Kartu e-Bekal, Solusi Uang Saku dan Identitas Santri
berita.nuruljadid.net – Pagi, sekitar pukul 08.09 WIB, saat matahari masih bersinar merah di Paiton, suasana Penerimaan Santri Baru (PSB) Satu Atap Pondok Pesantren Nurul Jadid tampak ramai, Selasa (08/07/25). Para calon wali santri berdiri mengantre sambil membawa map berisi dokumen pendaftaran. Di meja-meja posko, petugas sibuk memverifikasi data, mengambil foto, lalu mengetik cepat di layar laptop. Di tempat inilah mereka mengantre untuk membuat e-Bekal, kartu elektronik multifungsi bagi santri.
Sejak 2019, e-Bekal hadir sebagai solusi di tengah krisis pandemi. Saat itu, kunjungan wali santri dibatasi, dan pengiriman uang saku menjadi persoalan. “Waktu itu Gus Faiz mengusulkan aplikasi Simpanan Bekal Santri (SBS) dari Bandung,” tutur Haeroni, Teller 1, menjelaskan awal mula lahirnya e-Bekal.
Kini, empat tahun berselang, namanya berubah menjadi e-Bekal Santri, dengan fungsi yang semakin luas. Selain sebagai alat transfer uang, kartu ini juga berfungsi sebagai kartu identitas resmi santri, alat transaksi di koperasi, dan syarat perizinan kegiatan luar pesantren.
“Kalau anak kami pergi kuliah di kampus, tinggal tunjukkan e-Bekal. Sudah aman,” kata Ibu Aminah, wali santri asal Sidoarjo, sambil menunjukkan bukti top-up Rp200.000 dari gawainya.
E-Bekal tak hanya memudahkan orang tua, tapi juga mengubah gaya hidup santri. Kini, santri tidak bisa belanja sebebasnya. Wali santri dapat mengatur limit harian, memantau riwayat transaksi, serta meminimalkan risiko kehilangan uang.
“Ibaratnya, kalau kehilangan uang Rp100.000, dengan e-Bekal uang kita tetap aman. Hanya kartunya yang hilang, dan itu bisa diblokir serta diganti baru,” jelas Cinta Fahmi Nabila, siswi kelas 7 SMP Nurul Jadid.
Meski sempat menimbulkan kebingungan di awal peralihan, para santri kini mulai terbiasa menggunakan e-Bekal, terutama sebagai alat transaksi dan syarat perizinan keluar pesantren.
“Awalnya ribet, apalagi kami nggak pegang uang tunai,” ungkap Bintang Rachmatullah, santri putra. “Tapi sekarang enak, belanja di koperasi juga tinggal tap. Lebih aman.”
Petugas e-Bekal menghadapi tantangan logistik, khususnya saat PSB. Jumlah pemohon bisa mencapai ratusan per hari. Distribusi kartu, terutama bagi santri putri, memerlukan waktu lebih lama. “Kami atur penginputan pagi, cetak sore, malamnya sudah aktif,” ujar Haeroni. “Tapi distribusinya kami bagi dua hari, agar tertib.”
Pewarta: Nabilatul Hikmah
Editor: Ahmad Zainul Khofi
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!