Pos

Nuansa Eropa dan Timur Tengah di Asrama LPBA Nurul Jadid

Nuruljadid.net-Pada malam Star Night dan Al-Lailah Al-Munajjamah kepala asrama lembaga pengembangan bahasa asing (LPBA), menyampaikan pesan dari direktur dalam sambutannya, Senin malam kemarin (30/07/2018).

Ustad Taufik Hidayat selaku Kepala asrama LPBA, sebelum memulai sambutannya beliau  menyampaikan salam dari Direktur LPBA Kiai Muhammad Al fayyad,  “ Beliau tidak dapat hadir dalam kegiatan Star Night, dikarenakan beliau juga menghadiri kegiatan gebyar Star Night di LPBA Putri, Beliau hanya menitipkan salam kepada seluruh peserta didik LPBA,

“Selamat Menikmati Sajian Eropa dan Timur Tengah di Pondok Pesantren Nurul Jadid”. Dawuh gus Fayyadl Direktur LPBA.

Kepada calon peserta didik Baru yang akan masuk ke Lembaga Pengembangan Bahasa Asing (LPBA), Jika mau melihat nuansa Eropa dan Timur Tengah, silahkan datang ke LPBA Nurul Jadid, insyallah di LPBA nurul jadid akan ada Nuansa-nuansa Eropa dan Timur Tengah”. tutur kepala LPBA.

Terima kasih banyak kepada seluruh peserta didik LPBA, FBI, dan BPMA, yang sudah berparsipasi  jiwa dan raga untuk mengsukseskan kegiatan Star night pada malam ini, sehingga acara dapat berjaalan dengan lancar.

Tujuan di gelarnya acara Star night, “kami persembahkan kepada calon pecinta bahasa yang akan masuk ke lembaga pengembangan bahasa asing (LPBA) Nurul jadid.”

“Jika kita hanya mencintai satu bahasa saja, kita dapat mudah menguasai bangsa bangsa di Dunia.” imbuh ust. Taufik. (N9/red).

Sajian budaya Al Gibraltar Persembahan LPBA bagi pelajar bahasa di Nurul Jadid

Nuruljadid.net- Lembaga Pengembangan Bahasa Asing (LPBA) Nurul Jadid, selenggarakan acara Star Night dan Al-Lailah Al-Munajjamah yang bertempat di halaman SMP Nurul Jadid, sekitar pukul 20.00 WIB, acara dimulai yang dihadiri oleh seluruh pengurus asrama LPBA dan Peserta Didik Putra LPBA.

Tepat di akhir bulan Juli kegiatan Star Night dan Al-Lailah Al-Munajjamah di gelar lebih tepatnya pada  Senin malam kemarin, (30/07/2018), acara yang laksanakan rutin setiap tahun setelah peserta didik Lembaga Pengembangan Bahasa Asing, Belajar di LPBA kurang lebih sembilan bulan, acara star night dan  Al-Lailah Al-Munajjamah, bukan hanya dilaksanakan di asrama putra, melainkan juga di laksanakan pula di asrama LPBA Putri, dalam hal ini di tuturkan oleh ketua panitia kegiatan Star Night dan kepala asrama LPBA.

Ketua Panitia Ahmad Fatoni menyampaikan puji syukur dan banyak terima kasih kepada seluruh partisipasi panitia yang sudah meluangkan waktunya untuk mempersiapkan acara “Star Night”, tanpa kalian (panitia) mungkin acara ini tidak akan berjalan dengan lancar, kami mewali panitia mengucapkan “beribu-ribu maaf apabila banyak kekurangan dari segi fasilitas maupun dalam segi penampilan.”

Tujuan dari acara star night “Hanya untuk menunjukkan Exsitensis Lembaga Pengebangan Bahasa Asing (LPBA), kita bukan hanya belajar cara bagaimana kita berbicara, akan tetapi kami juga belajar Mentalitas, Kualitas dan Karakter, dari empat pokok ini yang selalu kami tingkatkan di Lembaga Pengembangan Bahasa Asing.” Tutur Ahmad Fatoni.

Dan juga acara star night ini sangat bermanfaat bagi Elementary dan Ula , yang mana setiap peserta didik sudah belajar di LPBA kurang lebih Sembilan bulan dan pada malam ini mereka dapat menampilkan sejauh mana Kreativitas, Mental mereka dalam menampilkan Bahasa dalam bentuk Puisi, Cerita, dan Drama mungkin hanya ini yang dapat kami tampilkan pada malam ini

“Semua orang bisa berbahasa Arab dan inggris, Tetapi ketika kita (peserta didik) di LPBA sudah lain dari cerita.” Imbuh Ketua.

Seusai sambutan di tutup dengan do’a dan beragam penampilan para peserta didik Asrama Lembaga Pengembangan Bahasa Asing Nurul Jadid. (N9/red)

Penerbangan Balon Tandai Penutupan Osabar 2018

Nuruljadid.net- Acara penutupan kegiatan Orientasi Santri Baru (OSABAR) 2018 berjalan sangat meriah. Bertempat di halaman pesantren Nurul Jadid, Acara tersebut membuat para hadirin terpukau dengan suguhan hiburan dari Panitia. Kegiatan yang berjalan selama Empat hari tersebut Resmi di tutup pada hari Kamis (26/07/2018).

Karena tidak berkenan, Kepala Biro Kepesantrenan mewakilkan penerbangan balon tanda penutupan OSABAR 2018 kepada Bapak Didik Priyagung Wicaksono, Kepala Sekolah SMP Nurul Jadid. Turut hadir , Pengasuh PP Nurul Jadid, KH Zuhri Zaini Serta Dewan Guru dari masing-masing Instansi.

Acara yang dibuka pada Jam 20.50 sekaligus menjadi malam penganugrahan peserta terbaik OSABAR. Melalui seleksi ketat, akhirnya panitia mengumumkan para bintang tersebut. M Farid Nuruz Zaman, Probolinggo (Peserta Terbaik SLTA Putra), Siti Nisa’ul khoir, Malang (Peserta Terbaik SLTA Putri), Dhaffa Aqqillah FW (Peserta terbaik SLTP Putra) Dan Nadiatul Hasanah, Jember(Peserta Terbaik SLTP Putri).

“Membekali diri dengan keilmuan dan pengetahuan agar selamat di dunia dan akhirat.” Dawuh K.H. Zuhri Zaini saat memberi sambutan di tengah acara. “Kita berada di pondok tujuannya untuk membina Akhlakul Karimah. Sebanyak apapun ilmu dan kepintarannya, jika tak manfaat justru akan membahayakan.” imbuhnya.

Halal bihalal antara panitia dan peserta OSABAR menjadi pemungkas rangkaian Acara. Hal ini dilakukan untuk saling bermaaf-maafan dalam rangka mempererat tali persaudaraan.

Penulis : Hasyim As’ari SJ

Editor : Muhammad Nuris

Santri dan Kaidah Na’at Man’ut Dalam Nahwu

Tepat pada malam senin kemarin (22/06/2018), Pondok Pesantren Nurul Jadid mengadakan agenda yang dilaksanakan tiap tahun dalam rangka menyambut kedatangan Santri baru atau yang biasa kita kenal dengan OSABAR (Orientasi Santri Baru), pada acara tersebut dihadiri oleh beberapa dewan pengasuh dan jajaran pengurus pondok pesantren Nurul Jadid.

Acara tersebut berjalan sangat khidmat dan tertib mulai dari penampilan keempat MC nya yang  memadukan 4 bahasa yang menjadi keunggulan pondok pesantren Nurul Jadid yaitu Arab, Inggris, Mandarin dan juga Indonesia. Begitulah Nurul Jadid dari tahun ke tahun selalu berbenah dan selalu memunculkan inovasi-inovasi baru sehingga menambah daya tarik para calon Santri yang ingin mondok.

Ada beberapa inti dari acara OSABAR tersebut salah satunya sebagaimana yang disampaikan oleh KH Najiburrahman Wahid yang merupakan perwakilan dari Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadidi, Beliau berdawuh bahwa “adanya OSABAR sebagai wujud dari upaya pondok pesantren Nurul jadid yang ingin memberikan karakter selayaknya orang tua kepada anaknya sesuai dengan tuntunan Trilogi Santri, panca kesadaran Santri, yang intinya adalah mengaji dan membina akhlakul karimah.”

Menjadi Santri tentunya menjadi pengalaman dan kebanggaan tersendiri bagi penyandang gelar tersebut, setiap Santri tentu memiliki kesan dan pesan selama ia mondok, lebih-lebih bagi Santri baru tentunya akan merasa asing bahkan tidak nyaman pada kesan pertamanya di pesantren. Ada yang masih belum kerasan karena biasanya hidup dengan orang tuanya kini sendiri dan harus mampu hidup mandiri, disatu sisi ada yang merasa senang karena memiliki teman baru yang datang dari berbagai daerah.

Mondok adalah suatu tradisi yang telah diwariskan oleh para leluhur kita, para kyai, walisongo dan para ulama. Dimana mereka menuntut ilmu dengan pergi ke berbagai daerah yang jauh, bahkan ada yang sampai berjalan kaki. Hal itu tiada lain karena sebatas ghirah untuk tafaqquh fi ddin (memperdalam ilmu agama). Bagaimana dengan kita?

Di salah satu ungkapan Rais Am syuriah NU KH Ma’ruf Amin  beliau mengungkapkan bahwa “Santri adalah orang-orang yang ikut kiai, apakah dia belajar di pesantren atau tidak, tapi ikut kegiatan kiai, manut pada kiai, itu dianggap sebagai Santri walaupun dia tidak bisa baca kitab, tapi dia mengikuti perjuangan para Santri”. Dengan kata lain bahwa seorang Santri adalah penerus perjuangan para Kyai, Masyaikh, dan Guru serta orang-orang yang berjasa dalam mendakwahkan agama Islam.

Dalam salah satu bait alfiyah dikatakan yang namanya na’at adalah pengikut yang menyempurnakan lafaz sebelumnya.

فالنَّعْتُ تَابعٌ مُتِمٌّ مَا سَبَقْ  ¤ بِوَسْمِهِ أوْ وَسْمِ مَا بِهِ اعْتَلَقْ

Artinya: Adapun Na’at adalah Tabi’ penyempurna lafazh sebelumnya dengan sebab menyifatinya (Na’at Haqiqi) atau menyifati lafazh hubungannya (Na’at Sababi). 

Begitupun seorang Santri Ia adalah orang-orang yang ikut sebagai penerus yang menyempurnakan perjuangan para leluhur  dalam mendakwahkan ajaran Islam. Tidak habis sampai disitu seorang Santri harusnya memiliki sifat dan kesamaan dengan para Kyai baik dari aqidah, akhlak, dan pengetahuannya dalam hal ini Kyai adalah man’utnya (yang harus diikuti).

Bagaimana dakwah yang selayaknya untuk diterapkan dan dipraktikkan oleh seorang Santri, dalam salah satu artikel yang dikuip dari website NU Online Ketua umum PBNU Kiai Said Aqil Siradj mengatakan bahwa dakwah yang bagus adalah dakwah yang seperti diajarkan oleh walisongo dengan jalan akulturasi budaya.

“Santri itu jelas, adalah orang-orang yang menindaklanjuti dakwah dengan budaya seperti yang dilakukan Wali Songo. Dakwah seperti itu yang jelas ampuh dan efektif,” tegas Kiai Said Aqil Siradj.  Dakwah dengan cara seperti itu terbukti di dalam sejarah berhasil mengislamkan Nusantara tanpa kekerasan dan pertumpahan darah. Bahkan raja-raja Nusantara itu menjadi Islam.

“Kita saksikan sekarang, dakwah yang manfaat, dakwah yang lestari, masuk sampai dalam hati, adalah dakwah yang dilakukan secara budaya, bukan dengan teror dan menakut-nakuti. Islam diajarkan dengan menakut-nakuti tidak akan masuk ke dalam hati. Imannya hanya pengakuan bibir belaka sehingga menjadikan potensi munafik, tapi kalau berdakwah dengan budaya, iman masuk ke dalam hati, sehingga akan menjadi mukmin kholis (ikhlas),” pungkasnya.

Begitulah peran Santri yang harus selalu tertanam dalam dirinya (pemilik gelar tersebut), agar gelar bukan hanya sebatas gelar yang sifatnya temporal dan mengedepankan formalitas saja, melainkan gelar yang harusnya berada pada tempat dan koridor yang sesuai, yaitu harus mampu menjadi calon pemimpin, penerus, dan penyempurna para leluhur kita dan tentunya dalam tujuan untuk dakwah ajaran Islam yang digariskan dari al-Quran maupun Hadis Nabi Muhammad SAW.

Terakhir penulis mengucapkan ahlan wasahlan, welcome, dan selamat datang bagi para santri baru dan sudah menjadi bagian keluarga besar Pondok Pesantren Nurul Jadid, semoga mendapatkan ilmu yang barakah fi ad-din, wa ad-dunya, wa al-akhirah,  dan tentunya bermanfaat bagi diri sendiri lebih-lebih bagi orang lain.

Aku Bangga Menjadi Santri!!!

Oleh: Andy Rosyidin
Penulis adalah alumni MAPK Nurul Jadid yang masih menempuh pendidikan S1 di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Program Studi Ilmu al-Qur’an dan Tafsir

 

pembukaan osabar 2018

OSABAR 2018 Resmi Dibuka , 2000 Santri Baru Siap Diorientasi

nuruljadid.net – Dalam rangka memperkenalkan tradisi dan budaya pondok pesantren, Panitia Penerimaan Santri Baru (P2SB) Pondok Pesantren Nurul Jadid menyelenggarakan kegiatan Orientasi Santri Baru atau di kenal dengan “OSABAR”. Kegiatan tersebut Resmi dibuka pada hari minggu (22/7/18). Pembukaan acara OSABAR 2018 tersebut diselenggarakan di halaman kantor pesantren Pondok Pesantren Nurul Jadid.

OSABAR ini bertujuan untuk memperkenalkan Pondok Pesantren Nurul Jadid seta nilai-nilai dan ideologi pesantren terhadap santri baru, seperti trilogi santri, panca kesadaran santri dan keaswajaan. Juga dalam kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan budaya dan radisi internal Pondok Pesantren Nurul Jadid baik dari segi peraturan, bangunan-bangunan, para kiai dan juga semua kegiatan yang ada di lingkungan Pondok Pesantren santren Nurul Jadid.

Senada dengan hal tersebut, KH. Najiburrahman yang juga menjabat sebagai wakil kepala pesantren mangatakan dalam sela-sela sambutan, ”demi untuk memperkenalkan segala hal yang ada dipondok ini mulai dari peraturan-peraturan, bangunan-bangunan juga kegiatan apa yang mesti diketahui oleh santri baru, maka diadakanlah kegiatan OSABAR pada malam hari ini”.

“juga dalam kegiatan ini para santri baru juga akan diperkenalkan dengan jargon PP Nurul Jadid bahwa Mondok Untuk Mengaji dan untuk membina Akhlaqul Karimah, pun juga akan dikenalkan dengan Trilogi dan juga panca kesadaran santri” Imbuh beliau dalam sambutan tunggalnya.

OSABAR kali ini diikuti oleh seluruh santriwan dan santriwati baru. mulai dari tingkatan yang paling dasar yaitu Madrasah Ibtidaiyah (MI) sampai dengan tingkatan yang paling tinggi yaitu Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA). Ust. Mujiburrohman selaku salah satu pengurus pesantren juga memberikan laporan bahwa keseluruhan santriwan dan santriwati baru berjumlah 2.146 dengan perincian 1269 santri putri dan 877 santri putra.

Sementara itu kegiatan OSABAR ini akan berlangsung selama empat hariberturut-turut terhitung mulai hari senin 22 juli hingga kamis 26 juli nanti, dengan kegiatan yang beragam demi memperkenalkan Pondok Pesantren Nurul Jadid, diantara kegiatannya ialah pematerian, pengenalan lingkungan, batas-batasan dan masih banyak lainnya.

Penulis : Mr. Han SJ

Editor : Muhammad Nuris

20180705_wisuda-madin-annafiiyah-dalbar

Madrasah Diniyah An Nafi’iyah Gelar Acara Wisuda

Nuruljadid.net – Madrasah diniyah An-Nafi’iyah yang berada dibawah naungan Pondok Pesantren Nurul Jadid mengadakan acara wisudawati yang dihadiri oleh Kepala Pesantren, KH. Abdul Hamid Wahid, Para Asatid dan asatidzah serta seluruh santri wilayah Az-zainiyah.

Acara tersebut dimulai pada pukul 20.00 WIB, Kepala Madrasah Diniyah An Nafi’iyah, Ny. HJ. Khodijatul Qodriyah menyampaikan dalam sambutannya “saya ucapkan selamat kepada semua wisuda khususnya bintang wisuda pada malam ini, dengan pencapaiannya namun dengan ucapan selamat ini kita harus tetap ada disposisi selalu mencari ridho dan hidayah dari Allah Sehingga mengarahkan kita kepada jalan yang diridhoi-Nya,” terang beliau yang juga menjabat sebagai Direktur Klinik Az-zainiyah.

Tak hanya itu, Dalam acara yang bertempat di Auditorium PP. Nurul Jadid tersebut KH. Abdul Hamid Wahid turut memberikan sambutan, dalam sambutannya beliau menyampaikan bahwa konsep belajar didalam agama islam adalah seumur hidup.

“wisuda ini menjadi satu penanda dan penyemangat untuk lebih bergairah dalam belajar dan bagi santri yang diwisuda sekarang ini hanya satu penanda untuk menyegarkan kembali semangatnya dan bukan menjadi tanda dari selesainya belajar atau surutnya semangat belajar kita,” Dauh beliau, Kamis (07/6/2018).

Setelah sambutan demi sambutan telah berakhir, dilanjutakan dengan pengukuhan wisudawati yang berjumlah 93 peserta didik dari kelas Awaliyah III. Sesudah itu dilanjutkan dengan beberapa pengukuhan yang lainnya seperti berikut;

Bintang Pelajar: Hilmi Nor Khofifah

Wisuda Terbaik: Siti Rif’atul Khoiriyah

Guru Kharismatik: Ust. Mufti Ali Wafa

Wali Kelas Teladan: Ustd. Ulfatun  Nisa’

Guru Piket Favorit: Ustd. Ira Nawiroh

Editor : Muhammad Nuris

Rangkul Masyarakat dengan Shalat Tarawih

Nuruljadid.net – Wilayah Al-Lathifiah rangkul masyarakat sekitar dengan mengadakan shalat sunnah Tarawih berjema’ah selama bulan Ramadhan. Hal dimaksud menjadi rutinitas dalam mengeratkan hubungan dengan masyarakat sekitar pondok pesantren.

Jum’at (18/05/2018) Sekitar pukul 19:00 WIB jama’ah mulai berdatangan. Mengingat bulan ini merupakan bulan yang penuh berkah, santriwati dan masyarakat berlomba memadati mushala. keinginan yang kuat untuk melaksanakan sunnah sholat tarawih sehinnga menyebabkan kapasitas mushala tidak memadai. Namun pengurus mushala yang biasa dikenal dengan ubudiyah sudah menyediakan karpet yang bisa digunakan untuk sholat berjema’ah sekaligus mengendengarkan Tausiyah dari pemangku wilayah al-Lathifiah.

didalam bulan yang penuh berkah kita disunnah  banyak beramal, karena pahala yang dapat dilipat gandakan, sesuai dengan maqola “pahala 1 dibalas dengan 10 kali lipat.”

Tausiyah ini biasa disampaikan setelah shalat Tarawih selesai. Dalam tausiyahnya Ny. Hj. Nur Lathifah Wafie, M.Th.I, beliau menyampaikan bahwa yang paling penting dalam memohon kepada Allah ialah tidak memprioritaskan urusan duniawi. betapa sangat rugi jika kita melakukan sesuatu hanya ingin di puji oleh orang (ria) Beliau menyebut perilaku begitu sangatlah rugi. Sebab apabila kita memohon dipermudah urusan akhirat, pasti urusan dunia akan dijamin oleh Allah.

“Semoga bermanfaat, mengisi Ramadhan dengan amal ibadah, mampu malakukan shalat berjama’ah, mampu khotmil qur’an, mampu dzikir, shalat tarawih dengan istiqamah di bulan Ramadhan bersamaan dengan rahmat Allah dan dijauhkan dari api neraka. Tutup beliau sebelum salam.

Penulis :Ulfa Nurul Jannah/SJ.

Editor : Muhammad Nuris

Soal Aksi Teror, KH. Moh. Zuhri Zaini: Kedepankan Sikap Rahmah Ala NU

Nuruljadid.net- KH Moh Zuhri Zaini, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo, turut perihatin atas terjadinya aksi teror bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya  (Minggu 13/5/2018) dan Rusunawa depan Mako Polresta Surabaya (Senin, 14/5/2018). “Kita turut berbela sungkawa kepada korban,” dawuhnya.

Kiai Zuhri sangat menyayangkan aksi bom bunuh diri itu terjadi dalam suasana yang hampir memasuki bulan ramadhan. “Tentu kita mengutuk aksi teror itu. Karena itu suatu kedhaliman yang menyebabkan bencana,” sesal beliau.

Oleh karenanya, beliau menghimbau agar umat harus waspada dan jangan terus larut dalam suasana seperti ini.“Selain itu kita jangan terpancing, sehingga siapapun orangnya, jangan sampai menyeret-nyeret kelompok atau agama tertentu,” pesan beliau.

“Mereka (pelaku bom bunuh diri) mungkin punya agama tertentu, semisal Islam. Tapi Islam tidak menyuruh seperti itu (melakukan teror). Ini hanya kelompok yang mungkin punya pemahaman keliru terhadap agama,” jelas Kiai Zuhri.

Meskipun tujuan teror ingin memberantas kemungkaran, tetapi menurut Kiai Zuhri pemboman itu tetap keliru. “Ini bukan pembinaan, tapi pembinasaan karena tidak memberikan kesempatan kepada orang untuk bertobat. Oleh karenanya, kita harus tetap berpegang pada prinsip yang sudah diyakini dan diamalkan ulama terdahulu, yakni ahlussunnah wal jamaah ala NU, yang mengedepankan sikap rahmah dan tidak mudah menyalahkan orang lain,” pesan beliau.

Kiai Zuhri berharap agar pemerintah dan aparat yang berwenang sigap melakukan upaya-upaya preventif, tetapi hati-hati agar tepat sasaran. “Jangan seperti dulu, karena ketakutan yang berlebihan, sehingga para ulama didata. Nah, ini kan menjadi teror juga pada ulama,” dawuh beliau.

Padahal ulama dan pesantren tidak akan menjadi sarang paham-paham radikal. Karena paham keagamaan pesantren mengikuti NU yang tawasuth, i’tidal, tasamuh atau toleransi. “Insyaallah pesantren tidak mengkhawatirkan,” tegas beliau.

Selain itu, sebagai upaya pencegahan teror beliau berharap kepada umat agar melakukan pendidikan karakter, menjaga ketakwaan kita kepada tuhan, serta mengembangkan akhlakul karimah antar sesama manusia sehingga kita selalu menghargai orang lain. (Sholehuddin)

Cegah Investasi Fiktif, UNUJA datangkan OJK Kediri dan DPR RI

Nuruljadid.net – Untuk mencegah maraknya penipuan investasi di Indonesia. Universitas Nurul Jadid (UNUJA) menyelenggarakan Seminar Nasional dengan Tema “Memperkuat Peran Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam Mencegah Investasi Fiktif di Indonesia”. Sabtu (05/05/20a18).

Acara digelar di Aula Mini gedung rektorat UNUJA diikuti oleh 70 mahasiswa UNUJA dari Fakultas Agama islam dan Fakultas Teknik. Pemateri pada seminar, Bapak Misbhakun dari DPR RI, Bapak Terta dari OJK Kediri dan Bapak Temmy Wijaya Dosen UNUJA.

Tujuan diselenggarakan seminar untuk memperkenalkan OJK kepada masyarakat umum dan kepada kalangan mahasiswa agar tidak tertipu dengan investasi illegal atau fiktif yang sudah merajarela di Indonesia.

Seperti yang dikatakan warek I, kegiatan seminar sebagai upaya meningkatkan sumber daya manusia lima tahun kedepan serta memberikan pemahaman mahasiswa dalam investasi. “Bagaimana OJK bisa memperkuat pemahaman mahasiswa dalam mencegah investasi-investasi fiktif di Indonesia serta menjadikan lulusan UNUJA bermanfaat kepada orang lain ”. Tutur Bapak Hambali dalam sambutannya.

Seminar Nasional ini juga sebagai upaya memperkuat peran pendidikan dalam mengetahui peran OJK dalam menjalankan pengawasan sektor keuangan Negara, Seperti yang disampaikan oleh Bapak Misbahun bahwa OJK merupakan lembaga yang sangat penting dalam menjalankan pengawasan keungan Negara berdasarkan UUD No. 21 Tahun 2011 tentang otoritas jasa keuangan untuk menjalankan fungsi pengawasan dan perlindungan konsumen.

“Lahirnya OJK ini karena keinginan dan kebutuhan Negara, dimana peran pengawasan itu harus terpisah dengan peran pembuat regulasinya, Salah satu peran OJK adalah mencegah adanya Infestasi fiktif”. Ungap Bapak Misbakhun.

Dalam acara seminar tersebut penyaji memberikan beberapa tips agar terhindar dari modus penipuan investasi fiktif. Hindari investor yang menawarkan keuntungan yang fantastis dan cepat, tidak memiliki ijin yang lengkap, tidak menyebutkan resiko, menggandeng orang-orang terkenal dan permainan money game dan skema ponzi.

” Diperlukan izin otoritas OJK untuk menjalankan investasi-investasi yang legal, kita layak curiga apabila ada yang menawarkan keuntungan yang cepat dan tinggi dan investasi fiktif jarang sebutkan resiko ”. Pesan Bapak Temmy disela-sela penyajiannya.

Penulis : Mr. Han_Sj

Editor : Muhammad Nuris

Pelantikan ILO; Dengan Proses Organisasi Akan Melahirkan Hasil Yang Maksimal

Pelantikan ILO; Dengan Proses Organisasi Akan Melahirkan Hasil Yang Maksimal

nuruljadid.net – Ditempat yang sama, Pelantikan pengurus International Language Organization (ILO) periode tahun 2018-2019 tersebut turut hadir Kepala Sekolah SMP Nurul Jadid, Bapak Didik Priyagung Wicaksono yang mana beliau  menyampaikan sambutannya kepada para pengurus ILO yang baru dilantik dan kepada para siswa didik Language Intensif Program Of SMP Nurul Jadid (LIPS).

Pada mula sambutan, Bapak Didik (sampaan akrab Bapak Didik Priyagung Wicaksono) menuturkan yang paling penting dari suatu pendidikan ialah proses, dan seandainya suatu organisasi mengedepankan proses pasti akan membuahkan hasil yang maksimal.

“Saya yakin kalau anda semua berproses pasti akan melahirkan kesuksesan dan oleh karena itu aktivitas yang ada disini dijalani dengan penuh semangat dan itu nantinya akan kembali kepada ananda –ananda semua,” terangnya. Jum’at (04/5/2018).

kegiatan yang dimulai pukul 08.30 WIB tersebut dihadiri oleh seluruh peserta didik Language Intensif Program (LIPS), beliau juga menjelaskan beberapa hal penting yang harus dirawat oleh para pengurus ILO, yakni; Menjaga kepentingan Sosial, Mengembangkan kearifan lokal dan Menjawab tantangan global.

Diakhir sambutan, beliau memaparkan arah haluan dan tujuan dari belajarnya bahasa terutama bahasa inggris dan bahasa arab.

“penting untuk menguasai bahasa – bahasa karena bahasa itu merupakan salah satu alat kemanapun anda melangkah bahasa diperlukan apapun yang ingin anda raih didunia ini kemampuan berbahasalah yang menjadi pintu masuk kunci keberhasilan kalian semua,” Imbuhnya. (red)

Editor : Muhammad Nuris

Hardiknas

Menguatkan Pendidikan, Memajukan Kebudayaan

Nuruljadid.net- Kepala Biro Pendidikan Pondok Pesantren Nurul Jadid, Dr. KH. Mohammad Mahfudz faqih, M. Si, MembacaNasional.kan Sambutan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam Rangka Memperingati Hari Pendidikan

Rabu, 2/5/2018, Kepala Biro Pendidikan Pondok Pesantren Nurul Jadid, Membacakan Sambutan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam Rangka Memperingati Hari Pendidikan Nasional.

Berkenaan dengan Hari Pendidikan Nasional 2018, Marilah kita bersyukur kepada Allah yang Maha Kuasa, sebagaimana kita telah ketahui tanggal 2 mei telah ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional, tanggal tersebut merupakan tangal kelahiran Raden Mas Suardi Surya Ningrat, Seorang Toko Pendidikan yang lebih dikenal dengan Kiai Hajar Dewan Tara, dalam memperingati Hari Pendidikan Nasional 2018, kita mengambil Tema “Menguatkan Pendidikan Memajukan Kebudayaan”.ungkap Kepala Biro Pendidikan

Marilah kita jadikan momentum merenungkan hubungan erat antara Pendidikan dan Kebudayahan sebagaimana tercermin dalam ajaran dan prekter Pindidikan yang dilakukan oleh Ki Hajar Dewan Tara, Peringatan Hari Pendidikan Hari ini kita jadikan momentum untuk melakukan Muhasabah atau Refelksi tentang kebesaran-kebesaran yang telah kita luangkan dibidang Pendidikan dalam waktu yang bersamaan kita menerawan kedepan untuk membuat proyeksi tentang Pendidikan Nasional yang kita cita-citakan.

Kita Perlu Merenungkan Sejenak Untuk melihat kebelakang apa yang kita kerjakan dibidang Pendidikan sebagai tugas melangkah kedepan, guna mencapai cita-cita Pendidikan Nasional.

Harapan Kepala Biro Pendidikan Pondok Pesantren Nurul Jadid dalam kegiatan memperingati Hari Pendidikan Nasional sebagai penutup upacara bendera memperingati hari pendidikan nasional.

“Kebudayaan yang maju akan menumbuhkan Pendidkan yang kuat begitu juga Pendidikan subur dan rindang Akar Kebudayaan akan menghumjam kian Dalam di Tanah Tumpah darah Indonesia,pada hari pendidikan Nasional ini marilah kita satukan tekat Pendidikan dan Memajukan Kebudayaan dengan disertai dengan niat yang ikhlas serta usaha keras yang tidak kenal lelah mengabdi di dunia Pendidikan”. Tambah Kepala Biro Pendidikan. (N9/red)

Ma’ahad Aly Nurul Jadid Adakan Temu Alumni dan Musyawarah Wali Santri

NurulJadid.netKH. Romzi Al-Amiry Mannan, pemangku wilayah (J) Pondok Pesantren Nurul Jadid, Probolinggo berpesan, apabila rizkinya diluaskan dan umurnya dipanjangkan oleh Allah, maka sering-seringlah mengadakan silaturahim.

Pesan tersebut disampaikan beliau pada saat acara Temu Alumni dan Musyawarah Wali Santri (TAMARA) Ma’had Aly Nurul Jadid, Sabtu (14/04/2018), acara ini digelar menjelang Hari Lahir Nurul Jadid dan Haul Pendiri (HARLAH) Ke-69.

Acara yang diselenggarakan oleh pengurus wilayah Al-Amiry (J) dan Al-Lathifiyah (J).  dan dihadir oleh  KH. Najiburrahman Wahid, beserta segenap wali santri dan alumni santri wilayah (J).

Menurut Bapak Faruq alumni Al-Amiri memaparkan tentang tujuan diadakannya acara temu alumni dan musyawarah wali santri ini, yang pertama meningkatkan jalinan silaturahmi dengan pesantren, wali santri serta alumni wilayah. Kedua, silatul ma’lumat (tukar menukar informasi).

Ketiga silatul aro atau silatur afka (tukar menukar ide atau masukan) untuk lembaga Ma’had Aly. Dan yang ke empat silatul ‘amal, dimana kemudian pihak wali santri dan santri ada keterikatan dengan lembaga pendidikan.

Seusai sambutannya, acara dilanjutkan dengan pembacaan progress report (laporan perkembangan), tanya jawab dan mengulas materi kelembagaan Ma’had Aly Nurul Jadid, serta hal-hal yang terkait dengan wilayah (J). Acara berakhir pukul 12.15 WIB dengan pembacaan doa yang dipimpin oleh pemangku wilayah Al amiri (J).

Penulis :Ulfa Nurul Jannah/Sj

Editor : Muhammad Nuris

Sambut Harlah, HUMPRO bekali Panji Pelopor tentang Keprotokoleran

Nuruljadid.net– Menyambut Haul dan Harlah Pondok Pesantren Nurul Jadid ke-69,  Bagian Humasy dan Protokoler Pesantren (HUMPRO) adakan pelatihan keprotokoleran kepada panji pelopor wilayah Az-zainiyah, di Aula mahrom Al-Hasyimiyah, Kamis (12/4/2018).

Dalam acara pelantikan di hadiri oleh Kepala Bagian Humasy dan Protokuler serta Sekertaris Pesantren juga seluruh peserta Panji pelopor  Putri.

Faizin Syamwiel sekretaris  pesantren menyampaikan bahwa acara ini adalah upaya pesantren untuk melakukan kaderisasi terhadap generasi baru dengan memperkuat skill dan keilmuan keprotokoleran, sehingga dapat menjalankan tugasnya dengan maksimal dibagian protokuler pesantren sebagai kode etika santri dalam hal pelayanan, seperti halnya menyambut tamu, resepsionis, bagian forn Offical sehingga dapat menjadi peranan yang sangat penting setiap kegiatan kesantrian maupun even-even besar pesatren.

“Adanya pelatihan ini, adalah estafet pengkaderan yang harus terus berjalan guna menambah pengalaman dan penularan ilmu keprotokoleran” ujar Faizin sambil membuka acara pelatihan.

Hal senada juga disampaikan Ponirin Mika “pelatihan ini untuk membekali panji pelopor terkait bagaimana berbicara, dan menyambut tamu dengan baik di hadapan orang” katanya.

Putro Yanto sebagai pemateri pelatihan. Meliputi, pelatihan master of ceremony (MC), Public Relation (kehumasan), dan Resepsionis

Kepala Bagian Humas, Rofik Yusuf mengaharap penuh terhadap adanya pelatiahan ini “setelah adanya pelatihan ini diharapkan panji pelopor bisa menjadi resepsionis serta MC yang baik dalam event-event pesantren.” (Alfan Rosyidi)

Begini Cara PP. Nurul Jadid Monitoring Kinerja Pengurus

Nurul Jadid.net – Ratusan santri putri wilayah Zaid bin Tsabit Pondok Pesantren Nurul Jadid, berkumpul di Musholla Al-Wafiyah, Jumat malam (7/4/2018).Mereka menggelar rapat monitoring dan evaluasi kinerja pengurus selama satu semester ini. Pesertanya 242 santri, 48 pengurus, dan 4 pengurus senior hadir pada acara tersebut. Selain monitoring, juga ada sosialisasi produk undang-undang kepesantrenan yang terbaru.

“Sosialisasi ini sebagai bentuk evaluasi kita semua, baik dari santri maupun dari pengurus”. Ujar Ustadzah Faridah, salah satu pengurus seniour wilayah Zaid bin Tsabit.

“Menciptakan hubungan yang lebih erat antara pengurus dan santri. Jugal untuk mempertegas kembali peraturan dan sangsi bagi yang melanggar. Dan yang terpenting memunculkan ghiroh (semangat, red) bagi kita semua”, imbuhnya.

Acara yang diadakan secara periodik ini tampak berbeda dari biasanya. Seperti halnya pengurus KPO (Kebersihan Perlengkapan Olahraga) dan Ubudiyah. Mereka menampilkan beberapa tayangan slide tentang foto yang diambil sewaktu santri menjalani kegiatan didua divisi tersebut.

Seperti menata shaf yang baik dan yang kurang tepat. Menaruh barang pada tempatnya. Dan mendatangi musholla berjama’ah tepat waktu.

Acara yang berlangsung dari pukul 20.00 WIB sampai pukul 23.00 WIB tersebut berakhir dengan pembacaan doa dan sesi foto bersama pengurus atas prestasi Juara Kebersihan Wilayah Haul dan Harlah ke 69 Nurul Jadid.

Penulis :Aisyatul Azizah,SJ

Editor : Muhammad Nuris

Perahu Dipoles agar Hari Nelayan Sukses

Nurul Jadid.net- Tepat hari Jum’at (06/04), rakyat Indonesia merayakan hari nelayan nasional. Indonesia merupakan negara kepulauan yang besar. Kondisi tersebut menjadikan wilayah Indonesia didominasi oleh wilayah maritim. Secara sosial ekonomi sebanyak ± 140 juta jiwa (60%) hidup di wilayah pesisir pantai dan sebagian besar bekerja sebagai nelayan. Indonesia bahkan termasuk dalam salah satu 5 besar negara penghasil ikan teratas di dunia.

Oleh karena itu, Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (PPM) bekerjasama dengan masyarakat dusun Karanganom menyelenggarakan hari nasional tersebut. tak heran, Jika kita pergi ke pantai Grinting sejak seminggu yang lalu, maka yang akan kita temukan sederet perahu yang dulunya tampak usang menjadi anggun dan indah.

Perubahan fisik tersebut merupakan salah satu bentuk syukur masyarakat untuk memperingati hari nelayan.  Menurut pengakuan Hafidz, ketua panitia, kegiatan ini mendapat respon baik dari masyarakat. Antusias dan partisipasi masyarakat pesisir Karanganom merayakan Hari Nelayan sangat khidmat dan bahagia.

Jauh sebelum itu, para nelayan dan istrinya berbagi tugas demi suksesnya kegiatan ini. Ada yang menata tempat, menyiapkan konsumsi, membersihkan tepi pantai, dan menata perahu dengan beraneka macam hiasan.

Para nelayan yang menghiasi perahu harus menghabiskan biaya sampai jutaan rupiah untuk menyewa hiasan kapal ke daerah lain. Seperti Pak Rahmah yang harus bolak balik Probolinggo-Banyuwangi untuk sewa peralatan perlengkapan hiasan perahu. Begitu juga Purno yang berhari-hari dipantai untuk medandani perahu miliknya dengan lukisan-lukisan. “Itu semua jerih parah nelayan untuk menyukseskan kegiatan ini,” pungkas Hafidz. (Heri Yadi/SJ)