Peringatan Hari Guru Nasional, KH. Moh. Zuhri Zaini: Guru Jadi Penentu Masa Depan Generasi Bangsa
nuruljadid.net – Setiap tanggal 25 November, Indonesia memperingati Hari Guru Nasional. Hal itu merupakan sebuah bentuk penghormatan kepada jasa para guru yang telah mencerdaskan kehidupan bangsa. Genap sudah usianya, selama 78 tahun guru mewarnai “eskalator sosial” di Indonesia sejak disahkan pertamakalinya tahun 1945.
Pada tahun 2023, Biro Pendidikan Pondok Pesantren Nurul Jadid turut memperingati Hari Guru Nasional dengan menggelar berbagai kegiatan, tidak hanya kegiatan berupa sanjungan, apresiasi dan pujian atas jasa guru, mereka juga menghadirkan Pengasuh Pesantren KH. Moh. Zuhri Zaini untuk menyampaikan nasihat dan renungan guru di pagelaran acara inti pada Sabtu (25/11/23) bertempat di Aula II Pesantren.
Mengusung tema “Guru Adalah Pahlawan Tanpa Tanda Jasa”, acara ini menekankan pentingnya niat guru untuk mengabdi dengan tulus dan ikhlas.
“Menjadi guru merupakan pengabdian yang sangat mulia karena mengajarkan ilmu. Baik dan tidaknya masa depan bangsa atau umat bergantung pada guru dalam mempersiapkan generasi,” dawuh KH. Moh. Zuhri Zaini saat menyampaikan nasihat dalam acara tersebut.
Kiai Zuhri melanjutkan, mendidik itu memang berat. Karena yang dididik itu bukan barang, tapi sama dengan kita yaitu manusia. Apalagi harus menyesuaikan dengan perubahan zaman, media dan teknologi.
“Sebagai seorang guru jangan meninggalkan keimanan dan ketakwaan. Iman, takwa dan perkembangan zaman yang terpadu,” tuturnya.
Menurut beliau, hal terpenting dalam mendidik murid adalah menginternalisasikan prinsip keimanan dan ketakwaan pada diri mereka, sebagaimana kemampuan teknis dan keterampilan adalah hal yang bisa dipelajari.
“Kecerdasan harus diimbangi dengan pendidikan karakter. Koruptor itu bukan orang bodoh, ia pintar tapi tidak bisa mengamalkan ilmunya dengan baik (tidak memiliki karakter baik),” imbuh beliau.
Di samping itu, pada peringatan Hari Guru Nasional ini, Kiai Zuhri berharap agar guru dapat menjadi teladan yang patut dicontoh oleh murid dan tidak melupakan riyadhoh.
“Perilaku riyadhoh itu penting. Perjuangan harus dibarengi dengan permohonan do’a kepada Allah SWT.,” pungkasnya.
Reporter: Ahmad Zainul Khofi
(Humas Infokom)
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!