Santri I’dadiyah Bersama Asatidz Rilis Film Pendek “Sebuah Perjalanan”

nuruljadid.net – Tidak hanya penampilan keilmuan saja, santri I’dadiyah bersama asatidz juga merilis sebuah karya film pendek “Sebuah Perjalanan” (06/06). Film pendek tersebut menceritakan tentang perjalanan santri I’dadiyah menapaki setiap proses digembleng oleh para asatidz di Asrama I’dadiyah untuk penguatan Al-Qur’an dan Furudul Ainiyah.

Penayangan film pendek “Sebuah Perjalanan” itu disaksikan oleh seluruh peserta wisudawan dan tamu undangan termasuk Kepala Biro Kepesantrenan KH. Fahmi AHZ dan Kepala Biro Pendidikan K. Muhammad Imdad Rabbani.

Tepat usai penampilan sholawat oleh tim paduan suara asrama Idadiyah, operator memutar film pendek yang diperankan oleh lima orang santri sebagai pemeran utama. Film pendek “sebuah perjalanan” memberikan makna yang luar bisa, karena menceritakan keseharian dan perjuangan para santri dalam menuntut ilmu dan mengejar cita-cita mereka di pesantren.

Nilai yang terkandung juga menceritakan betapa pentingnya akhlaqul karimah. Sebuah adegan dalam film tersebut menceritakan akhlaq seorang santri kepada temannya saat di pesantren bahwa kita tidak boleh mencaci-maki serta tidak boleh mengambil yang bukan hak kita.

Suasana pemutaran film pendek ini disambut antusias dan riang gembira oleh para penonton yang notabene adalah santri Idadiyah, pasalnya banyak santri Idadiyah yang terlibat dalam film pendek tersebut. Diketahui film ini disutradarai oleh ustaz M. Zaki Maulana salah satu jajaran asatidz di asrama I’dadiyah.

 

 

(Humas Infokom)

Tampil Memukau, Santri I’dadiyah Demonstrasi 2 Nadzom, Tartil Al-Qur’an  dan Sholawat

nuruljadid.net – Perwakilan wisudawan Asrama Idadiyah tampil memukau saat demonstrasi dua Nadzom yaitu Aqidatul Awam dan Hidayatus Shibyan serta Tartil A-Qur’an pada acara Wisuda Perdana Idadiyah Putra Pondok Pesantren Nurul Jadid senin malam (06/06) di Aula 1 pesantren dengan mengenakan seragam khas Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Setelah tiga triwulan atau kurang lebih sembilan bulan dilakukan penggemblengan Al-Qur’an dan Furudul Ainiyah (FA) di asrama I’dadiyah, akhirnya santri Idadiyah diwisuda oleh Kepala Biro Kepesantrenan KH. Fahmi AHZ.

Para wisudawan I’dadiyah yang tampil demonstrasi hafalan Nadzom dan Tartil Al-qur’an adalah santri yang ditunjuk dan dipilih oleh ustaz. Sebelum tampil mereka harus melewati beberapa kali latihan dan murajaah agar bisa tampil maksimal dan lancar. Alhasil, penampilan mereka berhasil memukau audiens yang hadir, bahkan mereka bisa menjawab semua pertanyaan yang diajukan oleh asatiz dan penonton.

Selain itu juga ada penampilan tartilul qur’an yang tidak kalah saing dengan penampilan demonstrasi Nadzom. Suaranya yang merdu dengan bacaan yang berpedoman dengan ilmu tajwid menambah kekhusyukan para pendengar yang menyimak dan menyasikan dari tempat penonton.

Satu lagi penampilan yang disajikan pada acara wisuda ini yaitu, paduan suara. Tim paduan suara mempersembahkan lagu yang sudah viral pada familiar di kalangan santri, yaitu  “Man ana Laulakum”.  Meski lirik lagu yang sangat sederhana, namun ternyata memiliki terjemah dan arti yang sangat menyejukkan hati. Dimana lagu tersebut penuh dengan arti dan makna tentang adab seorang santri terhadap gurunya.

Demosntrasi dan penampilan ini selain sebagai evaluasi juga ditujukan untuk melatih mental santri berani tampil di depan umum. Karena di pesantren tidak sekedar diajarkan ilmu agama dan umum melainkan juga keterampilan lainnya salah satunya adalah soft skill kepercayaan diri.

 

 

(Humas Infokom)

MA Insan Cendikia Serpong Tabarrukan dan Ngaji ke Pondok Pesantren Nurul Jadid

nuruljadid.net – Pondok Pesantren Nurul Jadid menerima kunjungan studi tiru dari Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Insan Cendekia Tangerang bertempat di Ruang Rapat Pesantren bulan lalu, pada Selasa (6/6) sore.

Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Insan Cendekia Tangerang merupakan salah satu prototipe madrasah unggulan berbasis asrama di Indonesia. Dalam skala nasional, MAN IC Tangerang menempati urutan ke-1 dari top 1.000 SMA terbaik tahun 2021 berdasarkan nilai UTBK versi Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT).

Rombongan MAN IC tiba di Pondok Pesantren Nurul Jadid sekitar pukul 15.00 WIB dengan jumlah rombongan sebanyak lima orang yang diketuai oleh Wakil Kepala Kurikulum Ibu Elly Haswani.

Kedatangan rombongan MAN IC disambut oleh Kabid. Kurikulum dan Penilaian Biro Pendidikan Nurul Jadid bapak Foni Yusanda, Kabid. Kelembagaan dan Penjamin Mutu bapak Ponirin Mika, Sekretaris Biro Pendidikan Muhammad Nurtariq, serta didampingi oleh seluruh jajaran kepala satuan pendidikan tingkat SLTA.

(Suasana diskusi dan saling sharing seputar sistem pendidikan SKS dan integrasi kurikulum sekolah dan asrama)

Pertemuan ini dipimpin langsung oleh bapak Foni Yusanda. Dalam sambutannya sekaligus mengawali diskusi pada pertemuan tersebut, beliau memperkenalkan sistem dasar birokrasi dan integrasi kurikulum pendidikan pesantren. Lebih lanjut, Bapak Foni juga memberikan pengantar tentang sistem Satuan Kredit Semester (SKS) yang berlaku di SMA Nurul Jadid.

“Kami ucapkan selamat datang kepada beberapa pimpinan dan guru MAN Insan Cendekia Tangerang. Semoga kita bisa saling sharing, dan mendapatkan hasil pembahasan yang kita harapkan bersama,” sambut beliau.

Salah satu pimpinan MAN Insan Cendekia Tangerang Pahrurroji mewakili rombongan menyampaikan tujuan mereka berkunjung ke Pondok Pesantren Nurul Jadid.

“Tujuan pertama kami disini adalah niat tabarrukan, karena kami sering menjumpai ceramah pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid KH. Moh. Zuhri Zaini di sosial media. Yang kedua, tujuan kami adalah ingin belajar tentang implementasi Satuan Kredit Semester (SKS) dan pola relasi yang tepat antara pendidikan di sekolah dan di asrama,” jelas bapak Pahrurroji.

Lanjut, bapak Pahrurroji memaparkan bahwa saat ini jumlah total siswa MA IC Tangerang sebanyak 320 siswa. Dengan jumlah sebanyak itu dan untuk mempertahankan prestasinya, mereka menyadari harus siap dengan matang menghadapi pesatnya pergerakan zaman.

Sementara itu, Kepala SMA Nurul Jadid bapak Didik Priyagung Wicaksono menjelaskan sistem Satuan Kredit Semester (SKS) yang berlaku di SMA Nurul Jadid.

“Tujuan kami melaksanakan sistem Satuan Kredit Semester (SKS) adalah untuk mengakomodir berbagai macam potensi siswa, bagaimana kita melayani pelajaran yang sesuai dengan anak-anak, dan menghargai kompetensi serta kemampuan yang mereka miliki,” jelas bapak Didik.

(Sesi Foto bersama antara rombongan MAN IC Serpong dan Pengurus Biro Pendidikan Nurul Jadid usai forum diskusi dan sharing selesai)

Pertemuan ini terus berlangsung dengan diskusi seru hingga adzan maghrib hampir berkumandang. Kemudian sebelum acara berakhir, dilaksanakan sesi penyerahan cinderamata dari kedua belah pihak dan sesi foto bersama, tepat pukul 17.30 WIB rombongan meninggalkan bumi Nurul Jadid.

 

 

(Humas Infokom)

 

 

Kepala Biro Kepesantrenan KH. Fahmi AHZ Apresiasi Wisuda Terbaik dan Tauladan I’dadiyah dengan Beasiswa Pendidikan

nuruljadid.net – Pepatah lama berkata “Usaha tidak akan mengkhianati hasil.” Begitu kira-kira yang terbersit dalam benak dan perasaan santri peraih titel Wisudawan I’dadiyah terbaik dan Santri I’dadiyah Teladan tahun ini. Para wisudawan terbaik dan santri teladan memperoleh apresiasi berupa beasiswa Pendidikan atas pencapaiannya dalam setahun. Wisuda tersebut digelar pada Senin malam (06/06/22) ba’da isyak.

Pagelaran Wisuda Santri I’dadiyah SLTP dan SLTA Pondok Pesantren Nurul Jadid Tahun Ajaran 2021-2022 ini berlangsung meriah. Pasalnya, wisuda kali ini dilaksanakan di Aula I dan dihadiri langsung oleh Kepala Biro Kepesantrenan KH. Fahmi AHZ dan Kepala Biro Pendidikan KH. Moh. Imdad Rabbani.

Kemeriahan acara tersebut tampak dari respon peserta mulai awal acara hingga akhir pelaksanaan wisuda yang sangat antusias. Tak hanya itu, tamu undangan yang hadir pun berhasil dibuat terkesima dengan penampilan demonstrasi Al-qur’an, Kitab dan Furudul Ainiyah peserta wisuda.

Total santri i’dadiyah yang diwisuda sejumlah 155. Dari sekian banyak, terpilih wisudawan terbaik dan teladan dari masing-masing tingkatan dengan kriteria yang telah ditentukan. Kriteria penilaian peserta terbaik diambil dari kalkulasi nilai kognitif dan afektif catur wulan 1 sampai catur wulan 4 tertinggi. Sementara itu, indikator penilaian peserta teladan diambil dari kalkulasi nilai kognitif dan afektif, serta keistiqamahan terbaik selama catur wulan 1 sampai catur wulan 4.

Peraih titel wisudawan teladan dan terbaik mendapatkan apresiasi langsung dari Kepala Biro Kepesantrenan KH. Fahmi AHZ berupa beasiswa Pendidikan sebesar 1 juta rupiah. Hal ini merupakan salah satu bentuk apresiasi pihak pesantren kepada para santri berprestasi, sehingga harapannya santri yang lain dapat termotivasi untuk belajar Al-Quran dan Furudul Ainiyah lebih giat lagi.

Peserta terbaik tingkat SLTP berhasil didapatkan oleh santri yang berasal dari Pasuruan dan sedang menempuh pendidikannya di SMP Nurul Jadid. Ia bernama Muhammad Nur Ilham yang akrab dipanggil ilham. Ia memiliki motivasi tingga sehingga semangat belajarnya tidak mudah luntur.

Sementara itu, peserta teladan SLTP yang bernama M. Robaitil Hasan yang dikenal dengan panggilan Robet ini bertanah kelahiran dari kota tape Bondowoso pada tahun 2008. Ia bercita-cita membahagiakan dan membalas jasa orang tuanya selama ini dengan berprestasi yang bisa ia raih.

Muhammad Faisal Fatiqul Umam adalah Peserta terbaik SLTA asal Malang. Ia akrab dipanggil Faisal.  Saat ini sedang menempuh pendidikannya di MANJ. Ia juga selalu teringat dengan kata-kata orang tuanya yang berpesan agar Jangan pernah malas-malasan belajar di pesantren.

Terakhir, peserta teladan SLTA dianugerahkan kepada Muhammad Rizal Maulana Hakim asal Bondowoso yang biasa dipanggil Rizal. Sebagaimana temannya yang lain, Rizal juga selalu teringat dengan pesan orang tuanya ketika dia awal kali mondok agar rajin belajar dan tekun menuntut ilmu Allah SWT.

Tampak jelas dari wajah para wisudawan terbaik dan teladan rasa senang dan syukur atas capaian prestasi yang tidak mereka sangka saat diwawancarai oleh tim Infokom usai acara wisuda.

 

 

(Humas Infokom)

Kabid Tarbiyah Wa Ta’lim Motivasi Santri I’dadiyah Tidak Lulus Sekaligus Jelaskan Program FA Plus

nuruljadid.net – Biro Kepesantrenan Pondok Pesantren Nurul Jadid menggelar wisuda santri asrama I’dadiyah tingkat SLTP dan SLTA di Aula I Pondok Pesantren Nurul Jadid. Kegiatan ini merupakan wisuda perdana bagi asrama I’dadiyah (06/06/2022).

Dalam sambutannya, Kepala Bidang Tarbiyah Watta’lim ustaz Misbahul Munir Ratib melaporkan jumlah peserta yang diwisuda pada malam itu, sebanyak 150 santri tingkat SLTP dan 79 santri tingkat SLTA.

“Tidak semuanya lulus, dari sekian santri yang diwisuda terdapat 69 santri tingkat SLTP dan 14 santri tingkat SLTA yang belum tuntas. Tapi yang tidak tuntas ini juga patut bersyukur karena Allah menyayangi anda untuk bersama lebih lama dengan muallimin, makanya terus semangat saja, insyaallah menjadi orang baik,” tutur beliau.

Lanjut, beliau memberikan motivasi bagi santri yang belum tuntas program I’dadiyah dengan menceritakan kisah inspiratif seorang Soichiro Honda pendiri perusahaan mobil Honda Motor Co., Inc.

“Dulu dia itu pelajaran matematikanya tidak telalu baik, selalu dapat nilai merah. Tapi di lain itu, dia senang mempelajari mesin hingga dia pergi ke kota Hirosima untuk belajar ilmu mesin, kemudian setelah itu dia membuat motor Honda, makanya motor pertama itu namanya motor Dream, yang berarti motor impian. Dan insyaallah kalau kalian yang belum lulus tabah menghadapi ini, maka akan melebihi Soichiro Honda,” ungkap beliau dalam sambutannya di depan ratusan santri I’dadiyah.

Kemudian, ustaz Misbah menjelaskan bahwa santri I’dadiyah yang belum lulus akan ditempatkan di asrama pembinaan yang sudah disiapkan. Asrama pembinaan ini akan berlangsung maksimal selama 3 bulan, dan bagi santri yang lulus dalam satu bulan, maka dia boleh pindah ke asrama peminatan.

“Namun bagi santri yang telah lulus dari Asrama I’dadiyah ini diharapkan tetap istiqomah menjaga hafalannya karena proses pembinaan I’dadiyah ini akan terus berjalan. Ada empat hal yang perlu dijaga, pertama Fiqh, Akhlak, Al-Quran, dan Tauhid,” jelas ustaz Misbah.

Ustaz Misbah kembali mengingatkan bahwa pelajaran yang telah dituntaskan di I’dadiyah itu bukan selesai semuanya, tapi itu adalah awal untuk menuju pada proses selanjutnya, yang disebut FA Plus.

“Untuk menjaga itu semua, salah satunya yang harus dilakukan adalah dengan menjaga pertemanan. Karena pendidikan itu ada tiga hal, pertama intellectual quotient, spiritual quotient, dan emotional quotient. Kalau tiga hal ini tidak sinergis, seseorang tidak akan mampu menjadi manusia seutuhnya” tutup beliau.

 

 

(Humas Infokom)

Cucu Pengasuh KH. Moh. Zuhri Zaini Daftar Mondok di Nurul Jadid Tetap Ikuti Prosedur

nuruljadid.net – Cucu Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid KH. Moh. Zuhri Zaini bernama Lora M. Hisan Hirzun Hikami resmi terdaftar mondok di Nurul Jadid dengan pilihan lembaga MTs Nurul Jadid program keagamaan pada sabtu kemarin (25/06).

Lora M. Hisan Hirzun Hikami juga tercatat sebagai lulusan MI Nurul Mun’im yang masih berada dalam satu naungan Yayasan Nurul Jadid. Lora Hisan merupakan putra dari KH. Hefniy Razaq dan Almarhumah Nyai Hj. Hanunah Nafi’iyah Zuhri Zaini.

Saat mendaftar Lora Hisan didampingi oleh ayahandanya langsung KH. Hefniy Razaq sesuai prosedur yang berlaku. Terlihat suasana pagi itu cukup sepi karena beliau datang lebih awal sebelum pendaftar lain hadir di ruang layanan PSB Terpadu. Pelayanan pendaftaran ditangani langsung oleh panitia dari unsur pendidik MTs Nurul Jadid ustaz Leo.

Berdasarkan pengakuannya, ustaz Leo sempat grogi dan tegang karena harus melayani langsung pendaftaran dan ikrar cucu Kiai Zuhri pengasuh Nurul Jadid yang didampingi oleh ayahandanya KH. Hefniy Razaq. Namun keramah tamahan Kiai Hefniy membuat suasana kembali normal dan bersahabat.

Pada kesempatan itu, KH. Hefniy Razaq juga diminta oleh panitia untuk memimpin doa bersama sebelum pelayanan PSB dimulai sebagaimana tradisi pesantren pada umumnya. Beliau dengan senang hati memandu doa bersama yang berjalan khidmat dan khusyuk.

Kedatangan Kiai Hefniy bersama putranya mendaftarkan diri sesuai prosedur kembali menjadi pelajaran dan sorotan untuk semua bahwa meskipun kiai dan cucu pengasuh pesantren tempat dia daftar mondok, aturan dan prosedur tetap diikuti dan diindahkan.

Foto Kiai Hefniy bersama putranya Lora Hisan mendaftar menjadi uswah dan qudwah langsung untuk diteladani bersama oleh para santri dan alumni serta masyarakat umum.

Terlepas dari status sosial, baik keluarga kiai, pejabat atau tokoh masyarakat dan sejenisnya, ketauladanan dan kepatuhan terhadap aturan perlu dijunjung tinggi sebagai nilai integritas dalam mematuhi seperangkat aturan dan norma yang berlaku di masyarakat. Hal ini merupakan kunci kerukunan dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

 

 

(Humas Infokom)

Empat Santri MI Nurul Mun’im Mondok di Nurul Jadid, Salah Satunya dari Kalimantan

nuruljadid.net – Pemandangan menarik dari Penerimaan Santri Baru (PSB) Tahun 2022 Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton, Probolinggo, Jawa Timur sampai dengan hari kelima pada Sabtu tanggal 25 Juni 2022.

Pasalnya, hari kedua pendaftaran (22/06) terdapat dua santri baru termuda dengan usia sangat belia yang terdaftar sebagai peserta didik MI Nurul Mun’im resmi mondok di Pondok Pesantren Nurul Jadid. Mereka adalah Ilman Al-Ghani (8 tahun) asal Situbondo dan Muhammad Febrian Tri Anjasmoro (6 tahun) asal Probolinggo.

Diketahui keduanya mondok diantarkan langsung oleh keluarganya. Ilman Al-Ghani (8 tahun) asal Situbondo merupakan putra dari Alm. Bapak Suradi, S.Ag mantan kepala MI Nurul Mun’im  saat ini tinggal bersama Ibunya Denok Sri Wahyuningtyas di Kp. Palangan Krajan, Jangkar Situbondo.

Videonya saat Ilman diikrar oleh pengurus viral di media sosial WhatsApp dan Telegram, banyak netizen yang berkomentar dan mendoakan semoga Ilman dapat ilmu yang barokah dan kerasan di pondok.

Tidak kalah menarik, foto lucu Muhammad Febrian Tri Anjasmoro (6 tahun) saat photoshoot juga viral di group WhatsApp, ekspresinya yang menggemaskan saat mengenakan baju taqwa dengan ukuran besar mengundang senyum dan komentar lucu dari para netizen.

Febrian (6 tahun) adalah putra dari pasangan Jumari dan Erni Kustyowati yang tinggal di Dringu Probolinggo, Muhammad Hadziq Zafran Prawira (10 tahun) asal Pajarakan Probolinggo putra dari pasangan Ledya Sadah dan Muhammad Yusup yang mendaftar pada hari kelima (23/06).

Siswa MI terakhir berasal dari Kapuas Hulu, Kalimantan Barat atas nama M. Aidi Saputra (12 tahun) merupakan putra dari pasangan Andik Ardiansyah dan Deva Wulandari yang siswa mutasi dari Kalimantan mendaftar pada hari kelima (25/06) diantarkan oleh anggota keluarganya.

Keempat santri tersebut mendaftarkan diri sebagai peserta didik MI Nurul Mun’im sekaligus mondok dan tinggal bersama dengan santri MI lainnya di asrama khusus santri ibtidaiyah Wilayah Nurusshobah.

 

 

(Humas Infokom)

KH. Abd. Hamid Wahid Dianugerahi “Positive News Maker” Anugerah Times Indonesia 2021

nuruljadid.net – Kepala Pondok Pesantren sekaligus Rektor Universitas Nurul Jadid KH. Abd. Hamid Wahid raih Anugerah TIMES Indonesia (ATI) 2021 sebagai Positive News Maker Probolinggo. Tahun 2021 merupakan tahun ketiga digelar dengan tema Endurance di tengah puncak Pandemi Covid-19. Penganugerahan yang sempat tertunda tersebut digelar pada rabu (15/06/2022) pagi di Aula 1 Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Anugerah TIMES Indonesia ini tidak hanya dilaksanakan pada skala nasional saja, ATI 2021 juga memberikan penghargaan untuk tokoh-tokoh di daerah yang dianggap berperan besar dalam endurance to fight saat puncak pandemi Covid-19.

(Pemred Times Probolinggo M. Iqbal saat memberikan sambutan pada Penganugerahan Times Indonesia Award 2021 )

“Masa pandemi Covid-19 telah membuat masyarakat kita terpuruk. Tapi ada orang-orang yang selalu menginspirasi dan terus membangun masyarakat untuk bangkit dan menjadi lebih kuat. Untuk itulah TIMES Indonesia berinisiatif untuk memberikan penghargaan ini. Harapannya, ini dapat menginspirasi kita semua dan masyarakat pada umumnya untuk selalu kuat dan bersikap positif dalam segala sistuasi,” kata M. Iqbal selaku pemred Times Probolinggo saat memberikan sambutan.

(Kiai Hefniy Razaq mewakili pengasuh saat memberikan sambutan pada Penganugerahan Times Indonesia Award 2021 )

Kiai Hefniy Rozaq mewakili pengasuh, dalam sambutannya menyampaikan permohonan maaf serta berterima kasih kepada tim TIMES Indonesia yang telah memberikan kepercayaan kepada Nurul Jadid sebagai tuan rumah penganugerahan ATI 2021. Beliau juga mengucapkan selamat kepada para tokoh yang telah mendapatkan Anugerah TIMES Indonesia (ATI) 2021.

(Kepala Pesantren saat duduk bersama dengan pimpinan Times Indonesia dan tokoh yang akan dianugerahi pada acara Penganugerahan Times Indonesia Award 2021 )

Dalam moment ini, KH. Abdul Hamid Wahid dinyatakan layak dianugerahi penghargaan pada kategori Positive News Maker 2021 atas kontribusinya dalam menciptakan dan mendorong upaya ketahanan dan partisipasi masyarakat untuk bangkit dan mengikuti protokol kesehatan yang telah ditetapkan pemerintah secara agresif di berbagai platform media khususnya di pondok pesantren dan masyarakat Kabupaten Probolinggo.

(Para tokoh yang diberikan penghargaan atas kerja-kerja baiknya pada Penganugerahan Times Indonesia Award 2021 )

Tidak hanya KH. Abdul Hamid Wahid saja yang medapatkan penghargaan ATI 2021, akan tetapi ada lima tokoh lainnya yang juga mendapatkan penghargaan dari Times Indonesia. Adapun nama-nama penerima ATI 2021 tersebut yakni

  1. Habib Ali Zainal Abidin (Man of The Year 2021)
  2. Mirrah Samiyah (Women of The Year 2021)
  3. Peni Priyono (Positive News Maker 2021)
  4. Gus Hafidzul Hakim Nur (Men of The Year 2021)
  5. Aminah Hadi Zainal Abidin (Women of The Year 2021)

(Suasana forum tamu undangan pada Penganugerahan Times Indonesia Award 2021 )

Turut hadir tamu undangan dalam kegiatan ini, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (FORKOPIMDA) Sekda. Kota Probolinngo, PLT Kab. Probolinggo, Ketua DPRD Kota Probolinngo, Ketua DPRD Kab. Probolinngo, Kajari Kab. Probolinggo, Kajari Kota Probolinngo, Kemenag Kab. Probolinggo, Dandim. Probolinggo, CEO TIMES Indonesia, Kapalas 2B Probolinngo, Karutan 2B Probolinngo dan pimpinan Pondok Pesantren Nurul Jadid.

 

 

(Humas Infokom)

Kiai Muh. Imdad Rabbani: Urgensitas Integrasi Kurikulum Pesantren untuk Optimalisasi Kualitas Pendidikan

nuruljadid.net – Kiai Muhammad Imdad Rabbani, Kepala Biro Pendidikan Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo menyampaikan urgensitas integrasi kurikulum Pendidikan pesantren guna optimalisasi kualitas Pendidikan. Hal ini disampaikan pada acara Wisuda TPQ dan MI Nurul Mun’im Minggu (29/05) malam pekan lalu.

Menurut Kiai Imdad bahwa kurikulum pendidikan pesantren perlu diintegrasikan baik secara vertikal maupun horizontal dengan multi disiplin ilmunya.

Tujuan dibentuknya integrasi kurikulum pendidikan pesantren yaitu untuk menyelaraskan pendidikan antara satu level jenjang pendidikan dengan jenjang pendidikan berikutnya.

“Jadi integrasi bukan hanya secara horizontal antara satu level jenjang pendidikan misalnya MTs dan SMP itu harus sama pelajarannya meskipun tidak persis, tapi juga integrasi vertikal antara level jenjang pendidikan,” jelas beliau.

Diskursus mengenai koneksi antara satu level jenjang pendidikan dengan jenjang pendidikan lainnya itu sudah sejak lama digagas, namun diskusi dan penggarapan kurikulumnya baru dimulai tahun ini.

Saat proses penggarapan kurikulum tersebut, Kiai Imdad membentuk beberapa tim diantaranya Tim Pusat Kajian Al-Qur’an, Bahasa, Kitab Turats, Sains Teknologi, Humaniora, dan Kemandirian Santri.

“Ide ini berangkat dari hasil analisis dan bincang-bincang dengan beberapa kawan, selama ini sering kali pelajaran yang didapatkan siswa itu tidak nyambung antara level jenjang lembaga pendidikan, jadi misalnya sekarang di MINM siswa itu belajar Imriti, harapannya di MTs itu tidak ngulang lagi Imriti tapi belajar Mutammimah atau mungkin Al-Fiyah, jadi supaya berkelanjutan,” beliau memaparkan.

Lebih lanjut, kerangka kurikulum dalam penyusunan kurikulum pesantren secara umum itu menggunakan kerangka Fardhu ‘Ain dan Fardhu Kifayah, artinya akan ada mata pelajaran tertentu yang disebut sebagai mata pelajaran Fardhu ‘Ain harus dikuasai oleh semua santri, dan itu menjadi syarat untuk naik kelas dan lulus.

“Kenapa begitu? supaya kita tidak kecolongan, karena kondisi sekarang itu tidak sama seperti dulu, kalau dulu orang mondok itu orang yang belajar agama, umumnya sampingan. Tapi kalau sekarang itu tidak, sekarang orang lebih ekstra belajar umum, sedangkan pelajaran agama sekadarnya, kalau tidak ditekankan kita bisa kecolongan, mondok bertahun-tahun ketika di tes Al Quran belum bisa, nah itukan berarti kita kecolongan,” ungkap beliau seraya tersenyum.

Beliau berharap dan berdoa agar kita semua diberi taufiq oleh Allah SWT untuk menjaga warisan keilmuan ini dan semoga bisa terus semakin berkembang dan maju.

“Karena di zaman sekarang ini, ilmu agama itu kalau tidak ditekankan atau tidak diperhatikan betul, maka akan banyak orang-orang yang abai dibuatnya,” tutup beliau.

 

(Humas Infokom)

Wisuda Perdana I’dadiyah Luluskan Ratusan Santri dengan Standard Kompetensi FA

nuruljadid.net – Biro Kepesantrenan Pondok Pesantren Nurul Jadid dibawah pimpinan KH. Fahmi Abdul Haq Zaini menggelar acara Wisuda Perdana. Wisuda ini digelar setelah santri idadiyah tuntas mengikuti Ujian FA Triwulan ketiga. Kegiatan ini bertempat di Aula 1 pondok pesantren dan dihadiri oleh Kepala Biro Kepesantrenan, Kepala Biro Pendidikan mewakili pengasuh K. Moh. Imdad Robbani, Kabid Tarbiyah Wa Ta’lim Misbahul Munir Ratib, Sekretaris Biktren Rahmat Toyyib, Kabid Pedan semua murid Idadiyah.

Terdapat 229 santri idadiyah yang lulus, 150 tingkat SLTP dan 79 tingkat SLTA yang lulus dan berhasil diwisuda perdana tahun ini. “tidak semuanya lulus, dari 300-an santri idadiyah, hanya 150 santri tingkat SLTP dan 79 santri tingkat SLTA yang diwisuda, terdapat 69 santri tingkat SLTP dab 14 santri tingkat SLTA yang belum tuntas,” ungkap Kabid Tarbiyah wa Ta’lim ust. Misbahul Munir Ratib.

(Santri Wisudawan Asrama Idadiyah Biro Kepesantrenan Pondok Pesantren Nurul Jadid di Aula 1 Pesantren)

“Tapi yang tidak tuntas ini juga patut bersyukur karena Allah menyayangi anda untuk tetap bersama dengan muallimin, makanya terus bersemangat saja, insyaallah menjadi orang baik,”imbuhnya.

Kepala Biro Pendidikan K. Moh. Imdad Rabbani dalam sambutannya menyampaikan bahwa program Idadiyah ini merupakan program persiapan untuk santri dan sebagai fondasi penting dalam belajar (tholabul ilmi) mencari ilmu di pesantren.

“I’dadiyah itu artinya bersiap atau dikader untuk menghadapi sesuatu yaitu siap belajar dan mondok karena ini merupakan sunnah para kiai kita ketika di pesantren,” tutur kiai Imdad.

(Kepala Biro Kepesantrenan Pondok Pesantren Nurul Jadid KH. Fahmi AHZ tengah mengalungkan gordo kepada wisudawan di Aula 1 Pesantren)

Dalam kesempatan ini Kepala Biro Kepesantrenan KH. Fahmi AHZ berkenan mengalungkan Gordon kepada para wisudawan. Di samping itu, dalam sambutannya, Kiai Fahmi menyampaikan rasa syukurnya dan mengapresiasi kerja keras para wisudawan terbaik dengan beasiswa.

“sebagai apresiasi terhadap pencapaian santri idadiyah, kami Biro Kepesantrenan memberikan beasiswa kepada wisudawan terbaik dan teladan masing-masing 1 juta rupiah, 250 ribu dalam bentuk cash dan 750 ribu lagi beasiswa pendidikan,” ungkap kiai Fahmi dalam rangka memotivasi santri lainnya agar terus semangat belajar di pondok.

(Kepala Biro Kepesantrenan KH. Fahmi AHZ  didampingi Kepala Biro Pendidikan Pondok Pesantren Nurul Jadid KH. Moh. Imdad Rabbani setelah memberikan penghargaan kepada wisudawan terbaik)

Kiai Fahmi berharap agar upaya ini terus dijaga, dilestarikan dan terus ditingkatkan. “Tradisi baik ini perlu kita apreasiasi, kita jaga dan lestarikan serta ditingkatkan agar ke depan lebih baik lagi,” tambahnya dalam sambutan singkat ketika penobatan wisudawan terbaik.

 

(Humas Infokom)

 

Lantik 14 PAC Cabang Kota Kraksaan, Ketua Pergunu Jatim Himbau Peningkatan Kualitas Pendidikan

nuruljadid.net – Pimpinan Cabang Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) Kota Kraksaan yang dipimpin oleh Slamet Riyadi, S.Pd.,M.M telah berhasil melaksanakan pelantikan pengurus di Aula 1 Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo, Ahad (05/06/2022).

Dalam kesempatan itu, ketua Pimpinan Wilayah Pergunu Jatim H. Sururi, S.Ag., M.Pd mengucapkan terimakasih kepada pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid yang berkenan menjadi tuan rumah untuk pelantikan pengurus Pergunu di wilayah cabang Kota Kraksaan.

Ketua Pergunu Jatim juga menghimbau agar guru NU tetap solid. “Yang baru saja dilantik, mudah-mudahan diberi kekuatan lahir batin, kesabaran untuk memajukan, untuk menggerakkan persatuan guru NU di cabang Kraksaan” tutur H. Sururi.

Tugas pertama Pergunu yang pertama adalah konsolidasi, bagaimana pengurus yang dilantik bergerak dan melakukan konsoldasi satu dengan yang lain melalui badan otonom Pergunu.

Ketua Pimpinan Wilayah Pergunu Jatim juga mengimbau sekaligus mengingatkan pengurus yang baru dilantik agar terus istiqomah berjuang dan berkhidmat dengan penuh keikhlasan dalam menjalankan tugasnya. Serta komitmen memajukan kualitas pendidikan di kalangan NU.

(Ketua Pimpinan Wilayah Pergunu Jawa Timur H. Sururi, S.Ag., M.Pd saat menyampaikan sambutan pada pelantikan pengurus PAC Cabang Kota Kraksaan)

Hal itu disampaikan H. Sururi dalam sambutannya. “Kami dari PW Pergunu Jawa Timur menghimbau kepada guru-guru NU, karena NU adalah didirikan KH. Hasyim Asyari, minimal agar karakter guru-guru Pergunu ini, ilmu sanad nya nyambung menauladani para kiai di Pesantren,” tambah beliau.

Ia juga berharap, seluruh anggota Pergunu paling tidak belajar kitab Adabul ‘Alim Wa Muta’allim, sebagai implementasi almukhofadatu ‘ala qodimissholih sebagai pedoman bagi guru dengan mengkaji kitabnya KH. Hasyim Asya’ari. Agar pergunu dapat melahirkan guru yang berkarakter dan diberkahi oleh Allah SWT.

“Zaman dulu, sekarang dan yang akan datang berbeda, berkembangan terus menerus, maka dalam rangka wal akhdu bil jadidil aslah ini, kita tidak boleh tertinggal. Ada pelatihan, workshop, seminar, kita bisa kerjasama dengan kemenag, diknas, PGRI, pesantren, RMI dan berbagai pihak lainnya, agar anggota Pergunu tetap menjaga profesionalitasnya.” Lanjutnya.

Pergunu adalah badan otonom NU (profesi) yang menghimpun dan menaungi para guru, dosen, dan ustadz, Pergunu harus profesional dalam bekerja. Program Pergunu harus fokus dan harus sejalan dengan program NU sebagai induknya.

Sururi juga menyampaikan bahwa Pergunu kini telah bekerja sama dengan Institut Agama Islam Al-Khoziny Buduran Sidoarjo membuka beasiswa. Adapun beasiswa tersebut mulai program Sarjana (S1), Pascasarjana (S2), dan Doktoral (S3).

Ia menegaskan bahwa program tersebut bertujuan untuk meningkatkan kualitas SDM Indonesia, khususnya Nahdliyin di seluruh pelosok negeri.

Guru-guru NU dihimbau untuk berpegang teguh pada aqidah, amaliyah, fikroh dan harokah Ahlussunnah Wal Jama’ah, dan jangan sampai ada guru NU terlibat dalam organisasi terlarang dan mengkritisi kiai NU hingga berseberangan dengan pemikiran NU.

Sementara itu, Slamet Riyadi Ketua PC Pergunu Kota Kraksaan, mengatakan bahwa pihaknya akan melaksanakan amanah yang telah diberikan dengan sebaik-baiknya.

 

 

(Humas Infokom)

 

Musholla Raudhatul Qur’an Gelar Pelantikan, Kukuhkan Santri Pengabdi Al-Qur’an

nuruljadid.net – Bertepatan dengan malam jumat yang penuh berkah, sekelompok orang pilihan, resmi dilantik menjadi pengurus Muallim dan Ubudiyah Musholla Raudhatul Qur’an (Musel) Pondok Pesantren Nurul Jadid untuk periode 2022-2023. Pelantikan dilaksanakan pada Kamis (02/06/2022) malam di Musholla Raudatul Qur’an. Serangkaian acara tersebut dimeriahkan dengan iringan sholawat banjari oleh grup Firqah hadrah Az-Zainiyah (Firhaz) Nurul Jadid.

Pada pelantikan tahun ini, sebanyak 19 orang secara resmi dikukuhkan sebagai pengurus, sedangkan untuk kepengurusan ubudiyah terdapat 23 orang. Prosesi pelantikan dan pembacaan ikrar dituntun langsung oleh pengurus Biro Kepesantrenan bidang Tarbiyah Wa Ta’lim ustaz Kholil.

(Ketua panitia ustaz Ainul Yakin sedang menyampaikan sambutannya pada Pelantikan Muallim dan Ubudiyah Musholla Raudhatul Qur’an)

Ketua panitia Ustaz Ainul Yakin dalam sambutannya menyampaikan tujuan diadakannya pelantikan tersebut. “Kegiatan ini merupakan agenda rutinan setiap setahun sekali yang berfungsi sebagai bentuk kaderisasi kepengurusan di Musholla ini,” papar ust. Ainul.

Selain itu, ust. Ainul juga berharap kepada pengurus terlantik agar bisa melaksanakan tugas atau amanah dengan penuh tanggung jawab. “semoga pengurus terpilih bisa amanah kedepannya,” imbuhnya.

(Direktur LMNJ KH. Hefniy Razaq bersama pemangku KH. Makki Mainum Wafi saat menghadiri Pelantikan Muallim dan Ubudiyah Musholla Raudhatul Qur’an)

Pada acara ini turut hadir Direktur Lembaga Motivasi Nurul Jadid (LMNJ) KH. Hefniy Razaq sebagai pentausiah, pemangku Musholla Raudhatul Qur’an KH. Makki Maimun Wafi, perwakilan pengurus kepala bidang Tarbiyah Wa al Ta’lim Biro Kepesantrenan, dan tamu undangan.

Dalam tausiahnya, KH. Hefniy Razaq banyak memberikan motivasi kepada para pengurus terlantik agar semangatnya dalam berkhidmat terus meningkat dan bisa menjalankan amanah yang diberikan dengan baik yang diawali dengan makna sebuah seremonial pelantikan.

(Direktur LMNJ KH. Hefniy Razaq saat menyampaikan tausyiahnya pada Pelantikan Muallim dan Ubudiyah Musholla Raudhatul Qur’an)

“Pelantikan ini bagi saya merupakan suatu penghargaan luar biasa dari pondok pesantren, karena adik-adik dipercaya untuk mengabdi kepada pesantren dalam hal ini di Musholla Raudhatul Qur’an,” tutur Kiai Hefniy.

“Jadi kesempatan ini luar biasa, karena santri yang baik adalah tidak hanya mengambil ilmu dari Nurul Jadid, tapi jiwa dan raganya sudah memberi manfaat kepada pesantren Nurul Jadid,” tambah beliau.

Diakhir tausiahnya beliau berharap agar pengurus terlantik ini bisa menjadi suri tauladan, dan mampu menjalankan tugasnya dengan baik dan bertanggung jawab.

(Pengurus Musholla saat sedang dilantik pada Pelantikan Muallim dan Ubudiyah di Musholla Raudhatul Qur’an)

Acarapun diakhiri dengan pembacaan doa yang juga dipimpin oleh KH. Hefniy Razaq.

 

(Humas Infokom)

Silaturrahim Pengurus Putri, Bahas Penguatan Peran Pembina dalam Pendampingan Santri

nuruljadid.net – Sekretariat Putri Pondok Pesantren Nurul Jadid dibawah koordinasi wakil sekretaris Ny. Hj. Muthmainnah Waqid menggelar acara Halal Bi Halal sekaligus silaturrahim pengurus dengan pembina untuk penguatan peran pembina pasca perpindahan daerah di wilayah pusat yaitu Al-Hasyimiyah (Daltim) dan Az-Zainiyah (Dalbar) pada Selasa (31/05/2022) siang lalu di Aula Mahrom Al-Hasyimiah.

Tujuan diselenggarakannya kegiatan ini pertama adalah untuk menjalin silaturrahim dengan para ustazah senior di lingkungan Pondok Pesantren Nurul Jadid yang intens membantu kinerja pengurus dalam mengawal keterlaksanaannya program pengasuhan santri putri.

(Suasana Halal Bi Halal sekaligus Silaturrahim dalam rangka Penguatan Peran Pembina dalam Peningkatan Layanan Santri di Aula Mahrom Daltim)

Selain silaturrahim juga untuk mensosialisasikan perubahan dalam pembagian tugas di masing-masing daerah putri pasca perpindahan asrama sesuai bidang keilmuan dan peminatan sebagai bentuk follow up dari FGD kurikulum antara Biro Pendidikan dan Biro Kepesantrenan.

Tidak kalah penting, dalam forum tersebut juga membahas tugas-tugas (job description) para pembina secara spesifik sekaligus penyerahan SK tugas kepada pembina yang ditunjuk untuk melakukan pendampingan dan pengawalan intensif.

Kurang lebih terdapat 78 orang pembina yang di-SK terdiri dari pembina 1 dan 2, kepada mereka diberikan mandat untuk melakukan pendampingan dan pengawalan pola pengasuhan santri di masing-masing wilayah.

Pembina daerah yang berperan selayaknya seorang ibu merupakan tempat pengurus wilayah yang notabene mahasiswi menyampaikan kondisi santri di daerah binaannya, juga sebagai tempat mencari solusi ketika ada permasalahan yang belum bisa dipecahkan pada tingkatan pengurus daerah dan wilayah.

(Suasana Halal Bi Halal sekaligus Silaturrahim dalam rangka Penguatan Peran Pembina untuk Peningkatan Layanan Santri di Aula Mahrom Daltim)

Pembina 1 adalah ustazah-ustazah senior pengabdi yang merupakan alumni Pondok Pesantren Nurul Jadid, setiap hari bertugas di lingkungan pesantren. Sekali waktu di sela jadwal mengajar para ustazah pembina menyempatkan menjenguk adik-adik santri dan pengurus daerah, bahkan membuat kesepakatan untuk rutin bertemu membahas kondisi santri di daerah yang menjadi tanggungjawabnya.

Jumlah ustazah pembina senior ini disesuaikan dengan jumlah daerah di masing-masing wilayah putri. Istilah pembina, di wilayah satelit ada yang memberi nama mursyidah atau ibu asuh pengurus wilayah.

(Foto bersama usai Halal Bi Halal dan Silaturrahim dalam rangka Penguatan Peran Pembina untuk Peningkatan Layanan Santri di Aula Mahrom Daltim)

Sedangkan Pembina 2 adalah para pengurus wilayah yang berperan membantu menjadi mediator kepada pembina 1 ketika pengurus daerah menghadapi kesulitan menangani permasalahan adik-adik santri putri.

Pembina 1 ini ada dibawah kendali Biro Kepesantrenan putri dengan jalur koordinasi langsung kepada Wakabid. Tata Kelola Wilayah.

 

 

(Humas Infokom)

Biro Kepesantrenan Nurul Jadid Sukses Laksanakan Ujian FA Santri I’dadiyah

nuruljadid.net – Memasuki catur wulan ke-3 bagian Tarbiyah wa Ta’lim Biro Kepesantren Pondok Pesantren Nurul Jadid mengadakan ujian akhir Furudul Ainiyah (FA) untuk santri I’dadiyah tingkat SLTP dan SLTA wilayah pusat. Pelaksanaan ujian ini dilaksanakan dalam satu hari Rabu (18/05/2022) malam di Masjid Jami’.

Pelaksanaan ujian FA ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan program I’dadiyah Biro Kepesantrenan untuk santri tahun awal yang belum lulus kompetensi Furudul Ainiyah (FA) saat placement test (tes penempatan) santri baru tahun lalu.

(Suasana bersahabat ujian Furudul Ainiyah santri I’dadiyah Pondok Pesantren Nurul Jadid di Masjid Jami’ )

Kegiatan ujian ini diikuti oleh seluruh santri asrama program I’dadiyah tingkat SLTP dan SLTA wilayah pusat didampingi langsung oleh wali asuh dan para asatiz selama pelaksanaan ujian berlangsung.

Materi yang diujikan meliputi Baca Tulis Al-qur’an (BTQ), Fiqih, Aqidah dan Akhlaq. Format ujian dibentuk menjadi beberapa kelompok terdiri dari sepuluh hingga limas santri dengan penguji satu ustaz. Santri terlihat serius mengikuti ujian dan beberapa yang lain terlihat muraja’ah materi yang telah mereka pelajari.

(Suasana bersahabat ujian Furudul Ainiyah santri I’dadiyah Pondok Pesantren Nurul Jadid di Masjid Jami’ )

Tujuan diselenggarakannya ujian furudul ainiyah ini untuk mengevaluasi pencapaian hasil pembelajaran dan mengukur kompetensi santri dengan standar yang telah ditetapkan. Selain itu, juga untuk menumbuhkan semangat belajar dan kesadaran bersama di kalangan santri tentang pentingnya penguasaan Furudul Ainiyah bagi ummat Islam, khususnya santri.

(Suasana bersahabat ujian Furudul Ainiyah santri I’dadiyah Pondok Pesantren Nurul Jadid di Masjid Jami’ )

Berkisar antara 300 santri I’dadiyah yang mengikuti ujian FA tersebut. Santri yang dinyatakan lulus akan diberikan sertifikat ketuntasan FA dan diperkenankan memilih lembaga khusus untuk memperdalam keilmuan atau keterampilan spesifik seperti Tahsinul Qiro’ah, Tahfidzul Qur’an, Kitab Klasik, dan Bahasa Asing.

(Suasana bersahabat ujian Furudul Ainiyah santri I’dadiyah Pondok Pesantren Nurul Jadid di Masjid Jami’ )

Usai melaksanakan ujian furudul ainiyah caturwulan ke-3, pengurus atau para asatiz mengakhiri kegiatan dengan pambacaan doa bersama setelah belajar dan surah Al-ashr demi keberkahan dan kebermanfaatn ilmu di dunia sebagai bekal akhirat kelak.

 

(Humas Infokom)

 

Wisuda TPQ dan MI Nurul Mun’im Cetak Lulusan Unggul dan Berakhlak

nuruljadid.net – Taman Pendidikan al-Qur’an dan Madrasah Ibtidaiyah Nurul Mun’im (MINM) menggelar Wisuda Kelas Akhir pada Minggu (29/05) malam. Acara yang berlangsung di Aula SMA Nurul Jadid ini digelar secara meriah dan dihadiri oleh seluruh guru dan tenaga kependidikan (GTK) MI Nurul Mun’im bersama para orang tua wisadawan-wisudawati.

(Kepala MI Nurul Mun’im K. Miftahul Arifin saat memberikan sambutan pada acara Wisuda TPQ dan MINM tahun 2022 di Aula SMA Nurul Jadid)

Kepala MI Nurul Mun’im K. Miftahul Arifin dalam sambutannya menyampaikan bahwa pagelaran Wisuda TPQ dan MI Nurul Mun’im tahun 2021-2022 ini merupakan kali pertama diadakan setelah dua tahun absen disebabkan tingginya kasus covid-19 di Indonesia.

“Alhamdulillah setelah sekian lama kita tidak diperkenankan mengadakan acara seperti ini, dan sekarang ini merupakan kali pertama kami mengadakan acara wisuda lagi. Kami ucapkan terima kasih kepada seluruh pengurus yang telah turut mensukseskan dan memeriahkan acara ini,” tutur beliau.

Sementara itu, Kepala Biro Pendidikan K. Imdad Rabbani menyampaikan harapannya kepada MI Nurul Mu

(Kepala Biro Pendidikan Nurul Jadidi K. Moh. Imdad Robbani saat memberikan sambutan pada acara Wisuda TPQ dan MINM tahun 2022 di Aula SMA Nurul Jadid)

n’im agar terlibat dalam pelaksanaan program integrasi Kurikulum Pendidikan Pesantren yang saat ini masih dalam proses perumusan.

“Integrasi Kurikulum Pendidikan Pesantren ini memiliki tujuan untuk mengintegrasikan pendidikan di pesantren bukan hanya secara vertikal tetapi juga secara horizontal,” jelas beliau.

Menyoal acara, beberapa penampilan disuguhkan oleh siswa kelas 1-5 MI menambah kemeriahan perhelatan wisuda kelas malam itu. Ada penampilan pencak silat, pramuka semaphore, pembacaan aqidatul awam, dan beberapa penampilan seni lainnya.

(Potrait wisudawan dan wisudawati TPQ pada acara Wisuda TPQ dan MINM tahun 2022 di Aula SMA Nurul Jadid)

Guru MI Nurul Mun’im sekaligus ketua panitia wisuda Syukron Wahyudi mengaku bahwasannya prosesi wisuda telah ditata dengan baik. Sehingga, banyak orang tua yang menikmati kemeriahan acara wisuda itu.

“Penampilan anak-anak sudah cukup memuaskan, ini berkat kerja keras mereka semua karena dengan giat melakukan latihan persiapan beberapa hari sebelum menghadapi prosesi wisuda,” jelas Syukron Wahyudi

Sebelum memasuki acara inti prosesi wisuda, terdapat beberapa rangkaian acara yang menambah iklim euforia diantaranya penobatan wisudawan terbaik, demonstrasi peserta didik kelas akhir tahfidz juz 30, juz 1, dan nadzom imriti.

(Mudir Ma’had Aly Nurul Jadid K. Muhammad Al-Fayyadl saat memberikan mauidhoh hasanah pada acara Wisuda TPQ dan MINM tahun 2022 di Aula SMA Nurul Jadid)

Acara juga diisi dengan mauidhotul hasanah oleh K. Muhammad Al-Fayyadl, beliau menyampaikan pesan-pesan edukatif, beliau juga mengutip dawuh Sayyidina Ali khususnya hal berkaitan dengan parenting kepada seluruh orang tua wisudawan dan wisudawati yang hadir.

Seluruh hadirin menyimak dan memperhatikan mauidhoh hasanah dengan seksama dan antusisas.

Usai mauidhoh hasanah, acara dilanjutkan dengan prosesi wisuda siswa kelas akhir MI Nurul Mun’im. Wisuda berakhir pukul 22.00 WIB, para wisudawan dan wisudawati beserta seluruh hadirin dan undangan segera meninggalkan tempat karena memang waktu cukup larut.

 

 

(Humas Infokom)