Kakak Asuh Sigap dan Tanggap Tangani Serta Dampingi Santri Baru Sakit
nuruljadid.net – Kakak Asuh dan Panitia Orientasi Santri baru (OSABAR) dilatih untuk senantiasa sigap dan tanggap dalam menangani dan melakukan pendampingan kepada santri baru. Padatnya kegiatan di pesantren memaksa santri baru untuk beradaptasi dengan manajemen waktu dan diri. Karena beberapa santri baru ada yang kecapekan sehingga membutuhkan pendampingan kakak asuh selama kegiatan dan wali asuh saat di asrama.
Kakak asuh dan panitia OSABAR diberikan pelatihan dan briefing sebelum terjun ke lapangan melaksanakan tugas pendampingan. Hal ini guna untuk membekali mereka dengan keterampilan dan kemampuan dasar dalam memberikan layanan kepada santri baru.
Tantangan yang kerap kali dihadapi kakak asuh adalah santri baru yang tidak kerasan, seringkali mereka menangis baik di asrama bahkan saat mengikuti kegiatan. Banyak santri baru tiba-tiba teringat dengan orang tua di rumah ketika kegiatan tengah berlangsung. Namun Kakak Asuh dengan sigap dan tanggap melakukan pendampingan dan mengajak melakukan kegiatan yang dapat mengalihkan pikiran santri baru dari ingat orang tua dan rumah.
Selain pendampingan, kakak asuh juga perlu mengetahui rekam medis (medical record) atau riwayat penyakit santri baru berdasarkan data yang diisi oleh wali santri saat pendaftaran ulang satu atap. Sehingga saat ada santri yang sakit segera dibawa ke Klinik Az-Zainiyah untuk ditangani lebih lanjut atau sekedar rehat.
Terlihat beberapa santri baru wajahnya pucat dan fisiknya lemas dikarenakan kecapekan dan kurang istirahat. Ini disinyalir santri baru tersebut belum bisa membagi waktu untuk istirahat dan beraktifitas mengikuti kegiatan pesantren, karena tidak jarang terlihat santri baru asyik ngobrol bersama teman barunya hingga larut malam.
Santri baru juga perlu beradaptasi dengan menu makanan KOSMARA di pesantren yang memang sederhana, sehingga santri betul-betul dilatih untuk disiplin mengatur waktunya, kesehatan dan asupan makanan yang masuk ke dalam tubuh. Sehingga OSABAR ini menjadi pintu awal mereka dikenalkan dengan dunia pesantren dan bagaimana mengatur diri untuk bisa beradaptasi.
(Humas Infokom)
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!