Bank Indonesia (BI) Edukasi Ratusan Santri Nurul Jadid Cinta Rupiah

nuruljadid.net – Bank Indonesia (BI) mengundang ratusan santri Nurul Jadid dari kalangan pelajar dan mahasiswa untuk mendapatkan edukasi terkait mata uang rupiah di Aula Lantai 3 Gedung Rektorat Universitas Nurul Jadid, Paiton, Kabupaten Probolinggo (30/8). Kegiatan ini sebagai upaya untuk meningkatkan kecintaan terhadap simbol negara salah satunya adalah mata uang.

Kegiatan edukasi cinta mata uang rupiah ini dihadiri langsung oleh Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid KH. Moh. Zuhri Zaini didampingi oleh Kepala Biro Pengembangan KH. Faiz AHZ serta pimpinan satuan kerja lainnya.

Dalam sambutannya, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur Budi Hanoto mengatakan, di era digitalisasi ini menumbuhkan rasa cinta dan bangga termasuk pemahaman terhadap rupiah sangat penting. Sebab, mata uang rupiah merupakan salah satu simbol negara kesatuan Republik Indonesia.

“Sama dengan Bendera Merah Putih dan lambang negara Garuda Pancasila. Di era digitalisasi ini, kita harus tetap cinta dan bangga dengan rupiah. Mata uang rupiah adalah uang fisik kita. Rupiah adalah harga mati, jadi kami sosialisasikan ke seluruh lapisan masyarakat. Baik itu pelaku ekonomi maupun dunia pesantren,” katanya.

(Pemateri perwakilan Bank Indonesia sedang menyampaikan materi terkait cinta rupiah kepada peserta)

Kepala Tim Pengelolaan Uang Rupiah Julian Nazarudin dan Administrator Perkasan Agung Romadon selaku pemateri dari BI Perwakilan Provinsi Jawa Timur menyampaikan dua materi penting. Yakni, materi tentang Cinta, Bangga, dan Faham Rupiah, serta materi terkait ciri-ciri dan keaslian uang rupiah (cikur).

“Dalam kegiatan ini kami memperkenalkan rupiah, termasuk bagaimana cara menggunakan rupiah dengan baik. Harapannya seluruh lapisan masyarakat bisa semakin meningkatkan kecintaan dan kebanggaannya terhadap rupiah,” ujar Budi.

“Selain itu, kami ke sini juga untuk bersilaturahmi dan meninjau lokasi Pondok Pesantren Nurul Jadid. Kami, juga melakukan dialog dengan pihak pesantren terkait program-program kami untuk pengembangan ekonomi dan bisnis pesantren di Jawa Timur. Tentunya ini untuk kemandirian pesantren,” imbuhnya.

Kepala Biro Pengembangan Pondok Pesantren Nurul Jadid dan Ketua Hebitren Jawa Timur K.H. Faiz Ahz mengatakan, kegiatan ini merupakan salah satu bentuk kerja sama antara Pondok Pesantren Nurul Jadid dengan BI. Sejauh ini, dari kerja sama ini telah melahirkan sebuah sinergi pengembangan usaha antarpesantren di Jawa Timur.

“Kami juga bersinergi dengan sejumlah stakeholder terkait, termasuk IKM. Seperti One Pesantren One Product (OPOP). Program ini adalah program unggulan di Jawa Timur, bagaimana membangun sinergitas pesantren dengan dunia usaha dan profesional. Bank Indonesia merupakan salah satu bagian yang men-support program ini,” jelasnya.

(Peserta nampak sedang fokus mengikuti kegiatan edukasi cinta, bangga dan paham rupiah)

Peserta nampak khusyuk dan antusias mengikuti kegiatan terkait edukasi cinta, bangga dan paham tentang rupiah. Terlihat banyak dialog dan respon yang terjadi selama sesi pematerian berlangsung. Peserta merupakan perwakilan dari lembaga pendidikan yang berada di bawah naungan Pondok Pesantren Nurul Jadid mulai pendidikan tingkat menengah (SMPNJ, MSTNJ, MTSN 1 Probolinggo, SMANJ, MANJ, SMKNJ, MAN 1 Probolinggo) hingga perguruan tinggi (UNUJA), total 8 perwakilan lembaga pendidikan.

Pada akhir kegiatan, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur Budi Hanoto menyerahkan cinderamata kepada Pengasuh dan sebaliknya yang dilanjutkan dengan ramah-tamah di Ruang Tamu UNUJA lantai dasar.

 

(HUMAS NJ)

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *