RRI: Hari Santri Nasional, PP Nurul Jadid Gelar Seminar ISEF
KBRN, Probolinggo: Dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional 2024, Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton, Kabupaten Probolinggo, menggelar Seminar dengan tema “Semarak Hari Santri Nasional dan Road to Indonesia Sharia Economy Festival (ISEF)”, Rabu (23/10/2024)
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Malang, Dedy Prasetyo yang hadir dalam acara tersebut mengatakan, kontribusi santri dalam pengembangan ekonomi syariah khususnya di wilayah Jawa Timur, sangat penting.
“Oleh karena itu, edukasi ekonomi syariah dan digitalisasi terhadap santri harus diperkuat. Dan seminar ini menjadi bagian dari persiapan menuju ISEF yang akan digelar pada 30 Oktober hingga 3 November 2024 di Jakarta,” ujar Dedy Prasetyo di hadapan ribuan santri sebagai peserta Seminar.
Katanya, literasi terkait ekonomi syariah serta memperluas pemahaman tentang digitalisasi sistem pembayaran menjadi bagian untuk memperkuat ekosistem halal, yang dinilai sangat potensial dikembangkan di Indonesia.
Menurut laporan State of Global Islamic Economy 2023, Indonesia saat ini menduduki peringkat ketiga pasar syariah global, naik satu peringkat dari tahun 2022. Meskipun kemajuan ini cukup signifikan, Indonesia, dengan populasi muslim terbesar di dunia, diharapkan dapat berperan lebih besar di pasar global.
“Tantangan yang dihadapi adalah memperbaiki literasi keuangan syariah dan bersaing dengan negara-negara non-muslim yang lebih maju, seperti Uni Emirat Arab dan Inggris dalam keuangan syariah, serta China dalam fashion syariah,” bebernya.
Indonesia punya potensi besar dengan populasi muslim yang besar. Namun banyak sektor yang masih dikuasai oleh negara lain seperti Brazil yang menjadi pusat unggas halal global, dan Thailand yang mendominasi bumbu makanan halal.
“Kita harus menangkap peluang ini dan menjadikan Indonesia sebagai pusat keuangan syariah global,” jelasnya.
Untuk mendukung cita-cita ini, Bank Indonesia telah menyusun Blueprint Kebijakan Pengembangan Ekonomi Syariah 2019-2024, yang terdiri dari tiga pilar di antaranya pemberdayaan ekonomi syariah melalui penguatan ekosistem halal, pengembangan pasar keuangan syariah, dan penguatan riset serta edukasi terkait gaya hidup halal.
Informasi dihimpun, dalam acara ini juga dilakukan diskusi terbatas (Focus Group Discussion – FGD) bersama Gus Faiz dan perwakilan Hebitren Jawa Timur, yang bertujuan memperkuat peran pesantren dalam pembangunan ekonomi.
Hebitren Jawa Timur diharapkan dapat menjadi jembatan penghubung antar pesantren dalam mengoptimalkan potensi ekonomi. Dari perkiraan kasar, pesantren-pesantren di Jawa Timur memiliki kebutuhan ekonomi harian yang mencapai sekitar Rp 8,5 miliar, yang menunjukkan betapa besar kontribusi pesantren dalam perputaran ekonomi lokal.
“Acara ini menegaskan kembali pentingnya kolaborasi semua pihak dalam mengembangkan produk halal dan memperkuat ekosistem syariah di Indonesia. Dengan upaya bersama, Indonesia diharapkan bisa meraih posisi sebagai pusat ekonomi syariah dunia dalam waktu dekat,” ungkapnya.
Oleh: Diana Dinar
Editor: Sumarsono
(Sumber: rri.co.id)