Peringatan Maulid Sebagai Bentuk Mengagungkan Nabi

nuruljadid.net- Wilayah Sunan Kudus,Pondok Pesantren Nurul Jadid di kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, Rabu Malam, (28/10/ 2020).

Kegiatan ini diikuti oleh, Kepala Bagian Kesenian dan Olahraga Santri (BKOS) KH. Makki maimun Wafi, Kepala Biro Kepesantrenan Gus Imdad Robbani, Kabid Penataan Wilayah Ust Fadhollatif, Kasi Penataan Ust. Mujibul Khoir, Pembina Asrama Pomas Ust. Alif Hidayatullah, dan seluruh Mahasiswa yang berstatus santri. Mereka dengan gembira merayakan dan mengikuti rangkaian acara dengan seksama.

Peringatan Maulid ini diawali dengan pembacaan kalam ilahi beserta sholawat Nabi Muhammad SAW oleh Hadrah Az-zahir dari santri Pondok Mahasiswa, serta sambutan kepala Pomas, dan tausiah Sejarah Kelahiran Nabi.

Dalam sambutannya, Fikri Jamil sebagai kepala Pomas berharap supaya kita bersama-sama mengikuti acara maulid ini dengan khusyuk, meskipun acara ini berada di zaman merebaknya virus Covid-19. Bukanlah suatu alasan untuk kita tidak melaksanakan hari yang bersejarah.

“Mari kita mengikuti rangkaian acara maulid ini dengan seksama, agar kita bisa paham betul akan peristiwa besar, sejarah kelahiran nabi muhammad shallallahu alaihi wasallam,” tegasnnya.

Selanjutnya, inti dari acara tersebut ialah tausiah sejarah kelahiran nabi muhammad SAW, yang di sampaikan oleh Gus Imdad Robbani.

Dalam tausiahnya, malam maulid nabi muhammad merupakan peristiwa titik awal kemanusian, karena nabi muhammad diutus untuk menyebarkan rahmat kepada seluruh manusia serta memperbaiki akhlakul karimah.

Selain itu, rahmat yang diberikan oleh Allah Swt kepada seluruh umat manusia merupakan rahmat yang besar seperti, rahmatan lil alamin, dan rahmat manifestasi.

Lebih lanjut , rahmat yang ada pada diri nabi muhammad merupakan rahmat yang besar yang diberikan oleh Allah serta terus mengalir pada kaum muslim yang tercerahkan oleh nikmat tersebut.

“Bagaimana kita bisa mendapatkan nikmat tersebut?”, tanya Putra ketiga dari Pengasuh PP. Nurul Jadid (KH. MOH. ZUHRI ZAINI BA) kepada mahasiswa.

“Untuk bisa mendapatkan nikmat dari nabi, kita harus memiliki rasa kekhawatiran terlepas dari cinta kepada nabi,” jelasnya.

Dalam hal ini, rangkaian kegiatan memperingati maulid nabi, merupakan sejarah awal umat manusia dan muslim mendapatkan berkahan nikmat dari allah melalui insan Al-kamil; (Baca: Insan Al-kamil, Orang yang sempurna).

 

Pewarta : Robi

Editor.    : Ponirin Mika

Mengapa Malaikat Disuruh Mencatat Amal? Ini Penjelasan Kiai Zuhri

nuruljadid.net- Mengapa malaikat disuruh mencatat amal, karena Allah tidak sewenang-wenang mengadili orang. Sekalipun Allah tanpa saksi sudah tau. Ini pelajaran bagi kita bahwa saat kita jadi pemimpin tidak otoriter,” Hal ini disampaikan Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo KH Moh Zuhri Zaini pada pengajian kitab sore hari di Masjid Jami’ Nurul Jadid, Senin (26/10)

Kiai Zuhri kala itu membahas bab yang menjelaskan tentang keharaman ghibah dan perintah menjaga lisan (Riyadhus Sholihin hal 435).

Menurutnya, ghibah merusak kehormatan orang lain sama halnya dengan melukainya. Kita dilarang melakukan maksiat jika terlanjur segera bertaubat. Sebab, apa yang dilakukan oleh telinga, mata dan hati akan dimintai pertanggungjawaban.

Kiai Zuhri melanjutkan, kurangi bicara sesuatu yang tidak bermanfat bagi orang lain dan bagi dirinya.

“Kalau orang banyak bicara pasti salahnya banyak. Jadi kalau bisa jangan banyak bicara kecuali diperlukan,” Ucap beliau.

Masih kata Kiai Zuhri, kalau kita mau ngomong sebaiknya harus yakin bahwa perkataan kita membawa kebaikan. Apa kita tidak boleh guyon? Kalau diperlukan guyon tidak apa-apa asal guyonannya baik.

Carilah pembicaraan yang bermanfaat,” Imbuhnya.

Pewarta. : PM

Sambang Santri Dengan Protokol Kesehatan Yang Ketat

nuruljadid.net – Ahad (25/10) ini, sambang santri yang diadakan oleh pengurus Ponpes Nurul Jadid tetap menggunakan protokol kesehatan yang ketat. Tampak satuan tugas (satgas) covid-19 berjaga dimana-mana untuk mengawal pertemuan wali santri dengan putera/puterinya.

Sebanyak delapan protokol kesehatan persyaratan sambang santri ditetapkan. Diantaranya adalah: pengunjung maksimal dua orang, sudah terdaftar pada jadwal kunjungan, tidak makan ditempat pertemuan, durasi pertemuan maksimal dua puluh menit, wali santri dilarang memasuki zona satu dan dua, wajib menunjukkan kartu mahrom bagi pengunjung santri Putri, dilarang masuk ruang pertemuan sebelum dipanggil petugas, tempat tunggu di Unuja yang akan dipanggil saat putra/putrinya telah berada di bilik pertemuan.

Tidak hanya itu, bertemu dengan putra/putrinya, semua wali santri dicek suhu tubuhnya terlebih dahulu. Karena bila melebihi batas maksimal suhu tubuh normal, maka wali santri dilarang menemui putera/puterinya. Setelah itu, mereka juga wajib memakai masker, mencuci tangan dan tentunya menjaga jarak.

Menurut Umik, wali santri asal Jember itu sangat mengapresiasi dengan adanya sambang santri ini. “Menurutku, dengan diadakannya program ketemuan antara santri dan wali santri, meskipun tetap dengan protokol covid itu bagus sekali. Kami senang banget. Bisa menghibur hati kami untuk ketemu dengan buah hati yang sedang menuntut ilmu di pesantren setelah sekian bulan di lokdown.” ucapnya saat diwawancarai.

 

Pewarta  : Alfin Haidar Ali

Editor.     : Ponirin Mika

Kebahagiaan Wali Santri Saat Bertemu Putera-Puterinya

nuruljadid.net- Saya sangat bahagia sekali bisa bertemu dengan puteri kami setelah beberapa bulan tidak dapat berkunjung ke pesantren. Memang kondisi seperti saat ini yang tidak dapat mempertemukan saya dan anak saya. Mudah-mudahan wabah covid-19 segera berakhir,” Ucap Bapak Affan Faruq wali dari santri lilik Inez Fauziyah asal Banyuangi.

Pesantren Nurul Jadid sangat bagus dalam menerapkan protokol kesehatan covid-19 dari awal. Dan kami sebagai wali santri yang memasrahkan anak kami ke pondok mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada Pesantren Nurul Jadid atas kerja kerasnya dalam menjaga keselamatan santri-santrinya termasuk anak kami,” Imbuhnya.

Bapak Affan Faruq melanjutkan, Diperbolehkannya sambang santri ini bisa mengobati kangen wali santri pada anaknya. Sebab, siapa yang tidak kangen dengan putera-puterinya.

Meskipun pada pertemuan kali ini kita harus berkomunikasi dalam bilik. Praktek sambang santri dengan tetap melaksanakan protokol kesehatan adalah ikhtiar pesantren untuk menjaga keselamatan.

Dibilik pertemuan terlihat wali santri yang sangat ceria dan raut wajah yang menujjukkan kebahagiaan.

“Saya bahagia sekali meski hanya bertemu 20 menit. Itu sangat cukup. Terima kasih ya Allah,” Kata Siti Nurbaya Wali santri asal Probolinggo.

 

Pewarta : Ibnu Abdillah
Edotor. : Ponirin Mika

Munajat Santri Nurul Jadid Untuk Negeri

nuruljadid.net- Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo merayakan Hari Santri Nasional dengan menggelar Istighasah Kubra, Kamis pagi (22/10) di Masjid Jami’ Nurul Jadid.

Kabag Humas dan Protokoler Ustadz Ernawiyadi mengatakan, kali ini kita tidak mengadakan upacara HSN namun diganti dengan Munajat Santri Untuk Negeri dikemas dengan Istighasah Kubro.

“Ini sebagai ikhtiar kita agar wabah covid-19 segera berakhir. Dan bagi santri do’a merupakan senjata untuk mengusir virus mematikan bagi manusia tersebut,” Tegas Ustadz Erna.

Sebelum pembacaan Istighasah dimulai ada tausyiah KH Najiburrahman Wahid Wakil Kepala Pesantren I Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Dalam tausyiahnya, Kiai Najib menyampaikan, Presiden Ir. Joko Widodo menentukan tanggal 22 Oktober menjadi Hari Santri Nasional, karena pada tanggal itu Guru besar santri KH. Hasyim Asy’ari menandatangi resolusi jihad yang salah satu isi mendorong umat islam berjihad melawan penjajah Indonesia.

Disisi lain, beliau menyinggung tentang perjalanan bangsa menghadapi penjajah.

Saat penjajah membodohkan Indonesia, maka Pondok Pesantren tetap eksis mencerdaskan bangsa dan mampu bertahan hidup dalam kondisi apapun termasuk pada masa penjajahan. Bagi santri berjuang melawan penjajah adalah jihad dan mati dalam keadaan berjuang melawan penjajah adalah syahid. Semangat jihad ini bisa menaklukkan musuh,” Ucap Kiai Najib.

Hadir pada kegiatan itu, Kepala-kepala Sekolah/Madrasah, Pengurus Pesantren dan ribuan santri Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo.

 

Pewarta : Ibnu Abdillah
Editor. : Ponirin Mika

Santri PP Nurul Jadid, Alfin Haidar Ali Juara Dua Lomba Essay se-Nasional

nuruljadid.net – Setelah berhasil masuk dalam lima besar acara penguatan Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang diadakan Puslitbang Kemenag RI di Yogyakarta pada hari kamis (15/10) lalu, saudara Alfin Haidar Ali, santri Pondok Pesantren Nurul Jadid yang saat ini di jenjang pendidikan Ma’had Aly semester tiga berhasil menjadi juara dua lomba menulis essay Hari Santri Nasional Darussunah – Jakarta.

Kabar ini disampaikan langsung oleh penanggung jawab lomba menulis Essay, yakni Maziyah dari Darus-Sunah International Institute for Hadits Science via Whattsapp pada saudara alfin.
Panitia tersebut juga melampirkan surat keterangan hasil penjurian lomba essay, dimana saudara alfin menempati posisi kedua dengan nilai 82, unggul satu angka perwakilan UIN Syarif Hidayatullah dan dibawah juara satu dengan nilai 89 dari instansi UIN Syarif Hidayatullah – Jakarta pula

Kegiatan yang diadakan oleh Ikatan Mahasantri Darussunah (IMDAR) – Jakarta dimulai sejak 3-10 Oktober 2020 sebagai waktu pendaftaran. Sedang pengumpulan karya dilaksanakan pada tanggal 5-19 Oktober 2020 pukul 23.59.
Judul essay yang ditulis oleh Alfin adalah “Panduan Membuka Bisnis Tanpa Modal Ala Mas Edi AH Iyubenu.” Ia mengungkapkan, bahwasanya essay ini ditulis setelah acara di Jogja usai. Ia menyempatkan waktunya selama di Jogja untuk bertemu dengan bos penerbitan Diva Press dan pemilik tujuh kafe yang selalu ramai oleh pengunjung ini.


“Bagi saya, Mas Edi Ah Iyubenu itu orangnya unik. Padahal sudah kaya dengan bisnis penerbitannya Diva Press itu, ia masih membuka kafe di Jogja. Motifnya satu: menolong orang. Banyak mahasiswa jogja yang tertolong berkatnya. Pada essay itu, saya coba mengungkapkan bagaimana seorang santri seharusnya membuka bisnis yang motifnya membantu sesama.” Ungkapnya saat diwawancarai.

Pengumuman pemenang lomba ini tidak selesai disini, akan tetapi juga diumumkan pada acara webinar puncak Hari Santri Nasional Darus-Sunah 2020 dengan tema “meneguhkan peran santri dalam memperkuat moderasi beragama dan wawasan kebangsaan di era pandemi” pada (21/10) pukul 09.00 hingga selesai.

 

Penulis. : AHA

Editor.  : Ponirin Mika

Sambut HSN 2020, PP Nurul Jadid Gelar Pemilihan Santri Berprestasi

nuruljadid.net- Pondok Pesantren Nurul Jadid, menyambut Hari Santri Nasional (HSN) yang akan jatuh pada 22 Oktober 2020, dengan Pemilihan Santri Berprestasi (PILSAPRES) dan Nurul Jadid Student Top Leader (NJSTL).

Sebelum memasuki rangkaian lomba. Kegiatan menyambut HSN dibuka dengan bentuk rangkaian acara ceremonial. Yaitu pembukaan, pembacaan ayat Suci Al-Qur’an, sambutan Ketua Panitia, dan Pengesahan.
Dengan tetap menjalankan Protokol Kesehatan, kegiatan tersebut berlangsung di Aula 1 PP. Nurul Jadid, Rabu (21/10/2020). Selain itu ada juga Istighosah Kebangsaan dan Seminar Kebangsaan sebagai acara puncak dalam rangkain acara HSN.
Menurut Ketua Panitia Penyelenggara, Mohammad Toiful Abrar, tujuan diadakannya Lomba dalam menyambut HSN ini, untuk mengasah potensi diri yang dimiliki oleh para santri, dan membangun kesadaran kolektif kebangsaannya. Serta membumikan nilai-nilai budaya para santri dalam proses pembangunan nasional berkelanjutan.
“Lomba ini mempunyai tujuan tersendiri, seperti mengasah potensi diri yang dimiliki oleh santri, menanamkan kesadaran kolektif dalam berbangsa dan bernegara untuk membumikan nilai budaya santri. Saya rasa, ini merupakan proses awal penerapan kepada santri untuk proses pembangunan nasional berkelanjutan,” ungkapnya.


Sementara materi yang diberikan oleh panitia kepada peserta lomba. Terdiri dari dua kategori materi. Pertama, mengapa saya layak menjadi santri berprestasi. Kedua, mengapa saya layak menjadi santri pemimpin.
Lanjutnya, dalam mengikuti lomba tersebut ada beberapa tahapan yang harus di tempuh oleh para peserta. Diantaranya, mengumpulkan berkas persyaratan lomba, tes wawancara atau Interview, dan Grand Final.
Dalam menobatkan layak tidaknya santri yang berprestasi dalam lomba, Abrar menegaskan, dengan cara diseleksi secara ketat. Selain itu, Abrar mengucapan terimakasih selaku Ketua Panitia, kepada seluruh pihak yang bersangkutan, atas partisipasinya dan turut memeriahkan rangkaian kegiatan tersebut.

 

Pewarta : Robi

Editor : Zainul Hasan R

FKO Nurul Jadid Sambut HSN 2020 Dengan Nurul Jadid Student Top Leader

nuruljadid.net- Menyambut Hari Santri Nasional Pondok Pesantren Nurul Jadid tahun 2020 mengadakan Pemilihan Santri Berprestasi dan Nurul Jadid Student Top Leader, Rabu (21/10) di Aula I Pesantren.

Ketua Panitia Kegiatan ini, Saudara Thoiful Akbar menyampaikan, adanya kegiatan ini untuk menumbuhkan wawasan  kebangsaan dan keilmuan dan juga agar mengetahui kemampuan yang dimiliki oleh setiap santri.

Pada kegiatan ini, Kepala bidang Kepegawaian, Perencanaan, Evaluasi dan Hukum H. Thohiruddin, M. Pd dalam sambutannya memberikan apresiasi setinggi-tingginya atas kegiatan yang dilaksanan Forum Komunikasi Osis (FKO).

“Kegiatan pemilihan santri berprestasi dan Nurul Jadid Student Top Leader ini sangat bagus dilaksanakan oleh generasi muda. Sebab generasi muda adalah pengganti estafet orang-orang sebelumnya, “Ujar H. Thohir.

Kegiatan ini disamping mengetahui kemampuan diri tidak kalah penting dari itu untuk menumbuhkan semangat menjadi orang yang baik termasuk salah satunya menjadi orang berprestasi, ” Sambungnya.

Pembina FKO Hidayaturrahman mengatakan, pemilihan santri berprestasi dilakukan dengan beberapa kreteria mulai dari portofolio, wawancara, menulis opini dan kemampuan mempresentasikan hasil karya ditulis yang dibuatnya juga mampu menjawab pertanyaan juri dengan baik.

“Kegiatan ini kita laksanakan untuk memberikan motivasi kepada seluruh santri,” Kata Rahman.

Pewarta.  : Ibnu Abdillah

Editor.   : Ponirin Mika

E-Bekal Santri Nurul Jadid Akan DiLaunching 01 Nopember 2020

nuruljadid.net- Pondok Pesantren Nurul Jadid melaksanakan pertemuan dalam rangka kerja sama dengan PT TKI dan BNI syariah yang bertempat di Wisma Dosen Universitas Nurul Jadid tanggal (16/10/2020).

Ustadz Agus Fanani Kepala Bidang Usaha Pondok Pesantren Nurul Jadid menyampaikan, pertemuan ini membahas terkait dengan kontrak kerja masalah cashless payment.

“Jadi  cashless payment ini tujuannya untuk memudahkan pengiriman wali santri melalui aplikasi E-Bekal, sehingga pembelanjaan santri nanti cukup menggunakan kartu digital”, tuturnya.

Ia juga menyampaikan kalau wali santri itu melalui aplikasi E-Bekal, Nanti bisa melakukan top up untuk sejumlah nominal dan nominalnya itu tidak berbentuk tagihan tapi open.

“Disitu nanti kartunya bisa digunakan sebagai pembelanjaan di semua kantin yang ada di pondok pesantren. Sehingga untuk di pondok nanti tidak ada uang tunai”, lanjutnya.

Kepala Bidang usaha Pesantren ini juga menyampaikan, sesuai dengan edaran resmi pesantren, launchingnya e-bekal untuk wali santri akan dimulai dari 01 Nopember insya Allah. Untuk mensosialisakan program ini dimulai sejak 25 Oktober 2020″, pungkasnya.

 

Pewarta : Rozak

Editor. : Ponirin Mika

Santri Nurul Jadid Presentasi KTI Dihadapan Para Akademisi

nuruljadid.net- Sehari setelah tujuh hari wafatnya KH Moh Romzi al-Amiri Mannan, Rabu (14/10), Alfin Haidar Ali, santri Pondok Pesantren Nurul Jadid Wilayah Al-Amiri (J) Ma’had Aly pergi ke Yogyakarta untuk presentasi Karya Tulis Ilmiah (KTI) dihadapan para akademisi.

Sesuai dengan jadwal yang ditentukan panitia, Saudara Alfin akan melakukan presentasi KTI-nya yang berjudul, “Peran Ma’had Aly Nurul Jadid Dalam Menangkal Gerakan Radikal di Indonesian” pada kamis (15/10) dihadapan para akademisi yang telah ditentukan, yakni Prof. Koeswinarmo, Dr. M. Murtadlo, MA dan Nunu A. Annahidi, MSI.

Kegiatan yang bertempat di Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Pendidikan Agama (Penda) Kementerian Agama (Kemenag) RI itu dimulai sejak bulan Maret 2020 lalu.

Setelah menjalani serangkaian acara dari pengiriman proposal, penetapan 20 santri ma’had aly se-Indonesia, hingga penelitian dan bimbingan, saudara Alfin dan bersama santri terpilih lainnya melakukan presentasi di 101 Tugu Hotel Yogyakarta.

Dalam formulir yang telah dibagikan pada para peserta, kegiatan ini diadakan untuk menciptakan penulis-penulis handal dikalangan santri Ma’had Aly.

Ust. Tarif ketua panitia pelaksana menyampaikan, dikarenakan pandemi yang belum berakhir ini, peserta dan orang yang terlibat dalam kegiatan ini sangat dibatasi dan semuanya wajib mematuhi protokol kesehatan.

“Mengingat Kondisi wabah Belum kondusif, pelaksanaan Seminar tetap mengikuti protokol kesehatan yaitu selalu memakai masker, jaga jarak dan mencuci tangan. Ketentuan akomodasi satu kamar 2 orang, jumlah peserta dibatasi yaitu dari pusat (15) peserta kti (20) dan panitia lokal yogya (25)
” ungkapnya di GWA KTI tersebut.

Acara yang dimulai pada Rabu, 14 Oktober akan berakhir pada Jum’at 16 Oktober. Semua peserta check in dan check up di hotel pada pukul 13.00 Wib. Semua akomodasi dan biaya transportasi ditanggung oleh panitia. Dan semua peserta mendapat jaket kenang-kenangan sebagai peserta KTI dan uang saku hasil penelitian.

“Kalau saya senang banget. Apalagi hobi menulis saya terwadahi di Ma’had Aly. Apalagi bisa pergi ke Jogja dan semua biaya transportasi ditanggung panitia. Masih ada uang saku lagi. Saya harap, yang seperti ini bukan hanya saya saja. Temen-temen yang suka nulis di Nurul Jadid semoga juga dapat menjadi penulis profesional dan bersinar meskipun sejak masih nyantri.” ungkap alfin saat di wawancarai.

 

Pewarta : Alfin

Editor.    : Ponirin Mika

KH. Moh Zuhri Zaini, Kyai Dengan Ketawadhuannya Yang Tinggi

nuruljadid.net- Melihat foto ini, saya jadi teringat sebuah syair dari kitab ta’limul mutaalim, sebuah kitab panduan bagi penuntut ilmu agar mendapat ilmu barokah.

Dalam kitab tersebut sang muallif ( pengarang) menyitir sebuah syair/ nadhom ( prosa) ketika menjelaskan sikap yang harus di miliki seoerang santri. Berikut syairnya

العلم حرب [للفتى] المتعالى كالسيل حرب للمكان العالى

بجـد لا بجــد كــل مـجــد فهل جد بلا جد بمجدى

فكم من عبد يقوم مقام حر وكم حر يقوم مقام عبد

Ilmu itu musuh bagi penyombong diri- laksana air bah musuh dataran tinggi

Diraih keagungan dengan kesungguhan bukan semata dengan harta tumpukan
bisakah agung didapat? Dengan harta tanpa semangat?

Berapa banyak sahaya, menduduki tingkat merdeka – Berapa banyak orang merdeka, menduduki tingkat sahaya

Saudara! Lihatlah baik baik baik foto di bawah ini, betapa tawadhu’nya sang kiai tersebut. Tahukan kalian? Siapakah kiai itu? Benar, beliau adalah KHMoh Zuhri Zaini, pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid.

PP. Nurul Jadid adalah salah satu pesantren besar yang ada di Jawa Timur. Jangan tanya berapa ratus santri dan alumninya, tanyalah berapa ribu santri dan alumninya. Jangan tanya seberapa lengap tingkat pendidikannya,karena mulai dari paud hingga Perguruan Tinggi, mulai dari keagaaman hingga saintis, semuanya tersedia.

Sekali lagi pandanglah foto di bawah ini! Apa kesan yang engkau dapat ? Tawadlu’ ( merendahkan diri), tidak gila hormat, inginnya hanya menghormati, siapa saja, kalangan apa saja.

Betapa meskipun beliau adalah ulama’ besar, mempunyai ribuan santri yang tersebar di seluruh nusantara bahkan hingga manca negara. Namu beliau masih terus membumi, meski darajatnya telah melangit.

Bagi kalian, yang ingin menambah kekakaguman kepaada beliau, datanglah sekali kali ke PP. Nurul Jadid, sowanlah ke dhalem beliau, mintalah nasehat nasehatnya. Kemudian perhatikanlah bagaimana caara beliau berpakaian, melayani tamu, memberi nasehat. Disitu kalain seakan akan menemukan sesosok “insanul kamil”( manusia sempurna). Pengejewantahan dari teladan Rasulullah SAW.

“Ilmu itu musuh bagi penyombong diri- laksana air bah musuh dataran tinggi”

Maka tak heran beliau mempunyai ilmu yang luas, Dan pandangan luas tentang seluk beluk kehidupan baik agama, sosial, budaya bahkan politik serta kata kata hikmah yang menusuk hati dan jiwa

“Diraih keagungan dengan kesungguhan bukan semata dengan harta tumpukan
bisakah agung didapat? Dengan harta tanpa semangat?”

Keaagungan yang beliau dapatkan tidaklah datang begitu saja, bukan juga berasal dari harta bendanya ( meskipun konon beliau sudah cukup kaya), semangat belajar dan terus belajar masih terua berlanjut hingga sekarang, buktinya? Dalam setiap pengajian yang diasuh sering kali beliau mengomentari fenomena kekinian baik teknologi, budaya, sosial maupun politik. Bukti lain, adalh tulisan tulisan beliau di majalah majalah pesantren yang selalu apde sesuai tema besar majalh itu.

“Berapa banyak sahaya, menduduki tingkat merdeka – Berapa banyak orang merdeka, menduduki tingkat sahaya”

Disinilah beliu tetap mempertahankan posisinya sebagian dzurriyah mulia, KH. Zaini Mun’im, dalam artian tetap dalan kemhlyaan dan keagungan, karena banyak orang yang mempunyai kedudukan tinggi, nasab tinggi dan poangkat tinggai tapi sebenarnya ia adalah budak sahaya, terutama budah hawa nafsu dan syahwat politik. Dan ini tidaklah terjadi kepada beliau.

 

 

Penulis    : Ahmad Qusyairi As Salimy

Publisher  : Ponirin Mika

 

Beri Teladan, Pengasuh Pesantren Nurul Jadid juga Disemprot Cairan Disinfektan

nuruljadid.net- Pengasuh Pondok Pesantren Nurul JadidProbolinggoKH. Moh Zuhri Zaini, juga mengikuti prosedur tetap pencegahan Covid-19. Setiap datang dari perjalanan, Kia Zuhri ikut cuci tangan, mengukur suhu tubuh, dan menjalani penyemprotan dengan disinfektan di gerbang pesantren.

Foto saat Kiai Zuhri mencuci tangan di gerbang pesantren, menyebar di media sosial. Baik WhatsAp grup, maupun facebook.

“Pengasuh Pesantren Nurul Jadid KH. Zuhri Zaini memberi teladan dengan taat melaksanakan prosedur tetap pencegahan sebelum masuk komplek Pesantren Nurul Jadid,” kata KH. Abdul Hamid Wahid di akun facebooknya.

Saat memberikan tausiyah, Minggu (22/3/2019), kiai low profile ini mengharap prosedur kesehatan berkaitan dengan Covid 19, dilakukan semaksimal mungkin sesuai kemampuan.

“Tapi tidak perlu panik atau stres. Karena stres itu sudah penyakit tersendiri,” ujar kiai dengan ribuan santri ini.

Tak hanya mengajak, Kiai Zuhri juga telah mencontohkannya. “Saya setiap datang dari perjalanan, saya minta disemprot (dengan cairan disinfektan),” akunya dalam acara haul masyayikh Pondok Pesantren Nurul Jadid. (*)

 

Publisher     : Ponirin Mika

Tulisan ini diambil dari https://www.timesjatim.com/

Pesan KH Moh Zuhri Zaini Kepada Pengurus P4NJ

nuruljadid.net- Ada tiga kepengurusan yang ikut melaksanakan program di Ponpes Nurul Jadid. Dewan Pengasuh, Pengurus (Tandidz) dan P4NJ,” 

“Semua yang akan kita lakukan adalah khidmad untuk memberikan yang terbaik kepada umat. Kita bukan malaikat yang tidak punya kepentingan apapun,”

“Ada juga manusia yang tidak memberikan manfaat kepada sesama. Ada juga manusia yang seperti kalajengking, yang hanya menggigit. Dari itu, minimal kita bisa memberikan mafaat kepada orang lain,” 

“Memang bukan Malaikat. Tapi kita sebagai manusia mampu memberikan kepada manusia. Itu yang kita harapkan. Untuk ibadah kepada Allah dan berbuat baik dan manfaat untuk umat,” 

“Terima kepada pengurus yang sudah dilantik. Selamat dan terima kasih telah bersedia di tengah kesibukan yang luar biasa,” 

“Firasat saya, kepengurusan saat ini, akan memberikan yang terbaik kepada pesantren dan umat. Programnya cukup bagus. Jika punya kepedulian kepada pesantren yang telah mengambil manfaat, akan terus didoakan oleh pendiri dan dewan pengasuh,” 

“KH Zaini Mu’im berharap, santri yang sdh kembali ke masyarakat adalah milik umat. Walau secara psikologis, banyak yang tdk hanya mondok di Nurul Jadid. Tapi juga dari pondok lainnya,” 

“Jika kemandirian ekonomi umat terus dijalankan, kedepannya akan banyak generasi yang siap berjuang. Karena tanpa “fulus mamfus”. Kelak akan datang sebuah zaman, yang semuanya bersandar pada dhinar,”

“Yang harus diperkuat adalah kegiatan sosial dan kemandirian ekonomi. Karena ekonomi dibutuhkan oleh siapapun. Soal ekonomi bisa bekerjasama dengan siapapun. Tak harus melihat apa agamanya,” 


“Dalam urusan bisnis, soal haknya harus dikedepankan supaya bekerja secara profesional. Dari itu, kemadirian menjadi hal yang utama. Ekonomi itu selain sebagai penopang perjuangan, juga bisa menjadi alat komunikasi dengan berbagai pihak. Baik yang berbeda agama dan kelompok lainnya,”

“Jika kemandirian ekonomi itu yang mengembangkan santri, akan luar biasa. Sebenarnya santri sudah memulai. Tapi mungkin belum ada yang menekuni. Semoga dengan hadirnya pengurus P4NJ akan berhasil dalam hal kemandirian ekonomi,” 

“Kedepan, perlu membangun atau membuat jaringan antar teman (jaringan ekonomi), ada semacam pusat informasi segala hal. Nanti bisa menambah pengalaman dan jika sudah terbentuk jaringan, insyaallah akan baik kedepannya,” 

“Managemen dan jaringan yang baik, akan berjalan baik. Jika sudah ada modal, harus dikelola secara profesional. Jika usaha teman, kadang tidak profesional. Padahal bisnis punya prinsip sendiri. Berbeda dengan prinsip sosial,” 

“Jika sudah bisnis, sekalipun saudara sendiri, harus tetap dalam skala bisnis. Harus ada administrasinya yang harus profesional,” 

“Hal ini jelas tidak mudah. Karena orang yang sukses itu pasti akan mengalami kendala-kendala. Prosesnya yang harus dilihat, jangan melihat hasilnya atau suksesnya. Dalam ilmu Tasawuf juga demikian. Bukan suksesnya yang dilihat. Tapi prosesnya,” 

“Kepatuhan pada organiasi harus terus dilakukan. Karena hal itu sebuah bukti kepatuhan dan kedisiplinan. Atasan dan bawahan harus sama-sama patuh. Karena bukan memikirkan kepentingan sendiri,” 

Terima kasih atas kesediaannya dikukuhkan menjadi pengurus P4NJ Pusat. Mohon maaf apabila ada yang salah.(*)
Publisher       : Ponirin Mika
Tulisan ini diambil dari https://www.ruangaspirasi.net/

Pelanggar Protokol Kesehatan Disanksi Bersih-bersih Sampah di Area Pesantren

nuruljadid.net- Gugus tugas penanganan covid-19 Pondok Pesantren Nurul Jadd Paiton, Probolinggo memberikan sanksi tegas bagi santri yang melanggar protokol kesehatan mulai Selasa (21/09).

“Sanksi bagi mereka (santri) yang melanggar protokol Kesehatan disuruh bersih-bersih sampah diarea pesantren,” Kata Ustadz Ernawiyadi Munsy

Pemberian sanksi ini sesuai dengan suarat edaran dengan nomor : NJ-B/0368/A.III/09.2020 yang dikeluarkan Pesantren,” Imbuhnya.

Untuk mengawal himbauan pesantren, Gugas Pencegahan Covid-19 telah memberikan kewenangan kepada pengurus pesantren yang bertemu santri yang melanggar protokol Kesehatan agar memberi sanksi secara langsung.

Disamping itu, Gugus tugas membentuk tim sidak lapangan kepada beberapa tempat untuk melihat ketaatan warga pesantren dalam melaksanakan protokol Kesehatan.

“Pada rapat gugas disepakati tim sidak ke beberapa tempat. Tim itu terdiri dari perwakilan satuan kerja (satker). Dalam bertugas tim sidak akan memakai pakaian dinas sesuai satkernya masing-masing. Kata Ning Iah di GWA.

 

 

 

Pewarta      : Ibnu Abdillah

Editor          : Ponirin Mika

 

Gugas Covid-19 NJ Bekerja Tanpa Mengenal Lelah

nuruljadid.net- Gugus Tugas Pencegahan Covid-19 terus melakukan ikhtiar agar terbebas dari covid-19 salah satunya disinfektan beberapa tempat di area Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo.

Di indonesia wabah covid-19 sampai saat ini belum menunjukkan tanda-tanda penurunan.  Oleh karenanya kita harus tetap waspada dan hati-hati,” Ungkap Kaba Humas dan Protokoler Ustadz Ernawiyadi Munsyi melalui GWA.

Ustadz Bashori berkomentar, Kerja Gugus Tugas Pencegahan Covid-19 Pondok Pesantren Nurul Jadid sangat luar biasa. Siang dan malam mereka bekerja tanpa mengenal lelah terkait tugas yang diembannya.

 

“Gugus tugas covid-19 Nurul Jadid 24 jam bekerja secara extra. Mereka tanpa lelah memberikan yang terbaik pada pesantren,” Kata Ustadz Bashori melalui GWA.

Kita menginginkan agar seluruh warga pesantren taat aturan protokol kesehatan demi keselamatan dari covid-19,” Imbuh Ustadz Erna.

 

Pewarta.  : Ibnu Abdillah

Editor.      : Ponirin Mika