Pos

Kh. Moh. Zuhri zaini: Barokah itu Diukur Dari Kebermanfaatan

KH. Moh. Zuhri Zaini: Barokah itu Diukur Dari Ilmu yang bermanfaat | Kunjungan MTs Nusantara

nuruljadid.net – KH. Moh. Zuhri Zaini memberi tausyiah pada tamu kunjungan dari MTs Nusantara di Musala Riyadush Sholihin, Selasa pagi (11/12/2018).

Berangkat dari pertanyaan salah satu tamu kunjungan tentang cara mendapatkan ilmu yang barokah. Beliau dalam tausiahnya  menyinggung soal ukuran barokah. Menurut beliau ilmu yang barokah adalah ilmu yang bermanfaat.

“Artinya ilmu yang banyak belum tentu barokah. Sedangakan ilmu yang sedikit bisa saja barokah jika membawa manfaat bagi orang lain, lebih-lebih masyarakat banyak,” jelas beliau pada seluruh peserta yang hadir.

Beliau melanjutkan dengan ibarat yang lain misalnya harta dan umur. Ukuran harta barokah bukan dilihat dari seberapa banyak kita dapat mengumpulkan harta, melainkan diukur dari harta yang mampu membawa pada kebaikan.

Begitu juga umur. Umur pendek yang manfaat lebih berarti dari pada umur panjang tapi membawa kejelekan.

Lalu bagaimana cara mendapatkan ilmu yang barokah? Beliau menjawab yaitu dengan meniatkan diri dalam mencari ilmu karena Allah. “Tujuannya adalah mendapatkan ridho dan hidayah dari Allah,” tutur beliau.

“Ilmu itu adalah cahaya. Jadi orang yang berilmu adalah orang yang hidup dalam keadaan terang. Sehingga ia tau mebedakan antara yang baik dan buruk,” dawuh beliau.

Seusai tausyiah pengasuh dan tanya jawab dilanjutkan dengan penyerahan cendramata dari pondok pesantren nurul jadid kepada MTs Nusantara dan ditutup dengan pembacaan do’a oleh pengasuh pondok pesantren nurul jadid

Penulis : Ahmad

Editor : Rahmat Hidayat

Kesan Kunjungan SMA Darut Taqwa di PP. Nurul jadid

Kesan Kunjungan SMA Darut Taqwa di PP. Nurul jadid

nuruljadid.net – Kunjungan SMA Darut Taqwa di Pondok Pesantren Nurul Jadid, Selasa (11/12/2018) menyisakan kesan yang mendalam. Seperti yang diakui oleh Pembina Bahasa Mandarin SMA Darut Taqwa, Dudi Hendarto pada wartawan nuruljadid.net sebelum meninggalkan lokasi studi banding.

Ia menuturkan bahwa peserta didiknya mendapat motivasi dan  semangat baru untuk lebih mendalami bahasa mandarin. “Peserta didik kami sangat ingin seperti peserta didik SMA Nurul Jadid. Mereka digembleng di sekolah dan asrama dengan proses yang sangat bagus dan menyenangkan,” katanya.

“Ada semacam perlombaan antar siswa dalam menunjukkan kemapuan mandarinnya. Sehingga proses belajarnya tidak kaku dan menyenangkan,” ungkapnya lebih jauh.

Ia berharap agar peserta didiknya dapat meniru peserta didik SMA Nurul Jadid. Karena seperti yang sudah diketahui, peserta didik SMA Nurul Jadid adalah santri namun mampu menyabet prestasi dalam pelombaan bahasa mandarin tingkat internasional.

“Santri Nurul Jadid adalah contoh bahwa santri juga mampu bersaing dalam pelajaran selain rumpun ilmu agama. Ini berkat semangat mereka yang juga harus dimiliki peserta didik kami,” harapnya.

Berbeda dengan Dimas Adi Putra, salah satu peserta didik SMA Darut Taqwa. Ia mengakui mendapat banyak ilmu dan wawasan baru ketika visitasi di Nurul Jadid. Salah satunya adalah tentang cara memahami bahasa mandarin dengan benar.

“Barusan kami ke Asrama Unggulan Bahasa SMA Nurul Jadid.  Di sana seru, kami langsung praktik dialog bahasa manadarin dengan mereka. Dan mereka sangat mendukung kami untuk lebih semangat lagi,” katanya sembari tersenyum.

Penulis : Ahmad

Editor : Rahmat Hidayat

SMA Darut Taqwa Dalami Metode Belajar Bahasa Mandarin di PP. Nurul jadid

SMA Darut Taqwa Dalami Metode Belajar Bahasa Mandarin di PP. Nurul jadid

nuruljadid.net – SMA Darut Taqwa Purwosari  Pasuruan mengunjungi Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo pada hari Selasa (11/12/2018) dalam rangka studi banding tentang metode belajar bahasa mandarin yang diterapkan oleh SMA Nurul Jadid.

Studi banding ini disambut hangat oleh Kepala Sekolah SMA Nuru Jadid, KH. Hefny Rozaq, Hj. Mutmainnah Waqit selaku Wakil Sekretaris PP. Nurul Jadid, dan segenap Pengurus PP. Nurul Jadid bagian Humas dan Keprotokuleran.

Sedangkan tamu kunjungan dipimpin langsung oleh Kepala SMA Darut Taqwa, M. Mas’ud dan Kepala Pesantren Ngalah, Muhammad Abdul Gafur yang anggotanya terdiri dari 10 Staf Guru, 4 siswa dan  24 Siswi . Menurut Mas’ud tujuan studi banding ini adalah untuk mengetahui secara langsung pembinaan bahasa mandarin di SMA Nurul Jadid.

 “Kami ingin mengatahui strategi SMA Nurul Jadid dalam menjaga keberlangsungan pembinaan bahasa mandarin baik di ruang kelas maupun di asrama. Selain itu bagaimana cara menggali minat-bakat peserta didik terhadap bahasa mandari,” terang Mas’ud dalam sambutannya.

Lebih jauh, Muhammad Abdul Gafur mengajukan pertanyaan dalam sesi tanya jawab tentang tips dan trik guru SMA Nurul Jadid dalam mengajar bahasa mandarin kepada para peserta didiknya sehingga bisa menyabet juara di tingkat Nasional dan Internasioanal.

Pertanyaan tersebut dijawab oleh Syamsul hadi, Guru Bahasa Mandarin sekaligus Penanggung jawab Jurusan Bahasa mandarin di SMA Nurul Jadid. Ia menjelaskan bahwa selain belajar bahasa mandarin dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) sekolah, SMA Nurul Jadid juga mewajibkan siswa untuk mengikuti tutorial semua bahasa, termasuk bahasa mandarin untuk Jurusan Bahasa.

“SMA Nurul Jadid juga mengadakan tutorial ujian HSK (Hanyu Shuiping Kaoshi) yang ujian tersebut sebagai standardisasi Republik Rakyat Tiongkok dalam kemahiran berbahasa mandarin. Pada waktu-waktu tertentu, kami mewajibkan kepada para peserta didik untuk berbahasa mandarin pada setiap  di lingkungan sekolah maupun di asrama, seperti kegiatan Speech Presentation, Story Telling dan lain sebagainya”. Imbuhnya.

Selesai acara tersebut siswa-siswi SMA Darut Taqwa diajak ke kelas program Bahasa Mandarin dan ke Wilayah Putri Al-hasyimiyah bagi siswi dan wilayah P Asrama unggulan bagi siswa untuk mengetahui secara mendalam pembinaan bahasa mandarin yang diterapkan di Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Penulis : Ahmad

Editor : Rahmad Hidayat

Mts Nusantara Kota Probolinggo Bersivitasi ke pp. Nurul jadid

Mts Nusantara Kota Probolinggo Visitasi ke PP. Nurul jadid

nuruljadid.net – Akhir-akhir ini, Pondok Pesantren Nurul Jadid banyak didatangi tamu kunjungan dari berbagai wilayah, khusus wilayah Jawa Timur. Terbaru, Selasa pagi (11/12/2018), PP. Nurul Jadid disivitasi oleh MTs Nusantara Kota Probolinggo.

Menurut Muhammad Kolil, Kepala Sekolah MTs Nusantara, kunjungan ini bertujuan untuk sowan kepada Pengasuh PP. Nurul Jadid, KH. Moh Zuhri Zaini, sekaligus memohon tausyiah dari beliau.

Selain itu, ia melanjutkan, tujuannya adalah ziarah ke maqbaroh Almarhumin Nurul jadid. “Kami ingin belajar akan hikmah ziarah ke makam ulama dan aqidah Aswaja,” sampainya dalam sambutan.

Acara yang bertempat di Musala Riyadush Sholihin ini diikuti oleh seluruh rombongan kunjungan yang terdiri dari 16 staf guru dan karyawan dan 162 terbagi 62 peserta didik Putri, 100 peserta didik Putra murid MTs Nusantara.

sebelum peserta kunjungan beranjak dari musala, di akhir dengan sesi tanya jawab dari peserta didik MTs Nusantara Probolinggo sekaligus penyerahan cenderamata dan ditutup dengan pembacaan do’a yang dalam hal ini dipandu langsung oleh dewan pengasuh PP. Nurul Jadid KH. Moh. Zuhri Zaini.

Faizin Syamweil menyampaikan “Kami dari PP. Nurul Jadid, Meminta maaf jika ada kekurangan dalam hal pelayanan, maupun penyambutan kurang baik dari sisi konsumsi, karena kami sudah berusaha semaksimal mungkin, jadi jika sampai diujung kegiatan ini ada yang kurang kami mohon maaf.” ungkap Faizin

Dari pihak Pondok Pesantren, acara ini dihadiri langsung oleh KH. Moh. Zuhri Zaini,  Faizin Syamweil selaku Sekretaris PP. Nurul Jadid beserta Pengurus Pesantren bagian Humas dan Keprotokuleran.

Penulis : Badrus

Editor : Rahmad Hidayat

Yayasan Syifaul Qulub Bertaaruf ke PP. Nurul jadid

Yayasan Syifaul Qulub Bertaaruf ke PP. Nurul jadid

nuruljadid.net – Pondok Pesantren Nurul Jadid kedatangan tamu dari Yayasan Syifaul Qulub Sidoarjo pada pukul 13.00 WIB, Ahad (09/12/2018). Pertemuan tersebut berlangsung di Aula Mini Universitas Nurul Jadid.

Dalam kunjungan ini, KH. Lukman Anshori, Ketua Yayasan Syiafaul Qulub menjelaskan maksud kedatangannya beserta rombongan adalah untuk menjalin silaturahmi.

beliau meneruskan, dalam lawatan ini salah satu intinya adalah ingin mengenal lebih dalam tentang Nurul Jadid. “Kami ingin bertaaruf, selain itu kami ingin mendengar nasihat Pengasuh (PP. Nurul Jadid, red) secara langsung tentang kiat  kesuksesan dunia akhirat dan kunci mendapat anugerah Allah SWT,” sampainya dalam sambutan.

“Semoga yang menjadi hajat kami bisa lancar, istiqomah, manfaat dan barokah ila yaumil qiyamah,” harapnya.

Maksud kunjungan tersebut disambut baik oleh kelurga besar Nurul Jadid dan Pengurus Pesantren yang dalam hal ini diwakili oleh KH. Hefniy Rozaq.

Lebih jauh beliau menjelaskan tentang pondok pesantren baik dari sejarah, perkembangan, lembaga pendidikan,  manajemen organisasi dan lain sebagainya.

Acara ini juga dihadiri oleh Sekretaris PP. Nurul Jadid, Faizin Syamweil dan segenap Pengurus PP Nurul Jadid bagian Humas dan Protokuler. Setelah sesi tanya jawab, seluruh rombongan sholat berjamaah di Masjid Jami’ Nurul Jadid sekaligus dilanjutkan dengan ziarah di maqbaroh almarhumin Pendiri PP. Nurul Jadid.

Penulis : Sony Hakim

Editor : Rahmad Hidayat

KH. Moh. Zuhri Zaini: Nabi Muhammad Idola yang Sempurna

KH. Moh. Zuhri Zaini: Nabi Muhammad Idola yang Sempurna

nuruljadid.net – Kamis malam (06/12/2018), Pondok Pesantren Nurul Jadid mengadakan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang bertempat di halaman Kantor Pusat Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Acara yang diikuti seluruh santri putra dan putri ini merupakan kegiatan rutin yang diadakan oleh pondok pesantren setiap tahun sebagai media silaturahim sekaligus kaderisasi dalam berorganisasi.

KH. Moh. Zuhri Zaini, selaku Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid mengingatkan, meski kegiatan peringatan Maulid Nabi dilakukan secara rutin, kita sebagai umat Nabi Muhammad jangan sampai terjebak pada formalitas belaka, melainkan kita bisa mengambil hikmah dan bersyukur atas kelahiran Nabi dengan membaca sholawat padanya secara khusuk dan khidmat.

“Marilah kita jadikan kegiatan rutin ini untuk mensyukuri nikmat Allah SWT dan mensyiarkan kembali kelahiran beliau yang merupakan suatu syairollah,” tutur beliau dalam sambutannya.

Selain dengan harapan bertambahnya ketaqwaan kita kepada Allah, kegiatan ini sejatinya dimaksudkan untuk lebih mengenal Nabi Muhammad. Karena dengan mengenallah kita bisa lebih mencintai beliau sebagai pengikutnya.

Lebih pada itu, beliau menyampaikan bahwa Nabi Muhammad merupakan panutan yang paling sempurna untuk disebut idola yang bisa dijadikan teladan dalam mengarungi hidup. “Sebab sekarang yang diidola banyak, tapi yang dapat dijadikan teladan itu yang kurang,” tambah beliau.

“Melalui kegiatan ini kita hadirkan beliau meski tidak secara fisik dengan bersholawat. Mengingat kita ada di akhir zaman, maka kehadiran beliau sangat diperlukan ditambah banyaknya bencana yang terjadi,” kata beliau pada seluruh jama’ah yang hadir.

Penulis : Soni Hakim

Editor : Mahrus Syamweil

PPIQ adakan Pelatihan Metode Tartila dan Lailatul Qiro’ah Bil Ghina

nuruljadid.net – Pusat Pendidikan Ilmu Al-Qur’an (PPIQ) Pondok Pesantren Nurul Jadid, mengadakan pelatihan membaca Al-Qur’an dengan metode Tartila dan Lailatul Qiro`ah Bilghina, sebagai bekal santri ketika pulang ke masyarakat. Acara bertempat di Aula Universitas Nurul Jadid, Kamis (08/11/2018).

Pelatihan ini merupakan kegiatan perdana yang dilakukan oleh PPIQ, dengan harapan santri bisa membaca Al-Qur`an dengan baik dan benar dan menjadi bekal ketika pulang ke masyarakat.

Selain itu, tujuan diadakan pelatihan ini sebagai ajang silaturrahmi antar alumni, pengurus dan santri dibawah asuhan PPIQ. “Acara ini bermaksud untuk menjalin tali silaturrahim antar alumni, pengurus serta alumni PPIQ ” ujar Abdurrahman selaku ketua panitia.

Dalam pelatihan Tartila dan Lailatul Qiroah Bilghina dihadiri oleh ratusan santri PPIQ putra dan putri, alumni PPIQ dan sabagian pengurus Pondok Pesantren Nurul Jadid.

KH. Hefni Mahfudz selaku pembina PPIQ sekaligus memberikan tausyiah  sebagai penutup dalam kegiatan pelatihan Tartila dan Lailatul Qoriah Bilghina. dalam penyampaiannya beliau bahwa “Peran penghafal Al-Qur`an tidak hanya menghafal. Namun, seorang penghafal harus punya niat bagaimana mampu mengamalkan serta menyebarkan isi kandungan dari Al-Qur`an.” Dawuh beliau.

Beliau berharap  agar para santri kompak dalam merealisasikan unsu-unsur yang ada di PPIQ . “Unsur-unsur yang ada di PPIQ harus kompak, agar mimpi itu dapat tercapai”, harap Pembina PPIQ kepada para santri peserta didik di lembaga PPIQ.

Lembaga PPIQ ini sudah dibangun sejak zamannya KH. Zaini Mun`in, yang awalnya bernama LPKH (Lembaga Pembinaan Kader Huffadz) diganti LPTQ (Lembaga Pembinaan Tahfidzul Qur`an) dan sekarang bernama PPIQ (Pusat Pendidikan Ilmu Al-qur`an). (Mochammad Syauqi_SJ)

Pembiasaan Al-Qur’an Realisasi Santri Baru Menjelang Liburan Maulid Nabi

Pembiasaan Al-Qur’an, Bekal Santri Baru Menjelang Liburan Maulid Nabi

nuruljadid.net – Wilayah Sunan Ampel (B), Pondok Pesantren Nurul Jadid yang merupakan asrama bagi santri baru membiasakan para peserta didiknya untuk membaca al-qur’an dari jam 06.00 – 07.00 WIB.

Kegiatan ngaji Al-Qur’an tersebut dikelompokkan sesuai dengan kamarnya masing – masing dan yang menjadi mualim ialah wali asuhnya. ustadz Syaiful, Sekretaris wilayah B mengatakan bahwa  santri baru yang masuk ke wilayah B mereka di tes terlebih dahulu untuk menentukan kelompoknya.

“di asrama kami dalam pengajian al-qur’an ada empat kelompok, I’dadiyah, Awaliyyah, Wustho dan Auliyah,”ungkapnya. Kamis(08/11/2018).

Ust Syaiful mengimbuhkan bahwa di wilayah B itu, merupakan wilayah khusus bagi santri baru yang masih belum memahami dengan baik ilmu – ilmu furudlul ainiyah. “dan pola pembinaannya diwilayah  ini antara lain kepada Al-Quran, Aqidah, Akhlak, fiqih, tajwid, Pego dll,”terangnya.

ia turut menerangkan bahwa para santri baru tersebut tidak diperkenankan ngaji kitab selain yang yang sudah ditentukan tersebut, “santri baru itu harus lancar dulu ngaji Al-Qur’annya serta paham dulu ilmu pegon,” terangnya mengutip dawuh dari Kepala Biro Kepesantrenan, K. Imdad Rabbani.

Selain itu, ia turut mengharap kepada seluruh peserta didiknya di wilayah B, ilmu – ilmu yang telah di dapat moga-moga bisa bermanfaat dan bisa diamalkan nanti ketika kembali ke masyarakat atau setidaknya ketika  mereka libur di rumah.

Penulis : Ahmad

Editor : Arofik Yusuf

KH. Abd. Hamid Wahid; Alumni PPNJ terus Berjejaring dalam Ekonomi, Sosial dan Pendidikan

nuruljadid.net – MALANG- KH. Abdul Hamid Wahid, selaku Kepala Pondok Pesantren Nurul Jadid menghadiri acara temu alumni lintas generasi dan Sambut Mahasiswa Baru (SAMBA) di gedung Pascasarjana Universitas Islam Malang (UNISMA), yang dilaksanakan pada Sabtu (03/11/2018).

Kegiatan tersebut dilaksanakan oleh keluarga besar Ikatan Mahasiswa Alumni Nurul Jadid (IMAN) Malang, dalam rangka menyambut Mahasiswa Baru (MABA) dengan tema “Mengukuhkan Solidaritas Satu Almamater dan Merawat Amaliah Kesantrian”.

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menjalin silaturrahmi antara keluarga besar Pondok Pesantren Nurul Jadid dan Alumni.

Dalam sambutannya, KH. Abdul Hamid Wahid berpesan agar “pertemuan lintas generasi ini ada kesinambungan baik dari yang muda, dan yang sepuh bagaimana berkesenambungan di dalam berjuang dan ikhtiyar untuk saling mengingatkan di dalam menjaga Ruhul Jihad bersama,” dawuhnya.

Lanjut, Kepala Pesantren berpesan agar alumni terus menjaga ikatan baik dengan masyarakat di segala bidang. “diharapkan kepada alumni untuk berjejaring dengan masyarakat di dalam menjaga ekonomi, sosial dan dunia pendidikan,” Dawuh Beliau.

Selain itu, beliau berharap kepada alumni untuk menerapkan 5 Panca Kesadaran santri yakni, Kesadaran berorganisasi, Kesadaran beragama, Kesadaran berbangsa dan bernegara, Kesadaran berilmu, dan kesadaran bermasyarakat. Sehingga tetap terjalin silaturahmi antara Alumni dengan Pondok Pesantren Nurul Jadid.

(Yahya/kontributor Malang)

P4NJ akan Merangkul Ekonomi Masyarakat Madani

nuruljadid.net – MALANG, Keluarga besar Ikatan Mahasiswa Alumni Pondok Pesantren Nurul Jadid (IMAN) Malang, gelar temu alumni lintas generasi dalam rangka menyambut mahasiswa baru alumni Nurul Jadid se-Malang Raya di Gedung Pasca Sarjana Universitas Islam Malang (UNISMA), Sabtu (03/11/18).

Kegiatan yang bertemakan “Mengukuhkan Solidaritas Satu Almamater dan Merawat amaliah Kesantrian” itu dilaksanakan setiap tahun. yang bertujuan, “untuk menjalin silaturrahmi dengan keluarga besar Pondok Pesantren Nurul Jadid dan alumni sendiri,” kata Didik, selaku Ketua Panitia dalam sambutannya.

Selain itu, Samsul Ma’arif, sekertaris umum Pengurus Pembantu Pondok Pesantren Nurul Jadid (P4NJ), mengutip dawuh Kh. Moh. Zuhri Zaini “agar selalu istiqomah melaksanakan tahlilan dan istigasah”.

“Itu penting sekali untuk dilaksanakan, dan selain itu kita harus melihat bagaimana keadaan ekonomi masyarakat,” tuturnya saat memberikan sambutan.

Dengan begitu, beliau berharap kepada seluruh alumni Pondok Pesantren Nurul Jadid (IMAN) yang hadir agar nantinya ketika sudah pulang ke masyarakat bisa membantu P4NJ guna mengamalkan ilmu yang pernah kita dapatkan selama belajar di Pondok Pesantren Nurul Jadid.

”Kelak kalian bisa membantu P4NJ untuk merangkul ekonomi masyarakat madani,” pungkasnya.

Kegiatan ini dihadiri oleh Kh. Abdul Hamid Wahid, Kepala Pesantren Pondok Pesantren Nurul Jadid, serta Wakil Rektor lll UNISMA, P4NJ, PANJ Yogyakarta, NJIC Jember, Kamanurja Surabaya, dan Fajar Zaini Jakarta. (Yahya/kontributor Malang)

12.010 Santri Makan Ikan 4,5 Ton Pondok Pesantren Nurul Jadid Pecahkan Rekor MURI

Nuruljadid.net- Gelar acara makan ikan bersama, 12.010 santri PP. Nurul Jadid pecahkan Rekor MURI dengan kategori makan ikan bersama santri terbanyak, Jum’at (02/11/2018) di lapangan Universitas Nurul Jadid (UNUJA). Perhelatan akbar ini menghabiskan 4,5 ton ikan laut yang dimakan bersama oleh santri dan dibagikan ke masyarakat sekitar PP. Nurul Jadid.

Makan ikan bersama santri terbanyak ini mampu memecahkan rekor MURI baru dari rekor MURI sebelumnya yaitu makan ikan makarel sebanyak 8000 santri di Pondok Pesantren Tebu Ireng Jombang tahun 2016 lalu, pada tahun 2018 PP. Nurul Jadid Kembali meraih Rekor Muri dengan Kegiatan Makan Ikan Bersama Ibu Mentri Perikanan dan Kelautan Republik Indonesia .

Sebagai bukti tercatatnya prestasi tersebut, perwakilan dari rekor MURI ibu Ariyani Sirega  dalam sambutannya menyampaikan bahwa rekor MURI ini merupakan rekor MURI yang kedua kalinya diraih oleh PP. Nurul Jadid.

“Penganugerahan Rekor MURI ini merupakan kali kedua kami berkesempatan hadir di Pondok Pesantren Nurul Jadid, sebelumnya sudah tercatat di MURI, Pondok Pesantren Nurul Jadid pernah melaksanakan kegiatan makan nasi tabheg dengan peserta terbanyak” ungkap Ibu Ariyani Srega  dalam sambutannya.

Selain penghargaan dari MURI, PP. Nurul Jadid juga mendapatkan bantuan kendaraan operasional berupa satu unit motor roda tiga dari Bank Negara Indonesia (BNI) yang diberikan oleh Pemimpin Cabang BNI Probolinggo ibu Sriwijayanti.

Penulis : Mr. Han SJ

Editor : Co

Ibu Susi Pudjiastuti : Indonesia Menjadi Poros Maritim Dunia

Nurul Jadid.net – PP. Nurul Jadid menggelar acara makan ikan bersama Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Ibu Susi Pujiastutik dan 12.010 santri, pada Jum’at (02/11/2018). Kedatangan Menteri Kelautan ibu Susi Pudjiastuti pada pukul 10:00 WIB di lapangan Universitas Nurul Jadid disambut meriah oleh ribuan santri dan masyarakat sekitar.

Ibu Susi, sapaan akrabnya menyumbangkan ikan kepada santri dan masyarakat sekitar PP. Nurul Jadid sebanyak 4,5 ton.  Dalam sambutannya, beliau menyampaikan bahwa dukungan terhadap pemerintah menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia.

“Ibu melaksanakan visi misi pemerintah menjadikan laut masa depan bangsa dan Indonesia menjadi poros maritim dunia, laut mesti kita jaga untuk masa depan bangsa yang pertama. Setiap maling, curi kapalnya, tembak, tenggelamkan. Dukung kan kapal ikan asing yang nyuri ditenggelamkan?,” tutur beliau disambut sorak gembira ribuan santri.

“Kedua, harus kita jaga agar ikan tidak habis, karna pengambilan salah, yang seenaknya sendiri, merusak lingkungan dengan bom, jaring dan lain sebagainya, kita harus berhentikan.” Lanjut beliau.

“Terakhir kesejahteraan, tugas kita dalam hal ini adalah mengkampanyekan gemar makan ikan karna pemerintah Indonesia ingin membangun manusia yang sehat, manusia itu sehat kalau asupan proteinnya cukup, cuma persoalannya di jawa ini itu konsumsi ikannya paling rendah di Indonesia.”

Selanjutnya ibu susi menyampaikan pentingnya menkonsumsi ikan karena kandungannya yang baik untuk tubuh, juga pentingnya menjaga kelestarian laut agar ikan tidak habis dan sumber daya laut bisa lestari, mengingat 70 % negara Indonesia adalah laut.

Penulis : Ulfa Nurul Jannah/ SJ

Editor : Co

Ibu Mentri, Makan Ikan Bersama 12. 010 Santri Ponpes Nurul Jadid.

Nuruljadid.net – 12.010 santri Pondok Pesantren Nurul Jadid gelar makan ikan bersama Ibu Susi Pudjiastuti Menteri Kelautan dan Perikanan Repubklik Indonesia (Jumat, 02/11) di lapangan Universitas Nurul Jadid (UNUJA) Paiton Probolinggo.

Perhelatan makan ikan dengan tema “makan ikan bersama santri” ini terselanggara atas kerjasama PP. Nurul Jadid, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), kumparan, Bank BNI, dan Jatim Now. Kegiatan ini merupakan rangkaian acara peringatan Hari Santri Nasional tahun 2018 di PP. Nurul Jadid.

Kepala Pesantren PP. Nurul Jadid KH. Abd. Hamid Wahid dalam sambutannya berharap santri mendapatkan inspirasi dan semangat Ibu Menteri. “santri adalah adalah para kader yang nantinya akan pulang kemasyarakat, berjuang ditengah-tengah masyarakat, dan semangat beliau sangat kita perlukan untuk memberikan inspirasi bagi kita ” dawuh KH. Abdul Hamid Wahid.

Menurut penuturan beliau, PP. Nurul Jadid berkomitmen melakukan pendampingan dalam pengembangan masyarakat pesisir. “Sejak tahun 90-an hingga saat ini PP. Nurul Jadid bersama masyakat dan perusahaan sekitar telah melakukan penanaman dan pelestarian Mangrove di daerah pesisir wilayah Kecamatan Paiton”.

Dalam sambutannya, beliau juga menyampaikan bahwa selain penanaman mangrove. PP. Nurul Jadid sejak tahun 2017 telah melakukan berbagai macam pelatihan pengolahan hasil laut kepada santri dan masyarakat.

Untuk mengembangkan potensi kelautan yang ada saat ini, Kyai Hamid juga menuturkan bahwa saat ini di PP. Nurul Jadid telah membuka jurusan kelautan di SMK Nurul Jadid, untuk tahun berikutnya akan dikembangkan ke jenjang pendidikan tinggi dengan membuka Program Studi  Kelautan di Universitas Nurul Jadid.

Acara ini selain dihadiri oleh Ibu Susi Pudjiastuti, juga dihadiri oleh putra sulung Presiden Joko Widodo, Ghibran Rakabuming Raka yang memberikan wawasan dan spirit kepada santri tentang pentingnya berwirausaha.

Penulis : Abd. Hannan/SJ

Editor : Co

Ibu Susi Pudjiastuti Makan Ikan bersama Santri Nurul Jadid

Nurul Jadid.net- Susi Pudjiastuti Menteri Kelautan dan Perikanan RI (KKP) gelar makan ikan bersama Santri di lapangan Pondok Pesantren Nurul Jadid, Jum’at (02/11/18).

Kegiatan ini dalam rangka memperingati Hari santri Nasional pada 22 Oktober 2018, yang bertujuan agar santri dan masyarakat sekitar memiliki pola hidup yang sehat dan cerdas dengan gemar makan ikan.

Susi Pudjiastuti, menyampaikan bahwa pemerintah Indonesia saat ini ingin membangun masyarakat yang sehat dengan mengkomsi protein yang cukup, dan ikan merupakan satu-satunya sumber protein hewani yang memiliki omega yang baik untuk dikonsumsi.

“Cuma persoalannya di jawa timur dan tengah konsumsi ikannya paling rendah di Indonesia,” ungkapnya.

Selain itu, Susi berpesan agar tidak malas untuk makan ikan “kalau malas makan ikan, nanti jadi bodoh, dan kalau orang bodoh tidak ada guna,” ujarnya.

Kegiatan ini diikuti oleh 12010 santri, dan masyarakat sekitar Pondok Pesantren Nurul Jadid dengan 4,5 Ton Ikan yang di berikan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan bersama Kumparan, BNI dan Jatimnow.

dalam Kegiatan kali ini juga ikut dihadiri oleh putra sulung Presiden Republik Indonesia Raka Buming, yang menambah meriahnya kegiatan dan spesial acara makan ikan, dengan beberapa sambutan dan sapa santri yang dilakukan Raka (akrab Raka Buming) sehingga dapat menghibnotis seluruh  santri dan para undangan yang hadir.

Penulis : Abd. Hannan/SJ

Editor : Co

 

20181028_sumpah pemuda

Hari Sumpah Pemuda | Pendidikan Berkarakter Pemuda Masa Kini Khalifah Masa Depan

Hari sumpah pemuda yang diperingati setiap tanggal 28 Oktober menjadi momentum untuk kembali membangkitkan rasa persatuan dan kesatuan yang terasa semakin luntur di hati rakyat Indonesia khususnya pemuda. Perbedaan yang diperinci telah membuat rasa persatuan dan kesatuan yang dulu pernah membuat bangsa Indonesia merdeka, saat ini seolah berbalik menjadi sarana pemecah persatuan bangsa. Tidak sedikit kasus yang menyebabkan nyawa pemuda melayang hanya karena secuil perbedaan pendapat dan dukungan. Rusuh karena berbeda tim sepak bola, berbeda sekolah, berbeda organisasi, berbeda pilihan pemimpin, berbeda agama dan perbedaan-perbedaan lain yang seharusnya membuat kita semakin dewasa terhadap keberagaman, justru menjadi bibit permusuhan. Bukankah dari dulu perbedaan itu telah ada dan kita tidak pernah terusik dengan perbedaan tersebut, kenapa sekarang hal tersebut seolah menjadi halangan utama dalam bersatu?

Jawaban sederhana dari pertanyaan itu adalah karena semakin lunturnya rasa saling menghormati, menghargai, kerja sama, cinta tanah air, dan berbagai hal yang berkaitan dengan persatuan. Untungnya, pemerintah telah menyadari betul penyebab masalah tersebut dan telah mengambil langkah konkret penanganan yaitu penanaman dan penguatan pendidikan karakter sejak dini, khususnya pada pendidikan formal.

Penguatan Pendidikan Berkarakter

Pendidikan menjadi sarana strategis dalam implementasi pendidikan karakter bangsa mengingat telah memiliki struktur, sistem dan perangkat yang tersebar di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia mulai dari pusat hingga daerah. Melalui dunia pendidikan maka pembentukan karakter bangsa dapat dilakukan secara masif dan sistematis khususnya melalui program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Program PPK diharapkan dapat menumbuhkan semangat peserta didik dalam belajar karena sekolah akan mengkondisikan diri sebagai rumah yang ramah bagi peserta didik sebagai tempat tumbuh dan berkembang. Tujuan program PPK adalah menanamkan nilai-nilai pembentukan karakter bangsa secara masif dan efektif melalui implementasi nilai-nilai utama gerakan nasional revolusi mental (religius, nasionalis, mandiri, gotong royong dan integritas) yang menjadi fokus pembelajaran, pembiasaan, dan pembudayaan, sehingga pendidikan karakter bangsa benar-benar dapat memperbaiki perilaku, cara berpikir dan bertindak seluruh bangsa Indonesia.

Sekolah sebagai wadah proses peserta didik harus memiliki program untuk dapat melaksanakan kegiatan yang ber-orientasi kepada ketercapaian nilai utama Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)  yang harus ditanamkan kepada peserta didik, baik itu dalam kegiatan pembelajaran di kelas maupun pembiasaan budaya sekolah. Guru sebagai ujung tombak pembelajaran di kelas juga harus mampu merencanakan dan melaksanakan pembelajaran yang berorientasi kepada PPK khususnya pada lima nilai utama yaitu religius, nasionalis, mandiri, gotong-royong, dan integritas.

Lima Nilai Karakter Utama

Menurut Pusat Analisis dan Sinkronisasi Kebijakan Sekretariat Jenderal Kemendikbud (2017: 8 – 9) menyebutkan bahwa dimensi nilai religius meliputi tiga relasi sekaligus yaitu hubungan antara individu dengan Tuhan, individu dengan sesama, dan individu dengan alam semesta (lingkungan), ditunjukkan dalam perilaku mencintai dan menjaga keutuhan ciptaan. Subnilai religius antara lain: damai, toleransi, menghargai perbedaan agama dan kepercayaan, teguh pendirian, percaya diri, kerja sama antar pemeluk agama dan kepercayaan, antibuli dan kekerasan, persahabatan, ketulusan, tidak memaksakan kehendak, mencintai lingkungan dan melindungi yang kecil dan tersisih.

Nilai karakter Nasionalis merupakan cara Berpikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi dan politik bangsa, menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. Adapun subnilai nasionalis antara lain apresiasi budaya bangsa sendiri menjaga kekayaan bangsa sendiri, rela berkorban, unggul, dan berprestasi, cinta tanah air, menjaga lingkungan, taat hukum, disiplin, menghormati keragaman budaya, suku dan agama. Contoh konkrit, sekolah dapat menerapkannya dengan membiasakan siswa menyanyikan lagu Indonesia Raya tiga stanza setiap pagi sebelum memulai pembelajaran, hal ini sangat baik untuk membangkitkan rasa cinta tanah air terhadap diri siswa.

Nilai Karakter Mandiri merupakan Sikap dan Perilaku yang tidak bergantung dengan orang lain dan mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu, untuk merealisasikan harapan, mimpi dan cita-cita. Sedangkan subnilai mandiri antara lain etos kerja (kerja keras), tangguh dan tahan banting, daya juang, profesional, kreatif, keberanian, dan menjadi pembelajar sepanjang hayat.

Nilai karakter Gotong-royong mencerminkan tindakan menghargai semangat kerja sama dan bahu-membahu dalam menyelesaikan persoalan secara bersama-sama, menjalin komunikasi dan persahabatan, memberi bantuan/pertolongan kepada orang-orang yang membutuhkan. Adapun subnilai gotong-royong antara lain saling menghargai, kerja sama, inklusif, komitmen atas putusan bersama, musyawarah mufakat, tolong menolong, solidaritas, empati, anti diskriminasi, anti kekerasan dan sikap kerelawanan.

Nilai karakter Integritas merupakan nilai yang melandasi perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan dan pekerjaan, memiliki komitmen dan kesetiaan pada nilai-nilai kemanusiaan dan moral (integritas moral).

Karakter Integritas meliputi sikap tanggung jawab sebagai warga negara, aktif terlibat dalam kehidupan sosial, mellaui konsistensi tindakan dan perbuatan yang berdasarkan kebenaran. Subnilai integritas antara lain kejujuran, cinta pada kebenaran, setia, komitmen moral, anti korupsi, keadilan, tanggung jawab, keteladanan dan menghargai martabat individu (terutama kepada penyandang disabilitas)

Kelima nilai utama karakter tersebut bukanlah nilai yang dapat berdiri sendiri, melainkan nilai yang berinteraksi satu dengan yang lain dan berkembang secara dinamis membentuk keutuhan pribadi. Oleh karena itu, guru dalam membelajarkan siswa harus mau dan mampu memberikan prioritas pada penanaman kelima karakter tersebut.

Presiden ke-1 RI, Ir Soekarno pernah berkata, “Beri aku 10 pemuda niscaya  akan ku guncang dunia”. Hal tersebut jelas mengisyaratakan bagaimana kedahsyatan atas kemampuan yang dimiliki pemuda jika dibina dengan benar. Untuk itu, sekolah sebagai tempat utama penanaman dan penguatan karakter, harus rela sedikit bekerja lebih keras demi tumbuhnya pemuda tangguh dan berkarakter untuk Indonesia yang semakin Super.

Penulis : Muhammad Nuris

Editor : Ponirin Mika