Pos

Santri Baru Menangis Ketika Sowan ke Pengasuh, KH. Moh. Zuhri Zaini

Santri Baru Menangis Ketika Sowan ke Pengasuh, KH. Moh. Zuhri Zaini

nuruljadid.net – Di hari ketiga Rabu (17/07/2019) pelaksanaan Orientasi Santri baru (OSABAR) 2019, seluruh santri baru diajak untuk mengenal lebih dekat kepada dewan pengasuh PP. Nurul Jadid dengan cara sowan. Ada yang menarik dari kegiatan ini, seorang santri baru yang berasal dari Kota Bondowoso menangis ketika sowan kepada KH. Zuhri Zaini (Pengasuh PP. Nurul Jadid).

Ahmad Baron Arif namanya, berdasarkan pengakuannya, ia menangis ketika sowan kepada Kiai Zuhri (sapaan akrab Pengasuh PP. Nurul Jadid).

“Ketika sowan kepada Kiai Zuhri saya menangis, entah menangis karena apa saya nggak tau tiba-tiba air mata ini menetes dengan sendirinya. Tapi yang jelas saya sangat bahagia dan bersyukur bisa menjadi santri beliau dan sowan kepada beliau” ujar Baron (sapaan akrab Ahmad Baron Arif) dengan mata berkaca-kaca.

Santri kelahiran 29 Juni 2006 ini juga mengaku bahwa ketika sowan ia sempat berdo’a agar dirinya mampu menjadi seorang santri yang bermanfaat.

“Ketika sowan kepada beliau (Pengasuh PP. Nurul Jadid) saya sempat menyeletuk dalam hati agar ilmu saya barokah dan bisa menjadi santri beliau yang bermanfaat bagi agama, keluarga, nusa dan bangsa kelak. Terlebih bisa membahagiakan orang tua” ungkap Baron.

Sembari mata yang berkaca-kaca Baron bedo’a agar Kiai Zuhri selalu diberikan kesehatan untuk membina santri-santrinya.

“Saya juga berdoa agar beliau (Kiai Zuhri) selalu diberikan kesehatan dan kekuatan dalam mendidik santri-santrinya untuk menjadi santri yang memiliki ilmu barokah dan berguna bagi banyak orang ketika di masyarakat” pungkas santri yang bercita-cita menjadi tentara ini.

Penulis: Baihaki

Editor: Ponirin

 

20190716_bersih-bersih-lingkungan-ciptakan-kemandirian-santri

Bersih-Bersih Lingkungan Ciptakan Kemandirian Santri

nuruljadid.net – Sebagaimana yang diyakini tiap pribadi muslim, sehat dan kebersihan jasmani adalah satu syarat bagi iman yang sempurna. Menjadi wajar jika para santri menjaga kebersihan lingkungannya, Jasmaninya layaknya menjaga kebersihan hatinya.

Beragam cara mereka lakukan demi terwujudnya lingkungan bersih dan nyaman. Ini menjadi salah satu kegiatan santri baru putra di kegiatan Orientasi Santri Baru (OSABAR) 2019.

Senin, (15/07/2019) Malam, seluruh santri baru putra melakukan bersih-bersih pesantren. Adapun area yang mereka bersihkan meliputi; kamar mandi dan WC putra serta lingkungan pesantren putra.

Selain itu, kegiatan tersebut terealiasai dengan berkoordinasi Bersama Bidang Konservasi Lingkungan Hidup (BKLH) Nurul Jadid. Dalam pelaksanaannya, santri baru didampingi oleh Panitia OSABAR 2019 serta diawasi oleh pengurus BKLH Nurul Jadid.

Ustad Alief Hidayatullah, Ketua OSABAR 2019 mengatakan bahwa terealisasinya kegiatan tersebut bertujuan untuk mengenalkan budaya dan tradisi pesantren. Memberikan pemahaman kepada santri baru bahwa terdapat kebiasaan kerja bakti dengan membersihkan kamar mandi dan bersih-bersih lingkungan pesantren dengan menyapu keliling pesantren serta membersihkan tempat ibadah sepert musholla dan masjid.

Suasana pada saat santri baru membersihkan kamar mandi

Suasana santri baru pada saat membersihkan kamar mandi

“Selain itu kegiatan tersebut juga bentuk pengajaran kemandirian kepada santri baru” tambah Ustad Alief (sapaan akrab Ketua OSABAR 2019).

Kegiatan tersebut yang dimulai sejak pukul 20.00 WIB – 21.30 WIB mendapatkan respon yang sangat positif dari santri baru seperti yang dinyatakan oleh Muhammad Rifki Dani Hariyanto asal Ngajuk.

“Saya gembira bisa melakukannya ditambah lagi bersama-sama santri baru lainnya. Disini saya dilatih kemandirian dan selalu menjaga kebersihan untuk hidup sehat. Karena kebersihan sebagian dari iman” ujar Dani (sapaan akrabnya)

Tak hanya Dani, Bagas Nurrijal Nugroho juga menuturkan bahwa dengan kegiatan tersebut bisa menjaga kebersihan pesantren Bersama santri baru lainnya.

“senang sekali bisa bersih-bersih pesantren. Bisa menjaga keindahan dan kebersihan lingkungan pesantren bersama santri baru lainnya” pungkas Bagas (sapaan akrabnya)

Penulis: Baihaki

Editor: Ponirin

Pemutaran Film KS No 07 Membuat Santri Baru Baper

Pemutaran Film KS No 07 Membuat Santri Baru Baper

nuruljadid.net – Nonton film motivasi atau lebih dikenal dengan istilah NoBar (nonton bareng) merupakan rentetan agenda di pelaksanaan OSABAR 2019, Senin (15/07/19) malam di Musholla Wilayah Az Zainiyah. Kegiatan kali ini, santri baru disajikan dengan film motivasi dengan judul “Keajaiban di Sel No. 07”.

Namun sebelum pelaksanaan nobar tersebut dilaksanakan, walaupun dianggap hal biasa segenap panitia melakukan Ice Breaking, suatu aktivitas yang dilakukan untuk melatih konsentrasi, memberikan rasa nyaman serta mengurangi kejenuhan para santri. Selain itu ice breaking juga bertujuan memberikan semangat lebih kepada para peserta OSABAR.

“pelbagai permainan diberikan supaya mereka mengikuti kegiatan dengan optimal, aktif dan efektif” tutur Ustadzah Sri Rahayu, salah satu panitia Osabar 2019.

Dalam pelaksanaannya, kegiatan tersebut diikuti sebanyak 330 santri baru putri yang terbagi dalam 27 kelompok. Sembari menunggu pemutaran film, nampak wajah sumringah terpancar diraut wajah mereka (santri baru, red) terkadang terpancar tawa lepas dan senda gurau membuat suasana semakin seru.

Ketika film yang berdurasi 2 jam 7 menit itu diputar, mampak santri sangat khusyu’ menyimaknya tak jarang ketika adegan sedih mereka (santri baru, red) terbawa suasana sebaliknya pun begitu, ketika adegan film lucu para santri tertawa lepas. Hal tersebut membuat kegiatan ini lebih harmonis.

Tak hanya untuk refreshing, kegitan nobar ini mampu memberikan hikmah kepada mereka (santri baru, red) salah satunya adalah mendorong semangat belajar santri.

“Banyak pelajaran yang dapat diambil dari film ini seperti bagaimana perjuangan, pengorbanan dan keikhlasan mampu menyatukan cinta seseorang sehingga harapannya para santri di pesantren ini bisa bertahan dalam proses menggapai cinta-Nya” ujar Yunita Irani, Panitia sekaligus kakak asuh OSABAR dengan linangan air mata.

Penulis: Kholis

Editor: Ponirin

Workshop Integrasi Kurikulum Pesantren Dan Kurikulum Nasional (K13) di SMP Nurul Jadid

nuruljadid.net- Mengawali tahun pelajaran 2019/2020, SMP Nurul Jadid (SMPNJ) mengadakan Workshop “Bedah Kurikulum, Buku I dan Buku 2” (dalam Kerangka Integrasi Kurikulum Pesantren dan K-13) yang dilaksanakan dari tanggal 15 sd 16 Juli 2019. Bertempat di Aula Mini Universitas Nurul Jadid (UNUJA) dan Aula Metting SMP Nurul Jadid. Di Aula Mini UNUJA dari pagi sampai siang (08.00-12.00) dan di Aula Metting SMP Nurul Jadid dari siang sampai sore (13.00-16.00 WIB)

Workshop ini dihadiri oleh seluruh Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) SMPNJ dan stakeholder terkait. Stakeholder dari unsur Dinas Pendidikan Kabupaten Probolinggo diwakili oleh Pengawas Pendidikan Menengah, sekaligus sebagai pemateri workshop. Unsur Pondok Pesantren Nurul Jadid (PPNJ) diwakili oleh Sekretaris Pesantren dan Wakil Kepala Biro Pendidikan. Selain itu juga melibatkan unsur perguruan Tinggi, perwakilan Wali murid dan Komite Sekolah.

Adanya Workshop ini, untuk meningkatkan kompetensi PTK SMPNJ. Khususnya dalam tataran implementasi K13 yang terus menerus mengalami penyempurnaan. Penyempurnaan itu ditandai dengan munculnya regulasi baru berkait dengan implementasi K13 yang hampir tiap tahun muncul. Selain itu, untuk meningkatkan kemampuan guru dalam mengintegrasikan keunggulan lokal nilai-nilai kepesantrenan. SMPNJ adalah sekolah boarding school. Seluruh siswa SMPNJ sekaligus sebagai santri yang bertempat tinggal (diasramakan) di PPNJ.
SMP Nurul Jadid melaksanakan K13 sejak tahun pelajaran 2014 dan telah meluluskan tiga periode lulusan. Lulusan SMP Nurul Jadid secara komparatif memiliki pembeda dalam bidang keagamaan dan kebahasaan. Bidang keagamaan yaitu kompetensi keagamaaam (tafaqquh fiddin) yang wajib dimiliki, dikuasai dan diamalkan oleh setiap pribadi muslim. Sedangkan kebahasaan adalah kemampuan berbahasa Inggris dan Arab.

Aspirasi dan harapan masyarakat dalam bidang keagamaan sejalan pula dengan tujuan dan fungsi Pesantren. Fungsi pesantren diantaranya sebagai tempat pendidikan dan pengajaran, kaderisasi dan pengabdian kepada masyarakat. Dari sisi inilah tafaqquh fiddin menemukan relevansinya. Kegiatan Workshop dengan tema “Integrasi Kurikulum Pesantren dan Kurikulum Nasional (K-13)” sangat penting dilaksanakan.

Sambutan Kepala SMP Nurul Jadid, Bapak Didik PW, S.Sos., M.Pd menyampaikan tentang “tantangan pendidikan”. Tantangan pendidikan setidaknya harus bisa menjawab (1) globalisasi, (2) kepentingan nasional dan (3) kearifan lokal. Bagaimana kurikulum yang dikembangkan bisa menjawab ketiga tantangan tersebut? Perlu membedah dokumen kurikulum (KTSP) di SMPNJ dan menyusun kembali yang sesuai dengan harapan stakeholder dan tantangan zaman.
Kegiatan Workshop ini, menurut Bapak Sugiono, S.S., M.Ed., Wakil Kepala Biro Pendidikan, mewakili Biro pendidikan, pada sambutan Beliau merujuk teori “Connectivist Curriculum Desain” yaitu menghubungkan nilai-nilai yang relevan di level konteks pendidikan. Kurikulum Nasional (K13) menjadi penting didialogkan secara terus-menerus dengan Kurikulum Pesantren. Sehingga nilai-nilai karakter kepesantrenan menjadi satu kesatuan yang utuh dalam implementasi pendidikan dan pembelajarannya. Ke depan pada tahun pelajaran (2019/2020), Biro pendidikan akan melakukan supervisi dan monitoring, selain perangkat pembelajaran juga melakukan survei ke dalam kelas-kelas pembelajaran.

Sementera itu sekretaris Pesantren, Bapak H. Faizin Syamweil, M.Pd mengupas tentang perubahan Kurikulum Nasional. Seringnya perubahan kurikulum Nasional (k13, KTPS, KBK dll), dalam tanda petik, seolah lembaga pendidikan itu “terjajah” (tersandera) untuk menyesuaikan dengan perubahan kurikulum itu sendiri.

Bagaimana PPNJ tidak terlalu terpengaruh oleh perubahan Kurikulum Nasional? Perlu mengembangkan Kurikulum Mandiri, kurikulum khas PPNJ. Kurikulum khas PPNJ apabila dikembangkan dengan sungguh-sungguh –bukan tidak mungkin– dapat menjadi pembeda. Jika konsisten SMPNJ melahirkan output yang sukses, pada akhirnya Kurikulum PPNJ menjadi rujukan keberhasilan pendidikan.
Unsur dinas Pendidikan Kabupaten Probolinggo diwakili oleh Bapak Edy Santoso, M.Pd (Pengawas Bina SMP Kabupaten Probolinggo), menyajikan materi dan bekal yang lengkap berkaitan dengan Bedah Buku I, Buku II, Regulasi, strategi dan implemetasi K13, pengembangan RPP dan Penilaian berbasis HOTs (Hight order thingking skill). Juga tantangan pendidikan Abad 21 dan revolusi industri 4.0.
Harapan ke depannya SMPNJ dapat menumbuhkan keterampilan berpikir kritis, berpikir kreatif, kolaboratif dan komunikatif (4K), Pembelajaran yang sarat dengan strategi literasi, menguatkan budi pekerti dan prestasi, menumbuhkembangkan karakter baik, melatih keterampilan berpikir tingkat tinggi dan menumbuhkembangkan kecerdasan metakognisi siswa.
Kegiatan selanjutnya melakukan reveiw Buku I dan Buku II yang dipandu oleh Tim Pengembang Kurikulum SMPNJ. Bagaimana mengintegrasikan nilai-nilai kepesantrenan dalam kurikukum SMPNJ? Setidaknya dapat dilihat dari dokumen KTSP (Buku I) dan Buku II (RPP dan perangkat pembelajaran lainnya) serta proses-proses yang terjadi dalam kelas pembelajaran. Tentu saja, yang tidak boleh ditinggalkan adalah dampak yang dirasakan oleh pengguna pendidikan.
Rubrik-rubrik indikator keberhasilan kegiatan workshop merujuk pada Lembar Kerja (LK) yang sudah disiapkan oleh Pengawas Bina SMP Kabupaten Probolinggo.
Sampai tulisan ini dibuat (pada pukul 14.35) kegiatan workshop masih berlangsung. Dipandu oleh Tim Pengembang Kurikulum SMPNJ, Bapak Surono, S.Ag., M.Pd dan Surinta Harko Miyangga, S.Si., S.Pd membedah KTSP: Visi Misi, Tujuan Sekolah, Identifikasi SI-SKL dan Penilaian”.
Semoga Integrasi Kurikulum Pesantren dan Kurikulum Nasional (K13) sukses sesuai dengan harapan bersama.
Adapun materi workshop meliputi “analisis konteks, pengembangan dan implementasi K-13, bedah KTSP: Visi Misi, Tujuan Sekolah, Identifikasi SI-SKL dan Penilaian”. Workshop, ” Tegas Pak didik.

Pewarta : DPW
Editor : PM

 

20190715_kenalkan-pesantren-nurul-jadid-melalui-selayang-pandang

Kenalkan Pesantren Nurul Jadid Melalui Selayang Pandang

nuruljadid.net – 1.800 santri baru Pondok Pesantren Nurul Jadid menjalani masa pengenalan Pesantren dan Kepesantrenan melalui kegiatan OSABAR. Mereka (santri baru, red) dikenalkan secara umum tentang Pesantren Nurul Jadid melalui materi Selayang Pandang. Kegiatan yang dilaksanakan Senin, (15/07/2019) dilingkungan Pondok Pesantren Nurul Jadid mengharapkan santri baru mengetahui dan mengenal pesantrennya.

“kegiatan OSABAR merupakan gerbang awal pengenalan pesantren dan kepesantrenan untuk santri baru. Salah satu bentuk pengenalan yang kami lakukan adalah dengan menyajikan Selayang Pandang PP. Nurul Jadid. Sehingga santri baru mampu mengenal para almarhumin dan dewan pengasuh PP. Nurul Jadid” ujar Ustad Alief Hidayatullah, Ketua OSABAR 2019.

Ustad Alief (sapaan akrab ketua OSABAR 2019) membeberkan materi yang disajikan pada kegiatan kali ini meliputi; Sejarah Pesantren, dan Mengenal Almarhumin serta Dewan Pengasuh.

Dalam pelaksanaannya, santri baru yang telah dipetakan berdasarkan kelompoknya masing-masing mendapatkan materi dari penyaji yang telah ditentukan panitia. Salah satu contohnya adalah santri baru yang berada di Audiotrium SMP Nurul Jadid. Ustad Mifathul Huda selaku penyaji menyampaikan beberapa hal yang berisikan informasi awal tentang Pesantren Nurul Jadid seperti; Dewan Pengasuh, Struktural Pesantren dan Ideologi Pesantren (Trilogi dan Panca Kesadaran Santri).

Keseruan santri putra saat pematerian

Keseruan santri putra saat pematerian

“Sesuai dengan kisi-kisi materi yang diberikan oleh panitia, saya menyampaikan secara singkat dan jelas tentang sejarah serta kiprah perjuangan para almarhumin PP. Nurul Jadid. Selain itu saya juga menjelaskan tentang Trilogi dan Panca Kesandaran santri” ujar Ustad Miftahul Huda.

Pasca pematerian, hasilnya para santri baru telah mampu mengenal para Almarhumin dan Dewan Pengasuh PP. Nurul Jadid dalam waktu 60 menit.

“Alhamdulillah tadi setelah saya menyampaikan materi Selayang Pandang, saya memberikan quiz kepada santri baru dan syukurnya lagi mereka mampu mengenal Almarhumin dan Dewan Pengasuh walaupun tidak semuanya mereka mampu menjawab. Tapi paling tidak kegiatan ini telah memberikan pengetahuan kepada mereka (santri baru, red) tentang kiprah yang telah dilakukan oleh Almarhumin dalam waktu yang singkat” jelas Ustad Miftah (sapaan akrab penyaji).

Selain itu untuk mengulas ulang materi yang telah diterima dan mengetahui kemampuan santri baru, panitia pelaksana mencoba bertanya kepada santri baru seputar materi yang telah disampaikan penyaji diluar pematerian.

Keseruan santri putri saat pematerian

Keseruan santri putri saat pematerian

Berdasarkan pengakuannya, Fathul Irfan Ridho (salah satu panitia OSABAR) mengatakan bahwa dari beberapa santri baru yang ia tanyakan, mereka (santri baru, red) telah mampu menjawabnya dengan benar.

“saya secara iseng-iseng bertanya kepada santri baru tentang Trilogi, Panca Kesadaran Santri, para almarhumin dan dewan pengasuh Nurul Jadid. Dan ternyata mereka mampu menjawabnya walaupun tidak semua pertanyaan yang saja ajukan benar dijawab” pengakuan Irfan (sapaan akrab Fathul Irfan Ridho).

Penulis: Baihaki

Editor: Ponirin

20190715_osabar-2019-menciptakan-semangat-untuk-terus-berjuang

OSABAR 2019, Menciptakan Semangat Untuk Terus Berjuang

nuruljadid.net – Pasca pelaksanaan Opening Ceremony Orientasi Santri Baru (OSABAR) 2019 Pondok Pesantren Nurul Jadid, Ahad (14/07/2019) Malam, kegiatan perdana untuk santri baru dilaksanakan keesokan harinya, Senin (15/07/2019).

Dibekali dengan materi motivasi, santri baru diharapkan bisa menjadi penyemangat bagi mereka (santri baru, red) untuk mengaji dan belajar di Pondok Pesantren khususnya Pesantren Nurul Jadid.

“Dan mereka yang belum kerasan menjadi kerasan, sehingga mereka bisa melupakan suasana di rumah dan yang sudah kerasan menjadi lebih bersemangat lagi dalam menempuh proses belajar di pesantren” ujar Ustad Alief Hidayatullah, Ketua OSABAR 2019.

Ustad Alief (sapaan akrab Ketua OSABAR 2019) juga, ia menyampaikan bahwa latar belakang diadakannya materi motivasi mondok yaitu, pertama banyak diantara para santri baru belum mengenal dunia pesantren bahkan masih beranggapan bahwa pesantren/pondok merupakan tempat yang sangat ketat dan orang yang hidup di dalamnya pasti dikekang dengan banyak aturan. kedua, para santri yang datang ke pondok pesantren adalah mereka yang sudah terbiasa dengan kehidupan yang hedon, penuh dengan hiburan lebih lebih dengan adanya virus gadget (game online, medsos, dll) yang sudah sangat mewabah dimana-mana dan tidak menutup kemungkinan diantara mereka sudah terjangkit virus tersebut.

Suasana santri baru putri saat mengikuti pematerian OSABAR 2019

Suasana santri baru putri saat mengikuti pematerian OSABAR 2019

Disamping itu, Ustad Alief mengatakan, “tujuan dari kegiatan tersebut adalah pertama,mengenalkan dunia pesantren kepada santri baru dan tempat ini adalah tempat yang tepat bagi mereka. Karena di pesantren kita diajarkan ilmu agama yang merupakan kewajiban seorang muslim mempelajari nya, ilmu-ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Tak hanya itu di pesantren juga kita dilatih untuk mandiri, membangun rasa kebersamaan, toleransi antar sesama. Kedua, mengajarkan kepada santri baru bagaimana kiat sukses belajar di Pesantren”.

Ustad Ahmad Saili Aswi, salah satu pemateri dalam materi tersebut mengatakan bahwa mondok itu butuh perjuangan, salah satunya dengan meninggalkan orang yang kita sayang tentu demi masa depan kita yang cerah.

Selain itu, Bapak Saili (sapaan akrab Ustad Saili Aswi) memaparkan secara singkat dan jelas tentang mondok itu indah yang bertujuan untuk memperkenalkan keindahan mondok di Pesantren khususnya di Pesantren Nurul Jadid.

Suasana santri baru putra saat mengikuti pematerian OSABAR 2019

Suasana santri baru putra saat mengikuti pematerian OSABAR 2019

“Mondok itu indah. Di Pesantren kita bisa mendapatkan indahnya kebersamaan, kemandirian, melatih diri, bersabar, hidup berakhlakul karimah, bercengkarama dengan teman, menjadi anak yang sholeh sholehah dan kesederhanaan” ujar Bapak Saili (15/07/2019) di Auditorium MA Nurul Jadid.

Tak hanya sekedar menyampaikan motivasi, Bapak Saili juga memberikan tips untuk mendapatkan ilmu yang manfaat dan barokah diantaranya; niat yang baik, sedikit dosa/bersih hatinya, bekal dan makanan yang halal, bersungguh-sungguh, riyadatul nafsi terakhir do’a dari rumah dan diri sendiri.

Penulis: Baihaki

Editor: Ponirin

Galeri Foto: Materi Selayang pandang OSABAR 2019

Masa Orientasi Murid TK Bina Anaprasa Diikuti 106 Murid

nuruljadid.net- Masa Orientasi Murid TK Bina Anaprasa Pondok Pesantren Nurul Jadid dilaksanakan senin pagi (15/07/19) bertempat di halaman TKNJ.

Kegiatan MOM ini diikuti oleh 106 murid yang tergabung murid baru dan murid lama. Penggabungan antara murid baru dan murid lama dimaksudkan agar mereka saling kenal antara satu sama lain.

Kepala TK Bina Anaprasa Ibu Vitry menyampaikan kegiatan MOM sebagai media taaruf antara murid dan ibu guru, murid sesama murid dan murid dengan lingkungan.
Disamping itu, kegiatan MOM untuk melatih mental, kemandirian dan keberanian murid di usia dini,” sambungnya.

Kegiatan MOM dilaksanakan selama 4 hari dimulai sejak hari senin sampai hari kamis. Setiap harinya di mulai pukul 08. 00 hingga pukul 10. 00 WIB.

“Sengaja kita batasi sampai 10. 00 karena kami kasian sama mereka (murid baru) takut kecapeaan dan nanti jatuh sakit,” Ungkap Ibu Vitry sembari tertawa.

Pewarta : PM

Malam Pembukaan OSABAR 2019 Dihadiri Oleh 1800 Santri Baru

Nuruljadid.net- Pembukaan Oreintasi Santri Baru, Ahad malam (14/07/19) di ikuti oleh 1800 santri baru yang bertempat di depan Halaman Kantor Pesantren Pusat,  berjalan dengan lancar.

Hadir pada acara tersebut Sekretaris Yayasan Dr. KH. Hefny Rozak, Pengawas Pesantren KH. Makki Maimun Wafie, Sekretaris Pesantren Ustadz H. Faizin Syamwil, Kabag Pepha Ustadz H. Thohiruddin, Kepala Sekolah Menengah Kejuruan Ustadz Abdul Manaf Firdaus, Kepala Sekolah Menengah Pertama Ustadz Didik P. Wicaksono  dan beberapa pengurus inti baik putra maupun putri.

Kegiatan Osabar merupakan rentetan kegiatan PPSOB, ini salah satu upaya Pondok Pesantren dalam rangka memperkenalkan tradisi dan budaya pesantren.
Panitia Penerimaan santri Baru (PPOSB) 2019 menyelenggarakan kegiatan OSABAR selain sebagai media pengenalan terkait nilai – nilai dan ideologi pesantren terhadap santri baru, seperti nilai dan tujuan dalam pendiri dan pengasuh pertama Pondok Pesantren Nurul jadid KH Zaini Mun’im, yang di rumuskan pada Trilogi dan Panca Kesadaran Santri.
Dalam Pembukaan OSABAR ketua Panitia Penerimaan Santri Baru (PPSB) Bapak Ponirin Mika menyampaikan terkait laporan jumlah Peserta didik dan tujuan Orientasi Santri Baru pada tahun 2019 ini.

“Penerimaan santri baru dan Orientasi Santri Baru pada tahun 2019 ada tahapan yang dilakukan, yang pertama adalah tahap pendaftaran santri via Online , Alhamdulilah kurang lebih 3215 pendaftar santri baru pada awal bulan Maret, pada tanggal 17 juni s/d 4 Juli 2019, dari 2146 Santri yang ter verifikasi hingga detik ini, pada PPSB kali panitia melakukan test berbasis komputer (CBT) dilaksanakan pada tanggal 13 Juli tes untuk santri putri dan tangal 14 Juli 2019 santri putra” tutur ketua PPSOB.
Kegiatan OSABAR sudah menjadi kegiatan rutin yang setiap tahunnya di selenggarakan, selama 4 hari sejak tanggal 15 Juli s/d 18 Juli 2019 yang mana seluruh santri wajib mengikuti kegiatan OSABAR sampai dengan hari terakhir,”

Selain itu, Osabar adalah pengenalan awal terkait Pondok Pesantren Nurul Jadid, nilai dasar kepesantren dan paham Aswaja An-nahdhiyah,” tambahnya.

Penulis : Nuris

Editor : PM

Dengan Ketekunan Kita Dapat Meraih Sebuah Kesuksesan

Nuruljadid.net- Ahlanwasahlan fi bihudurikum kata pertama yang di sampaikan Sekretaris Yayasan Pondok Pesantren Nurul Jadid Dr. KH. Hefniy Rozaq sebagai awal menyapa para santri baru dalam pembukaan Orientasi Santri Baru 2019 yang bertempat di halaman depan kantor pesantren, ahad malam (14/07/2019) yang dihadiri oleh 1800 santri baru putra – putri.

Puji syukur pada Allah SWT karena sudah menempatkan adik-adik santri baru di Pondok Pesantren khususnya di Pondok Pesantren Nurul Jadid, jadi para santri baru yang sudah ada di pesantren patut bersyukur karena berada di tempat yang istimewa yaitu di Pondok Pesantren dan bisa belajar, semoga tempat inilah yang akan menjadikan kita semua menjadi manusia-manusia ulil albab yang tempatnya fi jannatin naim, seperti yang sudah menjadi motto pesantren Nurul Jadid, “Mondok Untuk Mengaji dan Membina Akhlakul Karimah”.

 

 

Dalam menuntut ilmu yang perlu diperhatikan adalah akhlak, sepandai apapun seseorang tanpa akhlak maka akan menjadi sia-sia, maka dari itu dari sekarang kita niatkan mencari ilmu (tholibul ilmi) dengan meniatkan sepunuhnya mondok semata-mata karena Allah bukan karena ijazah dan berkomitmen dalam hati untuk kita menghormati guru-guru kita ” Dawuh Kiai Hefniy.

Beliau berpesan kepada para seluruh santri baru untuk lebih meningkatkan akhlakul karimah, insyallah ilmu itu akan datang dengan ketekunan kita dan berkomitmen dengan akhlakul karimah.

“Mudah-mudahan dengan adanya OSABAR benar-benar memegang teguh akhlakul karimah, meningkatkan kualitas ibadah kepada Allah SWT,” Harapan beliau.

Pewarta : Nuris

Editor.    : PM

 

Panitia Oreintasi Santri Baru 2019 Adakan Training Of Trainer

Nuruljadid.net- Sebanyak 150 Panitia yang terdiri dari unsur FKO dan Panji Pelopor, Sabtu malam (13/07/19) Pukul 20. 00 WIB mengikuti Pelatihan Training Of Trainer (TOT) bertempat di Aula Madrasah Aliyah Nurul Jadid.

Koordinator Osabar 2019 Ustadz Alif Hidayatullah menjelaskan, kegiatan tersebut merupakan salah satu langkah untuk membekali panitia Osabar sebagai pendamping.

“TOT ini dilaksanakan 2 kali untuk panitia putra dan 2 kali untuk panitia putri. Diharapkan dengan adanya TOT tersebut, panitia sebagai pendanping mampu memberikan pelayanan, pemahaman dan lebih-lebih memberi wawasan terhadap santri baru, setelah mereka (santri baru) mengikuti pemateriaan,” Tegas Ustadz Alif.

Dalam acara tersebut Sekretaris Pesantren Ustadz H. Faizin Syamwil memberikan arahan kepada peserta TOT agar supaya nantinya dalam bertugas mampu memberikan solusi dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi santri baru.

“Saya berharap kalian menjadi pemberi solusi bukan pemberi masalah. Sebab santri baru masih ada yang tidak kerasan ingat rumah, ingat orang tua lebih-lebih mereka yang baru pertama kali mondok di Pesantren. Untuk itu hindari perilaku yang membuat mereka (santri baru) tidak kerasan, seperti kegiatan peloncoan dan lainnya.

”Kegiatan ini merupakan salah satu program bagian Osabar. Selain memberikan tehnik pendampingan juga memberikan wawasan keilmuan yang di perlukan,” kata Ketua Panitia PSB Ponirin Mika.

Pewarta : PM

20190712_pengabdian-alumni-mak

Share to Care Alumni Program Keagamaan MANJ Di Asrama PK

nuruljadid.net – Guna meningkatkan tali silaturahmi dan upaya membangun visi bersama antar alumni dan para musyrifin dan musyrifah, alumni MANJ Program Keagamaan. Mereka  mengadakan kegiatan pengabdian alumni di mulai pada Jum’at (12/07/2019) bertempat di Aula MA Nurul Jadid.

Dihadapan peserta yang hadir Ust. Zainullah Aswi selaku Kepala Asrama menyampaikan ucapan terima kasih, selanjutnya, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan kegiatan pertama kali diadakan oleh asrama Program Keagaamaan.

“Kegiatan pengabdian ini merupakan pertama kali dilaksanakan di Asrama Madrasah Aliyah Program Keagamaan, mudah-mudahan kegiatan ini bersamaan dengan ridho Allah SWT” jelasnya.

“kegiatan pengabdian ini memiliki tujuan yaitu untuk menyambung tali silaturahmi dengan kakak-kakak kita dengan senior-senior yang telah banyak merasakan pengalaman disana” lanjutnya.

Ditempat yang sama, mujiburohman sebagai ketua panitia menyampaikan bahwa kegiatan ini tak lain sebagai silaturahmi antar alumni dengan siswa serta dewan musyrifin dan merencanakan visi asrama bersama.

“Tujuan kami disini bukan hanya untuk menyambung tali silaturahmi saja, kami juga ingin punya rasa peduli kepada asrama kami dulu” ucap mujib sapaan akrabnya.

Kegiatan ini diikuti oleh 300 alumni dari setiap angkatan yaitu angkatan 21-24 dan seluruh siswa-siswi Madrasah Aliyah Program Keagamaan.

Dengan diadakan kegiatan ini ust. Zainullah sapaan akrabnya berharap, semoga kegiatan ini bias terus berlanjut dan lebih meriah lagi.

Pelaksanaan pengabdian ini dilaksanakan selama 7 hari di asrama Madrasah Aliyah Program Keagamasn dengan beberapa agenda diantaranya, Dialog Kebangsaan, Share to Care, Briefing and Sharing, dan Sharing with Musrifin.

“pengabdian ini dilaksanakan selama tujuh hari, dengan beberapa agenda yang sudah kami buat bersama panitia, salah satunya yaitu dialog kebangsaan yang akan dilaksanakan nanti siang” tegas mujiburohman selaku ketua panitia pengabdian alumni 2019.

Penulis : byhq

Editor : PM

Kiai Hamid; Jadilah Seperti Padi Dalam Menimba Ilmu

Nuruljadid.net- Kepala pesantren Nurul Jadid, KH Abd Hamid Wahid, memberikan tausiyah kepada seluruh wisudawati Madrasah Diniyah An-nafiiyah (MADIN) dan Pondok Mahasiswi Universitas Nurul Jadid (POMASI), Kamis Malam, (11/07/2019) di Halaman Mahrom Az-zainiyah (Dalbar) agar selalu mensyukuri setiap proses dan hasil yang sudah didapatkan.

Kegiatan wisuda akbar ini sudah menjadi kegiatan yang rutin di gelar setiap tahunnya, namun setiap rutinitas yang di kerjakan bukan tidak mempunyai arti, tapi ada masa dimana satu tahap pendidikan pada akhirnya akan terus kepada tahapan selanjutnya sebagai tahapan formal, walaupun belajar dan jenjang pendidikan itu sendiri pada umat Islam tidak ada akhir selagi hayat masih di kandung badan.

“Ilmu itu semakin digali semakin tidak kita ditemui dasarnya, semakin menyelam dalam lautan ilmu semakin kita merasa bahwa, semakin jauh dasar dan ujungnya, oleh karena itu bagi seseorang yang berilmu dan berakhlak baik, maka semakin berilmu seseorang itu akan semakin merunduk, semakin berisi akan semakin merunduk dan tidak akan semakin tegap dan merasa dirinya semakin sempurna, seperti padi semakin berisi justru akan semakin merunduk ke bawah bukan tegak seperti Parkis semakin berkembang semakin menjulang ke atas”, Tutur Kiai Hamid.

Jangan pernah merasa puas dengan ilmu yang sudah didapatkan dengan tekat dan mentalitas yang kuat, karena pada dasarnya ilmu bukan hanya sebagai pengetahuan tapi sangat erat kaitannya dengan kemanfaatan, sebagai santri bagaimana sekira dapat bermanfaat ketika dia kembali ke masyarakat. “semoga kurikulum yang dihasilkan dari penyempurnaan Madrasah Diniyah nantinya lebih menyentuh nuansa dan dimensi-dimensi, hal ini seirama dengan tekat pendiri dan pengasuh pertama KH. Zaini Mun’im, yang menegaskan di Pesantren Nurul Jadid ini tidak hanya mencetak kader-kader ulama saja, orang yang multi profesi dan dimensi sesuai dengan ketat khasnya masing-masing, tetapi tetap membawa jiwa kesantrian ” Harapan kepala pesantren.

Penulis : NS

Editor : PM