Tausiyah Pengasuh KH. Moh. Zuhri Zaini Pada Peringatan 1 Muharram 1439 H
nuruljadid.net – Peringatan Tahun Baru Islam 1 Muharrom 1439 H di Pondok Pesantren Nurul Jadid, Kamis malam (19/09/17), dihadiri ole ribuan santri, perangkat kecamatan Paiton dan Polisi serta TNI. Hadir pula Kepala Pesantren Nurul Jadid, KH. Abdul Hamid Wahid dan Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Moh. Zuhri Zaini.
Dalam sambutan Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH Zuhri menyampaikan momentum peringatan tahun baru Islam ini merupakan momentum untuk bermuhasabah. Oleh karena itu mari kita mengevaluasi diri, misalnya yang kurang tekun belajar menjadi rajin, yang malas ibadah menjadi rajin ibadah, yang sering melanggar peraturan pesantren sekarang mematuhi aturan pesantren.
“Kalau kita bisa mengevaluasi diri, kita bisa mengambil hikmah dari peringatan ini. Jika tidak, berarti ini hanya ceremonial dan kita merupakan orang yang rugi. Bukan hanya rugi waktu dan umur, melainkan juga rugi biaya. Sebab hidup itu butuh biaya, orang tua kita ngirim banyak mengeluarkan biaya,” kata Kiai Zuhri.
Apalagi kalau hari ini, tambah Kiai Zuhri, lebih jelek ketimbang hari kemarin, bukan sekedar rugi tapi juga celaka. Maka dari itu, kita berupaya agar menjadi manusia yang beruntung, manusia yang murabbi, tentunya disertai doa dan usaha.
Disamping itu, lanjut Kiai Zuhri, di pondok pesantren Nurul Jadid ini bukan sekedar mencari ilmu, mengamalkan ilmu, tetapi juga untuk memperbaiki diri, menggembleng akhlak kita supaya menjadi orang-orang yang berakhlakul karimah. “Sebab kalau tidak mampu mengendalikan diri melawan nafsu kita, ilmu kita bisa jadi tidak bermanfaat,” ungkap Kiai Zuhri. Banyak orang pintar dan alim tetapi karena kalah dengan nafsunya akhirnya dia melakukan pekerjaan yang tidak terpuji seperti para koruptor,” jelas Kiai Zuhri.
Para koruptor Itu bukan orang bodoh dan bukan orang miskin, tapi mereka kalah dengan nafsunya sehingga melakukan korupsi yang sangat merugikan orang banyak. Sementara orang yang memiliki akhlakul karimah minimal ada dua tantangan yang harus dihadapi.
Pertama tantangan dari luar diri kita, terutama godaan teman yang mengajak pada hal-hal yang jelek. Tantangan kedua sekaligus yang terberat ialah dari dalam diri kita sendiri. Oleh karena itu dalam doa awal tahun itu ada permohonan agar diselamatkan dari godaan-godaan setan. Disamping juga mengendalikan nafsu diri kita.
“Mengapa tahun baru Islam dimulai dari hijrah, karena pada hakikatnya, hijrah adalah untuk melakukan perubahan. Semoga kedepannya kita selalu mendapat taufiq dan hidayah dari Allah SWT. Sehingga kita bisa mengisi sisa-sisa hidup kita dengan amal-amal baik yang di ridhoi Allah,” pungkas Kiai Zuhri.(Rizqy)
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!