KH. Moh. Zuhri Zaini; Keragaman itu Bukan Masalah, Tapi adalah suatu Kekayaan

KH. Moh. Zuhri Zaini; Keragaman itu Bukan Masalah, Tapi adalah suatu Kekayaan

nuruljadid.net – “Jadi dengan merantau seperti ini kita bisa mengetahui keragaman. Dan keragaman itu bukan masalah, tapi justru adalah suatu kekayaan. Kalau kita menyikapinya sebagai suatu kekayaan, kaya akan budaya kita. Insya allah hal itu akan menjadi aset dan modal bagi kita. Sebab, maaf. Sekarang ini banyak orang yang alergi dengan perbedaan jadi dengan perbedaan – perbedaan ini dianggap penyakit”

Hal itu didawuhkan oleh Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Moh. Zuhri Zaini. Tatkala menghadiri acara Lepas Kenangan Studi Lapangan Siswi MA Darussalam Sungai Mancur, Bungo, Jambi. Kamis (30/01/2020).

Acara yang bertempat di Aula Mini Universitas Nurul Jadid itu. Beliau turut menerangkan, usia seperti para siswa dari MA Darussalam tersebut merupakan usia – usia emas. “Kalau dirawat dengan baik nantinya akan mahal dimasa depan, sebab saya yakin dari adik – adik ini akan lahir penerus estafet perjuangan para pendahulu yang sudah sepuh – sepuh ini. yang kemudian akan menjadi harapan umat dan harapan agama. Oleh karena itu, adik – adik ini selama 3 bulan ini hanya masih awal bukan pertengahan maupun akhir jadi diteruskan,” tutur beliau dengan ramah lembut.

Tampak Pengasuh (tengah dua dari kiri) saat foto bersama dengan para siswi MA serta pimpinan Darussalam

Tampak Pengasuh (tengah dua dari kiri) saat foto bersama dengan para siswi MA serta pimpinan Darussalam

Selain itu,  beliau turut menjelaskan dengan kehadiran para siswi MA Darussalam di PP. Nurul Jadid, hal itu pasti menambah pengalaman dan faedah bagi pengurus PP. Nurul Jadid.

“Kami bangga dengan kehadiran adik – adik sekalian ini, mudah – mudahan silaturahim ini terus bisa bersambung tidak hanya putus sampai disini tapi katanya ada harapan akan ada lagi(studi lapangan, red) insya allah kami siap dengan tangan terbuka akan menerima dan mudah – mudahan kami yang disini nanti bisa silaturahim juga. Insya allah,” pungkas beliau.

Penulis : Ahmad

Editor : Ponirin

KH. Moh. Zuhri Zaini; Semoga MUSKERWIL ini Bisa Memperkokoh Hubungan Silaturahim Kita

KH. Moh. Zuhri Zaini; NU, Pesantren dan Bangsa Tidak Dapat Dipisahkan

nuruljadid.net – “NU, Pesantren, dan Bangsa Negara itu tidak dapat dipisahkan, karena yang mendirikan NU adalah orang pesantren. Serta peran pendahulu dalam mendirikan NKRI” begitulah Dawuh KH. Moh. Zuhri Zaini, Pengasuh PP. Nurul Jadid dalam sambutannya pada Acara Pembukaan Muskerwil PWNU I Jawa Timur (29/11/2019) di Halaman Kantor Pusat PP. Nurul Jadid.

Lanjut, Kiai Zuhri (sapaan akrab Pengasuh PP. Nurul Jadid) juga memberikan respon terhadap adanya pelaksanaan Hari Santri Nasional (HSN) agar kita tidak terlalu dengannya (HSN, red) karena tetap yang mempunyai peran dan jasa adalah para pendahulu. Sehingga , untuk semua penurus dapat meniru para pendahulu. Sehingga melalui Jamiyah Nahdlatul Ulama dapat melalukan estafet perjuangan para pendahulu, khususnya bagi para santri agar tetap istiqomah.

Kiai Zuhri pada saat sambutan di Pembukaan MUSKERWIL I PWNU JAWA TIMUR

Kiai Zuhri pada saat sambutan di Pembukaan MUSKERWIL I PWNU JAWA TIMUR

“orang yang mempunyai kemuliaan yang masa lalu, dan bisa membuat kemulyaan baru untuk dirinya sendiri” tambah beliau.

Selain itu, dalam sambutannya Kiai Zuhri menyampaikan bahwa, merupakan suatu kehormatan, kebahagiaan, dan kebangaan Pondok Pesantren Nurul Jadid ditunjuk Sebagai tuan rumah Muskerwil I PWNU Jawa Timur.

“ini merupakan suatu kebanggan dan sekaligus besar barokanya, baik barokah yang nampak maupun yang tidak nampak” Dawuh beliau.

Selain itu, harapan beliau untuk semua penerus NU dapat lebih bersemangat serta dapat memperkokoh ukhuwah Islamiyah.

Kegiatan ini dihadiri oleh Ibu Khofifah Indar Parawansah (Gubernur Jawa Timur), KH. Miftahul Akhyar, KH. Said Aqil Sirodj, Menteri Desa Pengembangan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia (Bapak Halim Iskandar), Ibu H. Ida Firdausiyah (Menteri Ketenagakerjaan), KH. Anwar Iskandar, KH. Marzuki Mustamar, Perwakilan Menteri Perdagangan, Gubernur BI, Forkopimda Jatim, dan Bupati Probolinggo.

 

Penulis: JMN

Editor: Ponirin

KH. Moh. Zuhri Zaini; Semoga MUSKERWIL ini Bisa Memperkokoh Hubungan Silaturahim Kita

KH. Moh. Zuhri Zaini; Semoga MUSKERWIL ini Bisa Memperkokoh Hubungan Silaturahim Kita

nuruljadid.net – “Adalah suatu kehormatan karena pondok pesantren nurul jadid ditunjuk tempat MUSKERWIL, ini merupakan suatu kebanggaan dan besar barokahnya baik barokah yang tampak dan barokah yang tidak tampak dan semoga MUSKERWIL ini bisa memperkokoh hubungan silaturahim kita serta persatuan bangsa dan negara indonesia”.

Hal itu disampaikan oleh KH. Zuhri Zaini Pengasuh PP. Nurul Jadid saat mengisi sambutan diacara pembukaan MUSKERWIL Jawa Timur dihadapan 700 peserta MUSKERWIL.

Sebagai tuan rumah, beliau turut mengingatkan kepada para peserta MUSKERWIL bahwasanya banyak ajaran yang dimungkinkan akan mengancam persatuan dan keutuhan bangsa.

Kiai Zuhri pada saat sambutan di Pembukaan MUSKERWIL I PWNU JAWA TIMUR

Kiai Zuhri pada saat sambutan di Pembukaan MUSKERWIL I PWNU JAWA TIMUR

“Tentu tugas kita, para kaum Nahdliyin untuk membentengi diri dari paham dan ajaran tersebut. Karena pada dasarnya NU dan pesantren tidak bisa dipisahkan dengan keutuhan bangsa dan negara,” tutur beliau dengan lembut.

Pengasuh PP. Nurul Jadid ke 4 itu, bersyukur karena pada era pemerintahan Presiden Jokowi telah meresmikan Hari Santri Nasional pada tanggal 22 Oktober 2019.

“Namun kita tidak boleh terlalu berbangga, karena yang punya jasa adalah pendahulu kita. Semoga kita menjadi sebaik-baik manusia melalui jamiyah nu kita bisa meneruskan estafet kepemimpinan khususnya kepada para santri yang masih ada di pesantren ini,” pungkas beliau.

Penulis: Ridwan

Editor: Ponirin

KH. Moh. Zuhri Zaini; Belajar Mengaji Kitab itu Bukan Ilmunya yang Penting tapi Barokahnya

KH. Moh. Zuhri Zaini; Belajar Mengaji Kitab itu Bukan Ilmunya yang Penting tapi Barokahnya

nuruljadid.net – Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. MOH. Zuhri Zaini menghadiri dan membuka kegiatan Kajian Kitab Matan Taqrib yang diselenggarakan oleh Forum Kajian Pondok Pesantren se-Probolinggo (FKPP) dan Launching Kajian Fathul Qorib PP. Nurul Jadid. Senin (07/10/2019).

Diawal sambutan, beliau mengucapkan rasa terima kasih kepada pengurus FKPP karena telah menyelenggarakan kegiatan tersebut di PP. Nurul Jadid.

“Saya sangat bersyukur sekali dengan adanya kegiatan ini mudah – mudahan hal ini bisa lebih menyemangati kita untuk belajar agama atau tafaqquh fiddin. Sebab, kajian – kajian yang berkaitan agama itu kurang menarik karena hasilnya tidak akan dirasakan sekarang atau mungkin tidak bisa dirasakan. sebetulnya agama ini dibutuhkan bukan hanya untuk akhirat nanti, bukan hanya untuk masuk surga. Tapi di dunia juga dibutuhkan tapi kebanyakan orang tidak merasakan akan hal itu. kalaupun yakin akan akhirat itupun katanya masih nanti, bukan sekarang. Apalagi masih banyak juga yang masih ragu. naudzubillah min dzalik,” tutur beliau di Masjid Jami’ PP. Nurul Jadid.

KH. Moh. Zuhri Zaini; saat menyampaikan sambutan

KH. Moh. Zuhri Zaini; saat menyampaikan sambutan

Lanjut beliau, untuk memperkuat semangat tafaqquh fiddin maka kajian – kajian seperti kegiatan ini harus tetap dilestarikan walaupun terdapat metode – metode pembelajaran baru. “Dan yang kita harapkan dari forum ini bukan dari menguasai ilmunya tapi barokahnya, karena dalam belajar mengaji kitab itu bukan hanya belajar menguasai ilmu tapi barokahnya yang terpenting,” jelas beliau.

“Dan juga dalam forum ini sebetulnya bukan bathsul masailnya yang penting, tapi silaturahimnya diantara kita sesama santri,”imbuh Kiai Zuhri (Sapaan akrab pengasuh ke IV PP. Nurul Jadid).

Kemudian beliau berharap agar kegiatan ini bisa terus berlanjut dan berkesinambungan. “Oleh karena itu, saya sangat bersyukur sekali dan berterima kasih bahwa pondok ini mendapat kehormatan untuk menjadi tempat kajian ini dan saya berharap kajian ini bisa memotivasi pada para santri yang ada disini (santri PP. Nurul Jadid, red) untuk lebih semangat lagi dalam belajar agama lebih – lebih bisa mempelajari kitab – kitab yang diwariskan oleh para pendahulu kita,” pungkas beliau.

Penulis : Agos

Editor : Ponirin

20190928_kh.-zuhri-zaini;-menjadi-tamu-allah-swt-merupakan-suatu-karomah

KH. Zuhri Zaini; Menjadi Tamu Allah SWT merupakan Suatu Karomah

nuruljadid.net – “Ketika telah sampai ke Makkah, kita manfaatkan waktu yang ada ditempat yang barokah itu untuk fokus beribadah kepada Allah SWT”.

Hal ini disampaikan oleh Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Moh. Zuhri Zaini saat mengisi tausiyah Bimbingan Umroh dan Manasik yang diselenggarakan oleh PP. Nurul Jadid Bersama Giant Tours dan Travel pada hari Sabtu (28/09/2019).
Kiai. Zuhri (sapaan akrab KH. Moh. Zuhri Zaini) menerangkan, ketika melaksanakan ibadah umroh untuk menjaga adab. “Termasuk adab beribadah itu adalah bertawakkal, artinya berpasrah diri kepada Allah SWT. Ketika di tanah suci dimohon untuk menjaga tatakrama, menjaga akhlak kita masing – masing, jangan berteriak dan ketika mendekati batu hajar aswad untuk pelan – pelan, kalaupun tidak bisa ya kita lihat dari jauh saja, jangan memaksakan. Tapi kalau bisa (mendekati batu hajar aswad, red) iya silahkan,” ungkap beliau dengan lemah lembut.

KH. Moh. Zuhri Zaini saat sambutan dalam acara Pelatihan Umroh dan Manasik

KH. Moh. Zuhri Zaini saat sambutan dalam acara Pelatihan Umroh dan Manasik

Kemudian beliau berpesan kepada para calon jamaah umroh yang akan berangkat pada tanggal 24 Oktober 2019 selama 13 hari itu untuk mengutamakan keikhlasan, karena lbadah umroh tidak menghabiskan biaya sedikit. Dan ibadah yang paling menonjol karomahnya itu adalah ibadah umroh dan haji.
“Untuk menjadi calon tamu Allah SWT itu merupakan suatu karomah jadi selama perjalanan hingga melaksanakan ibadah umroh semoga kita dibimbing oleh Allah SWT,” terang beliau.
Lebih lanjut, beliau turut memberi nasehat agar para calon jamaah tersebut untuk tidak berlebih – lebihan dalam berbelanja selama di tanah suci. “kalau ingin membeli barang yang kira – kira tidak ada di tanah air ataupun yang ingin di buat kenang – kenangan iya tidak apa – apa asalkan tidak melanggar peraturan, namun kalau seperti kurma di surabaya kan banyak yang jual,” imbuh beliau.
“Tujuan dari kita ber umroh ini untuk mendapat rahmat dari Allah SWT, jadi upayakan waktu – waktu kita di tanah suci diisi dengan beribadah, dan amal ibadah itu tidak hanya berupa ritual seperti dzikir tapi juga ada ritual kemanusiaan contohnya saling tolong – menolong,” pungkas beliau.

Penulis : Ahmad

Editor : Ponirin

KH. Zuhri Zaini; Bapak Habibie itu Pekerja Keras dalam Belajar dan Mengabdi

KH. Zuhri Zaini; Bapak Habibie itu Pekerja Keras dalam Belajar dan Mengabdi

nuruljadid.net – Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Zuhri Zaini turut menyampaikan duka mendalam atas wafatnya Presiden ketiga Republik Indonesia, Prof. Dr. Ing. H. Bacharuddin Jusuf Habibie, FREng, Kamis (12/09/2019).

“Beliau sebagai tokoh bangsa tentu wafatnya beliau itu suatu kehilangan, dan tentu ikut berbelasungkawa dengan harapan amalan ibadah dan pengabdian beliau kepada bangsa dan negara ini bisa diterima serta dosa – dosa beliau semoga bisa diampuni oleh Allah SWT” dawuh beliau saat diwawancari nuruljadid.net, di kediaman beliau.

KH. Zuhri mempunyai kenangan tersendiri soal Bapak Habibie, pernah suatu ketika sekitar tahun 90-an. Bapak Habibie pernah berkunjung silaturahmi ke PP. Nurul Jadid. Dan turut membantu berkontribusi didalam kesuksesan.

“Beliau turut membantu berkontribusi dalam suksesnya program BPT (program pengayaan ilmu IPTEK) di SMU Nurul Jadid” imbuh Kiai Zuhri (sapaan akrab pengasuh ke IV PP. Nurul Jadid)

Pengasuh ke 3, Almarhum KH. Abdul Wahid Zaini bersama Bapak Presiden BJ Habibie saat berkunjung ke PP. Nurul Jadid

Pengasuh ke 3, Almarhum KH. Abdul Wahid Zaini bersama Bapak Presiden BJ Habibie saat berkunjung ke PP. Nurul Jadid

 

Lebih lanjut, KH. Zuhri juga turut mengapresiasi jasa beliau kepada bangsa baik melalu jabatan formal sebagai presiden maupun Menteri tetapi juga melalui kemampuannya dibidang IPTEK.

“Beliau selalu berfikir tentang kemajuan negeri ini sekalipun beliau tidak lagi muda. Kemudian, Beliau itu kerja keras baik didalam belajar dan mengabdi. Tetapi beliau melakukannya bukan hanya pribadi tetapi untuk masyarakat, bangsa dan negara” imbuh beliau.

“Saya kira kita sebagai santri mendoakan beliau apalagi beliau seorang muslim dan insya allah besok setelah berjum’at akan dilaksanakan shalat ghaib” pungkas beliau.

Penulis  : Ahmad

Editor    : Ponirin

KH. Moh. Zuhri Zaini, Tidak Menerima Keputusan Allah Sebuah Kekafiran

nuruljadid.net- Dalam menghadapi Tuhan jangan sampai disamakan seperti menghadapi mahluk seperti hewan (kambing). Menghadapi Tuhan harus dilanfadi adab yang baik. Menjadi mahluk Allah kita harus mampu melihat siapa dirinya dan kemampuan yang dimiliki. Pesan ini disampaikan oleh KH. Moh. Zuhri Zaini Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton, pada pengajian kitab Minhajul Abidin, Rabu pagi pukul 06. 00 WIB di Musala Riyadhus Sholihin.

Pesan Kiai Zuhri, Seorang tidak akan celaka kalau dia tahu terhadap takaran dirinya (Arafa qodra nafsi). Ketika menjadi rakyat meskipun lebih pintar dari pemimpinnya ya tetap harus taat.

“Ketika kita menjadi rakyat harus taat kepada pemimpinnya meskipun kita lebih pintar. Apalagi kita kepada Allah,” Tegas beliau.

Kita sebagai mahluk Allah harus tunduk terhadap aturanNya dan harus pasrah kepada keputusanNya. Namun tunduk dan patuh itu harus di dasari oleh akal yang baik.

Jika kita tidak menerima terhadap keputusan Allah, maka itu sebuah kekafiran.

Pewarta : PM

Nasehat Kiai Zuhri Tentang Sebuah Perkawinan

nuruljadid.net- Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton, Probolingg KH. Moh. Zuhri Zaini memberikan nasehat kepada mempelai berdua saudara Alief Hidayatullah dan saudari Mufidatul Himmah pada acara resepsi pernikahannya. Kamis pagi (08/08/19) di kediaman H. Fuad Cholili, Tanjung, Karanganyar, Paiton, Probolinggo.

Beberapa nasehat disampaikan oleh KH. Moh Zuhri Zaini. Pertama : Perkawinan bukan semata mata untuk memenuhi kebutuhan. Perkawinan punya nilai ibadah. Perkawinan bukan hanya untuk bersenang senang tapi niatkan ibadah. Niat ibadah dan niat mencari teman dalam ibadah.

Kedua : Niat ibadah bukan hanya berupa niat tapi harus disertai tindakan dan perbuatan.

Ketiga : Tanggung jawab setelah mengucapkan qobiltu diperhatikan, tanggung jawab kepada istri, mertua dan tetangga. Keempat : Kita harus menyesuaikan diri dengan lingkungan selagi tidak bertentangan dengan syariat.

Kelima : Santri senior harus mampu menjadi contoh bagi santri junior-juniornya.

Tidak ada yang lebih mengembirakan daripada berbuka. Mempelai laki-laki nanda alief sejak kecil telah berpuasa dan nanti malam akan berbuka. Alfithrul Akbar dan disambut tawa para hadirin yang hadir di acara resepsi pernikahan tersebut.

Pewarta : PM

Menjelang Libur Ramadan, Ini Pesan KH. Moh. Zuhri Zaini Kepada Ribuan Santrinya

Nuruljadid.net.- Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid KH. Moh. Zuhri Zaini mengimbau kepada seluruh santri menjelang libur panjang Pesantren di bulan ramadan kali ini agar supaya tetap menjaga identitas santri, hal tersebut disampaikan pada tausyiah malam ini, Senin (20/05/19). Bertempat di Masjid Jami’ Nurul Jadid yang di ikuti oleh ribuan santri dan rombongan Ahbabul Mustafa.

Dalam tasyiahnya beliau berpesan pada seluruh ribuan santri putra maupun putri agar supaya: Pertama : Santri harus memperhatikan beberapa hal penting pada liburan nanti. Karena liburan Pesantren bukan berarti libur semuanya. Libur hanya istirahat sebentar dalam rangka menghilangkan jenuh dan juga mengobati kangen. Jangan jadikan libur untuk melakukan perilaku sebebas-sebasnya. Tapi justru pulang sebagai ajang pembuktian sebagai santri bahwa santri mempunyai perilaku baik.

Kedua: Berusaha untuk menjadi baik dan jangan merasa baik dan sempurna karena akan melahirkan sifat ujub, dan ujub itu akan menghapus kebaikan-kebaikan. Ketiga: Tunjukkan menjadi santri dengan berprilaku santri dengan tetap menjaga tata tertib santri, seperti minta ijin kepada orang tua jika mau keluar rumah. Keempat: hal-hal yang dilarang kepada santri di Pondok dilarang pula dikerjakan dirumah. Kelima: tetap menjaga identitas santri dengan tekun beribadah, menjaga sopan kepada siapapun terhadap orang tua dan orang lain. Keenam: Kesopanan berpakaian sebagai identitas santri, seperti menutup aurat. Ketujuh: Menghormati orang tua dengan mengeluarkan perkataan-perkataan yang baik. Kedelapan: Berupaya menghindari teman yang mengajak untuk melakukan perbuatan yang tidak baik. Kesembilan:Membantu orang tua seperti membantu menyapu, membersihkan jading dan lainnya, karena ini menunjukkan bakti kepada orang tua dan pembuktian sebagai santri. Kesepuluh:FKS yang mengajakan kegiatan harus menjaga tata tertib sebagai santri. Kesebelas: Untuk menghindari perilaku yang tidak baik, maka isi waktu dengan kegiatan-kegiatan yang baik. Keduabelas: Sukses belajar bukan karena mendapat peringkat dan sukses mengerjakan ujian. Kesuksesan yang sebenarnya mengubah perilaku dari yang kurang baik menjadi baik.

Usai pengarahan beliau, kegiatan dilanjutkan dengan peringatan Nuzulul Qur’an yang di pandu oleh Ahbabul Mustafa yang di isi dengan pembacaan surah dalam alqur’an dan beberapa bacaan kalimah-kalimah thoyibah.

Pewarta : PM

KH. Moh. Zuhri Zaini; Mensyukuri Nikmat dari Allah, dengan mengamalkan Ilmu yang kita dapatkan

KH. Moh. Zuhri Zaini; Mensyukuri Nikmat Allah, dengan mengamalkan Ilmu

nuruljadid.net- Wilayah Zaid Bin Tsabit (K) gelar kegiatan wisuda amsilati yang ke sepuluh, tepat dihalaman musholla Al insyiroh wilayah zaid bin tsabit (K), yang di hadiri oleh KH. Moh. Zuhri Zaini, Pengasuh Pondok Pesanten Nurul Jadid, pada kegiatan ini beliau berkesempatan memberikan tausiyah kepada para santri dan seluruh calon wisudawan-wisudawati yang hadir, Sabtu (13/04/2019).

Sebelum beliau menyampaikan tausiyah, tak lupa menyapa kepada para undangan wali santri dan seluruh santri dan wisudawan-wisudawati yang hadir dalam kegiatan wisuda amsilati ke sepuluh, seusai itu menyampaikan, “Dalam acara ini beliau sangat mengapresiasi kegiatan wisuda amsilati dan i’lan Alfiyah serta faroid, semoga apa yang dilaksanakan pada malam ini, mulai dari wisuda, i’lan alfiyah, faroid semua mendapat rihdo serta ma’unah dari Allah SWT, sehingga mendatangkan keberkahan bagi kita khususnya bagi para wisuda,” dawuh beliau.

Disamping itu beliau juga berharap, semoga kedepannya akan lebih banyak lagi program-program yang dilaksanakan serta lebih banyak lagi wisudawan-wisudawati yang dihasilkan, karena pada kegiatan ini selain mendapat ma’unah dari Allah, ada kerja keras dari berbagai pihak, terutama dari para masyayikh dan asatidz .

“Selamat atas keberhasilan para wisudawan-wisudawati yang telah menyelesaikan program Amsilati, maupun i’lan Alfiyah serta Faroid, mudah-mudahan dapat bisa menjaga apa yang sudah diperoleh dan bisa mengembangkan lebih lanjut, sebab mensyukuri nikmat kepada Allah SWT, dan mensyukuri kepada orang-orang yang sudah berjasa, khususnya orang tua yang mendidik kita sejak lahir mau pun orang tua secara biologis (guru),” Tegas beliau

“Ilmu yang nantinya kita dapatkan harus dipelihara dan dijaga, agar kita dapat mensyukuri nikmatya yang allah berikan kepada kita, mengembangkan ilmu dengan belajar dan terus belajar, sebagai orang beriman belajar tidak dibatasi oleh usia, ruang kelas atau tempat, jadi belajar dalam islam adalah sepanjang hidup,” imbuh beliau.

Penulis : Nuris

Editor : Ponirin

KH. Moh. Zuhri Zaini; Kesuksesan tidak dapat diraih dengan selembar kertas Ijazah

Nuruljadid.net- Kesuksesan belajar atau studi tidak hanya dapat diukur dari selembar kertas ijazah. Sekalipun penting, tetapi ijazah bukanlah satu-satunya tolak ukur. Hal terpenting dalam sukses pembelajaran adalah proses aktualisasi dalam mengembangkan nilai-nilai kesantrian dan kepesantrenan. Dari tujuan itu, pada senin malam (8/4/2019) Biro Pendidikan adakan orientasi santri kelas akhir (OSKAR) 2019 di Aula Madrasah Aliyah Nurul Jadid.

Dalam hal ini KH. Moh. Zuhri Zaini, Pengasuh Nurul Jadid menyampaikan tausiyah sebagai bekal awal bagi para santri khususnya siswa-siswi kelas akhir tingkat SLTA yang akan belanjutkan studi lanjutnya ke jenjang yang lebih tinggil lagi, dalam kegiatan ini beliau menyampaikan.

“Ukuran kesuksesan yang lain adalah selain kita mendapatkan ilmu, kita dapat mengamalkan ilmunya, teruma kita sebagai santri tentunya diharapkan dapat mengamalkan ilmu karakter yaitu Akhlak, Semakin tinggi pendidikan kita akan semakin tinggi karakter dan akhlak kita, karena kepintaran yang tidak disertai dengan meningkatnya akhlakur karimah itu berbahaya,” dauh beliau.

Selain itu, beliau juga berharap kepada seluruh santri agar tidak berhenti belajar. Karena dengan belajar dan berdo’a merupakan kunci meraih kesuksesan.

“Sebab, ilmu ibaratkan cahaya yang bisa menerangi hidup kita, beda dengan orang tidak berilmu akan melakukan hal- hal yang merugikan baik dirinya dan orang lain, begitu juga orang mempunyai ilmu tapi tidak diamalkan itu sama dengan orang tidak punya ilmu bahkan orang yang seperti itu lebih bahaya ketimbang orang yang berilmu,” imbuh beliau.

Ciri-ciri santri adalah bertafakuh fiddin, baik keilmuan maupun pengamalannya mengingat pada panca kesadaran santri kesadaran beragama. Jadi, seorang santri itu harus punya kesadaran beragama yang mana kesadaran itu diberikan oleh allah sebagai petunjuk-petunjuk dan bimbingan bagi umat manusia.

Di penghujung tausiyahnya beliau menyampaikan, bahwa semangat dalam belajar dan bekerja harus tetap ditanamkan sekalipun sudah keluar dari pesantren dan meneruskan ke jenjang yang lebih tinggi. Sebab belajar, menurut beliau dimulai sejak lahir sampai mati. Selain itu, juga berupaya untuk mengamalkannya dalam rangka beribadah dan berdoa kepada Allah.

Beliau berdoa dan berharap semua para siswa-siswi kelas akhir lulus semua, serta dapat melanjutkan studi nya dan mendapatkan ilmu serta dapat mengabdikan ilmunya kepada orang lain.

“Sebab yang namanya santri selain beribadah kepada allah dia juga mengabdi terhadap sesama, selain beribadah tapi juga hikmah (pengabdian),” Tegas Beliau.

Penulis : Nuris
Editor : Ahmad Daniel

KH. Moh. Zuhri Zaini: Semoga Pesantren Semakin Kokoh

nuruljadid.net – Pondok Pesantren Nurul Jadid memperingati Haul Pendiri dan Harlah ke-70, dengan mengusung tema; Mengaji dan Mengabdi Untuk Kedamaian Negeri. Bertempat di halaman Kantor P.P Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo, Sabtu (30/03/19).

Kegiatan ini dihadiri juga, KH. Imam Ma`ruf (Malang) dan KH. Abdul Matin Djawahir (Tuban) sebagai pemberi tausiah peringatan Haul dan Harlah.

Pengasuh P.P Nurul Jadid, KH. Moh. Zuhri Zaini, dalam sambutannya menyampaikan bahwa, kegiatan tersebut sebagai bentuk rasa syukur atas berdirinya P.P Nurul Jadid pada 1950 sampai 2019. “Mudah-mudahan di usia ke-70 ini, tidak menjadikan pesantren semakin rapuh. Melainkan semakin kokoh kedepanya,” tuturnya.

Beliau melanjutkan, peringatan haul pendiri dan harlah untuk mengenang jasa-jasa para pendahulu P.P Nurul Jadid. Karena berkat perjuangan para pendahululah PP. Nurul Jadid bisa ada.

“Oleh karena itu, kami sebagai generasi tentunya ingin mengungkapkan terima kasih dengan mengenangnya hari ini. Karena mensyukuri suatu nikmat, tidak cukup hanya bersyukur kepada Allah. Memang Allahlah yang memberi nikmat, tapi Allah memberi nikmat kepada hambanya melalui sebab,” pungkasnya.

Ach. Fuadi, selaku panitia, mengatakan bahwa, penyelenggaraan kegiatan itu sebagai ajang silaturahmi antar pengelola pesantren, santri, alumni dan juga masyarakat. “Sebagai media pengukuhan komitmen untuk reaktualisasi nilai-nilai kepesantrenan, evaluasi dan ajang silaturahmi,” ujarnya.

Penulis : Abdul Hannan (SJ)
Editor : Rizky H.T.

Jelang Haul dan Harlah, Kamtib Adakan Tausyiah Pengasuh

Jelang Haul dan Harlah, Kamtib Adakan Tausyiah Pengasuh

nuruljadid.net – Kita mengabdi di pesantren melalui kepanitiaan suatu kegiatan pesantren seperti kegiatan haul dan lain sebagainya, adalah suatu pengabdian juga kepada Allah SWT.

Hal itu disampaikan oleh Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Zuhri Zaini, kepada Panitia Keamanan dan Ketertiban (KAMTIB) dan Panitia Haul dan Harlah ke 70 Pondok Pesantren Nurul Jadid bagian Keamanan. Dalam acara tausiyah pengasuh yang diadakan oleh KAMTIB pada Selasa malam (26/03/2019).

Beliau berpesan kepada seluruh anggota, agar melaksanakan tugas nya dengan tulus, ikhlas, dan penuh tanggung jawab. “Saya yakin ini adalah suatu hal yang sangat bermanfaat nantinya, selain itu merupakan pembelajaran dan pelatihan sebab kalau kita mondok tekun belajar memang dibutuhkan untuk menimba ilmu tapi tentunya belajar itu tidak terbatas dengan pengetahuan,” dawuh beliau.

Tentu pengabdian yang ikhlas dan keikhlasan dalam mengabdi itu harus di sertai dengan ikhlas dan tanggung jawab. Tapi ikhlas itu jangan jadikan alasan untuk bekerja asal-asalan, karena kadang-kadang di kalangan santri kalau kerja yang asal-asalan itu barokah.

Beliau juga menambahkan pesannya agar dalam mengabdi harus ikhlas dan tangung jawab dalam melaksanakan tugas. “Dalam mengabdi kita harus ikhlas dan juga harus bekerja dengan baik, maka dari itu harus di sertai dengan rasa tanggung jawab termasuk kedisiplinan (disiplin tugas). Jika kita diberi tugas tentu kita harus mensyukuri tugas kita dengan tetap berkoordinasi yang lain karena kita kerja organisasi (kerja tim),” tambahnya.

Penulis : Badrus

Editor : Ponirin

Inilah Pengertian dari Santri Menurut Kh. Zuhri Zaini

Inilah Pengertian dari Santri Menurut KH. Zuhri Zaini

nuruljadid.net – Santri adalah orang yang hidupnya mulai dari berfikir, sikap dan bertindak selalu nyambung kepada Allah Swt.

Hal itulah yang pertama kali didawuhkan oleh Kh. Zuhri Zaini, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid. Sebelum acara bedah kitab Ad-Darurus As-Saniyah berlangsung. kitab karangan Dr. Kh. Romzi Al amiri Mannan, Mudir Ma’had Aly Nurul Jadid.

Acara yang bertemakan “Menumbuhkan Karakter Keilmuan Santri” itu, sangat didukung oleh Pengasuh PP. Nurul Jadid. “Dengan adanya kegiatan, ini ciri khas pesantren insya allah bisa tetap bertahan, sebab memang pesantren itu sebagai lembaga pendidikan. itu mempunyai ciri khusus maka acara kegiatan ini mulai dari lomba sampai bedah kitab ini sesuai,”tutur beliau.

Beliau menambahkan, Ilmu itu ada yang datangnya langsung turun dari Allah Swt melalui Nabi dan kitabnya yaitu ilmu Syariat dan ilmu pengetahuan yang untuk menggali dan mengembangkannya, Allah Swt ‘menyerahkannya’ ke manusia yaitu Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).

“Allah Swt memberikan cara kepada umat manusia untuk menggali Ilmu syariat berdasarkan wahyu, yaitu ilmu agama. Lain hal nya dengan IPTEK yang bisa mengembangkan dan bisa menguasai adalah orang yang tekun dan tanpa pandang bulu apakah dia itu muslim atau non muslim,”papar beliau dengan jelas.

Beliau yang merupakan putra ke lima dari pendiri PP. Nurul Jadid, Kh. Zaini Mun’im. Turut berpesan kepada para peserta yang hadir dalam acara ini. Untuk mengaitkan kedua ilmu kepada Allah Swt karena kedua ilmu itu tidak ada pertentangannya. “Syariat itu berhubungan dengan aturan – aturan yang langsung dari Allah Swt sementara IPTEK itu sunnahtullah adalah tradisi atau aturan yang diciptakan Allah Swt didalam penciptaan dan didalam mentakdirkan hal – hal yang terjadi didunia ini,”.

“maka dengan mengaitkan semua itu dengan allah insya allahkitaakan kembali dengan baik- baik. Saya berharap dengan ini akan semakin memperkuat ciri khas dan karakteristik keilmuan santriyang berciri Robbani,”Pungkas beliau.

Penulis : Ahmad

Editor : Ponirin

Kh. Moh. Zuhri zaini: Barokah itu Diukur Dari Kebermanfaatan

KH. Moh. Zuhri Zaini: Barokah itu Diukur Dari Ilmu yang bermanfaat | Kunjungan MTs Nusantara

nuruljadid.net – KH. Moh. Zuhri Zaini memberi tausyiah pada tamu kunjungan dari MTs Nusantara di Musala Riyadush Sholihin, Selasa pagi (11/12/2018).

Berangkat dari pertanyaan salah satu tamu kunjungan tentang cara mendapatkan ilmu yang barokah. Beliau dalam tausiahnya  menyinggung soal ukuran barokah. Menurut beliau ilmu yang barokah adalah ilmu yang bermanfaat.

“Artinya ilmu yang banyak belum tentu barokah. Sedangakan ilmu yang sedikit bisa saja barokah jika membawa manfaat bagi orang lain, lebih-lebih masyarakat banyak,” jelas beliau pada seluruh peserta yang hadir.

Beliau melanjutkan dengan ibarat yang lain misalnya harta dan umur. Ukuran harta barokah bukan dilihat dari seberapa banyak kita dapat mengumpulkan harta, melainkan diukur dari harta yang mampu membawa pada kebaikan.

Begitu juga umur. Umur pendek yang manfaat lebih berarti dari pada umur panjang tapi membawa kejelekan.

Lalu bagaimana cara mendapatkan ilmu yang barokah? Beliau menjawab yaitu dengan meniatkan diri dalam mencari ilmu karena Allah. “Tujuannya adalah mendapatkan ridho dan hidayah dari Allah,” tutur beliau.

“Ilmu itu adalah cahaya. Jadi orang yang berilmu adalah orang yang hidup dalam keadaan terang. Sehingga ia tau mebedakan antara yang baik dan buruk,” dawuh beliau.

Seusai tausyiah pengasuh dan tanya jawab dilanjutkan dengan penyerahan cendramata dari pondok pesantren nurul jadid kepada MTs Nusantara dan ditutup dengan pembacaan do’a oleh pengasuh pondok pesantren nurul jadid

Penulis : Ahmad

Editor : Rahmat Hidayat