Pos

Serbuan 1000 Vaksin TNI AL, Kodiklatal di Bumi Nurul Jadid Paiton Probolinggo

nuruljadid.net – Seribu santri Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo dan masyarakat sekitar mengikuti program Serbuan Vaksin 1000 dosis jenis Sinovac oleh Komando Pembinaan Doktrin Pendidikan dan Latihan TNI AL (Kodiklatal) dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun TNI Angkatan Laut ke-76 Tahun 2021 (22/09). Sebagaimana disampaikan pihak Kodiklatal bahwa serbuan vaksin tersebut dilaksanakan atas perintah langsung Kasal Laksamana TNI Yudo Margono, S.E., M.M., guna mempercepat proses kekebalan kelompok (Herd Immunity) masyarakat Indonesia khususnya di Paiton Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.

Serbuan vaksin dilaksanakan selama satu hari, peserta terdaftar 544 santriwan, 400 santriwati dan 56 masyarakat sekitar yang mengikuti vaksinasi di Aula 1 Pondok Pesantren Nurul Jadid. Kodiklatal menerjunkan sekitar 43 tenaga kesehatan (vaksinator) yang dibagi ke dua tempat yaitu area layanan putra di bagian barat dan putri di bagian timur. Tenaga Kesehatan Kodiklatal berasal dari para prajurit Satuan Kesehatan (Satkes) dan siswa Pusat Pendidikan Kesehatan (Pusdikkes) Kodikdukum, juga melibatkan tim medis dari Dinkes Kabupaten Probolinggo.

(Pengasuh KH. Moh. Zuhri Zaini mendampingi Wadan Kodiklatal Laksamana Muda TNI Agus Hariadi bersama Kepala Pesantren KH. Abd. Hamid Wahid)

Kegiatan semula akan dihadiri langsung oleh Komandan Kodiklatal Laksamana Madya TNI Nurhidayat, S.H., M.A.P namun harus diwakili oleh Wakil Komandan Laksamana Muda TNI Agus Hariadi disebabkan acara dinas Vidcon bersama KSAL pada waktu yang bersamaan. Acara dimajukan pukul 09.00 WIB dari jadwal awal 09.30 WIB setengah jam sebelum vidcon Dankodiklatal bersama Ksal dimulai. Saat Video Conference, Dankodiklatal Laksamana Madya TNI Nurhidayat menyampaikan permohonan maaf karena tidak bisa hadir langsung dan berterimakasih kepada pimpinan pesantren Nurul Jadid karena telah berkenan menerima dengan baik untuk melakukan giat serbuan vaksin maritim.

Dalam sambutannya, Kepala Pondok Pesantren Nurul Jadid KH. Abd. Hamid Wahid menyampaikan bahwa Serbuan ini merupakan serbuan yang menyenangkan karena pada umumnya serbuan itu menakutkan. “Serbuan ini adalah serbuan yang menyenangkan karena pada umumnya serbuan itu menakutkan. Mungkin karena istilah ini digunakan oleh TNI. Namun karena ini serbuan vaksin yang memberikan manfaat maka hal ini menjadi menyenangkan” ungkap KH. Abd. Hamid Wahid.

Sambutan hangat dan pengawalan acara yang disiapkan oleh panitia tuan rumah mendapatkan apresiasi dari Komandan kodiklatal Laksamana Madya Nurhidayat melalui Video Conference di depan seluruh peserta dan undangan yang hadir. “Di sana ada karpet merah, kursi dan ruangan yang begitu mewah, menunjukkan keseriusan dalam menyambut kedatangan kami,” imbuh Laksamana Madya TNI Nurhidayat.

(Wadan Kodiklatal Laksamana Muda TNI Agus Hariadi menyerahkan cinderamata kepada Pengasuh KH. Moh. Zuhri Zaini)

Dalam acara seremonial, selain sambutan juga diisi dengan penyerahan cinderamata dari Wakil Komandan Kodiklatal Laksamana Muda TNI Agus Hariadi kepada Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid KH. Moh. Zuhri Zaini. Dilanjutkan dengan penyerahan simbolis bingkisan untuk pengurus dan Goodie Bag bagi santri peserta vaksin. Seremonial diakhiri dengan sesi foto bersama pimpinan pesantren juga pejabat utama Kodiklatal.

Sebelum ke ruangan ramah tamah, Wakil Komandan Kodiklatal Laksamana Muda TNI Agus Hariadi bersama Pejabat Utama Kodiklatal didampingi Pimpinan Pesantren Nurul Jadid melakukan visitasi proses vaksinasi mulai dari proses registrasi, skrining kesehatan, vaksinasi dan observasi. Turut hadir di tengah-tengah acara Komandan Kodim 0820 Probolinggo Letkol Arh. Arip Budi Cahyono dan Kapolres Probolinggo AKBP Teuku Arsya Khadafi yang bergabung mendampingi visitasi proses vaksinasi.

(Pengasuh KH. Moh. Zuhri Zaini, Kepala Pesantren KH. Abd. Hamid Wahid, Direktur Klinik Ny. Hj. Khodijatul Qodriyah ramah tamah bersama Wadan Kodiklatal Laksamana Muda TNI Agus Hariadi dan Pejabat Utama Kodiklatal)

Setelah kurang lebih 20 menit ramah tamah, rombongan Wadan Kodiklatal, Kapolres dan Dandim beserta Pengasuh juga Kepala Pesantren menuju Asrama Al-Hasyimiyah untuk melihat kondisi santri di asrama. Kunjungan dilanjutkan ke area kampus Universitas Nurul Jadid (Unuja) dan diakhiri dengan Press Conference bersama awak media di depan Gedung Rektorat Unuja.

Wakil Komandan Kodiklatal Laksamana Muda TNI Agus Hariadi menyampaikan bahwa Serbuan Vaksin Maritim ini terdapat 1000 dosis dan siap mendukung siapapun yang ingin vaksin baik dosis 1 maupun dosis 2 untuk santri dan masyarakat sekitar. Beliau juga memaparkan siap untuk melanjutkan kerjasama ini dalam rangka percepatan terciptanya herd immunity utamanya di lingkungan pesantren. Bapak Agus juga memastikan siap menjadwalkan untuk vaksin dosis 2 bagi yang sudah melakukan vaksin dosis pertama hari ini.

(kiri-kanan: Paban 1 Renlat Bapak Harnoko, Kapolres Probolinggo AKBP Teuku Arsya Khadafi, Kepala Pesantren KH. Abd. Hamid Wahid, Wadan Kodiklatal Laksamana Muda TNI Agus Hariadi, Pengasuh KH. Moh. Zuhri Zaini, Dandim Probolinggo Letkol Arh. Arip Budi Cahyono saat Press Conference)

Kepala Pesantren KH. Abd. Hamid Wahid saat press conference mengungkapkan rasa bahagia dan bangganya bisa ikut bersama-sama sebagai bagian dari masyarakat dan bangsa Indonesia, bahwa pesantren bisa mengikhtiarkan bagaimana kita bisa lebih cepat keluar dari krisis covid-19 ini dengan menciptakan kekebalan komunitas. “Pesantren Nurul Jadid dan masyarakat sekitar merasa sangat terbantu dan berterimakasih kepada semua pihak, khususnya kepada Kodiklatal yang telah melakukan kegiatan serbuan vaksin pagi dan siang hari ini” ungkap beliau.

Berdasarkan laporan yang diterima, KH. Abd. Hamid Wahid menyampaikan masih terdapat sekitar 3000 santri yang telah divaksin dari 8000 jumlah santri di dalam atau 11.000 total dengan yang di luar pesantren. Sehingga prosentasenya masih cukup kecil. Sehingga giat vaksinasi untuk santri dengan umur dibawah 18 tahun akan terus digalakkan.

Kunjungan yang pada awalnya diagendakan hanya 1 jam ini, berlanjut selama hampir 2 jam terhitung mulai pukul 09.00 WIB sampai dengan 10.55 WIB. Kegiatan serbuan vaksinasi maritim ini dihadiri oleh Wadan Kodiklatal Laksamana Muda TNI Agus Hariadi, para pejabat utama Kodiklatal, Dandim 0820 Probolinggo Letkol Arh. Arip Budi Cahyono, Kapolres Probolinggo AKBP Teuku Arsya Khadafi, Pengasuh KH. Moh. Zuhri Zaini, Kepala Pesantren KH. Abd. Hamid Wahid, Wakil Kepala Pesantren KH. Najiburrahman Wahid, Kepala Biro Pengembangan KH. Faiz Ahz, Sekretaris Pesantren H. Faizin Syamwil dan Direktur Klinik Az-Zainiyah Ny. Hj. Khodijatul Qodriyah.

 

(Humas Infokom)

Tim Kodiklatal Survey dan Koordinasi H-1 Acara Vaksinasi di Nurul Jadid

nuruljadid.net – Persiapan vaksinasi dosis 1 dan 2 jenis Sinovac telah dilakukan sejak sore ini (21/09) di Aula 1 Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo. Tim Komando Pembinaan Doktrin, Pendidikan dan Latihan TNI Angkatan Laut (KODIKLATAL) tiba pukul 14.05 WIB dengan melampirkan bukti Swab Antigen Negatif dan disambut oleh Tim Humas dan Protokoler Pesantren.

Tim Kodiklatal yang dikomandoi oleh Perwira Pembantu 1 Perencanaan Latihan (PABAN 1 RENLAT) Bapak Harnoko terbagi dalam dua pasukan, teknis dan medis. Tim teknis lapangan melakukan koordinasi dengan bagian Humas dan Protokoler (Humpro) dan Kerumahtanggan (Rumga) Pesantren untuk mempersiapkan tata ruang dan kebutuhan di lokasi acara. Sedangkan tim medis Kodiklatal melakukan komunikasi dan koordinasi intensif bersama Klinik Az-Zainiyah dan Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo terkait prosedur dan mekanisme pelayanan vaksinasi besok Rabu, 22 September 2021.

(Tim Medis Klinik Azzainiyah, Dinas Kesehatan Probolinggo dan Tim Medis Kodiklatal berkoordinasi persiapan Vaksinasi)

Persiapan pelaksanaan kegiatan Vaksinasi bersama Kodiklatal ini juga dibantu oleh Tim Panji Pelopor yang turut berpartisipasi aktif di lapangan. Panji pelopor mendistribusikan tugas ke beberapa bagian perlengkapan, penataan ruang, keprotokoleran dan komunikasi taktis.

Target vaksinasi dosis 1 dan 2 ini diperuntukkan bagi santri dan masyarakat umum yang telah melakukan pendaftaran kepada pihak Klinik Az-Zainiyah sebagaimana flyer yang telah disebarkan melalui media sosial.

(Tim Kodiklatal sedang melakukan koordinasi dengan pasukan teknis di lapangan)

Calon peserta Vaksin yang berasal dari luar Pondok Pesantren Nurul Jadid tetap wajib mengikuti protokol standar masuk ke area pesantren yaitu dengan menunjukkan Hasil Tes GeNose atau Swab Antigen Negatif dan menunjukkan ID Card kepada petugas protokoler Pos Utama.

Kegiatan Vaksinasi akan dimulai pada pukul 08.00 WIB di Gedung Rektorat UNUJA Barat depan Kediaman Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid.

 

(Humas Infokom)

Percepatan Target, Kapolres Probolinggo Gelar Vaksinasi dan Bagi Bansos bersama Puskesmas Paiton

nuruljadid.net – Ratusan Santri Pondok Pesantren Nurul Jadid menjalani vaksinasi dosis pertama Sinovac Covid-19 oleh Polres Probolinggo bersama Puskesmas Paiton yang difasilitasi oleh Klinik Az-Zainiyah Nurul Jadid. Acara ini dilaksanakan di Aula II Pondok Pesantren Nurul Jadid Lantai 3 dan melibatkan peserta perwakilan dari 7 Satuan Pendidikan Pondok Pesantren Nurul Jadid SMA Nurul Jadid, SMK Nurul Jadid, MA Nurul Jadid, MAN 1 Probolinggo, SMP Nurul Jadid, MTs Nurul Jadid, dan MTsN 1 Probolinggo, sebagai upaya percepatan realisasi target vaksinasi menuju herd immunity.

Tidak hanya vaksin, Polres Probolinggo juga membagikan 250 paket Bansos kepada 250 santri Pondok Pesantren Nurul Jadid yang menjalani vaksin hari itu.

(Kapolres Probolinggo AKBP Teuku Arsya Khadafi menyerahkan Paket Bansos kepada Santri Puteri Nurul Jadid)

Mengenai program tersebut, Wakil Direktur Klinik Az-Zainiyah Nurul Jadid Ahmad Kholid Fauzi mendukung upaya pemerintah menuju herd immunity dengan mengupayakan tercapainya 100% Vaksinasi warga Pondok Pesantren Nurul Jadid.

“Untuk mewujudkan tercapaianya 100% vaksinasi warga Pondok Pesantren Nurul Jadid dibutuhkan kerja keras dan Kerjasama dengan berbagai pihak. Maka dari itu, kami bekerjasama dengan Polres Probolinggo dan Puskesmas Paiton sebagai upaya percepatan pada program tersebut,” ujarnya saat diwawancarai.

Sementara itu, Kapolres Probolinggo AKBP Teuku Arsya Khadafi menegaskan bahwa program tersebut merupakan bagian dari upaya Polres Kabupaten Probolinggo untuk membantu pencapaian target 2 juta vaksin per hari. “Ini merupakan bagian dari upaya kami dalam membantu percepatan dan perluasan program vaksinasi guna terbangunnya kekebalan kelompok dari virus COVID-19, termasuk memenuhi target 2 juta vaksin per hari” tegas Kapolres Probolinggo.

Kepala Puskesmas Paiton dr. Nina Kartika menjelaskan terkait jenis vaksin yang digunakan, yaitu vaksin jenis sinovac dosis 1 yang dikhususkan untuk santri berumur 18 tahun ke bawah, dengan total sebanyak 874 dosis yang disumbangkan oleh Polres Pobolinggo sebanyak 250 dosis, dan 524 dosis oleh Puskesmas Paiton, serta tenaga kesehatan yang merupakan gabungan dari Polres Probolinggo, Puskesmas Paiton dan Klinik Az-Zainiyah Nurul Jadid, dan beberapa petugas input data peserta vaksin dari Mahasiswa Universitas Nurul Jadid.

(Tenaga administrasi Input Data peserta vaksin dari Mahasiswa Universitas Nurul Jadid)

Pada proses vaksinasi tersebut, peserta hanya perlu melalui 4 tahapan, yaitu pertama registrasi peserta dengan menyertakan data diri berupa NIK atau Kartu Tanda Pengenal (ID Verification), selanjutnya tahap kedua peserta harus menjalani Skrining Kesehatan untuk mengetahui kondisi Kesehatan santri dan sebagai penentu lanjut tidaknya peserta ke tahap injeksi vaksin. Pada tahap ketiga peserta mendapatkan penyuntikan vaksin oleh petugas kesehatan dan tahap akhir yaitu observasi pasca Vaksinasi oleh petugas kesehatan Klinik Az-Zainiyah.

(Tenaga Kesehatan Polres Probolinggo tengah melakukan suntik Vaksin kepada Santri Puteri Nurul Jadid)

Sebelumnya, terdapat 352 santri pelajar yang sudah divaksin pada program vaksinasi di SMP Nurul Jadid lalu. Vaksinasi dilakukan dalam dua tahap, pada hari pertama vaksinasi, Selasa, 21 Agustus 2021 diikuti sebanyak 102 santri dan hari kedua, Sabtu, 28 Agustus 2021 sebanyak 250 santri baik putra maupun putri.

(Sesi foto bersama Wadir Klinik Az-Zainiyah Ahmad Kholid Fauzi, dr. Nina Kartika Kepala Puskesmas Paiton, Kapolres Probolinggo AKBP Teuku Arsya Khadafi beserta perwakilan peserta vaksin dan tim Polres Probolinggo)

Sementara itu, Ahmad Kasiful Anwar Bagian Administrasi Umum Klinik Az-Zainiyah Nurul Jadid menyebutkan terkait jumlah peserta yang telah melakukan vaksin dosis pertama meliputi Santri, Pengurus dan Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton sebelumnya yaitu sebanyak 1.800 orang. Sehingga total keseluruhan sementara ini terdapat 2.674 orang yang telah menjalani Vaksin dosis pertama.

(Humas/Infokom NJ)

Bank Indonesia (BI) Edukasi Ratusan Santri Nurul Jadid Cinta Rupiah

nuruljadid.net – Bank Indonesia (BI) mengundang ratusan santri Nurul Jadid dari kalangan pelajar dan mahasiswa untuk mendapatkan edukasi terkait mata uang rupiah di Aula Lantai 3 Gedung Rektorat Universitas Nurul Jadid, Paiton, Kabupaten Probolinggo (30/8). Kegiatan ini sebagai upaya untuk meningkatkan kecintaan terhadap simbol negara salah satunya adalah mata uang.

Kegiatan edukasi cinta mata uang rupiah ini dihadiri langsung oleh Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid KH. Moh. Zuhri Zaini didampingi oleh Kepala Biro Pengembangan KH. Faiz AHZ serta pimpinan satuan kerja lainnya.

Dalam sambutannya, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur Budi Hanoto mengatakan, di era digitalisasi ini menumbuhkan rasa cinta dan bangga termasuk pemahaman terhadap rupiah sangat penting. Sebab, mata uang rupiah merupakan salah satu simbol negara kesatuan Republik Indonesia.

“Sama dengan Bendera Merah Putih dan lambang negara Garuda Pancasila. Di era digitalisasi ini, kita harus tetap cinta dan bangga dengan rupiah. Mata uang rupiah adalah uang fisik kita. Rupiah adalah harga mati, jadi kami sosialisasikan ke seluruh lapisan masyarakat. Baik itu pelaku ekonomi maupun dunia pesantren,” katanya.

(Pemateri perwakilan Bank Indonesia sedang menyampaikan materi terkait cinta rupiah kepada peserta)

Kepala Tim Pengelolaan Uang Rupiah Julian Nazarudin dan Administrator Perkasan Agung Romadon selaku pemateri dari BI Perwakilan Provinsi Jawa Timur menyampaikan dua materi penting. Yakni, materi tentang Cinta, Bangga, dan Faham Rupiah, serta materi terkait ciri-ciri dan keaslian uang rupiah (cikur).

“Dalam kegiatan ini kami memperkenalkan rupiah, termasuk bagaimana cara menggunakan rupiah dengan baik. Harapannya seluruh lapisan masyarakat bisa semakin meningkatkan kecintaan dan kebanggaannya terhadap rupiah,” ujar Budi.

“Selain itu, kami ke sini juga untuk bersilaturahmi dan meninjau lokasi Pondok Pesantren Nurul Jadid. Kami, juga melakukan dialog dengan pihak pesantren terkait program-program kami untuk pengembangan ekonomi dan bisnis pesantren di Jawa Timur. Tentunya ini untuk kemandirian pesantren,” imbuhnya.

Kepala Biro Pengembangan Pondok Pesantren Nurul Jadid dan Ketua Hebitren Jawa Timur K.H. Faiz Ahz mengatakan, kegiatan ini merupakan salah satu bentuk kerja sama antara Pondok Pesantren Nurul Jadid dengan BI. Sejauh ini, dari kerja sama ini telah melahirkan sebuah sinergi pengembangan usaha antarpesantren di Jawa Timur.

“Kami juga bersinergi dengan sejumlah stakeholder terkait, termasuk IKM. Seperti One Pesantren One Product (OPOP). Program ini adalah program unggulan di Jawa Timur, bagaimana membangun sinergitas pesantren dengan dunia usaha dan profesional. Bank Indonesia merupakan salah satu bagian yang men-support program ini,” jelasnya.

(Peserta nampak sedang fokus mengikuti kegiatan edukasi cinta, bangga dan paham rupiah)

Peserta nampak khusyuk dan antusias mengikuti kegiatan terkait edukasi cinta, bangga dan paham tentang rupiah. Terlihat banyak dialog dan respon yang terjadi selama sesi pematerian berlangsung. Peserta merupakan perwakilan dari lembaga pendidikan yang berada di bawah naungan Pondok Pesantren Nurul Jadid mulai pendidikan tingkat menengah (SMPNJ, MSTNJ, MTSN 1 Probolinggo, SMANJ, MANJ, SMKNJ, MAN 1 Probolinggo) hingga perguruan tinggi (UNUJA), total 8 perwakilan lembaga pendidikan.

Pada akhir kegiatan, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur Budi Hanoto menyerahkan cinderamata kepada Pengasuh dan sebaliknya yang dilanjutkan dengan ramah-tamah di Ruang Tamu UNUJA lantai dasar.

 

(HUMAS NJ)

Menteri BUMN Kunjungi Pesantren Resmikan Gedung Klinik, Menyerahkan CSR dan Meninjau Sentra Vaksinasi

nuruljadid.net – (14/8/2021) Menteri BUMN Erick Thohir bersama Faisol Riza Ketua Komisi VI DPR RI mengunjungi Pondok Pesantren Nurul Jadid untuk meninjau sentra vaksinasi pertama di pondok pesantren. Dalam kunjungan tersebut, kedatangan Menteri BUMN disambut oleh Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, Kiai Moh. Zuhri Zaini dan Kepala Pesantren, Kiai Abd. Hamid Wahid.

Kunjungan Menteri sekaligus dalam rangka penyerahan bantuan CSR dan Peresmian Gedung Rawat Inap Klinik-Azzainiyah Pondok Pesantren Nurul Jadid. Dalam penyerahan bantuan CSR, Pondok Pesantren Nurul Jadid menerima Sarana Prasarana Laboratorium Modern dari Dirut Utama BRI, Bapak Sunarso. Bantuan CSR Sarana Prasarana Laboratorium Modern diterima langsung oleh Direktur Klinik Az-Zainniyah, Ny. Hj. Khodijatul Qodriyah dan juga disaksikan langsung oleh Menteri BUMN, Erick Thohir. Dirut BRI saat menyerahkan CSR, menyampaikan bahwa dengan adanya bantuan Sarana Prasarana Laboratorium Modern utuk Klinik Pesantren, harapannya supaya kualitas kesehatan dan proses rawat santri bisa dilakukan secara mandiri dan lebih akurat lagi.

“Bantuan ini, semoga bisa menjadi penunjang Klinik Pesantren dalam melakukan rawat santri secara mandiri sehingga kualitas kesehatan santri juga bisa lebih terjamin lagi”, ujarnya.

Usai melakukan prosesi serah terima CSR dari Dirut BRI, Menteri BUMN juga meresmikan Gedung Rawat Inap Klinik Az-Zainniyah dengan menandatangani prasasti peresmian. Saat melakukan penandatangan tersebut, Erick Thohir sangat mengapresiasi dengan adanya fasilitas rawat inap yang dimiliki oleh pesantren.

“Ini fasilitas yang dimiliki pesantren, semoga bisa menjadi penunjang dalam memberikan pelayanan kepada santri yang menuntut ilmu di pesantren ini”, ucap Menteri BUMN tersebut.

Selanjutnya, usai prosesi seremonial penyambutan Menteri dan penyerahan CSR serta penandatanganan Peresmian Gedung Rawat Inap, Erick Thohir beserta rombongan dan didampingi oleh Kepala Pesantren serta Direktur Klinik Az-Zainniyah meninjau langsung Gedung Rawat Inap Klinik yang baru saja diresmikan dan dilanjutkan dengan kunjungan ke tempat sentra vaksinasi yang bertempat di halaman Kampus Universitas Nurul Jadid. Dalam kunjungan ke tempat sentra vaksinasi, Menteri BUMN tersebut menyapa ratusan santri dan masyarakat umum yang sedang menunggu untuk mendapatkan vaksin dari Nakes. Sentra vaksinasi ini akan berlangsung selama lima hari, yakni dari tanggal 14 sampai 18 Agustus 2021 terbuka untuk masyarakat umum. (NJ-AS)

Ketua Komisi VI DPR RI Galakkan Vaksinasi bersama Santri Nurul Jadid dan Masyarakat

nuruljadid.net – Pondok Pesantren Nurul Jadid dengan ribuan santri senantiasa berupaya untuk terus mendukung program pemerintah di tengah pandemi COVID-19, salah satunya dengan menggalakkan program vaksinasi untuk santri dan masyarakat sekitar pesantren (18/4/2021). Kali ini bersama Ketua Komisi VI DPR RI, Faisol Riza, menggelar gerai vaksinasi bagi santri dan masyarakat yang bertempat di halaman Universitas Nurul Jadid (Unuja) Paiton, Kabupaten Probolinggo. Program ini merupakan bentuk konkrit Pondok Pesantren Nurul Jadid dalam meningkatkan layanan kesehatan kepada santri dan masyarakat sebagaimana Panca Kesadaran Santri ketiga yaitu Kesadaran Bermasyarakat.

Dalam sambutannya Faisol Riza menyampaikan ungkapan terimakasihnya kepada Pengasuh dan Kepala Pesantren yang telah berkenan memfasilitasi penyelenggaraan program vaksinisasi ini. “Terima kasih kepada KH. Moh. Zuhri Zaini dan KH. Abd. Hamid Wahid yang sudah membantu menyediakan tempat untuk vaksinasi ini dan tak lupa pula Direktur Utama Bank BRI, Bapak Sunarso yang juga turut memfasilitasi,” ujar Faisol dalam sambutannya.

Selaku Ketua Komisi VI DPR RI, Faisol Riza, turut serta membantu target-target yang dibebankan kepada pihak kepolisian di tengah pandemi COVID-19. Salah satunya adalah upaya menggalakkan vaksinasi bagi masyarakat. Giat vaksinasi ini dibuka untuk umum yang dihelat mulai 14-18 Agustus 2021.

Syarat yang perlu dibawa bagi masyarakat yang ingin divaksin adalah dengan membawa fotocopy KTP dan nomor HP. Menariknya dalam program vaksinasi gratis ini adalah setiap masyarakat yang telah divaksin di gerai tersebut mendapatkan uang transport dari Faisol Riza sebesar Rp. 100.000,- (Seratus ribu rupiah).

Pada hari pertama pos vaksinasi itu dibuka, mayoritas peserta yang datang adalah kalangan santri Pondok Pesantren Nurul Jadid. Mereka nampak antusias mengikuti vaksinasi tersebut. Pelaksanaan kegiatan vaksinasi ini menerapkan protokol kesehatan ketat dan tempat yang disediakan sangat luas sehingga dapat menghindari kerumunan yang rentan melanggar aturan physical distancing.

Kegiatan vaksinasi tersebut ditinjau langsung oleh Menteri BUMN (Badan Usaha Milik Negara), Erick Thohir. Erick menyebut kegiatan ini sangat memberikan dampak positif bagi masyarakat khususnya para santri Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Menurut Erick, dalam kurun waktu lima hari ke depan kemungkinan target vaksinasi mencapai 5.000 peserta karena rata-rata peserta yang divaksin per harinya adalah 1000 orang. Dengan demikian, giat ini bisa membantu percepatan vaksinasi di daerah.

Pada kesempatan lain Erick Tohir juga menyampaikan bahwa santri merupakan golongan yang sangat rentan dan perlu diperhatikan karena mereka merupakan penerus masa depan bangsa. “Mereka (santri) termasuk golongan yang sangat terdampak Covid-19. Giat vaksinasi ini sangat bermanfaat bagi mereka, terlebih lagi para santri, yang merupakan generasi penerus bangsa,” ucapnya.

Setelah kurang lebih satu setengah jam acara kunjungan digelar, rombongan Ketua Komisi VI DPR RI dan Menteri BUMN meninggalkan bumi Pondok Pesantren Nurul Jadid untuk melanjutkan ke lokasi yang lain.

 

(HUMAS NJ)

SMP Bina Budi Mulia Malang Studi Banding Bahasa Mandarin di Nurul Jadid

nuruljadid.net- Suasana hangat terjadi diruangan Aula SMA Nurul Jadid, saat rombongan SMP Budi Mulia Malang tiba. mereka berjumlah 43 peserta terdiri dari pendamping dan siswa SMP Bina Budi Mulia Malang, saling menyapa  dengan penuh semangat dan keluargaan pada para penyambut yang telah menunggu kedatangannya.  

Kepala SMP Bina Budi Mulia Malang, Bapak Edi Sugiarto menyampaikan tujuan melaksanakan studi bunding ke Pondok Pesantren Nurul Jadid, tepatnya di SMA Nurul Jadid.

“Terima kasih, Pesantren Nurul Jadid menerima kunjungan kami dengan baik, kami kesini ingin belajar dan ingin sharing pengetahuan berkaitan dengan bahasa mandarin,” Ucap Pak Edi.

Selanjutnya Ustadz Didik P. Wicaksono selaku Kepala SMANJ dalam sambutannya mengatakan bahwa kedatangan SMP Bina Budi Mulia bersilaturrahmi kesini (Pesantren) sebuah kehormatan. Alhamdulillah, bahasa mandarin di Pesantren ini mengalami kemajuan dan perkembangan.

Masih kata mantan kepala SMP Nurul Jadid ini, dengan tahap demi tahap SMA Nurul Jadid bisa bersaing terutama berkaitan dengan bahasa mandarin.

Kegitan studi bunding ini dilanjutkan dengan dialog antara peserta studi bunding SMP Bina Budi Mulia Malang dan pengelola Bahasa Mandarin di SMA Nurul Jadid.

 

Pewarta : PM

Galeri Foto: Studi Banding MA Negeri 1 Malang

Galeri Foto: Lepas Pisah dan Pergantian Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) Mahasiswa Universitas Ibrahimy Sukorejo

Nurul Jadid Bedah Isu Islam Indonesia China Dihadiri Konjen China

Nurul Jadid Bedah Isu Islam Indonesia-China Dihadiri Konjen China

nuruljadid.net – Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo menggelar Seminar Nasional “Diplomasi Budaya: Hubungan Islam Indonesia-China” dan Bedah Buku “Ada Apa Dengan China” di Aula I Pondok Pesantren Nurul Jadid, Probolinggo, Jawa Timur, Selasa (11/02/2020). Kegiatan dalam rangka mendiskusikan bagaimana konsep Islam di Tiongkok berkembang dan hubungannya dengan Islam di Nusantara. Terutama Islam yang dikembangkan oleh para kiai Nahdlatul Ulama (NU).

Kegiatan yang dihadiri oleh Konjen China, Gu Jingqi yang melakukan silaturahim sekaligus memberikan pengantar tentang pandangannya terhadap Islam dan Pesantren. Gu Jingqi sangat mengapresiasi upaya pesantren Nurul Jadid yang open minded dan dinamis dalam beradaptasi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan salah satunya belajar bahasa Mandarin serta Budaya Tiongkok. Gu Jingqi yang masih terbata-bata dalam melafalkan Bahasa Indonesia ini memilih menyampaikan sambutannya dengan bahasa Melayu di depan hampir 700 peserta dari beragam kalangan baik Muslim maupun Non-Muslim.

Tamu Undangan yang ikut hadir dalam kegiatan ini Bapak Aping (LKPBT Jawa Timur), Bapak Anwar (Komunitas Tionghoa Surabaya),  Bapak Indrawan (Ketua Perkumpulan Alumni “Meng Hua” Banyuwangi), Ibu Linda Indrawati (Ketua Perkumpulan Tionghoa “Xi Hua” Situbondo), Bapak Leo Tanoyo (Ketua Yayasan Sekolah Tiga Bahasa Sinar Harapan Lumajang, Bapak Santoso Wijaya (Ketua Yayasan Sekolah Harapan Bangsa Pasuruan) dan Bapak Pai Chun (Pimpinan Global Books EWA Surabaya). Selain itu hadir perwakilan Organisasi NU, Pimpinan Pesantren, Dosen UNUJA, Organisasi Kepemudaan, Kepala Sekolah/Madrasah di wilayah Paiton dan perwakilan BEM serta OSIS/OSIM di lingkungan Nurul Jadid.

Kedatangan Konjen China tersebut disambut hangat oleh Pimpinan Nurul Jadid, KH. Najiburrahman Wahid yang didampingi Sekretaris Pesantren, Faizin Syamweil. Melalui sambutannya Gus Najib menyampaikan bahwa China dan Indonesia sudah sejak lama memiliki hubungan baik utamanya dalam syiar Islam terbukti dengan beberapa bangunan Masjid Cheng Ho di beberapa tempat di Indonesia. Gus Najib juga mengungkapkan tentu ada hal yang mempengaruhi mengapa hadis Nabi menyinggung China sebagai tempat untuk mencari ilmu. Mungkin ungkap beliau, karena saat itu China sudah mengalami perkembangan teknologi yang maju dibandingkan negara-negara lain, termasuk negara Arab. “Karena penemuan orang Tiongkok yang terkenal dan diketahui seperti mesin pembuatan kertas, ketika di Arab masih pelepah kurma” tutur Gus Najib. Oleh karenanya Pondok Pesantren Nurul Jadid telah mengembangkan Bahasa Mandarin sudah sejak tahun 2007 dan meluluskan santri yang studi melalui beasiswa ke China serta meraih prestasi di tingkat Provinsi, Nasional bahkan hingga Internasional.

Momen ketika Seminar Nasional dan Bedah Buku berlangsung. Novi Basuki, LL.M, (kiri), Ardhitya Eduard Yeremia, Ph.D, (tengah). dan Dimas Eko Cahyono sebagai Moderator (Kanan)

Momen ketika Seminar Nasional dan Bedah Buku berlangsung. Novi Basuki, LL.M, (kiri), Ardhitya Eduard Yeremia, Ph.D, (tengah). dan Dimas Eko Cahyono sebagai Moderator (Kanan)

Seminar Nasional dan Bedah Buku ini dinarasumberi oleh Ardhitya Eduard Yeremia, Ph.D (Dosen Hubungan Internasional, FISIP, Universitas Indonesia (UI) Jakarta) dan Novi Basuki, LL.M (Penulis Buku Ada Apa Dengan China dan Kandidat Doktor di Sun Yat-Sen University, China). Novi juga merupakan alumni SMA Nurul Jadid yang mengawali belajar bahasa Mandarin dari pesantren serta memiliki fondasi agama yang moderat dari Pesantren sehingga mengantarkan dia menjadi pribadi yang open minded dan toleran. Dalam forum tersebut Mas Yere panggilan akrab narasumber banyak belajar dan tercerahkan tentang pandangan dia atas Islam, Pesantren dan Kiai. Karena selama ini Mas Yere hanya kenal Pesantren dan Kiai melalui media massa dan media online, yang dia kenal konservatif dan fokus hanya pada agama. Pengalaman Mas Yere selama empat hari di Pesantren merubah cara pandang dia sebagai seorang akademisi, warga negara dan sebagai Individu yang beragama Katolik tentang Islam, Pesantren dan Kiai hasil dari pengalaman pribadinya langsung di Pesantren Nurul Jadid.

Pada seminar dan bedah buku yang dimoderatori oleh Dimas Eko Cahyono itu, dikupas secara gamblang dan substantif tentang isu-isu Politik, Budaya, Ekonomi, Diplomasi, Agama dan Fakta-fakta tentang China serta bagaimana Pesantren dan Santri sebagai kekuatan baru yang akan menjadi diplomat bangsa Indonesia untuk memperkenalkan Islam yang ramah, santun juga Rahmatan Lil ‘Alamin sehingga hubungan kedua belah negara bisa terjaga dengan baik. Banyak cerita dan pengalaman menarik dari kedua Narasumber tersebut yang merupakan alumni Perguruan Tinggi di China dengan latar belakang agama yang berbeda namun tetap satu semangat Nasionalisme dan Toleransi serta Persatuan dalam keberagaman.

Hal menarik yang dapat disaksikan ketika acara adalah penampilan Sholawat oleh Firqoh Hadrah Azzainiyah, Pembacaan Ayat Suci Al-Qur’an dengan Saritilawah Bilingual (Mandarin-Indonesia) dan Pembawa Acara Bilingual (Mandarin-Indonesia). Para tamu undangan sangat terkesan dengan kemampuan bahasa Mandarin Santri yang baik dalam pengucapannya. Rasa kagum ini dapat dilihat dari reaksi tamu undangan khususnya dari Komunitas Tiongkok ketika menyaksikan penampilan tersebut dan melalui pernyataan verbal kepada panitia. Kegiatan ini dilaksanakan oleh Humas dan Protokoler bekerjasama dengan Pelaksana Teknis kegiatan Forum Komunikasi OSIS (FKO) Nurul Jadid dan Panji Pelopor.

Pewarta : Mujiburrahman Bakri

Galeri Foto: Silaturahmi Konjen China, Seminar Nasional, dan Bedah Buku ‘Ada Apa Dengan China’

Bahasa Mandarin Di Nurul Jadid, TOP

Bahasa Mandarin Di Nurul Jadid, TOP

nuruljadid.net- Konsulat Jenderal China, Surabaya menyampaikan harapannya agar Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo semakin meningkat hubungan kerjasamanya dengan China melalui Konjen China Surabaya.

Kalimat ini disampaikan saat memberi sambutan di acara Seminar Nasional yang diadakan oleh Biro Pendidikan Pondok Pesantren Nurul Jadid. Selasa, (11/02).

Dengan menggunakan bahasa Indonesia yang kurang fasih, Gu Jinggi percaya diri menyapa para hadirin yang memadati ruangan Aula I Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo. “Apa kabar, begitu ucapnya. “Saya akan bercerita tentang china dan hubungan china dengan Indonesia”, Kata Gu Jinggi.

Senyuman khasnya tak henti-henti dilemparkan Gu Jinggi, pada peserta yang ikut pada acara Seminar Nasional sekaligus bedah buku Ada Apa Dengan China (AADC), begitupun peserta menyambutnya dengan tepuk tangan yang gemuruh.

“China tidak ada bedanya dengan Indosesia, terdiri dari berbagai macam suku, agama dan budaya. Masyarakat muslim di Tiongkok kurang lebih 20 Juta orang. Hubungan indonesia sudah memasuki masa-masa tersukses selama 70 tahun. Hal ini terbukti dengan adanya kerjasama yang semakin meningkat antara Indonesia dan China”, Tegas Gu Ji

Konsulat Jenderal China di Surabaya, Gu Jinggi. Saat menyampaikan sambutan

Konsulat Jenderal China di Surabaya, Gu Jinggi. Saat menyampaikan sambutan

Sesekali Gu Jinggi menggunakan bahasa tionghoa dan disambut dengan bahasa tionghoa juga oleh santri Pondok Pesantren Nurul Jadid. Karena sebagian besar dari peserta seminar adalah santri yang faham dengan bahasa tionghoa. Tepuk tangan dari para etnis tionghoa yang hadir cukup meria sekali, saat mendengar para santri berteriak kompak menggunakan bahasa tionghoa. Kebahagiaan etnis tiongho ini terpancar dari wajah mereka dan tepuk tangan yang dilakukan.

Diwaktu yang bersamaan Bapak Anwar Syausan, Pembina Sekolah Harapan Jember mengatakan bahwa Pondok Pesantren Nurul Jadid merupakan Pondok yang TOP. Karena dalam waktu yang sangat singkat mampu membina santrinya menguasai bahasa Mandarin. Terbukti lulusan Pondok ini sangat sukses dan bahkan bisa diperbantukan dibeberapa instansi. Pembinaan di Nurul Jadid terkait bahasa Mandari tidak bisa ditiru oleh siapapun’,Ungkapnya.

Mereka rombongan datang kesini (Nurul Jadid) mulai dari Konjen China dan para etnis tionghoa lainnya, karena mereka kagum terhadap Pondok Nurul Jadid.

 

Pewarta : PM

Konjen China Gu Jing Gi Hadiri Silaturrahim Konsulat Jenderal China Ponpes Nurul Jadid

Konjen China Gu Jing Gi Hadiri Silaturrahim Konsulat Jenderal China Ponpes Nurul Jadid

nuruljadid.net – Pondok Pesantren Nuruk Jadid adakan silaturrahim dengan Konsulat jenderal China selasa (22/02/20) di Aula PP.Nurul Jadid paiton Probolinggo.

Dengan Kegiatan ini diharapkan hubungan antara pp. Nurul jadid dan China semakin erat, seperti yang disampaikan wakil kepala pesantren KH. Najiburrahman bahwa PP. Nurul jadid sudah memiliki bahkan mulai belajar bahasa china sejak tahun 2005 silam.

Kegiatan ini dihadiri oleh Konsulat jenderal china (konjen) surabaya Gu Jing Gi beserta rombongannya dari konsulat china jawa timur.

Paparnya di tionghoa ada 55 suku yang berbeda-beda dan diantara 55 suku tersebut ada 10 suku yang menganut agama islam.

“Dari 55 suku yang ada ditionghoa ada 10 suku yang beragama islam” ujarnya.

Tampak para tamu dan hadirin sedang khidmat mengikuti jalan acara

Tampak para tamu dan hadirin sedang khidmat mengikuti jalan acara

Dengan itu dia menginginkan hubungan antara rakyat tionghoa dan indonesia tetap harmonis terutama dengan rakyat muslim indonesia. Karena menurutnya tionghoa banyak perperan penting terhadap perkembangan muslim di indonesia

“Laksamana Jing Hou telah mendaratkan ratusan armada untuk menyebarkan ajaran islam sejak kurang lebih 600 tahun lalu, artinya adalah bahwa laksamana jing hou telah banyak menyumbangkan perkembangan islam di indonesia” tambahnya.

Kegiatan silaturrahim ini juga di isi dengan Seminar Nasional  dengan Tema Diplomasi Budaya:Hubungan Indonesia -China Oleh  Dosen Hubungan Internasional Universitas Indonesia, Ardhitiya Eduart Yeremia dan diisi  dengan Bedah Buku Ada Apa Dengan Cina  oleh  Novi basuki alumni PP. Nurul jadid yang pertama kali melanjutkan studinya ke negeri panda.

Penulis : Mr. Han

Editor : Ponirin

Didepan Konjen Cina, Santri Nurul Jadid Lantunkan Al-Qur'an dengan Sari Tilawah Berbahasa Mandarin

Didepan Konjen China, Santri Nurul Jadid Lantunkan Al-Qur’an dengan Sari Tilawah Berbahasa Mandarin

nuruljadid.net – Pada permulaan acara Silaturahmi Konsulat Jenderal (KONJEN) China ke Pondok Pesantren Nurul Jadid diawali dengan lantunan pembacaan Al Quran Surat Ali Imron ayat 190 – 194 diserta dengan Sari Tilawah berbahasa Mandarin dan Bahasa Indonesia.

Lantunan tersebut dibacakan oleh 3 santri PP. Nurul Jadid, seperti Reza Fahlevi, santri Pusat Pendidikan Ilmu Al Qur’an (PPIQ) sebagai pelantun Al-Qur’an sedangkan penerjemah ke Bahasa Mandarin ialah Zaki Sholihin, siswa SMA Nurul Jadid Program Bahasa. dan Bilhaq Mbulan Ramadhan, siswa SMA Nurul Jadid Program Bahasa sebagai penerjemah ke Bahasa Indonesia.

Menggunakan lagu bayati, Reza (panggilan akrab Reza Fahlevi) cukup membuat ratusan santri putra dan putri hening menghayati penuh dengan ketakdziman. Ditambah dengan penyampaian terjemah dari surat yang dilantunkan membuat para tamu rombongan Konjen Cina mengangguk angguk tanda mengerti apa arti dari surat yang disampaikan di atas pentas.

Tampak para tamu dan hadirin sedang khidmat mengikuti jalan acara

Tampak para tamu dan hadirin sedang khidmat mengikuti jalan acara

Menurut Sekretaris PP. Nurul Jadid, Bapak Faizin Syamweil tujuan dari lantunan Al-Qur’an diawal acara disertai dengan terjemah Bahasa Indonesia dan Bahasa Mandarin agar para tamu yang notabene tidak bisa berbahasa Indonesia bisa mengerti apa isi dari surat yang disampaikan.

“ya, agar bisa dipahami oleh semua orang. Dan yang hadir itu juga orang etnis tionghoa, oleh karena itu. Kita terjemahkan ke Bahasa Mandarin juga. Kalau tidak diterjemahkan bisa jadi mereka (para tamu Konjen China ) tidak mengerti,” ungkapnya kepada nuruljadid.net disela-sela acara.

Penulis : Ahmad

Editor : Ponirin

Galeri Foto: Silaturahmi dan Ngaji Bareng STAI At-Taqwa Bondowoso