MORQU PP. Nurul Jadid, gelar Festival Lomba Diba’iyah

nuruljadid.net – Mu’allim dan Pengurus Musholla Raudlatul Qur’an (MORQU) adakan Festival Lomba Diba’iyah se-Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo, Kamis malam (16/01/2020).

“Kegiatan ini bertujuan untuk mempererat tali silaturrahim antar wilayah,” ungkap Ahmad Mu’tasim Billah.

Menurut Ketua Panitia, Ahmad Mu’tasim Billah, Festival ini perdana digelar. Tercatat ada 17 grup peserta dari berbagai masing-masing wilayah putera PP. Nurul Jadid. Kriteria penilaian dalam lomba ini, terdiri dari Vokal 45%, Adab 30%, dan Kreatifitas 25%.

Penampilan Festival Lomba Diba'iyah Se-PP. Nurul Jadid berserta dewan juri

Penampilan Festival Lomba Diba’iyah Se-PP. Nurul Jadid berserta dewan juri

Berdasarkan keputusan dewan juri, adapun pemenang lomba festival Diba’iyah, Juara 1 diraih oleh grup Ar-Royan (Wilayah Al-Amiri), juara 2 diraih oleh grup Muhibbun Nabi (Wilayah Zaid Bin Tsabit / K), juara 3 diraih oleh grup Ad-Du’ali (Wilayah Sunan Bonang / N), Harapan 1 diraih oleh grup Muhibbul Qur’an (PPIQ tahsin), Harapan 2 diraih oleh grup As-Sirojiyah (Wilayah Ar-Rumy), dan Harapan 3 diraih oleh grup As-Syifa (PPIQ tahfidz).

Ahmad Mu’tasim Billah berharap dengan adanya lomba tersebut, menjadi bekal santri saat terjun ke masyarakat.

“Harapan saya teman-teman peserta agar terbiasa membaca diba’iyah ketika pulang ke masyarakat,” harapnya.

Penulis : Badrus

Editor : Febri Delfitri Fauzi

KH. Najiburrahman Wahid: Tugas Santri Ada Dua, Memperdalam Ilmu Agama dan Memberi Peringatan

nuruljadid.net – “Konon ada kategori pengurus kader dan pengurus tetap. Pengurus tetap itu yang menetap disini (red : pp. nurul jadid) yang aslinya bukan dari sini kemudian menjadi muhajirin. Jadi nurul jadid ini dulu kan memang makam besar. Kiai Zaini saja pendatang kemudian di susul oleh pendatang yang lain bedanya mungkin hanya pendatang yang lama dan pendatang yang baru bahwa bedanya pendatang dengan pribumi. Terkait dengan pendatang tempat asal kita adalah akhirat di surga nenek moyang kita nabi adam dan kita akan kembali ke akhirat lagi kita hanya mampir sebentar,”.

Hal itu disampaikan oleh Wakil Kepala Pesantren I, KH. Najiburrahaman Wahid saat mengisi tausiah dalam acara sosialisasi elektronifikasi perizinan santri Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo yang bertempat di Aula I PP. Nurul Jadid pada Senin Malam, (13/01/2020).

Kiai Najib, (sapaan akrab KH. Najiburrahman Wahid) menjelaskan tentang 2 tugas santri, yakni : memperdalam ilmu agama dan memberi peringatan jika ada santri setelah selesai pendidikan tapi tidak pulang dan diperdayakan ke pesantren. “Tugas santri itu ada dua macam memperdalam ilmu agama dan untuk memberi peringatan jika ada santri disini setelah tidak pulang itu termasuk muhajirin brati kaumnya pindah yang dari awalnya di luar sana maka tempatnya akan kesini. Oleh karena itu alangkah baiknya kita canangkan bahwa para ustadz yang ada disini diperdayakan,” dawuh beliau.

Berkaitan dengan elektronifikasi perizinan santri beliau menegaskan, agar pengurus & wali asuh lebih hati-hati dalam mengizinkan anak asuhnya, karena santri yang berada di nurul jadid ini adalah titipan pengasuh. “Jadi wali asuh ini harus ada karena sebenarnya santri yang berada di nurul jadid ini adalah anak titipan yang sejak awal itu santri menitipkan ke pengasuh jadi yang punya amanah itu pengasuh karena kenapa dalam pemberian tanda tangan terakhir itu harus pengasuh,” tutur beliau.

Putra ke empat KH. Abdul Wahid Zaini itu, berpesan agar selalu mengingatkan anak asuh nya untuk selalu memperhatikan pendidikan sebagaimana layaknya orang tua menyayangi anaknya. “Pengurus itu setidaknya sama sayangnya kepada santri seperti halnya orang tua menyayangi anaknya. Sebagaimana orang tua menyayangi anaknya orang tua kan ingin anaknya Pinter, bisa baca Al-Qur’an, & Akhlaqnya Baik,” imbuh beliau.

Kemudian tausiah terakhir, beliau berpesan agar tidak menjadikan pondok itu sebagai sambilan tapi misi mulia, dan merupakan tugas utama bukan sambilan. “Kita ini menampung putra-putri umat islam, yang di bertaruhkan itu adalah masa depan umat islam,” pungkas beliau.

Penulis : Badrus

Editor : Ponirin

KH. Fahmi AHZ (songkok putih) saat menyampaikan sambutan dalam acara Peringatan Satu Dekade Haul Gusdur

Pernah Sowan di Situbondo, Begini Sosok GusDur Menurut KH. Fahmi AHZ

nuruljadid.net – Acara Peringatan Satu Dekade Haul Gusdur yang digelar oleh Gusdurian Nurul Jadid turut dihadiri oleh KH. Fahmi Abdul Haq Zaini, Kepala Biro Pengembangan Pondok Pesantren Nurul Jadid. Jum’at (10/01/2020).

Dalam acara yang bertempat di Aula SMA Nurul Jadid itu, beliau menyampaikan bahwa pernah bertemu langsung dan sowan dengan Gusdur di kabupaten situbondo.

“Alhamdulillah, saya pernah diberi kesempatan dan ditakdirkan oleh Allah SWT untuk bisa secara langsung berjumpa secara fisik  dan sowan dengan beliau Gusdur,” ungkap beliau.

Beliau turut menjelaskan, walaupun hubungan pribadi beliau sangat terbatas dengan Gusdur, namun. Beliau menjelaskan. Secara emosional dan spriritual masih berada dalam kondisi yang sama.

“Dan perlu diketahui pula oleh teman – teman GusDurian Probolinggo ini. Pendiri PP. Nurul Jadid ini, kakek kami, KH. Zaini Mun’im itu dulu santrinya embahnya gusdur, jadi santrinya KH. Hasyim Asy’ari ” ungkap beliau.

Tampak Aula SMA Nurul Jadid sesak penuh oleh para santri dan anggota GusDurian Nurul Jadid

Tampak Aula SMA Nurul Jadid sesak penuh oleh para santri dan anggota GusDurian Nurul Jadid

“Memang kalau secara istilah kami, istilah pesantren. Jadi secara keilmuan kami semua yang ada disini (santri nurul jadid, red) meskipun secara langsung tidak di tebuireng tapi sanad keilmuan kami, pemahaman kami dan semua yang diajarkan disini insya allah juga masih tetap sama seperti yang ada di tebuireng sana, yang ada di keluarga besar KH. Abdurrahman wahid,” imbuh beliau.

Bahkan secara khusus, KH. Fahmi melanjutkan. KH. Zaini Mun’im sangat akrab dengan ayahanda gusdur, KH. Wahid Hasjim. Dan KH. Zaini juga salah seorang yang menjadi delegasi Indonesia Bersama KH. Wahid Hasjim keliling negara sampai eropa untuk memperkenalkan kemerdekaan Indonesia.

Selain itu, beliau turut menjelaskan substansi dari diadakannya haul gusdur, beliau menerangkan bahwa Gusdur sebagai seorang bapak bangsa yang selalu memperjuangkan nilai – nilai kemanusiaan yang universal, orang yang selalu membela kaum termarjinalkan, dan selalu membela para minoritas. Sudah sesuai dengan ajaran – ajaran dan syari’at oleh para guru – guru beliau dan para pendahulu.

“Nah, hari ini, kita semua tentu selain mengadakan acara-acara seremonial dan peringatan berkirim do’a pada beliau (gusdur, red). Tentu tugas kita yang paling penting adalah melestarikan nilai-nilai yang sudah beliau perjuangkan. Dan ini akan menjadi tugas berat bagi kita semua karena kita tau hari – hari terakhir ini bangsa kita gampang sekali termakan oleh berita-berita hoax,” tegas beliau.

“Dan pada hari ini juga, kita semua yang terkumpul dalam GusDurian jangan hanya bisa meramaikan seperti acara-acara seremonial dan peringatan-peringatan kewafatan beliau, tapi nilai-nilai perjuangan sudah beliau wariskan tentu harus menjadi perilaku, tentu harus menjadi semangat bagi kita dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dan itu juga sesuai dengan prinsip dasar pendiri pesantren ini yang terkumpul dalam panca kesadaran santri,” pungkas beliau.

Penulis : Ahmad

Editor : Ponirin

KH. Abdurrahman Wafi (tengah) saat menyampaikan sambutan dalam acara Peringatan Satu Dekade Haul Gusdur

KH. Abdurrahman Wafi: Berbicara Tentang GusDur tentu Berbicara Tentang Pesantren

nuruljadid.net – “Berbicara sosok gusdur adalah berbicara tentang ayahanda beliau Alm. KH. Wahid Hasjim. Berbicara sosok Gusdur tentu berbicara tentang kakek beliau alm. KH. Hasim Asy’ari. berbicara tentang santri KH. Hasyim dan guru kita Bersama Alm. KH. Zaini Mun’im. Berbicara tentang gusdur juga berbicara tentang alm. KH. Hasyim zaini. Berbicara tentang gusdur tentu berbicara tentang KH. Wahid Zaini, berbicara tentang gusdur tentu berbicara tentang pesantren, berbicara tentang gusdur tentu berbicara tentang santri. Karena tipologi dan identitas gusdur sama sekali tidak berbeda, tentang tipologi santri,”.

Hal itu disampaikan oleh KH. Abdurrahman Wafi, saat mengisi sambutan dalam acara Peringatan Satu Dekade Haul Gusdur yang digelar oleh Gusdurian Nurul Jadid. Jum’at (10/01/2020).

Gus. Abdur (sapaan akrab KH. Abdurrahman Wafi) menerangkan, banyak media memberitakan kalau gusdur tidak mempunyai dompet. “Saya ingat tahun 1984, indonesia mulai ribut munculnya sosok gusdur, bagi orang diluar pesantren. Sosok yang aneh orang kok bisa hidup tanpa uang, dipesantren itu biasa. Santri kalau tidak punya uang, nasi sama cabe itu enak makannya,” terang beliau yang turut menjabat sebagai Kepala Madrasah Ibtida’iyah Nurul Mun’im.

KH. Abdurrahman Wafi: Berbicara Tentang Gusdur tentu Berbicara Tentang Pesantren

KH. Abdurrahman Wafi: Berbicara Tentang Gusdur tentu Berbicara Tentang Pesantren

“Bahkan dalam sebuah cerita, Ketika gusdur menjabat sebagai ketua umum PBNU, pernah hadir di PP. lirboyo sebagai pembicara, yang ditunggu oleh panitia itu mobil sedan, kijang, Atau mobil yang bagus – bagus. Namun apa yang terjadi, Pada saat gusdur datang hadir ke PP. lirboyo dengan menaiki angkutan umum. Sosok yang sederhana sekali,” ungkap beliau.

Gus Abdur melanjutkan, Sama seperti kiai kita, KH. Abdul Wahid Zaini, Pengasuh ke 3 PP. Nurul Jadid. walaupun dikala menjadi pengasuh dan Ketua Tanfidziah PBNU. Ketika pergi ke Surabaya atau Jakarta, beliau sering menaiki bis umum ketika sampai diperempatan tanjung naik becak ke dhalem beliau.

 “Kalau orang mengenal gusdur, sebenarnya beliau tidak mau untuk diadakan haul, kalau bukan karena alasan kemanfaatan yang dapat beliau berikan dalam haul itu. Haul itu tidak membesarkan ataupun mengecilkan kemulian gusdur. Tapi khidmat yang kita dapatkan dalam haul gusdur adalah bukan bagaimana gusdur tapi bagaimana tentang kita menjaga warisan – warisan yang telah beliau berikan,” imbuh beliau.

Diakhir sambutan beliau menyampaikan 3 hal penting tentang gusdur, yakni Warisan Kemanusiaa, Warisan Pengetahuan, “Dan yang terakhir itu walaupun fisik beliau ketika senja kurang fit namun kecintaan beliau kepada olahraga tetap membara hal itu terbukti ketika dulu beliau sering menjadi analis sepak bola,” pungkas beliau.

Penulis : Ahmad

Editor : Ponirin

Tingkatkan Estetis Pendidikan melalui Selayang Pandang

Tingkatkan Estetis Pendidikan melalui Selayang Pandang

nuruljadid.net – Dalam rangka meningkatkan serta terus memperbaiki taraf estetis pendidikan santri Al-Mawaddah, pada Rabu Pada (08/01/2020) Program I’dadiyah Al-Mawaddah menggelar selayang pandang tentang program unggulan yang ada di Al-Mawaddah.

 “Acara tersebut bertujuan untuk memberikan acuan serta pengenalan program unggulan yang ada di wilayah Al-Mawaddah kepada santri i’dadiyah, karena 3 bulan lagi mereka harus memasuki  program unggulan yang ada saat kelak dinyatakan sudah lulus dari program i’dadiyah,” ungkap Ustadzah Lutfatul Imamah, Penanggung Jawab Koordinasi Program I’dadiyah.

Acara yang berlangsung sejak pukul 06.15 hingga 07.10 WIB itu berlangsung meriah. Disambut antusias serta sorak sorai tepuk tangan santri I’daiyah ini mewarnai jalannya acara. Hal itu menandakan bahwa kegiatan ini mampu mencuri perhatian santri I’dadiyah.

Tampak para santri Al Mawaddah Program I'dadiyah sedang menyimak jalannya acara Selayang Pandang

Tampak para santri Al Mawaddah Program I’dadiyah sedang menyimak jalannya acara Selayang Pandang

“Ini juga dapat membangkitkan semangat para santri I’dadiyah untuk menghadapi triwulan terakhirnya. Karena pada triwulan terakhir itu akan banyak ujian yang dilaksanakan untuk penentuan lulus atau tidaknya santri dari program I’dadiyah ini,” ujar Ustadzah Kholis, Koordinator Program I’dadiyah.

Di akhir sesi, para santri I’dadiyah diberi surat angket dan komitmen akan pilihan program yang akan dipilihnya. “Mungkin kami akan beri batas waktu hingga sore nanti tentang pengisian angket pilihan ini, agar mereka bisa memilih dengan sepenuh hati dan pilihan yang matang,” imbuh Koordinator I’dadiyah.

Penulis : Kholis

Editor : Ponirin

Pecut Minat Baca Santri dengan Perpustakaan

Pecut Minat Baca Santri dengan Perpustakaan

nuruljadid.net – Perpustakaan bukan merupakan hal yang baru dikalangan masyarakat, dimana-mana telah digelar perpustakaan, seperti di sekolah-sekolah, baik sekolah yang berada di perkotaan maupun sekolah yang berada di desa. Dan tak luput pula pondok pesantren termasuk di Pondok Pesantren Nurul Jadid ini khususnya Ma’had Aly Nurul Jadid.

Bermula dari rasa skeptisisme Kepala Perpustakaan Ma’had Aly Nurul Jadid, Ust. Fakhrur Rozi, S,Pd. Bahwa perpustakaan tidak hanya sebagai tumpukan kitab-kitab & buku-buku, tetapi secara prinsip, perpustakaan harus dapat dijadikan sebagai sumber informasi bagi setiap yang membutuhkannya. Dengan kata lain, tumpukan kitab-kitab yang dikelola dengan baik itu baru dikatakan sebagai perpustakaan, apabila dapat memberikan informasi bagi setiap yang memerlukannya.

“Jadi kami mengumpulkan para pengurus perpustakaan ma’had aly agar perpustakaan ini dibuka secara umum dalam artian siapa saja bisa mengunjungi perpustakaan baik bagi para santri di pondok pesantren nurul jadid ataupun masyarakat sekitar,” ungkapnya kepada nuruljadid.net. Selasa (07/01/2020).

Perpustakaan yang bertempat di sebelah mushollah Ma’had Aly Nurul Jadid tersebut disediakan bahan pustaka bukan hanya kitab-kitab saja tapi buku-buku lainnya yang berasaskan islami, dan untuk koleksi kitab lebih diperbanyak kitab tentang fiqh & ushul fiqh karena memang disesuaikan dengan jurusan ma’had aly nurul jadid yaitu fiqh wa ushuluhu.

 

Tampak para santri sedang membaca kitab di Perpustakaan Ma'had Aly

Tampak para santri sedang membaca kitab di Perpustakaan Ma’had Aly

“Dalam perpustakaan kami ini juga tersedia kitab – kitab karangan Mudir Ma’had Aly Nurul Jadid, yakni KH. Romzi Al Amiri Mannan,” imbuh santri yang berasal dari kabupaten Sampang, Madura itu.

Guna menigkatkan minat dan dorongan santri berkunjung ke Perpustakaan, kepengurusan perpustakaan ma’had aly juga akan memberikan hadiah kepada pengunjung teraktif.

Selain itu, kepengurusan perpustakaan juga membuat program Hari Membaca yang mana tiap – tiap santri ma’had aly diwajibkan untuk mengunjungi dan membaca buku atau kitab yang ada di perpustakaan. Seperti pada hari selasa teruntuk santri putra dan hari jum’at bagi santri putri.

“Pada Hari Membaca, setiap tingkatan kelas Ma’had Aly diwajibkan meresume suatu kitab atau buku minimal pertingkatan kelas ialah 3 orang dan untuk hasil resume terbaik akan diterbitkan di mading al-Amiri Pos dan akan mendapatkan hadiah,” pungkasnya.

Penulis : Ahmad

Editor : Ponirin

Biro Kepesantrenan Tingkatkan Pelayanan Laundry dan Mahrom melalui BIMTEK

Biro Kepesantrenan Tingkatkan Pelayanan Laundry dan Mahrom melalui BIMTEK

nuruljadid.net – Biro Kepesantrenan, Pondok Pesantren Nurul Jadid. Khususnya Bidang Kesejahteraan Santri mengadakan Bimbingan Teknik (BIMTEK) untuk Pelayanan Mahrom dan Laundry pada senin malam (06/01/2020).

Acara tersebut dihadiri oleh Sekrertaris Biro Kepesantrenan, Saili Aswi. Kepala Bidang Kesejahteraan Santri, Abdul Ghafur Haikal. Kepala Bidang Penataan Wilayah, Fathol Lathif, dan Pengurus – Pengurus Wilayah serta para Penatu yang bekerja sama dengan PP. Nurul Jadid.

Kegiatan ini, Menurut Abdul Ghafur Haikal, Kepala Bidang Kesejahteraan Santri, bertujuan untuk menertibkan alur laundry bagi para Dobi dan menjelaskan kepada mereka untuk menjaga kesucian pakaian laundry itu dengan baik.

Seraya dengan hal itu, ustadz Saili Aswi, Sekrertaris Biro Kepesantrenan PP. Nurul Jadid mengatakan dalam sambutan. Ia sangat senang sekali dan berterima kasih karena telah sudi meluangkan waktunya untuk bisa hadir ke acara.

Bapak Mustafa Syukur saat menjelaskan tentang kesucian pakaian laundry

“Atas nama biro kepesantrenan, kami mengucapkan terima kasih kepada bapak ibu sekalian yang telah sudi hadir di ruangan ini,” ucap ustadz saili aswi dalam acara yang bertempat di Aula PP. Nurul Jadid.

Selain itu, Ustadz saili (sapaan akrabnya Saili Aswi), berharap dengan kegiatan itu bisa membawa hikmah dan sesuatu yang bisa di ambil manfaat serta pengetahuan bagi semua orang terutama santri dan pengurus.

“Kami berharap dengan adanya bimtek ini, terutama di bidang laundry agar di niati bahwa kita me-laundry itu bukan semata-mata karena kerja tapi melainkan untuk membantu santri dan pesantren (niateh ka angguy abentoh santreh ben pesantren) kalaupun nanti ada materi itu semata-mata dari Allah SWT,” harapnya.

Penulis : Badrus

Editor : Ponirin

Membuka Tahun 2020, Laziskaf Azzainiyah Menyalurkan Donasi Wakaf

nuruljadid.net-Laziskaf Azzainiyah, lembaga amil zakat Pondok Pesantren Nurul Jadid, mengawali lembaran tahun 2020 dengan pelaksanaan program Wakaf berupa bantuan seperangkat alat mainan edukatif (APE) bagi TK Ceria Dusun Karanganom, Desa Karanganyar Paiton Probolinggo.

Serah-terima dilaksanakan di depan TK Ceria dari direktur Laziskaf Azzainiyah kepada Kepala TK Ceria, Ustadzah Wiwik (6/1/2020).

Kegiatan ini, menurut direktur Laziskaf, Gus Muhammad Al-Fayyadl, merupakan eksperimentasi Laziskaf dalam menyalurkan donasi wakaf. “Laziskaf ingin memberi kemanfaatan sebaik-baiknya dan sebesar-besarnya. Wakaf punya kelebihan dibanding donasi lainnya dalam hal kemanfaatannya yang terus-menerus, untuk kepentingan umum, dan bisa dikelola”, komentarnya.

Gus Fayyadl menceritakan bahwa TK Ceria layak menerima bantuan Wakaf ini karena kondisinya memang sangat butuh untuk didukung dan dibantu semua pihak. “Di sini, saya lihat anak-anak semangat, hanya mengeluh kekurangan fasilitas bermain. Semoga bantuan ini bermanfaat,” tambahnya.

Donasi wakaf berupa alat mainan edukatif ini insya Allah akan direalisasikan untuk TK Azzainiyah II yang juga sama-sama berada di dusun Karanganom.

“Dukungan donatur kami harapkan. Ke depan semoga tidak hanya alat mainan tapi juga kelengkapan sekolah, seperti perpustakaan, bisa kita dukung dan lengkapi,” pungkasnya.

 

Pewarta : Sekretariat Laziskaf

Kepala Biro Pendidikan, Apresiasi Kinerja Kepala SMA Lama

nuruljadid.net- Kepala Biro Pendidikan Pondok Pesanteen Nurul Jadid Paiton, Probolinggo, KH. Moh. Mahfudz Faqih memberikan apresiasi kinerja mantan Kepala SMA Nurul Jadid Dr. KH. Hefny Rozak pada saat memberi sambutan diacara serah terima jabatan (sertijab) Kepala SMA lama kepada Kepala SMA baru, Senin, (06/01) di AULA SMA Nurul Jadid, Siang tadi pukul 13. 30 WIB.

Kiai Mahfudz menyampaikan, Kepala SMANJ telah berhasil menata keorganisasian yang sehat dengan membuat pola aturan organisasi atau rotasi setiap tahun. Dan memberikan nilai positif pada lembaga sehingga civitas SMANJ memiliki kesempatan yang sama serta menorehkan prestasi tingkat Nasional maupun Internasional.

Masih kata kiai mahfudz,  Untuk Kepala SMANJ yang baru selamat berjuang dilembaga SMANJ dan harapannya beliau bisa beradaptasi dan meningkatkan capaian-capaian yang sudah diraih sebelumnya, juga memberikan inovasi kedepannya.

Putra Kiai Faqih ini berpesan bahwa Prinsip-prinsip  dalam berorganisasi sama dengan sholat berjamaah, siapapun imamnya maka dia harus ikut dan jika tidak setuju dengan imam maka harus mufaroqoh dan pemimpin harus diikuti selama benar dan jika salah harus kita mengingatkan.

Masih pesan beliau, Kepala Sekolah itu adalah simbol dan perlakukan Kepala itu sesuai dgn posisinya sebagai Kepala dan  kepada para guru dan Karyawan mohon dukungan dan membangun Tim work yang solid didalam membangun sekolah agar berhasil dengan baik.

 

Pewarta : PM

Kabag PEPHA dan Kepegawaian; Sertijab, Perlu Inovasi Baru Pada Pimpinan Baru

nuruljadid.net- Serah Terima Jabatan (sertijab) ini dilaksanakan sebagai salah satu upaya penyegaran sebuah institusi agar lebih berinovasi untuk melakukan terobosan-terobosan. Biasanya kalau kepalanya baru di sebuah institusi maka semangatnya baru pula,” Terang Ustadz H. Thohiruddin saat di wawancarahi oleh bagian Huminfo PP. Nurul Jadid Paiton, Probolinggo.

Pada hari ini, Senin, (06/01) pukul 13. 00 WIB ada dua lembaga pendidikan yang melakukan pergantian kepala yaitu Sekolah Menengah Atas Nurul Jadid (SMANJ) Dr. KH. Hefny Rozak  dan Sekolah Menengah Pertama Nurul Jadid (SMPNJ) Ustadz Didik P. Wijaksono, M.Pd. Namun hari ini, serah terima jabatan Kepala masih dilakukan oleh SMA Nurul Jadid.

Hadir pada acara serah terima jabatan Kepala Biro Pendidikan Dr. KH. Mahfudz Faqih, Kasubbag Kepegawaian Ustadz Miftahul Huda, Kepala Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan Ustadz Foni Yusanda, KTU Yayasan Ustadz Moh. Jasri Ahyak serta guru dan staf SMA Nurul Jadid Paiton, Probolinggo.

“Setelah sertijab ini, kami berharap kepala sekolah tersebut bisa bekerja dengan maksimal untuk mewujudkan cita-cita Pesantren lewat lembaga pendidikan (Sekolah),” Sambung Ustadz Thohir.

 

Pewarta : PM

Santri Nurul Jadid Latih Kewirausahaan bersama PT. Unilever Indonesia dan Bukalapak

Santri Nurul Jadid Latih Kewirausahaan bersama PT. Unilever Indonesia dan Bukalapak

nuruljadid.net – Pada kali ini, Pondok Pesantren Nurul Jadid kedatangan tamu dari Unilever dan Bukalapak yang bertujuan untuk membagi ilmu tentang kewirausahaan yang  dibungkus dengan ‘Kelas Inspirasi dan Pengetahuan’. Senin (06/01/2020).

Kegiatan yang bertempat di Aula Universitas Nurul Jadid (UNUJA) itu diikuti oleh beberapa dosen dan mahasiswa Fakultas Teknik UNUJA yang membidangi Marketplace dan santri sekaligus pengurus unit – unit usaha yang berada dibawah naungan PP. Nurul Jadid.

Laili Septaria Puspitasari, Asisten Area Sales Manager PT. Unilever Indonesia mengatakan, rasa terima kasihnya kepada PP. Nurul Jadid karena telah bisa bekerjsama dengan baik. “ini merupakan suatu kebanggaan bagi kami untuk bisa membagi ilmu di pondok pesantren nurul jadid,” ungkapnya.

Ibu Tine Ervine Effendi (berdiri) saat menyampaikan materi didepan para santri PP. Nurul Jadid

Ibu Tine Ervine Effendi (berdiri) saat menyampaikan materi didepan para santri PP. Nurul Jadid

Ditempat yang sama, Bapak Rojabi Azhargani, Kepala Bidang Pengembangan Pesantren dan Masyarakat Biro Pengembangan PP. Nurul Jadid, menyampaikan syukurnya kepada pihak Univeler dan Bukalapak karena telah bersedia membagi ilmu kepada PP. Nurul Jadid.

“Harapannya, pelatihan ini lebih ke arah praksis arahnya tidak lagi untuk sekedar motivasi tapi lebih kepada praksis karena rata – rata yang hadir disini merupakan pelaku usaha,” ungkapnya dalam sambutan acara.

Sesuai dengan jadwal, pasca sambutan akan digelar Kelas Pengetahun ‘Edukasi Startup oleh Tine Ervine Effendi, kemudian Tes Minat Bakat dan Praktek Entrepreneurship Startup oleh Febyuki Azalia bersama Riyan Widjanarko.

Penulis : Ahmad

Editor : Ponirin

Kunjungan PP. Bustanul Makmur di PP. Nurul Jadid

Nurul Jadid Pondok Yang Sangat Pesat Perkembangannya

nuruljadid.net- “Pondok Pesantren Nurul Jadid merupakan pondok yang sangat pesat perkembangannya, selalu ada inovasi dan perbaikan-perbaikan. Pondok kami Bustanul Makmur Genteng, Banyuwangi masih ada nasab keilmuan dengan pondok pesantren nurul jadid, karena pengasuh kami (Kiai Muwafiq Amir, red)  merupakan alumni Pondok disini,” hal ini diungkapkan oleh Ustadz Ahmad Dhoifi Pendamping kunjungan Rihlah Pondok Pesantren Bustanul Makmur ke PP. Nurul Jadid pukul 09. 00 WIB yang bertempat di Aula Mini Universitas Nurul Jadid. Ahad (05/01/2020).

Sebanyak 85 peserta kunjungan dari Pondok Bustanul Makmur itu ngaji pengelolahan dan manajemen untuk perkembangan di Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton, Probolinggo, Jawa Timur. Namun sebelum acara seremonial dimulai, peserta kunjungan ngalap berkah lebih dulu di asta almarhumin PP. Nurul Jadid.

 

Sekretaris PP. Nurul Jadid, Bapak Faizin Syamweil (tengah) saat menyampaikan sambutan materi perihal pesantren nurul jadid

Sekretaris PP. Nurul Jadid, Bapak Faizin Syamweil (tengah) saat menyampaikan sambutan materi perihal pesantren nurul jadid

Sekretaris Pesantren H. Faizin Syamwil menyampaikan berkait pendidikan dan pengajaran serta manajemen dan organisasi santri.

“Di Nurul Jadid pendidikan dan pengajaran serta manajemen dan organisasi menjadi perhatian serius” Ucap H. Faizin Syamwil.

Selanjutnya acara dilanjutkan dengan keliling Pondok Pesantren dibagi perkelompok dengan didampingi pengurus senior putri dan Panji Pelopor Putri Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Pewarta : PM

Awali Lembaran Tahun Baru dengan Muhasabah

Awali Lembaran Tahun Baru dengan Muhasabah

nuruljadid.net – Masih dimomen perayaan tahun baru masehi 2020 di Pondok Pesantren Nurul Jadid. Kali ini, pasca acara Lailatus Sholawah. Asrama Diniyah merayakan tahun baru kali ini dengan istighasah Bersama. Rabu (01/01/2019).

Bertempat di Aula Asrama Diniyah, kegiatan tersebut diikuti oleh seluruh santri beserta asatidz asrama diniyah.

Selain istighasah, terdapat pula penampilan – penampilan puisi yang apik oleh para santri asrama diniyah. Yang dilanjutkan dengan pembacaan Syair Abu Nawas dan ditutup dengan kegiatan makan Tabhek ala santri.

Menurut Imron sadewo Kepala Wilayah Sunan Bonang (N) mengatakan, selain untuk menyambutan tahun baru masehi. Kegiatan itu juga sebagai ajang untuk muhasabah diri.

“Biasanya malam tahun baru dikalangan masyarakat luar itu, identik dengan bersenang – senang atau berpesta pora. Namun, karena kita seorang santri dan hal itu tidak memungkinkan untuk kita lakukan. Maka kita merayakan tahun baru ini dengan cara lain yaitu dengan membakar semangat dan lembaran kehidupan yang sudah kita lewati dengan perenungan dan bermunajat ke pada Allah SWT yang terwujud dalam acara ini,” tutur pria asal Sampang itu.

Terlihat Santri Asrama Diniyah saat mengikuti kegiatan istighasah

Terlihat Santri Asrama Diniyah saat mengikuti kegiatan istighasah

Seraya dengan hal itu, Hamdan Mufidi Kepala Asrama Diniyah. Turut berharap, agar bisa lebih meningkatkan lagi amal sholehnya dan dapat meninggalkan perbuatan yang kurang baik ditahun sebelumnya.

“Imam Haris Al muhasibi (paman sekaligus gurunya Imam Junaid Al-Baghdadi) memberikan nasihat bahwa dasar seseorang bisa membaca atau menilai dirinya sendiri, ada dua kuncinya, yang pertama yakni, Belajar, mengapa? Karena jika santri sudah berhenti belajar biasanya santri tersebut sudah merasa pintar dan paling benar, dan hal itu (sifat merasa benar, red) dapat mencegah santri untuk bermuhasabah Karena dirinya sudah benar,”ungkapnya kepada nuruljadid.net saat ditemui disela – sela acara.

“Yang kedua ialah Ibrah (dapat mengambil pelajaran,red), maksudnya, santri harus selalu mengambil hikmah dari setiap peristiwa yang ada pondok tercinta (PP. Nurul Jadid) baik dari pengasuh, ustad hingga teman sekamarnya,”pungkasnya.

Penulis : Ahmad

Editor : Ponirin

Refleksi Menyambut Tahun Baru, Pomas UNUJA Gelar Ngaji Sastra

Refleksi Menyambut Tahun Baru, Pomas UNUJA Gelar Ngaji Sastra

nuruljadid.net – Menjelang berakhirnya tahun 2019 dan berganti ke 2020, Lembaga Integrasi Kokurikuler (LIK), Pondok Mahasiswa (POMAS) Universitas Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo. Bekerjasama dengan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Seni & Budaya Kala. Mengisi kegiatan Akhir Tahun dengan adakan Refleksi, di Aula II Pondok Pesantren Nurul Jadid. Rabu Malam, (31/12/2019).

Menurut Panitia pelaksana, Dian Prasetya, Kegiatan tersebut adalah tak lain dalam rangka memperingati malam tahun baru 2020 dan Dies Maulidiansyah UKM Seni & Budaya Kala yang ke 11 sekaligus menjaga santri agar tidak keluar dari area Pondok Pesantren.

Adapun bentuk kegiatan yang dimaksud ialah di isi Ngaji Sastra dengan Tema “Memasyarakatkan Kesusastraan Pesantren” dan mengundang pemateri seorang Presiden Penyair Jatim, Aming Aminoedhin, dan Dewan Kesenian Kab. Probolinggo, Catur Margatama.

Karyawan LIK Universitas Nurul Jadid saat foto bersama dengan pemateri

Karyawan LIK Universitas Nurul Jadid saat foto bersama dengan pemateri

kegiatan yang dimulai pada pukul 20.00 WIB itu juga bertujuan untuk menjalin silaturrahim antar sesama komunitas kesenian yang ada di PP. Nurul Jadid seperti Kesenian Sastra Titik Koma, Teater Bosan, Gas Bumi, dan Amoeba. Dengan komunitas kesenian yang dari luar pesantren seperti Kesenian Teater Embureng Jombang, Warna Sastra Kalibuntu, Teater Pohon Inzah, dan Sanggar Cemara Sumenep.

Ia berharap, agar terjalin erat antar sesama kesenian pesantren sesuai dengan tema. “Harapan saya, untuk merekatkan antar sesama dalam berkesenian khususnya di pesantren sesuai dengan tema yang di usung,” kata pria yang berasal dari Pulau Sapudi itu.

Penulis : Badrus

Editor : Ponirin

Hadrah Nurul Qur’an Tampil di Lailatus Sholawah

Hadrah Nurul Qur’an Tampil di Lailatus Sholawah

nuruljadid.net – Kegiatan Lailatus Sholawah yang dihelat oleh Aliansi Hadrah Al Banjari Pondok Pesantren Nurul Jadid pada malam tahun baru masehi 2020 itu, terdapat hal yang unik. Pasalnya, Hadrah Alqur’ani turut tampil dalam ajang yang diselenggarakan setiap tahun itu.

Hadrah Al-qur’ani merupakan Hadrah Al Banjari yang berasal dari Pondok Pesantren Nurul Qur’an Kraksaan Probolinggo.

Saat ditanyakan, mengapa tampil di acara Lailatus Sholawah, Muhammad Kamiluddin, Wakil Grub Hadrah Alqur’ani mengatakan, bahwa penampilannya itu untuk mendapat ajakan dari temannya yang merupakan anggota dari grub Hadrah Firhaz, PP. Nurul Jadid.

“Jadi kami ini, tampil di PP. Nurul Jadid yang pertama untuk silaturahim kepada teman – teman kami yang merupakan anggota Firhaz dan juga untuk mencari teman sesama hobi hadrah di PP. Nurul Jadid, karena yang kami ketahui di sini grub hadrah albanjarinya itu tidak hanya 1, 2, atau 3 grub saja. Tapi banyak,” ungkapnya kepada nuruljadid.net saat ditemui pasca tampil.

Hadrah Nurul Qur’an saat tampil di acara Lailatus Sholawah

Hadrah Nurul Qur’an saat tampil di acara Lailatus Sholawah

Lebih lanjut, santri yang berasal dari Gending Probolinggo itu juga merasa terkesima dengan acara yang digelar di PP. Nurul Jadid itu. “Kegiatan yang dilaksanakan PP. Nurul Jadid ini sangat positif sekali mas, kalau biasanya mereka diluar pesantren yang masih muda – muda itu berhuru – hara tapi disini itu bersholawat Bersama dan sepertinya kami lihat para santri disini juga antusias mengikuti kegiatan ini,” katanya.

“Kalau mengenai grub hadrah disini, tadi kami lihat mereka cukup bagus dan lihai juga dalam memainkan musik hadrah,” pungkasnya.

Penulis : Ahmad

Editor : Ponirin