Pos

Sofiatuz Zahro, Sang Pemenang Lomba Pildacil Asal Jember di PP. Nurul Jadid

nuruljadid.net – Pengurus Komisariat Ikatan Pelajar Puteri Nahdlatul Ulama (PK IPPNU) Nurul Jadid juga ikut menyemarakkan peringatan Hari Santri Nasional dengan menyelenggarakan lomba Pildacil yang diselenggarakan hari ini (20/10/2017) di Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo.

Setelah semua peserta menunjukkan kebolehannya diatas pentas, juri menentukan 3 pemenang dalam perlombaan ini. Salah satu pemenang yang menjadi sorotan publik adalah Ananda Sofiatuz Zahro, siswi MI Mikrojul Ulum Jember. Sofi (sapaan akrab Sofiatuz Zahro) berhasil mengumpulkan skor dengan jumlah 182 terpaut 13 angka dari peringkat kedua yang diperoleh oleh Ananda Rafi Al-Firdaus.

Sofi berhasil memenangkan perlombaan dengan membawakan tema “Berbakti kepada Orang Tua” dalam pidatonya. Dengan suara yang lantang dan isi pidato yang gemilang, Sofi berhasil menghipnotis para penonton sekaligus dewa juri yang berada di Aula SMA Nurul Jadid.

“Jika kita ingin mencapai surga Allah, maka yang harus kita lakukan adalah berbakti kepada orang tua khususnya kepada ibu” cakap Sofi mengawali pidatonya dengan suara lantang.

Siswi MI Mikrojul Ulum ini menyampaikan isi pidatonya dengan sangat tenang dan dia juga berhasil menguasi para penonton. Hal itu dibuktikan dengan penyampaian hadist Rosulullah SAW tetang berbakti kepada orang tua dengan mengutip sebuah nyanyian.

“Surga di telapak kaki ibu, itulah hadist Nabi Muhammad. Janganlah kau durhaka padanya, di akhirat mendapat siksa. Surga di telapak kaki ibu, itulah hadist Nabi Muhammad. Siapa yang berbakti padanya di akhirat mendapat surga” ujar Sofi menyanyikan sebuah lagu.

Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh kita kepada orang tua, yang pertama adalah berperilaku yang baik jangan membantah perintah orang tua selagi dalam kebaikan. Sofi juga menceritakan beberapa contoh fenomena negatif yang terjadi pada akhir akhir ini. Dia memberikan contoh masih ditemukan anak yang tega memukul ibu kandungnya, merapas harta ibunya bahkan tega membunuh orang tuanya sendiri.

Sofi yang merasa miris dengan kenyataan ini mengutip sebuah cerita Sahabat Salman Al Farisi yang menceritakan tentang perjuangan seorang anak yang rela menggendong ibu kandungnya sendiri dari rumah hingga sampai Mekkah hingga kulit punggungnya mengelupas. Namun sayang, apa yang telah dilakukan oleh Sahabat Salman Al Farisi masih belum sedikitpun bisa menggantikan setetes dari darah ibunya saat melahirkan.

Sofi juga menyampaikan hal yang kedua yang harus dilakukan oleh anak kepada orang tuanya yakni dengn mendoakan orang tuanya. Dia juga mengajari kepada seluruh penonton tentang do’a untuk kedua orang tua.

“Allahummaghfirli dzunubi wali walidaiya, Allahummaghfirli dzunubi wali walidaiya, warhamhuma kama robbayani shoghiro” ucap Sofi yang membawakannya dengan penuh linangan air mata.

Sofiatuz Zahro saat melantunkan Do’a untuk kedua orang tua

Spontan, dengan bergelinangnya air mata dan diikuti dengan nada yang sedikit tersendat – sendat membuat seluruh hadirin sampai dewan juri yang berada di Aula SMA Nurul Jadid ikut bergelinang air matanya bahkan diantara mereka ada yang meneteskan air mata.

Sofi, siswi MI Mikrojul Ulum kelahiran tahun 2008 itu mengakhiri pidatonya dengan membawakan sebuah pantun.

“Jalan jalan ke kota surabaya, Di seberang jalan ada bis kota, Ingatlah perkataan saya, Berbaktilah kepada orang tua” (Qz)

Hari Santri Nasional, PK IPPNU Nurul Jadid Adakan Lomba Se Jawa Timur

nuruljadid.net – Sebagaimana Almarhum Hadaratus Syekh KH. Hasyim Asy’ari berdawuh seorang santri haruslah berkreasi dan mengabdikan dirinya pada masyarakat dan bangsa sendiri. Itulah ucapan kalimat mengawali pelaksanaan pembukaan Lomba dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional tahun ini yang disampaikan oleh MC di Aula SMA Nurul Jadid.

Hari ini (20/10/2017) Pengurus Komisariat Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama’ (PK IPPNU) Nurul Jadid mengadakan lomba tingkat Jawa Timur dengan 3 jenis macam lomba. Adapun lomba yang diadakan adalah lomba Pildacil, Tartil dan Mewarnai tingkat SD maupun TK.

“Lomba ini terlaksana karena inisiatif para pengurus IPPNU Nurul Jadid untuk menyemarakkan Hari Santri Nasional. Awalnya, Lomba ini hanya diperuntukkan untuk siswa/i tingkat TK dan SD sederajat di sekitar Paiton, namun sehubungan dengan banyaknya peminat dari masyarakat umum, maka panitia pelaksana dari IPPNU Nurul Jadid berkoordinasi dengan Panitia Pelaksana Hari Santri Nasional Nurul Jadid. Dan akhirnya memutuskan agar lomba ini ditingkatkan ke level Jawa Timur” ujar Ustad Zaenol Hasan, Pembina IPNNU Nurul Jadid

Saudari Raiza Insirah selaku ketua  panitia pelaksana menyampaikan bahwa salah satu tujuan diadakannya 3 lomba ini adalah untuk menyemarakkan peringatan Hari Santri Nasional tahun 2017.

Peresmian pembukaan lomba dilakukan dengan pemotongan pita oleh Ustadzah Ruaifatul Ladibah. Sebelum memotong pita, dia menyampaikan harapan agar lomba ini berjalan dengan lancar dan para pesertanya juga bersemangat dalam ber- Fastabiqul Khairot atau Berlomba Lomba Dalam Kebaikan.

Pembacaan do’a yang dipimpin oleh Ustad Sya’ari mengakhiri kegiatan pembukaan lomba se Jawa Timur dan dilanjutkan dengan pembacaan tata tertib pelaksanaan lomba yang dikemas dalam Technical Meeting.

Mars PP Nurul Jadid, IPPNU, Shalawat An Nahdliyah dan Yalal Waton juga dinyanyikan dalam kegiatan ini sehingga membuat acara ini semakin meriah. 3 lomba tersebut ditempatkan di area SMA Nurul Jadid. Lomba Pildacil bertempat di Aula SMA Nurul Jadid, Lomba Tartil bertempat di Mushalla SMA Nurul Jadid lantai I sedangkan lomba mewarnai bertempat di Mushalla SMA Nurul Jadid lantai II. (Qz)

 

Cuplikan Foto Kegiatan Lihat Disini.

mimbar santri putra nj hsn2017

Puisi Cahaya Baru Karya Muhammad Al-Fayyadl Menggema di Mimbar Santri

nuurljadid.net- Peringatan Hari Santri Nasional, Minggu (22/10/2017) dirayakan dengan pelbagai cara. Di Pondok Pesantren Nurul Jadid santri diberi ruang untuk berekspresi di atas panggung atau disebut Mimbar Santri, Kamis(19/10/2017).

Salah satu santri Nurul Jadid, Firman Hamdah yang juga aktif di komunitas Sastra Titik Koma, Wilayah Jalaluddin Ar-Rumi Gang (G) membacakan puisi karya Gus Muhammad Al-Fayyadl. Puisi tersebut didedikasikan untuk mengenang napak tilas perjuangan pendiri Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH Zaini Mun’im.

Dengan intonasi yang menggelegar hingga meneteskan air mata, Firman membuat merinding para hadirin santri dan masyarakat sekitar. Berikut teks puisinya.

CAHAYA BARU
–Untuk Hadratussyaikh KH. Zaini Mun’im (1906-1976)

Dengan itu engkau menamai*
Perkarangan anyar ini
Alas gelap
Segelap jelaga
Engkau cahayai
Dengan terang tinta para cantrik
Dan tasbih
Para penunggu subuh

Malam-malam tak lagi sama
Sejak langkah terompahmu
Tak lagi tarcium kemennyan
Atau gemirisik para perompak

Tanjungmu harum semerbak
Rindang menyisiri jalanan
Tak lagi angker
Akrab menyambut siapa saja yang tiba
Meruapkan aroma berkah
Para masyayikh Kembang Kuning
Dan doa khalis
Para kiai Galis

Kudengar gerak kaki
Para cantrik berdatangan
Menjemput gerilya sucimu
Merantas rawa rimba
Membangun surau
Untuk hamba Allah yang terlelap

Kudengar adzan
Dan bait-bait ilmu mengalun
Dari lembar-lembar kuning
Dan mulut-mulut pendaras
Yang mengaji

Tanahmu, Nurul Jadid
Tak lagi sama
Sejak itu
Juga sagaramu

–Dari pesisir ke pesisir
Jembatan berkah
Terbangun
Menggenapkan Madura dengan Jawa
Jawa dengan Madura

Tanahmu, Nurul Jadid
Tak lagi sama
Sejak itu
Beribu pencari
Dari penjuru negeri jirani
Memenuhi sudutmu
Berharap terpercik
Pancaran “Ruhul Jihad”-mu

Dengan apa kami
Merawat dan meruwat
Warisan ini?

(“kuwaqafkan hidupku untuk menyiarkan dan meninggikan Islam
Derajat umat Muslimin
Dan nasib anak negeri”

Pesanmu terngiang
Menembus ingatan
Yang kian hari alpa
Dan jauh
Dari dawuh dawuhmu)

Diantara semilir angin
Yang menggoyang daun-daun tembakau
Dan semburat lembayung
Di ufuk gerinting
Kulihat anak-anak nelayan
Dan petani berlarian
Menggarami mimpi masa depan

Paiton, Agustus 2015

Menyambut Maulid Nabi, Wilayah Az Zainiyah adakan Ajang Kreasi Santri

nuruljadid.net – Di sela – sela padatnya kegiatan dalam rangka menyambut Hari Santri Nasional (HSN) 2017, Pondok Pesantren Nurul Jadid Wilayah Az Zainiyah menyempatkan diri untuk melaksanakan pembukaan kegiatan Kreasi Lomba Islam Pesantren Az Zainiyah atau yang dikenal dengan sebutan KLIP AZ.

Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin tahunan yang diselenggarakan dalam rangka menyambut kelahiran Nabi Muhammad SAW yang akan jatuh pada bulan mendatang, November. Selain itu, kegiatan ini juga sebagai ajang bergengsi untuk unjuk kompetisi antara daerah yang berada di Wilayah Az Zainiyah. Kegiatan perlombaan ini dilaksanakan sejak tanggal 19 Oktober s/d 23 November 2017 dengan tema kegiatan “Fastabiqul Khairot atau Berlomba Lomba Dalam Kebaikan”.

Ketua Panitia Pelaksana Kegiatan, Ustadzah Nur Hakiki menyampaikan harapan yang diantaranya adalah tetap bersaing dengan sehat agar seluruh perlombaan berjalan dengan baik. Hal itu senada dengan apa yang disampaikan oleh Kepala Wilayah Az Zainiyah, Ustadzah Farhah. Dalam sambutannya, dia menyampaikan ketika pelaksanaan lomba, diharapkan semua peserta untuk tetap bersaing dan menerima apapun hasil perlombaan. Jangan sampai terjadi permusuhan antar daerah. Karena tujuan dilaksanakannya kegiatan ini adalah sebagai wadah bagi seluruh santri untuk menunjukkan kreatifitasannya.

“Perlombaan ini merupakan tempat untuk menunjukkan kreasi dan bakat kalian (santri). Silahkan kalian berkreasi semaksimal mungkin. Jadikan ajang ini sebagai perlombaan dalam kebaikan, dan jangan jadikan ini sebagai ajang permusuhan antar daerah” tambah Kepala Wilayah Az Zainiyah.

Kepala Badan Koordinasi Pondok Puteri (BKPP), Ny. Hj. Hanunah Nafi’iyah juga turut serta menyemarakkan pembukaan KLIP AZ ini. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan kegiatan rutin yang telah berlangsung beberapa tahun terakhir dan juga sebagai ajang untuk mencari bibit unggul dan potensi yang tersimpan dalam diri santri agar bisa dikembangkan lebih maksimal dan optimal.

“karena pada hakekatnya manusia memilki keistimewaan dan kelebihan masing masing dalam bidang yang beraneka ragam. Walaupun dalam tugas utama kita sebagai seorang muslimah dan lebih khusus sebagai santri adalah kholifatullah terutama di Pondok Pesantren bahwa keberadaan kita di Pesantren ini adalah niat untuk mengaji dan membina akhlakul karimah” tambah beliau.

Ny. Hj. Hanunah Nafi’iyah menyampaikan mengalahkan lawan itu merupakan hal yang wajar dalam perlombaan namun kita kemas hal tersebut dengan tetap menjaga akhlakul karimah yang merupakan ciri khas utama santri khususnya santriwati.

“Sepanas apapun dan sekeras apapun persaingan dalam perlombaan ini kita harapkan tetap dalam bingkai ukhuwah persaudaraan sesama santri” tambah beliau, kepala BKPP.

Pembukaan secara simbolis kegiatan ini dilakukan dengan pemotongan pita oleh Kepala BKPP dan dilanjutkan dengan lomba yel – yel islami oleh masing – masing daerah. (Qz)

mimbar santri putri nj acapela hsn2017

Spirit Santri Untuk NKRI, Sebuah Ciptaan Lagu Santri Nurul Jadid di Acara Mimbar Santri

nuruljadid.net- Peringatan Hari Santri Nasional di Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo pada Minggu (22/10/2017) dikemas dengan pelbagai kegiatan. Salah satu di antaranya adalah memberikan ruang aktualisasi untuk santri atau yang disebut Mimbar Santri, Kamis (19/10/2017).

Penampilan-penampilan seni santri tak kalah menarik dengan kesenian luar pesantren. Semisal ada penampilan beat box, pantomim, hadrah, stand-up comedy, orasi kebangsaan dan lain-lain. Semua peserta Mimbar Santri itu tampil dengan gaya khas ala pesantren.

Uniknya hampir semua hadrah yang tampil selalu menggunakan ala-alat bekas, mulai botol, bambu, gayung hingga ember berpadu jadi alunan musik ala santri. Selain itu juga muncul lagu-lagu karangan para santri.

Seperti Grup Hadrah A’dho As-Sirajiyah Wilayah Jalaluddin Arrumi (Gang G). Terdiri dari delapan orang, empat sebagai vokal dan empatnya lagi sebagai penabuh. Meski tampil tanpa persiapan panjang grup hadrah ini mendapat pujian dari ratusan penonton santri dan masyarakat.

Adapun lagu yang di nyayikan juga merupakan ciptaan kelompoknya.Berikut teks lengkap lagu karangan santri Gang G.

Spirit Santri Untuk NKRI

Mari kemari datanglah kesini
Untuk menghadiri Hari Nasional Santri
Mari kemari datanglah kesini
Di tempat suci teguhkan NKRI
Spirit santri ok (2X)
Spirit santri rayakan rame-rame (2X)
Kami semua santri Kiai Zaini
Menapak tilas Kiai Hasyim Asy’ary
Kaum sarungan bangkitlah untuk bangsa
Untuk meneguhkan Bhineka Tunggal Ika
Kaum sarungan bisa (2X)
Untuk mewujudkan cita-cita pancasila

(Yani)

mimbar santri putri nj puisi hsn2017

Stand Up Comedy: Santri Itu keren pada Acara Mimbar Santri

nuruljadid.net- Gemuruh Lagu Hubbul Wathon Minal Iman menyemarakkan pembuka malam acara Mimbar Santri dalam rangka peringatan hari santri Nasional (HSN), Kamis (19/10/2017) di Pondok Pesantren Nurul Jadid.

kegiatan Mimbar Santri ini dihadari oleh seluruh santri Putra berserta masyarakat disekira Pondok Pesantren Nurul Jadid, Menurut ketua panitia, Mimbar Santri ini merupakan sarana aktualisasi santri untuk menampilkan minat dan bakat santri “Momen ini untuk menyingkap minat dan bakat santri yang terpendam” ucap Rama Yakin didalam sambutannya.

Selepas sambutan ketua panitia Hari Santri Nasional itu, Suasana gelak tawa riuh di lapangan Raya Nurul Jadid di saat penampilan Stand-Up Comedy oleh Santri Nurul Jadid Muhammad Lutfi dengan mengangkat judul “Santri Itu Keren

“Dalilnya Santri itu keren yaitiu terinsiprasi oleh lagu Despacito Ala Santri, yang bunyinya adalah Santri itu keren, kak mondok gak keren. Makanya yang keren hanya santri seperti saya di depan ini ” ucap Muhammad lutfi ketika tampil di panggung Lutfi juga mengatakan bahwa di Pesantren itu unik, santri setiap hari di ajari kesabaran.

“Banyak momen unik di pesantren, mulai ngantri makan dan ngantri mandi. Eh.. pas tiba giliran mandi lupa bawa gayung. Ngantri lagi deh. Tapi itulah suasana pesantren,” tambah Siswa Mts Nurul Jadid yang membuat gelak tawa ratusan santri Nurul Jadid yang ikut nonton.

Penulis : Yani

Editor : Co

mimbar santri putra hsn2017

Puisi untuk KH Zaini Mun’im Pada Acara Mimbar Santri

nuruljadid.net- Peringatan Hari Santri Nasional, Minggu (22/10/2017) dirayakan dengan pelbagai cara. Di Pondok Pesantren Nurul Jadid santri diberi ruang untuk berekspresi di atas panggung atau disebut Mimbar Santri, Kamis (19/10/2017).

Salah satu santri Nurul Jadid, Baidowi dari Asrama Mahasiswa menampilkan puisi karangannya sendiri. Puisi tersebut diciptakan untuk mengenang jejak perjuangan pendiri Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH Zaini Mun’im.

Dengan intonasi berapi-api Baidowi membuat suasana malam Jumat menjadi hening. Berikut teks puisinya.

Untukmu Negeri

Untukmu jiwa raga kami
Merahmu sumbu semangat kami
Putihmu suci selendang ilahi
Kibar benderamu kobarkan kerinduan abadi
Kami para santri.

Assalamualaikum
Identitas kami identitas abadi
Takkan terhapus oleh waktu
Takkan padam karena zaman
Dan takkan hilang karena gejolak, ataupun kongkalikong yang tak juga reda.

Untukmu negeri
Tujuh puluh dua tahun silam
4 hari 4 malam
Bumi kita pertiwi dibasuh, disucikan dengan darah dan air mata para santri.
Corong-corong masjid dan mushollah
Dari kota hingga pelosok desa
Tak henti dan tak reda akan gema suara takbir

Assalamualaikum yaa Syaikhona Zaini
Kami rindu padamu
Rindu akan semangat juangmu
Rindu akan ketegasanmu
Rindu akan pengorbananmu
Rindu kasih sayangmu
Rindu akan tutur dan dawuhmu
Kami rindu.

Dibawah cahaya rembulan dan bintang-bintang
Malam ini kami mengadu;
Perjuangan kami tak seberat perjuanganmu
Jalan terjal kami tak seterjal jalanmu
Kini kami terseok
Terjengkal oleh keadaan
Terperosok oleh keinginan dan harapan yang fana
Perbedaan di permasalahkan
Seragam dan logo dijadikan gengsi-gengsian.

Tuntun kami menunaikan cita-cita sucimu
Ridoi kami menjadi santrimu yang sesungguhnya.

(Jawahir)

Mimbar Santri Peringatan Hari Santri Nasional 2017

Mimbar Santri, Pentas Seni Santri Putri Nurul Jadid

nuruljadid.net- Salah satu agenda HSN 2017 adalah kegiatan Mimbar Santri yang dilaksanakan pada Kamis, (19/10/2017) 20.30 WIB, bertempat di wilayah Al-Hasyimiyah. Kegiatan ini merupakan pertunjukan berbagai talenta santri dalam berbagai kesenian yang dipersembahkan oleh masing-masing perwakilan lembaga formal di bawah yayasan Nurul jadid. Diantaranya adalah Stand up Komedi yang akan ditampilkan oleh SMP Nurul Jadid, Dramatisasi Puisi oleh SMA Nurul Jadid, beat box oleh MAN 01 Probolinggo, MA Nurul Jadid, SMK Nurul Jadid, dan MTs. Nurul Jadid.

Kegiatan mimbar santri ini disambut antusias oleh seluruh santri, karena dari semua agenda HSN 2017, mimbar santri adalah satu-satunya kegiatan yang memberikan wadah bagi para santri untuk unjuk kebolehan di depan khalayak. Kegiatan yang sekaligus menjadi wadah untuk kretifitas santri selain ranah kognisi yang sudah dibina di sekolah masing-masing.

“Kegiatan ini sebagai wujud santri Nurul Jadid untuk memeriahkan Hari Santri Nasional 2017, Diharapkan dari kegiatan ini dapat selalu menginspirasi santri untuk mengisi kemerdekaan ala santri sesuai dengan porsi masing-masing,” ucap Dinia Arifah Riganita dalam sambutan pembukaan Acara malam ini.

Mengisi kemerdekaan ala santri menjadi hal yang selalu diperhatikan dan dipertahankan oleh Pesantren. Hal tersebut dapat terlihat pada tahun ini benar-benar menjadi tahun revolusi untuk pondok pesantren Nurul Jadid. Pada tahun pertama kepemimpinannya ini, KH. Abdul Hamid sebagai Kepala Pesanten memberi banyak wajah baru pada setiap momen-momen bersejarah, baik momen penting pesantren sampai peringatan Hari Bersejarah Nasional. Mulai dari semarak Ramadhan, PHBI, Peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia, sampai semarak Hari Santri Nasional yang saat ini sedang hangat diperbincangkan para santriwan dan santriwati.

Pondok Pesantren Nurul Jadid yang menjadi tuan rumah peringatan HSN dari perwakilan PW IPNU Jawa Timur tahun ini memiliki empat agenda utama yakni meliputi bebagai macam seminar, upacara, hingga makan tabhek bersama sepuluh ribu santri, dilaksanakan selama satu minggu pra hari peringatan HSN yaitu tanggal 22 Oktober nanti.

Semua pertunjukan malam ini, dengan karakter dan caranya masing-masing, membawa satu pesan penting dalam peringatan HSN 2017, yaitu semangat perjuangan para santri sebagai subjek dan  objek utama dari momen itu sendiri agar selalu megobarkan semangat jihad dalam menuntut ilmu dan memberikan sumbangsih pada ibu pertiwi.

“Mimbar ini diadakan sebagai aplikasi semangat perjuangan para santri sebagai ikon hari santri agar selalu semangat berjihad dalam menuntut ilmu dan memberikan sumbangsih pada Negara sesuai dengan peran dan keadaan masing-masing santri,” ucap Ady Azhari, Koordinator Seminar dan Mimbar Santri. (IR&AF)

seminar wawasan kebangsaan hari santri nasional

Direktur Ketahanan Ekonomi Sosial dan Budaya, Lutfi; Santri Butuh Skill Untuk Menyejahterakan Umat Dan Negara

nuruljadid.net- Direktur Ketahanan Ekonomi Sosial dan Budaya, Ditjen Politik dan Pemerintahan Kemendagri RI, Drs. Lutfi TMA, M.Si mengatakan untuk membangun bangsa Indonesia dibutuhkan manusia yang berkualitas. Sebab tantangan kedepan akan lebih sulit dari hari ini.

Hal itu disampaikan dalam seminar wawasan kebangsaan dengan tema resolusi jihad estafet perjuangan bangsa di Aula Institut Agama Islam Nurul Jadid, Kamis (19/10/2017). Acara tersebut merupakan rangkaian peringatan Hari Santri Nasional, Minggu (22/10/2017) di Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Menurut Lutfi Indonesia belum berdaulat secara utuh dikarenakan kurangnya kerja keras masyarakatnya. Untuk bisa mencapai kemajuan, maka sekarang harus mulai berpikir bagaimana langkah kedepannya. “Beberapa waralaba di beberapa tempat termasuk di Jakarta sudah berkurang, bahkan ada yang tutup karena bisnis online atau e-commers lebih murah,” katanya

Oleh karena itu, santri harus mengikuti perkembangan zaman agar bisa bersaing. Berbeda dengan kondisi dulu ketika santri berjuang merebut kemerdekaan atau yang dikenal dengan Resolusi Jihad. Maka perjuangan santri dalam konteks kekinian adalah butuh kerja keras, belajar dan disiplin tinggi serta selalu mengingat Allah.

“Ada satu penelitian menyampaikan bahwa orang-orang sukses adalah mereka yang memiliki basis keagamaannya bagus. Karena dia berpikirnya tidak hitam putih, pada saat menemukan masalah, sudah berusaha keras dia kembali kehadapan Allah. Inilah kunci orang sukses,” ungkapnya.

“Permasalahan bangsa Indonesia saat ini, tambah Lutfi, diperlukan kerja sama dan komitmen antara semua elemen masyarakat. Islam adalaha agama rahmatan lil alamin, artinya butuh bekerja keras untuk memcapai kemakmuran umat dan negara. Kalau kemudian ini tidak terwujud maka akan menjadi isapan jempol,” lanjutnya.

Maka santri jangan terlena dengan kondisi yang ada, melainkan bagaimana memiliki skill demi menciptakan kesejahteraan umat, bangsa dan negara Indonesia. (Rizky)

seminar pendidikan hsn2017 hari santri nasional

H. A Umar; Sekolah Harus Kembali Ke Sistem Pendidikan Pesantren

nuruljadid.net – Direktur kurikulum Sarana Kelembagaan dan Kesiswaan, H. A Umar dalam seminar pendidikan yang bertema pesantren kiblat pendidikan karakter di Aula Institut Agama Islam Nurula Jadid, Rabu, (18/10/2017) mengatakan rusaknya moral anak-anak sekolah merupakan akibat dari sistem pendidikan yang tidak mendukung akan terciptaknya karakter baik.

Hal itu, menurut Umar disebabkan karena sistem kurikulum pendidikan sekolah cenderung menilai siswa berdasarkan perolehan angka. Kedua sistem pendidikan sekolah lebih mengedepankan formalitas daripada substansi. Akhirnya pengajaran di sekolah lebih mementingkan mengejar materi ketimbang budi pekerti.

“Rata-rata anak bolos, tidak masuk sekolah akibat dari layanan guru sekolah yang tidak baik. Kepada guru-guru jangan sampai ada paksaan atau tekanan kepada siswa, melainkan bagaimana melakukan pendekatan dengan santun,” katanya saat mengisi seminar pendidikan, salah satu bagian dari rangkaian untuk menyambut Hari Santri Nasional, Minggu (22/10/2017) di Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Maka solusi terbaik untuk memecah pelbagai permasalahan pendidikan tersebut mesti kembali ke sistem pendidikan pesantren. Hubungan antara santri, ustad dan pengasuh di pesantren berjalan 24 jam dan tidak ada jarak. Sehingga kondisi ini akan menimbulkan rasa emosional yang kuat antar sesama santri, ustad dan pengasuh.

Kemudian pola pendidikan pesantren juga menciptakan hidup goyong royong, tidak hedonis dan materialis. Ini akan menciptakan sifat kesederhanaan dan karakter yang baik bagi santri. Selanjutnya pesantren selalu mengajarkan santri tentang kejujuran dan amanah.

“Kalau demikian kedepan akan lahir pemimpin-pemimpin yang memihak rakyat kecil, memberdayakan orang-orang kecil, adil dan makmur dunia akhirat,” pungkasnya (Rizky)

Akhiri Kegiatan inggris dan arab Kunjungan Kebahasaan dengan Closing Ceremony

nuruljadid.net – Setelah satu hari mempelajari dan mendalami bahasa asing (Inggris dan Arab) di LPBA Pondok Pesantren Nurul Jadid, pagi ini (19/10/2017) LPBA PP. Darussalam Blokagung Banyuwangi mengakhirinya dengan penuh kesan dan pesan.

Kegiatan penutupan Study Comprative ini merupakan akhir dari kegiatan mereka (LPBA PP. Darussalam) di PP. Nurul Jadid Paiton Probolinggo. Mereka telah mengikuti beberapa kegiatan yang telah dirangkai oleh Pengurus LPBA dengan penuh rasa gembira dan senang hati. Hal itu dibuktikan dengan pelaksanaan debat antara LPBA Nurul Jadid dan LPBA Darussalam Banyuwangi yang berlangsung kemarin malam (18/10/2017) di Aula SMP Nurul Jadid.

“Kemarin malam ketika pelaksanaan KBM, mereka (peserta kunjungan) meminta kepada pihak LPBA Nurul Jadid untuk bedebat. Karena di lomba GAZA UIN Malang kemarin, LPBA PP. Darussalam menjadi juara III sedangkan LPBA Nurul Jadid menjadi juara II. Itulah pemicu terlaksananya debat” ujar Bagian Kesiswaan LPBA Nurul Jadid, Salman Al Farisi.

Kegiatan penutupan Study Comprative ini diikuti oleh semua peserta kunjungan dari LPBA Darussalam dan beberapa pengurus LPBA Nurul Jadid. Tak hanya itu, Bapak Saili Aswi sebagai perwakilan dari Pengurus Pesantren Nurul Jadid juga ikut hadir dalam kegiatan penutupan ini.

Beliau (Bapak Saili Aswi) menyampaikan bahwa pada hari ini perpisahan akan terjadi antara LPBA Nurul Jadid dan LPBA Darussalam Banyuwangi namun perpisahan ini merupakan langkah awal untuk dikenal di masa mendatang.

“Perpisahan ini bukanlah sebuah awal untuk kita tidak mengenal, tetapi perpisahan merupakan sebuah langkah awal untuk mengenal kembali dan dikenal di masa mendatang” ujar beliau mengawali sambutan perawakilan pengurus pesantren.

Perbedaan budaya dan pengalaman yang telah terjadi selama satu hari di PP. Nurul Jadid dijadikan sebagai ajang pembelajaran bagi kedua pondok pesantren dan hal itu membuktikan bahwa perbedaan itu indah.

“Kegiatan kunjungan ini sebagai ajang untuk berbagi pengalaman diantara kedua Pondok Pesantren. Dengan berkunjungnya adik – adik sekalian ke LPBA Nurul Jadid menambah pengalaman yang tidak ada di Nurul Jadid namun ada di PP. Darussalam Banyuwangi begitu juga sebaliknya” tambah beliau.

Mengkahiri sambutan, Bapak Saili menyampaikan bahwa apapun yang telah dilakukan oleh LPBA Nurul Jadid kepada peserta kunjungan merupakan sebatas ikhtiar untuk mencari sebuah kesempurnaan sekalipun kesempurnaan tidak akan pernah ditemukan.

“oleh karena itu, ketika adik adik menemukan sebuah hal yang indah dan elok untuk dilihat dan sekiranya bisa dijadikan sebagai wawasan bagi adik – adik itulah ikhtiar dari kami karena kami tetap berusaha menjadi yang terbaik. Dan apabila selama kunjungan ini menemukan sesuatu yang tidak berkenan, maka itulah kekurangan kami yang masih mencari kesempurnaan. Jadikanlah yang baik sebagai iktiar untuk mencari ilmu dan jadikanlah yang buruk sebagai angin yang berlalu” cakap Bapak Saili Aswi, Wakil Sekretaris Pesantren.

“kalaulah bukan unggas tidaklah sawah itu menjadi rusak, bukankah karena tugas untuk adik adik sekalian sekiranya tidaklah kita mau berpisah” tambah beliau sekaligus mengakhiri sambutan.

Tak hanya dari PP. Nurul Jadid, Perwakilan pengurus dari LPBA PP. Darussalam Banyuwangi juga turut menyampaikan beberapa kesan selama berkunjung dan memperljari bahasa asing di Nurul Jadid. Hal itu disampaikan oleh Ustadah Nanik Nur Aini.

“Selama berkunjung di PP. Nurul Jadid kami telah mendapatkan banyak pelajaran yang paling utama yang kami ambil adalah rasa berani. Karena dengan rasa berani untuk belajar karena dengan rasa berani kita mendapatkan pengalaman. Hal itu kami jadikan motivasi bahwa kami haruslah lebih percaya diri dan tidak takut akan rasa salah” ujarnya.

“Semoga dengan berkunjung kami di PP Nurul Jadid, LPBA dapat menjadi lebih baik ke depannya” tambahnya sekaligus mengakhiri sambutan.

Sebagai akhir dari acara ini, pemberian cndera mata diberikan oleh perwakilan kedua pihak. Dan dilanjutkan dengan do’a serta foto bersama.

Setelah berkunjung ke PP. Nurul Jadid, LPBA PP. Darussalam Banyuwangi melanjutkan study bandingnya ke PP. Darullughah Wadda’wah (Dalwa) Pasuruan. (Qz)

 

Cuplikan Foto Kegiatan Klik Disini

seminar pendidikan hsn2017 hari santri nasional

Ketua LP Ma’arif NU Pusat, KH. Zainul Arifin Junaidi: Pesantren Khittah Pendidikan Indonesia

nuruljadid.net- Ketua Lembaga Pendidikan Ma’arif NU Pusat, KH. Zainul Arifin Junaidi mengatakan santri harus berani menunjukkan identitasnya kepada publik. Sebab paham-paham radikal selalu menunjukkan identitasnya yang pada akhirnya dianggap sebagai ideologi.

Hal itu disampaikan di Aula Institut Agama Islam Nurul Jadid dalam seminar pendidikan, Rabu (18/10/2017) dengan tema pesantren kiblat pendidikan karakter. Acara tersebut merupakan salah satu rangkaian kegiatan peringatan Hari Santri Nasional, Minggu (22/10/2017) di Pondok Pesantren Nurul Jadid.

“Sarung ini menunjukkan bahwa kita santri,” kata alumni Pondok Pesantren Nurul Jadid ini sambil memperlihatkan sarungnya kepada peserta. Oleh karena pesantren adalah khittah pendidikan Indonesia. Dulu pada zaman Hindhu Budha pendidikan disebut karsa dari kata karso yang berarti kehendak.

Pendidikannya terintegrasi dalam suatu lembaga yang disebut patapan dimana antara murid dan guru hidup bersama disatu lingkungan. Lalu Wali Songo datang mengadopsi sistem pendidikan Hindu Budha dan menyebutnya pasastrian yang berarti orang yang berkehendak sastri atau ingin belajar. “Disebut pesantren karena lidah orang-orang Madura sulit menyebut kata pasatrian,” terang Junaidi.

Setelah itu kemudian Belanda datang memperkenalkan sistem pendidikan sekolah tahun 1906. Sistem ini dikhususkan untuk anak-anak Belanda. Anehnya ketika Indonesia merdeka sistem pendidikan tersebut malah diteruskan. Padahal KH Wahid Hasyim tahun 1929 telah memperkenalkan sistem pendidikan klasikal atau yang dikenal dengan sebutan madrasah nidhomim di Pondok Pesantren Tebuireng.

“Makanya kalau sekarang pendidikan di sekolah morat-marit itu karena sistem pendidikan kita tidak memfokuskan pada pendidikan karakter,”ungkapnya. Maka pendidikan pesantren, tambah Junaidi, harus dirawat agar tetap mempertahankan keaslian tradisinya. (Rizky)

satria dharma

Satria Dharma; Hari Santri Nasional 2017, Momentum Untuk Menggelorakan Literasi

nuruljadid.net- Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia, Satria Dharma mengingatkan agar santri pada peringatan Hari Santri Nasional, Minggu (22/10/2017), kembali meneguhkan nasionalisme dalam bela negara ditengah gempuran gerakan paham khilafah yang berupaya mengganti pancasila.

“Berkat perjuangan para santri Indonesia menjadi suatu bangsa,” kata Satria pada Nurul Jadid.net saat dihubungi via telepon. Hal itu dimaksudkan supaya generasi umat Islam tidak melupakan peran santri saat melawan penjajah.

Pegiat literasi ini juga menyampaikan bahwa umat Islam semestinya lebih giat membaca daripada umat lain. Sebab ayat yang turun pertama kali dalam Al-Quran adalah perintah untuk membaca atau ikro’. “Itu jelas sekali dalam Al-Quran. Sedangkan di kitab agama lain tidak ada. Masalahnya sekarang kita malah terbelakang dalam hal membaca,” terang Satria.

Oleh karenanya momentum Hari Santri Nasional ini penting untuk menggelorakan kembali pesan-pesan tentang pentingnya menguasai literasi. Bukan sekedar membaca dan menulis melainkan bagaimana umat Islam menguasai ilmu dan teknologi melalui literasi yang bermutu.

“Karena saat ini banyak berita gosip, fitnah dan profokasi. Nah ditengah laju perkembangan dunia, para ulama perlu merumuskan standar kurikulum yang modern dengan mengajak para ilmuwan. Ini diharapkan agar pesantren bisa menjawab kebutuhan umat,” terangnya.

“Kalau kita lihat sekarang para orang tua memasukkan anaknya ke sekolah boarding semakin tinggi. Masalahnya apakah pendidikan yang mereka terima di sekolah boarding ini sudah sesuai dengan tantangan zaman atau belum,” pungkasnya (Rizky)

MA Nahdlatul Ulama Lekok Pasuruan Belajar Bahasa Asing di PP. Nurul Jadid

nuruljadid.net – Bahasa asing akhir – akhir ini seakan akan menjadi kewajiban untuk mempelajari bahkan menguasainya. Melihat kondisi jaman sekarang yang telah berbeda dengan sebelum – sebelumnya, maka beberapa tuntutan jaman dialami oleh kalangan umum. Salah satu contohnya adalah MA Nahdlatul Ulama yang terletak di Lekok Pasuruan. Mereka (guru dan murid MA NU Lekok Pasuruan) hari ini (17/10/2017) melakukan study banding ke Pondok Pesantren Nurul Jadid dalam hal kebahasaan.

Rombongan yang tiba di PP. Nurul Jadid pada pukul 15.00 WIB bertujuan untuk belajar dan mendalami bahasa asing di Lembaga Pengembangan Bahasa Asing (LPBA) PP. Nurul Jadid. Kedatangan mereka di PP. Nurul Jadid disambut hangat oleh beberapa pengurus pesantren dan LPBA. Sebanyak 32 peserta didik MA NU Lekok Pasuruan mengikuti kegiatan study banding ini.

Ustad Abdul Aziz, Pembantu Direktur LPBA juga ikut menyambut kedatangan tamu. Diawal sambutannya yang mewakili Direktur LPBA, Ustad Abdul Aziz menyampaikan bahwa dalam seminggu kedepan, para peserta didik MA NU Lekok Pasuruan akan mendapatkan beberapa pelajaran yang telah disiapkan oleh pihak lembaga. Selain itu, dia juga menambahi bahwa dalam tempo yang hanya seminggu, LPBA tidak bisa mencetak generasi yang berkualitas terutama dalam berkomunikasi selayaknya orang asing berbicara.

“Kami tidak bisa mencetak generasi yang instan dalam berbahasa asing karena kami butuh proses, oleh karena itu kami sampaikan kepada adik adik sekalian untuk belajar berbahasa bersama kami” cakap Ustad Abdul Aziz

Bapak Hasan Basri, Pimpinan MA NU Lekok Pasuruan menyampaikan bahwa kegiatan ini selain bertujuan untuk mendalami bahasa asing juga bertujuan untuk mempererat tali silaturrahmi antara kedua belah pihak. Dan dia juga berharap kegiatan ini bisa menjadi awal yang baik bagi peserta didik MA NU Lekok Pasuruan untuk menjadi generasi yang gemilang.

Selama satu minggu lamanya, para peserta didik MA NU Lekok Pasuruan akan menjalani beberapa kegiatan yang dilaksanakan oleh Pesantren dan Lembaga seperti santri PP. Nurul Jadid lainnya. Didalam program yang telah LPBA siapkan, para peserta didik MA NU Lekok Pasuruan akan diberikan beberapa tugas menghafal sebagai bahan dasar mereka untuk memperlajari bahasa asing. Dan mereka juga akan mengikuti kegiatan rutinitas yang dilakukan oleh LPBA seperti bercerita, pidato, menghafal mufrodat, debat, diskusi, terjemah dan mengarang. (Qz)

lomba sastra religi nurul jadid juara 3

Lomba Sastra Religi, Santri Nurul Jadid Raih Juara 3

nuruljadid.net- Delegasi Pondok Pesantren Nurul Jadid berhasil merebut juara III MQK (Musabaqoh Qiroatul Kutub) Ihya’ Ulumuddin dan Fathul Qorib pada lomba Sastra Religi. Kegiatan lomba ini dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional, Jumat (13/10/2017) di Pondok Pesantren Mambaul Ma’arif Denanyar, Jombang.

Pemenang juara III lomba Ihya Ulumuddin diraih oleh Moh Faizin dan lomba Fathul Qorib juara III diraih oleh Mustain Romli. Adapun ketegori yang dilombakan adalah MQK tafsir jalalain dan hifdzun nadhom imrithi tingkat wustha, MQK ihya ulumuddin dan hifdzun, nadzom alfiyah tingkat ulya, Lomba hifdzul kutub aqidatul awam dan MQK fathul qorib tingkat ula.

Lomba yang diselenggarakan Pesantren Mambaul Ma’arif Denanyar Jombang ini diikuti oleh 1201 santri putra dan putri dari seluruh pondok pesantren di Jawa Timur. Sebelumnya pada Rabu (12/10/2017) Festifal Sastra Religi dihadiri oleh sekretaris PBNU, Helmi Faisal, Wakil Rais Syuriah PWNU Jawa Timur, KH Marzuki Mustamar dan beberapa sesepuh Pesantren Mambaul Maarif Denanyar Jombang serta sejumlah tamu undangan yang lain.