizing (EO) dalam acara-acara besar yang diadakan oleh Pondok Pesantren Nurul Jadid. Selain sebagai EO, Panji Pelopor juga bertugas sebagai Protokoler di masing-masing wilayah untuk menyambut tamu dan mengkondisikan lalu lalang santri. Panji Pelopor menjadi ikon Nurul Jadid, sebab tamu Nurul Jadid akan menilai Pesantren dengan cara Protokuler menyambut dan memperlakukan tamu.

Acara Kumpul Bareng Panji Pelopor Putri yang dilaksanakan pada Senin, (10/10/2017) tepat jam 20.00 WIB tersebut, berjalan lancar dan penuh antusias. Acara ini menjadi titik awal untuk gerakan-gerakan positif selanjutnya baik dalam kegiatan besar pesantren atau kegiatan di wilayah masing-masing. Selain itu, acara ini juga untuk menyamakan presepsi dan menata kembali niat mengabdi anggota Panji Pelopor Putri untuk Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Ny. Hj. Khodijatul Qodriyah, Penyaji dalam acara yang juga menjadi Pembina Panji Pelopor Putri menjelaskan bahwa untuk menjadi pribadi istimewa harus dibarengi dengan terus menggali potensi diri, sebab ketika potensi diri belum ditemukan akan susah menentukan tujuan hidup.

Potensi diri dapat dilihat dari bagaimana proses berpikir, merasakan keadaan diri, lingkungan dan orang lain, mengasah kecerdasan menghadapi kesulitan dan bagaimana berproses mengenali jati diri masing-masing. Dalam acara, anggota Panji pelopor diajak mengenali potensi diri masing-masing dengan serangkaian panduan yang dipandu langsung oleh Neng I’ah –sapaan akrab Ny. Hj. Khodijatul Qodriyah.

Setelah mengetahui potensi diri masing-masing, anggota Panji pelopor tersebut kemudian diarahkan untuk mengembangkan diri dalam komunitas masing-masing. Langkah yang ditempuh lebih akurat dan lebih tertata, sesuai dengan potensi masing-masing anggota panji pelopor. Dengan menggali potensi tersebut, penugasan dilapangan menjadi lebih efektif dan efesien.

“Pada akhirnya bagaimana perkumpulan ini dapat menjadi wahana mengasah potensi menjadi kekuatan diri,” ujar Neng I’ah.

Dalam prosesnya masing-masing anggota Panji Pelopor akan mengasah diri bersama dalam satu wadah agar bisa menjadi perempuan yang bisa diandalkan, perempuan yang cekatan dan serba bisa.

“Saya berharap para panji pelopor ini menjadi perempuan cekatan yang serba bisa,” imbuh neng I’ah. (IND)

 

Laporan Akhir Periode ORIZA (Organisasi Santri Intra Az-Zainiyah)

nuruljadid.net – wilayah az-zainiyah pondok pesantren nurul jadid puteri kemarin siang (06/10/2017) telah melangsungkan acara program akhir tahunan yaitu Laporan Akhir kepengurusan atau laporan pertanggung jawaban bagi pengurus ORIZA (organisasi santri intra az-zainiyah) yang bertempat di mushollah az-zainiyah sejak pukul 09.30 s/d 11.30 WIB.

ORIZA adalah kepengurusan santri yang dibawah kepengurusan wilayah bagian KABID IV. Tugas pengurus oriza adalah membantu dan merealisasikan program-program yang ada wilayah, khusunya di wilayah az-zainiyah sendiri. Oriza adalah organisasi perdana sejak tahun 2016 yang dibentuk oleh kepala wilayah demisioner Ustadzah Wahadatul Kholisoh untuk wilayah az-zainiyah, dimana anggotanya dari anak-anak siswi tingkat SLTA dan SLTP yang berada di wilayah az-zainiyah.

Setalah satu tahun periode kepengurusan sejak tahun 2016 hingga 2017, sampailah sudah titik akhir dari kepengurusan oriza yaitu melaksanakan kegiatan LPJ (Laporan Pertanggung  Jawaban), yang tujuannya melaporkan hasil kerja program oriza selama satu periode kepada kepala wilayah atau pengurus Daerah.

Dari hasil laporan pertanggung jawaban, kegiatan oriza masih banyak kegiatan yang belum terealisasi diantaranya LKD sebagai kegiatan umum dan BAKSOS yang berada dibawah devisi sosial lingkungan.Dari dua kegiatan ini kendalanya tidak mempunyai waktu yang luang, dimana waktu kegiatan ini selalu bertepatan dengan kegiatan acara pesantren.

Untuk kegiatan oriza yang telah terealisasi diantaranya  Perpisahan Kelas Akhir, Peringatan Hari Santri Nasional (HSN), Peringatan HUT RI, Az-Zainiyah Pos, kotak saran dan banyak lainnya. Dari hasil laporan pertanggung jawaban kegiatan oriza selama satu periode ini menghasilkan nilai akhir sebesar “72” dari rata-rata penilaian kepala wilayah, pengurus daerah dan perwakilan santri per daerah. (MF)

 

 

LPBA nurul jadid juarai tiga lomba di kancah nasional

LPBA PP. Nurul Jadid Juarai 3 Lomba di Kancah Nasional

nuruljadid.net – Lembaga Pengembangan Bahasa Asing (LPBA) PP. Nurul Jadid kembali menorehkan hasil manis dikancah Nasional. Pasalnya, LPBA mendelegasikan 12 peserta didiknya pada 5 lomba yang diadakan oleh Gebyar Apresiasi Khazanah Araby (GAZA) UIN Maulana Malik Ibrahim Malang  pada tanggal 01 s/d 06 Oktober 2017.

Dari 5 kategori lomba yang diikuti, LPBA PP. Nurul Jadid berhasil menuai prestasi yang gemilang. Lomba yang berhasil mereka juarai diantaranya adalah

  1. Juara II Lomba Debat
  2. Juara III Lomba Bercerita
  3. Juara III Lomba Cerdas Cermat

Persaingan ketat dan penuh ketegangan akhirnya membuahkan hasil yang cukup memuaskan, meskipun mereka masih belum bisa menempati posisi pertama. Dibabak penyisihan, para peserta didik LPBA sudah merasakan persaingan yang begitu ketat. Namun hal itu tidak membuat mereka patah semangat untuk melawannya.

“sejak awal pertandingan, kami sudah merasakan panasnya atmosfer perlombaan disini. Perlombaan ini adalah tingkat Nasional. Wajar saja apabila mereka masih gugup diawal pertandingan. Namun sedikit demi sedikit mereka mulai beradaptasi dengan kondisi yang ada” ujar Ustad Salman selaku pendaming sekaligus Bagian Kesiswaan LPBA yang turut hadir mendampingi peserta didiknya.

Hal itu dibuktikan dari lomba mengarang. Dalam lomba ini peserta didik LPBA mengalami beberapa permasalahan dalam wawasan dan kebahasaan. Hal itulah yang menyebabkan peserta didik LPBA gagal menuai kemenangan dalam lomba mengarang.

“di Lomba Mengarang, kami sedikit mengalami kendala. Perlu menambah wawasan dan khazanah/ literatur kebahasaannya. Karena sampai saat ini kita belum pernah menjuarainya” cakap Bag. Kesiswaan.

Pada lomba debat, peserta didik LPBA tidak menemukan kendala yang begitu serius. Sejak awal, mereka melampaui beberapa babak dengan hasil yang memuaskan hingga mereka mampu beradu argumen di babak final. Hal itu dibuktikan dengan mengalahkan PP. Al Amin Putera A di babak 8 besar. Di babak semifinal, LPBA PP. Nurul Jadid akan melawan 3 pondok lainnya yaitu Darul Hikmah Putera, Al Amin Putera B dan Mambaus Sholihin. Babak semifinalpun dilewati dengan manis oleh LPBA PP. Nurul Jadid.

Namun sayang, mereka harus kandas di babak final oleh lawannya, Al Amien Parenduan Sumenep Madura Tim B. Kekalahan yang dialami oleh LPBA PP Nurul Jadid disebabkan karena dari segi kebahasaan Al Amin mampu menyampaikan argumennya secara sistematis dan juga dikarenkan lemahnya penguasaaan materi yang dimiliki sehingga apabila ada POI dari tim lawan LPBA masih belum bisa maksimal menjawabnya.

Kekalahan itu merupakan sebuah tugas dari pengurus LPBA untuk terus meningkatkan mutu kualtias peserta didiknya untuk selalu siap digunakan dalam kondisi apapun.

“Harapan saya adalah seharusnya generasi penerus LPBA harus selalu berusaha lebih baik daripada yang sebelumnya. Sebab kita terkadang lebih terlena dan ter-ninabobokkan oleh kejayaan sejarah bahkan menjadi jumud olehnya karena hanya sekedar membanggakan tapi tidak mempelajarinya. Namun lupa bahkan tak tau harus berbuat apa untuk hari ini bahkan esok hari dengan melihat fakta perkembangan pesantren luar yg begitu pesat dan  saling bahu membahu dlm pengembangan kebahasaan. Ini yang perlu di rekonstruksi dr LPBA di bahasa arabnya” cakap Ustad Salman Al Farisi, Bagian Kesiswaan LPBA PP. Nurul Jadid

“Pernyataan demikian bukan berarti kita dituntut untuk selalu serakah akan prestasi di setiap lomba. Namun lebih mengarah pada bagaimana kita harus selalu belajar bagaimana untuk selalu lebih baik dari hari hari kemarin, itu saja” tambahnya. (Qz)

 

Daftar Nama Peserta Didik LPBA Yang Menjuarai Lomba :

Debate:

  1. Bahrul Ulum
  2. Irvan Maulana Yahya
  3. Ibnur Rijal Atho’illah

Cerita:

Badrus Zaman

Cerdas cermat:

  1. Raden M Ibrahim
  2. Jadwa An Nazih
  3. Haqqi Musyaddad

Kewaliasuhan Bentuk Dedikasi Pengurus Sebagai Fasilitator Santri

nuruljadid.net – kegiatan diklat pengurus dan mahasiswi yang diselenggarakan oleh pengurus wilayah az-zainiyah ini telah selesai melewati berbagai macam pelatihan, salah satunya materi kepemimpinan dan untuk kegiatan diklat pengurus dan mahasiswi selanjutnya ialah kegiatan pelatihan tentang kewaliasuhan.

Materi kewaliasuhan ini sangat urgent dibutuhkan oleh banyak pengurus  wilayah terutama wilayah az-zainiyah, karena adanya kewaliasuhan ini masih baru di wilayah kami. Di wilayah kami tidak hanya tidak tau akan apa itu kewaliasuhan, namun tugasnya, koordinasinya, bahkan konsepnya pun wilayah kami juga masih kebingungan, oleh karena itu didalam diklat pengurus dan mahasiswi ini kita menjadwalkan untuk adanya pelatihan kewaliasuhan.

Pelatihan kewaliasuhan ini diselenggarakan di Aula SMP Nurul Jadid yang dibimbing oleh Ibunda Kita Ny. Hj. Hamidah Wafie pada waktu malam hari (28/09) tepat jam 20.00 WIB – 22.00 WIB. Pelatihan ini hanya diikuti oleh semua peserta yang menjadi kepengurusan waliasuh di daerah dan juga setiap kepala daerah, dan juga dihadiri langsung oleh ketua BKPP Nurul Jadid Ny. Hj. Hanunah Nafi’iyah dan Bendahara BKKP Ny. Hj. Ummi Hani’ah.

Sebelum penyaji memaparkan materi, penyaji menanyakan terlebih dahulu bagian pendahulu dari materi, “Apa yang kalian tau tentang kewaliasuhan, apa tujuan diadakan kewaliasuhan, Manfaat dari kewaliasuhan?”, berikut pertanyaan dari beliau, untuk mengambil suasana ruangan dalam dialog penyaji.

Setelah banyak dialog dari peserta, penyaji kemudian menjelaskan secara detail jawaban dari pertanyaan pendahuluan tadi. Kewaliasuhan adalah sesorang fasilitator antara anak dengan pengurus, antara anak dengan guru. Antara anak dengan orang tua wali. Wali asuh juga sebagai pengganti dari kedua orang tua kita di pondok, sebagai tempat untuk curhat, motivator dalam belajar dan memacu semangat  anak.

Tujuan diadakan wali asuh ini untuk lebih mudah dalam pengontrolan kegiatan, baik dari perkembangan santri, perkembangan belajar dan  wali asuh juga bisa sebagai proses pembelajaran diri untuk lebih sabar dalam mendidik anak. Manfaat adanya wali asuh ini bisa manajemen waktu, manajemen emosi, bisa mengenal karakter setiap anak, dan lebih bertanggung jawab.

Beberapa hal yang harus dimiliki oleh wali asuh antara lain memiliki jiwa kepemimpinan, menjadi teladan baik, memiliki komitmen, empati, peduli, dan respect, mengayomi & mendampingi, membantu mencari alternatif solusi saat dad problem, sigap & cekatan, memiliki skill of people.

langkah-langkah dalam menjalankan fungsi kewaliasuhan adalah yang pertama melakukan pendekatan personal yang dimana dalam pendekatan ini dapat membangun pendekatan emosional dan emmbuat anak asuh nyaman serta aman, yang kedua bangun komunikasi efektifitas dan berkualitas, yang ketiga fahami karakter, latar belakang dan kebiayasaannya, yang keempat fahami kemauan dan arah pemikirannya, yang kelima bangun pemahaman dan kesadaran dalam melakukan pembinaan & pendampingan, yang keenam jika ada perilaku atau sifat yang unik, pahami dan sebabnya kenapa, yang ketujuh jalin hubungan baik dengan orang tua anak asuh.

Dari banyaknya materi yang telah disampaikan oleh penyaji, harapan beliau untuk wali asuh di wilayah az-zainiyah ini “wali asuh adalah cermin, dan anak asuh yang akan menjadi orang pengacanya, oleh karena itu wali asuh harus mempunyai komitmen yang tinggi dan pendekatan moral dengan ikhlas untuk mengontrol dan membimbing perkembangan santri atau ruhul jihad yang tinggi” dan tak lupa penyaji juga memberikan motivasi kepada pengurus wali asuh di wilayah az-zainiyah “keinginan yang bermuncul dari dalam akan menjadi lebih berkomitmen dan ruhul jihad” begitu dawu terakhir dalam bagian penutup penyajiannya. (MF)

Membentuk Manajemen Pondok Pesantren yang Intens

nuruljadid.net –  Kegiatan dalam diklat pengurus dan mahasiswi selanjutnya setelah pelatihan tentang administrasi, ialah pada waktusore harinya dilaksanakan kegiatan pelatihan dan pendalaman materi tentang Manjemen Pesantren yang disampaikan langsung oleh Kepala Pesantren Nurul Jadid, yaitu Bapak KH. Abdul Hamid Wahid, M.Ag yang bertempat di Aula SMP Nurul Jadid, dengan berkisar waktu selama dua jam lamanya mulai dari jam 14.30 WIB atau Ba’da Ashar sampai jam 16.30 WIB. Dalam pelatihan manajemen pesantren ini semua peserta dari pengurus pesantren, pengurus daerah hingga mahasiswi diwajibkan untuk hadir.

Diadakannya pelatihan manajemen pesantren ini, agar semua pengurus dan mahasiswi mengetahui semua tujuan dan harapan dari pesantren untuk menyatukan prinsip manajemen diantara berbagai wilayah menjadi satu kesatuan prinsip manajemen. Yang dimana manajemen terdahulu memiliki khas manajemen masing-masing di setiap wilayah dalam satu pondok, namun sekarang ekspektasi dari pesantren kita, di dalam satu pondok memiliki satu khas manajemen yang sama walaupun terdiri dari berbagai wilayah.

Menyatukan berbagai manajemen yang sudah menjadi tradisi tidaklah mudah, namun harus memiliki semangat yang kuat dan prinsip yang konsisiten untuk sebuah perubahan. Perubahan manajemen pesantren saat ini sudah sebagian kita rasakan, mulai dari perubahan kegiatan, perubahan struktural, perubahan pola pendidikan dan pola bimbingan, perubahan keamanan dan ketertiban serta perubahan – perubahan lainnya. Semua perubahan ini semata hanya untuk mengefektifkan kegiatan santri dengan tersistem dan lebih intens.

Perubahan kegiatan salah satunya dengan menerapkan kegiatan belajar selama 2 jam dan wajib istirahat pada jam 22.00 WIB tujuannya dalam proses kegiatan  belajar ini bisa me recall kembali materi pembelajran yang ada di sekolah atau kampus. Perubahan pendidikan salah satunya yaitu dengan di pindahnya waktu kegiatan diniyah di pagi hari mulai dari jam 07.30 WIB sampai 08.45 WIB, tujuannya lebih mengefektifkan kegiatan pembelajaran diniyah dan pendalaman dalam agama. Perubahan keamanan dan ketertiban salah satu contoh ialah diadakannya zona portal untuk akses masuk, mulai dari zona 1 untuk tempat parkir umum, zona 2 hanya untuk wali santri dan santri sedangkan zona 3 hanya untuk santri, jadi saat ini akses keluar masuknya pondok diatur oleh zona dengan tujuan untuk menertibkan dan lebih mengawasi dalam keamanan santri lebih mudah dan perubahan-perubahan yang lain.

Dari sekian plat form yang telah terealisasi dalam perubahan manajemen pesantren ini, dapat kita lihat dan rasakan bersama bahwa perubahan yang dulunya semua kegiatan masih belum terkondisikan atau terkontrol dengan baik dan membuat lambat keefektifan kegiatan santri, kini telah tidak lagi kita rasakan. Yang kita rasakan saat ini ialah lebih mudah dalam mengontrol, dalam memonitoring kegiatan perkembangan santri, dan lain sebagainya. Semua ini dapat kita rasakan dari kooperatif kita semua, mulai dari Kepala pesantren, pengurus, wali asuh dan semua santri.

Seperti yang dijelaskan diatas, Salah satu yang membantu perubahan manajemen ini adalah pengurus. Pengurus adalah sebagai jembatan, sebagai wadah yang menyambungkan dari pengasuh kepada santri. Menjadi pengurus harus mempunyai standar kemampuan dan standar keterampilan baik dalam hal mendidik, mengayomi dan membimbing santri dalam perkembangannya. Motivasi dari kepala pesantren oleh KH.Abdul Hamid Wahid, M.Ag untuk kita semua sebagai pengurus di Wilayah Az-zainiyah yakni “Bismillah Mengabdi, dan Niat untuk Beramal” begitu tutur beliau setelah menutup materi manajemen pesantren ini. (MF)

 

Klinik Az Zainiyah; Pelantikan POSKESTREN Perdana Tetap Berjalan Lancar

nuruljadid.net Jumat malam (29/09/2017) klinik Az-Zainiyah mengadakan pelantikan pengurus dan kader Pos Kesehatan Pesantren (POSKESTREN). Pelantikan perdana kader kesehatan wilayah putri ini dilaksanakan di wilayah Al-Hasyimiyah. Tepatnya di depan mushalla dengan dihadiri oleh seluruh pengurus Badan Koordinator Pengurus Putri (BKPP) serta staf dan karyawan klinik Az-Zainiyah. Turut hadir pula Kepala Pesanten KH. Hamid Wahid, M.Ag.

Tepat pukul 20.05 WIB acara dimulai dengan pembukaan oleh pembawa acara. Proses acara sempat terganggu tepat ditengah pembacaan sholawat nabi disebabkan gerimis. Meski sempat terganggu, acara pelantikan POSKESTREN tetap dilanjutkan.

“Pembentukan kader kesehatan ini (POSKESTREN, Red) dalam rangka meminimalisir adanya potensi-potensi penyakit yang sewaktu-waktu bisa datang” ungkap KH. Hefniy Rozak, M.Pd. dalam sambutan pidatonya selaku direktur klinik Az-Zainiyah.

KH. Hefniy juga menyampaikan permohonan maaf atas keterlambatan dimulainya acara yang seharusnya dimulai tepat pukul 20.00 WIB. Menurut beliau, waktu adalah komponen yang penting terutama bagi kader kesehatan, sebab setiap detik dalam kesehatan bertaruh dengan nyawa.

Setelah sambutan dari direktur klinik Az-Zainiyah, acara dilanjutkan dengan prosesi pelantikan POSKESTREN. Diawali dengan pembacaan Surat Keputusan oleh Ahmad Kholid, S.Kep. Kemudian dilanjutkan dengan pengukuhan oleh dr. Nina Kartika. Pembacaan ikrar dipimpin oleh KH. Hamid Wahid. Terdapat 28 kader kesehatan POSKESTREN yang terlantik dihadapan seluruh tamu undangan dan santri wilayah Al-Hasyimiyah.

Acara pelantikan juga diisi dengan tausiyah oleh KH. Hamid Wahid, M.Ag. Dalam tausiyahnya, beliau berpesan terutama kepada para kader kesehatan POSKESTREN bahwa segala sesuatu yang dilakukan secara bersama-sama dapat lebih mudah. Beliau berharap dengan adanya POSKESTREN dapat membantu Pesantren dalam menjaga kesehatan santri. Menurut beliau, perjalanan hidup yang sehat dapat menjadi salah satu faktor yang menentukan perjalanan hidup seseorang pada akhirnya. (ADK)

 

Baik Buruknya Organisasi Dilihat Dari Administrasinya

nuruljadid.net – Kegiatan Diklat Pengurus dan Mahasiswi selanjutnya setelah materi Kewaliasuhan ialah kegiatan Pelatihan  Administrasi pada hari jum’at pagi (29/09/2017). Kegiatan ini bertujuan untuk memperbaiki adminitrasi yang belum tepat dan menata ulang administrasi yang benar. Dalam pelatihan administrasi kita di bimbing dalam dua hal materi yaitu materi administrasi kantor dan administrasi keuangan yang dimana untuk administrasi kantor diikuti peserta dari delegasi setiap sekretaris daerah dan sekretaris wilayah, untuk administrasi keuangan pesertanya diikuti oleh delegasi bendahara daerah dan bendahara wilayah.

Pelatihan administrasi ini dilaksanakan di ruang kelas SMP Nurul Jadid putri, yang setiap ruangannya di tempati satu ruang pelatihan dalam waktu yang sama dengan kurun waktu satu setengah jam (09.00 -10.30) WIB, ruang paling selatan ditempati oleh pelatihan administrasi keuangan, dan ruang dekat kantor guru ditempati pelatihan administrasi kantor/sekretaris. Dalam pelatihan administrasi keuangan di bimbing oleh Bapak Haris dari Biro Keuangan Nurul Jadid dan untuk pelatihan administrasi sekretaris dibimbing oleh ustadz Zaky Ghufron dari Sekretariat Nurul Jadid.

Dalam pelatihan administrasi sekretaris, sebelum ustadz Zaky menyampaikan materi, dia lebih dulu menanyakan “apa itu sekretaris, apakah tugas sekretaris, apa perbedaan sekretaris, sekretariat dan kesekretariatan,  mengapa harus ada administrasi?”. Sangat penting memberikan pendahuluan lebih dulu sebelum masuk pada materi, terbukti peserta yang ikut pelatihan belum banyak mengetahui apa itu sekretaris?.

Sekretaris adalah seseorang yang membantu pimpinan agar pimpinan kantor atau perusahaan dapat melaksanakan tugasnya secara efektif dan efisien, dalam hal penyelenggaraan program dan juga administrasi kantor. Untuk sekretariat itu adalah kantor dari sekretaris dan kesekretariatan itu adalah aktivitas tata usaha kerja atau pelaksana proses kerja sekretaris.

Sama halnya dalam pelatihan administrasi keuangan, sebelum penyampaian materi administrasi keuangan, ustadz Haris menanyakan terlebih dahulu, “apa itu Bendahara, apakah tugas bendahara, dan bagaimana menyusun keuangan?”.

Bendahara adalah orang yang bertugas untuk membuat pembukuan dan mengatur keuangan dalam sebuah organisasi atau kepanitaan, sedangkan tugas dari bendahara adalah membuat Rencana Anggaran Pengeluaran Belanja (RAPB) untuk satu periode dalam suatu kepengurusan, untuk menyusun keuangannya maka dibuatlah dalam setiap kepengurusan, membuat RAPB kegiatan sehingga laporan keuangan lebih efektif, jelas dan efisien.

Dari kedua pembimbing dalam pelatihan administrasi ini sangatlah membantu kepengurusan wilayah az-zaninyah dalam mengolah administrasi data, keuangan wilayah dan lainnya. Dari kegiatan pelatihan ini, pengurus wilayah bisa sharing dari pengalaman kerja pengurus yang lalu, sehingga memfollow up dari kegiatan pelatihan ini dari pekerjaan kemarin yang belum tepat kini bisa diperbaiki dan menjadi lebih efektif serta efisien, baik dari segi administrasi sekretaris dan administrasi keuangan. ”Organisasi yang baik karena administrasinya baik pula” begitulah teori umum dari organisasi yang disampaikan ustadz Zaky dalam penutup pelatihannya. (MF)

Stimulus Materi Kepemimpinan Untuk Menciptakan Mindset Leadership yang Baik

nuruljadid.net – setelah pasca diresmikan pembukaan diklat pengurus dan mahasiswi wilayah az-zainiyah pondok pesantren nurul jadid putri, kemarin malam (25/09/2017) di Aula SMP Nurul Jadid dilangsungkan kegiatan pembinaan dan materi kepemimpinan yang di bimbing oleh Bapak Rojabi Azzarghany dari Biro Kepesantrenan Nurul Jadid. Adanya materi pembinaan kepemimpinan ini bertujuan untuk semua pengurus bisa menanamkan rasa kepemimpinan dalam diri, mulai dari memimpin diri sendiri, sampai memimpin orang lain dan juga dapat mengubah mindset diri kita menjadi seorang pemimpin yang baik.

Pemimpin dibagi menjadi dua yakni pemimpin struktural dan pemimpin cultural. Pemimpin yang struktural yaitu pemimpin aslinya yang berstatus gelar contohnya kepala wilayah, kepala daerah, presiden dan lain lain, sedangkan untuk pemimpin cultural yaitu pemimpin yang tidak memiliki gelar namun mempunyai sifat atau peran sebagai seorang pemimpin. Jadi pemimpin struktural belum tentu pemimpin cultural. Yang menjadi pertanyaan bagi semua pengurus, bagaimana cara menjadi pemimpin yang struktural sekaligus menjadi pemimpin yang cultural?

Menjadi pemimpin yang struktural dan sekaligus pemimpin cultural tidaklah mudah butuh strategi dan konsep yang matang. Yaitu pertama pemimpin butuh Persiapan. Seorang pemimpin harus siap segalanya, harus mempunyai bekal dan skill untuk dalam persiapan segala keadaan, misalkan secara tidak terjadwal dia harus mempimpin acara, jika pemimpin belum mempunyai bekal apakah dia akan mampu mengerjakannya.

yang kedua Pemimpin Lahir Dari Organisasi. Seorang pemimpin pasti akan lahir dari organisasi, karena dari organisasi pemimpin akan belajar dari pengalamannya, pengalaman dalam menghadapi berbagai macam permasalahan, diuji dengan karakter yang bermacam-macam, dan lain sebagainya. Pak Rojabi juga menambahkan sepatah kata bijak dalam penjelasannya ”Seorang Nahkoda yang handal bukan terlahir dari gelombang yang tenang namun terlahir dari gelombang yang terjal”.

Seorang pemimpin juga perlu menata kepribadian cara yang ketiga, mulai dari ilmu, seni, pengalaman, dan pengabdian. 4 elemen ini harus dimiliki baik oleh jiwa pemimpin. Tanpa ilmu orang tidak bisa mempin, baimana bisa mendapatkan wawasan tanpa ilmu. Seni sangat dibutuhkan mulai dari seni emosi, seni ritme antara mengatur sikap tegas, sopan, lemah lembut dan lain lain. Tanpa pengalaman kita tidak bisa memimpin seperti yang dijelaskan di point kedua. Dan elemen keempat yaitu pengabdian atau ruhul jihad, ini adalah sifat yang sangat urgent harus dimiliki oleh jiwa pemimpin. Pemimpin memiliki jabatan yang tinggi namun juga memiliki amanah yang tinggi pula oleh karena itu jadilah pemimpin yang tidak menjadikan kepemimpinannya menjadi kesempatan atau kebutuhan pribadi harus memikirkan kebutuhan bersama.

Metode  menjadi pemimpin yang baik yaitu haruslah memiliki sifat yang bersahabat terutama kepada rakyat, jangan ngawur dan harus teladan untuk menjadi panutan, membaur atau merasakan bersama, dan yang terakhir adalah tut wuri handayani. Dalam penjelasannya beliau juga menyampaikan kutipan yang disampaikan oleh pengasuh kita KH.Zuhri Zaini yang dicatat dalam bukunya yakni “Kemampuan dan Keahlian yang luas tidak cukup untuk mempunyai tempat di masyarakat tanpa didasari pengabdian” sebagai kata terakhir sebelum menutup materi beliau. (MF)

Ruhul Jihad di Penanaman Pada Pengurus Sejak Dini Sangat Signifikan

nuruljadid.net – setelah sebulan dilantik menjadi pengurus pondok pesantren nurul jadid khususnya di wilayah az-zainiyah,  kemarin malam (25/09) di Aula SMP Nurul Jadid telah dilaksanakan pembukaan acara diklat pengurus dan mahasiswi wilayah az-zainiyah dengan tema membangun manajemen pesantren efektif dan sistemis. Kegiatan Diklat pengurus dan mahasiswi ini berlangsung selama 1 minggu kedepan, sejak tanggal 25 September – 02 Oktober 2017, kegiatan ini adalah awal kegiatan umum kami, sebagai langkah awal untuk mengefektifkan sistem kinerja pengurus selama satu periode di wilayah kami.

Pondok pesantren nurul jadid saat ini dalam era revolusi untuk menata sistem yang lebih baik dari sebelumnya, sistem manajemen pesantren dulu yang dikenal memiliki banyak sistem di setiap wilayahnya, sekarang kita menata untuk menyatukan sistem dari berbagai wilayah untuk menjadi satu sistem yakni sistem manajemen di pondok pesantren nurul jadid, baik dalam hal sistem pembinaannya, sistem kegiatannya, dan yang lain-lain. oleh karena itu sangat signifikan sekali untuk kita sebagai pengurus membantu dan mendukung perubahan sistem yang ada dipesantren ini. menata dan menyatukan banyak sistem itu bukanlah pekerjaan yang mudah, diperlukan dukungan semangat yang tinggi dan rasa ruhul jihad dalam diri kita terutama sebagai pengurus yang akan banyak membantu untuk perubahan sistem ini.

Kegiatan diklat pengurus dan mahasiswi ini diwajibkan hadir untuk semua pengurus pesantren, pengurus wilayah, pengurus daerah dan mahasiswi baru yang sejak saat ini akan menjadi kader pengurus. Kegiatan ini bertujuan untuk mengingatkan bagi pengurus yang lama, dan menanamkan bagi pengurus yang baru dan mengenalkan bagi calon pengurus, apa dan bagaimana menjadi pengurus?

Pekerjaan menjadi pengurus bukanlah pekerjaan yang mudah, dengan mengemban banyak amanah dan tanggung jawab yang besar, namun dari pengurus kita bisa belajar menata diri sejak dini, dengan menanamkan rasa pengabdian, mengontrol rasa emosi, dan menata serta membimbing diri untuk lebih baik lagi. Rasa pengabdian atau ruhul jihad adalah hal yang utama kita tanamkan sejak dini, karena tanpa semangat dan niat pengabdian yang tinggi, kita tidak akan maksimal dalam bekerja dan melaksanakan tanggung jawab serta mengemban amanah sebagai pengurus, terutama saat ini pondok pesantren kita sedang dalam penataan sistem manajemen yang lebih baik, yang membutuhkan aktor pengurus untuk mendukung kinerja dalam penataan sistem manajemen ini.

Dalam kegiatan diklat pengurus dan mahasiswi kemarin, kepala wilayah az-zainiyah, ustadzah Farhah,S.Pd.I menghimbau untuk semua pengurus tetap semangat dalam mengikuti kegiatan diklat ini dari hari pertama hingga terakhir nanti, dan  harapan dari ketua BKPP Nurul Jadid, Ny. Hj. Hanunah Nafi’iyah,M.Pd dalam sambutannya untuk segenap pengurus, “diklat ini adalah langkah awal yang baik untuk pengurus, dalam menanamkan rasa ruhul jihad kita sebagai personal untuk menanamkan keterampilan, mengembangkan skill agar tugas-tugas dan amanah pengurus bisa dijalankan dengan baik, mulai dari pengurus wilayah hingga pengurus daerah yang akan melaksanakan tugas haruslah seirama dan sejalan untuk pelaksanaan kegiatannya” demikian tutur kata beliau dalam penutup sambutannya. (MF)

Integrasi Kelistrikan Pesantren, Biro Kepesantrenan Adakan Silaturrahim dan Dialog Interaktif bersama Alumi Perlengkapan

nuruljadid.net – Pengurus bagian perlengkapan merupakan pengurus yang bernilai plus, karena selain melaksanakan tugas kesantriannya, mereka diamanahkan untuk melaksanakan beberapa tugas pesantren yang lainnya. Oleh karena itu, Kepala Pesantren Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Abd. Hamid Wahid menyebutkan bahwa pengabdian sebagai perlengakapan merupakan tugas yang mulia.

Namun, seiring dengan perkembangan jaman yang ada, degradasi kepengurusan dialami oleh pengurus bagian perlengkapan, mulai dari tatanan kinerja dan skill yang mereka miliki. Melihat kondisi tersebut, Biro Kepesantrenan Pondok Pesantren Nurul Jadid yang bertanggung jawab atas tugas perlengkapan mengadakan pertemuan bersama alumni senior perlengkapan yang dikemas dengan nama kegiatan “Silaturrahmi dan Dialog Interaktif Pengurus Perlengakapan Bersama Alumni Perlengkapan Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo” yang bertempat di Aula SMP Nurul Jadid.

Kegiatan ini diikuti oleh 35 alumni perlengkapan dan 15 orang pengurus aktif perlengkapan. Selain itu, Kepala Pesantren Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Abd. Hamid Wahid serta KH. Fahmi AHZ, Kepala Biro Kepesantrenan juga turut menghadiri kegiatan tersebut.

“Tujuan dilaksakannya kegiatan ini adalah untuk menyambungkan kembali koordinasi yang beberapa waktu lalu sempat terputus antara generasi yang saat ini (pengurus aktif perlengkapan yang sedang mengabdi dan membantu di pesantren) dengan teman teman yang sudah alumni” dawuh KH. Fahmi AHZ, Kepala Biro Kepesantrenan.

Selain tujuan untuk menyambungkan kembali komunikasi dan koordinasi, kegiatan ini juga bertujuan untuk melakukan penataan kembali tugas dan niat dari pengurus perlengkapan sebagaimana yang disampaikan oleh Kepala Pesantren, KH. Abd. Hamid Wahid.

“Tujuan kegiatan ini adalah menyambung semangat perjuangan sebagai pengurus, memberi masukan dan saran terhadap tugas perlengkapan saat ini, mengembalikan asal mula kepemilikan pesantren (listrik dan sarana pesantren), berbagi ilmu dan Pengalaman dari para Alumni Perlengkapan serta koreksi penataan listrik pesantren” dawuh Kepala Pesantren dalam tausiyahnya.

Beliau, Kepala Pesantren juga memaparkan beberapa progress pesantren yang berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab dari bagian perlengkapan. Beberapa diantaranya adalah tata kelola pesantren dalam hal ke-listrik-an dan intergrasi bagian perlengkapan yang ada di wilayah maupun lembaga kepada bagian perlengkapan pesantren.

Hal itu didukung penuh oleh Kepala Biro Kepesantrenan. Beliau menyampaikan bahwa waktu terakhir ini pesantren sudah melakakuan penataan strategis. Sehingga bagian perlengkapan pesantren dituntut untuk bisa berperan lebih besar lagi. Contohnya penataan kelistrikan antar wilayah, dhalem dan lembaga formal.

Mengawali dialog interaktif, KH. Fahmi AHZ menyampaikan beberapa permasalahan yang dirasakan oleh pesantren saat ini. Beberapa diantaranya adalah kurangnya skill yang dimiliki oleh pengurus perlengkapan, penataan ke-listrik-an yang masih berlum tertata rapi hingga beberapa tugas yang akan diamanahkan kepada pengurus perlengkapan.

Hal tersebut mendapatkan respon positif dari beberapa alumni perlengkapan yang sudah sukses bermasyarakat. Hal itu dibuktikan dengan pernyataan oleh KH. Junaidi Mu’thi, salah satu perlengkapan senior yang turut hadir dalam acara ini.

“pertemuan ini dilakukan untuk membicarakan seputar perlengkapan yang ada di Pondok Pesantren ini” papar beliau.

Harapan kepada alumni perelengkapan senior disampaikan oleh Kepala Biro Kepasantrenan. Beliau menyampaikan bahwa pendampingan dan bimbingan untuk meningkatkan skill pengurus aktif perlengkapan agar selalu dijadikan perhatian. Dikarenakan, kedepannya, pengurus aktif perlengkapan akan mendapatkan tugas dan tanggung jawab yang lebih berat lagi dari pesantren. (Qz/Msf)

 

Untuk melihat foto seputar kegiatan klik disini

PMII STT Nurul Jadid Siapkan Kader Berkualitas

nuruljadid.net – Dalam rangka mempersiapkan kegiatan Masa Penerimaan Anggota Baru (MAPABA),  yang akan dilaksanakan bulan Oktober mendatang. Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII)  Sekolah Tinggi Teknologi Nurul Jadid (STTNJ) pada pagi tadi (22/09/2017) adakan seminar.

Seminar yang bertajuk “Mengubah Dunia Dengan Kreasi Android” itu diprakarsai oleh Mahasiswa STTNJ angkatan 2016. “Diangkatnya tema ini semata mata sebagai bekal untuk calon mahasiswa baru Sekolah Tinggi Teknologi Nurul Jadid,” ucap Ahmad Sholahuddin ketua pelaksana kegiatan dalam sambutanya.

Kegiatan seminar tersebut  juga turut dihadiri oleh Ahmad Hasan Ketua Pengurus Cabang (PC) PMII Probolinggo, Andi Wijaya Ketua Ikatan Alumni (IKA) PMII STT Nurul Jadid, Anis Mahdi Selaku Ketua Komisarit STT Nurul Jadid. Dalam sambutanya Ahmad Hasan mewakili PC mengucapkan selamat datang menyambut kedatangan anggota baru PMII STTNJ.

“Saya mewakili Keluarga besar PMII Probolinggo menyambut hangat kedatangan semua calon kader PMII STT Nurul Jadid, Kami tunggu sahabat – sahabati untuk bersama sama berproses. Berikhtiar di Pengurusan Komiariat STT Nurul Jadid,” paparnya.

Narasumber yang diundang untuk menjelaskan tema yang dimaksud adalah Bapak Fuad Hasyim, M.Kom. Seluruh peserta tampak sangat antusias mengikuti diskusi. Hal itu terlihat ketika mereka dengan serius menyimak presentasi yang disampaikan oleh narasumber.

Selain itu, guna untuk memompa semangat pergerakan para mahasiswa baru, hal ini menjadi salah tujuan yang tak kalah penting dari tujuan diadakanya kegiatan MAPABA tersebut. Terbukti bahwa minimnya membangun kesadaran semangat berorganisasi menjadi salah satu kendala fakumnya sebuah organisasi.

Menyikapi persoalan semacam ini kegiatan layaknya orientasi pengenalan keanggotaan yang didalamnya memperkenalkan sejarah pergerakan adalah hal yang sangat urgen. Alih-alih mahasiswa aktivis yang ada pada hari ini tak lebih dari sekedar aroma wangi yang lekas pudar.

“Ketika kita sudah menjasdi anggota aktivis yang tangguh kita harus benar, menjadi aktivis yang sepenuhnya, bukan hanya kita pandai sepenuhnya menjadi aktivis dalam  berorganisasi. Namun, ketika berbicara keilmuan secara fakultatif kita juga  bisa diandalkan. Agarkelak terbentuknya kader-kader militan bukan hanya bagus dari segi militan melainkan juga bagus dari segi kualitas,” ucap Bapak Ketua Pengurus Cabang PMII Probolinggo mengakhiri sambutanya. (Ns/Msf)

Pramuka; Santri Nurul Jadid dalam Perwimanas II 2017 di Magelang

nuruljadid.net- Magelang – Setelah peresmian kegiatan perwimanas dibuka Presiden Ir. Joko Widodo pada senin (18/09/2017), Kontingen Pramuka Racana Az Zainiyah Gudep 19.189 semakin semangat dan berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan yang telah agendakan panitia. Seluruh sangga benar-benar menimba ilmu kepramukaan dan berinteraksi dengan kontingen lain, khususnya dengan 15 pimpinan kontingen (Pinkon) se-Jawa Timur, dengan 40-an sangga yang hadir memeriahkan lokasi perkemahan.

“Banyak ilmu dan informasi yang kami dapatkan dalam perkemahan ini. Mulai dari kreatifitas mendirikan tenda, meneladani kakak-kakak pembina yang betul-betul pramuka tulen, karena usianya 80 lebih tapi masih semangat membina adik-adik pramuka”, ujar Kak Khalidi Pimpinan Kontingen PP. Nurul Jadid.

Sebagaimana disampaikan oleh Kamabigus, KH. Abd. Hamid Wahid dalam pengarahan pada kontingen bahwa “seorang pramuka harus siap menjadi kader berkualitas menghadapi tantangan globalisasi”. Pesan tersebut tampak dalam semangat belajar dan berkarya para kontingen selama tujuh hari di lapangan tembak Akademi Militer Magelang Jawa Tengah. Tidak ada satu kegiatan yang luput dari keikutsertaan sangga, baik wisata religi, giat wawasan, giat budaya, giat kebersihan, giat jelajah, karnaval budaya, pentas seni dan lainnya.

“Semua kegiatan memberikan semangat dan kenangan tersendiri bagi seluruh anggota sangga kontingen Nurul Jadid. Apalagi, usai perwimanas memiliki ‘perkerjaan rumah’ menggerakkan pramuka yang ada dilingkungan Nurul Jadid. Karena itu, komitmen itu kita tunjukkan dalam kebersamaan dan kekompakan selama di perkemahan ini” terang bindamping sangga.

Sementara itu, 8 orang tim pendamping kontingen dalam evaluasi dan koodinasi mengungkapkan bahwa Yayasan Nurul Jadid memiliki potensi untuk mengembangkan gerakan pramuka dan kepramukan secara integrasi dan interkoneksi antar satuan pendidikan. Dan tentu saja juga disesuaikan dengan visi, misi dan program pondok pesantren Nurul Jadid sebagai landasan terpenting dalam pengembangan sumber daya manusia. Setidaknya hal itu bisa diseleraskan dan diseinergiskan dengan Panca Kesadaran dan Trilogi Santri yang telah di rumuskan oleh Pendiri dan Pengasuh.

“Revitalisasi gerakan pramuka di lingkungan Yayasan Nurul Jadid Paiton Probolinggo perlu dikembangkan dan dimanajemen dengan baik, sistematis, sinergis, dan intergratif. Hal itu bisa dilakukan dengan mengoptimalkan pembinaan peserta didik, khususnya golongan Pandega yang berpangkalan di Perguruan tinggi. Karena Nurul Jadid telah memiliki Gugus depan Lengkap mulai siaga, penggalang, penegak sampai pandega” terang tim pendamping kontingen.

Selain itu, setiap anggota pramuka terutama penegak dan pandega yang memiliki potensi dan kompetensi dalam mengembangkan minat, bakat dan pengalaman pramukanya, bisa menggabungkan diri kedalam satuan karya (saka). Dimana setiap saka memiliki kegiatan sendiri dalam perkemahan saka (PERTISAKA) dan perkemahan antar saka (PERANSAKA). Satuan karya (saka) yang ada dalam gerakan pramuka, meliputi: Saka bahari, Saka bakti Husada, Saka bhayangkara, Saka Dirgantara, Saka kencana (keluarga berencana), Saka Tarunabumi, Saka Wanabakti, Saka Pandu Wisata, Saka Pekerjaan Umum (PU), Saka Pustaka, Saka Teknologi, Saka Telematika, Saka Wira Kartika, Saka Kalpataru, Saka Widya Bakti.

Pramuka racana azzainiyah mengikuti perwimanas II di Magelang

“Semua aspek dalam kehidupan sehari-hari bagi pramuka tak luput dari pengembangan diri. Berarti pramuka juga penting bagi santri yang sudah memiliki bekal agama cukup baik. Karena bisa mengintegrasikan satya dan dasa dharma pramuka” terang tim pendamping.

“InsyaAllah, kegiatan ini akan lebih semarak lagi pada Perwimanas III tahun 2021, yang informasinya akan di selenggarakan di Propinsi Lampung”, terang pimpinan kontingen.(farhan)

Peringatan Hari Santri 22 Oktober 2017, Nurul Jadid Mencoba Memecahkan Rekor Makan Bersama ala Santri

nuruljadid.net- Dalam sambutan Kepala Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH Abdul Hamid Wahid pada peringatan 1 Muharram 1439 H, Kamis malam (21/09/17), menyampaikan bahwa nanti pada peringatan hari santri nasional tanggal 22 Oktober 2017, Pondok Pesantren Nurul Jadid akan mencoba memecahkan rekor terbanyak santri makan bersama ala santri. Hari santri ini merupakan kerjasama dengan pengurus wilayah NU Jatim, Ikatan Pelajar NU (IPNU) Jatim.

Selain akan memecahkan rekor muri makan bersama ala santri, juga melaksanakan pelbagai kegiatan dalam menyambut hari santri nasional. Diantaranya kegiatan itu adalah penyuluhan anti narkoba kerjasama Badan Narkotika Ansor dan Pusat Badan Naroktika Jawa Timur, seminar pendidikan, seminar anti kekerasan terhadap anak yang akan menghadirkan Komisi Perlindungan Anak dan lain-lain.

Disamping rencana di atas, Kiai Hamid juga menjelaskan perkembangan Pondok Pesantren Nurul Jadid. Setidaknya perkembangan terakhir, kata Kiai Hamid, Pondok Pesantren Nurul Jadid ada empat hal. Pertama, turut serta mengutus tiga regu pramuka dalam Perkemahan Wirakarya Pramuka Ma’arif NU Nasional (PERWIMANAS) II di Magelang.

Perkembagan kedua, Persatuan Sepak Bola Santri Nurul Jadid (PSSNJ) yang berada di bawah Badan Koordinasi Olahraga Santri (BKOS) Nurul Jadid berhasil menjuarai Liga Santri Nusantara Region III Jawa Timur. “PSSNJ ini merupakan ‘anak ajaib’ karena baru terbentuk beberapa bulan tapi sudah meraih prestasi. Dan tanggal 22-29 Oktober akan bertanding di LSN seri Nasional di Bandung,” tambah Kiai Hamid.

Perkembangan ketiga adalah terbentuknya duta lingkungan dan pada acara 1 Muharram 1439 H sekaligus dilakukan pengukuhan. Perkembangan keempat yaitu Sekolah Tinggi Teknologi Nurul Jadid (STTNJ), Institut Agama Islam Nurul Jadid (IAINJ) dan Sekolah Tinggi Ilmu Kesahatan Nurul Jadid (STIKes) sedang dalam proses merger menjadi satu menjadi Universitas Nurul Jadid.

“Kita sudah melakukan audiens dengan Kemenristek dan Dikti agar perguruan tinggi yang ada di Nurul Jadid ini menjadi universitas. Sepertinya sudah ada ‘lampu hijau’. Doakan saja tanggal 29 Oktober Kemenristek dan Dikti hadir ke Nurul Jadid untuk meresmikan Universitas,” terang Kepala Pondok Pesantren Nurul Jadid, Kiai Hamid.(Rizqy)