KH. Moh. Zuhri Zaini: Nabi Muhammad Idola yang Sempurna

KH. Moh. Zuhri Zaini: Nabi Muhammad Idola yang Sempurna

nuruljadid.net – Kamis malam (06/12/2018), Pondok Pesantren Nurul Jadid mengadakan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang bertempat di halaman Kantor Pusat Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Acara yang diikuti seluruh santri putra dan putri ini merupakan kegiatan rutin yang diadakan oleh pondok pesantren setiap tahun sebagai media silaturahim sekaligus kaderisasi dalam berorganisasi.

KH. Moh. Zuhri Zaini, selaku Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid mengingatkan, meski kegiatan peringatan Maulid Nabi dilakukan secara rutin, kita sebagai umat Nabi Muhammad jangan sampai terjebak pada formalitas belaka, melainkan kita bisa mengambil hikmah dan bersyukur atas kelahiran Nabi dengan membaca sholawat padanya secara khusuk dan khidmat.

“Marilah kita jadikan kegiatan rutin ini untuk mensyukuri nikmat Allah SWT dan mensyiarkan kembali kelahiran beliau yang merupakan suatu syairollah,” tutur beliau dalam sambutannya.

Selain dengan harapan bertambahnya ketaqwaan kita kepada Allah, kegiatan ini sejatinya dimaksudkan untuk lebih mengenal Nabi Muhammad. Karena dengan mengenallah kita bisa lebih mencintai beliau sebagai pengikutnya.

Lebih pada itu, beliau menyampaikan bahwa Nabi Muhammad merupakan panutan yang paling sempurna untuk disebut idola yang bisa dijadikan teladan dalam mengarungi hidup. “Sebab sekarang yang diidola banyak, tapi yang dapat dijadikan teladan itu yang kurang,” tambah beliau.

“Melalui kegiatan ini kita hadirkan beliau meski tidak secara fisik dengan bersholawat. Mengingat kita ada di akhir zaman, maka kehadiran beliau sangat diperlukan ditambah banyaknya bencana yang terjadi,” kata beliau pada seluruh jama’ah yang hadir.

Penulis : Soni Hakim

Editor : Mahrus Syamweil

Soal Aksi Teror, KH. Moh. Zuhri Zaini: Kedepankan Sikap Rahmah Ala NU

Nuruljadid.net- KH Moh Zuhri Zaini, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo, turut perihatin atas terjadinya aksi teror bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya  (Minggu 13/5/2018) dan Rusunawa depan Mako Polresta Surabaya (Senin, 14/5/2018). “Kita turut berbela sungkawa kepada korban,” dawuhnya.

Kiai Zuhri sangat menyayangkan aksi bom bunuh diri itu terjadi dalam suasana yang hampir memasuki bulan ramadhan. “Tentu kita mengutuk aksi teror itu. Karena itu suatu kedhaliman yang menyebabkan bencana,” sesal beliau.

Oleh karenanya, beliau menghimbau agar umat harus waspada dan jangan terus larut dalam suasana seperti ini.“Selain itu kita jangan terpancing, sehingga siapapun orangnya, jangan sampai menyeret-nyeret kelompok atau agama tertentu,” pesan beliau.

“Mereka (pelaku bom bunuh diri) mungkin punya agama tertentu, semisal Islam. Tapi Islam tidak menyuruh seperti itu (melakukan teror). Ini hanya kelompok yang mungkin punya pemahaman keliru terhadap agama,” jelas Kiai Zuhri.

Meskipun tujuan teror ingin memberantas kemungkaran, tetapi menurut Kiai Zuhri pemboman itu tetap keliru. “Ini bukan pembinaan, tapi pembinasaan karena tidak memberikan kesempatan kepada orang untuk bertobat. Oleh karenanya, kita harus tetap berpegang pada prinsip yang sudah diyakini dan diamalkan ulama terdahulu, yakni ahlussunnah wal jamaah ala NU, yang mengedepankan sikap rahmah dan tidak mudah menyalahkan orang lain,” pesan beliau.

Kiai Zuhri berharap agar pemerintah dan aparat yang berwenang sigap melakukan upaya-upaya preventif, tetapi hati-hati agar tepat sasaran. “Jangan seperti dulu, karena ketakutan yang berlebihan, sehingga para ulama didata. Nah, ini kan menjadi teror juga pada ulama,” dawuh beliau.

Padahal ulama dan pesantren tidak akan menjadi sarang paham-paham radikal. Karena paham keagamaan pesantren mengikuti NU yang tawasuth, i’tidal, tasamuh atau toleransi. “Insyaallah pesantren tidak mengkhawatirkan,” tegas beliau.

Selain itu, sebagai upaya pencegahan teror beliau berharap kepada umat agar melakukan pendidikan karakter, menjaga ketakwaan kita kepada tuhan, serta mengembangkan akhlakul karimah antar sesama manusia sehingga kita selalu menghargai orang lain. (Sholehuddin)

KH. Moh. Zuhri Zaini

KH. Moh. Zuhri Zaini: Kita ini Mengobati bukan berarti Menyembuhkan, yang Menyembuhkan adalah Allah

nuruljadid.net – Acara Peresmian Gedung Rawat Inap yang dilaksanakan oleh Klinik Az-zainiyah dihadiri oleh  Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Zuhri Zaini. Beliau berharap, agar fasilitas yang telah tersedia untuk dimanfaatkan semaksimal mungkin dan lebih tingkatkan lagi kinerja para karyawan.

“Tentu harapan kita semua bahwa fasilitas ini digunakan sebaik mungkin dan juga maksimalkan  kinerja kita karena klinik az-zainiyah ini akan banyak memberikan pelayanan kesehatan kepada para santri dan masyarakat,” dawuh beliau,  Selasa (16/01/2018).

Acara yang bertempat di Gedung Az-zainiyah lantai III itu,  KH. Zuhri Zaini mengapresiasi program – program yang digagas oleh Ny. HJ. Khodijatul Qodriyah kedepannya.

“saya sangat bergembira sekali tadi sudah disampaikan program pelayanan persalinan ibu dan anak pasca persalinan mungkin sejak awal ada penyuluhan terhadap masyarakat secara umum khususnya kepada ibu – ibu,” Imbuh beliau dalam sambutannya.

Dalam acara tersebut, beliau juga merekomendasikan kepada pihak Klinik Az-zainiyah untuk tidak hanya mengobati penyakit para santri, tapi juga mempromosikan Pola Hidup Sehat kepada para santri agar tidak mudah sakit.

“Kita tidak hanya melakukan tindakan bersifat kuratif dan rehabilitatif tapi yang tak kalah penting adalah promotif dan antisipatif. Dan itu bukan hanya tanggung jawab klinik az zainiyah, itu juga merupakan tanggung jawab kita bersama dalam mempromosikan pola hidup sehat,” dawuh beliau.

“pola hidup sehat itu bersih dan higinis sekalipun sederhana ini yang perlu kita fungsikan dengan baik sekarang,” tambah beliau.

“tak hanya melakukan pendekatan medis, tapi kita juga melakukan pendekatan spiritual. Misalnya dikamar – kamar nantinya dikasih kaligrafi Allah kemudian ada hadist – hadist yang memotivasi kita untuk sembuh atau nantinya ada bacaan – bacaan dzikir sebab seperti yang kita pahami bersama penyakit itu bukan murni masalah fisik. Malah akhir – akhir ini banyak yang mengalami masalah psikis / mental”

Selain itu, beliau juga menyampaikan bahwa Klinik Az Zainiyah perlu berkoordinasi dengan BP Pesantren untuk melayani keluhan – keluhan yang dialami oleh santri.

“perlu adanya bimbimbingan kepada santri yang memiliki masalah dengan keluarganya karena itu perlu ada sinegri dengan BP pesantren” dawuh Kiyai Zuhri.

“kita ini mengobati bukan berarti menyembuhkan, yang menyembuhkan adalah Allah. Tapi kita melaksanakan perintah Allah dalam ikhtiar kita,” tambah Pengasuh.

Diakhir sambutan, Beliau berharap kepada Klinik Az Zainiyah untuk lebih memaksimalkan pelayanan kesehatannya kepada khalayak umum khususnya para santri Pondok Pesantren Nurul Jadid. (qz/ahmad)

Kuliah tasawuf bersama kh zuhri zaini

Kuliah Tasawuf Bersama KH. Moh. Zuhri Zaini Sesi Ke-3

Rabu, 08/11/ 2017 Pukul 19.30 WIB Pondok Mahasiswa (POMAS) Universitas Nurul Jadid (UNUJA) Kembali menyelenggarakan Kuliah Tasawuf Bersama K.H. Moh. Zuhri Zaini, BA, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo.

Pada Seri ketiga Ini, KH. Zuhri menjelaskan tentang relasi hamba (‘abd) terhadap Allah. Menurutnya, manusia sebelum dilahirkan ke dunia sudah menyatakan kesaksian bahwa Allah adalah Tuhannya (QS. al-A’raf: 172). Ini menunjukkan bahwa manusia pada hakikatnya membutuhkan tuntunan Tuhan dalam menjalani kehidupan di dunia, jelasnya.

Dalam menjalankan tuntunan tersebut, manusia dituntut untuk menyertainya dengan rasa ‘cinta’ terhadap yang memerintah. “Ibarat Jatuh Cinta pada seseorang, Pasti akan mengerjakan apa yang diperintah dan disukai, bahkan tanpa diperintah ia melakukannya”. Imbuhnya. Kemudian Pengasuh sekaligus Ketua Yayasan Nurul Jadid tersebut menyimbuhkan bahwa Tuntunan Itu tak ubahnya Syari’at dan ‘Rasa Cinta’ itu adalah Tasawuf, Terangnya.

Kuliah yang dihadiri oleh ratusan mahasiswa dan alumni tersebut, disiarkan secara online oleh Tim Multimedia melalui akun Facebook Resmi Pondok Pesantren Nurul jadid. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah bagi Alumni yang berada di berbagai daerah untuk mengikuti kuliah Tasawuf, Jelas Ketua Pomas saat ditemui. (FWD)

Ini Do’a Kiyai Zuhri Pada Puncak Peringatan HSN 2017

nuruljadid.net – Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo, KH. Moh. Zuhri Zaini memimpin do’a pada acara puncak Peringatan Hari Santri Nasional di Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo. Berikut do’a yang beliau panjatkan

Ya Allah, Ya Tuhan kami, pagi ini kami para santri berserta komponen bangsa yang lain serta bapak – bapak dari Kepolisian maupun di TNI dan para pemimpin kami berkumpul di tempat ini dalam acara peringatan Hari Santri Nasional. Kami mohon Ya Allah, mudah-mudahan perkumpulan ini menjadi perkumpulan yang Kau ridhoi dan Kau lindungi

Ya Allah, semoga apa yang kami lakukan akan menjadi bagian dari rencana besar Tuhan, sehingga keberadaan santri tidak saja menyejukkan ummat dan bangsa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara tapi para santri akan menjadi jangkar penyelamat bangsa secara mandiri dalam sebuah kedaulatan NKRI seperti yang Engkau kehendaki.

Ya Allah, sungguh hanya kepadaMu kami memohon, Ya Allah Ya Robbi, semua orang paham bahwa hakikat santri adalah wajah islam nusantara yaitu islam yang rahmatan lil alamin, untuk itu dalam peringatan Hari Santri Nasional ini semoga Kau jadikan keislaman kami para santri menjadi kiblat, menjadi keislaman yang damai, yang ramah, yang menyebarkan kesejukan dan menjadi kiblat dari semua pengamalan ajaran islam dan bahkan dunia secara keseluruhan. Dan semoga paham ahlussunnah wal jamaah yaitu keselamatan para santri akan bisa meniadakan terjadinya konfik – konflik permusuhan antar ummat maupun diantara dengan pihak – pihak yang lain. Dan mudah – mudahanan keberadaan santri akan menjadi pemersatu dan perekat dalam kehidupan berbangsa, bernegara bahkan diantara sesama manusia. (Qz)

seminar enterpreneurship hari santri nasional 2017

Pesan KH. Moh. Zuhri Zaini dalam Seminar Entrepreneurship pada Peringatan Hari Santri Nasional 2017

Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Moh. Zuhri Zaini, Sabtu (21/10/2017), menyebutkan mengikuti seminar entrepreneurship sebagai rangkaian dari peringatan Hari Santri Nasional, Minggu (22/10/2017) merupakan kegiatan yang bernilai ibadah. “Kita ikut kegiatan di sini (Aula Institut Agama Islam Nurul Jadid) adalah ngaji. Insyaallah bernilai ibadah juga,” dawuh beliau.

Beliau juga mengatakan bahwa adanya acara ini merupakan salah satu bentuk ijtihad para santri dalam mengisi kemerdekaan. “Kalau para pendahulu, ulama’ kita berjihad dengan senjata. Kita sebagai pewaris beliau-beliau, sekarang tentu berjihadnya dengan cara lain, bukan lagi mengangkat senjata karena saat ini bukan waktunya berperang” terang beliau.

Dalam sambutan yang berdurasi kurag lebih 15 menit tersebut, KH. Zuhri menjelaskan bahwa meskipun kita sudah merdeka, tapi belum betul-betul merasakan kemerdekaan yang sesungguhnya, karena masih banyak sektor yang masih ketergantungan.

Acara Intrepreneurship, menurut Kiyai low profil ini adalah langkah untuk melek usaha. “Usaha itu fitrah manusia” begitu dawuhnya. “Agama Islam menganjurkan usaha kepada umatnya. Kita sebagai santri harus semangat dalam usaha” tambah beliau.

Lebih lanjut kiyai yang selalu tampil sederhana ini, menyinggung seminar tersebut adalah untuk membekali santri agar lebih mandiri di bidang ekonomi dengan meningkatkan kualitas personal. “Kita bukan berarti anti kerja sama, tapi kita selayaknya menjadi fa’ilnya bukan selalu jadi maf’ul” dawuh beliau mengumpamakan ekonomi Indnesia masih lemah karena seringkali menjadi objek yang bahkan Rakyat Indonesia mendapat bagian sangat kecil. (rizky)

 

 

eminar anti narkoba radikalisme sambutan kh moh zuhri zaini

Pesan KH. Moh Zuhri Zaini dalam Sambutan Seminar Anti Narkoba dan Radikalisme

Dalam sambutan KH. Moh. Zuhri Zaini di Aula Institut Agama Islam Nurul Jadid, Jumat (20/10/2017) menyebutkan pelaksanaan seminar Anti Narkoba dan Radikalisme adalah serentetan acara seremonial menyambut Hari Santri Nasional, Minggu (22/102017)

“Kita berharap, kegiatan seminar ini bukan hanya sekedar rame-rame” dawuh beliau. Lebih lanjut, pengasuh PP Nurul Jadid menyebutkan Seminatr Anti Natkoba dan Radikalisme ini sebenarnya ingin memberikan para santri bekal-bekal kepemimpinan yang kokoh. “Untuk itu, tidak kalah pentingnya mengetahui ancaman-ancaman bangsa ini seperti narkoba dan radikalisme,” tambah beliau.

Sambutan yang berdurasi 10 menit 48 detik itu, mengisyaratkan bahwa kedua ancaman itu sudah menyebar kemana-mana; ke dunia pendidikan, bahkan sudah masuk ke pesantren. “Oleh karena itu, perlu kita waspadai bersama, kita antisipasi agar tidak semakin marak.” Imbuh beliau

“Kalau semacam narkoba ini terus masuk ke dunia remaja maka masa depan bangsa ini akan menjadi buram, karena calon calon pemimpinnya sudah keropos dengan adanya budaya narkoba” tutup pengasuh ke 4 PP. Nurul Jadid. (Sholehuddin)

 

 

kh zuhri zaini kuliah tamu bibit samad rianto

Sambutan KH. Moh. Zuhri Zaini Pada Kuliah Umum Bersama Irjen Pol. (Purn.) Dr. Bibit Samad Rianto

Ketua satgas Dana Desa, Samad Bibit Rianto, mengisi kuliah tamu di aula IAINJ, Pondok Pesantren Nurul Jadid pada Sabtu (14/10/2017). Hadir pada kuliah tamu tersebut Kepala Pesantren Nurul Jadid, KH Abdul Hamid Wahid M.Ag, Pengasuh PP Nurul Jadid, KH Zuhri Zaini.

Dalam kesempatan tersebut Kiai Zuhri berharap pengajian (red. kuliah tamu) kita menjadi amal ibadah dan ilmu yang bermanfaat. Manfaat artinya bisa diamalkan, bukan hanya sekedar tahu. Sebab kalau tidak di amalkan justru bisa menjadi beban atau bumerang.

“Jadi kita tahu misalnya korupsi itu haram menurut bahasa agama atau sebuah tindakan kejahatan kriminal, tapi kita tidak mengamalkannya, malah korupsi. Ini tidak bermanfaat,” jelas Kiai Zuhri saat memberikan sambutan Kuliah Tamu.

Disamping itu juga ilmu yang kita dapatkan semoga bisa menjadi ilmu yang barokah. Barokah ini artinya tidak hanya bermanfaat bagi diri sendiri tetapi juga bisa membenahi atau memperbaiki lingkungan kita.

Selain itu, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid ini juga menyampaikan tiga kejahatan yang menjadi ancaman bangsa Indonesia. Ancaman pertama yakni adanya terorisme, kelompok-kelompok radikal dan separatisme.

“Kenyataan hari ini banyak sekali kelompok-kelompok radikal yang ingin merubah negara ini. Padahal NKRI sudah final, harga mati. Ini merupakan kesepakatan dari pendahulu kita yang tidak perlu di otak atik lagi,” terang Kiai Zuhri

Kemudian ancaman kedua menurut Kiai Zuhri adalah narkoba. Maraknya penggunaan narkoba pada generasi bangsa, secara tidak langsung akan mengakibatkan keroposnya bangsa kita. “Sebab anak-anak kita yang sekarang adalah pemimpin masa depan,” tambah beliau.

Di samping kedua ancaman tersebut, adalah korupsi. Salah satu penyebabnya adalah membudayanya perilaku koruptif di Indonesia. Jika ada tindakan koruptif, justru di anggap wajar. Padahal perilaku koruptif bisa mengakibatkan rusaknya sendi-sendi kehidupan, mulai kehidupan ekonomi, politik dan hukum bahkan sudah mulai masuk ranah pendidikan.

“Oleh karena itu, semoga kita sebagai kader pesantren bisa menjadi garis terdepan untuk mencegah semua ancaman tersebut. Jangan sampai pesantren ketularan penyakit-penyakit seperti itu, terutama terorisme, narkoba dan korupsi,” pungkas Kiai Zuhri (Rizky)

KH. Zuhri Zaini Berpita Merah Putih

Menyambut HSN 2017, Ini Pesan KH. Moh. Zuhri Zaini

nuruljadid.net – Menyambut hari santri nasional pada 22 Oktober 2017 ini, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Moh. Zuhri Zaini mengingatkan agar santri tidak terjebak pada acara seremonial, tetapi bagaimana memberikan peran yang bermanfaat.

“Seremonial itu sebagai penggugah saja supaya kita semangat bekerja,” begitulah pesan Kiai Zuhri. Oleh karena itu, kita bersama pemerintah dan komunitas lain harus ikut terlibat melakukan pembangunan dalam segala aspek kehidupan terutama yang sesuai dengan kompetensi santri seperti dakwah dan pendidikan. Namun bukan berarti melupakan bidang kebudayaan, ekonomi dan politik.

“Kalau dalam bidang pendidikan saya kira pesantren sejak dulu berkontribusi pada masyarakat, bahkan sebelum Indonesia merdeka. Tentu peran ini akan berdampak pada bidang ekonomi.” tambah Kiai low-profil ini.

Namun peran yang tidak kalah pentingnya, jelas Kiai Zuhri, adalah mempertahankan kemerdekaan, menjaga keutuhan bangsa sebagaimana kiai dan santrinya dahulu kala. Islam rahmatana lil alamin atau yang dikatakan sekarang Islam Nusantara itu harus dikembangkan.

“Karena kita sekarang menghadapi penetrasi paham-paham yang tidak sesuai dengan budaya bangsa kita. Sekalipun mereka mengatasnamakan Islam tapi dari sisi prilaku mereka tidak sesuai dengan ajaran Islam yang sebenarnya.” Ungkap Kiai Zuhri.

Sehingga santri sebagai orang-orang yang mewarisi peran ulama dan nabi tidak boleh berpikir dan membekali ilmu untuk kepentingan sendiri dan keluarganya, melainkan juga harus berpikir untuk masyarakat, umat dan bangsa.

“Santri tidak harus jadi kiai ataupun jadi ustad. Jadi apa saja yang penting bermanfaat untuk umat, bangsa dan negara. Untuk bisa berperan lebih baik, santri jangan berhenti belajar, jangan hanya beramal tapi juga belajar.” Pungkas Kiai Zuhri Zaini.(Rizky)

 

 

Tausiyah Pengasuh KH. Moh. Zuhri Zaini Pada Peringatan 1 Muharram 1439 H

nuruljadid.net – Peringatan Tahun Baru Islam 1 Muharrom 1439 H di Pondok Pesantren Nurul Jadid, Kamis malam (19/09/17), dihadiri ole ribuan santri, perangkat kecamatan Paiton dan Polisi serta TNI. Hadir pula Kepala Pesantren Nurul Jadid, KH. Abdul Hamid Wahid dan Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Moh. Zuhri Zaini.

Dalam sambutan Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH Zuhri menyampaikan momentum peringatan tahun baru Islam ini merupakan momentum untuk bermuhasabah. Oleh karena itu mari kita mengevaluasi diri, misalnya yang kurang tekun belajar menjadi rajin, yang malas ibadah menjadi rajin ibadah, yang sering melanggar peraturan pesantren sekarang mematuhi aturan pesantren.

“Kalau kita bisa mengevaluasi diri, kita bisa mengambil hikmah dari peringatan ini. Jika tidak, berarti ini hanya ceremonial dan kita merupakan orang yang rugi. Bukan hanya rugi waktu dan umur, melainkan juga rugi biaya. Sebab hidup itu butuh biaya, orang tua kita ngirim banyak mengeluarkan biaya,” kata Kiai Zuhri.

Apalagi kalau hari ini, tambah Kiai Zuhri, lebih jelek ketimbang hari kemarin, bukan sekedar rugi tapi juga celaka. Maka dari itu, kita berupaya agar menjadi manusia yang beruntung, manusia yang murabbi, tentunya disertai doa dan usaha.

Disamping itu, lanjut Kiai Zuhri, di pondok pesantren Nurul Jadid ini bukan sekedar mencari ilmu, mengamalkan ilmu, tetapi juga untuk memperbaiki diri, menggembleng akhlak kita supaya menjadi orang-orang yang berakhlakul karimah. “Sebab kalau tidak mampu mengendalikan diri melawan nafsu kita, ilmu kita bisa jadi tidak bermanfaat,” ungkap Kiai Zuhri. Banyak orang pintar dan alim tetapi karena kalah dengan nafsunya akhirnya dia melakukan pekerjaan yang tidak terpuji seperti para koruptor,” jelas Kiai Zuhri.

Para koruptor Itu bukan orang bodoh dan bukan orang miskin, tapi mereka kalah dengan nafsunya sehingga melakukan korupsi yang sangat merugikan orang banyak. Sementara orang yang memiliki akhlakul karimah minimal ada dua tantangan yang harus dihadapi.

Pertama tantangan dari luar diri kita, terutama godaan teman yang mengajak pada hal-hal yang jelek. Tantangan kedua sekaligus yang terberat ialah dari dalam diri kita sendiri. Oleh karena itu dalam doa awal tahun itu ada permohonan agar diselamatkan dari godaan-godaan setan. Disamping juga mengendalikan nafsu diri kita.

“Mengapa tahun baru Islam dimulai dari hijrah, karena pada hakikatnya, hijrah adalah untuk melakukan perubahan. Semoga kedepannya kita selalu mendapat taufiq dan hidayah dari Allah SWT. Sehingga kita bisa mengisi sisa-sisa hidup kita dengan amal-amal baik yang di ridhoi Allah,” pungkas Kiai Zuhri.(Rizqy)

KH. Moh. Zuhri Zaini : Waqafkan dan Abdikan Diri Anda untuk Al Qur’an

nuruljadid.net – Mempelajari ilmu agama tidaklah mudah, tidak cukup hanya berakal saja, namun belajar agama harus memiliki guru sebab ilmu agama itu lebih banyak mengarah kepada yang ghoib. Oleh karena itu, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Moh. Zuhri Zaini memberikan tausiyah pada kegiatan Studium General PPIQ Nurul Jadid.

“Bersyukurlah saudara saudara sekalian, karena saudara adalah orang orang pilihan Allah  (tentara Allah) yang memiliki tugas untuk menjaga dan memelihara Al Qur’an yang telah dijamin keasliaannya oleh Allah SWT” dawuh beliau diawal tausiyahnya.

Semua santri di Nurul Jadid bisa dan mampu belajar Al Qur’an, namun perbedaan antara peserta didik PPIQ dengan santri lainnya adalah mampu mempelajari, mendalami dan menghafal Al Qur’an secara intensif. Hal itu merupakan hal plus bagi peserta didik PPIQ.

Mempelajari Al Qur’an merupakan suatu kemuliaan. Karena Al Qur’an merupakan pintu dari semua ilmu yang ada pada saat ini. Dijaman sekrang, perkembangan IT sangat pesat. Dan IT sangat laris dimanapun kita berada. Karena IT disebut sebagai sumber ilmu. Siapa yang menguasai informasi, maka dia akan menguasai dunia. Tapi sayang, IT hanya mampu memberikan informasi dunia saja.

Al Qur’an yang merupakan sumber dari sumber ilmu yang ada mengandung beberapa pernyataan yang bisa dibenarkan secara ilmiah dalam bidang ilmu. Salah satu contohnya adalah dalam bidang biologi, fisika dan lain sebagainya.

“Al Qur’an adalah sesuatu yang mulia, karena itu muliakanlah kandungan Al Qur’an dan muliakanlah diri kita dengan mengikuti ajaran Al Qur’an” dawuh Pengasuh ke IV Pondok Pesantren Nurul Jadid.

“Waqafkan dan abdikan diri anda untuk Al Qur’an. Banyak bonus yang akan Allah berikan kepada orang yang menghafalkan Al Qur’an dengan ikhlas. Dan Allah juga akan menjamin kelapangan hidup bagi orang yang menghafalnya” tambah beliau memotivasi peserta didik PPIQ untuk belajar dan menghafal Al Qur’an. (QZ)

Sejelek Apapun Keadaan Kita, Jangan Pernah Putus Asa Akan Rahmat Allah

nuruljadid.net – Di dunia banyak manusia yang mengaku berkuasa bahkan ada juga yang mengaku sebagai tuhan. Akan tetapi di akhirat, tiada manusia yang berkuasa. Semuanya tunduk dan patuh kepada Allah. Andaikan  di dunia ini, Allah menggunakan sifat adilNya, artinya ketika manusia berbuat dosa langsung disiksa mungkin kita semua akan binasa. Tetapi karena sifat RahmatNya lebih besar daripada murkaNya, akhirnya Allah tidak menyiksa kita di dunia sekalipun manusia sudah banyak  berbuat dosa. Inilah yang patut kita tiru sebagai hamba Allah. Sekalipun tidak harus sama dengan sifat tuhan. Kecuali sifat kebesaran tuhan, maka tidak boleh kita tiru, karena kita tidak mempunyai sifat besar, kalau tuhan memang mempunyai sifat Al-Mutakabbir,  kalau kita meniru sifat besar tuhan berarti kita sombong.

Dalam keadaan seperti itu Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Moh Zuhri Zaini, memberi nasihat kepada kita dalam pengajian Ramadhan kitab Irsyadul ‘Ibad

“Perlakuan tuhan kepada hambaNya tergantung bagaimana hamba tersebut meyakini. Apabila seseorang meyakini bahwa Allah mempunyai sifat pemurah, pengasih, pengampun dan maha penyayang, apabila kita memohon ampun dengan sungguh – sungguh pasti Allah akan mengampuni. Akan tetapi sebaliknya, apabila kita berburuk sangka kepada Allah maka hal itu akan terjadi kepada kita. Misalnya seperti orang yang berputus asa, karena orang yang putus asa adalah orang yang berburuk sangka kepada Allah. Semisal dia mengatakan saya tidak mungkin jadi orang baik, karna keturunan saya keturunan perampok, bapak saya keturunan perampok, kakek saya keturunan perampok, apabila keyakinan kita kepada Allah seperti itu, maka pasti kita akan menjadi prampok beneran” Dawuh Pengasuh.

Beliau melanjutkan, sejelek apapun keadaan kita jangan pernah berburuk sangka kepada Allah, jangan pernah putus asa, kita harus tetap memiliki harapan, artinya harapan kepada Allah, bukan harapan kepada selain Allah apalagi berharap kepada diri kita sendiri. Banyak kejadian – kejadian diluar nalar kita seperti orang yang tenggelam namun masih bisa diselamatkan. Terutama ketika kita dalam keadaan mendesak, maka jangan sekali – kali kita putus asa dan berburuk sangka kepada Allah. (zainul,zaky/red)

KH. Moh. Zuhri Zaini : Tak Ada Yang Terjadi Secara Kebetulan Di Dunia Ini, Semua Itu Sudah Takdir Allah.

Nuruljadid.net-Memiliki cita cita yang tinggi hampir dimiliki oleh semua orang. Mereka terus berjuang untuk menggapai cita cita tersebut. Namun terkadang ketika manusia terlalu berambisi untuk menggapai cita citanya mereka melupakan Sang Pencipta.

Dalam hidup ada yang namanya Sunnatullah, manusia boleh memiliki cita cita yang sangat tinggi, namun hal yang perlu diingat adalah diatas cita cita yang manusia miliki masih terdapat kekuasaan Allah SWT. Ada yang namanya Takdir dan qoda’ Allah. Terkadang manusia terlalu egois, melakukan sesuatu dengan seenaknya sendiri. Tidak menyadari bahwa hidup ada yang mengatur, mendesain dan berkuasa diatas kuasa manusia yaitu Allah SWT.

Dalam kondisi demikian, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Moh Zuhri Zaini, memberikan nasihat kepada kita semua melalui pengajian Kitab Bulan Ramadhan, ( Irsyadul ‘Ibad ), (Rabu, 31 Mei 2017)

“Orang kalau sudah kenal kepada Allah dalam keadaan mendesak lalu kemudian orang tersebut berdo’a kepada Allah, pasti Allah akan mengabulkan do’a orang tersebut. Selalu ada solusi bagi orang yang kenal kepada Allah. Orang yang kenal kepada Allah memahami bahwa semua itu terjadi bukan secara kebetulan, tapi karena pertolongan Allah. Dan orang yang kenal kepada Allah selalu menyadari bahwa semua yang terjadi karena takdir Allah, Sebab tidak ada kamus kebetulan di Alam semesta ini” Dawuh Beliau.

“Semuanya ada yang mengatur, dan yang mendesain. Allah lah yang mendesain semua itu. Seperti hidung menghadap kebawah, itu bukan kebetulan tapi Allah yang mentakdirkan. Lalu kalau semua hidung manusia menghadap keatas kemudian seperti apa jadinya. Didalam hidung ada yang namanya bulu hidung dan itu bukan kebetulan. Tapi Allah yang mendesain sebagai filter bagi kita semua. Di dunia ini tidak ada yang namanya kebetulan semuanya ada yang mendesain, dan yang mendesain adalah Allah.” Tambah beliau.

Beliau melanjutkan nasihatnya, Terkadang di alam semesta ini Allah membuat yang namanya skenario terkait keselamatan seseorang yang jauh diluar nalar manusia. Banyak peristiwa – peristiwa yang diluar nalar manusia, yang dapat mengantarkan manusia menyadari akan kekuasaan Allah. Serta mengantarkan manusia kembali kepada jalan Allah. Tetapi semua ini bagi orang yang hatinya lembut, kalau hatinya keras dan gelap sekalipun mau dipaksa maka tetap tidak bisa, seperti dalam sebuah berita tentang bandar Narkoba yang berada di penjara, didalam penjara dia masih menjalankan bisnis Narkoba, dia masih belum berhenti, kecuali dengan dihukum mati, ini kalau orag hatinya sudah keras. Oleh karena itu kita harus menjahui perbuatan dosa dan mengumbar hawa nafsu agar supaya hati kita tidak keras dan gelap. Saudara sekalian puasa yang kita lakukan ini bertujuan  sebagai pengendali hawa nafsu kita.

Kekuasaan Allah yang berperan di Alam semesta ini terkadang jauh dari nalar manusia, karna manusia tidak bisa melihat Tuhan dan terkadang manusia tersebut tidak menyadari dan tidak percaya kalau itu semua Allah yang mentakdirkan. (zainul,zaky/red)

 

Sumber : Pengajian Kitab Irsyadul ‘Ibad Ramadhan 1438 H.

KH. Moh. Zuhri Zaini : Jangan Menjual Ilmu Demi Kepentingan Dunia

nuruljadid.net – Manusia diciptakan oleh Allah untuk beribadah dan menjadi khalifatullah di muka bumi, dengan segala potensi yang dimiliki serta akal yang menjadi pengendali hawa nafsu memberikan jalan kepada manusia untuk menjadi ahli ibadah, yang menjadi cita – cita luhur diciptakannya manusia.

Dengan kenikmatan serta kebahagian hidup yang dimiliki, manusia terkadang lupa akan tujuan luhur diciptakannya manusia itu sendiri. Manusia terkadang terbuai oleh kenikmatan serta kemewahan dunia, tak jarang apabila dengan kondisi demikian manusia sering melalaikan kewajibannya sebagai makhluk ciptaan-Nya.

Dalam menjalani hidup, tentunya manusia berkeinginan untuk hidup bahagia. Namun, tak semua manusia mengetahui jalan menuju kebahagian tersebut. Tak jarang ditemui, apabila manusia menukar kehidupan akhiratnya demi kehidupan dunia, dan tak jarang pula manusia menghalalkan segala cara demi kenikmatan dunia. Ironisnya lagi, masih banyak manusia yang menukar ilmunya dengan dunia dan menjual ilmunya demi dunia. Sebab ilmu yang kita miliki bukanlah untuk kesenangan dunia, bukanlah untuk meraih jabatan dunia, tetapi ilmu yang kita miliki adalah semata – mata untuk mengantarkan kedekatan kita kepada Allah.

Melihat kondisi tersebut, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Moh Zuhri Zaini, memberikan nasihat kepada kita dalam Pengajian Kitab (Irsyadul ‘Ibad) Bulan Ramadhan.

“Ada orang alim, ahli ibadah kalau dia melihat keatas dia langsung melihat Arsy dan do’anya “manjur” akan tetapi dia senang dunia, senang harta. Dia terjebak dengan kenikmatan dunia, dia menjual ilmunya dengan dunia, pada akhirnya derajatnya jatuh, yang awalanya dia “manjur” akhirnya tidak lagi karena terjebak dengan kesenangan duniawi. Itulah bahayanya dunia. Kita jangan merasa aman – aman, jangan merasa baik –baik saja, sekalipun kita berada di Pondok. Istiqomah mengaji dan beribadah setiap hari. Kita jangan sombong dengan amal ibadah kita, sebab kita tidak tau kita akan jadi seperti apa.” Dawuh Pengasuh ke IV PP. Nurul Jadid.

Beliau melanjutkan, terkadang ada orang yang awalnya baik, tapi pada akhirnya dia menjadi orang yang buruk. Begitupun sebaliknya, orang awalnya buruk tapi pada akhirnya dia mejadi orang yang baik. Oleh karenanya, jangan pernah putus asa sekalipun kita bukan keturunan orang yang baik, dan janganlah besar hati sekalipun kita keturunan orang yang baik. Sebab  kebaikan, kemuliaan dan ilmu tidak bisa diwariskan. (zainul,zaky/red)

Sumber : Pengajian Ramadhan 1438 H Kitab Irsyadul ‘Ibad

KH. Moh. Zuhri Zaini : Akal yang Sehat, Pengendali Hawa Nafsu

nuruljadid.net – Manusia mempunyai akal untuk membedakan antara dirinya dengan binatang. Dengan akalnya, manusia mampu membedakan mana yang baik dan yang buruk. Dan dengan akal pula manusia derajatnya menjadi terangkat. Dengan akal manusia dapat mendidik serta mengontrol hawa nafsunya agar menjadi hawa nafsu yang Mutma’innah, hawa nafsu yang mengantarkan manusia menjadi manusia yang baik.

Di zaman modern yang ditandai dengan majunya teknologi informasi dan komunikasi, menuntut manusia untuk selalu mengimbangi serta menyesuaikan diri dengan perkembangan tersebut. Majunya teknologi membuat hidup manusia serba instan, seakan – akan apapun yang dibutuhkan manusia dapat terpenuhi dengan teknologi, terkadang manusia yang terlalu larut dengan kemajuan teknologi dan tidak bisa mengontol diri akibatnya dia menjadi manusia yang diatur oleh teknologi (menkultuskan teknologi). Bukan menjadi manusia yang mengatur teknologi, Ketika orang diatur teknologi, lalu pertanyaannya dimana posisi akal yang selama ini menjadi pengendali serta pengontrol diri kita.

Dalam kondisi tersebut, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Moh. Zuhri Zaini, memberikan nasihat kepada kita, melalui pengajian Kitab Bulan Ramadhan (Irsyadul ‘Ibad)

Orang yang berbuat Maksiat, berarti orang tersebut orang yang tidak punya rasa malu kepada Allah, Ketika manusia kehilangan akal sehat karna dorongan hawa nafsunya, maka manusia tersebut lebih jahat daripaadan binatang. Manusia kalau sudah kadung sombong, maka manusia tersebut bisa mengaku dirinya sebagai Tuhan, seperti Fir’aun.

Beliau melanjutkan penjelasannya, Sebaliknya jika nafsu manusia terdidik, maka manusia tersebut akan lebih tinggi derajatnya ketimbang Malaikat. Dengan akal manusia dapat menggapai derajat yang tinggi, dan ketika akal manusia tidak berfungsi, maka manusia akan berada dipaling rendahnya derajat.

Demikian nasihat yang beliau sampaikan, semoga menjadi bekal bagi kita untuk menggapai derajat yang tinggi disisinya. Dan semoga nasihat beliau bisa kita jadikan pijakan hidup untuk menjalani kehidupan sehari hari yang semakin hari semakin berkembang. (zainul,zaky/red)

jika nafsu manusia terdidik, maka manusia tersebut akan lebih tinggi derajatnya ketimbang Malaikat. Dengan akal manusia dapat menggapai derajat yang tinggi, dan ketika akal manusia tidak berfungsi, maka manusia akan berada dipaling rendahnya derajat.

Sumber : Pengajian Ramadhan 1438 H Kitab Irsyadul ‘Ibad