Buah dari Keinginan Besar, Siswa MTs Nurul Jadid Juara I Baca Kitab

Buah dari Keinginan Besar, Siswa MTs Nurul Jadid Juara I Baca Kitab

nuruljadid.net – Seperti tak mau kalah dengan SMP Nurul Jadid, Siswa MTs Nurul Jadid turut mengharumkan nama besar Pondok Pesantren Nurul Jadid di Kabupaten Mojokerto melalui prestasi Juara 1 Lomba Baca Kitab. Selasa (18/02/2020).

Prestasi gemilang tersebut diraih oleh Zeidan Izza Faris, siswa MTs Program Badan Pembinaan Khusus (BPK) kelas 8 pada Event MBI Big Fair 11 di PP. Amanatul Ummah, Pacet. Mojokerto. Dan diikuti oleh 57 peserta tingkat SMP/MTs yang tersebar diseluruh Jawa Timur.

Tatkala di uji oleh juri, Zeidan (panggilan akrab Zeidan Izza Faris) mendapat giliran membaca Kitab Fathul Qorib Bab Waktu yang Diharamkan Sholat. Walaupun sempat grogi namun ia tetap optimis hingga berhasil mendapat prestasi gemilang tersebut.

 “Ya… yang namanya diuji didepan umum pasti ada saja yang namanya grogi. Apalagi kita tidak tau apa yang akan dibaca akan tetapi dengan doa semuanya dan keinginan untuk membahagiakan orang tua, maka dengan syukur alhamdulillah saya bisa menghadapinya dengan baik,” ungkap santri yang berasal dari Kelurahan Grogol Selatan, Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan itu.

Zeidan Izza Faris (baju hitam) saat mengikuti lomba Baca Kitab

Zeidan Izza Faris (baju hitam) saat mengikuti lomba Baca Kitab

Mengenai persiapan, putra dari Bapak Salman Al-farisi tersebut telah bersiap – siap selama 1 bulan untuk mengikuti lomba. Namun, dalam setiap hariannya ia selalu istiqomah untuk belajar.

“Kalau masalah persiapan sih… Alhamdulillah kami diberi kesempatan yang bisa dibilang lumayan yaitu kurang lebih satu bulan. Karena guru kami pernah mengatakan  bahwa kemenangan hanya bagi orang yang benar benar siap. Oleh karena itu, kami harus memanfaatkan waktu tersebut sebenar benarnya… Dan dengan rahmat Allah SWT kami bisa melaksanakannya dengan baik,” ungkapnya dengan rendah hati.

“Apa yang telah saya raih bukan hasil saya sendiri, tapi juga dari usaha dan bantuan para guru, dan asatidz yang telah membimbing saya dan juga doa orang tua dan teman teman. Jadi selain bangga karena bisa meraih juara di event ini saya juga senang bisa membahagiakan dan tidak mengecewakan orang orang yang berdiri dibelakangku,” pungkasnya

Penulis : Ahmad

Editor : Ponirin

Penganugerahan Guru Berprestasi Biro Pendidikan Nurul Jadid

Penganugerahan Guru Berprestasi Biro Pendidikan Nurul Jadid

nuruljadid.net – Setelah rangkaian Pekan Ilmiah Guru dihelat mulai bulan November 2019 akhirnya tiba pada puncaknya yaitu Penganugerahan Guru Berprestasi Nasional (PILGUPRES) yang diselenggarakan oleh Biro Pendidikan Pondok Pesantren Nurul Jadid (18/02/2020). Kegiatan yang sempat terkendala disebabkan benturan dengan kegiatan pesantren akhirnya terlaksana selasa pagi di Aula II Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo.

Penganugerahan Guru Berprestasi ini dihadiri langsung oleh Kepela Biro Pendidikan Nurul Jadid, Dr. H. Moh. Mahfudz Faqih, M.Si. yang dalam sambutannya menyatakan rasa syukur atas karya dan kreativitas dari Guru atau tenaga pendidik Nurul Jadid. Ra Mahfudz panggilan akrabnya berharap bahwa kegiatan seperti ini dapat menginspirasi guru lain untuk tidak berhenti berkarya dan berinovasi dalam setiap pembelajaran di Kelas sehingga peserta didik lebih banyak mendapatkan manfaat dari kegiatan inovasi pembelajaran tersebut.

“Saya bersyukur dan bahagia atas terselenggaranya kegiatan Pemilihan Guru Berprestasi (Pilgupres) ini, meskipun animo guru masih sangat perlu ditingkatkan, paling tidak ini langkah positif yang perlu terus ditingkatkan dalam rangka member wadah guru berkreasi dan berinovasi. Semoga ini dapat menginspirasi guru lain agar turut aktif berkarya dan melakukan inovasi dalam pembelajaran di kelas,” jelas kepala Biro Pendidikan.

Momen ketika Kepala Biro Pendidikan, KH. Faqih Mahfuds saat memberikan piala dan piagam kepada para guru berprestasi

Momen ketika Kepala Biro Pendidikan, KH. Faqih Mahfuds saat memberikan piala dan piagam kepada para guru berprestasi

Jenis karya yang dilombakan adalah Karya Tulis Ilmiah untuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK), Inovasi Pembelajaran dan Best Practice. Guru peserta bisa memilih salah satu dari kategori karya tulis di atas yang kemudian dipresentasikan dan dipertanggungjawabkan di hadapan dewan juri yang terdiri dari Professional, Praktisi dan dari Biro Pendidikan itu sendiri. Pilgupres ini dibagi menjadi 2 kategori yaitu Pra Sekolah dan Pendidikan Menengah. Setiap peserta harus memenuhi setiap persyaratan yang menjadi ketentuan seperti seleksi administrasi porto folio, Esai dan mengisi surat kesediaan mengikuti serangkaian seleksi yang ada. Selanjutnya adalah Presentasi dan Demonstrasi Karya yang dibuat.

Pemilihan Guru Berprestasi ini menobatkan tiga terbaik dari masing-masing kategori. Untuk Pra Sekolah juara 1 diraih oleh Ibu Mistria Harmonis, M.Pd. dari TP Anak Shalih dengan judul karya tulis “Media Pembelajaran Buku Flanel dalam Pengembangan Pemahaman Huruf Hijaiyah Anak Usia 1-2 Tahun di TPA Ar-Rahmah Paiton Probolinggo”; juara 2 diraih oleh Ibu Umi Kulsum, S.Pd. dari TK Bina Anaprasa dengan judul karya tulis “Peningkatan Konsentrasi Anak pada Kegiatan Inti melalui Pemanfaatan Media Audio IMK di TK Bina Anaprasa”; sedangkan juara 3 adalah Ibu Anis Sulalah Trianingsih, SE. perwakilan TP Anak Shalih dengan judul karya tulis “Media Pembelajaran dengan Pemanfaatan Limbah Dapur dalam Pengembangan Kreatifitas Anak di TP Anak Shalih”.

Pemenang Guru Berpestasi tingkat SLTP/SLTA adalah juara 1 disabet Ibu Dwi Oktaviana Jamil, S.Pd. guru SMA Nurul Jadid dengan judul karya tulis “Implementasi Penilaian Berorientasi HOTS (Materi Perbandingan Trigonometri) pada Peserta Didik kelas X MIA 3 SMA Nurul Jadid Tahun Pelajaran 2019/2020”; juara 2 diraih Dra. Hj. Siti Muhassonah Ihsan dari MTS Nurul Jadid membawakan karya tulis berjudul “Implementasi Metode An-Nur dalam program Tahfidz Al-Qur’an di MTs Nurul Jadid Paiton”; dan juara 3 diperoleh oleh satu-satunya guru peserta laki-laki yaitu bapak Sugianto, S.Pd dari MA Nurul Jadid dengan judul karya tulis “Penggunaan Media Pembelajaran Kartu Pintar untuk meningkatkan pemahaman mata pelajaran Bahasa Indonesia di MA Nurul Jadid Paiton Probolinggo”.

Penulis : Mujiburrohman

Musda I Fospro Mencetak Pemimpin Lokal Berwawasan Global

Musda I Fospro Mencetak Pemimpin Lokal Berwawasan Global

nuruljadid.net – Pekan lalu Forum Komunikasi OSIS (FKO) Nurul Jadid menginisiasi Musyawarah Daerah (MUSDA) I Pembentukan Forum OSIS Kota/Kabupaten Probolinggo yang disingkat FOSPRO (18/02/2020). Kegiatan ini dilaksanakan dengan kemasan Talkshow Nasional Pemuda Inspiratif bertemakan “Collaborating The Local Future Leaders to Bridge ASEAN Community for SDGs” dalam rangka Pelantikan Pengurus MPO dan FKO Nurul Jadid Periode 2020/2021 di Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Musyawarah Daerah ini dihadiri oleh kurang lebih 200 lebih pengurus OSIS/OSIM dari sekitar 30 sekolah dan madrasah di wilayah kota dan kabupaten Probolinggo. Dalam kegiatan yang dipandu oleh Bapak Mujiburrohman membahas tentang tujuan dibentuknya Forum OSIS Kota/Kabupaten Probolinggo yang tidak lain adalah untuk mempererat tali silaturrahmi antar pelajar pemimpin, memperkuat jiwa kepemimpian siswa, memperluar jaringan serta berusaha menjadi solusi di tengah problematika bangsa terutama yang terjadi di Kota/Kabupaten Probolinggo yang terus mendorong pada beberapa sektor yaitu Quality Education (Pendidikan yang berkualitas), Sociopreneurship (Kewirausahaan berbasis Sosial), Socio-Cultural Issues (Isu Sosial Budaya) dan Environmental Sustainability (Lingkungan yang Berkelanjutan). Empat pilar ini diinisiasi atas dasar interpretasi dari 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDG’s) yang dicetuskan oleh resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tanggal 21 Oktober 2015 sebagai ambisi pembangunan bersama hingga tahun 2030.

Momen ketika seluruh anggota FKO dan FOSPRO putri saat foto bersama dengan para penyaji Talkshow Nasional Pemuda Inspiratif

Momen ketika seluruh anggota FKO dan FOSPRO putri saat foto bersama dengan para penyaji Talkshow Nasional Pemuda Inspiratif

FOSPRO ini harapannya menjadi sebuah semangat kebangkitan Pelajar pemimpin di wilayah Kota dan Kabupaten Probolinggo untuk secara sistematis dan terarah berkontribusi tidak hanya pada kepentingan daerah melainkan kepentingan Bangsa dan Negara hingga Dunia. Di era Digital dewasa ini, perlu bersama mengampanyekan tujuan-tujuan tersebut sebagai gerakan massif dan mengglobal karena tindakan kecil yang dilakukan bersama-sama akan berdampak besar untuk dunia. Oleh karenanya, penting untuk turut medukung sebuah inisiatif baik ini demi kaderisasi dan inkubasi calon pemimpin masa depan mulai dari lokal daerah masing-masing. Sebagaimana tujuan FOSPRO mencetak pemimpin lokal benkontribusi nasional yang mengglobal.

Pembentukan Forum OSIS Kota/Kabupaten Probolinggo (FOSPRO) ini selain sebagai salah satu program kerja FKO Nurul Jadid sejak tahun 2018 yang akhirnya dapat diwariskan dan terlaksana pada tahun 2020, juga telah berkoordinasi dan membangun komunikasi intensif dengan Forum OSIS Nusantara (FON) yang merupakan Forum OSIS Pusat dan Forusm OSIS Jatim (FOSISJATIM) di tingkat provinsi. Harapannya FOSPRO tidak sekedar menjadi sebuah forum silaturrahmi yang sekedar berdiri namun terkoneksi dan memiliki ijin resmi serta diakui oleh baik itu pemerintah maupun organisasi pelajar yang lain.

Penulis : Mujiburrohman

Fko Nurul Jadid Gelar Talkshow Nasional Pemuda Inspiratif

Fko Nurul Jadid Gelar Talkshow Nasional Pemuda Inspiratif

nuruljadid.net – Dalam rangka Pelantikan Majelis Pertimbangan Organisasi (MPO) dan Forum Komunikasi OSIS (FKO) Nurul Jadid Periode 2020/2021 selasa lalu (18/02/2020) di Aula II Pondok Pesantren Nurul Jadid, Panitia Pelaksana Kegiatan juga menggelar Talkshow Nasional yang mengusung tema “Collaborating The Local Future Leaders to Bridge ASEAN Community for Sustainable Development Goals (SDG’s)” yang diikuti oleh kurang lebih 500 peserta dari perwakilan OSIS se Kota/Kabupaten Probolinggo dan Santri Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Biro Pendidikan, Dr. H. Moh. Mahfudz Faqih, M.Si., Kabid Kelembagaan dan Peserta Didik, Mujiburrohman, S.Kom dan Kepala Bidang ORSAT-ORDA, Nur Thoriq, LC serta pimpinan lembaga pendidikan yang berada di bawah Yayasan Nurul Jadid. Kepala Biro menyampaikan bahwa penting bagi santri untuk menambah wawasan tentang isu-isu nasional dan global tidak hanya berkutat pada persoalan lokal. “Saya berharap santri juga dapat mengikuti perkembangan zaman dan update terhadap isu-isu nasional juga global sehingga bisa beradaptasi dan menyesuaikan kompetensi diri dengan kebutuhan zaman.” Ungkap Kepala Biro Pendidikan.

Penyerahan piagam penghargaan dari ketua FKO (kiri) kepada Penyaji, Mohammad Iqbal Darmawan (kanan)

Penyerahan piagam penghargaan dari ketua FKO (kiri) kepada Penyaji, Mohammad Iqbal Darmawan (kanan)

Dalam Talkshow ini mendatangkan dua narasumber yang luar biasa, narasumber pertama adalah Duta Muda ASEAN Indonesia 2019, Mohammad Iqbal Darmawan yang juga pernah menjadi ASEAN Youth Community Prime Minister, Chulalongkorn University Bangkok, Thailand 2015; sedangkan narasumber kedua yaitu Lailatul Fitriah, Inisiator ND Feminist Theologies in Global Context, Amerika Serikat; First Prize Winner for Women Author 2016 dan beliau juga Ph.D Student of Notre Dame University, Amerika Serikat. Lailatul Fitriah juga merupakan alumni Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Peserta terekspos pada ASEAN values (Nilai-nilai ASEAN) yang sangat penting untuk diketahui dan dipahami dengan baik oleh setiap individu pemuda kita, karena Indonesia merupakan salah satu negara founding father (pendiri) yang ikut mencetuskan perhimpunan negara-negara ASEAN ini bersama empat negara lainnya yaitu Filipina, Thailand, Singapura dan Malaysia. Selain itu Mas Iqbal panggilan akrab Mohammad Iqbal Darmawan sebagai Duta Muda ASEAN juga memaparkan terkait manfaat dan tantangan yang dihadapi oleh Indonesia dan negera-negara ASEAN di kancah Internasional. Mas Iqbal juga tidak menyangka antusias peserta sangat baik dan aktif bertanya dengan pertanyaan yang tidak terprediksi akan ditanyakan oleh pelajar SLTA. Ini bukti bahwa santri dan pelajar memiliki kapasitas untuk berpikir kritis, kreatif, inovatif dan solutif dalam menyikapi persoalan yang tengah dihadapi oleh bangsa kita Indonesia.

Penyerahan piagam penghargaan dari ketua FKO (kanan) kepada Penyaji, Lailatul Fitriah (kiri)

Penyerahan piagam penghargaan dari ketua FKO (kanan) kepada Penyaji, Lailatul Fitriah (kiri)

Selepas pematerian pertama usai dilanjutkan oleh narasumber yang kedua yaitu Mbak Laily panggilan akrab Lailatul Fitriah tentang Globalisasi dan Peran Pemuda dalam menghadapi tantangannya. Sesi ini diawali screening dengan pertanyaan ringan “apa itu Globalisasi”. Banyak peserta yang mengacungkan tangan untuk diberi kesempatan menjawab pertanyaan itu. Nampak peserta putra dan putri saling berkompetisi menunjukkan jati diri dan kualitas masing-masing dalam forum tersebut. Mbak Laily juga memberikan wawasan tentang Bijak bersosial media di tengah maraknya arus berita bohong (hoax), propaganda dan hate speech (ujaran kebencian) sehingga sebagai santri dan pemuda perlu proaktif memerangi hal-hal negatif yang santer beredar di dunia maya kita, bukan malah menjadi bagian dari masalah dengan mudahnya membagikan pemberitaan yang belum tentu kebenarannya. Dari Talkshow ini banyak peserta tercerahkan tentang ASEAN dan isu Globalisasi serta bagaimana peran strategis pemuda mengambil peran memberikan kontribusi nyata untuk kemajuan dan kesejahteraan bersama.

Penulis : Mujiburrohman

Penyerahan kepemimpinan dari ketua FKO demisioner (paling kiri) kepada ketua FKO terpilih (paling kanan) dan disaksikan langsung oleh Pembina FKO, Bapak Mujiburrohman Bakri (tengah)

Estafet Pengabdian Diwariskan kepada Pengurus FKO Nurul Jadid Terlantik

nuruljadid.net – Biro Pendidikan Pondok Pesantren Nurul Jadid melantik pengurus Majelis Pertimbangan Organisasi (MPO) dan Forum Komunikasi OSIS (FKO) Nurul Jadid periode 2020/2021 minggu lalu (18/02/2020). Pembacaan SK oleh Pembina FKO dan MPO baru yang awal dijabat Bapak Mujiburrohman saat ini digantikan oleh Saudara Hidayatur Rahman selaku alumni pengurus FKO dan salah satu pengurus di Biro Pendidikan.

Pelantikan berlangsung di Aula II Pondok Pesantren Nurul Jadid yang dihadiri oleh Kepala Biro Pendidikan, Dr. H. Moh. Mahfudz Faqih, M.Si. ; Kepala Bagian Organisasi Santri (Orsat) dan Organisasi Daerah (Orda) BPPM, Saudara Mohammad Nurthoriq, LC; Duta Muda ASEAN Indonesia 2019, Mohammad Iqbal Darmawan; pimpinan Lembaga Pendidikan dan perwakilan OSIS se Kota/Kabupaten Probolinggo. Terdapat kurang lebih 50 pengurus MPO Putra-Putri dan 80 pengurus FKO Putra-Putri yang dilantik berdasarkan SK Kepala Biro Pendidikan nomor : NJ-H/SK/0022/A.VIII/02.2020.

Dalam sambutannya Kepala Biro Pendidikan menyampaikan bahwa FKO dan MPO harus senantiasa meningkatkan keterampilannya dalam berorganisasi dengan melakukan inovasi. “Saya berharap FKO dan MPO agar terus meningkatkan kompetensi diri dalam berorganisasi sehingga mampu melakukan terobosan atau inovasi yang dapat memberikan dampak dan manfaat besar kepada santri dan pesantren.” Ungkap kepala Biro Pendidikan, Dr. H. Moh. Mahfudz Faqih, M.Si.

Penyerahan kepemimpinan dari ketua FKO demisioner (paling kanan) kepada ketua FKO terpilih (paling kiri) dan disaksikan langsung oleh Pembina FKO, Bapak Mujiburrohman Bakri (tengah)

Penyerahan kepemimpinan dari ketua FKO demisioner (paling kanan) kepada ketua FKO terpilih (paling kiri) dan disaksikan langsung oleh Pembina FKO, Bapak Mujiburrohman Bakri (tengah)

FKO Nurul Jadid merupakan organisasi pelajar Nurul Jadid yang konsisten menyuarakan “Semangat Pengabdian” sebagai ikhtiar untuk mengembalikan semangat berbuat tanpa berharap penghargaan di kalangan santri yang kita luntur. Adapun Ketua organisasi siswa yang dilantik adalah Ahmad Zainul Khofi sebagai Ketua FKO Putra dari SMK Nurul Jadid, Citra Nova Ramadana sebagai Ketua FKO Putri dari SMA Nurul Jadid, sedangkan MPO Putra dipimpin oleh Alfiansyah dari SMA Nurul Jadid dan MPO Putri dipimpin oleh Ketua MPK Putri MA Nurul Jadid berdasarkan hasil pemilihan sebelumnya.

Harapannya ke depan pengurus MPO dan FKO terlantik dapat mengemban amanah dengan baik demi keberlangsungan estafet kepemimpinan organisasi. “Sebagai Pembina baru, saya berharap pelantikan ini menjadi awal baru untuk pengurus terlantik dalam mengemban amanah organisasi, semoga ke depan bisa lebih baik dan lebih bisa mengayomi OSIS/OSIM yang berada di bawah FKO,” ujar Hidayatur Rahman selaku Pembina.

Penulis : Mujiburrohman

Reorientasi Asrama I’dadiyah

nuruljadid.net- Asrama I’dadiyah merupakan tempat orentasi santri baru untuk mengenal lingkungan baru, kebiasaan-kebiasaan positif dan implentasi peraturan sehingga menjadi santri sesuai profile santri yang diharapkan Pondok Pesantren Nurul Jadid. Disini butuh doktrin dan internalisasi yang sistemik dan terstruktur,” Ungkap H. Faizin Syamwil Sekretaris Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton, Probolinggo pada pertemuan Biro Kepesantrenan, Selasa (18/02) pukul 13. 00 WIB di Kantor Sekretariat.

Sebagai pengurus kita harus memberikan pelayanan maksimal untuk bisa mengantarkan kepada tujuan tersebut. Tentu, harus memberikan kegiatan-kegiatan yang mendukung terhadap visi dan misi tersebut, mulai dari kegiatan akademik dan pembiasaan-pembiasaan yang baik. Ini semua membutuhkan kerja ekstra dan kreatifitas dari pengurus terutama pengurus Biro Kepesantrenan khususnya pengurus I’dadiyah” Sambungnya.

Senada dengan H. Faizin Syamwil, Ustadz Ainul Yakin Mengatakan, “Tentu asrama I’dadiyah pintu awal internalisasi nilai-nilai kepesantrenan, pembudayaan dan penguasaan keagamaan. Karena, santri itu harus mampu mengetahui dasar-dasar agama, harus mampu hidup mandiri, hidup sederhana, bertanggung jawab dan membiasakan diri dalam melakukan perbuatan baik,” Ujar Mantan BK Biro Kepesantrenan masa khidmat 2007-2010.

 

Pewarta : PM

 

KH. Moh. Zuhri Zaini, Mengabdi di Pesantren Harus Ikhlas

nuruljadid.net – “Mengabdi pada dasarnya belajar, begitupun mengajar. Pada dasarnya sedang belajar, tentu dalam mencapai hasil yang baik yang pertama, ikhlas karena Allah SWT. Sebab keikhlasan disamping mendatangkan pahala, juga ada pertolongan dari Allah SWT”.

Hal itu didawuhkan oleh Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Moh. Zuhri Zaini pada kegiatan Tausiyah Pengasuh yang diadakan oleh Biro Kepesantrenan bidang Penataan Wilayah. Senin (17/02/2020).

Kemudian, KH. Moh. Zuhri Zaini menjelaskan jika ibadah dilakukan dengan bersungguh – sungguh akan ada barokah dan pahalanya, “Jadi kalau pahala itu di akhirat dan barokah itu dunia dan akhirat,” ungkap beliau

beliau turut menerangkan bahwa wali asuh merupakan ujung tombak pesantren. melalui wali asuh pesantren mendidik santri, menanamkan ruhul jihad dan pengabdian. Sebab, menurut beliau sebanyak apapun ilmu yang dimiliki dan lengkapnya fasilitas jika tidak memiliki semangat juang dan pengabdian maka hal itu tidak akan berguna.

“Sebab dulu ada kiai mondoknya di PP. Zainul Hasan Genggong, yang satu sekarang ada di Probolinggo dan satunya lagi di Bondowoso. Waktu mondok di Genggong, karena cara dulu mengabdinya itu sangat perhatian terhadap kiainya yaitu KH. Hasan Genggong. Jadi setiap kiainya itu pergi ke masjid itu sandalnya langsung dibetulkan dan dibalik menghadap keluar. Dan suatu ketika cincinnya Kiai Hasan Genggong itu jatuh ke waduknya toilet. Dan 2 santri itu secara sukarela mengaduk – aduk isi WC itu. Untuk mencari cincin tersebut.,” cerita beliau.

Menghayati: Tampak para wali asuh sedang takdzim menghayati tausiyah dari pengasuh PP. Nurul Jadid, KH. Moh. Zuhri Zaini

Menghayati: Tampak para wali asuh sedang takdzim menghayati tausiyah dari pengasuh PP. Nurul Jadid, KH. Moh. Zuhri Zaini

“Tapi bagaimana ketika 2 santri itu pulang ke masyarakat?, ilmunya tidak seberapa. Tapi ketika pulang mereka itu bisa mendirikan pesantren dan mungkin tidak mengajar sendiri tapi mencari guru dan ustadz,” lanjut beliau.

Lebih lanjut, beliau turut menuturkan manfaat dari pengabdian selain bisa mendapatkan ilmu dan keterampilang secara langsung. “Lalu dari mengabdi inikan termasuk bekerja, ilmu kita akan bertambah. Dan ilmu kita itu bisa dikatakan ilmu ladunni. Jadi tanpa belajar secara khusus tapi ilmu kita bertambah,” ungkap beliau.

Selain itu, beliau menyarankan kepada segenap pengurus dan wali asuh yang hadir untuk mengabdi dengan ikhlas, karena dengan ikhlas. Selain bernilai ibadah dan mendapatkan pahala tapi juga akan mendapatkan pertolongan.

“Dan kalau kita berjuang berkhidmat mengabdi dengan ikhlas berarti kita bekerja untuk Allah SWT, seolah-olah seperti itu, sekalipun Allah SWT itu tidak butuh pertolongan kita, tidak butuh jasa kita, sebab apa yang kita lakukan itu kembalinya kepada kita,” tutur beliau.

“Kalau kita bekerja untuk Allah SWT, maka Allah SWT akan memfasilitasi kita. Tentu akan lebih sempurna, tapi tidak hanya dalam bentuk materi tapi bisa saja dalam bentuk non materi berupa kelapangan hidup, kesehatan, dan ketenangan. Itu suatu rezeki yang besar. Apa artinya materi yang melimpah kalau kita sakit – sakitan atau punya banyak masalah hidup,” lanjut beliau.

Bertempat di Aula Pesantren I, beliau menerangkan bahwa dalam mengabdi tidak cukup ikhlas. Namun butuh strategi, rencana, dan pembagian tugas. Kemudian pentingnya tukar pengalaman antar sesama wali asuh dan pengurus.

“Insya Allah dengan demikian, jika kita bekerja dengan proffesional mengembalikan semuannya kepada Allah SWT, bukan kepada kemampuan kita. Maka pengabdian kita itu akan membuahkan hasil, sekalipun tetap semuanya itu kembali kepada Allah SWT,” tutur beliau dengan lemah lembut.

Diakhir tausiyah, beliau merekomendasikan kepada seluruh wali asuh jika telah melaksanakan semua tugas pokoknya untuk ikhtiar. “Sebagai simbol dan ungkapan kita itu, tawakkal dengan do’a. sebab kita yakin bahwa yang menentukan hasil itu Allah SWT apalagi ini yang terkait manusia yang paling inti itu Hati. Jadi doakan. Kalau perlu pas malem kita sholat tahajjud dan sholat hajat, kalau ada anak asuh yang nakal, jadi didoakan,” ungkap beliau.

“Jadi pendekatan kita kepada para santri ini, pendekatan persuasif. Sebaiknya jangan lalu dengan cara menakutkan apalagi kekerasan, walaupun terkadang perilaku santri itu menjengkelkan. Tapi disitulah letak jihadnya jihad nafsu melawan emosi. Semoga dengan kita bertemu seperti ini, semangat kita akan terus menyala. kita semuanya, saya dan kepala wilayah, dan pengurus pesantren juga,” pungkas beliau.

Penulis : Ahmad

Editor : Ponirin

Perkuat Ruhul Khidmah Pengurus dengan Tausiyah Pengasuh

Perkuat Ruhul Khidmah Pengurus dengan Tausiyah Pengasuh

nuruljadid.net – Pada hari ini Senin (17/02/2020), Biro Kepesantrenan bidang Penataan Wilayah Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo mengadakan kegiatan Tausiyah Pengasuh PP. Nurul Jadid, KH. Zuhri Zaini. Kegiatan tersebut dikhususkan kepada para Pengurus dan Wali Asuh.

Kegiatan yang bertempat di Aula Pesantren I itu mengangkat tema “Menumbuhkan Ruhul Khidmah untuk Menjadi Pengabdi Proffesional”.

Menurut Ust. Saili Aswi Sekretaris Biro Kepesantrenan mengatakan, kegiatan tersebut bertujuan untuk menambah khazanah keilmuan dan Ruhul Khidmah para pengurus dan wali asuh PP. Nurul Jadid.

“Selain itu, kegiatan ini sebagai wadah motivasi bagi kita, sehingga kita bisa lebih bersemangat dalam mengabdi di PP. Nurul Jadid,” ungkap Ust Saili Aswi saat memberikan sambutan sebelum tausiyah dimulai.

Menyimak: Tampak para pengurus serta wali asuh sedang khidmat menyimak tausiyah pengasuh

Menyimak: Tampak para pengurus serta wali asuh sedang khidmat menyimak tausiyah pengasuh

“Kemudian hal ini juga sebagai ajang silaturahim antara seluruh pengurus dan wali asuh kepada Pengasuh, karena nantinya setelah tausiyah akan ada sesi sowan kepada beliau (Pengasuh PP. Nurul Jadid) secara langsung,” imbuhnya.

Masih dalam sambutan Ust, Saili (panggilan keseharian Ust. Saili Aswi). Tausiyah yang dilaksanakan setelah sholat jamaah maghrib itu akan dilaksanakan setiap 2 minggu sekali.

“Untuk kegiatan Tausiyah perdana ini, langsung dipimping oleh Pengasuh PP. Nurul Jadid, KH. Moh. Zuhri Zaini. Dan untuk kedepannya akan dipimpin oleh para dewan pengasuh lainnya,” pungkasnya.

Penulis : Ahmad

Editor : Ponirin

Lagi, Santri Nurul Jadid Juara Lomba Cerita Berbahasa Inggris se-Jawa Timur

Lagi, Santri Nurul Jadid Juara Lomba Cerita Berbahasa Inggris se-Jawa Timur

nuruljadid.net – Setelah menyabet Juara 1 & 2 Lomba Bercerita Berbahasa Arab tingkat Nasional pada ajang Festival Nasional Madinah yang digelar oleh Institut KH.Abdul Chalim, Mojokerto. Pada Sabtu (07/02/2020).

Kemarin, Sabtu (15/02/2020) Siswi SMP Nurul Jadid sekaligus Santri Pondok Pesantren Nurul Jadid kembali meraih Juara 1 & 3 lomba Bercerita Berbahasa Inggris tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) se-Jawa Timur pada Event MBI Big Fair 11 di PP. Amanatul Ummah, Pacet. Mojokerto.

Adapun santri yang mendapat prestasi tersebut ialah Ismatul Maula, siswi SMP Nurul Jadid Program Bahasa Inggris kelas 8, Peraih Juara I. dan Filza Sabina Hasan, siswi SMP Nurul Jadid Program Bahasa Inggris kelas 9, Peraih Juara III.

Diikuti oleh 50 Peserta yang tersebar di seluruh SMP atau MTs se-Jawa Timur, Ismatul maula bercerita tentang Mahapatih Gajah Mada. Lain halnya dengan Filza Sabina Hasan, ia bercerita tentang Patih Kebo Iwa.

Peraih Juara I: Ismatul Maula, siswi SMP Nurul Jadid Program Bahasa Inggris kelas 8. saat tampil di depan para juri

Peraih Juara I: Ismatul Maula, siswi SMP Nurul Jadid Program Bahasa Inggris kelas 8. saat tampil di depan para juri

Ust. M. Ridwan adi Wijaya, salah satu pembina yang turut mendampingi ke tempat lomba, ia menuturkan harapannya agar prestasi membanggakan yang diraih oleh siswa SMP Nurul Jadid itu bisa memacu semangat para peserta didik yang lain untuk lebih giat lagi dalam belajar.

“Alhamdulillah bisa mengharumkan nama baik SMPNJ lebih-lebih PP. Nurul Jadid, mudah-mudah dengan apa yang diraih saat ini bisa membuat adik-adik SMPNJ lebih giat lagi belajar,” ungkapnya kepada nuruljadid.net.

“Terharu sekaligus bangga. Setelah menjalani latihan latihan yang cukup disiplin pada setiap harinya adik – adik siswi SMP Nurul Jadid ini mampu memberikan yang terbaik,” imbuhnya.

Penulis : Ahmad

Editor : Ponirin

Lepas Pisah dan Pergantian Praktek Pengalaman Lapangan Mahasiswa Universitas Ibrahimy Sukorejo

Mahasiswa UNIB Sukorejo, Praktek Pengalaman Lapangan Di Nurul Jadid

nuruljadid.net- Kami bersyukur, Mahasiswa dari Prodi Bisnis Syariah Universitas Ibrahimy Sukorejo, Sitobondo, diberi kesempatan untuk melaksanakan Praktek Pengalaman Lapangan di Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton, Probolinggo.

Pernyataan diatas disampaikan Ustadz Misbahul Ali Pembina mahasiswa PPL pada acara seremonial serah terima sekaligus penarikan dan menyerahkan sebelas mahasiswa PPL gelombang I dan II di Kantor Sekretariat, Rabu siang, (12/02).

“Tentu, Nurul Jadid menjadi pilihan, karena Pondok ini sangat maju terutama dalam manajemen. Kami berharap kepada seluruh pengurus Pondok untuk membina mahasiswa kami, agar mendapatkan ilmu sesuai dengan yang diharapkan agar nantinya bisa dipraktikan.m”, Ungkap Ustadz Misbah.

Lepas Pisah dan Pergantian Praktek Pengalaman Lapangan Mahasiswa Universitas Ibrahimy Sukorejo

Lepas Pisah dan Pergantian Praktek Pengalaman Lapangan Mahasiswa Universitas Ibrahimy Sukorejo

Ustadz H. Faizin Syamwil, Sekretaris Pondok Pesantren Nurul Jadid menyambut baik penarikan dan penyerahan mahasiswa PPL Universitas Ibrahimy Sukorejo.

“Kami atas nama pengurus Pesantren Nurul Jadid sangat berterima kasih atas segala kepercayaan yang diberikan Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah Sukorejo, Sitobondo. Sebenarnya Pondok Pesantren Nurul Jadid dan Pondok Sukorejo merupakan saudara. Jadi kami berharap kegiatan ini tidak hanya kegiatan akademis, tapi lebih dari itu, bagaimana supaya bisa saling asah dan asuh agar saling melengkapi”, Kata Ustadz Faizin.

“Tentu yang positif dari Pondok Pesantren bias ditiru dan yang kurang baik bisa diberi masukan agar menjadi baik, agar tercipta keakraban yang sebenarnya sudah dibangun oleh para sesepuh Pondok kita, baik sesepuh Pondok Nurul Jadid maupun sesepuh Pondok Sukorejo, Situbondo,’ Lanjutnya.

“Kami berharap seluruh mahasiswa PPL dari Universitas Ibrahimy Sukorejo, mentaati aturan Pesantren, seperti ijin apabila mau keluar pesantren,”Tambah Ustadz Faizin.

Hadir pada acara serah terima mahasiswa PPL kali ini, Kasubbag Humas Ponirin Mika, Kasubbag Protokoler Ustadz Bashori Alwi, Staf Humpro Ustadz Dimas Eko Cahyono.

 

Pewarta : PM

Nurul Jadid Bedah Isu Islam Indonesia China Dihadiri Konjen China

Nurul Jadid Bedah Isu Islam Indonesia-China Dihadiri Konjen China

nuruljadid.net – Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo menggelar Seminar Nasional “Diplomasi Budaya: Hubungan Islam Indonesia-China” dan Bedah Buku “Ada Apa Dengan China” di Aula I Pondok Pesantren Nurul Jadid, Probolinggo, Jawa Timur, Selasa (11/02/2020). Kegiatan dalam rangka mendiskusikan bagaimana konsep Islam di Tiongkok berkembang dan hubungannya dengan Islam di Nusantara. Terutama Islam yang dikembangkan oleh para kiai Nahdlatul Ulama (NU).

Kegiatan yang dihadiri oleh Konjen China, Gu Jingqi yang melakukan silaturahim sekaligus memberikan pengantar tentang pandangannya terhadap Islam dan Pesantren. Gu Jingqi sangat mengapresiasi upaya pesantren Nurul Jadid yang open minded dan dinamis dalam beradaptasi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan salah satunya belajar bahasa Mandarin serta Budaya Tiongkok. Gu Jingqi yang masih terbata-bata dalam melafalkan Bahasa Indonesia ini memilih menyampaikan sambutannya dengan bahasa Melayu di depan hampir 700 peserta dari beragam kalangan baik Muslim maupun Non-Muslim.

Tamu Undangan yang ikut hadir dalam kegiatan ini Bapak Aping (LKPBT Jawa Timur), Bapak Anwar (Komunitas Tionghoa Surabaya),  Bapak Indrawan (Ketua Perkumpulan Alumni “Meng Hua” Banyuwangi), Ibu Linda Indrawati (Ketua Perkumpulan Tionghoa “Xi Hua” Situbondo), Bapak Leo Tanoyo (Ketua Yayasan Sekolah Tiga Bahasa Sinar Harapan Lumajang, Bapak Santoso Wijaya (Ketua Yayasan Sekolah Harapan Bangsa Pasuruan) dan Bapak Pai Chun (Pimpinan Global Books EWA Surabaya). Selain itu hadir perwakilan Organisasi NU, Pimpinan Pesantren, Dosen UNUJA, Organisasi Kepemudaan, Kepala Sekolah/Madrasah di wilayah Paiton dan perwakilan BEM serta OSIS/OSIM di lingkungan Nurul Jadid.

Kedatangan Konjen China tersebut disambut hangat oleh Pimpinan Nurul Jadid, KH. Najiburrahman Wahid yang didampingi Sekretaris Pesantren, Faizin Syamweil. Melalui sambutannya Gus Najib menyampaikan bahwa China dan Indonesia sudah sejak lama memiliki hubungan baik utamanya dalam syiar Islam terbukti dengan beberapa bangunan Masjid Cheng Ho di beberapa tempat di Indonesia. Gus Najib juga mengungkapkan tentu ada hal yang mempengaruhi mengapa hadis Nabi menyinggung China sebagai tempat untuk mencari ilmu. Mungkin ungkap beliau, karena saat itu China sudah mengalami perkembangan teknologi yang maju dibandingkan negara-negara lain, termasuk negara Arab. “Karena penemuan orang Tiongkok yang terkenal dan diketahui seperti mesin pembuatan kertas, ketika di Arab masih pelepah kurma” tutur Gus Najib. Oleh karenanya Pondok Pesantren Nurul Jadid telah mengembangkan Bahasa Mandarin sudah sejak tahun 2007 dan meluluskan santri yang studi melalui beasiswa ke China serta meraih prestasi di tingkat Provinsi, Nasional bahkan hingga Internasional.

Momen ketika Seminar Nasional dan Bedah Buku berlangsung. Novi Basuki, LL.M, (kiri), Ardhitya Eduard Yeremia, Ph.D, (tengah). dan Dimas Eko Cahyono sebagai Moderator (Kanan)

Momen ketika Seminar Nasional dan Bedah Buku berlangsung. Novi Basuki, LL.M, (kiri), Ardhitya Eduard Yeremia, Ph.D, (tengah). dan Dimas Eko Cahyono sebagai Moderator (Kanan)

Seminar Nasional dan Bedah Buku ini dinarasumberi oleh Ardhitya Eduard Yeremia, Ph.D (Dosen Hubungan Internasional, FISIP, Universitas Indonesia (UI) Jakarta) dan Novi Basuki, LL.M (Penulis Buku Ada Apa Dengan China dan Kandidat Doktor di Sun Yat-Sen University, China). Novi juga merupakan alumni SMA Nurul Jadid yang mengawali belajar bahasa Mandarin dari pesantren serta memiliki fondasi agama yang moderat dari Pesantren sehingga mengantarkan dia menjadi pribadi yang open minded dan toleran. Dalam forum tersebut Mas Yere panggilan akrab narasumber banyak belajar dan tercerahkan tentang pandangan dia atas Islam, Pesantren dan Kiai. Karena selama ini Mas Yere hanya kenal Pesantren dan Kiai melalui media massa dan media online, yang dia kenal konservatif dan fokus hanya pada agama. Pengalaman Mas Yere selama empat hari di Pesantren merubah cara pandang dia sebagai seorang akademisi, warga negara dan sebagai Individu yang beragama Katolik tentang Islam, Pesantren dan Kiai hasil dari pengalaman pribadinya langsung di Pesantren Nurul Jadid.

Pada seminar dan bedah buku yang dimoderatori oleh Dimas Eko Cahyono itu, dikupas secara gamblang dan substantif tentang isu-isu Politik, Budaya, Ekonomi, Diplomasi, Agama dan Fakta-fakta tentang China serta bagaimana Pesantren dan Santri sebagai kekuatan baru yang akan menjadi diplomat bangsa Indonesia untuk memperkenalkan Islam yang ramah, santun juga Rahmatan Lil ‘Alamin sehingga hubungan kedua belah negara bisa terjaga dengan baik. Banyak cerita dan pengalaman menarik dari kedua Narasumber tersebut yang merupakan alumni Perguruan Tinggi di China dengan latar belakang agama yang berbeda namun tetap satu semangat Nasionalisme dan Toleransi serta Persatuan dalam keberagaman.

Hal menarik yang dapat disaksikan ketika acara adalah penampilan Sholawat oleh Firqoh Hadrah Azzainiyah, Pembacaan Ayat Suci Al-Qur’an dengan Saritilawah Bilingual (Mandarin-Indonesia) dan Pembawa Acara Bilingual (Mandarin-Indonesia). Para tamu undangan sangat terkesan dengan kemampuan bahasa Mandarin Santri yang baik dalam pengucapannya. Rasa kagum ini dapat dilihat dari reaksi tamu undangan khususnya dari Komunitas Tiongkok ketika menyaksikan penampilan tersebut dan melalui pernyataan verbal kepada panitia. Kegiatan ini dilaksanakan oleh Humas dan Protokoler bekerjasama dengan Pelaksana Teknis kegiatan Forum Komunikasi OSIS (FKO) Nurul Jadid dan Panji Pelopor.

Pewarta : Mujiburrahman Bakri

Bahasa Mandarin Di Nurul Jadid, TOP

Bahasa Mandarin Di Nurul Jadid, TOP

nuruljadid.net- Konsulat Jenderal China, Surabaya menyampaikan harapannya agar Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo semakin meningkat hubungan kerjasamanya dengan China melalui Konjen China Surabaya.

Kalimat ini disampaikan saat memberi sambutan di acara Seminar Nasional yang diadakan oleh Biro Pendidikan Pondok Pesantren Nurul Jadid. Selasa, (11/02).

Dengan menggunakan bahasa Indonesia yang kurang fasih, Gu Jinggi percaya diri menyapa para hadirin yang memadati ruangan Aula I Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo. “Apa kabar, begitu ucapnya. “Saya akan bercerita tentang china dan hubungan china dengan Indonesia”, Kata Gu Jinggi.

Senyuman khasnya tak henti-henti dilemparkan Gu Jinggi, pada peserta yang ikut pada acara Seminar Nasional sekaligus bedah buku Ada Apa Dengan China (AADC), begitupun peserta menyambutnya dengan tepuk tangan yang gemuruh.

“China tidak ada bedanya dengan Indosesia, terdiri dari berbagai macam suku, agama dan budaya. Masyarakat muslim di Tiongkok kurang lebih 20 Juta orang. Hubungan indonesia sudah memasuki masa-masa tersukses selama 70 tahun. Hal ini terbukti dengan adanya kerjasama yang semakin meningkat antara Indonesia dan China”, Tegas Gu Ji

Konsulat Jenderal China di Surabaya, Gu Jinggi. Saat menyampaikan sambutan

Konsulat Jenderal China di Surabaya, Gu Jinggi. Saat menyampaikan sambutan

Sesekali Gu Jinggi menggunakan bahasa tionghoa dan disambut dengan bahasa tionghoa juga oleh santri Pondok Pesantren Nurul Jadid. Karena sebagian besar dari peserta seminar adalah santri yang faham dengan bahasa tionghoa. Tepuk tangan dari para etnis tionghoa yang hadir cukup meria sekali, saat mendengar para santri berteriak kompak menggunakan bahasa tionghoa. Kebahagiaan etnis tiongho ini terpancar dari wajah mereka dan tepuk tangan yang dilakukan.

Diwaktu yang bersamaan Bapak Anwar Syausan, Pembina Sekolah Harapan Jember mengatakan bahwa Pondok Pesantren Nurul Jadid merupakan Pondok yang TOP. Karena dalam waktu yang sangat singkat mampu membina santrinya menguasai bahasa Mandarin. Terbukti lulusan Pondok ini sangat sukses dan bahkan bisa diperbantukan dibeberapa instansi. Pembinaan di Nurul Jadid terkait bahasa Mandari tidak bisa ditiru oleh siapapun’,Ungkapnya.

Mereka rombongan datang kesini (Nurul Jadid) mulai dari Konjen China dan para etnis tionghoa lainnya, karena mereka kagum terhadap Pondok Nurul Jadid.

 

Pewarta : PM

Konjen China Gu Jing Gi Hadiri Silaturrahim Konsulat Jenderal China Ponpes Nurul Jadid

Konjen China Gu Jing Gi Hadiri Silaturrahim Konsulat Jenderal China Ponpes Nurul Jadid

nuruljadid.net – Pondok Pesantren Nuruk Jadid adakan silaturrahim dengan Konsulat jenderal China selasa (22/02/20) di Aula PP.Nurul Jadid paiton Probolinggo.

Dengan Kegiatan ini diharapkan hubungan antara pp. Nurul jadid dan China semakin erat, seperti yang disampaikan wakil kepala pesantren KH. Najiburrahman bahwa PP. Nurul jadid sudah memiliki bahkan mulai belajar bahasa china sejak tahun 2005 silam.

Kegiatan ini dihadiri oleh Konsulat jenderal china (konjen) surabaya Gu Jing Gi beserta rombongannya dari konsulat china jawa timur.

Paparnya di tionghoa ada 55 suku yang berbeda-beda dan diantara 55 suku tersebut ada 10 suku yang menganut agama islam.

“Dari 55 suku yang ada ditionghoa ada 10 suku yang beragama islam” ujarnya.

Tampak para tamu dan hadirin sedang khidmat mengikuti jalan acara

Tampak para tamu dan hadirin sedang khidmat mengikuti jalan acara

Dengan itu dia menginginkan hubungan antara rakyat tionghoa dan indonesia tetap harmonis terutama dengan rakyat muslim indonesia. Karena menurutnya tionghoa banyak perperan penting terhadap perkembangan muslim di indonesia

“Laksamana Jing Hou telah mendaratkan ratusan armada untuk menyebarkan ajaran islam sejak kurang lebih 600 tahun lalu, artinya adalah bahwa laksamana jing hou telah banyak menyumbangkan perkembangan islam di indonesia” tambahnya.

Kegiatan silaturrahim ini juga di isi dengan Seminar Nasional  dengan Tema Diplomasi Budaya:Hubungan Indonesia -China Oleh  Dosen Hubungan Internasional Universitas Indonesia, Ardhitiya Eduart Yeremia dan diisi  dengan Bedah Buku Ada Apa Dengan Cina  oleh  Novi basuki alumni PP. Nurul jadid yang pertama kali melanjutkan studinya ke negeri panda.

Penulis : Mr. Han

Editor : Ponirin

Didepan Konjen Cina, Santri Nurul Jadid Lantunkan Al-Qur'an dengan Sari Tilawah Berbahasa Mandarin

Didepan Konjen China, Santri Nurul Jadid Lantunkan Al-Qur’an dengan Sari Tilawah Berbahasa Mandarin

nuruljadid.net – Pada permulaan acara Silaturahmi Konsulat Jenderal (KONJEN) China ke Pondok Pesantren Nurul Jadid diawali dengan lantunan pembacaan Al Quran Surat Ali Imron ayat 190 – 194 diserta dengan Sari Tilawah berbahasa Mandarin dan Bahasa Indonesia.

Lantunan tersebut dibacakan oleh 3 santri PP. Nurul Jadid, seperti Reza Fahlevi, santri Pusat Pendidikan Ilmu Al Qur’an (PPIQ) sebagai pelantun Al-Qur’an sedangkan penerjemah ke Bahasa Mandarin ialah Zaki Sholihin, siswa SMA Nurul Jadid Program Bahasa. dan Bilhaq Mbulan Ramadhan, siswa SMA Nurul Jadid Program Bahasa sebagai penerjemah ke Bahasa Indonesia.

Menggunakan lagu bayati, Reza (panggilan akrab Reza Fahlevi) cukup membuat ratusan santri putra dan putri hening menghayati penuh dengan ketakdziman. Ditambah dengan penyampaian terjemah dari surat yang dilantunkan membuat para tamu rombongan Konjen Cina mengangguk angguk tanda mengerti apa arti dari surat yang disampaikan di atas pentas.

Tampak para tamu dan hadirin sedang khidmat mengikuti jalan acara

Tampak para tamu dan hadirin sedang khidmat mengikuti jalan acara

Menurut Sekretaris PP. Nurul Jadid, Bapak Faizin Syamweil tujuan dari lantunan Al-Qur’an diawal acara disertai dengan terjemah Bahasa Indonesia dan Bahasa Mandarin agar para tamu yang notabene tidak bisa berbahasa Indonesia bisa mengerti apa isi dari surat yang disampaikan.

“ya, agar bisa dipahami oleh semua orang. Dan yang hadir itu juga orang etnis tionghoa, oleh karena itu. Kita terjemahkan ke Bahasa Mandarin juga. Kalau tidak diterjemahkan bisa jadi mereka (para tamu Konjen China ) tidak mengerti,” ungkapnya kepada nuruljadid.net disela-sela acara.

Penulis : Ahmad

Editor : Ponirin

Juara 1 & 2 Lomba Cerita Berbahasa Arab se-Nasional, Sukses Diraih Santri PP. Nurul Jadid

Juara 1 & 2 Lomba Cerita Berbahasa Arab se-Nasional, Sukses Diraih Santri PP. Nurul Jadid

nuruljadid.net – Tetap dimomen prestasi yang diraih oleh santri Pondok Pesantren Nurul Jadid pada ajang lomba Festival Nasional Madinah yang bertemakan “Menggugurkan Stigma yang Kompleks dalam Pengajaran & Pembelajaran Bahasa Arab di Indonesia” yang digeler oleh Institut KH.Abdul Chalim, Mojokerto. Sabtu (07/02/2020).

2 Siswa SMP Nurul Jadid berhasil meraih juara 1 dan 2 dalam bidang Lomba cerita Berbahasa Arab tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP). Siswa yang dimaksud ialah, Ahmad Baihaki kelas 12 SMP Nurul Jadid Program Bahasa Arab, pemenang juara I dan Muhammad Arifurrohaman Hasibuan, kelas 12 SMP Nurul Jadid Program Bahasa Arab pemenang Juara II.

Tatkala lomba berlangsung, Ahmad Baihaki menceritakan Si Pitung, seseorang yang berusaha untuk mensejahterakan masyarakat dengan mencuri harta rampasan Belanda, lain halnya dengan M. Arifurrohaman Hasibuan yang bercerita tentang perjuangan Bung Tomo melawan para penjajah.

Tampak Ahmad Baihaki saat memerankan si Pitung di atas pentas

Tampak Ahmad Baihaki saat memerankan si Pitung di atas pentas

Prestasi tersebut mendapat respon positif dari pihak pembimbing atau guru SMP Nurul Jadid program Bahasa arab salah – satunya ialah dari Ust. Subhan Maulana Malik. “Alhamdulillah, peserta anak didik smp nurul jadid program bahasa arab sudah membawa nama harum pesantren nurul jadid di ajang lomba bercerita tingkat nasional,” terangnya kepada nuruljadi.net.

“Dan berkat usaha dan kerja kerasnya mereka berdua bisa meraih juara 1 & 2 dalam lomba cerita bahasa arab nasional tingkat SLTP , dan saya berharap kapad peserta didik smp  nurul jaded untuk mempertahankan prestasinya dan lebih baik untuk kedepannya dan juga bisa membawa nama pondok pesantren nurul jadid lebih baik dimasa yang akan datang,” harapnya.

Penulis : Ahmad

Editor : Ponirin