Kontribusi Besar Seorang Ibu bagi Kemajuan Bangsa
73 tahun telah berlalu sejak Founding Father kita, bapak Ir. Soekarno memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Selama itu pulalah bangsa kita telah berusaha membangun peradabannya secara mandiri tanpa harus dicekal oleh bangsa asing yang sempat hinggap menjadi benalu di tubuh bangsa kita yang tercinta ini.
Akan tetapi, dalam kurun waktu yang lebih dari setengah abad ini, negara kita masih tetap berstatus sebagai negara berkembang. Bahkan, negara kita masih jauh tertinggal oleh Malaysia, negara yang baru merdeka sekian tahun setelah negara kita merdeka, dan itupun berkat bantuan dari negara kita.
Lalu apa yang salah dengan bangsa kita sehingga tak mampu bersaing di kancah global dengan negara-negara lain ? padahal, negeri kita memiliki julukan “tanah surga” karena kekayaan alamnya yang melimpah ruah tak terkira jumlahnya. Sebut saja gunung emas yang berada di Papua dan Nusa Tenggara Barat (NTB), gas bumi yang terdapat di beberapa tempat tertentu seperi kawah Ijen, dan tanah yang begitu subur sehingga mampu membuat batang pohon tumbuh cukup dengan menancapkannya di tanah.
Hal ini seakan menunjukkan betapa mirisnya keadaan bangsa kita hingga tak mampu memaksimalkan pemanfaatan Sumber Daya Alam (SDA) yang ada. Oleh karena itu, merupakan sebuah keniscayaan bagi kita untuk mencetak generasi emas yang mampu memanfaatkan kekayaan alam yang ada dengan signifikan sehingga mampu membawa bangsa kita bersaing dengan bangsa-bangsa lain di kancah internasional.
Terdapat beberapa faktor yang sangat berpengaruh terhadap suksesnya pembentukan kader bangsa yang brilian ini. Diantaranya lingkungan, pergaulan, dan terutama orang tua. Tak dapat dipungkiri bahwa orang tua memiliki kontribusi besar dalam membentuk insan kamil yang nantinya akan meneruskan tongkat estafet perjuangan bangsa kita kedepannya.
Jika ditelisik lebih dalam lagi, dapat ditemukan bahwa ibu memiliki peranan yang lebih besar ketimbang ayah. Karena ibu merupakan orang pertama yang mampu berinteraksi dangan seorang anak ketika baru lahir. Bahkan, kondisi seorang ibu sangat berpengaruh terhadap kondisi seorang anak, terutama ketika dalam masa kehamilan hingga si anak berhenti menyusu kepada si ibu.
Diantara peranan yang mampu disumbangkan seorang ibu dalam mencetak penerus bangsa kita yang cemerlang adalah :
- Menanamkan akhlak mulia. Akhlak atau tatakrama yang baik sangatlah penting untuk diajarkan sejak dini. Karena ilmu meski tak terhingga banyaknya jika tak diiringi dengan dengan akhlak yang baik bisa mengantarkan empunya kedalam perbuatan-perbuatan yang tak layak dilakukan, apalagi oleh orang dengan tingkat intelektualitas yang tinggi.
Hal ini sesuai dengan perkataan seorang ulama ternama Islam Abu Hamid Al-Ghazali yang bunyinya “حركات الناس بحسب عقيدتهم” dengan arti “gerak-gerik seseorang sesuai dengan apa yang diyakini olehnya”.
Oleh karena itu, seorang ibu yang memiliki kasih sayang begitu besar terhadap seorang anak seyogyanya menanamkan tatakrama yang baik dalam diri anaknya sejak masa balita, agar anak tersebut dapat tumbuh menjadi manusia yang baik dalam berinteraksi dengan sesamanya.
Karena seorang anak pada umumnya akan menirukan apapun yang dia saksikan dengan mata kepalanya sendiri dan tumbuh sesuai dengan apa-apa yang telah menjadi asupannya sehari-hari. Hal itu secara tidak langsung masuk kedalam alam bawah sadarnya dan menjadi keyakinan yang ia pegang teguh dalam hidupnya.
Terbukti ada seorang anak keturunan raja pada masa dahulu yang terbiasa menyaksikan proses eksekusi mati di kerajaannya sejak kecil tumbuh menjadi pribadi yang sangat suka membunuh, dan bahkan jika tak menemukan orang yang bersalah untuk dibunuh dia akan membunuh warganya secara acak.
Selain itu, jika akhlak suatu bangsa telah rusak, maka bisa dipastikan bahwa tak lama lagi bangsa tersebut akan binasa. Karena, meski bangsa tersebut dipenuhi oleh orang-orang yang tak diragukan lagi keilmuannya akan tetapi akhlak mereka buruk, maka tak menutup kemungkinan mereka akan menggerogoti bangsa mereka sendiri. Baik dengan mengorupsi keuangan negara, mengedarkan NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif) kemana-mana, maupun mengorbankan orang banyak demi merealisasikan keinginan pribadi.
Kita tentunya tak ingin bangsa kita hancur disebabkan oleh masyarakatnya sendiri, seperti halnya yang telah menimpa bangsa Yunani yang dulunya merupakan bangsa yang adidaya akan ilmu pengetahuan dengan filsafatnya.
- Menanamkan mindset Salah seorang ilmuwan besar Amerika, Carol S. Dweck P.hD mengungkapkan dalam bukunya yang berjudul “Mindset : The New Psychology of Success” bahwa pola pikir (mindset) setiap orang terbagi menjadi dua, yaitu :
- Mindset tumbuh (growth mindset). Orang dengan pola pikir seperti ini cenderung pantang menyerah dan menghargai usaha serta tak bergantung terhadap hasil tes. Orang seperti ini pada umumnya akan merasa tertantang ketika tak dapat menyelesaikan suatu hal dengan baik. Dan ia akan terus berusaha serta meningkatkan usahanya untuk dapat menaklukkan sesuatu yang tak dapat ia taklukkan dan meneruskannya hingga ke tingkat yang lebih tinggi.
Dan pada umumnya orang seperti inilah yang pada akhirnya mampu meraih kesuksesan yang cemerlang dalam hidupnya meski ia memulai usahanya dengan hasil yang begitu buruk.
- Mindset tetap (fixed mindset). Orang dengan pola pikir seperti ini biasanya bergantung terhadap hasil tes dan potensi bawaan sejak lahir. Ketika ia menjalani sebuah tes dalam bidang tertentu dan mendapatkan hasil yang buruk, ia akan menganggap bahwa dirinya memang tak berbakat dalam bidang tersebut dan menganggap orang yang mendapat hasil baik merupakan orang yang memang berbakat sejak lahir sehingga tak perlu usaha untuk mendapatkan hasil yang baik.
Orang seperti ini pada umumnya ketika sukses dalam suatu bidang akan berusaha mempertahankannya dan tak memberi peluang kepada orang lain untuk merebutnya. Bahkan walaupun dia harus berbuat curang untuk mewujudkan hal tersebut.
Dalam hal ini, merupakan sebuah keniscayaan bagi seorang ibu untuk menanamkan mindset tumbuh dalam diri anaknya sejak kecil dengan cara memberikannya tantangan-tantangan kecil kepadanya. Ketika si anak gagal, maka si ibu terus memberinya semangat agar terus berusaha untuk menaklukkan tantangan tersebut. Dan hal ini dilakukan terus menerus dengan menaikkan tingkat kesulitan tiap kali sebuah tantangan berhasil ditaklukkan.
- Memberikan pendidikan yang berkualitas. Merupakan sebuah keniscayaan bahwa salah satu faktor yang urgen dalam membangun negara yang maju adalah tingginya kualitas pendidikan negara tersebut. Ketika penduduk suatu negara memiliki intelektualitas yang tinggi, maka negara tersebut akan menemukan berbagai inovasi-inovasi baru yang mampu membuat negara tersebut bersaing dengan negara-negara lain di dunia.
Untuk mewujudkan masyarakat yang intelek, peran orang tua sangatlah berpengaruh, karena seorang anak dapat mengenyam pendidikan hingga ke jenjang yang tinggi bila dibiayai oleh kedua orang tuanya.
Dan dalam memilih suatu instansi pendidikan, orang tua tak bisa sembarangan memilih. Karena harus disesuaikan dengan disiplin ilmu yang disenangi dan diminati oleh sang anak. Karena jika tidak, maka anak tersebut akan menjalani hari-harinya dengan keterpaksaan. Dengan demikian pembelajaran yang dikenyam oleh sang anak-pun tak akan berjalan kondusif.
Selain itu, instansi yang dipilih seyogyanya juga merupakan instansi yang memiliki kualitas tinggi dalam mendidik peserta didiknya serta kurikulum yang sudah teruji. Karena dengan demikian, seorang anak dapat tumbuh menjadi seorang yang melek pengetahuan dan menjadi ahli dalam bidang tertentu yang dia kehendaki.
Ketika hal ini sudah tercapai, maka tak menutup kemungkinan seorang anak akan menjadi ilmuwan ternama yang dapat menemukan berbagai penemuan terbaru yang kreatif serta inovatif.
Ketiga hal inilah, yang menurut hemat penulis dapat dilakukan oleh para ibu di seantero negara Indonesia agar dapat memberikan sumbangsih yang besar demi kemajuan negara kita kedepannya.
Dan ketika ketiga hal tersebut telah mampu dilakukan oleh mayoritas ibu di negara kita yang tercinta ini, dalam beberapa tahun kedepan negara kita pastinya dapat mengejar ketertinggalan dan pada akhirnya mampu bersaing dengan negara-negara lain di kancah internasional. wassalam
Penulis : Ali Hasan Sholeh (Santri Aktif MAPK Nurul Jadid)
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!