Pos

Sambut Muharram, Santri Nurul Jadid Isi Hari Pertama dengan Istighosah Bersama

nuruljadid.net – Ribuan Santri Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo berkumpul di Masjid Jami’ menyambut pergantian tahun hijriyah dengan penuh semangat dan kekhusyukan. Pada peringatan 1 Muharram 1445 Hijriyah yang bertepatan di hari Rabu (19/07/2023) pagi, mereka menyelenggarakan acara istighasah bersama sebagai bentuk penghormatan dan permohonan ampunan kepada Allah SWT.

Kegiatan istighosah ini merupakan rangkaian kegiatan yang di jadwalkan oleh Pengurus Biro Kepesantrenan Bidang BK-WA dan Pembinaan Santri. Mengawali kegiatan tersebut, Ubudiah masjid melantunkan bacaan istighfar bersama sembari menunggu kedatangan para santri ke Masjid Jami’ Nurul Jadid. Para santri diwajibkan untuk mengenakan pakaian putih serentak dengan kopyah nasional berwarna hitam.

Dalam pelaksanaan istighosah ini, para santri membacakan ayat kursi sebanyak 360 kali yang dipimpin oleh Ubudiyah. Sebelum pembacaan istighosah dimulai, acara diawali dengan tausiah dari salah satu keluarga Pengasuh, sekaligus memimpin tawassul istighosah.

Pergantian tahun hijriyah ini selalu menjadi momen bersejarah bagi seluruh ummat muslim di dunia. Bagi santri Indonesia, peristiwa ini tidak hanya menjadi momentum peringatan, tetapi juga sebagai waktu yang tepat untuk merefleksikan diri, meningkatkan ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Dibalik itu, pengurus Biro Kepesantrenan Bidang BK-WA dan Pembinaan Santri menjelaskan tujuan dari kegiatan istighosah ini kepada tim infokom.

“Tujuan diadakannya kegiatan ini ialah sebagai ajang untuk muhasabatun nafs atau instrospeksi diri dari perbuatan-perbuatan yang sudah dilakukan. Dengan harapan, agar bisa mendapat maghfiroh dan kasih sayang Allah SWT,” terangnya.

Selain itu, ustaz tersebut menambahkan salah satu Hadits Nabi Muhammad SAW yang bersabda bahwa:

“Barang siapa hari ini lebih baik dari hari kemarin, maka ia termasuk orang yang beruntung. Barang siapa hari ini sama dengan hari kemarin, maka ia termasuk orang yang merugi. Barang siapa hari ini lebih buruk dari hari kemarin, maka ia termasuk orang yang celaka,” pungkasnya.

 

(Humas Infokom)

Syekh Jumadil Kubro Juara Umum Pekan Kreasi Santri Dalam Rangka Tahun Baru Islam 1 Muharram 1445 H

nuruljadid.net – Usai beragam rangkaian kegiatan Pekan Kreasi Santri, para pemenang lomba dinobatkan pada malam puncak Refleksi Akhir Tahun menyambut datangnya 1 Muharram 1445 H sebagai pertanda tahun baru Islam telah tiba. Kegiatan ini berlangsung di Aula II pesantren yang diikuti oleh seluruh santri (18/07/2023)

Kasubbag Humas Infokom, Mujiburrohman menjelaskan bahwa penobatan para pemenang Pekan Kreasi Santri ini dilakukan sebagai bentuk apresiasi pesantren kepada santri berprestasi.

“kami sengaja menempatkan penobatan pada malam puncak di hadapan seluruh santri, selain sebagai bentuk apresiasi kepada para juara juga untuk memotivasi santri lainnya agar terus berkarya dan belajar serta berjuang meraih prestasi di bidangnya masing-masing,” terangnya.

(Penobatan Pemenang Pekan Kreasi Santri dalam rangka memperingati tahun baru Islam 1 Muharram 1445 H)

Penobatan pemenang Pekan Kreasi Santri dibarengkan dengan malam Refleksi Akhir Tahun ini sesuai dengan agenda kegiatan yang sedari awal dirancang oleh panitia. Suasana di ruangan terlihat menegangkan saat video pemenang Pekan Kreasi Santri ditayangkan satu per satu.

Suara sorak bahagia terdengar jelas ketika perwakilan wilayah mereka tampil di video sebagai pemenang. Masing-masing pemenang dianugerahi trofi dan piagam penghargaan sebagai tanda mata saksi perjuangan dan prestasi yang berhasil mereka torehkan.

(Kepala BKOSS KH. Makki Maimun Wafi saat menobatkan Pemenang Pekan Kreasi Santri dalam rangka memperingati tahun baru Islam 1 Muharram 1445 H)

Pada kesempatan yang sama Kepala BKOSS KH. Makki Maimun Wafi membagikan hadiah kepada seluruh pemenang, sedangkan Kepala Biro Pendidikan yang hadir sebagai narasumber Kiai M. Imdad Robbani juga turut menobatkan Juara Umum yang diraih oleh Wilayah Syekh Jumadil Kubro (Pusat).

Dengan adanya penobatan pemenang Pekan Kreasi Santri ini, selain sebagai tanda berakhirnya rangkaian kegiatan juga sebagai motivasi bagi santri lain untuk lebih aktif pada giat dalam meningkatkan kualitas dan kapasitas diri dalam menggapai mimpi untuk terus berprestasi.

(Wilayah Syekh Jumadil Kubro (Pusat) keluar sebagai Juara Umum Pekan Kreasi Santri dalam rangka memperingati tahun baru Islam 1 Muharram 1445 H)

Berikut daftar pemenang Pekan Kreasi Santri dalam rangka tahun baru Islam 1 Muharram 1445 H:

Lomba Hadrah Ala Santri

Juara 1  : Wilayah Jalaluddin Ar-Rumi (G)

JUara 2 : Wilayah Syekh Jumadil Kubro (Pusat)

Lomba Debat Ilmiah Santri

Juara 1  : Wilayah Syekh Jumadil Kubro (Pusat)

Juara 2  : Wilayah Jalaluddin Ar-Rumi (G)

Juara 3  : Wilayah Zaid Bin Tsabit (K)

Lomba MADING 2D

Juara 1  : Wilayah Zaid Bin Tsabit (K)

Juara 2  : Wilayah Syekh Jumadil Kubro (Pusat)

Juara 3  : Wilayah Jalaluddin Ar-Rumi (G)

 

 

(Humas Infokom)

Nurul Jadid Meriahkan 1 Muharram dengan Pawai Obor Keliling

nuruljadid.net- Pondok Pesantren Nurul Jadid menyambut 1 muharram dengan Pawai obor, kegiatan ini dikaksanakan Sabtu malam (31/08/19). Pawai obor dilaksanakan start mulai dari halaman Kantor Pesantren hingga perkampungan warga sekitar, pukul 20.00 hingga selesai.

Kabag Humpro Ustadz Ernawiyadi menuturkan, dalam rangka tahun baru hijriyah, Pondok pesantren Nurul Jadid selalu menyambutnya dengan gembira. Tahun ini Santri putra kurang lebih 3000 mengikutu pelaksanaan obor keliling.

“Kegitan ini bertujuan untuk menghidupkan syiar syiar Islam dan bisa mengambil hikmah dan nilai nilai dari hijrah rasulullah SAW”, sambungnya.

Pewarta : PM

Galeri Foto: Pawai Obor Santri Dalam Rangka Menyambut Tahun Baru Islam 1441 H

Muharram Bulan Muhasabah

“Momentum peringatan tahun baru Islam ini merupakan momentum untuk bermuhasabah”

(KH. Zuhri Zaini)

 

Muharram merupakan salah satu dari bulan-bulan yang dimuliakan (asyhur-alhurum). Yaitu meliputi Muharram, Dzulhijjah, Dzulqo’dah dan Rajab.  Dinamakan bulan yang dimuliakan, karena dipermulaan Islam kaum muslimin tidak diperboehkan melakukan pertempuran dalam bulan-bulan tersebut. Allah menjelaskan melalui firmannya dalam alqur’an :

سْأَلُونَكَ عَنِ الشَّهْرِ الْحَرَامِ قِتَالٍ فِيهِ. قُلْ قتِاَلٌ فِيْهِ كَبِير ُُ

Mereka bertanya kepada engkau tentang bulan haram, bagaimana berperang pada bulan itu? Katakanlah : berperang dibulan itu adalah besar (dosonya) (QS. Al-Baqorah : 217)

Walaupun ada beberapa penjelasan mengenai larangan berperang dibulan “asyhurul Hurum” pertama:  apabila ada pihak yang berbuat dhalim dan akan mengancam nyawa dan agama maka pada bulan tersebut diperbolehkan melakukan perlawanan (perang) sebagaimana dijelaskan  Ibnu Mu’thi Rahimahullah :

“Berdasarkan ijma’ ulama, boleh melakukan peperangan pada bulan-bulan dengan tujuan membela diri dari serangan penganiaya”(Al-Furu; 47/10 dan Zaadul Ma’aad:3/301) . kedua : sejumlah ulama yang lain berpendapat bahwa hukum haramnya berprang dibulan-bulan tersebut tetap ada dan tidak dihapus, berdasarkan firman Allah :

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian melanggar syiar-syiar Allah, dan janganlah melanggar kehormatan bulan-bulan haram” (QS. Al-Maidah:2).

Bulan Muharram juga disebut dengan    (bulan Allah), ini dapat diartikan bahwa bulan muharram memiliki keutamaan khusus, karenan disandarkan pada lafadz Allah. Para ulama’ menyatakan bahwa penyandaran sesuatu pada lafadz jalalah memiliki makna pemuliaan, seperti Baitullah, Rasulullah, Habibullah, Kholilullah dan lainnya.

Hikmah Tahun Baru Islam

Seperti yang di dawuh-kan oleh Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid bahwa, tahun baru islam adalah momentum untuk bermuhasabah terhadap prilaku, sikap maupun tutur kata selama satu tahun. Karena dengan bermuhasabah (evauasi diri) akan mampu mengawali hidup dengan lebih baik. Jika tidak mampu mengambil hikmah pada momentum perayaan tahun baru hijriyah ini, maka kita termasuk orang yang merugi. Sangat disayangkan apabila perayaan tahun baru hijriyah hanya dijadikan rutinitas tahunan yang bersifat seremonial, tanpa menggali makna hijrahnya Nabi untuk diwujudkan dalam kehidupan selanjutnya. Dengan muhasabah ini pula, prilaku yang kurang baik akan terekam untuk tidak dilakukan lagi dan prilaku baik semakin ditingkatkan. ada kalimat yang masyhur : barang siapa prilakunya hari ini lebih jelek dari perilaku yang kemarin maka ia termasuk orang yang celaka, barang siapa yang prilakunya sama seperti perilaku yang kemarin maka ia termasuk orang yang rugi, tapi barang siapa yang perilakunya lebih baik dari hari yang kemarin maka ia termasuk orang yang beruntung”. Evaluasi diri akan membantu seseorang mengetahui terhadap amaliyahnya, dan ini bisa dilakukan oleh orang-orang yang mengakui dirinya sebagai hamba yang lemah dan tidak pernah alpa dari kesalahan-kesalahan.

Sementara bagi orang yang memelihara kesombongan, tidak akan melakukan muhasabah, karena ia merasa benar dan baik. Inilah pengaruh dari kesombongan,membuat hati buta dan tidak akan mengetahui terhadap kebenaran dan kebaikan. Disamping itu, ada tiga renungan didalam bulamn muharram :

  1. Bersyukur atas nikmat Allah

Umur adalah nikmat Allah yang begitu berharga, nafar yang keluar dari setiap orang adalah mutiara dan siapapun yang menyia-nyiakan maka dia termasuk orang yang akan menyesal, karena umur dan nafas tidak akan kembali. Banyak orang yang tidak menyadari bahwa umur dan nafas sebagi nikmat besar yang harus disyukuri, oleh karenanya patut menggunakan umur dan nafar untuk memperbaiki kesalahan, menambah amal saleh sebagi ekal menghadap Allah.

  1. Muhasabah

Pergantian tahun baru bukan sekedar pergantian kelender  di rumah, namun merupakan peringatan, terhadap aktifias tahun sebelumnya, apakah sudah mellaksanakan kewajiban dengan baik atau tidak, juga apa yang akan dilakukan dalam kehidupan selanjutnya.

  1. Mengenang hijrah Rasulullah

Perisiwa hijrahnya Rasulullah SAW seyogyanya dijadikan sebagai pelajaran berharga dalam kehidupan sehar-hari. Betapapun beratnya menegakkan agama Allah, tetapi seorang muslim tidak layak berpangku tangan menyerah pada keadaan, namun semuanya bisa dijadikan sebagia motivasi untuk melakukan kegiatan-kegiatan maslahah

 

Oleh : Ponirin Mika (Sekretaris Biro Kepesantrenan PP. Nurul Jadid Paiton Prbolinggo)

Tausiyah Pengasuh KH. Moh. Zuhri Zaini Pada Peringatan 1 Muharram 1439 H

nuruljadid.net – Peringatan Tahun Baru Islam 1 Muharrom 1439 H di Pondok Pesantren Nurul Jadid, Kamis malam (19/09/17), dihadiri ole ribuan santri, perangkat kecamatan Paiton dan Polisi serta TNI. Hadir pula Kepala Pesantren Nurul Jadid, KH. Abdul Hamid Wahid dan Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Moh. Zuhri Zaini.

Dalam sambutan Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH Zuhri menyampaikan momentum peringatan tahun baru Islam ini merupakan momentum untuk bermuhasabah. Oleh karena itu mari kita mengevaluasi diri, misalnya yang kurang tekun belajar menjadi rajin, yang malas ibadah menjadi rajin ibadah, yang sering melanggar peraturan pesantren sekarang mematuhi aturan pesantren.

“Kalau kita bisa mengevaluasi diri, kita bisa mengambil hikmah dari peringatan ini. Jika tidak, berarti ini hanya ceremonial dan kita merupakan orang yang rugi. Bukan hanya rugi waktu dan umur, melainkan juga rugi biaya. Sebab hidup itu butuh biaya, orang tua kita ngirim banyak mengeluarkan biaya,” kata Kiai Zuhri.

Apalagi kalau hari ini, tambah Kiai Zuhri, lebih jelek ketimbang hari kemarin, bukan sekedar rugi tapi juga celaka. Maka dari itu, kita berupaya agar menjadi manusia yang beruntung, manusia yang murabbi, tentunya disertai doa dan usaha.

Disamping itu, lanjut Kiai Zuhri, di pondok pesantren Nurul Jadid ini bukan sekedar mencari ilmu, mengamalkan ilmu, tetapi juga untuk memperbaiki diri, menggembleng akhlak kita supaya menjadi orang-orang yang berakhlakul karimah. “Sebab kalau tidak mampu mengendalikan diri melawan nafsu kita, ilmu kita bisa jadi tidak bermanfaat,” ungkap Kiai Zuhri. Banyak orang pintar dan alim tetapi karena kalah dengan nafsunya akhirnya dia melakukan pekerjaan yang tidak terpuji seperti para koruptor,” jelas Kiai Zuhri.

Para koruptor Itu bukan orang bodoh dan bukan orang miskin, tapi mereka kalah dengan nafsunya sehingga melakukan korupsi yang sangat merugikan orang banyak. Sementara orang yang memiliki akhlakul karimah minimal ada dua tantangan yang harus dihadapi.

Pertama tantangan dari luar diri kita, terutama godaan teman yang mengajak pada hal-hal yang jelek. Tantangan kedua sekaligus yang terberat ialah dari dalam diri kita sendiri. Oleh karena itu dalam doa awal tahun itu ada permohonan agar diselamatkan dari godaan-godaan setan. Disamping juga mengendalikan nafsu diri kita.

“Mengapa tahun baru Islam dimulai dari hijrah, karena pada hakikatnya, hijrah adalah untuk melakukan perubahan. Semoga kedepannya kita selalu mendapat taufiq dan hidayah dari Allah SWT. Sehingga kita bisa mengisi sisa-sisa hidup kita dengan amal-amal baik yang di ridhoi Allah,” pungkas Kiai Zuhri.(Rizqy)

Peringatan Hari Santri 22 Oktober 2017, Nurul Jadid Mencoba Memecahkan Rekor Makan Bersama ala Santri

nuruljadid.net- Dalam sambutan Kepala Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH Abdul Hamid Wahid pada peringatan 1 Muharram 1439 H, Kamis malam (21/09/17), menyampaikan bahwa nanti pada peringatan hari santri nasional tanggal 22 Oktober 2017, Pondok Pesantren Nurul Jadid akan mencoba memecahkan rekor terbanyak santri makan bersama ala santri. Hari santri ini merupakan kerjasama dengan pengurus wilayah NU Jatim, Ikatan Pelajar NU (IPNU) Jatim.

Selain akan memecahkan rekor muri makan bersama ala santri, juga melaksanakan pelbagai kegiatan dalam menyambut hari santri nasional. Diantaranya kegiatan itu adalah penyuluhan anti narkoba kerjasama Badan Narkotika Ansor dan Pusat Badan Naroktika Jawa Timur, seminar pendidikan, seminar anti kekerasan terhadap anak yang akan menghadirkan Komisi Perlindungan Anak dan lain-lain.

Disamping rencana di atas, Kiai Hamid juga menjelaskan perkembangan Pondok Pesantren Nurul Jadid. Setidaknya perkembangan terakhir, kata Kiai Hamid, Pondok Pesantren Nurul Jadid ada empat hal. Pertama, turut serta mengutus tiga regu pramuka dalam Perkemahan Wirakarya Pramuka Ma’arif NU Nasional (PERWIMANAS) II di Magelang.

Perkembagan kedua, Persatuan Sepak Bola Santri Nurul Jadid (PSSNJ) yang berada di bawah Badan Koordinasi Olahraga Santri (BKOS) Nurul Jadid berhasil menjuarai Liga Santri Nusantara Region III Jawa Timur. “PSSNJ ini merupakan ‘anak ajaib’ karena baru terbentuk beberapa bulan tapi sudah meraih prestasi. Dan tanggal 22-29 Oktober akan bertanding di LSN seri Nasional di Bandung,” tambah Kiai Hamid.

Perkembangan ketiga adalah terbentuknya duta lingkungan dan pada acara 1 Muharram 1439 H sekaligus dilakukan pengukuhan. Perkembangan keempat yaitu Sekolah Tinggi Teknologi Nurul Jadid (STTNJ), Institut Agama Islam Nurul Jadid (IAINJ) dan Sekolah Tinggi Ilmu Kesahatan Nurul Jadid (STIKes) sedang dalam proses merger menjadi satu menjadi Universitas Nurul Jadid.

“Kita sudah melakukan audiens dengan Kemenristek dan Dikti agar perguruan tinggi yang ada di Nurul Jadid ini menjadi universitas. Sepertinya sudah ada ‘lampu hijau’. Doakan saja tanggal 29 Oktober Kemenristek dan Dikti hadir ke Nurul Jadid untuk meresmikan Universitas,” terang Kepala Pondok Pesantren Nurul Jadid, Kiai Hamid.(Rizqy)

Pengukuhan Duta Lingkungan di Peringatan 1 Muharram 1439 H

nuruljadid.net – Peringatan Tahun Baru Islam 1 Muharrom 1439 H pada Kamis malam (21/09/2017) di Pondok Pesantren Nurul Jadid dihadiri oleh ribuan santri, perangkat kecamatan Paiton, Polisi dan TNI. Hadir pula Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, Kiai Moh. Zuhri Zaini, Kepala Pesantren Nurul Jadid, KH Abdul Hamid Wahid.

Dalam acara tersebut KH Abdul Hamid Wahid mengukuhkan santri dari berbagai wilayah dalam Pondok Pesantren Nurul Jadid menjadi duta lingkungan. Menurut Kiai Hamid, gagasan duta lingkungan ini pada dasarnya merupakan ide pengasuh pesantren Nurul Jadid, Kiai Zuhri Zaini, sejak tahun lalu.

Duta lingkungan ini bertugas untuk menjaga kebersihan lingkungan pesantren dan masyarakat agar terlihat indah. Oleh karenanya diharapkan kepada duta lingkungan santri putra maupun putri menjadi contoh yang baik kepada seluruh santri dan masyarakat.

“Selain itu keberadaan duta lingkungan ini dimaksudkan untuk merealisasikan program-program Pondok Pesantren Nurul Jadid, utamanya yang berkaitan dengan lingungan,” kata Kiai Hamid. Sehingga santri dan masyarakat sadar akan pentingnya hidup bersih dan bersih.

Santri putra dan santri putri yang menjadi duta lingkungan berikrar agar bertanggung jawab atas kebersihan lingkungan, melaksanakan program peduli lingkungan, siap menjadi contoh yang baik dan mengkampanyekan peduli lingkungan tanpa memihak kelompok tertentu.

“Sehingga santri dan masyarakat sadar betapa pentingnya hidup bersih dan sehat. Keberadaan duta lingkungan ini merupakan watak dari panca kesadaran santri yang ditanamkan dalam Pondok Pesantren Nurul Jadid,” pungkas Kiai Abdul Hamid Wahid.

Adapun panca kesadaran santri yang dimaksud adalah kesadaran kesadaran beragama. Kesadaran berilmu, kesadaran berbangsa dan bernegara, kesadaran bermasyarakat, dan kesadaran berorganisasi. (Rizqy)