Ungkap Kiai Zuhri; Agama Itu Pedoman Keyakinan, Hukum dan Akhlak

nuruljadid.net- KH. Moh. Zuhri Zaini memaparkan bahwa, agama adalah bimbingan dan aturan baik tentang keyakinan, hukum dan akhlak. Ini disampaikan beliau pada pengajian khataman kitab Nashaihud Diniyah, Ahad (10/03/24) di Masjid Jami’ Nurul Jadid Paiton Probolinggo.

Menurutnya, ada ajaran pokok dalam agama yaitu keyakinan, hukum dan akhlak. Kita harus mengikuti pedoman yang di sebut agama tersebut.

“Agama yang di ridhoi Allah ialah Islam. Kalau ada orang lain yang beragama selain Islam ya terserah mereka,” katanya.

Apa itu Islam? Kiai Zuhri menjelaskan, Islam itu adalah menyerahkan diri kepada Allah. Artinya; tunduk, patuh serta pasrah.

“Kalau Allah melarang sesuatu tinggalkan, kalau Allah mentakdirkan sesuatu kita harus menerimanya,”imbuhnya.

Selain itu, ia menyampaikan bahwa, agama islam bersifat universal yang mencakup seluruh manusia. Tidak bersifat lokal yaitu tidak hanya terbatas pada manusia tertentu.

“Agama yang datang dari Allah itu adalah Islam yang berisi tentang ketundukan kepada Allah. Sejak dari nabi Adam, Nabi Isa dan Nabi Ibrahim semua membawa agama Isla. Sedangkan nabi Muhammad menyempurnakan agama islam yang terdahulu untuk disesuaikan dengan kondisi pada saat itu,” tegasnya.

Sebagai umat Islam, Ungkap Kiai Zuhri, kita harus mengakui Nabi Muhammad sebagai utusan Allah. Kalau kita mengakui nabi Muhammad sebagai nabi dan rasul Allah harus dibuktikan dengan mengikuti ajaran-ajarannya.

“Kita sebagai umat Nabi Muhammad harus berman kepada Allah, Malaikat dan rasul-rasul Allah,” pungkasnya.

 

 

Pewarta     : Ahmad Zainul Khofi

Editor        : Ponirin Mika

Di Acara Wisuda Ma’had Aly, Kiai Zuhri Berharap Lahir Keder Ulama dan Bangsa

nuruljadid.net- KH Moh. Zuhri Zaini, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid tengah memberikan sambutan di depan wisudawan wisudawati maha santri Ma’had Aly Nurul Jadid Probolinggo dan Al-Majidiyah Pamekasan Program Marhalah Ula sebanyak 98 mahasantri. Acara yang digelar pada hari Selasa (5/3/24) Pagi, dihadiri oleh Dr. KH.Abdul Ghofur Maimoen yang berkenan memberikan orasi ilmiah, sivitas akademika, dan wali maha santri.

Dalam pembukaan sambutan, beliau tidak lupa mencurahkan rasa syukur kepada Allah Swt. atas terlaksananya kegiatan tersebut.

“Wisuda ke-10 Program Ma’had Aly, serta I’dad dan Tahmid yang merupakan kegiatan rutin tiap tahun”.

Tak cukup itu, Kiai Zuhri menambahkan harapannya sembari berucap “Mudah-mudahan kegiatan ini menjadi pertanda keberhasilan putra-puri kita yang menimba ilmu di Ma’had Aly. Dan mudah-mudahan ilmu yang didapat dijadikan ilmu yang manfaat dan barokah”.

Selain menyampaikan rasa syukur, kiai yang terkenal zuhud ini, dengan kerendahan hatinya menyampaikan rasa terimakasih kepada mudir beserta jajarannya, serta para musrif dan musrifah di lingkungan Ma’had Aly Nurul Jadid.

“Telah kerja keras, tidak kenal lelah. Sehingga bisa mengantarkan para santrinya untuk mencapai satu tahapan pencapaian, yaitu wisuda,” dawuhnya.

Doa juga menghiasi isi sambutannya. Menurutnya, semoga bapak-ibu, mudir, musyrif dan musyrifah bisa istiqamah dalam melanjutkan estafet perjuangan ini dalam membina santriwan santriwati. “Sehingga ke depannya akan banyak melahirkan kader-kader umat, kader-kader bangsa, khususnya (di) dalam bidang agama,” panjatnya.

Apresiasi turut juga disampaikan kepada wali wisudawan wisudawati atas keberhasilannya dalam memotivasi, dan kepada wisudawan-wisudawati sendiri. “Telah bekerja keras, belajar dengan tekun”. Haranya: “Selain bisa mengamalkan dengan berkat ilmunya, juga terus bisa belajar dan belajar”.

Pewarta: Moh. Syafakurrohman
Editor. : Ponirin Mika

Dihadapan Pengurus NU, Kiai Zuhri Ingatkan Pentingnya Merawat Kebersamaan

nuruljadid.net – Menjadi pengurus Nahdhatul Ulama (NU) jangan lupa untuk terus membangun kebersamaan dalam melaksanakan tugas. Kebersamaan itu akan memudahkan setiap tugas bisa dilaksanakan dengan baik.

“Berjamaah atau kebersamaan perintah agama. Ini bukan hanya dalam melaksanakan sholat tapi berjamaah dalam melaksanakan tugas keseharian,” kata Kiai Zuhri saat memberikan tausiyah dihadapan pengurus MWCNU Paiton Probolinggo di Aula Mini Pondok Pesantren Nurul Jadid, Sabtu (02/03/24).

Beliau menambahkan, mengemban amanah harus sebaik-baiknya. Menurut beliau, hal ini bisa didapati jika dikerjakan dengan berjamaah atau kebersamaan. Meskipun hal itu tidak mudah namun bila kita saling memahami dan menghormati sikap dan perbedaan, insya Allah akan bisa tercapai.

“Kalau ada pengurus yang keliru ya minta maaf dan harus dimaafkan,” tegasnya.

Beliau juga menegaskan bahwa, menjadi pengurus NU merupakan orang-orang terpilih dari Allah. Ia berharap agar dalam melaksanakan amanah dari NU semata-mata berharap ridha Allah SWT.

“Kalau kita bekerja untuk Allah maka segala hajat dan kebutuhan kita akan diperhatikan oleh Allah,” imbuhnya.

Selanjutnya, Kiai Zuhri menceritakan perjuangan para pendahulu. Kata beliau, para pendahulu kita mendapatkan pertolongan dari Allah. Hidup mereka tidak mengalami kesulitan karena beliau berjuang untuk Allah dan umatnya.

Tak hanya itu, beliau menjelaskan pentingnya silaturahim. Kata Kiai Zuhri, menyampaikan pentingnya silaturahim adalah untuk memperkokoh ukhuwah diniyah, wathaniyah, insaninyah dan nahdhiyah.

Potret foto bersama pengurus MWCNU Kecamatan Paiton bersama Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid KH. Moh. Zuhri Zaini di penghujung acara silaturrahim

Sementara itu, ketua Tanfidziah Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama Paiton H. Zainul Arifin mengatakan, anjangsana pengurus ke masyayikh pesantren sebagai salah satu upaya di dalam menghadirkan energi positif agar terus mengalir semangat pengabdiannya pada NU.

“NU betul-betul organisasi yang militan butuh semangat dari Masyayikh. Ini dimaksudkan agar semangat pengabdian pengurus MWCNU Paiton sehingga semangatnya terus berkibar,” tegasnya.

Kita datang, ungkap Ustaz Zein, untuk memohon tausyiah atau arahan untuk membangkitkan Ruhul jihad di NU.

 

Pewarta: Ahmad Zainul Khofi

Editor: Ponirin Mika

Kiai Zuhri Menegaskan Pentingnya Berbakti Kepada Orang Tua

nuruljadid.net – Dalam pengajian kitab Riyadhus Sholihin di Masjid Jami Nurul Jadid, KH. Moh. Zuhri Zaini mengingatkan kita akan besar dan tak terhingga jasanya orang tua terhadap kita. Ibu yang mengandung selama sembilan bulan, menyusui selama 2 tahun, dan menyapihkan anaknya, adalah bukti dari kasih sayang yang tak terbatas.

“Air susu ibu (ASI) melebihi dari susu formula yang diambil dari sapi dan kambing,” ungkap Kiai Zuhri, menyoroti pentingnya peran ibu dalam memberikan nutrisi terbaik kepada anak-anak.

Namun, Kiai Zuhri juga mengingatkan pentingnya menghargai peran ayah, yang meski tidak melahirkan, namun bertanggung jawab mencari nafkah untuk keluarga.

Lebih jauh, Kiai Zuhri menyampaikan pesan agar kita bersyukur atas segala nikmat yang Allah berikan, termasuk nikmat memiliki orang tua yang begitu besar jasanya. “Orang tua memiliki kasih sayang yang Allah titipkan melalui mereka,” tegasnya.

Dengan pengingatan ini, Kiai Zuhri mengajak kita untuk menghargai dan bersyukur kepada orang tua yang telah merawat, mendidik, dan mencintai kita sejak lahir. Semoga kita dapat menghargai dan menyayangi mereka dengan sepenuh hati.

 

Pewarta : Ahmad Zainul Khofi

Editor.    : Ponirin Mika 

 

Dawuh Kiai Zuhri; Tauhid adalah Jalan Keselamatan Hidup

nuruljadid.net- KH. Moh. Zuhri Zaini mengenalkan maqomat dan ahwal dalam dunia tasawuf  pada kuliah yang diselenggarakan Pondok Mahasiswa (Pomas).Kamis (22/03/24). Ia menyampaikan bahwa untuk meraih rahmatnya Allah seorang hamba harus memiliki sifat roja dan khouf. Karena dengan dua sifat ini adalah jalan menuju surganya Allah SWT.

Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid ini menjelaskan pemahaman mendalam mengenai dua konsep tersebut. Pasalnya, keduanya tak dapat dipisahkan dalam kehidupan, yakni roja’ (harapan) dan khouf (ketakutan). Dengan suara khasnya, Kiai Zuhri mengemukakan secara lugas dan mendalam. Tak hanya itu beliau memberikan analogi yang menggambarkan kedua konsep tersebut dengan jelas.

“Dua hal yang tidak bisa dipisahkan, yakni roja’ dan khouf. Roja’ itu artinya harapan. Sedang khouf itu –kalau arti harfiahnya- ketakutan. Karena kalau roja’ saja dapat mengakibatkatkan optimisme dan kita jadi lengah. Begitupula sebaliknya kalau kita dihantui dengan kekhawatiran, maka kita tidak berani melangkah dalam hidup. Sama dengan orang naik sepeda motor ke Surabaya, kalau dia penakut: Takut kecelakaan, padahal di jalan aman-aman saja. Asal hati-hati insyaallah selamat. Tapi karena takut, akhirnya tidak berangkat,” ungkap KH. Moh. Zuhri Zaini.

Dalam kesempatan tersebut, K.H. Moh. Zuhri Zaini juga berpesan bahwa dalam menjalani kehidupan, kita perlu menyeimbangkan antara khouf dan raja’.

“Selain itu, beliau juga menegaskan bahwa tauhid merupakan jalan menuju kebahagiaan dan keselamatan hidup. Namun, meskipun jalannya sudah baik, kita sebagai manusia yang menjalaninya belum tentu aman-aman, sehingga perlu merasa khouf (ada kekhawatiran).

Sebaliknya, jika terperosok dalam dosa-dosa, kita tetap harus memelihara harapan. Dan bagaimana cara untuk memperoleh rahmat dan ampunan Allah SWT? Tentu dengan bertaubat. Bukan hanya berharap ampunan tanpa berusaha meninggalkan dosa-dosa. Itulah yang disebut sebagai harapan yang nyata dan berbuah dalam taubat yang tulus,” Ungkapnya.

 

Pewarta    : Ahmad Zainul Khofi

Editor       : Ponirin Mika

Niat dan Amal yang Baik adalah Jalan Menuju Surga; Berikut Penjelasan Kiai Zuhri Zaini

nuruljadid.net-Sebagian orang beranggapan bahwa amal dapat mengantarkan pada surganya Allah meskipun tidak disertai dengan niat yang baik. Begitupun sebaliknya, ia mengira bahwa dengan niat yang baik tanpa dipraktikkan melalui amal yang baik akan mendapatkan rahmatnya Allah. Dalam hal ini, KH. Moh. Zuhri Zaini Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid memberikan penjelasan berkait salah satu cara jalan menuju surganya Allah SWT.

“Niat dan amal yang baik sebagai jalan menuju surganya Allah,” katanya.

Hal demikian disampaikan Kiai Zuhri saat memberikan kuliah tasawuf ke-8 pada mahasiswa Universitas Nurul Jadid di musalla Riyadhus Sholihin, Kamis (22/02/24).

Selanjutnya, pengasuh ke IV ini menyampaikan bahwa ada dua hal yang harus dilakukan dalam kehidupan ini untuk menuju Allah. Dua hal itu adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan,yaitu roja’ dan khouf. Roja’ artinya secara bahasa harapan sedangkan khouf adalah ketakutan atau kehati-hatian dalam menjalani hidup.

Kiai Zuhri menegaskan, mengapa roja’ dan khouf harus dijadikan sikap dalam menjalani kehidupan. Ia melanjutkan, kalau hanya salah satu diantara maqom itu dilakukan biasanya akan membuat manusia lengah dan sembrono.

“Kalau manusia hanya optimis semata mungkin bisa selamat kalau tidak ada kekhawatiran (khouf) maka ia akan ujub dan sombong,” tegasnya.

Sebab kata Kiai Zuhri, manusia itu tidak bisa menentukan nasibnya sendiri karena itu adalah hal Allah. Namun manusia harus berusaha, beramal karena itu adalah syariat yang harus dilakukan,” imbuhnya.

Meskipun demikian, Kiai Zuhri mengingatkan bahwa usaha seseorang tidak bisa menentukan nasib secara pasti. Usaha itu menurutnya hanya ikhtiar atau jalan menjemput cita-cita.

Beliau menjelaskan bahwa, takdir itu baru diketahui sesudah terjadi. Kalau belum terjadi manusia tidak akan tau. Pentingnya usaha yang itu adalah sarana untuk mendapatkan takdir yang baik. Karena pertolongan Allah itu akan didapatkan bila dengan amal yang baik.

“Manusia yang berharap mendapatkan rahmat Allah maka ia harus bertaubat (beribadah). Jika ia berharap rahmat-Nya, namun justru melakukan perbuatan maksiat pada-Nya itu hanya omong kosong atau angan-angan,” ungkapnya.

Hal itu, Kiai Zuhri berharap agar kita untuk terus bertauhid, beriman, beramal untuk mendapatkan harapan karena itu jalan menuju keselamatan dan kebahagiaan hidup serta memelihara sikap khouf kepada Allah.

Pewarta    : Ahmad Zainul Khofi

Editor       : Ponirin Mika

Ungkap Kiai Zuhri: Pesantren adalah Lembaga Pencetak Kader Bangsa

nuruljadid.net – Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid KH. Moh. Zuhri Zaini mengungkapkan bahwa adanya pelaksanaan Haul Masyayikh dan Harlah ke-75 adalah sebagai bentuk syukur atas nikmat, ma’unah dan hidayah Allah sehingga Pondok Pesantren Nurul Jadid bisa eksis dan berkembang sampai sekarang. Selain itu, kata Kiai Zuhri, untuk mengenang dan mensyukuri jasa-jasa pendahulu mulai dari pendiri sampai pengasuh-pengasuh yang lain. Karena berkat jasa para almarhumin Pesantren Nurul Jadid bisa berdiri dan eksis sampai sekarang.

“Pesantren bisa eksis dan berkembang untuk mencetak dan melahirkan kader-kader penerus perjuangan bangsa, umat dan masyarakat,” ungkapnya saat menyampaikan sambutan pada acara Haul Masyayikh, Ahad (11/02/24).

Selain itu, Kiai Zuhri menegaskan bahwa peringatan Haul diharapkan bisa meneladani jejak-jejak perjuangan pendiri dan pengasuh baik melalui pesantren maupun di tengah-tengah masyarakat.

“Haul dan Harlah ini bukan hanya sekedar rutinitas atau seremonial semata, akan tetapi bisa bermakna untuk kita,” imbuhnya.

Melihat perkembangan pesantren, Kiai Zuhri mengungkapkan, telah banyak capaian dari berbagai bidang terutama dalam bidang pendidikan dan pengabdian masyarakat.

“Pesantren Nurul Jadid telah mengirim guru tugas ke beberapa daerah, diantaranya, Sulawesi, Bali dan mancanegara,” imbuhnya.

Bahkan, Ungkap Kiai Zuhri, pesantren adalah lembaga dakwah. Oleh sebabnya, ia berharap santri harus mengajak kepada kebaikan dan kemaslahatan bersama.

Ia menegaskan bahwa berkembangnya pesantren tidak lepas dari dukungan dan kerja sama semua pihak.

“Kiai Zaini mendirikan pesantren dapat dukungan dari berbagai pihak,” pungkasnya.

 

Pewarta: Ahmad Zainul Khofi
Editor: Ponirin Mika

Halaqah Fiqih Peradaban II, KH. Zuhri Zaini Ajak Upaya Perdamaian Dari Diri Sendiri Terlebih Dahulu

nuruljadid.net – Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid KH. Moh. Zuhri Zaini, menyambut hangat seluruh tamu undangan pada acara Halaqah Fiqih Peradaban II pada hari Rabu (20/12/2023) pagi di Aula I Nurul Jadid.

Turut hadir dalam acara, KH. Mitah Faqih ketua PBNU, KH. Zainul Mu’in, KH. Khudri dan 100 peserta tamu undangan lainnya yang berasal dari pengasuh pondok pesantren di wilayah Kota dan Kabupaten Probolinggo serta akademisi dari berbagai lembaga pendidikan.

Pada awal sambutannya, Kiai Zuhri, sapaan akrab beliau (Pengasuh PP. Nurul Jadid) mengungkapkan rasa syukur beliau karena telah dipercaya untuk menjadi tuan rumah penyelenggara Halaqah Fiqih Peradaban II.

“Ungkapan syukur sekaligus terimakasih, ahlan wasahlan marhaban bihudurikum, pesantren ini bisa menyelenggarakan halaqah, yang sebetulnya sudah lama kita merindukan adanya halaqoh ini,” tutur beliau.

Lebih lanjut, beliau sedikit menceritakan halaqah masa lalu yang juga pernah bertempat di Nurul Jadid.

“Dulu pada masa kepengurusan RMI masih KH. Wahid, itu sering sekali mengadakan halaqoh yang melibatkan para Masyayikh. Selain silaturrahim, juga untuk menyamakan visi tentang berbagai isu. Ini penting supaya tidak terjadi ikhtilaf, sekalipun Ikhtilaf itu adalah sesuatu yang normal, tapi tidak sampai kepada iftiraq,” imbuh Pengasuh.

Oleh karena itu, KH. Zuhri melanjutkan, sudah selayaknya kita berupaya untuk minimalisir meskipun tidak mampu meniadakan masalah kekerasan dan terorisme tersebut baik dalam kelompok, individu maupun negara.

“Sebab kadang-kadang ada negara yang berdalih, ‘karena mengambil haknya, sehingga menekan bangsa-bangsa lain’. Saya kira perlu adanya pencerahan tentang itu dikalangan kita. Sehingga kita bisa memulai upaya-upaya perdamaian itu dari diri kita sendiri. Dan kita harapkan hal itu bisa terus menyebar ke lingkungan kita, dari yang kecil sampai yang besar (nasional maupun internasional). Sebab kalau kita tidak mulai dari sekarang, kita hanya menunggu, dan harus bersama-sama, itu kapan?,”terang KH. Zuhri.

“Mudah-mudahan melalui halaqoh ini, minimal kita sudah mempunyai perhatian dan kepedulian terhadap upaya-upaya perdamaian. Dan tidak larut dengan trend-trend dalam menghadapi tahun 2024 mendatang. Dan Mudah-mudahan halqoh kali ini bisa berjalan dengan lancar disertai dengan ridho dan maunah Allah SWT. Aamiin- Aamiin Ya Mujibassailin,” pungkas Pengasuh.

 

(Humas Infokom)

Peringatan Hari Guru Nasional, KH. Moh. Zuhri Zaini: Guru Jadi Penentu Masa Depan Generasi Bangsa

nuruljadid.net – Setiap tanggal 25 November, Indonesia memperingati Hari Guru Nasional. Hal itu merupakan sebuah bentuk penghormatan kepada jasa para guru yang telah mencerdaskan kehidupan bangsa. Genap sudah usianya, selama 78 tahun guru mewarnai “eskalator sosial” di Indonesia sejak disahkan pertamakalinya tahun 1945.

Pada tahun 2023, Biro Pendidikan Pondok Pesantren Nurul Jadid turut memperingati Hari Guru Nasional dengan menggelar berbagai kegiatan, tidak hanya kegiatan berupa sanjungan, apresiasi dan pujian atas jasa guru, mereka juga menghadirkan Pengasuh Pesantren KH. Moh. Zuhri Zaini untuk menyampaikan nasihat dan renungan guru di pagelaran acara inti pada Sabtu (25/11/23) bertempat di Aula II Pesantren.

Foto bersama Kepala Biro Pendidikan Nurul Jadid K. Moh. Imdad Robbani (kiri) dan Kabid. Kurikulum H. Foni Yusanda (kanan) usai memberikan bingkisan kepada para Guru Teladan

Mengusung tema “Guru Adalah Pahlawan Tanpa Tanda Jasa”, acara ini menekankan pentingnya niat guru untuk mengabdi dengan tulus dan ikhlas.

“Menjadi guru merupakan pengabdian yang sangat mulia karena mengajarkan ilmu. Baik dan tidaknya masa depan bangsa atau umat bergantung pada guru dalam mempersiapkan generasi,” dawuh KH. Moh. Zuhri Zaini saat menyampaikan nasihat dalam acara tersebut.

Kiai Zuhri melanjutkan, mendidik itu memang berat. Karena yang dididik itu bukan barang, tapi sama dengan kita yaitu manusia. Apalagi harus menyesuaikan dengan perubahan zaman, media dan teknologi.

“Sebagai seorang guru jangan meninggalkan keimanan dan ketakwaan. Iman, takwa dan perkembangan zaman yang terpadu,” tuturnya.

Menurut beliau, hal terpenting dalam mendidik murid adalah menginternalisasikan prinsip keimanan dan ketakwaan pada diri mereka, sebagaimana kemampuan teknis dan keterampilan adalah hal yang bisa dipelajari.

“Kecerdasan harus diimbangi dengan pendidikan karakter. Koruptor itu bukan orang bodoh, ia pintar tapi tidak bisa mengamalkan ilmunya dengan baik (tidak memiliki karakter baik),” imbuh beliau.

Di samping itu, pada peringatan Hari Guru Nasional ini, Kiai Zuhri berharap agar guru dapat menjadi teladan yang patut dicontoh oleh murid dan tidak melupakan riyadhoh.

“Perilaku riyadhoh itu penting. Perjuangan harus dibarengi dengan permohonan do’a kepada Allah SWT.,” pungkasnya.

 

Reporter: Ahmad Zainul Khofi

(Humas Infokom)

KH. Moh. Zuhri Zaini Bekali Santri Agar Libur Lebih Bermakna

nuruljadid.net – Libur bukan berarti nganggur, isilah masa libur dengan hal yang bermanfaat. Adalah pesan Pengasuh Pesantren KH. Mohammad Zuhri Zaini saat memberikan tausiyah menjelang libur santri Bulan Maulid 1445 H di Masjid Jami’ Nurul Jadid, Ahad (24/09/23).

Demikian juga, Kiai Zuhri mengingatkan pentingnya menghargai waktu, yaitu mengisi setiap detik, menit, bahkan hari dengan hal bermanfaat, tidak sekali-kali mengisinya dengan hal yang tidak berguna, apalagi membahayakan.

“Dalam pepatah Arab disebutkan al waqtu atsmanu minadz dzahabi, waktu lebih berharga daripada emas. Jadi hargailah waktu kita,” imbuh beliau.

Mengisi waktu dengan hal berguna, lanjut Kiai Zuhri, bukan harus dengan hal-hal yang serius (seperti selalu mengaji), namun bagilah waktu bersama keluarga, untuk olahraga dan refreshing, asalkan tidak meninggalkan amalan-amalan yang dilaksanakan di pondok, utamanya yang wajib.

Sosok kiai kharismatik itu juga menjelaskan, tujuan liburan adalah sebagai batu lompatan untuk mengisi daya semangat santri agar lebih giat lagi saat kembali menimba ilmu di pesantren.

“Jadikan libur ini momen untuk mempraktikkan ilmu kita, sebab mempraktikkan ilmu adalah tanda bahwa kita behasil melakukan perubahan yang lebih baik,” jelasnya.

Potret santri tengah mengamati tausiyah oleh Pengasuh Pesantren KH. Moh. Zuhri Zaini di Masjid Jami’ Nurul Jadid

Kiai Zuhri menghimbau, santri sebagai duta atau perwakilan dari pesantren dan keluarga di lingkungan masyarakat harus memberikan contoh yang baik agar tidak merusak nama keluarga maupun almamater pesantren.

“Libur ini adalah ajang momen untuk praktik ilmu, terutama akhlakul karimah baik kepada Allah, orang tua, masyarakat, sesama dan makhluk hidup. Sebab sealim atau sepintar apapun, dan sekaya apapun seseorang namun tidak beradab, pasti tidak disukai oleh Allah dan orang-orang di sekitarnya,” imbuh beliau.

Menurut beliau, hal itu dilakukan bukan demi mendapatkan pujian, namun dalam rangka membawa diri pada perubahan ke arah yang lebih baik. Oleh karenanya, intropeksi atau muhasabah diri harus sering dilakukan, agar tidak merasa diri telah sempurna.

“Orang yang semakin hari semakin baik itu adalah orang yang beruntung, dan orang yang hari ini sama dengan hari kemarin itu adalah orang yang merugi, dan bahkan orang yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin itu adalah orang yang celaka,” dawuh beliau mengutip Hadits Rasul Riwayat Al Hakim.

Tak lupa, beliau juga berpesan kepada santri agar melakukan kegiatan pengabdian di lingkungan masyarakat dengan wadah Forum Komunikasi Santri (FKS) untuk tetap menjaga dan mentaati peraturan agama (syariat) dan pesantren.

 

Reporter: Ahmad Zainul Khofi

(Humas Infokom)

KH. Moh. Zuhri Zaini: Kita Harus Meningkatkan Karakter dan Akhlakul Karimah

nuruljadid.net – “Kita harus meningkatkan karakter dan akhlakul karimah. Sebab ilmu tanpa akhlak yang baik, justru tidak akan berguna dan akan membahayakan diri sendiri maupun masyarakat”

Hal ini disampaikan Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Moh. Zuhri Zaini saat memberikan sambutan kepada calon mahasiswa baru Universitas Nurul Jadid (Unuja) pada kegiatan Orientasi Pengenalan Kampus dan Pesantren (Ospektren), Sabtu (9/9/2023) Pagi.

Lanjut beliau, para calon mahasiswa baru harus selalu mengedepankan akhlakul karimah dalam mencari ilmu, tujuannya agar ilmu yang dimiliki dapat memberikan manfaat bagi diri sendiri dan masyarakat. “Kita harus selalu mengedepankan akhlakul karimah. Agar ilmu yang di miliki bermanfaat,” dawuhnya.

Selain itu, Pengasuh juga mendoakan para calon mahasiswa baru agar sukses dalam menempuh studi. Sehingga ilmu yang diperoleh dapat berguna dan bermanfaat. “Ilmu yang bermanfaat merupakan bekal hidup untuk meraih kebahagiaan dunia dan akhirat,” terangnya kepada para calon mahasiswa.

Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid Kiai Zuhri Zaini saat memberikan tausyiah hasanah kepada calon mahasiswa

Di samping itu, Hambali, Wakil Rektor I mengatakan bahwa tujuan di dirikanya Unuja untuk turut andil dalam mencerdaskan kehidupan bangsa melalui penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan agama.

“Tujuan itu akan tercapai ketika kita konsisten dalam memahami, mengerti dan mengimplementasikan Trilogi dan Panca Kesadaran Santri,” katanya dalam sambutan.

Untuk itu beliau menganjurkan kepada calon mahasiswa baru untuk memahami Trilogi dan Panca Kesadaran Santri.

Dalam sambutannya, Hambali menambahkan, Trilogi dan Panca Kesadaran Santri merupakan fondasi dasar yang dicanangkan oleh Pendiri Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Zain Mun’im. Dan ini, menurut Hambali, tidak bertentangan dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

“Trilogi dan Panca Kesadaran Santri justru menjadi penguat implementasi Undang-Undang Dasar 1945 dan Pancasila sebagai falsafah dan fondasi dasar Republik Indonesia,” pungkas Hambali.

Adapun Trilogi santri: Memperhatikan kewajiban-kewajiban fardhu ain, Mawas diri dengan meninggalkan dosa-dosa besar, berbudi luhur kepada Allah SWT dan makhluk.

Sedangkan Panca kesadaran santri: Kesadaran beragama, Kesadaran berilmu, Kesadaran bermasyarakat, Kesadaran berbangsa dan bernegara, dan terakhir  kesadaran berorganisasi.

(Humas Infokom)

Part 2 Kuliah Tasawwuf, KH. Moh. Zuhri Terangkan Tujuan dari Belajar Ilmu Tasawwuf

nurujadid.net – Lembaga Pembinaan Pondok Mahasiswa (LP Pomas) Universitas Nurul Jadid lancarkan kegiatan “Kuliah Tasawwuf” kali kedua pada hari Senin (17/072023) malam. Kegiatan ini diampu oleh KH. Moh. Zuhri Zaini, selaku Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Pada pertemuan kedua ini, KH. Moh. Zuhri Zaini membahas tentang tujuan dari tasawwuf sebagai lanjutan dari pertemuan sebelumnya yakni untuk nyambung sampai kepada Allah SWT. Dalam penjelasannya, Pengasuh menerangkan dari kitab yang dikarang oleh Syeikh Muhammad Amir Al-Kurdi yang berjudul “Takbirul Qulub”. KH. Moh. Zuhri mengulanginya dari pengertian Tasawwuf yang didalamnya terdapat ahwalun nafsi (keadaan hati/batin). Agar lebih mudah dipahami, beliau menerangkan unsur yang terdapat pada diri manusia.

“Manusia terdiri dari dua unsur. Yakni unsur jasmani dan rohani. Dan unsur yang paling menentukan kebahagiaan manusia itu ialah unsur dalam, yaitu hati. Sebab kebahagiaan sendiri bukan berada di badan. Tapi kebehagiaan itu ada di hati,” Terang KH. Moh. Zuhri.

“Jadi sekalipun badannya sehat, kaya. Tapi ketika hatinya tidak puas dan menghadapi banyak masalah. Itu tidak akan bahagia,” imbuh beliau.

Lebih lanjut, KH. Moh. Zuhri menjelaskan bahwa keadaan dan karakter yang paling menentukan kebahagiaan seseorang adalah keadaan jiwa/hatinya. Apabila baik hatinya, maka peluang mendapatkan kebahagiaan hidup akan lebih besar. Tentu bukan hanya di akhirat kelak, tapi juga di dunia. Misalnya orang yang bersikap baik kepada orang lain, tunduk dan patuh kepada allah, punya sifat qanaah. Itu pasti akan bahagia. Oleh karena itu, kita perlu memperbaiki ahwalun nafsi (keadaan hati/batin).

Salah satu caranya ialah dengan taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah melalui dzikir dimanapun dan kapanpun. Dengan begitu kita akan nyambung kepada Allah. Beliau menjelaskan bahwa dzikir ini terbagi menjadi 3. Yakni dzikir dengan hati, dengan lisan dan dengan perbuatan. Namun pangkal dari dzikir itu ialah hati.

“Sebab ingat kepada Allah itu, yang pokok ialah dengan hati. Jadi percuma mulut kita komat kamit, tapi hati kita tidak nyambung. Namun itu lumayan, daripada tidak sama sekali. Hatinya gak nyambung, mulutnya juga gak nyebut, “ tutur Pengasuh.

Selain itu, beliau juga menyampaikan bahwa dalam melaksanakan ibadah itu harus ikhlas, karena ikhlas merupakan kunci ibadah.

 

(Humas Infokom)

KH. Zuhri Zaini: Jaga dan Peliharalah Nikmat yang Allah Berikan Jangan Sampai Rusak dan Musnah, Gunakanlah untuk Kebaikan dalam Hidup

nuruljadid.net- Minggu (19/02/2023) pagi 08.30 WIB. Pada kesempatan acara haul masyayikh Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo yang dihelat pada pukul 07.30 – selesai. Pengasuh KH. Moh. Zuhri Zaini berpesan kepada seluruh tamu undangan santri dan simpatisan agar selalu menjaga dan memelihara nikmat yang allah berikan kepada kita semua jangan sampai rusak dan musnah serta gunakanlah untuk kebaikan dalam hidup.

“Tetapi yang terpenting bagaimana nikmat yang diberikan allah itu dijaga dan dipelihara jangan sampai rusak jangan sampai musnah dan abis” pesan kiai Zuhri kepada seluruh tamu undangan santri dan simpatisan pada acara haul masyayikh Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Sebagaimana yang didawuhkan oleh pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid kiai Zuhri Zaini bahwa ungkapan rasa syukur tidak hanya melantunkan ucapan Alhamdulillah dan menggelar tasyakuran serta walimah sekalipun itu sesuatu yang baik. Tetapi bagaimana nikmat yang allah berikan kepada kita dimanfaatkan untuk kebaikan dalam kehidupan kita sehari – hari sesuai dengan tujuan allah memberikan nikmat dan fasilitas hidup kepada kita.

(Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid Kiai Zuhri Zaini pada saat menyampaikan sambutannya pada acara haul masyayikh yang digelar Minggu, 19 Februari 2023, pagi.)

“Tentu mensyukuri nikmat tidak cukup hanya tasyakuran dan ucapan Alhamdulillah merayakan perayaan seperti ini atau kendurian, sekalipun itu sesuatu yang baik dan itu dicontohkan oleh nabi besar Muhammad saw dengan adanya walimah – walimah. Bagaimana nikmat yang ada itu digunakan dimanfaatkan untuk kebaikan sesuai dengan tujuan Allah memberikan nikmat dan fasilitas hidup kepada kita.” sambung Kiai yang ramah dan akrab dengan penampilan pakaian sederhana serba putih tersebut.

Tak lupa ucapan selamat datang dan terima kasih beliau sampaikan kepada para Kiai, habaih, santri dan simpatisan telah meluangkan waktunya untuk bisa hadir dalam haul masyayikh mengenang jasa para almarhumin Pondok Pesanytren Nurul Jadid.

Ahlan wasahlan marhaban Bihudhurikum terima kasih atas kehadiran para kiai dan para habaib terkhusus kepada Habib Abdullah almasyhur habib Muhammad bin hasan al ba’aly KH. Mutawakkil alallah pengasuh Ponpes Zainul Hasan Genggong, KH. Mutamakin  wakil Syuriah PWNU Jawa Timur tamu undangan yang tidak bisa saya sebut satu persatu pada acara haul pendiri dan almarhumin.” Tutur beliau saat membuka sambutannya.

Sebelum menutup sambutannya tak lupa pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid Kiai Zuhri Zaini beliau memberikan penghargaan kepada seluruh pengurus dan simpatisan yang berjasa baik dari internal Pondok Pesantren Nurul Jadid maupun dari luar pesantren dari  masa lampau hingga sekarang atas partisipasinya dalam mengembangkan Pondok Pesantren Nurul Jadid sampai saat ini. Acara berjalan dengan lancar, seluruh tamu undangan santri dan simpatisan menyaksikan serta menyimak sambutan pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid dengan penuh khidmat sampai selesai.

(Humas Infokom)

Kiai Zuhri Zaini: Penguatan Akidah Itu Penting Agar Tidak Bingung di Tengah Perkembangan Zaman

nuruljadid.net – Globalisasi dan digitalisasi merupakan kepastian dewasa ini yang menuntut sebuah perubahan di berbagai bidang, mulai dari teknologi, ekonomi, pendidikan sampai dengan sosial budaya. Perubahan adalah sebuah keniscayaan, karena zaman tidak bergerak stagnan. Perubahan multi sektor itu terjadi dan membawa perubahannya sendiri.

Sebagaimana yang didawuhkan oleh pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid kiai Zuhri Zaini pada kesempatan halaqah internasional alumni 2023 lalu. Bahwa perubahan saat ini semakin cepat termasuk perubahan dalam etika dan tatakrama manusia.

“perubahan itu terjadi semakin cepat. Bukan hanya dalam hal teknologi. Tapi juga tatakrama, etika dan akhlaqul karimah” tutur pengasuh yang syarat dengan pakaian serba putihnya.

Kiai Zuhri Zaini menyadari bahwa perubahan zaman juga merupakan wujud pola bagaimana manusia berinteraksi satu dengan yang lain. Perubahan tersebut juga membawa bersamanya nilai-nilai baik positif maupun negatif termasuk dalam hal akidah atau keyakinan.

Perihal akidah, kiai Zuhri mengajak kita semua untuk terus memperkuat iman dan keyakinan kita kepada Allah SWT. “Terutama masalah penguatan akidah. Bagaimana kita tidak bingung dalam perkembangan zaman agar kita tidak kehilangan pegangan. Di barat sudah tidak lagi mempedulikan agama. Banyak ateis dan tidak peduli Tuhan” pesan kiai Zuhri kepada alumni pada forum halaqah.

Namun, meskipun banyak tantangan yang ummat hadapi, kiai Zuhri menguatkan agar kita tetap optimis dan bersikap positif. Menurut beliau kondisi carut-marutnya ummat saat ini perlu dilihat sebagai peluang untuk membumikan akidah ahlussunnah wal jamaah (ASWAJA) an-nahdliyah.

“Kondisi begitu, adalah peluang bagi kita untuk berdakwah. Banyak muallaf, bagaimana muallaf itu kita arahkan biar akidahnya sesuai dengan yang kita jalankan. Jangan sampai yang muallaf itu menjadi radikal. Mereka sangat militan. Sekarang banyak muallaf center dan sejenisnya.” Beliau menekankan dalam sambutannya.

“Minimal santri kita dan alumni itu tidak terbawa dengan radikalisme. Harus berakidah aswaja an-nahdliyah. Kita tidak boleh menghilangkan tradisi lama, tapi, perlu juga mengambil tradisi baru yang baik” imbuh kiai Zuhri.

 

 

(Humas Infokom)

 

 

Kiai Zuhri Zaini: Semoga Halaqah Tidak Sekedar Berkumpul, Tapi Ajang Silaturrahim Lahirkan Ide Cemerlang

nuruljadid.net – Kemarin (18/02/2023) pada kesempatan acara halaqah internasional alumni 2023 dalam rangka haul masyayikh dan harlah ke 74 Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo, pengasuh kiai Zuhri Zaini berharap agar halaqah tidak hanya dijadikan sebagai moment berkumpul, akan tetapi sebagai media silaturrahim melahirkan ide-ide cemerlang.

“Semoga Halaqah tidak hanya sekedar kumpul-kumpul. Tapi menjadi ajang silaturahim untuk melahirkan ide-ide cemerlang” tutur kiai ramah yang akrab dengan busana sederhana serba putih tersebut.

Dalam sambutannya, kiai Zuhri juga mengungkapkan rasa terimakasihnya kepada seluruh alumni dan simpatisan yang telah meluangkan waktunya untuk menyukseskan pelaksanaan halaqah alumni tahun 2023 bertepatan dengan hari lahir Nurul Jadid yang ke 74.

“saya ucapkan terima kasih kepada alumni yang hadir meluangkan waktu untuk halaqah alumni. Semoga kita tidak hanya berkumpul disini. Tapi kumpul bersama di akhirat nanti. Aamiin ya rabb.” Kiai Zuhri menyampaikan yang disambut amin secara serentak oleh peserta yang hadir di ruangan Aula tersebut.

Pada kesempatan yang sama kiai Zuhri juga menyampaikan permohonan maafnya terkait kondisi kesehatan beliau yang kurang baik sehingga tidak bisa menghadiri undangan dari para alumni dan masyarakat.

“Tiga bulan ini saya kurang sehat. Dan banyak acara yang tidak bisa hadir. Mohon maaf. Hanya ada beberapa acara yang bisa saya hadiri.” Dawuhnya.

Kiai Zuhri mengajak alumni dan peserta yang hadir saat itu baik secara luring maupun virtual untuk senantiasa menjadi pribadi yang maju dan berkembang juga mampu beradaptasi dengan perubahan.

“Kita harus berupaya menjadi orang hidup yang selalu berkembang dan mampu menyesuaikan diri. Namun tetap dalam hal-hal yang baik dan menjadikannya prinsip. Kebaikan harus ditanamkan terus. Jangan sampai kita kehilangan jati diri,” pesan kiai Zuhri kepada para alumni dan simpatisan di forum halaqah tersebut.

 

 

(Humas Infokom)