OSABAR 2021 Momentum Santri Reorientasi Tujuan ‘Nyantri’
nuruljadid.net – Orientasi Santri Baru (OSABAR) Pondok Pesantren Nurul Jadid merupakan salah satu gerbang awal untuk santri baru sebelum mengenal lebih dalam seluk-beluk Pondok Pesantren Nurul Jadid beserta hiruk-pikuknya (15/7/2021). OSABAR juga merupakan momentum penting untuk mereorientasi tujuan mondok para santri baru agar tidak salah niat dan salah arah ketika kelak berproses di dalam pesantren, karena segala sesuatu tergantung pada niatnya, jika niatnya salah maka akan berdampak kurang baik bagi pribadi santri itu sendiri sehingga menata niat di awal untuk “Mengaji dan membina akhlaqul karimah” menjadi hal yang harus tertanam di masing-masing pribadi para santri.
Pengurus Pondok Pesantren Nurul Jadid menyadari bahwa santri baru mondok atau belajar di lembaga pondok pesantren tidak semuanya karena murni keinginan sadar atau atas kemauan diri sendiri, tidak sedikit yang karena paksaan orang tua, ikut teman atau berbagai jenis motivasi lainnya. Oleh karena itu, OSABAR 2021 menjadi momentum yang sangat tepat dalam memperbaiki tujuan “nyantri” atau “mondok” itu sendiri. Berbagai nilai dan sikap diajarkan tidak hanya sekedar dari perkataan namun dicontohkan dalam perbuatan pada kehidupan sehari-hari santri yang dapat ditauladani oleh santri baru, bahkan perjuangan mondok dan nilai santri pun dikenalkan melalui bait-bait lagu sehingga lebih mudah diingat dan diresapi oleh santri baru.
Kegiatan yang hanya dilaksanakan dalam kurun waktu 5 (lima) hari itu memang tidak cukup untuk memberikan gambaran utuh tentang kegiatan pesantren dan makna jati diri seorang santri, namun hanya menjadi pengantar yang harapannya pasca OSABAR santri baru dalam memperdalam pencarian nilai dan jati diri santri melalui kegiatan pembiasaan yang ada di Pesantren, baik melalui pengajian kitab pengasuh maupun melalui pembelajaran di kelas bersama para asatiz serta kegiatan pembiasaan baik setiap harinya.
Di Pondok pesantren beragam santri datang dan belajar dengan karakter dan perilaku yang beragam juga sehingga hal utama yang perlu diantisipasi adalah kemampuan dalam beradaptasi dan komunikasi sederhana, karena jika tidak akan sulit akrab antara satu dengan yang lainnya. Selain itu, tidak semua santri memiliki perilaku ‘baik’ karena sejatinya mereka ‘mondok’ untuk memperbaiki perilaku yang kurang baik, sehingga masing-masing santri selain belajar untuk menempa dirinya juga perlu membersamai teman santri yang lain agar berpartisipasi aktif dalam meningkatkan perilaku terpuji selama di pesantren yang tentunya dengan bantuan dan bimbingan wali asuh dan para asatiz/asatizah.
(Humas NJ)
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!