Pos

Wilayah Dalbar, Mengisi libur Kampus Dengan Beragam Pengembangan Diri dan Soft Skill

nuruljadid net- Wilayah Az-Zainiyah atau dikenal dengan sebutan Wilayah Dalbar, memberikan bekal pengetahuan dengan materi beragam kepada seluruh Mahasiswi di moment libur kuliah.

Wakil Sekretaris Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton, Probolinggo, Nyai Muthmainnah Waqid, S. Th.I, menyampaikan, Libur panjang perkuliahan dijadikan sebagai wahana untuk menambah wawasan, baik yang sifatnya untuk pengembangan diri seperti pengetahuan seputar kesehatan wanita, kerumahtanggaan, dan soft skill memasak sebagai calon ibu ataupun yang sifatnya terkait tugasnya di pesantren dan bekal nanti ketika adik-adik kembali ke masyarakat.

Disamping itu, Pemangku Wilayah Dalbar, menginginkan agar mahasiswi tidak menjadikan libur UAS sebagai alasan pulang sebab pondok tidak libur otomatis tugas dan tanggung jawab adik2 mahasiswi yg mayoritas adalah pengurus di daerah atau wilayah juga wali asuh dan muallim AlQur’an bagi santri tetap menjalankan tugasnya di saat libur kuliah. Karena itulah panitia kegiatan ini membuat sistem dan prosedur perizinan khusus bagi mahasiswi yang tidak bisa full mengikuti kegiatan, misalnya saat ada kondisi darurat, sedang bertugas di KKN, atau bagi yang sdh mempunyai jam mengajar di lembaga formal dengan izin khusus.

Mereka juga akan diberi reward apabila mengikuti kegiatan tersebut dengan baik, sebab kegiatan ini ada pointnya.

Kegiatan ini berlangsung sejak tanggal 22 Juli 2019 bertempat di Mushalla Azzaniyah kecuali utk kegiatan outbond rencananya akan dilaksanakan di depan halaman daerah PPIQ dan akan displit menjadi dua sampai 3 kali outbond melihat jumlah peserta mahasiswi yang cukup banyak, yakni sekitar 300 orang.

Kegiatan ini akan diparipurnai dengan kegiatan Soft Skill sekaligus Lomba memasak dan akan resmi ditutup pada malam tanggal 5 September 2019. Setelah itu adik-adik mahasiswi akan kembali disibukkan dengan perkuliahan di semester berikutnya.

Saban harinya Kegiatan dimulai pukul 8 WIB pagi sampai selesai sesuai jadwal yang sudah disepakati dengan para pemateri.

“Alhamdulillah, pematerinya ada yang sudah level nasional dan juga ada yang level regional, tepatnya dari luar kota baik dari tenaga medis (bidan dan dokter) dengan bidang keahlian masing-masing,”
Imbuh Ning Iin.

 

Pewarta : PM

 

Semarak Santri dalam Mengisi Libur UAS

nuruljadid.net – Wilayah Az-Zainiyah, Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton Probolinggo gelar kegiatan pelatihan dengan tema “Perempuan cerdas melahirkan generasi yang berkualitas” bertempat di Musollah Az-Zainiyah, senin (22/07/19).

Kegiatan tersebut dalam rangka mengisi waktu libur mahasiswi Universitas Nurul Jadid (UNUJA) yang berdomisili di wilayah Az-Zainiyyah (Dalbar). “untuk mengantisipasi mahasiswi agar tetap belajar di pondok dan mampu menghargai waktu”, ucap Sri Indah Rahmawati selaku ketua panitia.

Indah, juga berharap dengan diadakan kegiatan ini mampu memberikan motivasi terhadap santri  untuk mengembangkan potensi yang dimiliki.

Selain itu, harapan nyai Hj. Mutmainnah S.Th.I pemangku wilayah Az-Zainiyyah terhadap kegiatan ini dapat menambah ilmu bagi mahasiswi serta bermetamorfosa menjadi wanita yang lebih baik.

Hadir dalam kegiatan ini jajaran pengasuh, alumni, serta mahasiswi Universitas Nurul Jadid berdomisili di wilayah Az-Zainiyyah.

Penulis : Hakimah (SJ)

Editor : Jawahir

 

Sambut Harlah, HUMPRO bekali Panji Pelopor tentang Keprotokoleran

Nuruljadid.net– Menyambut Haul dan Harlah Pondok Pesantren Nurul Jadid ke-69,  Bagian Humasy dan Protokoler Pesantren (HUMPRO) adakan pelatihan keprotokoleran kepada panji pelopor wilayah Az-zainiyah, di Aula mahrom Al-Hasyimiyah, Kamis (12/4/2018).

Dalam acara pelantikan di hadiri oleh Kepala Bagian Humasy dan Protokuler serta Sekertaris Pesantren juga seluruh peserta Panji pelopor  Putri.

Faizin Syamwiel sekretaris  pesantren menyampaikan bahwa acara ini adalah upaya pesantren untuk melakukan kaderisasi terhadap generasi baru dengan memperkuat skill dan keilmuan keprotokoleran, sehingga dapat menjalankan tugasnya dengan maksimal dibagian protokuler pesantren sebagai kode etika santri dalam hal pelayanan, seperti halnya menyambut tamu, resepsionis, bagian forn Offical sehingga dapat menjadi peranan yang sangat penting setiap kegiatan kesantrian maupun even-even besar pesatren.

“Adanya pelatihan ini, adalah estafet pengkaderan yang harus terus berjalan guna menambah pengalaman dan penularan ilmu keprotokoleran” ujar Faizin sambil membuka acara pelatihan.

Hal senada juga disampaikan Ponirin Mika “pelatihan ini untuk membekali panji pelopor terkait bagaimana berbicara, dan menyambut tamu dengan baik di hadapan orang” katanya.

Putro Yanto sebagai pemateri pelatihan. Meliputi, pelatihan master of ceremony (MC), Public Relation (kehumasan), dan Resepsionis

Kepala Bagian Humas, Rofik Yusuf mengaharap penuh terhadap adanya pelatiahan ini “setelah adanya pelatihan ini diharapkan panji pelopor bisa menjadi resepsionis serta MC yang baik dalam event-event pesantren.” (Alfan Rosyidi)

Tingkatkan Kinerja Wali Asuh, Biro Pendidikan PP Nurul Jadid Adakan Pelatihan Wali Asuh

Nuruljadid.net – Demi meningkatkan karakter dan kinerja wali asuh. Setiap tahun Biro Pendidikan melalui Devisi Bimbingan Konseling Pengurus Pusat Putri Pondok Pesantren Nurul Jadid (PPNJ) mengadakan pelatihan Wali Asuh.

Kemarin (04/04/2018), pelatihan Wali Asuh diadakan di wilayah Az-zainiyah, bertempat di Aula MTs Nurul Jadid putera. Kegiatan pelatihan wali asuh berlangsung selama tiga hari sejak tanggal 04 sampai 06 April 2018 mendatang, mulai pukul 09.00 wib – 16.00 wib.

Peserta pelatihan Wali Asuh berasal dari setiap daerah yang terdiri dari kepala daerah, Bimbingan Konseling daerah, dan seluruh Wali Asuh daerah. Peserta yang mengikuti pelatihan Wali Asuh berjumlah 150 orang. Tujuan dilaksanakan kegiatan ini untuk membentuk karakter dan kinerja yang baik dari wali asuh.

Pelatihan tersebut, memiliki susunan acara yang padat dan runtut. Peserta pelatihan wali asuh wajib mengikuti semua runtututan acara sejak awal hingga akhir. Sebelumnya, dalam pelatihan ini telah disepakati adanya aturan dalam pelatihan wali asuh untuk mendisiplinkan acara tersebut.

Aturan yang digunakan jika para peserta ramai, penyaji akan mengangkat tangan dan tersenyum, peserta juga mengikutinya dan tersenyum. Ketika ada salah satu peserta masih ada yang tidak mengangkat tangannya, maka penyaji akan tetap mengangkat tangannya sampai semuanya diam. (Milatun Fadliyani_SJ)

Wilayah Az Zainiyah Merayakan Hari Ibu

nuruljadid.net – Organisasi Santri Intra Az Zainiyah, Memperingati Hari Ibu yang dihadiri oleh Kepala Wilayah Az Zainiyah, Ustadzah Farha beserta ketua Panitia dan segenap para Pengurus Asrama, yang di ramaikan oleh Seluruh Santriwati Wilayah Az Zainiyah yang bertempat di Aula Wilayah Az Zainiyah.

Acara ini di kemas dengan beberapa ceremonial, serta Penampilan dari perwakilan daerah atau asrama yang dalam hal ini yang menambah semangat dalam kegiatan pada malam ini 21/12/2017, yang mana tepat pada malam hari ini adalah memperingati hari Ibu.

Sebelum beranjak ke inti kegiatan terlebih dahulu di bacakan ayat-ayat suci al Qur’an yang dibacakan oleh saudari (), setalah pembacaan selesai dilanjutkan dengan mbebebrapa pemanamoilan dari pemenang audisi lomba yang dilaksanakan sebelum kegiatan ini diakan.

Nurul Khomariah, ketua panitai, menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua para hadirin yang sudah berkenan hadir dalam kegiatan ini, dan ucapan maaf yang sebesar-besarnya apa bila banyak ke kurangan dalam pelaksanaan kegiatan, mulai pertama diadakannya perlombaan sampai tepat pada kegiatan penutupan malam ini, kegiatan ini bertujuan Memperingati Hari Ibu, sebagaimana kita sebagai anaknya dapat mengenang jasa jasa seorang ibu yang sudah beliau berikan kepada kita.

“kasih ibu sepanjangn jalan, kasih anak sepanjang galah”., Imbuh Ketua Panitia.

Kepala Wilayah Ustadzah Farha dalam sambutannya , menyampaikna ungkapan kata sangat berterima kasih atas di laksaknannya kegitaan pada malam ini yang di laksakan oleh Organisasi santri Intra Az Zainiyah, (ORIZA), kegiatan yang Memeringati Hari Ibu ini sebenanrnya banyak tujuan, kekgiatan ini juga sebagai ajang bagaimaana kita mengenang jasa seorang ibu, yang sudah membesarkan kita dengan susah, mulai kecil hingga kita di Pondokkan di Pondok Pesanteren Nurul Jadid,merupakan Bukti kasih sayangnya terhadap kita semua,karena menjadi seorang ibu tidak lah mudah , harus banyak tau tentang bagaimana selalu membuat anaknya bahagia, harapannya kedepan dengan diadakkannya kegiatan memperingati hari Ibu, kita lebih baik lagi, mengaca betapa susah membesarkan kita sampai sebesar kini.

“Peran seorang Ibuk tidak hanya sampai kita dewasa, melainkan sampai hembusan terakhirnya beliau”,. kata Ustadzah farha.

Setelah sambutan dari kepala Wilayah dilanjutkan dengan Pembacaan pemenang Lomba sekaligus Pembagian hadiah, yang dibacakan Oleh Ustadzah ulfa.

Sebelum Kegiatan ditutup dengan pembacaan yang bacakan oleh Ustadzah Ira Amiroh, terlebih dahulu ada penampilan kreasi santriwati, perwakilan dari masing- masing Asrama di Pondok Puteri. (Ns)

Laporan Akhir Periode ORIZA (Organisasi Santri Intra Az-Zainiyah)

nuruljadid.net – wilayah az-zainiyah pondok pesantren nurul jadid puteri kemarin siang (06/10/2017) telah melangsungkan acara program akhir tahunan yaitu Laporan Akhir kepengurusan atau laporan pertanggung jawaban bagi pengurus ORIZA (organisasi santri intra az-zainiyah) yang bertempat di mushollah az-zainiyah sejak pukul 09.30 s/d 11.30 WIB.

ORIZA adalah kepengurusan santri yang dibawah kepengurusan wilayah bagian KABID IV. Tugas pengurus oriza adalah membantu dan merealisasikan program-program yang ada wilayah, khusunya di wilayah az-zainiyah sendiri. Oriza adalah organisasi perdana sejak tahun 2016 yang dibentuk oleh kepala wilayah demisioner Ustadzah Wahadatul Kholisoh untuk wilayah az-zainiyah, dimana anggotanya dari anak-anak siswi tingkat SLTA dan SLTP yang berada di wilayah az-zainiyah.

Setalah satu tahun periode kepengurusan sejak tahun 2016 hingga 2017, sampailah sudah titik akhir dari kepengurusan oriza yaitu melaksanakan kegiatan LPJ (Laporan Pertanggung  Jawaban), yang tujuannya melaporkan hasil kerja program oriza selama satu periode kepada kepala wilayah atau pengurus Daerah.

Dari hasil laporan pertanggung jawaban, kegiatan oriza masih banyak kegiatan yang belum terealisasi diantaranya LKD sebagai kegiatan umum dan BAKSOS yang berada dibawah devisi sosial lingkungan.Dari dua kegiatan ini kendalanya tidak mempunyai waktu yang luang, dimana waktu kegiatan ini selalu bertepatan dengan kegiatan acara pesantren.

Untuk kegiatan oriza yang telah terealisasi diantaranya  Perpisahan Kelas Akhir, Peringatan Hari Santri Nasional (HSN), Peringatan HUT RI, Az-Zainiyah Pos, kotak saran dan banyak lainnya. Dari hasil laporan pertanggung jawaban kegiatan oriza selama satu periode ini menghasilkan nilai akhir sebesar “72” dari rata-rata penilaian kepala wilayah, pengurus daerah dan perwakilan santri per daerah. (MF)

 

 

Kewaliasuhan Bentuk Dedikasi Pengurus Sebagai Fasilitator Santri

nuruljadid.net – kegiatan diklat pengurus dan mahasiswi yang diselenggarakan oleh pengurus wilayah az-zainiyah ini telah selesai melewati berbagai macam pelatihan, salah satunya materi kepemimpinan dan untuk kegiatan diklat pengurus dan mahasiswi selanjutnya ialah kegiatan pelatihan tentang kewaliasuhan.

Materi kewaliasuhan ini sangat urgent dibutuhkan oleh banyak pengurus  wilayah terutama wilayah az-zainiyah, karena adanya kewaliasuhan ini masih baru di wilayah kami. Di wilayah kami tidak hanya tidak tau akan apa itu kewaliasuhan, namun tugasnya, koordinasinya, bahkan konsepnya pun wilayah kami juga masih kebingungan, oleh karena itu didalam diklat pengurus dan mahasiswi ini kita menjadwalkan untuk adanya pelatihan kewaliasuhan.

Pelatihan kewaliasuhan ini diselenggarakan di Aula SMP Nurul Jadid yang dibimbing oleh Ibunda Kita Ny. Hj. Hamidah Wafie pada waktu malam hari (28/09) tepat jam 20.00 WIB – 22.00 WIB. Pelatihan ini hanya diikuti oleh semua peserta yang menjadi kepengurusan waliasuh di daerah dan juga setiap kepala daerah, dan juga dihadiri langsung oleh ketua BKPP Nurul Jadid Ny. Hj. Hanunah Nafi’iyah dan Bendahara BKKP Ny. Hj. Ummi Hani’ah.

Sebelum penyaji memaparkan materi, penyaji menanyakan terlebih dahulu bagian pendahulu dari materi, “Apa yang kalian tau tentang kewaliasuhan, apa tujuan diadakan kewaliasuhan, Manfaat dari kewaliasuhan?”, berikut pertanyaan dari beliau, untuk mengambil suasana ruangan dalam dialog penyaji.

Setelah banyak dialog dari peserta, penyaji kemudian menjelaskan secara detail jawaban dari pertanyaan pendahuluan tadi. Kewaliasuhan adalah sesorang fasilitator antara anak dengan pengurus, antara anak dengan guru. Antara anak dengan orang tua wali. Wali asuh juga sebagai pengganti dari kedua orang tua kita di pondok, sebagai tempat untuk curhat, motivator dalam belajar dan memacu semangat  anak.

Tujuan diadakan wali asuh ini untuk lebih mudah dalam pengontrolan kegiatan, baik dari perkembangan santri, perkembangan belajar dan  wali asuh juga bisa sebagai proses pembelajaran diri untuk lebih sabar dalam mendidik anak. Manfaat adanya wali asuh ini bisa manajemen waktu, manajemen emosi, bisa mengenal karakter setiap anak, dan lebih bertanggung jawab.

Beberapa hal yang harus dimiliki oleh wali asuh antara lain memiliki jiwa kepemimpinan, menjadi teladan baik, memiliki komitmen, empati, peduli, dan respect, mengayomi & mendampingi, membantu mencari alternatif solusi saat dad problem, sigap & cekatan, memiliki skill of people.

langkah-langkah dalam menjalankan fungsi kewaliasuhan adalah yang pertama melakukan pendekatan personal yang dimana dalam pendekatan ini dapat membangun pendekatan emosional dan emmbuat anak asuh nyaman serta aman, yang kedua bangun komunikasi efektifitas dan berkualitas, yang ketiga fahami karakter, latar belakang dan kebiayasaannya, yang keempat fahami kemauan dan arah pemikirannya, yang kelima bangun pemahaman dan kesadaran dalam melakukan pembinaan & pendampingan, yang keenam jika ada perilaku atau sifat yang unik, pahami dan sebabnya kenapa, yang ketujuh jalin hubungan baik dengan orang tua anak asuh.

Dari banyaknya materi yang telah disampaikan oleh penyaji, harapan beliau untuk wali asuh di wilayah az-zainiyah ini “wali asuh adalah cermin, dan anak asuh yang akan menjadi orang pengacanya, oleh karena itu wali asuh harus mempunyai komitmen yang tinggi dan pendekatan moral dengan ikhlas untuk mengontrol dan membimbing perkembangan santri atau ruhul jihad yang tinggi” dan tak lupa penyaji juga memberikan motivasi kepada pengurus wali asuh di wilayah az-zainiyah “keinginan yang bermuncul dari dalam akan menjadi lebih berkomitmen dan ruhul jihad” begitu dawu terakhir dalam bagian penutup penyajiannya. (MF)

Membentuk Manajemen Pondok Pesantren yang Intens

nuruljadid.net –  Kegiatan dalam diklat pengurus dan mahasiswi selanjutnya setelah pelatihan tentang administrasi, ialah pada waktusore harinya dilaksanakan kegiatan pelatihan dan pendalaman materi tentang Manjemen Pesantren yang disampaikan langsung oleh Kepala Pesantren Nurul Jadid, yaitu Bapak KH. Abdul Hamid Wahid, M.Ag yang bertempat di Aula SMP Nurul Jadid, dengan berkisar waktu selama dua jam lamanya mulai dari jam 14.30 WIB atau Ba’da Ashar sampai jam 16.30 WIB. Dalam pelatihan manajemen pesantren ini semua peserta dari pengurus pesantren, pengurus daerah hingga mahasiswi diwajibkan untuk hadir.

Diadakannya pelatihan manajemen pesantren ini, agar semua pengurus dan mahasiswi mengetahui semua tujuan dan harapan dari pesantren untuk menyatukan prinsip manajemen diantara berbagai wilayah menjadi satu kesatuan prinsip manajemen. Yang dimana manajemen terdahulu memiliki khas manajemen masing-masing di setiap wilayah dalam satu pondok, namun sekarang ekspektasi dari pesantren kita, di dalam satu pondok memiliki satu khas manajemen yang sama walaupun terdiri dari berbagai wilayah.

Menyatukan berbagai manajemen yang sudah menjadi tradisi tidaklah mudah, namun harus memiliki semangat yang kuat dan prinsip yang konsisiten untuk sebuah perubahan. Perubahan manajemen pesantren saat ini sudah sebagian kita rasakan, mulai dari perubahan kegiatan, perubahan struktural, perubahan pola pendidikan dan pola bimbingan, perubahan keamanan dan ketertiban serta perubahan – perubahan lainnya. Semua perubahan ini semata hanya untuk mengefektifkan kegiatan santri dengan tersistem dan lebih intens.

Perubahan kegiatan salah satunya dengan menerapkan kegiatan belajar selama 2 jam dan wajib istirahat pada jam 22.00 WIB tujuannya dalam proses kegiatan  belajar ini bisa me recall kembali materi pembelajran yang ada di sekolah atau kampus. Perubahan pendidikan salah satunya yaitu dengan di pindahnya waktu kegiatan diniyah di pagi hari mulai dari jam 07.30 WIB sampai 08.45 WIB, tujuannya lebih mengefektifkan kegiatan pembelajaran diniyah dan pendalaman dalam agama. Perubahan keamanan dan ketertiban salah satu contoh ialah diadakannya zona portal untuk akses masuk, mulai dari zona 1 untuk tempat parkir umum, zona 2 hanya untuk wali santri dan santri sedangkan zona 3 hanya untuk santri, jadi saat ini akses keluar masuknya pondok diatur oleh zona dengan tujuan untuk menertibkan dan lebih mengawasi dalam keamanan santri lebih mudah dan perubahan-perubahan yang lain.

Dari sekian plat form yang telah terealisasi dalam perubahan manajemen pesantren ini, dapat kita lihat dan rasakan bersama bahwa perubahan yang dulunya semua kegiatan masih belum terkondisikan atau terkontrol dengan baik dan membuat lambat keefektifan kegiatan santri, kini telah tidak lagi kita rasakan. Yang kita rasakan saat ini ialah lebih mudah dalam mengontrol, dalam memonitoring kegiatan perkembangan santri, dan lain sebagainya. Semua ini dapat kita rasakan dari kooperatif kita semua, mulai dari Kepala pesantren, pengurus, wali asuh dan semua santri.

Seperti yang dijelaskan diatas, Salah satu yang membantu perubahan manajemen ini adalah pengurus. Pengurus adalah sebagai jembatan, sebagai wadah yang menyambungkan dari pengasuh kepada santri. Menjadi pengurus harus mempunyai standar kemampuan dan standar keterampilan baik dalam hal mendidik, mengayomi dan membimbing santri dalam perkembangannya. Motivasi dari kepala pesantren oleh KH.Abdul Hamid Wahid, M.Ag untuk kita semua sebagai pengurus di Wilayah Az-zainiyah yakni “Bismillah Mengabdi, dan Niat untuk Beramal” begitu tutur beliau setelah menutup materi manajemen pesantren ini. (MF)

 

Galeri Foto: Diklat Pengurus Wilayah Az-Zainiyah

Baik Buruknya Organisasi Dilihat Dari Administrasinya

nuruljadid.net – Kegiatan Diklat Pengurus dan Mahasiswi selanjutnya setelah materi Kewaliasuhan ialah kegiatan Pelatihan  Administrasi pada hari jum’at pagi (29/09/2017). Kegiatan ini bertujuan untuk memperbaiki adminitrasi yang belum tepat dan menata ulang administrasi yang benar. Dalam pelatihan administrasi kita di bimbing dalam dua hal materi yaitu materi administrasi kantor dan administrasi keuangan yang dimana untuk administrasi kantor diikuti peserta dari delegasi setiap sekretaris daerah dan sekretaris wilayah, untuk administrasi keuangan pesertanya diikuti oleh delegasi bendahara daerah dan bendahara wilayah.

Pelatihan administrasi ini dilaksanakan di ruang kelas SMP Nurul Jadid putri, yang setiap ruangannya di tempati satu ruang pelatihan dalam waktu yang sama dengan kurun waktu satu setengah jam (09.00 -10.30) WIB, ruang paling selatan ditempati oleh pelatihan administrasi keuangan, dan ruang dekat kantor guru ditempati pelatihan administrasi kantor/sekretaris. Dalam pelatihan administrasi keuangan di bimbing oleh Bapak Haris dari Biro Keuangan Nurul Jadid dan untuk pelatihan administrasi sekretaris dibimbing oleh ustadz Zaky Ghufron dari Sekretariat Nurul Jadid.

Dalam pelatihan administrasi sekretaris, sebelum ustadz Zaky menyampaikan materi, dia lebih dulu menanyakan “apa itu sekretaris, apakah tugas sekretaris, apa perbedaan sekretaris, sekretariat dan kesekretariatan,  mengapa harus ada administrasi?”. Sangat penting memberikan pendahuluan lebih dulu sebelum masuk pada materi, terbukti peserta yang ikut pelatihan belum banyak mengetahui apa itu sekretaris?.

Sekretaris adalah seseorang yang membantu pimpinan agar pimpinan kantor atau perusahaan dapat melaksanakan tugasnya secara efektif dan efisien, dalam hal penyelenggaraan program dan juga administrasi kantor. Untuk sekretariat itu adalah kantor dari sekretaris dan kesekretariatan itu adalah aktivitas tata usaha kerja atau pelaksana proses kerja sekretaris.

Sama halnya dalam pelatihan administrasi keuangan, sebelum penyampaian materi administrasi keuangan, ustadz Haris menanyakan terlebih dahulu, “apa itu Bendahara, apakah tugas bendahara, dan bagaimana menyusun keuangan?”.

Bendahara adalah orang yang bertugas untuk membuat pembukuan dan mengatur keuangan dalam sebuah organisasi atau kepanitaan, sedangkan tugas dari bendahara adalah membuat Rencana Anggaran Pengeluaran Belanja (RAPB) untuk satu periode dalam suatu kepengurusan, untuk menyusun keuangannya maka dibuatlah dalam setiap kepengurusan, membuat RAPB kegiatan sehingga laporan keuangan lebih efektif, jelas dan efisien.

Dari kedua pembimbing dalam pelatihan administrasi ini sangatlah membantu kepengurusan wilayah az-zaninyah dalam mengolah administrasi data, keuangan wilayah dan lainnya. Dari kegiatan pelatihan ini, pengurus wilayah bisa sharing dari pengalaman kerja pengurus yang lalu, sehingga memfollow up dari kegiatan pelatihan ini dari pekerjaan kemarin yang belum tepat kini bisa diperbaiki dan menjadi lebih efektif serta efisien, baik dari segi administrasi sekretaris dan administrasi keuangan. ”Organisasi yang baik karena administrasinya baik pula” begitulah teori umum dari organisasi yang disampaikan ustadz Zaky dalam penutup pelatihannya. (MF)

Galeri Foto: Tasyakuran Koperasi Induk Wilayah Az-Zainiyah

Stimulus Materi Kepemimpinan Untuk Menciptakan Mindset Leadership yang Baik

nuruljadid.net – setelah pasca diresmikan pembukaan diklat pengurus dan mahasiswi wilayah az-zainiyah pondok pesantren nurul jadid putri, kemarin malam (25/09/2017) di Aula SMP Nurul Jadid dilangsungkan kegiatan pembinaan dan materi kepemimpinan yang di bimbing oleh Bapak Rojabi Azzarghany dari Biro Kepesantrenan Nurul Jadid. Adanya materi pembinaan kepemimpinan ini bertujuan untuk semua pengurus bisa menanamkan rasa kepemimpinan dalam diri, mulai dari memimpin diri sendiri, sampai memimpin orang lain dan juga dapat mengubah mindset diri kita menjadi seorang pemimpin yang baik.

Pemimpin dibagi menjadi dua yakni pemimpin struktural dan pemimpin cultural. Pemimpin yang struktural yaitu pemimpin aslinya yang berstatus gelar contohnya kepala wilayah, kepala daerah, presiden dan lain lain, sedangkan untuk pemimpin cultural yaitu pemimpin yang tidak memiliki gelar namun mempunyai sifat atau peran sebagai seorang pemimpin. Jadi pemimpin struktural belum tentu pemimpin cultural. Yang menjadi pertanyaan bagi semua pengurus, bagaimana cara menjadi pemimpin yang struktural sekaligus menjadi pemimpin yang cultural?

Menjadi pemimpin yang struktural dan sekaligus pemimpin cultural tidaklah mudah butuh strategi dan konsep yang matang. Yaitu pertama pemimpin butuh Persiapan. Seorang pemimpin harus siap segalanya, harus mempunyai bekal dan skill untuk dalam persiapan segala keadaan, misalkan secara tidak terjadwal dia harus mempimpin acara, jika pemimpin belum mempunyai bekal apakah dia akan mampu mengerjakannya.

yang kedua Pemimpin Lahir Dari Organisasi. Seorang pemimpin pasti akan lahir dari organisasi, karena dari organisasi pemimpin akan belajar dari pengalamannya, pengalaman dalam menghadapi berbagai macam permasalahan, diuji dengan karakter yang bermacam-macam, dan lain sebagainya. Pak Rojabi juga menambahkan sepatah kata bijak dalam penjelasannya ”Seorang Nahkoda yang handal bukan terlahir dari gelombang yang tenang namun terlahir dari gelombang yang terjal”.

Seorang pemimpin juga perlu menata kepribadian cara yang ketiga, mulai dari ilmu, seni, pengalaman, dan pengabdian. 4 elemen ini harus dimiliki baik oleh jiwa pemimpin. Tanpa ilmu orang tidak bisa mempin, baimana bisa mendapatkan wawasan tanpa ilmu. Seni sangat dibutuhkan mulai dari seni emosi, seni ritme antara mengatur sikap tegas, sopan, lemah lembut dan lain lain. Tanpa pengalaman kita tidak bisa memimpin seperti yang dijelaskan di point kedua. Dan elemen keempat yaitu pengabdian atau ruhul jihad, ini adalah sifat yang sangat urgent harus dimiliki oleh jiwa pemimpin. Pemimpin memiliki jabatan yang tinggi namun juga memiliki amanah yang tinggi pula oleh karena itu jadilah pemimpin yang tidak menjadikan kepemimpinannya menjadi kesempatan atau kebutuhan pribadi harus memikirkan kebutuhan bersama.

Metode  menjadi pemimpin yang baik yaitu haruslah memiliki sifat yang bersahabat terutama kepada rakyat, jangan ngawur dan harus teladan untuk menjadi panutan, membaur atau merasakan bersama, dan yang terakhir adalah tut wuri handayani. Dalam penjelasannya beliau juga menyampaikan kutipan yang disampaikan oleh pengasuh kita KH.Zuhri Zaini yang dicatat dalam bukunya yakni “Kemampuan dan Keahlian yang luas tidak cukup untuk mempunyai tempat di masyarakat tanpa didasari pengabdian” sebagai kata terakhir sebelum menutup materi beliau. (MF)

Ruhul Jihad di Penanaman Pada Pengurus Sejak Dini Sangat Signifikan

nuruljadid.net – setelah sebulan dilantik menjadi pengurus pondok pesantren nurul jadid khususnya di wilayah az-zainiyah,  kemarin malam (25/09) di Aula SMP Nurul Jadid telah dilaksanakan pembukaan acara diklat pengurus dan mahasiswi wilayah az-zainiyah dengan tema membangun manajemen pesantren efektif dan sistemis. Kegiatan Diklat pengurus dan mahasiswi ini berlangsung selama 1 minggu kedepan, sejak tanggal 25 September – 02 Oktober 2017, kegiatan ini adalah awal kegiatan umum kami, sebagai langkah awal untuk mengefektifkan sistem kinerja pengurus selama satu periode di wilayah kami.

Pondok pesantren nurul jadid saat ini dalam era revolusi untuk menata sistem yang lebih baik dari sebelumnya, sistem manajemen pesantren dulu yang dikenal memiliki banyak sistem di setiap wilayahnya, sekarang kita menata untuk menyatukan sistem dari berbagai wilayah untuk menjadi satu sistem yakni sistem manajemen di pondok pesantren nurul jadid, baik dalam hal sistem pembinaannya, sistem kegiatannya, dan yang lain-lain. oleh karena itu sangat signifikan sekali untuk kita sebagai pengurus membantu dan mendukung perubahan sistem yang ada dipesantren ini. menata dan menyatukan banyak sistem itu bukanlah pekerjaan yang mudah, diperlukan dukungan semangat yang tinggi dan rasa ruhul jihad dalam diri kita terutama sebagai pengurus yang akan banyak membantu untuk perubahan sistem ini.

Kegiatan diklat pengurus dan mahasiswi ini diwajibkan hadir untuk semua pengurus pesantren, pengurus wilayah, pengurus daerah dan mahasiswi baru yang sejak saat ini akan menjadi kader pengurus. Kegiatan ini bertujuan untuk mengingatkan bagi pengurus yang lama, dan menanamkan bagi pengurus yang baru dan mengenalkan bagi calon pengurus, apa dan bagaimana menjadi pengurus?

Pekerjaan menjadi pengurus bukanlah pekerjaan yang mudah, dengan mengemban banyak amanah dan tanggung jawab yang besar, namun dari pengurus kita bisa belajar menata diri sejak dini, dengan menanamkan rasa pengabdian, mengontrol rasa emosi, dan menata serta membimbing diri untuk lebih baik lagi. Rasa pengabdian atau ruhul jihad adalah hal yang utama kita tanamkan sejak dini, karena tanpa semangat dan niat pengabdian yang tinggi, kita tidak akan maksimal dalam bekerja dan melaksanakan tanggung jawab serta mengemban amanah sebagai pengurus, terutama saat ini pondok pesantren kita sedang dalam penataan sistem manajemen yang lebih baik, yang membutuhkan aktor pengurus untuk mendukung kinerja dalam penataan sistem manajemen ini.

Dalam kegiatan diklat pengurus dan mahasiswi kemarin, kepala wilayah az-zainiyah, ustadzah Farhah,S.Pd.I menghimbau untuk semua pengurus tetap semangat dalam mengikuti kegiatan diklat ini dari hari pertama hingga terakhir nanti, dan  harapan dari ketua BKPP Nurul Jadid, Ny. Hj. Hanunah Nafi’iyah,M.Pd dalam sambutannya untuk segenap pengurus, “diklat ini adalah langkah awal yang baik untuk pengurus, dalam menanamkan rasa ruhul jihad kita sebagai personal untuk menanamkan keterampilan, mengembangkan skill agar tugas-tugas dan amanah pengurus bisa dijalankan dengan baik, mulai dari pengurus wilayah hingga pengurus daerah yang akan melaksanakan tugas haruslah seirama dan sejalan untuk pelaksanaan kegiatannya” demikian tutur kata beliau dalam penutup sambutannya. (MF)

Tanam Akhlak Baik Untuk Melahirkan Santri Teladan

nuruljadid.net – Santri yang memiliki akhlak yang baik adalah salah satu tujuan kedua orang tuanya dalam memondokkan putra putrinya di pondok pesantren. anak mondok di pondok pesantren mendapatkan dua keuntungan yang tidak bisa dimiliki oleh anak yang tidak mondok yakni bisa mempelajari ilmu umum dan ilmu agama atau penanaman karakter.

Penanaman karakter di dalam pondok lebih di tekankan pada pembinaan akhlaknya, dimulai dari berakhlak kepada sesama teman, guru, kedua orang tua dan kepada pesantren. Akhlak kepada teman harus menyayangi yang lebih muda dan menghormati yang lebih tua, akhlak kepada guru harus menghormati dan mendengarkan penjelasan guru saat didalam kelas, dan akhlak kepada kedua orang tua yakni membantu semua pekerjaan dan mengurangi beban kedua orang tua. Akhlak kepada pesantren yakni dengan mematuhi segala peraturan pesantren dan meninggalkan larangan pesantren.

Di Wilayah Az-Zainiyah PP Nurul Jadid pada hari Jum’at malam sabtu kemarin (08/09/2017) setelah sholat maghrib diadakan kegiatan penanaman karakter dengan mengadakan tausiyah akhlak kepada semua santri setiap 3 bulan sekali pasca penobatan santri teladan per daerah. Jadwal tausiyah kemarin disampaikan oleh kepala wilayah az-zainiyah sendiri yakni “ustadzah Farhah,S.Pd.I”. kegiatan ini bertujuan untuk mengingatkan santri dan memberikan ilmu bagaimana contoh  akhlak yang baik itu.

 “Contoh akhlak yang baik yaitu santri saat berjamaah tidak boleh rame dan bicara sendiri karena akan menganggu kekhusyuk’an teman dalam sholat, santri juga harus membersihkan dan menjaga kebersihan diri dan lingkungan, serta santri harus saling menjaga fasilitas pondok yang telah ada” berikut salah satu penyampaian tausiyah ustadzah farhah. Menanamkan akhlak serta memberikan hal contoh yang kecil dan perbedaan akhlak yang baik dan akhlak yang buruk di sekitar kita akan mempermudah santri dalam mengontrol perbuatannya dan akan lebih berhati-hati lagi dalm bertindak, dengan begitu akan terciptalah santri yang teladan. (MF)