Part 2 Kuliah Tasawwuf, KH. Moh. Zuhri Terangkan Tujuan dari Belajar Ilmu Tasawwuf
nurujadid.net – Lembaga Pembinaan Pondok Mahasiswa (LP Pomas) Universitas Nurul Jadid lancarkan kegiatan “Kuliah Tasawwuf” kali kedua pada hari Senin (17/072023) malam. Kegiatan ini diampu oleh KH. Moh. Zuhri Zaini, selaku Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid.
Pada pertemuan kedua ini, KH. Moh. Zuhri Zaini membahas tentang tujuan dari tasawwuf sebagai lanjutan dari pertemuan sebelumnya yakni untuk nyambung sampai kepada Allah SWT. Dalam penjelasannya, Pengasuh menerangkan dari kitab yang dikarang oleh Syeikh Muhammad Amir Al-Kurdi yang berjudul “Takbirul Qulub”. KH. Moh. Zuhri mengulanginya dari pengertian Tasawwuf yang didalamnya terdapat ahwalun nafsi (keadaan hati/batin). Agar lebih mudah dipahami, beliau menerangkan unsur yang terdapat pada diri manusia.
“Manusia terdiri dari dua unsur. Yakni unsur jasmani dan rohani. Dan unsur yang paling menentukan kebahagiaan manusia itu ialah unsur dalam, yaitu hati. Sebab kebahagiaan sendiri bukan berada di badan. Tapi kebehagiaan itu ada di hati,” Terang KH. Moh. Zuhri.
“Jadi sekalipun badannya sehat, kaya. Tapi ketika hatinya tidak puas dan menghadapi banyak masalah. Itu tidak akan bahagia,” imbuh beliau.
Lebih lanjut, KH. Moh. Zuhri menjelaskan bahwa keadaan dan karakter yang paling menentukan kebahagiaan seseorang adalah keadaan jiwa/hatinya. Apabila baik hatinya, maka peluang mendapatkan kebahagiaan hidup akan lebih besar. Tentu bukan hanya di akhirat kelak, tapi juga di dunia. Misalnya orang yang bersikap baik kepada orang lain, tunduk dan patuh kepada allah, punya sifat qanaah. Itu pasti akan bahagia. Oleh karena itu, kita perlu memperbaiki ahwalun nafsi (keadaan hati/batin).
Salah satu caranya ialah dengan taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah melalui dzikir dimanapun dan kapanpun. Dengan begitu kita akan nyambung kepada Allah. Beliau menjelaskan bahwa dzikir ini terbagi menjadi 3. Yakni dzikir dengan hati, dengan lisan dan dengan perbuatan. Namun pangkal dari dzikir itu ialah hati.
“Sebab ingat kepada Allah itu, yang pokok ialah dengan hati. Jadi percuma mulut kita komat kamit, tapi hati kita tidak nyambung. Namun itu lumayan, daripada tidak sama sekali. Hatinya gak nyambung, mulutnya juga gak nyebut, “ tutur Pengasuh.
Selain itu, beliau juga menyampaikan bahwa dalam melaksanakan ibadah itu harus ikhlas, karena ikhlas merupakan kunci ibadah.
(Humas Infokom)
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!