Sowan Masyayikh : Tradisi Latih Keta’dziman Santri Baru untuk Kemuliaan
nuruljadid.net – Sebuah tradisi yang identik dengan pondok pesantren yaitu sowan. OSABAR hari ketiga memperkenalkan tradisi pesantren sowan tersebut kepada santri baru. Sowan merupakan sikap ta’dzim atau yang lebih dikenal orang dengan sikap menghormati dan sopan kepada para guru (masyayikh), yang dipercaya akan membawa seseorang pada kemuliaan dan akan dihormati oleh orang lain.
Dalam tradisi pesantren, salah satu upaya untuk menjaga dan memperkuat hubungan kiai dan santri adalah dengan sowan. Sowan merupakan tradisi bersilaturahmi kepada kiai. Sebagaimana banyak kiai dawuh perihal tradisi sowan
“من لم يعرف الأصول حرم عن الوصول”
Artinya: “Siapa yang melupakan asalnya, maka sulit untuk mencapai kesuksesan.”
(Kegiatan Sowan santri baru putri di kediaman salah satu Ibu Nyai Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo)
Dari pesan tersebut, dapat kita pahami bahwa seorang santri (murid), di mana pun dan kapan pun, jangan sampai melupakan guru yang dulu pernah mengajar dan membimbingnya. Hubungan guru dan murid (kiai dan santri), tidak selesai begitu saja setelah proses belajar rampung. Akan tetapi, sampai kapan pun, hubungan ruhani akan terus terkoneksi. Kendati jarak memisah jasad begitu jauh.
Dalam literatur pesantren, keberkahan menjadi salah satu tujuan sowan. Jika murid sudah tidak lagi ingat terhadap sang guru, keberkahan bisa berkurang, atau bahkan “tidak memberkahi” (tidak berkah hidupnya). Sehingga panitia OSABAR terus melestarikan tradisi ini yang dilakukan turun-temurun.
(Kegiatan Sowan santri baru OSABAR 2022 Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo)
Kegiatan Sowan ini dilaksanakan ba’da sholat subuh dan hadiran di Masjid. Sekitar pukul 05.30 santri baru didampingi kakak asuh dan panitia sudah standby di lapangan pesantren untuk secara tertib berbaris rapi sowan ke kediaman pengasuh dan para kiai lainnya untuk putra.
Sedangkan putri dibagi menjadi dua area, untuk SLTA ke kediaman ibu nyai bagian utara dan SLTP ke kediaman ibu nyai bagian selatan. Hal ini bertujuan untuk menghindari terlalu membludaknya santri berkumpul di salah satu kediaman ibu Nyai dan mempertimbangkan kesehatan Nyai sepuh untuk menyambut setiap santri yang bersalaman.
Setelah kurang lebih dua jam kegiatan sowan berkeliling ke setiap kediaman kiai dan nyai se Pondok Pesantren Nurul Jadid usai, santri baru dipersilahkan beristirahat dan sarapan di asramanya sedangkan panitia mempersiapkan untuk kegiatan pematerian berikutnya.
(Humas Infokom)
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!