Pos

Galeri Foto: Pelantikan Pengurus Wilayah dan Wali Asuh Periode 2019-2020

KH. Abdul Hamid Wahid: Membenahi Niat Untuk Hidup Lebih Bermakna

KH. Abdul Hamid Wahid: Membenahi Niat Untuk Hidup Lebih Bermakna

nuruljadid.net – KH. Abdul Hamid Wahid, Kepala Pesantren PP. Nurul Jadid mengucapkan selamat atas terlantiknya pengurus Kepala Wilayah dan Wali Asuh, beliau juga berharap untuk mengemban amanah tersebut dengan penuh makna. “Selamat kepada saudara-saudara yang telah diberi kesempatan untuk mengemban amanah ini, merupakan peluang bagi kita semua untuk membuka gerbang keberkahan di dalam hidup kita,” Tutur beliau saat Sambutan. Jum’at (03/01/2019)

 “Hidup itu Bermakna atau tidaknya tergantung kita yang memaknainya, beribadah kepada Allah adalah tujuan hidup kita dan menjadi khalifah adalah tugas kita, kita semua pemimpin semua akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinan yang kita lakukan,” tambah beliau.

Selain itu, Kiai Hamid menyampaikan untuk membenahi terlebih dahulu niatan mengabdi semata-mata karena Allah, agar pengabdian ada maknanya. Dengan demikian, pintu keberkahan akan terbuka, keberkahan adalah bertambahnya kebaikan. “Kalau dalam rumus matematika 1 + 1 = 2, maka dalam rumus keberkahan adalah 1 + 1 = 1000, atau bahkan lebih dari, 1 kebaikan, dapat ataupun tidak akan tetap dihitung, nilai itulah yang akan mempengaruhi hasil dari nilai kita,” Jelas beliau.

Beliau juga mengajak kepada seluruh yang hadir agar menempatkan niat terlebih dahulu sebelum melaksanakan tugas dan amanah pengabdian di pesantren. Sehingga mendapatkan hasil yang bermakna, itulah alasannya mengapa pendiri dulu membuat sebuah slogan “jika kita hanya mementingkan diri sendiri niscaya kita sudah berbuat maksiat kepada allah”.

 “Sebenarnya, apapun yang diniatkan sebagai penghambaan kepada Allah dan diniatkan karena Allah maka akan bernilai ibadah. Jika memaknai hidup ini dengan niat maka hidup akan berkah karena seluruh hidup akan ada nilainya,” Ungkap beliau.

Harapannya dengan terlebih dahulu menata niat, hasil yang akan didapatkan akan berbeda.

 “Sekarang kita berkesempatan sebagai mengisi diri, sekaligus isi itu sudah dilatih untuk kita keluarkan seberapun isinya,” Pungkas Kiai Hamid.

Penulis : Nuris

Editor : Rahmad Hidayat

K. Moh. Imdad Rabbani: Pesantren Ubah Orientasi Kepengurusan

K. Moh. Imdad Rabbani: Pesantren Ubah Orientasi Kepengurusan

nuruljadid.net – Bertepatan dengan momen pergantian tahun, Pondok Pesantren Nurul Jadid menggelar Pelantikan Pengurus Wilayah dan Wali Asuh di Masjid Jami’ Nurul Jadid, Kamis (03/01/2019).

K. Moh. Imdad Rabbani selaku Kepala Biro Kepesantrenan mengatakan bahwa tahun ini orientasi kepengurusan berubah dari kuantitas ke kualitas.

“Artinya di tahun sebelumnya yang jadi target adalah keaktifan santri di wilayah, sekarang Kepala Pesantren (baca: KH. Adul Hamid Wahid) mencanangkan untuk meningkatkan aspek kualitas. Karena menurut kami, aspek kuantitas dzahir pengurus sudah selesai,” ungkap beliau dalam sambutan.

Beliau menambahkan, peningkatan kualitas merupakan hal urgen dalam kepengurusan. “Contohnya bimbingan pengajian Alquran, kemampuan gurunya harus ditingkatkan agar pembelajarannya efektif dan efesian,” tambah beliau.

Namun, pesan beliau pada seluruh santri dan pengurus, meningkatkan aspek kualitas bukan berarti harus abai terhadap aspek kuantitas. “Karena hal-hal yang bersifat kuantitatif merupakan pra-syarat sedangkan yang bersifat kualitatif adalah ruh dari kegiatan yang dilajalankan Pesantren,” kata beliau.

Beliau juga mengingatkan, khususnya bagi pengurus yang dilantik bahwa seyogyanya pelantikan ini menjadi sebuah ajang berpacu dengan waktu di era pasar bebas. “Efeknya nanti lembaga pendidikan asing bisa didirikan di Indonesia. Bisa jadi nanti di Paiton ini akan ada cabang dari Grenwich University. Jadi mari kita bersama-sama meningkatkan kemampuan kita, lebih-lebih aspek kualitas,” tutur beliau.

Penulis: Badrus

Editor: Rahmat Hidayat

Pemantik Semangat Santri, BKOS Gelar Dialog Interaktif.

Pemantik Semangat Santri, BKOS Gelar Dialog Interaktif.

nuruljadid.net- Aula Universitas Nurul Jadid tampak berbeda hari ini, deretan kursi yang berjumlah kurang lebih 600 kursi berjejer rapi. Bagian Koordinasi Olahraga Santri (BKOS), Pondok Pesantren Nurul Jadid menyelenggarakan Dialog Interaktif Keolahragaan dengan tema “Prestasi Santri Untuk Negeri: Gali Potensi & Raih Prestasi Mewujudkan Prestasi Negeri”.

Acara tersebut diawali dengan penampilan Firqoh Hadrah Az-Zainiyah (FIRHAZ). Sedang di sisi lain, santri putera mulai berdatangan dan menduduki kursi yang sudah disediakan oleh panitia. Tidak membutuhkan waktu lama, sekitar 30 menit kursi sudah terisi oleh peserta dari pelbagai wilayah, mulai tingkat SLTP, SLTA, bahkan Mahasiswa juga ikut nimbrung.

Maklum, dialog ini akan diisi oleh, Sugiyantoro, pemain legendaris era 1990-an yang saat ini menjadi asisten pelatih persatuan Sepak bola Surabaya (persebaya). Para penggila sepak bola, lebih-lebih Bonek mania, hari ini merupakan momentum untuk Bisa bertatap dengan pemain idola mereka.

Edi, ketua panitia mengatakan kegiatan ini tidak lain bertujuan untuk meningkatkan semangat santri dalam menekuni minat di bidang keolahragaan. “Untuk meningkatkan semangat santri,lebih-lebih PSNJ sudah dua kali berturut-turut memenangi kontestasi Liga Santri tingkat regional,” paparnya saat ditemui sebelum acara dimulai.

Hal senada juga disampaikan oleh salah satu peserta, Yakin Ketua Komisariat PMII Universitas Nurul Jadid, dia menilai adanya acara ini bisa memberikan pemantik semangat kepada para santri. “Pesantren sebagai lembaga pendidikan tertua, alumninya bisa berkarir dimana saja, bahkan dalam dunia sepak bola sekalipun,” jelasnya.

Penulis: Hasyim

Editor : Badrus Sholeh.

BKOS Nurul Jadid ; Dialog Keolahragaan Bersama Legenda Persebaya

BKOS Nurul Jadid; Dialog Keolahragaan Bersama Legenda Persebaya

nuruljadid.net – Badan Koordinasi Olahraga Santri (BKOS), Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton, Probolinggo, menyelenggarakan Dialog interaktif dengan tema “Prestasi Santri untuk Negeri; Gali Potensi dan Raih Prestasi Mewujudkan Prestasi untuk Negeri” di Auditorium Universitas Nurul Jadid, Rabu, (26/12/2108).

Acara  tersebut dihadiri oleh KH. Abdul Hamid Wahid, selaku kepala pesantren, dan segenap pengurus Pondok Pesantren Nurul Jadid serta santri sebanyak 700 orang.

Hadir pula sebagai pemateri, legenda sebak bola Persebaya era 1997 yakni, H. Sugiantoro yang dikenal dengan panggilan mbah Bejo bersama putra sulungnya, Rachmat Irianto, Kapten Tim Nasional Indonesia U-19.

Hadir KH. Abdul Hamid Wahid, Segenap pengurus PP. Nurul Jadid dan jajaran civitas akademik Universitas Nurul Jadid beserta santri yang hadir lebih kurang 700 orang peserta.

Tujuan dari kegiatan ini, untuk memompa semangat para santri dalam mengembangkan bakat dan minatnya terutama dibidang olahraga.

Seperti yang disampaikan dalam sambutan, KH. Abdul Hamid Wahid, bahwa BKOS ini membina olahraga kesehatan santri, dan membina olahraga prestasi santri. “Mari kita jadikan acara dialog ini untuk lebih mengetahui lebih lanjut terkait dengan olahraga dari orang yang punya pengalaman,” dawuh beliau.

Selain itu, beliau juga mengapresiasi BKOS yang baru berjalan dua tahun telah menorehkan prestasi salah – satunya ialah meraih juara 1 Liga Santri Nusantara (LSN) tingkat Regional 3 Jawa Timur pada tahun 2017 dan 2018.

Penulis : Ahmad

Editor : Jawahir

Rindu Belaianmu

Rindu Belaianmu

Ibu, Kini aku tumbuh dari janinmu

Janin yang suci dari proses benih-benihmu

kau adalah wanita yang dititipkan tuhan untuk menjaga anak-anakmu.

Ibu, kau adalah muara hidupku

Tapak sinarmu dalam keseharianku

Kini mulai kurindu belaian kasihmu

Maaf kan aku ibu yang tak sempat mencium kakimu

Kaki yang dipenuhi surga

wanita yang dipenuhi karomah .

Kini aku memohon maaf yang tiada tara

Keabadianku terlahir dari jerih payamu

Tanpa permohon maafmu tak bisa kuberjalan tegak sampai saat ini.

Maafkan dosa-dosaku dosa yang tak sempat ku ucapkan.

Kini aku hanya bisa memohon pada tuhan

“robbiu firli walidayya warham huma kama robbaya ni sogiro.

Ibu hanya Doa yang aku persembahkan

Dan usaha yang kuat untuk membahagiakanmu

Ibu salam santun dari anakmu yang merindukan belaianmu.

Penulis : Yahya (Pengurus LPBA PP. Nurul Jadid)

malaikat tak bersayap

Ibu

Kau lah malaikat tak bersayap sebagai penerima titipan malaikat kecil dari tuhan

Kau lah pejuang sejati tanpa balas jasa, tak berharap balas budi

Kau lah cahaya yang menerangi di petang dan senja

Kau lah bunga melati suci, indah semerbak yang tak lekang oleh waktu

Cinta yang tulus tak kan pernah pupus apalagi terhapus

Kasih yang abadi tak kan pernah  tertandingi dan tak terbagi

Belaian sayang kau curahkan tak peduli betapa letih, perih, dan pedihnya hanya untuk membuat anakmu sama dengan orang lain

Kini anakmu sudah dewasa,

Kini Anakmu sudah bahagia,

Kini Anakmu sudah menemukan tambatan hatinya,

Dan kini giliran anakmu untuk membalas segalanya

Izinkan untuk membasuh kakimu walaupun tak sebanding saat aku kecil dulu kau basuh dari ujung rambut sampai ujung kakiku

Izinkan untuk memelukmu walau tak sebanding dengan kehangatan pelukanmu saat kita kehujanan

Izinkan untuk mencium keningmu walau tak sebanding dengan jumlah ciumanmu saat-saat aku masih dalam ayunanmu

Ibu aku merinduimu selalu walau kita jauh dipandangan namun dekat dalam pikiran dan perasaan

Ibuku yang tangguh, tabah dan shalehah

Hanya doa lah yang daku panjatkan

Ya Allah ampunilah dosaku dan kedua orang tuaku dan sayangilah mereka sebagaimana menyangiku di waktu kecil.

Selamat Hari Ibu

 

20181222_foto-penulis-hindun

Foto Penulis, Hindun, Alumni UNUJA 2016

 

mother’s day commemoration in building a good impression for children

Mother’s Day Commemoration in Building a Good Impression for Children

As an affection of incredible woman who is commonly called as mother toward the children is certainly started off when they are pregnant of their child.This is what mother expects the child to own great future in adult.Therefore,how big their affection is,they guide the child every time.But ironically,nowadays ,mostly childrens donot obey on the mother such childers who do not respect the mother caused by being influenced of a lot of online games there are really famous in the world.So, it becomes a question that on how to build a good impression for childrens by mothe’s day commemoration.

Basically,mother’s day is a day of mother’s affection commemoration.Where,it is commonly commemorated on 22nd December in every years.As prophet Muhammad ever once stated that “the great parent whose great affection in guiding child is mother’’.So,that statement which obligates us tobe obey our mother.

Broadly speaking,the affection of mother is the biggest than another parent because, mother is really strenuous in delivering their child.Also the first teacher who guides us is mother.such mother guide us on how to talk and others.In commemoratim mother’s day is not eworthy for all childerns.In order that becomes good impression for childerns.because of such the problem in the background above is numerous childrens do not have obedience toward the mother caused by influenced by a lot of online game in the world.Therefore,we as childerns and luckily there is great woman whom we belong that is mother.We must really love her.As what as the song of Roma irama “if you are obedienct of your king,you are better tobe obedient of your mother.If you love with your dear,you are better to love your mother because as commanmend of ALLAH”the blessing of ALLAH is at parents,and the heaven is in the foot of mother”caused by those we should realize together that mother is the most important part of humans being.

Unfortunately,exasperation complicates the world to actualize that mother is the most important human of human being,those are:

1.globalization westernizes the child to own western lifestyle that is individuality life,they will leave their parent when they have been adult

2.many young parents those are caused by free sex do not really care on the child

How to fix those?perhaps, by following these manners below we can fix it:

1.Indonesian as eastern people should always respect to the parent and selective in facing western culture

2.Shouldly,Indonesia young people leave bad environtment and selective in looking for friend

Last of all we as the young countrymen must respect on our parent especially mother who had born us to live with the current of this universe.

Penulis : Ainur Rosyid (Peserta Didik LIPS SMP Nurul Jadid)

Ibu Maafkan Anakmu

Ibu

Ibu

Maafkan anakmu

Yang tak tau diri dan balas budi

Mikirin hidup hanya kepuasan pribadi

Sempat terlintas kau ku jadikan pembantu tuk naikkan karir

Sempat terbesit kau ku jadikan pesuruh tuk menghemat anggaran

Naif… itu kalkulasi matematikaku karena terlalu banyak berhitung

Itu perhitunganku karena terlalu sering pakai logika

Tenyata, itu hanya sesat pikirku

Aku baru sadar,

Sejarah tak pernah catat orang sukses dengan kesampingkan ibu

Tak ada orang damai dengan nomorduakan ibu

Ibu, kau rawat aku dengan belas kasih tanpa pamrih

Kau besarkan aku dengan cinta kasih tanpa kalkulasi

Maafkan anakku yang tak tau diri

Kaulah  yang pertama dan utama

Mutiara tiada tara

Kau raja hidupku

Namamu abadi dalam sanubariku

Selamat Hari Ibu

Pojok WPS, Rama Yakin, 22 Des 2018

Ibu, Sang Altruis Abadi

Ibu, Sang Altruis Abadi

“Sebagai seorang wanita, saya memasuki rumah politik dengan dimensi tambahan – Seorang Ibu”. Benazir Bhutto

Ibu (Maha Karya Allah Azza Wa jalla) yang altruis biasanya bersikap untuk tidak mementingkan kepentingan dirinya pribadi. Tindakan-tindakan yang ia lakukan bisa berpusat pada alasan ingin selalu memajukan keluarga, dan ia sama sekali tidak mengharapkan imbalan apa pun untuk dirinya sendiri sehingga tidak terjebak pada “pengabdi amatiran”. Telah sekian lama perilaku “Altruis” menjadi perbincangan hangat berbagai kalangan baik yang beragama maupun tak beragama bahkan yang memiliki prinsip tak bertuhan, oleh karena inilah sebuah tauladan sikap yang mulia. Perlu dicamkan, altruis bukanlah sebuah sikap yang mengorbankan diri sendiri ibarat lilin rela terbakar demi menerangi sekelilingnya namun rela berkorban, peduli, dan ikhlas. Sikap altruis mementingkan kesejahteraan keluarga dan kebersamaan.

Bukanlah Ibu altruis jika mengasumsikan dirinya sebagai obyek pasif dan tak berdaya bahkan terjerumus pada sikap inferior terhadap dirinya sendiri, manipulatif, dan tidak melakukan sebuah kebaikan dengan motivasi tersembunyi yang hanya bersumber kepada kepentingan pribadi. Altruis merupakan sikap positif yang juga berkaitan erat dengan integritas, kejujuran, dan rendah hati. Tanpa disadari ada peran Ilahiyyat dibalik sikap altruistik.

Ibu dalam bahasa arab disebut dengan ummun, ia terambil dari kata amma yaummu “sesuatu yang banyak dituju”. Bukankah seorang anak jika membutuhkan dan meminta sesuatu tanpa disadari dia akan menghampiri ibunya ?. ketergantungan seorang anak begitu besar pada ibu, sebab seorang anak pernah menjadi “alaqoh” segumpal darah yang kemudian berlanjut pada fase-fase berikutnya hingga tiba sembilan bulan. Oleh karenanya begitu besar keterikatan seorang anak pada ibunya.

Dalam Islam telah dijelaskan terang benderang betapa ibu memiliki dimensi menciptakan atau khaliqiyat atau mampu menciptakan yang didasari oleh cinta dan kasih sayang yang dominan pada seorang ibu ini menjadi potensi besar untuk mendidik generasi, oleh karena itu awal dan permulaan  pendidikan dalam sebuah masyarakat dimulai dari pernikahan dan keluarga bahkan jauh sebelum melangkahkan kaki menuju lorong penikahan, dengan demikian ibu memiliki tanggung jawab sentral (subjek) dalam keluarga bahkan masyarakat yaitu pertama, mendidik dirinya sendiri, kedua, mendidik anak-anaknya, dan ketiga jika perlu mendidik suaminya. Betapa besar peran ibu dalam mendidik sehingga Rasulullah tidak sedang menggombal saat beliau bersabda “Syurga berada di bawah telapak kaki ibu”. Tak diragukan lagi bahwa generasi-generasi brilian dalam semua dimensi kehidupan lahir dari ibu yang sukses mendidik penuh cinta dan kasih sayang, inilah salah satu rahasia mengapa Rasulullah bersabda demikian, Menakjubkan.

Betapapun kelamnya keadaan keluarga, lingkungan sekitar, dan semrawutnya tatanan kehidupan masyarakat dunia dari masalah nasional, regional, dan internasional yang harus diselesaikan dengan bijaksana. Seorang ibu masih saja mampu menciptakan atmosfer surgawi bagi suami dan anak-anaknya hingga anak cucunya bahwa dunia masih anggun semampai sampai saat ini. Penulis tidak berlebihan mengasumsikan bahwa alam raya ini juga memiliki ketergantungan pada seorang ibu, ibu lebih istimewa dari pada surga dan seisinya. Tak dapat dibayangkan porak-porandanya alam raya bila ibu alpa akan peran luar biasanya.

Terlepas dari kelompok misoginis-sentimental, keberlangsungan konflik struktural-kultural dalam kehidupan sistem sosial antara Patriarkhi dan Matriarkhi, Feminin dan Maskulin genting untuk dibahas ulang di hari nan mulia – hari Ibu, sehingga tidak sebatas menjadi perayaan simbolis dan fiktif, nyatanya seorang ibu di abad milenial berada di persimpangan jalan kebebasan dan pengekangan, ketaatan dan kenikmatan. Konflik dominasi tak ada ujungnya selama kedua sistem sosial enggan mengekang hasrat merepresi lawan jenis, baik Ptriarkhi maupun Matriakhi dapat dengan mudah diterapkan seadil-adilnya di suatu wilayah selagi rasa mengayomi dan rela untuk tidak membangkang ataupun bertindak sewenang-wenang demi tercapainya cita-cita memuliakan Sang Ibu. Seperti fenomena Matriarkhisme di tanah Minangkabau atau fenomena Patriarkhisme ekstrim di Pulau dewata.

Persaingan saling mendominasi memaksakan para ibu-ibu turut andil demi menunjukkan status sosial. Alih-alih memuntut kebebasan dan HAK,  ibu-ibu yang memiliki kesibukan di dunia kerja dan disibukkan oleh situasi yang memperalat di segala bidang justru jauh lebih tersiksa kendatipun mereka seringkali nyaman dan tenteram mendapatkan perlakuan tidak berprikemanusiaan dari masalah  pelecehan, hak cuti hamil dan melahirkan hingga nekat melakukan tindakan aborsi demi mematuhi peraturan kerja di perusahaan manapun. Moral ibu-ibu kini telah terpeleset dalam jurang “komodifikasi kaum hawa”. Cobalah para boss pemimpin perusahaan sesekali membasuh akal hingga jernih sebelum mengenakannya sebagai kacamata pandang, barangkali cara memandangi kaum ibu-ibu telah begitu teruk.

Di hari ibu, ada beberapa hal yang perlu dihayati kembali bahwa ibu atau istri merupakan pasangan hidup dengan kemampuan multitasking bahkan polymath dan jika tidak berlebihan mereka lebih hebat dari revolusi 4.0, istimewa, bukan ?. jadi sudahkah papa layak dan pantas mengampanyekan poligami, hak madu, hak pelakor, serta jajan-jajan yang papa simpan dibalik kantong celana. Papa seringkali khilaf tak tahu membedakan rasa nyaman dan rasa kagum dan papa terjebak pada permainan meninggalkan yang nyaman demi ia yang dikagumi. Papa egois tidak sayang mama pasti berdalih “Surga di bawah telapak kaki Ibu, Tuhan di bawah telapak sabda Papa”. Bisa jadi kejantanan, kekuatan, dan penyematan gelar imam pada-mu sebatas ilusi. jangan mudah ngiler, ingat ibu, Papa. Dampingi ibu menjadi altruis sejati. Hubungan kalian saling mempengaruhi, saling melindungi, dan menghormati serta setara dalam kebersamaan yang sempurna. Langit itu maskulin dan bumi adalah wanita; apapun yang dimasukkan ke dalamnya menghasilkan buah”. Pesan Rumi.

Emak-emak rempong, kini ada gelagat yang mendiskreditkan para ibu, memojokkannya menjadi manusia menyebalkan, menyusahkan, dan membuat anak pusing kepala karna ulah emak-emak rempong berdaster. Saat di jalan tidak mematuhi rambu-rambu lalu lintas, ceriwis, shopaholic, dan lain sebagainya. Tidak hanya itu, emak-emak gemar mengadakan pengajian atau muslimatan di kampung-kampung bahkan nekat menaiki kendaraan/mobil tak beratap sembari mengadakan arisan dan saling adu fashion agar tak kalah gengsi walaupun dengan berhutang tanpa sepengetahuan suami. Sebaliknya, jika acara rutinan sekaliber muslimatan yang super-religius yang dihadiri mereka dengan hijabnya menyentuh mata kaki ditelisik secara sosioantropologis maka akan ditemukan titik optimistis dengan syarat acara muslimatan juga diiringi dengan penggalangan dana (fundraising) dengan tujuan terciptanya rasa empati dan berbelas kasihan kepada para anak jalanan baik yatim maupun diyatimkan, ibu-ibu yang berada di luar komunitasnya seperti, ibu-ibu janda single-parent, ibu-ibu buruh, ibu-ibu pelakor, dan bahkan ibu-ibu di pinggiran pelayan hidung belang.

 Memberdayakan, memberi modal dari hasil penggalangan dana di kegiatan muslimatan, dan keterampilan kepada mereka tentu lebih bermakna dari pada sebatas arisan, pamer fashion, dan make up. Setidaknya, acara muslimatan dapat membangkitkan semangat ibu-ibu di luat lingkaran muslimatan membangun ekonomi mandiri serta bermartabat. Tidak mengapa hidup kere/ngere (ngebangun ekonomi diri sendiri) gaya hidup tidak umum dan biasa-biasa saja justru lebih istimewa, Asal urusan finansial tidak menggantungkan pada suami orang atau menormalkan larangan Tuhan.  Sehingga, cita-cita menjadi ibu altruis abadi bukan sekedar cita-cita utopia dan mimpi siang bolong.

Terakhir, para ustadzah calon ibu (mahasiswi/non-mahasiswi) pengurus pesantren dimanapun berada. Dewasa ini, khalayak di luar sana berada pada titik nadir kedahagaan hendak meneguk bimbingan dari kalangan ustadzah yang sedang menempa diri, mengolah hati, dan dididik langsung (face to face) oleh kalangan Ning dan Bu Nyai keluarga para Kiai. Membentengi emak-emak muslimatan dari radiasi paham sektarian, komoditas empuk para politisi, adu domba media dakwah Ustadzah google, ustadzah Youtube, Ustadzah instagram, dan mendidik generasi muda. Sudah sepatutnya para Ustadzah berada di garda depan menegakkan, membela, melawan atau merayu seperti rayuan Syahrazad pada Sang raja mahajana Syahrazar mejadi kemayu dan urung membunuh dalam hikayat seribu satu malam.

Adakalanya, Ustadzah pengurus pesantren perlu lebih memfokuskan diri untuk mewaqafkan masa mudanya, kecantikannya, bersenang-senangnya, dan hasrat hidup glamournya demi ilmu dan mengayomi anak didik. Jangan sampai enggan membaca dan membeli buku namun merunduk dibawah melangitnya bandrol pakaian branded sekelas tuneeca terbaru, tas kosmopolitan, sepatu high heels, dan sebagainya.

 Bagai dua perempuan bersaudara dalam sejarah berdirinya Universitas pertama di dunia Al Qurawiyyin – pada masa dinasti Idrisiyah – oleh Fatimah Al Fihri, wanita bergelimang harta warisan dari mendiang ayahnya lebih tertarik mendedikasikan dirinya dengan cara gemilang mendirikan Unversitas beserta rekan adiknya Maryam Al Fihri. Beliau, fatimah dan maryam patut dijadikan tauladan di era milenial bersama perempuan hebat lainnya seperti Sya’wanah guru para Ulama’ di masanya, Benazir Bhutto, Cut Nyak Dien, dan Rahmah El Yunusiyah pejuang yang terlahir dari keluarga bersistem sosial Matriarkhat. Begitu banyak wanita muslim “Altruis” patut dijadikan suri tauladan bagi para Ustadzah kekinian dari Negri Andalusia hingga Negri Andalas.

Kalau boleh memberi saran. Menulislah. Jika tidak, menikahlah bagaimanapun keadaannya dan siapapun suami anda kelak. Anda akan segera menjadi seorang salik dan altruis abadi dadakan. Mohon, selamatkan hari ibu 22 Desember 2018, Ustadzah !

Ibu altruis, nyata ada di sekeliling kita, di rumah kita masing-masing.

Penulis : Salman Al-farisi (Pengurus aktif LPBA Pondok Pesantren Nurul Jadid)

For you mom

For you mom

For all the merits exposed

For lovely affection devoted

For every life meaning acquainted

And for each tear fallen down

Mom, I’m sorry

I don’t posses a powerfull body to reply all your merits

My heart is too weak to affect you as deep as you do

My mind is very simple-minded even just to utter beautiful words for

Your smile, even just to raise your pride on everybody’s eyes, even

Just to reach the dream you exprct me to br, even just to do and

Behave like what you always remind me about

I’m just kinda hell for u

Mortifying you in often

Hurting your heart as always

I just bring nothing but cries

I disappoint you even for today

In this day to commemorate

I could not say anything but I love you so

Penulis :  Amirul Wahid (Peserta Didik Aktif LPBA, Pondok Pesantren Nurul Jadid)

Nyai Hj. Khodijatul Qodriyah : Kerja Sama Kita Lakukan, Untuk Tingkatkan Kualitas Klinik Az-Zainiyah

Nyai Hj. Khodijatul Qodriyah : Kerja Sama Kita Lakukan, Untuk Tingkatkan Kualitas Klinik Az-Zainiyah

nuruljadid.net – “Klinik Az-Zainiyah mempunyai cita – cita melayani dengan sepenuh hati dan mampu melayani apa yang menjadi kebutuhan kesehatan yang ada di Pondok Pesantren Nurul Jadid,” dawuh Nyai HJ. Khodijatul Qodriyah, selaku Direktur Klinik Az-zainiyah.

Hal itu disampaikan pada acara seminar nasional yang bertema “Deteksi Dini Kelainan Tulang Pada Anak” di Auditorium mini Universitas Nurul Jadid, Senin (18/12/2018).

Selain itu, kegiatan ini bertujuan untuk melakukan penandatanganan kerjasama dengan pihak Laboratorium Sejahtera Kraksaan, PT. Putra Restu Abadi dan Rumah Sakit Rizani Paiton.

“Pertama, Klinik Az-zainiyah bekerja – sama dengan Rumah Sakit Rizani untuk pengadaan ambulans dan urusan perjenazahan. Kedua, PT. Putra Restu Abadi untuk pemusnahan limbah medis atau limbah beracun dan yang terakhir ialah dengan Laboratorium Sejahtera, Kraksaan,”Jelas beliau.

Beliau menambahkan, dua penyaji seminar ini dari rumah sakit Orthopedi & Traumatologi, Surabaya dan Lulusan terbaik keperawatan Fakultas Kesehatan UNUJA pada tahun 2019 akan di rekrut sebagai perawat di Rumah Sakit Orthopedi & Traumatologi Surabaya.

Lanjut beliau, menyampaikan bahwa dalam sebulan klinik Az-Zainiyah melayani sebanyak 1200 pasien. “Tapi, alhamdulillah saya mengamati dari bulan januari sampai september tahun 2018 data statistik yang masuk mulai menurun untuk tingkat penyakit Pondok yaitu penyakit Hepatitis dan Rabies,”ujar beliau.

Diakhir sambutannya, beliau berharap dengan adanya seminar ini agar bisa membuka wawasan kesehatan bagi para peserta. “Semoga acara seminar ini adalah bentuk lain dari memprioritaskan bentuk ibadah kita kepada Allah Swt, baik dari segi kualitas maupun kuantitas kita sehingga kita menjadi hamba yang lebih beriman dan bertaqwa,”harapnya.

Penulis : Ahmad

Editor : Jawahir

Siswa Smk Full Day School Bustanul Ulum Prakerin Di MA Nurul Jadid

Siswa Smk Full Day School Bustanul Ulum Prakerin Di MA Nurul Jadid

nuruljadid.net – Pasca acara seremonial yang berlangsung di Aula Universitas Nurul Jadid dengan segenap pengurus Pondok Pesantren Nurul Jadid, yang bertujuan sebagai pengantar dari Kegiatan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN). SMK Full Day Bustanul Ulum Bulugading, Jember. berkunjung ke MA Nurul Jadid yang menjadi salah satu tempat peserta didiknya PRAKERIN.

Sambutan hangat mereka dapatkan tatkala tiba di MA Nurul Jadid dan hal yang pertama mereka apresiasikan kepada MA Nurul Jadid ialah kekompakan para OSIM MANJ. “dengan kedatangan kami ini  di MA Nurul Jadid terdorong akan penyambutan dari OSIM MANJ,” Ujar Salah satu dari guru SMK Full Day School dalam sambutan. Jum’at(14/12/2018).

Sesudah sambutan, terdapat sesi pemberian cindera mata antara pihak SMK Full Day School dan MA Nurul Jadid dan dilanjutkan dengan pemaparan tentang OSIM MANJ, seperti Visi dan Misi, menayangkan beberapa video seputar kegiatan – kegiatan yang ada di MANJ dan program kerja tiap devisi yang ada di OSIM MANJ oleh Nur Hasanah Yusuf, Ketua OSIM dan Maghfiroh Romadhona, Wakil Osim MANJ.

Tak hanya itu, lembaga pers siswa milik MANJ, KHARISMA. Turut unjuk gigi dalam acara tersebut. Seperti menjelaskan beberapa hal tentang tentang KHARISMA dab menampilkan beberapa video produksi K TV (KHARISMA TV, red). “ini adalah salah satu video dari K TV, jangan lupa di like, Subscribe dan Comment di MA Nurul jadid channel”seru Pimpinan redaksi KHARISMA, Layyinatus Z.

Dipenghujung acara, OSIM MANJ mengajak siswi SMK Full Day School untuk berkeliling lingkungan MANJ, mengunjungi kantor OSIM dan KHARISMA sekaligus Foto bersama.

Penulis : Faizatul Fitriyah, Panji Pelopor Wil. Al Hasyimiyah

“Membaca Mengenal Dunia, Menulis Untuk Dikenal dunia ”

Membaca Mengenal Dunia, Menulis Untuk Dikenal dunia

nuruljadid.net- Sebagai motivasi dan peningkatan semangat generasi muda, khususnya para santri, Biro Pendidikan PP. Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo, mengadakan kegiatan Bedah Buku dan seminar Nasional. Kegiatan yang bertema “Membaca Mengenal Dunia, Menulis Untuk dikenal Dunia” akan ber tersebut diselenggarakan di Aula Universitas Nurul Jadid, selasa (11/12/2018).

Kegiatan ini dihadiri langsung oleh penulis buku berjudul Ubah Lelah Jadi Lilah, Dwi Suwiknyo. Hadir pula Kepala Biro Pendidikan Dr. H. Moh. Mahfudz Faqih, M. Si,  jajaran dewan guru, dan Santri PP. Nurul Jadid.

Sebelum menyampaikan materi bedah buku, terlebih dahulu Dwi Suwiknyo memberi motivasi dari pengalaman beliau penulisan buku yang diberi judul ubah lelah jadi lilah. Sebelum itu ia juga telah menerbitkan buku pertamanya dengan judul How to Manage My Money pada tahun 2006.

Suwiknyo menuturkan perkembangan zaman yang ditandai dengan pesatnya pertumbuhan teknologi, sikap generasi muda bangsa harus senantiasa terukur. Karena bagi Suwiknyo, teknologi hanyalah pelengkap.

 “Jangan pernah takut sama teknologi karena dia (Teknologi) itu hanyalah pelengkap, jangan pernah memusuhi teknologi. Jadi jangan takut,” Imbuh Penyaji.

Semua orang bisa menjadi penulis walau bukan dari bidangnya. Hanya dengan modal semangat dan berani berkarya.

“Kreativitas menjadi rutinitas yang menghasilkan karya, ilmu yang bermanfaat bagi orang lain akan menjadikan penambahan Gaiden kreativas,” Kata Dwi Suwiknyo.

Penulis : Nuris

Editor : Febri Delfitri F

Biro Pendidikan PP. Nurul Jadid Selenggarakan Seminar Nasional

Biro Pendidikan Selenggarakan Seminar Nasional

nuruljadid.net – Biro Pendidikan Pondok Pesantren Nurul Jadid menyelenggarakan  seminar nasional dengan tema “Membaca Mengenal Dunia, Menulis Dikenal Dunia”. Acara tersebut dilaksanakan di Auditorium Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo, Selasa (11/12/2018).

Selain seminar, acara dimaksud juga diramaikan dengan bedah buku “Ubah Lelah Jadi Lillah” dan Teacher Awards 2018 Nurul Jadid dalam rangka memperingati Hari Guru Nasional (22/12) 2018.

Pangelaran ini dihadiri langsung oleh Dwi Suwiknyo sebagai narasumber sekaligus penyaji bedah buku. Turut hadir pula KH. Moh. Mahfudz Faqih, M.Si serta segenap dewan guru dan peserta didik yang berada di bawah naungan Yayasan Nurul Jadid.

Menurut Ketua Panitia, Ridwan, menjelaskan tujuan acara ini adalah untuk mengetahui aspirasi guru-guru di PP. Nurul Jadid. “Penting mengetahui aspirasi guru di lingkungan Nurul jadid sehingga dapat memberi inspirasi baru kepada siswa di satuan pendidikan masing-masing,” ungkapnya dalam sambutan.

selain itu, kepala biro pendidikan juga menyampaikan  tujuan kegiatan seminar dengan tema “candu Literasi adalah tema yang tepat karena cantu itu berarti ketergantungan” dilanjut dengan  harapan kepala  “guru di PP. Nurul Jadid ini khususnya dan santri pada umumnya memiliki ketergantungan dalam bidang menulis dan membaca, karena benar dasar tema “Membaca mengenal dunia dan menulis dikenal dunia.”dauh Beliau

“jika ingin bermanfaat dan menyampaikan pesan ke khalayak luas, menulislah” tambah kepala biro pendidikan

Setelah seremonial selesai, acara dilanjutkan dengan pemilihan guru berprestasi. Gelaran diadakan untuk memberikan reward atas inovasi pemebelajaran yang telah dilakukan di Lembaga Pendidikan PP. Nurul Jadid.

Selepas itu, seminar dan bedah buku dimulai. Dwi Suwiknyo memberikan motivasi dan tips dalam bidang penulisan sampai proses penerbitan. “Semua orang yang ingin menggapai impiannya, maka tidak akan pernah berhenti dalam prosesnya,” ujarnya pada pada peserta seminar dan bedah buku.

Sebelum kegiatan tersebut ditutup, dilanjutkan dengan sesi atanya jawab. Lalu ditutup dengan pembacaan do’a yang dipimpin oleh bapak Surono waka kurikulum SMP Nurul Jadid.

Penulis : Sony Hakim

Editor : Rahmat Hidayat