Stimulus Materi Kepemimpinan Untuk Menciptakan Mindset Leadership yang Baik
nuruljadid.net – setelah pasca diresmikan pembukaan diklat pengurus dan mahasiswi wilayah az-zainiyah pondok pesantren nurul jadid putri, kemarin malam (25/09/2017) di Aula SMP Nurul Jadid dilangsungkan kegiatan pembinaan dan materi kepemimpinan yang di bimbing oleh Bapak Rojabi Azzarghany dari Biro Kepesantrenan Nurul Jadid. Adanya materi pembinaan kepemimpinan ini bertujuan untuk semua pengurus bisa menanamkan rasa kepemimpinan dalam diri, mulai dari memimpin diri sendiri, sampai memimpin orang lain dan juga dapat mengubah mindset diri kita menjadi seorang pemimpin yang baik.
Pemimpin dibagi menjadi dua yakni pemimpin struktural dan pemimpin cultural. Pemimpin yang struktural yaitu pemimpin aslinya yang berstatus gelar contohnya kepala wilayah, kepala daerah, presiden dan lain lain, sedangkan untuk pemimpin cultural yaitu pemimpin yang tidak memiliki gelar namun mempunyai sifat atau peran sebagai seorang pemimpin. Jadi pemimpin struktural belum tentu pemimpin cultural. Yang menjadi pertanyaan bagi semua pengurus, bagaimana cara menjadi pemimpin yang struktural sekaligus menjadi pemimpin yang cultural?
Menjadi pemimpin yang struktural dan sekaligus pemimpin cultural tidaklah mudah butuh strategi dan konsep yang matang. Yaitu pertama pemimpin butuh Persiapan. Seorang pemimpin harus siap segalanya, harus mempunyai bekal dan skill untuk dalam persiapan segala keadaan, misalkan secara tidak terjadwal dia harus mempimpin acara, jika pemimpin belum mempunyai bekal apakah dia akan mampu mengerjakannya.
yang kedua Pemimpin Lahir Dari Organisasi. Seorang pemimpin pasti akan lahir dari organisasi, karena dari organisasi pemimpin akan belajar dari pengalamannya, pengalaman dalam menghadapi berbagai macam permasalahan, diuji dengan karakter yang bermacam-macam, dan lain sebagainya. Pak Rojabi juga menambahkan sepatah kata bijak dalam penjelasannya ”Seorang Nahkoda yang handal bukan terlahir dari gelombang yang tenang namun terlahir dari gelombang yang terjal”.
Seorang pemimpin juga perlu menata kepribadian cara yang ketiga, mulai dari ilmu, seni, pengalaman, dan pengabdian. 4 elemen ini harus dimiliki baik oleh jiwa pemimpin. Tanpa ilmu orang tidak bisa mempin, baimana bisa mendapatkan wawasan tanpa ilmu. Seni sangat dibutuhkan mulai dari seni emosi, seni ritme antara mengatur sikap tegas, sopan, lemah lembut dan lain lain. Tanpa pengalaman kita tidak bisa memimpin seperti yang dijelaskan di point kedua. Dan elemen keempat yaitu pengabdian atau ruhul jihad, ini adalah sifat yang sangat urgent harus dimiliki oleh jiwa pemimpin. Pemimpin memiliki jabatan yang tinggi namun juga memiliki amanah yang tinggi pula oleh karena itu jadilah pemimpin yang tidak menjadikan kepemimpinannya menjadi kesempatan atau kebutuhan pribadi harus memikirkan kebutuhan bersama.
Metode menjadi pemimpin yang baik yaitu haruslah memiliki sifat yang bersahabat terutama kepada rakyat, jangan ngawur dan harus teladan untuk menjadi panutan, membaur atau merasakan bersama, dan yang terakhir adalah tut wuri handayani. Dalam penjelasannya beliau juga menyampaikan kutipan yang disampaikan oleh pengasuh kita KH.Zuhri Zaini yang dicatat dalam bukunya yakni “Kemampuan dan Keahlian yang luas tidak cukup untuk mempunyai tempat di masyarakat tanpa didasari pengabdian” sebagai kata terakhir sebelum menutup materi beliau. (MF)
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!