Pos

Konjen Jepang Kunjungi Sekolah Berbasis Riset SMANJ, Buka Peluang Studi ke Jepang

nuruljadid.net – Konsulat Jendral (Konjen) Jepang di Surabaya melakukan kunjungan kerja ke sekolah berbasis riset SMA Nurul Jadid Paiton Probolinggo pada Rabu (19/12/22) lalu. Kunjungan tersebut dikemas dalam bentuk Talkshow yang bertujuan untuk mensosialisasikan informasi beasiswa ke Jepang.

Perwakilan Konjen Jepang di Aula SMANJ putra memaparkan beberapa budaya Jepang serta cara bagaimana menjalin kerja sama antara Konsulat Jendral Jepang dengan Pondok Pesantren Nurul Jadid. Terdapat dua orang perwakilan dari Konjen Jepang Surabaya yaitu Tsumura Moe sebagai konsulat muda dan Muhammad Zinuri sebagai bagian informasi.

Peserta talk show meliputi perwakilan satuan pendidikan tingkat menengah di lingkungan Pondok Pesantren Nurul Jadid dan mitra. Setidaknya ada sekitar delapan lembaga Pendidikan baik negeri maupun swasta, mereka adalah SMP Nurul Jadid, MTs Nurul Jadid, MTSN 1 Probolinggo, MA Nurul Jadid dan SMK Nurul Jadid juga sekolah mitra seperti MAN 1 Probolinggo, MAN 2 Probolinggo, dan SMAN 1 Paiton.

(Peserta delegasi mengikuti kegiatan sharing session bersama Konsulate Jenderal Jepang di Aula SMA Nurul Jadid)

Kegiatan dimulai dengan pembukaan yang dipandu oleh pembawa acara dari kalangan siswa SMANJ dengan menggunakan Bahasa Jepang. Ananda Ahmad Dzulhaq Akbar yang merupakan siswa aktif kelas XI IBB 1 bertindak sebagai pembawa acara pada kegiatan tersebut.

Pada acara seremonial, lagu kebangsaan Indonesia Raya dilantunkan diiringi instrument. Dalam sambutannya, Kepala SMA Nurul Jadid bapak Didik P. Wicaksosno, M.Pd, S.Sos. menyampaikan harapannya di depan forum.

“Kami berharap dengan adanya kunjungan ini dapat mengembangkan dan menarik minat para siswa untuk belajar Bahasa Jepang,” tutur Kepsek.

Dilanjutkan sambutan kedua oleh perwakilan konsulat Jendral Jepang, Tsumura Moe yang mengungkapkan perasaannya saat pertama kali menginjakkan kaki di bumi Nurul Jadid.

“Ini kali pertama ke Pondok Pesantren Nurul Jadid dan saya jujur sedikit terkejut namun senang. Ke depannya kami berharap akan banyak santri Nurul Jadid yang bisa melanjutkan studi ke Jepang” terang Tsumura Moe yang disamput tepuk tangan meriah audiens.

(Pimpinan SMA Nurul Jadid bersama guru pembina melakukan foto session bersama Konsulate Jenderal Jepang di Aula SMA Nurul Jadid)

Sebelum masuk ke acara inti, terdapat penampilan paduan suara dari para siswa SMA Nurul Jadid. Mereka membawakan sebuah lagu Jepang berjudul “Tegami”.

Pada acara inti, perwakilan Konjen Jepang memperkenalkan beasiswa pemerintah Jepang (MEXT) yang disampaikan oleh staff bagian Informasi Bapak M. Zinuri dan penjelasan tentang budaya di sekolah Jepang oleh Tsumura Moe. Dalam kunjungan tersebut pihak Konjen Jepang membuka sesi tanya jawab dan dialog interaktif dengan para peserta.

Kegiatan kunjungan diakhiri dengan penyerahan cinderamata dari SMA Nurul Jadid ke Konsulat Jenderal Jepang serta foto bersama.

 

 

(Humas Infokom)

Niat Dirikan Lembaga Pendidikan, LP Ma’arif NU Palaran Kaltim Kunjungan Studi ke Ma’had Aly Nurul Jadid

nuruljadid.net – Lembaga Pendidikan (LP) Ma’arif Nahdlatul Ulama (NU) Kecamatan Palaran, Kota Samarinda, Kalimantan Timur mengadakan kunjungan studi tiru ke Ma’had Aly Pondok Pesantren Nurul Jadid. Acara digelar dengan format dialog interaktif dimulai pukul 20.00 WIB bertempat di Kantor Ma’had Aly, Selasa malam (20/12/22).

Sepuluh orang pengurus LP Ma’arif NU ini datang menggunakan transportasi udara dari Kalimantan Timur menuju Juanda International Airport Surabaya dan menyewa transport darat menuju Paiton. Kedatangan rombongan disambut langsung oleh wakil Mudir ustaz Suliyanto dan jajaran pengurus Ma’ahad Aly Nurul Jadid.

Ustaz Suli memulai sambutannya dengan sejarah dan perkembangan Ma’had Aly. Berawal tahun 2000 dengan program dakwah oleh pengasuh KH. Moh. Zuhri Zaini, kemudian dilanjutkan oleh alm. KH. Moh. Romzi Al-Amiri Mannan sejak tahun 2009 sampai dengan 2020. “Ma’had Aly Nurul Jadid memiliki takhasus yaitu Fikih dan Ushul Fikih menyesuaikan kebutuhan pesantren dan masyarakat,” tutur ustaz Suliyanto.

(Ketua rombongan LP Maarif NU Palaran Kota Samarinta, Kalimantan Timur ustaz Soltan tengah menyampaikan sambutannya pada kunjungan studi ke Ma’had Aly Nurul Jadid)

Kemudian dilanjutkan dengan sambutan ketua rombongan LP Maarif Palaran ustaz Soltan. Ia mengungkapkan rasa terimakasihnya atas sambutan yang baik dan mengapresiasi pendidikan Ma’had Aly Nurul Jadid yang kualitasnya tidak kalah dengan pesantren besar lainnya.

“saya baru mengetahui terdapat pendidikan Mahad Aly di Nurul Jadid yang kualitasnya tidak kalah dengan pesantren besar, ternyata di Probolinggo ada pesantren yang besar dan bagus,” tutur ketua rombongan ustaz Soltan.

Penjelasan lebih detail tentang maksud dan tujuan kunjungan dan studi tiru itu disampaikan oleh bagian pendidikan LP Maarif NU Palaran ustaz Moh. Mohtar. “kami mengadakan kunjungan studi tiru ini, karena kami bercita-cita mendirikan lembaga pendidikan sebagai wadah pengabdian dan perjuangan dakwah anak-anak kami ketika nanti pulang dari mondok” tutur kepala bagian pendidikan yang juga sekaligus wali mahasantri Mahad Aly Nurul Jadid itu.

(Ketua rombongan LP Maarif NU Palaran Kota Samarinta, Kalimantan Timur ustaz Soltan tengah menyerahkan cinderamata kepada ustaz Suliyanto wakil Mudir Ma’had Aly Nurul Jadid)

Harapannya, ketika LP Maarif NU Palaran berhasil mendirikan lembaga pendidikan berasrama, maka harapan besar ke depan bisa bekerjasama untuk mengirimkan guru tugas atau magang di lembaga pendidikan yang mereka bangun.

Dialog interaktif dilanjutkan dengan pemaparan kegiatan asrama dan kurikulum Ma’had Aly yang sesekali direspon dengan pertanyaan oleh peserta rombongan kunjungan studi banding. Suasana hangat dan akrab terjalin begitu intens sepanjang forum berlangsung.

Kasubbag Protokoler Ady Azhari memberikan keterangan bahwa kunjungan ini adalah murni untuk silaturrahim ke Nurul Jadid dan belajar untuk menggali informasi terkait pendirian lembaga pendidikan yang khusus keagamaan.

“Jadi kunjungan LP Maarif NU Palaran Kota Samarinda Kaltim ini memang menyampaikan kepada pihak kami, mau belajar tentang pendirian lembaga pendidikan khusus keagamaan sehingga memilih Program Keagmaan MANJ dan Ma’ahad Aly, pihak mereka juga tidak meminta penyambutan yang terlalu formal karena salah satu peserta rombongan adalah wali santri Nurul Jadid” terang pak Ady yang tengah menjalankan tugas pendampingan tamu.

(Rombongan LP Maarif NU Palaran Kota Samarinta, Kalimantan Timur berfoto bersama pengurus Ma’had Aly Nurul Jadid)

Setelah acara dialog dan diskusi berakhir sampai sekitar pukul 21.45 WIB, kegiatan dilanjutkan dengan penyerahan cinderamata dan foto bersama sebelum akhirnya acara ramah tamah digelar sekaligus makan malam di kediaman pemangku Ny. Hj. Latifah Wafi.

 

 

(Humas Infokom)

Pengurus Gabungan Fatayat Muslimat PKK (PGFM PKK) Wedoro Sidoarjo Silaturahim ke Nurul Jadid

nuruljadid.net – Dalam rangka safari religi Pengurus Gabungan Fatayat Muslimat PKK (PGFM PKK) Wedoro Sidoarjo sambung silaturahim kepada keluarga besar Pondok Pesantren Nurul Jadid yang dilaksanakan pekan lalu pada, Ahad (04/12) siang. Kunjungan juga diisi dengan pembacaan yasin dan Tahlil di Maqbaroh masyayikh Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Rencana awal, kunjungan tersebut akan dilakukan pada pagi hari, namun Wakil Kepala Pesantren KH. Najiburrahman Wahid beserta wakil sekretaris pesantren Ny. Mutmainnah Waqid berhalangan karena harus menghadiri rapat koordinasi rutin bulanan bersama seluruh satuan kerja dan satuan pendidikan, sehingga kunjungan dimundurkan siang hari yang bertempat di Aula 1 pesantren.

Pada kegaitan itu wakil kepala pesantren KH. Najiburrahman Wahid beserta wakil sekretaris pesantren Ny. Mutmainnah Waqid dan jajaran pengurus pesantren lainnya menyambut hangat kedatangan rombongan Majelis Pengurus Gabungan Fatayat Muslimat PKK (PGFM PKK), sekaligus mawakili keluarga besar pesantren Nurul Jadid khususnya pengasuh KH. Moh. Zuhri Zaini yang saat itu udzur karena kondisi kesehatan.

Turut hadir dalam acara tersebut ketua rombongan Ny. Hj. Zumaro disusul oleh rombongan lain sebanyak 260 peserta yang tergabung dalam Pengurus Gabungan Fatayat Muslimat PKK (PGFM PKK) Wedoro Sidoarjo. Pasalnya  peserta yang ikut diawal berjumlah 240 orang akan tetapi bertambah 20 orang sehingga menjadi 260 orang. Hal ini menujukkan antusiasme yang luar biasa sebagai upaya tabarrukan kepada kiai dan majelis keluarga Pondok Pesantren Nurul Jadid.

(ketua rombongan Ny. Hj. Zumaro pada saat menyampaikan sambutan)

Ketua Rombongan Ny. Hj. Zumaro memaparkan dalam sambutannya bahwa sangat senang dan penuh haru dalam penyambutan dan pelayanan yang begitu nayaman sehingga ucapan terima kasih selalu disebut dalam sambutannya. Tidak hanya itu beliau juga menyampaikan ucapan maaf atas terganggunya kegiatan lain dikarenakan kedatangan rombongan PGFM PKK.

“Terima kasih banyak atas pelayanan yang begitu baik dan nyaman terhadap kami dan mohon maaf Romo Yai dan Bu Nyai atas terganggunya waktu jenengan dengan hadirnya kami disini karna merepotkan, ”tuturnya. Usai memberikan sambutan beliau memberikan bingkisan kepada perwakilan keluarga Nurul Jadid Ny. Mutmainnah Waqid.

(Penyerahan bingkisan oleh ketua rombongan Ny. Hj. Zumaro kepada wakil sekretaris pesantren Ny. Mutmainnah Waqit)

Selain silaturahmi rombongan Pengurus Gabungan Fatayat Muslimat PKK (PGFM PKK) juga ziarah ke maqbarah pendiri dan almarhumin keluarga besar Pondok Pesantren Nurul Jadid dengan pembacaan Yasin dan tahlil bersama mengharap barokah masyayikh Nurul Jadid.

Wakil Kepala Pesantren KH. Najiburrahman Wahid menceritakan sekilas tentang sejarah berdirinya Pondok Pesantren Nurul Jadid, di pertengahan tausiyahnya beliau mengingatkan bahwa di Pondok Pesantren Nurul Jadid menjunjung tinggi nilai-nilai kepesantrenan. Pokok nilai kepesantrenan yang utama adalah Trilogi Santri, dalam trilogi tersebut terdapat poin-poin penting, salah satunya melaksanakan perintah Allah SWT terutama fardlu ‘Ain yang perlu menjadi perhatian bersama sebelum fardlu kifayah.

(Wakil Kepala Pesantren KH. Najiburrahman Wahid pada saat menyampaikan tausiyah)

“Santri Nurul Jadid selalu dan wajib mendahulukan trilogi santri dalam hal mengaji dan belajar selalu mendahulukan trilogi. Santri mau belajar apapun baik itu bahasa asing seperti bahasa Arab, bahasa Inggris, bahasa Mandarin, Jepang ya silahkan, tapi trilogi santri ini harus paham dulu” dawuhnya.

 

 

(Humas Infokom)

Tuan Rumah Praktik Kerja Industri, Nurul Jadid Sambut Hangat SMK Bustanul Ulum Bulugading Jember

nuruljadid.net – SMK Bustanul Ulum Bulugading Jember serahkan siswinya ke Pondok Pesantren Nurul Jadid untuk melaksanakan Praktik Kerja Industri (Prakerin). Penyerahan dilakukan secara langsung oleh Kepala SMK Bustanul Ulum bersama beberapa jajaran dewan guru dan wali peserta didik kemarin Sabtu (3/12/2022) siang di Aula Mini Pondok Pesantren Nurul Jadid. Rombongan disambut hangat oleh Kepala Bagian Humas dan Protokoler Dr. Syamsuri Hasan, M.HI. dan Kepala Bidang Kurikulum Biro Pendidikan H. Foni Yusanda, SP.

Kali ini, terdapat sebanyak 29 siswi yang akan melakukan Praktik Kerja Industri (Prakerin) selama 3 bulan ke depan. Mereka akan bermukim dan menjadi bagian dari santri Pondok Pesantren Nurul Jadid yang akan ditempatkan di berbagai satuan kerja sebagaimana telah ditentukan oleh bagian humas dan protokoler pesantren.

Momen Audien ketika menyimak sambutan perwakilan Nurul Jadid oleh  H Foni Yusanda dari Biro Pendidikan

Kepala Sub Bagian Protokoler Adi Azhari, M.Pd menyampaikan bahwa kegiatan ini bukan kali pertama karena tahun-tahun sebelumnya pihak SMK Bustanul Ulum Bulugading Jember pernah menempatkan siswinya untuk melakukan Prakerin di Pondok Pesantren Nurul Jadid, sehingga kehadiran mereka disambut hangat dan akrab layaknya teman lama kembali bersua.

Menurut Nurul Hidayat, Kepala SMK Bustanul Ulum dalam sambutannya menyampaikan bahwa, prakerin ini merupakan kali kedua bagi SMK Bustanul Ulum memilih Pondok Pesantren Nurul Jadid untuk menjadi tempat menimba ilmu serta pengalaman bagi siswinya setelah dua tahun terkahir terhalang pandemi.

“kami sangat berterimakasih kepada Pondok Pesantren Nurul Jadid yang sudah berkenan menerima kami kembali, setelah dua tahun kami tidak melakukan Prakerin,” tuturnya.


Pimpinan Pondok Pesantren Nurul Jadid bersama Kepala dan jajaran dewan guru SMK Bustanul Ulum Bulugading Jember

Sementara itu, dalam sambutan dari pihak pesantren diwakili oleh H. Foni Yusanda, SP. Kepala Bidang Kurikulum Biro Pendidikan menyampaikan beberapa manfaat dari kegiatan prakerin kepada para siswi dan wali murid.

“Manfaat yang dapat diambil dari kegiatan ini, yang pertama, mengimplementasikan kompetensi keilmuan yang sudah diperoleh siswi selama ada di lembaga asalnya. Kedua, peserta prakerin bisa mendapatkan pengalaman baik yang ada maupun yang tidak ada kaitannya dengan kompetensinya, berarti mendapatkan pengalaman yang lebih luas atau meningkatkan kompetensi siswa. Ketiga, bagaimana membangun etos kerja yang baik. Keempat, membangun komunikasi dan jaringan,” terang Foni.

Acara penyerahan diakhiri dengan ramah tamah dan pengasramaan peserta prakerin yang telah disiapkan oleh Pondok Pesantren Nurul Jadid.

 

(Humas Infokom)

Nurul Jadid Sambut Hangat Kunjungan SMP Bustanul Makmur Banyuwangi

nuruljadid.net – Tiga armada bis, rombongan pelajar dari SMP Pondok Pesantren Bustanul Makmur Genteng, Banyuwangi melaksanakan kunjungan ke Pondok Pesantren Nurul Jadid Probolinggo dalam rangka silaturrahim. Rombongan itu tiba di bumi Nurul Jadid pada hari Kamis sore (17/11/2022).

Kedatangan itu disambut baik oleh pimpinan Pondok Pesantren Nurul Jadid di Aula 1. Rombongan terdiri dari pelajar putra dan putri yang didampingi langsung oleh Kepala SMP Bustanul Makmur dan beberapa guru lainnya.

(Peserta kunjungan dari SMP Bustanul Makmur Genteng Banyuwangi tengah mengikuti acara seremonial penyambutan di Aula 1 Pesantren)

Dalam kunjungan tersebut, rombongan pelajar SMP Bustanul Makmur dikenalkan secara singkat tentang Pondok Pesantren Nurul Jadid dengan menayangkan mulai dari profil pesantren, lembaga, hingga organisasi yang ada di dalamya. Selain itu, mereka juga diberikan kesempatan untuk bertanya langsung seputar informasi tentang Nurul Jadid yang belum diketahui.

Maksud kedatangan pihak SMP Bustanul Makmur ke Nurul Jadid yakni selain untuk mempererat tali silaturrahim, juga untuk menambah wawasan seputar pesantren peserta didiknya dengan mengenal lebih dalam apa yang ada di Pondok Pesantren Nurul Jadid termasuk gambaran output alumninya. Sehingga mampu memotivasi dan menjadi inspirasi bagi siswa-siswi SMP Bustanul Makmur.

(Kepala SMP Bustanul Makmur Genteng Banyuwangi tengah menyampaikan sambutan pada acara seremonial kunjungan di Aula 1 Pesantren)

“Diharapkan ke depan anak-anak ini bisa terinspirasi sehingga bisa bergabung menjadi santri di Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo,” tutur Imamuddin, M.Pd.I, Kepala SMP Bustanul Makmur.

Kunjungan tersebut merupakan program khusus yang diberikan kepada pelajar kelas akhir dengan nama “Program Bimbingan Karir” yang bertujuan agar peserta didiknya mampu menjadi pribadi yang sukses di masa depan, salah satu caranya dengan memfasilitasi bagaimana memilih lembaga pendidikan lanjutan yang tepat dengan observasi langsung ke lapangan.

“Semoga hadir kita kali ini, menjadi motivasi bagi kami, anak-anak kami dalam rangka bimbingan karir melihat secara langsung sekolah-sekolah yang akan dituju, termasuk pondok pesantren yang akan baik untuk studi lanjut insyaallah,” imbuhnya.

SMP Bustanul Makmur ini tidak hanya bertamu ke Pondok Pesantren Nurul Jadid saja, melainkan juga ke lembaga lain di berbagai kota/kabupaten seperti Jember, Mojokerto, dan Malang.

Turut hadir dalam kunjungan ini Sekretaris Pesantren H. Faizin Syamwil, kepala-kepala satuan pendidikan, perwakilan Biro Kepesantrenan, Biro Pendidikan, dan tim protokol serta Humas Infokom pesantren.

 

 

(Humas Infokom)

Mendes PDTT RI Gus Halim Sebut Paskibra HSN Nurul Jadid Lebih Baik dari Polisi dan TNI

nuruljadid.net – Mendes PDTT RI H. Abdul Halim Iskandar yang kerap disapa dengan julukan Gus Halim menyebutkan bahwa Pasukan Pengibar Bendera (Paskibraka) dalam Upacara Hari Santri Nasional di Pondok Pesantren Nurul Jadid memenuhi standar Nasional bahkan lebih baik dari Polisi dan TNI. Hal itu diungkapkan pada saat memberikan amanat Upacara HSN (22/10/2022) di Lapangan Raya Pondok Pesantren Nurul Jadid lalu.

“Mulai dari komandan upacara, pengibar bendera, pembaca pembukaan UUD 1945, pembacaan ikrar santri dan semuanya luar biasa. Standarnya, standar nasional semua,” papar Gus Halim dalam amanat Upacara HSN tahun 2022.

Meski demikian, panitia pelaksana kegiatan Pondok Pesantren Nurul Jadid tidak mau terlalu berbangga-bangga karena disadari masih banyak kekurangan dengan waktu persiapan yang sangat pendek dan sumber daya yang terbatas. Karena ini akan menjadi tanggung jawab yang lebih besar kedepannya disamping harus terus memperbaiki berbagai kekurangan dalam pelaksanaan Upacara Hari Santri Nasional tahun 2022 ini.

Kasubbag. Humas dan Infokom Mujiburrohman menegaskan bahwa persiapan Upacara Hari Santri Nasional ini sangat mepet karena dipotong liburan Maulid Pondok Pesantren Nurul Jadid.

“Jujur, persiapan pelaksanaan upacara Hari Santri Nasional tahun ini sangat pendek karena dipotong liburan Maulid pesantren, meskipun kepanitiaan dibentuk sebelum liburan, namuan murni persiapan mulai dari latihan Paskibra sampai petugas upacara dan konsep lapangan semuanya ditotal kurang dari satu minggu, tapi alhamdulillah upacara berjalan lancar meski banyak hal perlu dikoreksi dan diperbaiki” ungkap ustaz asal Nusa Tenggara Timur tersebut.

Selain itu, dalam amanatnya Gus Halim juga berpendapat bahwa menurutnya lebih sulit menjadi paskibraka dan komandan Upacara dalam Hari Santri Nasional dibanding yang dilakukan oleh polisi dan tentara.

“Menurut saya lebih sulit jadi pengibar bendera dan komandan di Hari Santri Nasional, dibanding yang dilakukan oleh pak polisi dan tentara. Kenapa lebih sulit? Kalau pak polisi dan tentara pakai sepatu, gampang. Ini pakai sanjal jepit dan sarung saja bisa disiplin seperti itu. Ini luar biasa,” ungkap Mendes PTTD RI tersebut.

Ungkapan tersebut langsung mendapatkan respon sorakan gembira disertai tepuk tangan gemuruh peserta upacara yang terdiri dari santriwan dan santriwati juga pegawai di bawah naungan yayasan Nurul Jadid.

“Itulah hebatnya santri kita semua. Alhamdulillah.” Gus Halim menegaskan dengan senyum lebar di hadapan kurang lebih 8000 peserta upacara.

 

 

(Humas Infokom)

Mendes Gus Halim Ajak Santri Terus Belajar dan Berikhtiar Maksimal untuk Bangsa

nuruljadid.net – Gus Halim Menteri Desa PDTT RI mengajak para santri untuk terus meningkatkan kapasitas keilmuan agar mampu bersaing di berbagai bidang bak di pemerintahan maupun di tengah masyarakat. Gus Halim menyampaikan bahwa santri adalah generasi penerus ulama, sehingga kaum santri harus mampu mengisi ruang-ruang strategis dalam berbangsa dan bernegara.

“Saya mengajak kepada seluruh Santri untuk terus belajar, untuk terus berikhtiar maksimal. Prestasi kalian luar biasa, masa depan Indonesia tergantung pada santri-santri kita semua, termasuk para Santri Nurul Jadid,” tegas Menteri yang akrab disapa Gus Halim tersebut dalam sambutannya saat menjadi Inspektur Upacara peringatan ‘Hari Santri Nasional (HSN) Tahun 2022’ di Pondok Pesantren Nurul Jadid Probolinggo, Jawa Timur, pada Sabtu (22/10/2022).

Dalam amanat upacara, Gus Halim menerangkan, Pesantren adalah bagian penting dalam sejarah peradaban Indonesia. Pondok pesantren telah melahirkan banyak pejuang yang ikut memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajahan asing. Pesantren juga banyak melahirkan pejuang Nahdlatul Ulama yang berkualitas. Oleh karena itu, lanjut Gus Halim, kaum santri juga harus berhasil membersamai dan mendampingi masyarakat di setiap lini kehidupan.

“Hari ini alumni-alumni Nurul Jadid itu merambah di seluruh sel kehidupan di Indonesia ini. Itu artinya, alumni Nurul Jadid adalah para Alumni yang memiliki kapasitas dan kapabilitas untuk hidup di mana pun dan menjadi pejuang Nahdlatul Ulama di manapun berada,” imbuh Mendes yang didapuk sebagai Komandan Santri tersebut.

Selama penyampaian amanat upacara, Gus Halim mendapatkan tepuk tangan dan sorak meriah dari para tamu undagan dan santri Nurul Jadid yang hadir di lapangan. Komitmen Gus Halim dalam memberdayakan potensi pesantren dan santri disinyalir menjadi pemicu riuh tepuk tangan bangga para santri dan peserta upacara.

 

 

(Humas Infokom)

 

Gus Halim: Alumni Nurul Jadid Memiliki Kapasitas dan Kapabilitas Hidup di Manapun dan Menjadi Penjuang NU

nuruljadid.net – Menteri Pembangunan Desa Tertinggal dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar memberikan apresiasi terhadap pelaksanaan Hari Santri Nasional di Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton, Probolinggo, Jawa Timur (22/10) dimana beliau hadir sebagai inspektur upacara.

“Petugas pengibar upacara hari santri nasional di Pesantren Nurul Jadid ini standar nasional, ” katanya pada peringatan Hari Santri Nasional di Ponpes Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo, Sabtu (22/10/2022).

Mendes Gus Halim ungkapkan rasa syukurnya karena bisa mengikuti pengibaran bendera kembali di Ponpes Nurul Jadid.

Tahun 2018 Gus Halim juga pernah diundang menjadi inspektur upacara Hari Santri Nasional di Nurul Jadid. Pada saat itu, Gus Halim yang belum menjadi Menteri sempat makan nasi “tabhek” bersama dengan para santri. Nasi “tabhek” adalah nasi bekal untuk perjalanan dan biasa dinikmati oleh santri yang mendapat kiriman makanan dari orang tuanya.

“Pada tahun 2019 saya dilantik menjadi Menteri PDTT. Ternyata Pesantren Nurul Jadid memberi berkah kepada saya, ” Gus Halim menuturkan saat amanat inspektur upacara.

Tak hanya itu, di hadapan ribuan santri, Gus Halim memuji alumni Pesantren Nurul Jadid yang sukses dan berkiprah di Indonesia.

“Santri alumni Pesantren Nurul Jadid merambah di muka bumi, khususnya di Indonesia. Di kementerian desa 60 persen. Dengan itu, alumni Pesantren Nurul Jadid memiliki kapasitas dan kapabilitas untuk hidup di manapun dan menjadi pejuang Nahdlatul Ulama di manapun berada.”

“Selamat untuk santri-santri Nurul Jadid, ” tegasnya.

Pengakuan ini merupakan sebuah prestasi sekaligus apresiasi kepada Pondok Pesantren Nurul Jadid yang telah sukses mencetak alumninya menjadi manusia yang bermanfaat di tengah masyarakat dengan kapasitas dan kapabilitas untuk berkiprah di berbagai lini kehidupan khususnya untuk Nahdlatul Ulama (NU).

Namun, pujian dan sanjungan tersebut tidak lantas menjadikan pesantren dan pengurus berbangga berlebih karena hal itu juga sekaligus menjadi beban untuk menjaga kualitas bahkan meningkatkan layanan di berbagai sektor pesantren.

Satu hal yang pasti bahwa Pondok Pesantren Nurul Jadid akan terus berbenah dan meningkatkan layanan pendidikan dan pengasuhan kepada seluruh santri serta menjalin komunikasi baik kepada para alumninya dan terbuka terhadap masukan untuk perbaikan di masa yang akan datang.

 

 

(Humas Infokom)

 

 

 

 

 

 

 

Mendes PDTT RI Mengundang Rombongan Santri Nurul Jadid ke Kantornya di Jakarta

nuruljadid.net – Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) Republik Indonesia siap menyambut kunjungan rombongan santri putra dan putri Pondok Pesantren Nurul Jadid. Hal ini sebagaimana disampaikan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Gus Abdul Halim Iskandar dalam amanat Inspektur Upacara pada Peringatan Hari Santri Nasional (HSN) di Lapangan Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo (22/10).

“Sebagai rasa hormat saya, dengan seizin para pengasuh dan sesuai dengan arahan para pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, saya mengundang perwakilan santri Nurul Jadid satu bis laki-laki dan satu bis perempuan untuk datang ke kantor Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi” ungkap Menteri yang akrab disapa Gus Halim tersebut di hadapan ribuan santri dan tamu undangan.

Hal ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan dan apresiasi kepada Pondok Pesantren Nurul Jadid yang memiliki kiprah penting dalam pembangunan bangsa khususnya di daerah melalui partisipasi para alumninya. Pak Menteri juga menyampaikan bahwa banyak alumni Nurul Jadid yang sukses dan eksis di Jakarta salah satunya Stafsus beliau.

“Nanti saya tunjukkan betapa eksisnya para alumni Nurul Jadid di Jakarta. Kalau perlu kami kumpulkan para alumni-alumni Nurul Jadid yang sukses-sukses banyak sekali di sana, termasuk salah satu staf khusus saya stafsus Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, namanya Akmari ternyata alumni Nurul Jadid juga” imbuh Gus Halim kepada seluruh santri Nurul Jadid yang tengah mengikuti upacara.

 

 

(Humas Infokom)

Menko Perekonomian Airlangga Silaturrahim ke Nurul Jadid, Apresiasi Pemberdayaan Ekonomi Pesantren

nuruljadid.net – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia Airlangga Hartarto berkunjung ke Pondok Pesantren Nurul Jadid Rabu siang ini (14/09/2022). Kedatangan Menko Airlangga disambut langsung oleh pengasuh KH. Moh. Zuhri Zaini didampingi Kepala Pesantren KH. Abd. Hamid Wahid di halaman kantor pusat.

Acara berlangsung tertutup di ruang tamu pesantren. Selain silaturrahmi, Menko Airlangga banyak bertanya seputar kondisi objektif pesantren Nurul Jadid, khususnya saat menghadapi pandemic COVID-19 dan pasca pandemi.

“Untuk Santri dan Santriwati, untuk terus semangat belajar dan mengikuti perkembangan keilmuan sekarang. Terutama untuk mahasiswa dan mahasiswi jurusan kesehatan, karena ini menjadi sektor yang penting sejak terjadinya pandemi Covid-19. Masyarakat menantikan karya dan pengabdian dari adik-adik semuanya,” ungkap Menko Airlangga.

Saat diskusi, banyak hal yang dibincangkan salah satunya menyinggung tentang Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren (Hebitren) sebagai motor untuk mendorong akselerasi penguatan ekonomi dari unit usaha yang ada di pondok pesantren.

(Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat tiba di Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo)

Menko Airlangga mengapresiasi kiprah Pondok Pesantren Nurul Jadid dalam hal perannya mendidik santri generasi penerus bangsa untuk dapat juga berperan serta dalam perekonomian kedepannya.

Kiai Abdul Hamid Wahid Zaini selaku wakil ketua umum Hebitren pusat juga saat ini terus memperkuat giat usaha santri dan pesantren dalam rangka pemberdayaan perekonomian masyarakat.

Santri, mahasiswa, dan pemuda merupakan kelompok sasaran yang diharapkan dapat berkontribusi dalam meningkatkan perekonomian di Indonesia melalui peran aktif di berbagai giat usaha dan ekonomi kreatif di setiap daerah.

(Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat berdiskusi bersama pimpinan Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo di ruang tamu)

Pondok Pesantren memiliki peran yang strategis dalam rangka mendukung ekonomi dan keuangan syariah karena saat ini berjumlah sekitar 36.080 pesantren dan memiliki lebih dari 4,2 juta santri.

Selain itu, sebanyak 12.469 pesantren atau 39,7% dari total pesantren, memiliki potensi secara ekonomi yang dapat menjadi motor penggerak ekonomi kerakyatan, ekonomi syariah, dan UMKM halal.

Selepas mengunjungi Pondok Pesantren Nurul Jadid, Menko Airlangga melakukan kunjungan ke Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong Pajarakan untuk bersilaturahmi bersama para ulama dan pengasuh pondok pesantren.

Turut hadir dalam acara tersebut antara lain Anggota DPR RI dan Pimpinan Parta Golkar dari beberapa daerah di Indonesia.

 

 

(Humas Infokom)

 

Pondok Pesantren Nurul Jadid Jalin MoU dengan PT PJB Paiton

nuruljadid.net – Kepala Pondok Pesantren Nurul Jadid KH. Abd. Hamid Wahid telah melakukan diskusi dan kajian intensif dengan beberapa pimpinan untuk pengembangan dan pemberdayaan pesantren. Hasil diskusi dan kajian tersebut terjalinnya kerjasama dengan PT PJB Paiton dengan penandatanganan MoU yang dilakukan di Aula Mini Pondok Pesanten Nurul Jadid Senin siang (08/08/2022).

General Manager PT PJB Paiton, Agus Prastyo Utomo, ST mewakili seluruh jajarannya mengucapkan terimakasih kepada Kepala Pesantren KH. Abd. Hamid Wahid atas kesempatan yang telah diberikan untuk memperkuat dan memperluas jalinan kerjasama yang selama ini telah terbangun.

Kepala pesantren yang hadir secara langsung dengan jajaran pengurus pesantren, pimpinan Universitas Nurul Jadid dan kepala satuan pendidikan di lingkungan pesantren juga menyampaikan hal senada dalam sambutannya. Bahwasannya PT PJB telah memberikan manfaat kepada pesantren khususnya dalam bidang Pendidikan di SMK Nurul Jadid.

(Kepala Pesantren KH. Abd. Hamid Wahid saat menyampaikan sambutan pada acara Penandatanganan MoU antara Pondok Pesantren Nurul Jadid dan PT. PJB Paiton)

Harapannya dengan penandatangan nota kesepahaman ini PT PJB bersama Pondok Pesantren Nurul Jadud dapat memperluas jalinan kerjasama dan ruang lingkupnya.

“Kami bersyukur atas jalinan kerjasama antara PT PJB Paiton dengan pesantren yang selama ini terjalin khususnya di bidang Pendidikan dan pembelajaran serta pengabdian masyarakat, semoga ke depan kita bisa memperluas jangkauan kerjasama ini,” tutur kepala pesantren dalam sambutannya.

(General Manager PT PJB Paiton Agus Prastyo Utomo dan Kepala Pesantren KH. Abd. Hamid Wahid saat Penandatanganan MoU antara Pondok Pesantren Nurul Jadid dan PT. PJB Paiton)

Kerjasama selama ini yang berjalan lebih dari tiga tahun masih fokus pada bidang pendidikan dan pembelajaran dengan mendirikan kelas pembangkit di SMK Nurul Jadid dan pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk support pada kegiatan pesantren.

Diskusi hangat dan interaktif antara kepala pesantren dengan jajaran pimpinan PT PJB nampak terbangun dengan harmonis usai acara seremonial. Beberapa bidang yang akan dikerjasamakan meliputi Pendidikan, pengabdian masyarakat dan penelitian.

(General Manager PT PJB Paiton Agus Prastyo Utomo dan Kepala Pesantren KH. Abd. Hamid Wahid saat Penyerahan Cinderamata pada acara Penandatanganan MoU antara Pondok Pesantren Nurul Jadid dan PT. PJB Paiton)

Kepala pesantren juga mendorong kepada satuan kerja dan satuan pendidikan Pondok Pesantren Nurul Jadid untuk lebih agresif serta berpartisipasi aktif untuk menyambut peluang kerjasama demi kepentingan pesantren dan masyarakat sekitar. Kegiatan dilanjutkan dengan penandatangan MoU dan penyerahan cinderamata serta foto bersama.

Hal menarik dalam acara tersebut adalah seluruh rombongan PT. PJB Paiton mengikuti acara dengan mengenakan songkok khas Nurul Jadid yang difasilitasi oleh bidang usaha Enje Mart pesantren.

 

 

 

(Humas Infokom)

MA Insan Cendikia Serpong Tabarrukan dan Ngaji ke Pondok Pesantren Nurul Jadid

nuruljadid.net – Pondok Pesantren Nurul Jadid menerima kunjungan studi tiru dari Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Insan Cendekia Tangerang bertempat di Ruang Rapat Pesantren bulan lalu, pada Selasa (6/6) sore.

Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Insan Cendekia Tangerang merupakan salah satu prototipe madrasah unggulan berbasis asrama di Indonesia. Dalam skala nasional, MAN IC Tangerang menempati urutan ke-1 dari top 1.000 SMA terbaik tahun 2021 berdasarkan nilai UTBK versi Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT).

Rombongan MAN IC tiba di Pondok Pesantren Nurul Jadid sekitar pukul 15.00 WIB dengan jumlah rombongan sebanyak lima orang yang diketuai oleh Wakil Kepala Kurikulum Ibu Elly Haswani.

Kedatangan rombongan MAN IC disambut oleh Kabid. Kurikulum dan Penilaian Biro Pendidikan Nurul Jadid bapak Foni Yusanda, Kabid. Kelembagaan dan Penjamin Mutu bapak Ponirin Mika, Sekretaris Biro Pendidikan Muhammad Nurtariq, serta didampingi oleh seluruh jajaran kepala satuan pendidikan tingkat SLTA.

(Suasana diskusi dan saling sharing seputar sistem pendidikan SKS dan integrasi kurikulum sekolah dan asrama)

Pertemuan ini dipimpin langsung oleh bapak Foni Yusanda. Dalam sambutannya sekaligus mengawali diskusi pada pertemuan tersebut, beliau memperkenalkan sistem dasar birokrasi dan integrasi kurikulum pendidikan pesantren. Lebih lanjut, Bapak Foni juga memberikan pengantar tentang sistem Satuan Kredit Semester (SKS) yang berlaku di SMA Nurul Jadid.

“Kami ucapkan selamat datang kepada beberapa pimpinan dan guru MAN Insan Cendekia Tangerang. Semoga kita bisa saling sharing, dan mendapatkan hasil pembahasan yang kita harapkan bersama,” sambut beliau.

Salah satu pimpinan MAN Insan Cendekia Tangerang Pahrurroji mewakili rombongan menyampaikan tujuan mereka berkunjung ke Pondok Pesantren Nurul Jadid.

“Tujuan pertama kami disini adalah niat tabarrukan, karena kami sering menjumpai ceramah pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid KH. Moh. Zuhri Zaini di sosial media. Yang kedua, tujuan kami adalah ingin belajar tentang implementasi Satuan Kredit Semester (SKS) dan pola relasi yang tepat antara pendidikan di sekolah dan di asrama,” jelas bapak Pahrurroji.

Lanjut, bapak Pahrurroji memaparkan bahwa saat ini jumlah total siswa MA IC Tangerang sebanyak 320 siswa. Dengan jumlah sebanyak itu dan untuk mempertahankan prestasinya, mereka menyadari harus siap dengan matang menghadapi pesatnya pergerakan zaman.

Sementara itu, Kepala SMA Nurul Jadid bapak Didik Priyagung Wicaksono menjelaskan sistem Satuan Kredit Semester (SKS) yang berlaku di SMA Nurul Jadid.

“Tujuan kami melaksanakan sistem Satuan Kredit Semester (SKS) adalah untuk mengakomodir berbagai macam potensi siswa, bagaimana kita melayani pelajaran yang sesuai dengan anak-anak, dan menghargai kompetensi serta kemampuan yang mereka miliki,” jelas bapak Didik.

(Sesi Foto bersama antara rombongan MAN IC Serpong dan Pengurus Biro Pendidikan Nurul Jadid usai forum diskusi dan sharing selesai)

Pertemuan ini terus berlangsung dengan diskusi seru hingga adzan maghrib hampir berkumandang. Kemudian sebelum acara berakhir, dilaksanakan sesi penyerahan cinderamata dari kedua belah pihak dan sesi foto bersama, tepat pukul 17.30 WIB rombongan meninggalkan bumi Nurul Jadid.

 

 

(Humas Infokom)

 

 

Gus Muhaimin Silaturrahim ke Nurul Jadid dan Ngaji ke Maqbaroh

nuruljadid.net – Pengasuh KH. Moh. Zuhri Zaini dan kepala pesantren KH. Abd. Hamid Wahid beserta beberapa anggota keluarga Nurul Jadid menyambut kedatangan Gus Muhaimin Iskandar yang didampingi anggota DPR – RI Faisol Riza, Malik Haramain, Walikota Probolinggo Habib Hadi Zainal Abidin, dan sejumlah rombongan lainnya di kediaman pengasuh Selasa (24/05/2022) siang.

Pada kegiatan ini Gus Muhaimin Iskandar beserta rombongan turut berkunjung ke sejumlah pesantren dan maqbarah di kota dan kabupaten Probolinggo di hari yang sama, sebelum akhirnya berkunjung ke Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton.

(Kegiatan ramah tamah Gus Muhaiman beserta rombongan di kediaman pengasuh KH. Moh. Zuhri Zaini)

Usai silaturahim dengan pengasuh serta keluarga besar Ponpes Nurul Jadid, Gus Muhaimin berserta rombongan bergeser menuju maqbaroh muassis dan para almarhumin keluarga besar Nurul Jadid.

Tiba di maqbaroh (astah) dilakukan pembacaan tahlil bersama yang dipimpin oleh kiai Zuhri dilanjutkan menaburkan bunga di makam pendiri dan para almarhumin Nurul Jadid beberapa diantaranya KH. Hasyim Zaini, KH. Abdul Wahid Zaini, KH. Abdul Haq Zaini dan KH. Nur Chatim Zaini.

(Gus Muhaiman beserta rombongan didampingi pengasuh KH. Moh. Zuhri Zaini membaca tahlil dan doa di maqbaroh muassis dan almarhumin keluarga Nurul Jadid)

Kunjungan itu merupakan salah satu upaya memohon doa dalam menghadapi kontestasi politik tahun 2024 mendatang. Beberapa pesantren dan maqbarah yang dikunjungi di Probolinggo antara lain Ponpes Riyadus Sholihin Kota Probolinggo, Ponpes Badridduja Kraksaan, dan Ponpes Nurul Jadid Paiton.

(Gus Muhaimin saat menaburkan bunga sebagai bentuk penghormatan kepada para almarhumin Pondok Pesantren Nurul Jadid)

Pondok Pesantren Nurul Jadid menyambut dengan hangat dan ramah rombongan Gus Muhaimin dengan itikad baik yaitu untuk bersilaturrahim dan ziarah ke maqbarah yang merupakan salah satu tradisi ulama Nahdlatul Ulama dan mendoakan serta berharap yang terbaik untuk NU dan Indonesia.

(Gus Muhaiman saat di maqbaroh bersama pengasuh KH. Moh. Zuhri Zaini dan Kepala Pesantren KH. Abdul Hamid Wahid)

Selepas ziarah ke maqbaroh, Gus Muhaimin beserta rombongan pamit untuk melanjutkan perjalanan. Sore itu nambak iringan mobil rombongan Gus Muhaimin meninggalkan bumi Nurul Jadid.

 

(Humas Infokom)

Gus Yahya: Satu Abad NU, Nurul Jadid Tuan Rumah Muktamar Internasional Fiqh Peradaban

nuruljadid.net – Pondok Pesantren Nurul Jadid mendapat kehormatan dikunjungi Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Yahya Cholil Staquf, Kamis (19/05/2022). Kedatangan Gus Yahya didampingi Sekjen PBNU H. Saifullah Yusuf dan Ketua PBNU Amin Said Husni yang merupakan alumni Nurul Jadid.

Kunjungan rombongan PBNU disambut langsung oleh pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid KH. Moh. Zuhri Zaini dan Kepala Pesantren KH. Abd. Hamid Wahid didampingi pimpinan pesantren lainnya di kediaman pengasuh sore itu.

Ketum PBNU menceritakan kenangannya pernah nyantri di Nurul Jadid meski singkat. “Saya mengenang dulu pernah di pesantren ini meski singkat hanya dua minggu,” kata Gus Yahya di hadapan KH. Moh. Zuhri Zaini.

Saat itu, ujar Gus Yahya, tahun 1987 beliaunya sempat dikirim untuk mengikuti pelatihan manajemen pesantren yang digelar di Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton.

Dalam kesempatan itu, Gus Yahya juga menceritakan adanya beberapa pesantren meskipun tradisional namun digunakan untuk jangkar hubungan internasional.

“Pondok Pesantren Nurul Jadid ini bagian dari pilar tradisional Gus Dur untuk urusan internasional. Ada beberapa pesantren yang sering digunakan diantaranya Paiton dan Pati,” ungkap Gus Yahya saat di kediaman pengasuh.

Menurut Gus Yahya, jaringan internasional yang telah dibangun Gus Dur saat ini bisa dinikmati warga Nahdliyin dan NU. Peran dan sumbangsih Gus Dur itupun terus dilanjutkan meskipun tak lagi menjabat sebagai presiden.

“Gus Dur itu membangun jaringan internasional hingga tahun 2008, baru dilanjutkan Paklek Mus (KH. Mustofa Bisri) dan mulai 2011 saya ikut dan keterusan sampai sekarang,” Gus Yahya mengisahkan.

Selain bernostalgia, Gus Yahya juga menyampaikan kepada Kiai Zuhri tentang agenda satu abad atau 100 tahun NU yang rencananya akan menggelar Muktamar Internasional Fiqih Peradaban. Dalam muktamar tersebut, salah satunya akan menggelar berbagai halaqoh yang akan dilakukan di Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton.

“Menuju 100 tahun, rencanya kami mau melakukan serial halaqoh intensif tentang fiqih peradaban mulai Juli mendatang,” terang Gus Yahya.

KH. Moh. Zuhri Zaini menceritakan bahwa Nurul Jadid sering digunakan sebagai lokasi agenda-agenda PBNU. “Banyak agenda PBNU yang ditempatkan di Nurul Jadid. Saya bersyukur bisa dikunjungi Ketua Umum PBNU. Dulu saat Gus Dur masih hidup sering mampir ke Nurul Jadid,” kenang kiai Zuhri.

Sebelum bertandang ke Paiton, Gus Yahya telah menggelar pertemuan dengan seluruh pengurus PCNU Kabupaten Pasuruan, Kota Pasuruan dan PCNU Bangil di kantor PCNU Kabupaten Pasuruan.

Pertemuan singkat tersebut ditutup dengan do’a bersama seluruh rombongan PBNU dan keluarga besar Pondok Pesantren Nurul Jadid yang hadir sore itu dipimpin oleh kiai Zuhri. Harapannya, semoga senantiasa mendapatkan keberkahan dan kemudahan dalam menjalankan program yang telah direncanakan dan keistiqomahan dalam mengemban amanah ummat dan bangsa khsususnya warga Nahdlatul Ulama.

 

(Humas Infokom)

 

 

Ketua Umum PBNU, Gus Yahya Silaturrahim Sekaligus Nostalgia di Nurul Jadid

nuruljadid.net – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Yahya Cholil Staquf atau lebih akrab disapa Gus Yahya itu bersilaturrahmi ke Pondok Pesantren Nurul Jadid Probolinggo pada hari ini Kamis (19/05/22) sore ini. Kunjungan tersebut merupakan agenda PBNU dalam rangka silaturahim dan safari kepada sejumlah kiai NU di Jawa Timur untuk membangun soliditas antar tokoh jam’iyah NU.

Ketua Umum (Ketum) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) didampingi Sekretaris Jendral (Sekjen) PBNU Drs. H. Saifullah Yusuf (Gus Ipul), Ketua PBNU H. Amin Said Husni dan beberapa pengurus lainnya.

(Ketua PBNU Gus Yahya didampingi Sekjen PBNU Gus Ipul dan ketua PBNU H. Amin Said Husni bersama pengasuh Kiai Zuhri dan kepala pesantren kiai Hamid di Kediaman pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid)

Kedatangan Gus Yahya disambut hangat oleh Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid KH. Moh. Zuhri Zaini, Kepala Pesantren KH. Abdul Hamid Wahid, Wakil Kepala Pesantren KH. Najiburrahman Wahid, Sekretaris Pesantren H. Faizin Syamwil, Kepala Biro Kepesantrenan KH. Fahmi Ahz, Kepala Biro Umum KH. Faiz Ahz, Direktur LMNJ KH. Hefniy Rozaq dan beberapa pengurus Pesantren Nurul Jadid lainnya.

Pada pertemuan itu, KH. Yahya Cholil Staquf bernostalgia menceritakan sekelumit kenangan tentang pengalamannya tinggal selama dua minggu di Pondok Pesantren Nurul Jadid dalam acara Halaqoh NU pada tahun 1980-an akhir. Dimana saat itu pengasuh Nurul Jadid adalah KH. Abdul Wahid Zaini.

(Ketua PBNU Gus Yahya didampingi Sekjen PBNU Gus Ipul bersama pengasuh kiai Zuhri, kepala pesantren kiai Hamid dan wakil kepala pesantren kiai Najib berdoa bersama di kediaman pengasuh)

Selain itu, beliau juga menceritakan bahwa pada kepemimpinan Gusdur, Gusdur memiliki visi untuk menyatukan NU dan mengusung NU ke pentas dunia Internasional. Di masa kepemimpinan Gus Yahya, beliau berikhtiar untuk melanjutkan visi sekaligus cita-cita Gusdur tersebut dan beliau juga meminta do’a dari kiai Zuhri dan para dzurriyah Nurul Jadid.

Lebih lanjut, beliau memaparkan agenda PBNU kedepannya, salah satunya yaitu mengadakan acara Halaqoh dan Muktamar Peradaban Islam Dunia. Sekaligus meminta izin dan kesediaannya kepada KH. Moh. Zuhri Zaini untuk menjadi tuan rumah acara Halaqah NU tersebut. Mendengar permohonan tersebut, kiai Zuhri menerima dengan tangan terbuka kehormatan tersebut untuk menjamu kader NU pejuang ummat dan bangsa di bumi Nurul Jadid.

(Ketua PBNU Gus Yahya dan Sekjen PBNU Gus Ipul bersama rombongan saat berpamitan dari Pondok Pesantren Nurul Jadid)

Dalam agenda safari PBNU tersebut, rombongan juga berkunjung ke sejumlah pesantren-pesantren tua di Jawa Timur, di bagian timur yaitu PP. Salafiyah Syafiiyah Sukorejo dan PP. Walisongo yang terletak di Situbondo. PP. Nurul Jadid dan PP. Zainul Hasan Genggong yang berlokasi di Probolinggo, dan beberapa pesantren lainnya.

 

(Humas Infokom)