KH. Najiburrohman Wahid : Jangan Merasa Terbebani Dengan Kegiatan Membaca Al Qur’an

nuruljadid.net – Pelaksanaan kegiatan besar Pondok Pesantren Nurul Jadid akan dilaksanakan 16 hari lagi. Peringatan Haul Pendiri dan Hari Lahir Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo ini merupakan salah satu dari kegiatan besar Pesantren yang dilaksanakan rutin tahunan. Dalam rangka mensukseskan acara tahunan ini, banyak cara yang dilakukan oleh pengurus pesantren. Contohnya adalah mengadakan Khotmil Qur’an dan Pembacaan Surat Al Ikhlas.

Malam hari ini (06/04) Wakil Kepala Pesantren Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Najiburrohman Wahid memberikan tausiyah kepada santri tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh pengurus Biro Kepesantrenan Pondok Pesantren Nurul Jadid yang bertempat di Masjid Jami’ Nurul Jadid.

Pada awal tausiyah beliau, beliau menyampaikan bahwa Khotmil Qur’an dan Pembacaan Surat Al Ikhlas merupakan sebuah cara untuk bermunajat kepada Allah SWT agar Pondok Pesantren Nurul Jadid dan seluruh warganya (Dewan Pengasuh, Pengurus, Santri, Alumni dan Walisantri) senantiasa diberikan hidayah, pertolongan, kemudahan dalam menjalan tugas dan kesuksesan oleh Allah SWT. Selain itu tujuan dilaksanakannya kegiatan Khotmil Qur’an dan Pembacaan Surat Al Ikhlas adalah dikhususkan untuk kesuksesan acara Haul Pendiri dan Harlah ke 68 Pondok Pesantren Nurul Jadid.

“Kita boleh memohon kepada Allah agar hajat kita dikabulkan dengan perbuatan yang sholeh. Dan kegiatan ini adalah bentuk bermunajat kita kepadaNya dengan berharap Haul Pendiri dan Harlah berjalan dengan lancar dan barokah.” Dawuh Beliau.

Kegiatan Khotmil Qur’an dan Pembacaan Surat Al Ikhlas sebanyak 6.800.000 kali merupakan sebuah tradisi Pesantren yang baik dan harus dipertahankan. Dalam tausiyah beliau, beliau berdawuh kepada santri untuk jangan terbebani dengan membaca Al Qur’an.

“Kita tidak selayaknya berberat hati untuk membaca Al Qur’an beserta fadilahnya. Karena dengan membacanya kita akan senantiasa bersemangat dan merasakan pertolongan Allah SWT.” Dawuh beliau selaku Wakil Kepala Pesantren.

“Hati manusia bisa berkarat, karat bisa hilang hingga bersih karena membaca Al Qur’an. Orang yang sibuk membaca Al Qur’an dan tidak sempat untuk berdoa kepada Allah SWT, maka Allah akan memberikan orang itu dengan pemberian yang terbaik tanpa harus diminta” Dawuh beliau dengan mengutip sebuah hadist.

Menghatamkan Al Qur’an merupakan salah satu ciri orang yang sholeh. Oleh karenanya beliau menganjurkan kepada santri untuk selalu menghatamkan Al Qur’an sekalipun sudah berkali kali hatam dalam membacanya. Banyak sekali contoh orang sholeh yang rajin dalam menghatamkan Al Qur’an. Ada yang menghatamkan dengan waktu bulanan, mingguan bahkan sampai harian. Seperti halnya dengan anjuran Nabi yang menganjurkan ummatnya untuk menghatamkan Al Qur’an.

“Jangan sampai santri yang mondok 3 tahun tidak pernah hatam membaca Al Qur’an. Karena satu huruf Al Qur’an bernilai 10 kebaikan (mengutip dari sebuah Hadits). Selain itu Al Qur’an juga sebagai obat dari penyakit dhohir dan batin.” Pesan beliau kepada santri.

Banyak sekali bukti tentang kemukjizatan Al Qur’an salah satu diantaranya adalah dalam pengobatan penyakit. Bahkan Al Qur’an telah digunakan oleh orang non muslim sebagai terapi untuk menyembuhkan orang sakit dengan cara mendengarkan Al Qur’an dengan penuh perhatian.

“Membaca Al Qur’an dengan mushaf dapat meringankan beban siksa orang tua dalam kubur (apabila orang tuanya non muslim). Al Qur’an dapat mengampuni dosa kedua orang tua dengan membaca Al Qur’an (apabila orang tuanya muslim). Terakhir, Al Qur’an dapat memberikan syafaat bagi mereka yang membacanya”. Dawuh Beliau dalam menjelaskan Fadilah membaca Al Qur’an dengan bersumber pada hadist.

“Semoga kita bersama dapat menjadi ahlul Qur’an. Setidaknya, kita dapat memahami Al Qur’an. Santri dianjurkan untuk menghatamkan Al Qur’an minimal sebulan sekali” Imbuh beliau.

Selain memberikan contoh fadilah dalam membaca Al Qur’an, beliau juga memberikan sebuah contoh dari fadilah membaca surat Al Ikhlas. Salah satu contohnya adalah jaminan masuk surga untuk mereka yang membacanya.

“Membaca 3x surat Al Ikhlas sama dengan sekali menghatamkan Al Qur’an. Tapi jangan sampai santri beranggapan bahwa hanya cukup dengan membaca Al Ikhlas sebanyak 3x maka sudah hatam membaca Al Qur’an. Santri harus tetap membaca keduanya” Dawuh Beliau.

“Kegiatan Khotmil Qur’an yang dilaksanakan pada malam ini merupakan sebuah pemanasan bagi kita bersama untuk mempersiapkan diri menghadapi Bulan Ramadhan” Dawuh Beliau sekaligus menjadi penutup dalan tausiyah beliau. (Zaky/Red).

680 kali Khotmil Al Qur’an dan 6.800.000 kali Pembacaan Surat Al Ikhlas Dalam Rangka Menyambut Haul Pendiri & Harlah PPNJ ke 68 Tahun.

nuruljadid.net – Beberapa persiapan telah dilakukan menjelang Peringatan Haul Pendiri dan Harlah Ke 68 Pondok Pesantren Nurul Jadid. Panitia yang selama ini telah bekerja keras untuk mensukseskan acara tahunan ini mendapatkan dukungan yang penuh dari pengurus pesantren. Terbukti dengan terlaksananya kegiatan Pembukaan Khotmil Al Qur’an dan Pembacaan Surat Al Ikhlas yang dilaksanakan oleh Pengurus Biro Kepesantrenan Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Acara Pembukaan Khotmil Qur’an dan Pembacaan Surat Al Ikhlas ini merupakan bentuk antusias dari warga Nurul Jadid diluar kepanitiaan harlah ke 68 untuk mensukseskan dan menyemarakkan Acara Haul Pendiri dan Hari Lahir Pondok Pesantren Nurul Jadid ke 68 Tahun. Acara Khotmil Al Qur’an dan Pembacaan Surat Al Ikhlas yang dilaksanakan malam hari ini (06/04) bertempat di masjid jami’ Nurul Jadid yang diikuti oleh semua santri Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Pada Kegiatan ini, KH. Najiburrohman Wahid selaku Wakil Kepala Pesantren Pondok Pesantren Nurul Jadid membuka sekaligus memberikan tausiyah kepada santri. Dalam kesempatan ini, Beliau juga menyampaikan maksud dan tujuan dilaksanakannya kegiatan ini.

“Khotmil Qur’an dan Pembacaan Surat Al Ikhlas merupakan sebuah cara untuk bermunajat kepada Allah SWT agar Pondok Pesantren Nurul Jadid dan seluruh warganya (Dewan Pengasuh, Pengurus, Santri, Alumni dan Walisantri) senantiasa diberikan hidayah, pertolongan, kemudahan dalam menjalan tugas dan kesuksesan oleh Allah SWT. Selain itu tujuan dilaksanakannya kegiatan Khotmil Qur’an dan Pembacaan Surat Al Ikhlas adalah dikhususkan untuk kesuksesan acara Haul Pendiri dan Harlah ke 68 Pondok Pesantren Nurul Jadid” Dawuh Beliau.

Beliau juga memberikan sedikit motivasi kepada santri Nurul Jadid tentang membiasakan diri untuk membaca Al Qur’an.

“Kita tidak selayaknya berberat hati untuk membaca Al Qur’an beserta fadilahnya. Karena dengan membacanya kita akan senantiasa bersemangat dan merasakan pertolongan Allah SWT.” Dawuh beliau selaku Wakil Kepala Pesantren.” Dawuh Beliau

“Hati manusia bisa berkarat, karat bisa hilang hingga bersih karena membaca Al Qur’an. Orang yang sibuk membaca Al Qur’an dan tidak sempat untuk berdoa kepada Allah SWT, maka Allah akan memberikan orang itu dengan pemberian yang terbaik tanpa harus diminta” Dawuh beliau dengan mengutip sebuah hadist.

Setelah beliau memberikan tausiyah kepada Santri Nurul Jadid, salah satu pengurus Biro Kepesantrenan, Ust. Moh. Badruddin Amin memberikan sedikit penjelasan sekaligus pembagian jumlah Khotmil Al Qur’an dan Pembacaan Surat Al Ikhlas di masing masing wilayah (putera dan puteri). Dalam kegiatan ini target yang telah ditentukan oleh Pengurus Pesantren untuk santri Nurul Jadid adalah Khotmil Al Qur’an sebanyak 680 kali dan Pembacaan Surat Al Ikhlas sebanyak 6.800.000 kali. Dengan klasifikasi sebagai berikut :

  1. Wilayah Putera : Khotmil Al Qur’an sebanyak 450 kali dan Pembacaan Surat Al Ikhlas sebanyak 1.700.000 kali
  2. Wilayah Puteri : Khotmil Al Qur’an sebanyak 230 kali dan Pembacaan Surat Al Ikhlas terbagi masing masing wilayah :
    1. Wilayah Az Zainiyah : 1.700.00 Kali
    2. Wilayah Al Hasyimiyah : 1.700.000 Kali
    3. Wilayah Fatimatuz Zahro : 340.000 Kali
    4. Wilayah Al Mawaddah : 340.000 Kali
    5. Wilayah Zaid bin Tsabit (K) : 340.000 Kali
    6. Wilayah Al Lathifiyah : 340.000 Kali
    7. Wilayah An Nafi’iyah : 340.000 Kali

Teknis pelaksanaan kegiatan ini dipasrahkan kepada masing masing wilayah dan waktu pelaksanaannya dimulai pada tanggal 06 s/d 20 April 2017. (Q2/Red)

Ucapan Terima Kasih Bapak Kapolres Probolinggo Kepada Pondok Pesantren Nurul Jadid

nuruljadid.net – untuk yang kesekian kalinya Bapak Kapolres Probolinggo memijakkan kaki di Pondok Pesantren Nurul Jadid dengan tujuan bersilaturrahmi kepada segenap pengurus dan dewan pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid. Namun, pada hari ini (03/04) nuansa silaturrahim sedikit berbeda. Kunjungan pada hari ini dikemas dengan adanya acara ceremonial. Sebelum Bapak Arman (Kapolres Probolinggo) hadir di Pondok Pesantren Nurul Jadid, nampak ajudannya telah mendatangi Ponpes terlebih dahulu untuk mempersiapkan acara ceremonial ini.

Acara ceremonial bertujuan sebagai bentuk ucapan terima kasih kepada Pondok Pesantren Nurul Jadid yang telah membantu Polres Probolinggo dalam menjalankan tugasnya sebagai tokoh abdi masyarakat dan negara yang bertugas memberikan suasana yang aman kepada masyarakat. Acara ini bertempat di Gedung Pascasarjana IAI Nurul Jadid dengan disambut langsung oleh Pengasuh, Dewan Pengasuh dan Pengurus Pesantren Pondok Pesantren Nurul Jadid. Tak hanya itu, silaturrahmi ini juga dihadiri oleh Rektor IAI Nurul Jadid (KH. Abd. Hamid Wahid), Ketua STT Nurul Jadid (KH. Najiburrahman Wahid) dan beberapa dosen STT Nurul Jadid.

Acara ceremonial ini dilaksanakan pada pukul 15.30 WIB bersamaan dengan dikomandoi oleh Master of Ceremony (MC). Dalam acara ceremonial ini, sambutan dari Pondok Pesantren Nurul Jadid disampaikan oleh Kepala Pesantren sekaligus Rektor IAI Nurul Jadid (KH. Abd Hamid Wahid). Dalam sambutan beliau, beliau menyampaikan terimakasih kepada Bapak Kapolres beserta jajaran kepolisian yang telah hadir pada acara kali ini.

“Semoga silaturrahim yang kita laksanakan pada sore ini menjadikan jalinan kerjasama yang lebih kuat lagi antara Polres Probolinggo dengan Pondok Pesantren Nurul Jadid. Semoga silaturrahim kali ini dapat mempererat jalinan kerjasama yang selama ini terjadi dan kedepannya diharapkan akan semakin banyak hal untuk disinergikan terutama dalam kaitan amanah dan ketertiban masyarakat” Dawuh Beliau.

“Ini hanyalah sekedar ceremonial saja, diluar kegiatan ini sebenarnya sudah terjalin komunikasi dan kerjasama yang kuat antara Pondok Pesantren Nurul Jadid dengan Polisi Resort Probolinggo. Harapan kami adalah jajaran Polisi Resort Probolinggo agar dapat melakukan pembinaan kepada kami untuk mendorong terciptanya KAMTIBNAS. Semoga pertemuan kali ini dapat membawa berkah manfaat kepada bangsa dan negara khususnya dalam mendorong pembangunan melalui kemanan dan ketertiban masarakat.” dawuh beliau menutup sambutan dari perwakilan Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Setelah sambutan dari Kepala Pesantren Pondok Pesantren Nurul Jadid, Bapak AKP Arman Tasmara Syarifuddin menyampaikan sambutannya yang berisikan tentang antusiasnya masyarakat Probolinggo terhadap aplikasi Bromo Perkasa yang dibuat oleh Santri Nurul Jadid sekaligus Mahasiswa STT Nurul Jadid yang telah di launchingkan kurang lebih 2 bulan lamanya.

“Terimakasih kami ucapkan kepada Pondok Pesantren Nurul Jadid yang telah mensuport aplikasi bromo perkasa yang sangat berguna bagi masyarakat banyak. Masyarakat sangat antusias dalam menyambut kehadiran aplikasi tersebut. Bukan hanya di kota probolinggo saja namun juga masyarakat indonseia, bahkan sampai diluar negeri, mereka sangat penasaran dengan aplikasi ini. Setelah kami sampaikan aplikasi ini di tingkat Jawa Timur, alhamdulillah aplikasi ini menjadi aplikasi yang terbaik. Dan rencananya akan kami menyampaikan aplikasi ini ke tingkat Nasional” ucap Bapak Arman selaku Kapolres Probolinggo.

“Aplikasi ini sangat berguna bagi masyarakat khususnya di Kabupaten Probolinggo. Setelah aplikasi ini di launchingkan, kami mendapat 1.000 pengaduan dari masyarakat. Sehingga mereka merasa lebih nyaman dan terayomi oleh kami. Sekali lagi kami ucapkan banyak terimakasih kepada Pondok Pesantren Nurul Jadid yang telah membantu tugaas tugas kami. Dan harapan kami kedepannya akan terjalin kerjasama yang lebih baik lagi dalam berbagai aspek.” Cakap Bapak Kapolres menutup sambutan dari Jajaran Polisi Resort.

Setelah menyampaikan beberapa sambutan, acara inti pada perjumpaan kali ini adalah penandatanganan dari 2 perguruan Tinggi di Pondok Pesantren Nurul Jadid yakni IAI Nurul Jadid dan STT Nurul Jadid. Sekaligus pemberian cindera mata secara simbolis baik dari Pondok Pesantren Nurul Jadid maupun dari Pihak Kepolisian Probolinggo. Acara silaturrahim hari ini diakhiri dengan pembacaan do’a yang dipimpin oleh Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Moh. Zuhri Zaini. (Q2/Red).

Ketua Majelis Dzikir dan Istighosah Gubug Bambu Eling Pati PP. Nurul Ulum Malang di Pondok Pesantren Nurul Jadid .

nuruljadid.net – Silaturrahim merupakan sebuah hal yang tak bisa lepas dari benak manusia, sesuai dengan sifat kemanusiaan, manusia merupakan makhluk sosial yang tak bisa lepas dari hidup orang lain dengan artian bahwa dalam kehidupan kita, kita semua masih memerlukan bantuan dari orang lain. Selain itu, tak hanya dalam tolong menolong saja. Manusia juga memiliki sifat kemanusiaan yang tak bisa dimarginalkan dalam kehidupan kesehariannya yakni memberikan dukungan dan motivasi kepada sesama untuk kesejahteraan hidup.

Hari ini (27/03/2017) hal itu dilakukan oleh Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Ulum Kebonsari Malang, KH. Ali Mutshofa. Kehadiran beliau di Pondok Pesantren Nurul Jadid merupakan sebuah hal yang sangat berharga bagi Pondok Pesantren Nurul Jadid terutam bagi santri. Dalam pertemuan kali ini, beliau memberikan sebuah motivasi dan inspirasi bagi santri Nurul Jadid dalam mengarungi kehidupan terutama sebagai santri dan pelajar yang dominannya memiliki tujuan untuk membahagiakan kedua orangtua.

“Kita panjatkan rasa puja syukur kehadirat Allah SWT, karena kita masih bisa berada dibawah naungan Pondok Pesantren Nurul Jadid dibandingkan dengan mereka anak-anak yang berada di luar pesantren. Ratusan anak-anak banyak yang melakukan kemaksiatan secara istiqomah,menjadi  korban narkoba, meminum minuman keras, mencuri, merampok bahkan melakukan tindak kejahatan pembunuhan. Sementara kalian anak-anakku yang sampai pada saat ini masih berada di pondok pesantren Nurul Jadid ini guna menuntut ilmu. Belajar tanpa merasa lelah, disiplin waktu,  beribadah secara istiqomah, bersimpuh di hadapan Allah SWT setiap hari siang dan malam untuk menegakkan Agama Allah. Semoga kita semua digolongkan dan dikelompokkan dengan orang-orang yang beriman yang istiqomah beribadah dan taat kepada Alah SWT. Semoga kalian semuanya bisa memperjuangkan dan melanjutkan perjuangan para alim ulama`.” Dawuh beliau kepada santri mengawali tausiyah beliau.

Beliau selain sebagai Pengasuh Pondok Pesantren Nurul UIum Kebonsari Malang, beliau juga menjabat sebagai Ketua Majelis Dzikir dan Istighosah Gubug Bambu Eling Pati PP. Nurul Ulum Malang. Selain memberikan motivasi dan inspirasi bagi santri Nurul Jadid, dalam kesempatan kali ini beliau juga memimpin istigosah bersama santri Nurul Jadid untuk bermunajat kepada Allah sebagai bentuk menghambakan diri kepadaNya. Istigosah yang digelar setelah beliau memberikan tausiyah kepada santri memberikan sebuah aura positif yang luar biasa kepada santri. Beliau mengjak santri untuk merenung dan membayangkan orang tua yang mendidik putra putrinya tuk dijadikan kader penerus keluarga yang berilmu dan berguna bagi semuanya. Hingga tangisan histeris para santri tak dapat dibendung. Kesadaran akan berpengaruhnya orang tua dalam kehidupan mereka rasakan.

“Anak-anakku sekalian Kalian semua sebagai seorang santri jangan pernah mudah putus asa dan jangan pernah lemah pendirian. Siapapun orang tua kalian, kalian harus bisa menjadi orang yang sukses, kalian tidak boleh membatasi apapun yang kalian cita-citakan. Kejarlah cita-cita kalian. Gantungkanlah cita-cita kalian setingi langit, toh meski jatuh maka akan jatuh di tengah-tengah bintang. Siapapun berhak mendapatkan kesuksesan asalkan satu kuncinya harus bersungguh-sungguh, selalu berdo`a dan bertawakkal kepada Allah SWT.” Dawuh beliau sebelum mengakhiri majelis ini.

Diakhir pertemuan ini, beliau kembali berdawuh kepada santri agar selalu menghargai dan patuh terhadap kedua orang tua serta melakukan yang terbaik untuk mereka.

“Anak-anakku sekalian berbaktilah kepada orang tuamu, karena merekalah satu-satunya kunci surga. Hari ini, detik ini, menit ini, berjanjilah kalian semua agar tidak menyakiti hati dan perasaan orang tua kalian.  Tisu ini yang menjadi saksi janji bahwa kalian semua di malam hari ini tidak akan membuat air mata orang tua menetes. Katakan pada diri kalian bahwa saya ingin menghapus tetesan air mata ibu dan ayah saya dengan tisu ini. Mulai malam hari ini saya akan berubah. Saya akan membahagiakan orang tua. Ingin membuat mereka bahagia. Malam hari juga saya akan berusaha mencapai apa yang diinginkan oleh orang tua saya. Saya tidak akan membuat beliau kecewa terhadap saya. Mulai malam hari ini saya tidak akan melawan terhadap orang tua saya. Tidak akan membuat pengasuh pesantren marah kepada saya. Saya tidak akan membuat marah guru saya. Mulai malam hari ini saya berjanji akan menjadi anak yang berbakti kepada orang tua. Tisu ini menjadi saksi awal keberhasilan kalian. Tisu ini adalah awal kesadaran kalian. Tisu ini berharga membuat kalian berubah menjadi anak yang terbaik untuk masa depan Indonesia. Untuk anak anakku sekalian yang akan menghadapi ujian. Sukses buat kalian semua. Kalian bisa membahagiakan orang tua kalian. Kalian bisa membahagiakan pengasuh kalian. Kalian bisa mencapai apa yang kalian cita-citakan. Gus Ali akan mengiringi langkah-langkah kalian untuk mencapai apa yang kalian cita-citakan. Semoga pertemuan ini adalah tonggak bagi kalian untuk menuju yang kalian cita-citakan.” (Saiful&Q2 / Red).

 

Debat Bulan Lomba 68

Adu IQ di Lomba Final Debat Bulan Lomba Harlah 68

nuruljadid.net – Harlah Pondok Pesantren akan digelar kurang lebih satu bulan lagi. 28 Lomba akan segera selesai. Hari ini (23/03) Panitia Bulan Lomba 68 menggelar pertandingan adu IQ dengan mengandalkan fakta dan data. Perlombaan kali ini adalah Debat yang diikuti oleh perwakilan dari 15 wilayah putera. Masing masing wilayah wajib mendelegasikan satu kelompok.

“Tujuan diadakannya lomba debat ini adalah untuk mengasah dan mengetahui kemampuan santri terhadap kejadian atau isu isu yang berkembang saat ini, baik itu isu internasional maupun nasional” ucap Ust. Horik Alamsyah selaku Ketua Bulan Lomba 68.

Pada malam hari ini (23/03) adalah lomba final debat yang tersisa 3 kelompok dengan masing masing dari Wilayah Unggulan, Wilayah Diniyah dan Wilayah Zaid bin Tsabit (K). Debat kali ini berbeda dengan debat debat sebelumnya. Jika sebelumnya mereka (masing masing peserta) diberikan tema beberapa hari sebelum pertandingan dimulai, untuk malam ini tema diberikan ketika mereka (peserta final debat) sudah berada diatas panggung dan diberikan case building (waktu sesaat) untuk mempersiapkan data.

“Debat kali ini tema tergantung juri dan diberikan ketika peserta debat sudah berada diatas panggung. Hal ini bertujuan untuk melatih pikiran mereka sejauh mana mereka mampu berfikir selain itu jug abermaksud untuk menguji kesiapan mereka dalam mengikuti loma debat kali ini. Karena lomba pada malam hari ini adalah Final, maka semuanya haris berbeda dengan sebelumnya. Harus lebih extreme lagi” cakap Ust. Salman Al Farisi selaku salah satu juri debat final malam ini.

Adapun tema yang diberikan juri pada lomba final debat kali ini adalah sebagai berikut :

  1. Pancasila sudah tidak sakti lagi
  2. Feminisme telah runtuh
  3. Sosial media penyebab rusaknya sosial generasi muda
  4. Koruptor hukum mati

Debat yang dimulai pada pukul 20.30  WIB pada awalnya ini berjalan dengan alot sehingga beberapa argument mereka dapat dimentahkan dan terkadang masih jauh dari tema yang telah ditentukan. Namun setelah pertandingan awal selesai, juri memberikan arahan bagaimana mereka seharusnya memberikan argument dan membawa argument mereka. Sehingga pada pertandingan kedua mereka lebih baik lagi dalam ber-argument.

Tema tentang “Koruptor Hukum Mati” adalah tema terakhir pada lomba debat kali ini yang akan memperebutkan juara 1. Kali ini terdapat 2 kandidat yang akan adu argument. Delegasi dari Wilayah Unggulan berhadapan dengan delegasi Wilayah Diniyah. Diakhir pertandingan ini, Unggulan yang berada pada posisi Pro sedangkan Dinyah berada pada posisi Kontra.

“Mereka sudah bermain dengan bagus, namun kesalahan mereka adalah mereka terlalu terbawa emosi dengan pernyataan dari pihak lawan, sehingga pada waktu mereka menyampaikan argument, mereka hanya menentang atas apa yang menjadi pernyataan lawan dengan tanpa adanya penguatan fakta dan data dari masing masing pihak baik pro maupun kontra.” Ujara Zaky selaku juri ke 2 pada lomba final debat,

Akibat itu, juri memberikan 1 pertanyaan pada masing masing delegasi untuk memperkuat data mereka sesuai dengan posisi mereka dalam perdebatan. Dan akhirnya dengan beberapa pertimbangan, juri memutuskan Unggulan lah yang berhak mendapatkan Juara 1 lomba debat kali ini. Dengan alasan Delegasi Unggulan dapat menjawab pertanyaan dewan juri dengan bagus. (Q2/Red)

Lomba Pidato : Dakwah Santri Di Pondok Pesantren

nuruljadid.net – Bulan Lomba dalam rangka memperingati Haul Pendiri dan Harlah ke 68 Pondok Pesantren Nurul Jadid sudah mencapai puncak, pasalnya sudah banyak lomba yang terlaksana. Dan hari ini (20/03) lomba yang diselenggarakan oleh panitia adalah Lomba Pidato Campuran (Bahasa Indonesia dan Madura).

Peserta lomba yang merupakan delegasi dari masing masing wilayah dan banom memberikan penampilan yang terbaik. Selain untuk menyemarakkan  peingatan Haul Pendiri dan Harlah ke 68, mereka juga membawa nama wilayah di pundak mereka. Mereka yang tampil adalah santri yang dianggap mampu untuk membanggakan wilayahnya masing masing.

“Semua peserta lomba memiliki penampilan yang menarik, intonasi dan improvisasi kata sudah banyak mereka kuasai. Sangat bingung untuk menentukan siapa pemenang lomba kali ini” ujar salah satu juri pada lomba tersebut.

Dengan berpenampilan sesuai dengan tema yang mereka sampaikan, mereka (peserta) memberikan sebuah candaan dengan menggunakan bahasa Madura yang bertujuan untuk menghibur dan menyapa penonton. Banyak cara yang mereka lakukan, ada yang menggunakan pantun, ada pula yang menyanyikan lagu dan ada juga yang mengutip dari perkataan tokoh tokoh besar nasional maupun internasional.

“Lomba ini merupakan salah satu cara santri untuk mengemukakan pendapat mereka tentang apa yang terjadi pada dunia pada saat ini dengan berpandangan pada islam. Sehingga mereka berpendapat tidak hanya dengan berdasarkan fakta dan realita, mereka berpendapat dengan mengutip beberapa ayat Al Qur’an dan hadist serta isi kajian kitab. Ini sebuah prestasi yang gemilang dan harus dikembangkan” ujar Ust. Khorik selaku ketua Bulan Lomba 68.

Persaingan ketat yang mereka rasakan memberikan dampak yang positif bagi santri lainnya. Pasalnya dalam perlombaan kali ini ada dua klasifikasi yakni tingkat SLTA dan SLTP. Dalam pelaksanannya, tak jarang peserta SLTP mengalahkan peserta dari SLTA. Contohnya saudara Arif dari Asrama Sunan Gunug Jati (A). Dengan mengenakan gamis putih dan sorban hijau yang melingkar dikepalanya mengalahkan peserta dari tingkat SLTA. Improvisasi dan intonasi disampaikan dengan menggelegar dan semangat walaupun dengan mengenakan bahasa Madura dia masih bisa mampu membuat suasana menjadi penuh tawa. Tak hanya itu, penyampaian referensi juga dapat dikatakan sudah setara dengan peserta tingkat SLTA.

Namun, peserta tingkat SLTA pun tak mau kalah, dengan menjaga image, mereka juga menyampaikan cara berpidato dengan benar dan dapat menarik perhatian penonton. Persaingan antar level juga terjadi pada lomba kali ini. Namun hak preogatif dimiliki oleh dewan juri. Pada loma kali ini dari 15 peserta akan diambil 3 pemenang dimasing masing tingkatan. Juara 1, 2 dan 3 tingkat SLTA dan SLTP. Semoga dengan adanya perlombaan ini dan lomba yang lain kualitas dan kuantitas santri Nurul Jadid dapat berkembang dengan up to date sehingga mereka bisa melihat kondisi islam dan duni pada zaman kali ini. (Q2/Red)

Pejabat Pemprov Jatim bersama Pengurus Pesantren

Pemprov Jatim Kunjungi Pondok Pesantren Nurul Jadid

nuruljadid.net – Senin 13, Maret, 2017 Pondok Pesantren Nurul Jadid kedatangan tamu dari Pemprov Jatim. Kedatangan Pemprov Jatim ke Pondok Pesantren Nurul Jadid disambut langsung oleh Kepala Biro Usaha, KH. Faiz AHZ, Ketua pembangunan Masjid Jami’, Saili Aswi  dan Kepala MTs Nurul Jadid. Ust. Tohiruddin yang bertempat di Kantor Sekretariat Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Kedatangan Pemprov Jatim di Pondok Pesantren Nurul Jadid dalam rangka konsolidasi dana pembangunan Pesantren. Yang pada kali ini dialokasikan ke Pembangunan Masjid Jami’ dan pembangunan Asrama Santri Putera.

Total semua jumlah sumbangan sebesar Rp. 135.000.000 dengan rincian biaya, untuk pembangunan Asrama sebesar Rp. 850.000.000,- dan untuk Pembangunan Masjid Jami’ sebesar Rp. 500.000.000,-(Zhen/Red)

Santri Nurul Jadid Berfoto Bersama Kapolres Probolinggo

Santri Nurul Jadid Ikut Menyemarakkan Kegiatan Olahraga Sehat oleh Polres Probolinggo

nuruljadid.net – Pada tanggal 08 Februari 2017 lalu, bapak kapolres Probolinggo, Bapak Arman Asmara Syarifuddin berkunjung ke Pondok Pesantren Nurul Jadid dalam rangka menjalin silaturrahim dengan Pengasuh dan jajaran pengasuh. Hari ini, lagi dan lagi Bapak Arman Asmara Syarifuddin menjalin silaturrahim dengan santri Pondok Pesantren Nurul Jadid. Jika beberapa waktu yang lalu bertempat di Pondok Pesantren Nurul Jadid namun kali ini berbeda, melainkan bertempat di Lapangan PJB Paiton.

Undangan yang diperuntukkan untuk 40 santri Pondok Pesantren Nurul Jadid ini bertujuan untuk bersilaturrahim dengan beberapa elemen masyarakat dan pemerintah diantaranya adalah Anggota TNI dan POLRI, dewan guru se Paiton, Pondok Pesantren di sekitar wilayah Paiton dan organisasi masyarakat yang lainnya. Acara yang diawali dengan jalan jalan sehat ini dimulai pada pukul 06.00 WIB. Yang dilanjutkan dengan senam sehat dan pengundian doorprize. Acara yang diselenggarakan oleh Polres Probolinggo yang bekerjasama dengan PJB, YTL, JM PLTU Paiton dan Polsek Paiton ini dimeriahkan dengan banyaknya undangan yang hadir termasuk santri Pondok Pesantren Nurul Jadid didalamnya.

“Kegiatan ini terselenggara dengan adanya dukungan bersama. Kegiatan ini juga bisa menyehatkan kita bersama dengan olahraga yang dapat memupuk kesehatan sehingga dengan badan sehat aktifitas kita tidak terganggu” ujar Bapak Kapolres Probolinggo dalam sambutannya.

“Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan utuk memupuk kekompakan dalam bersinergi dalam segi sosial dan jajaran pemerintahan, masyarakat dan Pondok Pesantren” tambah Kapolres Probolinggo tersebut.

Kegiatan yang bertema “Bersama Kita memperkuat Persatuan Kesatuan dan Kebinekeaan Guna Mewujudkan Situasi Kamtibnas Yang Aman dan Intensif” berakhir pada pukul 09.00 WIB dengan acara terkahir adalah pembagian hadiah doorprize. Dan alhamdulillah santri Pondok Pesantren Nurul Jadid mendapatkan 7 hadiah dari hadiah yang disediakan, diantara hadiah yang didapat adalah Seterika, Jam dinding dan kipas angin.

“Alhamdulillah walaupun hanya 7 hadiah yang berhasil didapatkan kita masih senang dan bersyukur. Sebab selain mendapat hadiah kita juga dapat mengikuti senam bersama masyarakat dan polisi. Dan yang terpenting kita mendapatkan hadiahnya dengan gratis.” Ucap salah satu santri Nurul Jadid dengan menggunakan bahasa madura yang disertai dengan canda tawa.

Harapan demi harapan dilontarkan oleh beberapa peserta kegiatan ini. Salah satunya adalah dengan adanya kegiatan in idiharapkan silaturrahmi semakin erat dan dapat memupuk tali persaudaraan terutama dengan masyarakat dan Pondok Pesantren. (Q2/Red)

 

Biro Kepesantrenan Pondok Pesantren Nurul Jadid adakan Pelantikan Kepala Wilayah

nuruljadid.net – Senin, (06/03/2017), lantunan bacaan sholawat terdengar sangat merdu dari corongan masjid jami’ Pondok Pesantren Nurul Jadid, sholawat yang menjadi ciri khas bacaan ubudiyah setiap diadakannya acara yang bertempat di masjid jami’ tersebut.

Gemuruh suara santri mengikuti bacaan sholawat yang dipimpin ubudiyah, menambah semakin meriahnya acara pelantikan pengurus wilayah yang diadakan oleh biro kepesantrenan Pondok Pesantren Nurul Jadid, seluruh santri berbondong bondong menaiki masjid jami’ yang kurang lebih baru 35% dibangun, dengan serentak semua santri menggunakan baju putih yang menjadi paling utamnya pakayan.

Tepat jam 08.30 WIB. Acara pelantikan dimulai, yang diawali dengan pembukaan yang dipimpin oleh pembawa acara, sahabat Anam, kemudian Qori’ acara yang kedua yang dilantunkan langsung oleh salah satu Santri asal pulau Kangean, Uztad Sudirman, kemudian pembacaan surat kepurusan (SK), yang dibacakan oleh Sekretaris Biro kepesantrenan, Uztad Ponirin Mika, sekaligus bersamaan dengan acara prosesi pelantikan pengurus masa khidmat 2017-2019, yang diiqrar langsung oleh Kepala Pesantren Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Abdul Hamid Wahid.

Setelah pembacaan iqrar, kemudian dilanjut oleh sambutan Wakil Kepala Biro Kepesantrenan, K. Imdad Rabbani, dalam sambutannya beliau menyampaikan beberapa pesan kepada Kepala Wilayah yang dilantik, semoga Kepala Wilayah yang terpilih mendapat taufiq, sehingga bisa melaksanakan tugas – tugasnya. Dan semoga dapat melaksanakan tugas – tugasnya sesuai dengan visi – misi Pesantren.

Kepada Kepala Wilayah devisioner, semoga amal yang selama ini dilakukan terhadap Pondok Pesantren, dibalas oleh Allah dengan balasan yang melimpah baik di dunia maupun di akhirat.

Kepada Panitia , terimakasih kepada Kabid IV beserta Anggotanya yang telah membantu mengsukseskan acara ini, semoga semua apa yang dilakukan dibalas oleh Allah.

Kemudian sanbutan yang kedua yang disampaikan oleh Kepala Pesantren Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Abdul Hamid Wahid,dalam sambutannya beliau menyampaikan beberapa pesan.

Selamat dan kami ucapkan terimakasih kepada Kepala Wilayah yang telah mengabdikan dirinya mengurusi Santri Pondok Pesantren Nurul Jadid, semoga amal baiknya dicatat sebagai amal baik oleh Allah SWT.

Kepada Kepala Wilayah yang baru, semoga diberi kesempatan dan kemauan dalam mengurusi Santri di Pondok Pesantren Nurul Jadid. Amanah yang diberikan ini merupakan kesempatan bagi kita untuk membantu penataan dan menjalankan kegiatan kegiatan di Pondok Pesantren Nurul Jadid. Manfaatkan kesempatan ini dengan baik, insyaallah manfaatnya akan kembali kepada diri kita sendiri. Kepada seluruh Santri mari kita dukung, bahwa pengurus adalah kepanjangan dari orang tua, apapun yang dilaksanakan oleh pengurus harus kita dukung.

Tepat jam 10.00 WIB, acara serentak pelantikan Pengurus Wilayah Pondok Pesantren Nurul Jadid selesai. (Zhen/Red).

Dunia Baru : Siswi SMK Bulugading Jember Menimba Ilmu di Nurul Jadid

nuruljadid.net – Abillity atau kemampuan merupakan hal yang harus digali oleh masing masing individu agar mereka dapat berjalan dengan sesuai dengan “jalannya” masing masing. Berjalan dengan diikuti oleh perkembangan zaman yang pesat menjadi PR bagi para guru yang mengabdi untuk perbaikan dan perkembangan dunia pendidikan sangatlah sulit. Pasalnya mereka harus mendidik dan mengayomi peserta didiknya untuk memberikan pelayanan yang terbaik sehingga output yang dihasilkan bisa sesuai dengan tuntutan zaman.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan sebuah lembaga formal yang dewasa ini sudah mulai nge-trend namanya dikalangan masyarakat. Mampu bersaing dengan tingkatan se-derajat dan menyesuaikan dengan kebutuhan zaman, itulah SMK saat ini. SMK Bulugading Jember menunjukkan kebolehannya untuk memperkuat argumen tersebut. SMK Bulugading memiliki nilai tambah, selain mereka mampu mendidik siswa/i nya untuk mengetahui dunia teknologi, mereka juga dapat mendidik siswa/i nya dengan islami. SMK Bulugading yang berdomisili di PP. Bustanul Ulum Bulugading Jember mencoba “mencampur baurkan” dunia teknologi dengan dunia islami. Teknologi berbasis Islami adalah slogan yang pas untuk mereka.

Hari ini (04/03) mereka berkunjung ke Pondok Pesantren Nurul Jadid dengan tujuan utama yaitu untuk silaturrahim dan melakukan kerjasama dalam bidang pendidikan. 19 siswi yang sekaligus juga santri siap menempa “dunia baru” di bumi Nurul Jadid. Dengan suasana yang berbeda, mereka (siswi SMK Bulugading) menjalankan tugas dan amanah dari PP. Bustanul Ulum serta SMK Bulugading.

Sambutan yang hangat mereka dapatkan. Prosesi ceremonial yang dilakukan sebagai pengantar dari kegiatan Praktek Kerja Industri (Prakerin). Kegiatan Prakerin bagi siswi SMK Bulugading akan berlangsung selama 2 bulan.

“Kegiatan prakerin ini berlangsung selama 2 bulan lamanya. Selama kegiatan ini berlangsung, kami selaku perwakilan dari lembaga memasrahkan 19 santri sekaligus siswi kepada pihak yang bersangkutan untuk di didik dan menimpa ilmu yang baru di Pondok Pesantren Nurul Jadid” ujar Bapak Masyhuri salah satu perwakilan guru dalam acara ceremonial.

“Perlakukanlah siswi kami seperti santri Nurul Jadid yang lain. Peraturan yang berlaku di Nurul Jadid adalah peraturan mereka juga. Mereka pada dasarnya adalah santri, hanya saja selama Prakerin berlangsung, mereka bukan santri PP. Busatnul Ulum melainkan santri PP. Nurul Jadid. Jadi kami memohon kepada pihak Nurul Jadid untuk tidak menganggap kehadiran kami sebagai tamu melainkan sebagai santri.” Tambah bapak masyhuri.

Kegiatan Prakerin yang bertujuan untuk memberikan sebuah pengalaman tentang bagaimana mereka (siswi) bisa mengetahui dan memahami dunia kerja yang dituntut untuk melakukan hal hal yang tak biasanya mereka lakukan. Harapannya adalah mereka dapat bersaing dan mampu untuk menguasi dunia kerja lebih awal sehingga setelah jenjang studi telah mereka tempuh, maka mereka sudah siap untuk melawan dunia kerja. (Q2/Red)

Peserta Lomba mendapatkan pengarahan dari pembina Wilayah, Ust. Munawwir

Sunan Drajat (C) : Membina Retorika Menyulam Asa Demi Menyapa Dunia.

nuruljadid.net – Wilayah Sunan Drajat (C) adalah wilayah dimana santri Nurul Jadid yang berstatus siswa SMP Nurul Jadid berdmosili. Mereka akan menjalani double aktifitas selain mereka harus melakukan aktifitas yang dijadwal oleh pesantren, mereka juga melakukan aktifitas sebagai santri yang berada di Wilayah Sunan Drajat (C). Beberapa program wilayah yang telah ditetapkan oleh pengurus wilayah harus mereka laksanakan. Salah satu contohnya adalah mempersiapkan diri untuk mengikuti lomba yang diadakan setiap malam selasa,(27/2/2017).

Lomba yang merupakan salah satu program tahunan wilayah ini bertujuan untuk menemukan skill individu mereka dan mengembangkannya. Ini merupakan sebuah program pendidikan yang bertujuan untuk membiasakan mereka (santri di wilayah C) untuk mempersiapkan diri menghadapi beberapa rintangan kedepan terutama dalam hal pendidikan. Adapun tema yang diangkat dalam perlombaan kali ini adalah

Membina Retorika Menyulam Asa Demi Menyapa Dunia.

“Tujuan dari kegiatan ini selain untuk menemukan bakat yang terpendam juga bertujuan untuk mengembangkan bakat itu. Sehingga dengan bakat yang mereka miliki, mereka tak lagi gamang dan takut menghadapi masa depan mereka” ujar Ust. Lukmanul Hakim selaku kepala Wilayah Sunan Drajat (C).

Pengurus wilayah juga sudah mempersiapkan beberapa tahapan untuk mengembangkan dan membiasakan anak didiknya agar siap menghadapi permasalahan dalam hal pendidikan. Dan itu telah mereka lakukan dalam jenis perlombaan ini. Beberapa lomba yang diadakan adalah lomba khitobah, lomba hadrah, lomba praktik ibadah dan lomba bilal. Lomba lomba ini diadakan menyesuaikan dengan kebutuhan awal mereka agar mereka memiliki bekal dasar untuk melangkah ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

“Perlombaan ini dilaksanakan secara bertahap. Pertama, 4 lomba wajib diikuti oleh semua santri di Wilayah. Kedua, setelah semua santri mengikuti lomba tersebut, maka selanjutnya 4 lomba wajib diikuti oleh semua blok (daerah) yang mendelegasikan beberapa santri di bloknya masing masing.” Cakap Ust. Adi Hermanto selaku pengurus Wilayah Sunan Drajat (C).

Dengan melaksanakan beberapa kegiatan yang mampu menemukan dan mengembangkan skill santri, harapan yang diharapakan oleh pengurus wilayah dan pesantren dapat tercapai sesuai dengan visi, misi dan tujuan Pondok Pesantren Nurul Jadid. (Q2/Red).

BPK Gors to Campus

RI 10, Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Negara Mengisi Kuliah Umum Bagi Kalangan Mahasiswa di Nurul Jadid

nuruljadid.net – Mahasiswa merupakan motor penggerak bangsa dari kalangannya. Jiwa nasionalisme melekat dalam diri mereka, berjuang untuk kemajuan bangsa negara merupakan khas dari kalangan mahasiswa. Jika kita melihat peran mahasiswa dalam pembangunan negeri yang berkembang ini, maka sudah banyak sekali contoh pergerakan mereka yang mereka lakukan. Dengan memanfaatkan intelektual yang mereka miliki, mereka disebut dengan kalangan muda yang berintelektual dan bernasionalisme tinggi.

Hari ini (27/02) mahasiswa di Nurul Jadid diuji intelektual dan nasionalismenya. Mendatangkan pejabat tinggi negara sebagai narasumber kegiatan kuliah umum. Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Negara (BPK) yang diketuai oleh Bpk. Dr. Harry Azhar Azis, M.A. tema yang diangkat pada kuliah umum kali ini adalah “Pemeriksaan Keuangan Negara Untuk Kesejahteraan Rakyat”.

Dengan sambutan dan pengawalan yang super ketat, pukul 10.00 WIB acara pun dimulai. Acara ini dihadiri dari perwakilan lembaga yang ada dibawah naungan Pondok Pesantren Nurul Jadid. Tak luput pula, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Moh. Zuhri Zaini juga ikut hadir dalam acara ini sekaligus menyambut kedatangan pejabat tinggi negara tersebut. Dalam kesempatan kali ini, beliau (pengasuh) menyampaikan sambutan untuk ketua BPK beserta rombongan.

“Ilmu yang diberikan semoga bisa diterapkan di masyarakat dan bisa diterapkan di lembaga lembaga luar. Terimakasih kepada ketua BPK, Bapak Harry Azhar beserta rombongan yang telah hadir dan dengan bantuan Allah semoga beliau diberikan kesehatan dan kelancaran dalam melaksanakan tugas dengan sebaik baiknya demi kemaslahatan dan kebaikan bangsa ini” sambutan Pengasuh dalam kegiatan kuliah umum.

Tak hanya beliau yang memberikan sambutan, Kepala Pesantren sekaligus Rektor IAI Nurul Jadid, KH. Abd. Hamid Wahid juga memberikan sambutan atas kehadiran Bapak Harry Azhar dan rombongan.

“Semoga kita bersama dapat mengambil manfaat, ilmu, pengalaman serta wawasan dari beliau sehingga itu dapat memperkaya ajaran intelektual kita dan wawasan kita sehingga kita menjadi semakin utuh dalam memamhami perkembangan dan konteks terutama dalam konteks pengelolaan Negara. Beliau adalah orang yang memumpuni dalam wawasan keilumuan dan intelektualitas dalam bidangnya, Beliau juga memiliki pengalaman yang sarat dan seni dalam mengelola Negara” ujar Kepala Pesantren sekaligus Rektor IAI Nurul Jadid.

“Seni dan pengalaman dalam mengelola Negara ini tidak bisa kita dapatkan dalam bangku kuliah atau teks literature dimanapun, tetapi ini adalah buah dari perjalanan dan kematangan yang dimiliki seseorang. Beliau kami harap dapat membagai pengalaman, ilmu dan seni dalam mengegola Negara kepada kita sehingga kita lebih terbuka dalam memahami permasalahan kenegaraan khususnya dalam pengelolaan dan pengawasan keuangan Negara yang itu akan menjadi tambahan wawasan kita semua. Memahami permasalahan kenegaraan merupakan salah satu panca kesadaran santri yaitu Kesadaran Berbangsa dan Bernegara. Kesadaran Berbangsa dan Benegara adalah salah satu kesadaran dari empat kesadaran santri lainnya yang perlu terus dikembangkan.” Akhir sambutan beliau.

Kuliah umum yang diawali dengan pengantar dari Bapak DR. Tirmidzi, M.Pd. selaku moderator didampingi oleh Rektor IAI Nurul Jadid, KH. Abd. Hamid Wahid yang mengupas beberapa permasalaha keuangan yang terjadi di negeri ini. Kuliah umum ini dimulai pukul 10.00 WIB dan berakhir pada pukul13.00 WIB. (Q2/Red)

Ulang Tahun IMAN Malang Raya ke 23 tahun

Ikatan Mahasiswa Alumni Nurul Jadid (IMAN) Se Malang Raya Merayakan HARLAH ke 20th

nuruljadid.net – Menjadi seorang alumni bukan berarti tidak dapat mengabdi ke Pesantren itulah kata yang sering diutarakan oleh beberapa alumni Pondok Pesantren Nurul Jadid kepada pengurus aktif. Dengan demikian mereka masih memliki naluri dan semangat pengabdian yang tinggi untuk melakukan yang terbaik demi Pondok Pesantren Nurul Jadid. Sama halnya seperti yang dilakukan oleh teman teman Alumni Nurul Jadid di Malang. Ikatan Mahasiswa Alumni Nurul Jadid yang dikenal dengan sebutan (IMAN) Malang Raya Tepat pada tanggal 25 Februari 2017 kemarin, IMAN Se Malang Raya merayakan Hari Lahir ke 20th.

“Dan alhamdulillah HARLAH IMAN Malang Raya ke 20 thn telah kita rayakan bersama dan kita nikmati kemeriahannya sekaligus mengingat kisah cerita IMAN di masa lalu. Juga sebagai bentuk evaluasi kita atas kekeluargaan, kesolidaritas dan kepengurusan untuk IMAN kedepannya.

Semoga IMAN Malang Raya tetap eksis dan mampu terus berkiprah sesuai kewajiban santri dan keluarga sesama alumni PP. Nurul Jadid di tengah-tengah masyarakat malang raya. Aamiin ya robbal ‘aalamiin.”

Kalimat itulah yang diucapkan oleh pengurus IMAN Se Malang Raya pada akun Facebook #imanmalangraya

Segenap Pengurus Pesantren Pondok Pesantren Nurul Jadid Mengucapkan

“Selamat dan Sukses Atas Terlaksananya HARLAH IMAN Ke 20Th”

Pembangunan Masjid Jami' Nurul Jadid

25% Lagi, Pemasangan Gypsum di Lantai II Masjid Akan Segera Selesai

nuruljadid.net – Sedikit lagi, calvalum di lantai 2 akan ditutupi oleh gypsum. Langit langit di lantai 2 masjid beberapa hari lagi akan tertutup. Pemasangan gypsum lantai 2 juga disertai dengan pemasangan lampu down light dan sound system sudah mencapai 75%. Sekitar 2 minggu sudah pekerjaan ini dilakukan dengan hanya 3 orang tukang.

“Pemasangan gypsum di lantai 2 masjid akan selesai dalam jangka waktu ± semiggu lagi, asalkan bahan (gypsum) sudah ada. Sekarang, bahannya masih kurang. Jika bahan datang, akan kami segera pasang, jika tidak ya target selesai seminggu lagi akan molor. Tergantung bahannya, kapan akan datang” ucap Kang Sukir dalam Bahasa Madura. (Q2/Red)

Pembangunan Masjid Jami' Nurul Jadid

43 Pilar Masjid Jami’ Nurul Jadid di Lantai 3 siap dibangun

nuruljadid.net – Pembangunan Masjid Jami’ Pondok Pesantren Nurul Jadid sudah menyentuh lantai III sekalipun di lantai dasar dan II masih belum selesai sepenuhnya, namun inisiatif panitia dan tukang untuk menyelesaikan secara bertahap dan pelan pelan. Hari ini Senin (20/02/2017) lantai III masjid mulai digarap, dimulai dari pembuatan pilar.

Satu pilar dengan ketinggian ± 4 meter membutuhkan 12 lonjor besi ukuran 22 dengan ketinggian ± 4 meter. Di lantai III membutuhkan 43 pilar, jadi kebutuhan besi untuk pilar di lantai III sebanyak 516 lonjor besi ukuran 22 dengan ketinggian ± 4.

“Pengerjaan ini bisa memakan waktu yang cukup lama, sebab hanya ada 3 orang yang kerja untuk pembuatan pilar di lantai III dan setiap harinya berhasil menghasilkan sebanyak 2 pilar. Perkiraan membutuhkan waktu 22 hari untuk menyelesaikannya.” Cakap Bapak Edi tukang masjid dengan menggunakan bahasa madura disaat diwawancarai oleh Kru Nurul Jadid Website.

“Andaikata yang kerja pilar lebih dari 3 orang, maka kemungkinan besar waktu pengerjaan tidak akan sampai memakan waktu 22 hari” tambah dia kepada awak media.

Pengerjaan pilar akan sedikit molor dari target awal, pasalnya di lantai III masjid terik matahari sangat menyengat. Seperti yang disampaikan salah satu tukang masjid yang enggan menyebutkan namanya.

“Panasnya bukan main, jam setengah 8 pagi baju saya sudah basah. Apalagi sampai di tengah hari. Kalo sore gini mendingan panasnya dibandingkan yang tadi pagi.” Keluh tukang ketika istirahat sambil meneguk segelas air putih. (Q2/Red)