Lomba Harlah

28 Lomba, 3 Kategori Akan Digelar Dipagelaran Bulan Lomba Harlah 68

nuruljadid.net – 87 hari lagi Peringatan Haul Pendiri dan Harlah Pondok Pesantren Nurul Jadid akan digelar. Beberapa persiapan telah dilakukan dimasing masing bagian dalam kepanitiaan. Salah satunya adalah Panitia Pelaksana Bulan Lomba yang membawahi dan menaungi beberapa perlombaan untuk menyemarakkan Hari Lahir Pondok Pesantren Nurul Jadid yang ke 68 tahun.

28 Lomba dalam 3 kategori, yakni kategori keagamaan, keilmuan dan olahraga terrencanakan dengan matang dan telah disepakati oleh semua pihak terutama pihak pesantren dan akan digelar pada awal bulan Februari mendatang.

“Pembukaan akan dilaksanakan pada tanggal 06 Februari 2017. Konsepnya adalah ceremonial yang dilangsungkan dengan perlombaan hadrah oleh masing masing wilayah” ujar ketua panitia Bulan Lomba Harlah 68, Ustad Horik Alamsyah

Perencanaan yang matang membutuhkan sebuah pertemuan yang kondusif dan efektif. Harapannya adalah suksesnya perlombaan yang bertujuan untuk mengembangkan potensi, minat dan bakat santri.

“Harapannya selain menyemarakkan Peringatan Haul Pendiri dan Harlah 68 adalah munculnya potensi, minat dan bakat santri. Sehingga generasi penerus Nurul Jadid bermunculan didalamnya (Bulan Lomba)” tambah Ustad Horik Alamsyah.

Untuk mensukseskan acara tersebut, ustad Horik Alamsyah selaku ketua panitia bulan lomba berkoordinasi bersama atasannya yaitu ustad Ahmad Sofi selaku Ketua I yang membawahi Bulan Lomba dan ustad Badrul Qomar selaku ketua umum Haul Pendiri dan Harlah ke 68 Pondok Pesantren Nurul Jadid.

“Tanpa adanya koordinasi dan ikatan emosional yang kuat, Bulan Lomba ini tidak akan terlaksana dengan sukses” ucap Ketua Bulan Lomba sambil tersenyum sumbing.

Semua tata tertib lomba sudah dipersiapkan dengan matang oleh beberapa penanggung jawab lomba. Oleh karena itu, malam hari ini (26/01), bagian bulan lomba mengadakan technical meeting (TM) bersama kepala kepala wilayah dan banom. Ustad Horik Alamsyah selaku pemimpin rapat technical meeting ini menyampaikan pengantar rapat yang dilansir dalam kalimat berikut :

“Dalam pertemuan kali ini kita hanya sebatas sosialisasi dan konsolidasi tentang tata terib dimasing masing lomba, agar tidak ada kesalahan presepsi dimasing masing peserta lomba. Jika ada yang perlu dipertanyakan atau ada sesuatu yang kurang berkenan, maka peserta technical meeting berhak mengungkapkan pendapatnya. Kita laksanakan pertemuan kali ini dengan rasa demokrasi yang tinggi”.

Pertemuan yang pada malam hari ini dihadiri oleh 8 kepala wilayah dan banom. Petemuan yang berlangsung selama kurang lebih 3 jam lamanya sempat menemukan sesuatu yang panas didalamnya. Namun itu semua telah terkoordinir dengan baik oleh pimpinan rapat.

“Sempat panas sech sedikit, namun iru karena perbedaan pendapat saja. Tapi sudah selesai kok” jawab ustad horik beberapa menit setelah pertemuan selesai.

Pemilu Raya

Demokrasi Ala Santri : Gerakan Perubahan ITNASY PPIQ Nurul Jadid

nuruljadid.net – Yang muda yang berkarya adalah kalimat yang sudah tak asing lagi dikalangan santri Nurul Jadid. Pasalnya mereka sudah terbiasa hidup dengan berorganisasi sehingga jiwa kepemimpinan mereka sudah dikatakan “mampu” untuk memanage organisasi dengan baik.

Malam hari ini (26/01) pesta demokrasi dilaksanakan oleh Pusat Pendidikan Ilmu Al Qru’an (PPIQ) dengan mengadakan orasi, debat kandidat dan pemilihan ketua ITNASY. ITNASY merupakan sebuah organisasi yang berada dibawah kendali Pengurus PPIQ yang betugas untuk melaksanakan kegiatan keseharian peserta didik terutama dalam kegiatan extrakulikuler lembaga.

“Oleh karenanya, demi sebuah perubahan yang baik, maka dilakukanlah reformasi kepengurusan ITNASY yang bertujuan untuk membangkitkan kembali geliat pengurus ITNASY untuk membuat kegiatan yang bermanfaat bagi perkembangan skill dan kreatifitas peserta didik.” Ujar Ustad Ghufron selaku pengurus aktif PPIQ putra

3 orang kandidat telah terpilih berdasarkan perencanaan yang matang oleh Pengurus ITNASY devisioner dan pada malam hari inilah puncak dimana nasib mereka berujung. Proses kampanye, debat kandidat dan terakhir adalah pencoblosan oleh peseta didik PPIQ.

“Debat kali ini bertemakan tentang program program apa saja yang akan dilakukan kedepan untuk membuat sebuah gerakan perubahan di periode mendatang, harapan kami selaku pengurus adalah dengan reformasi ini, ITNASY yang dulunya berjalan pincang bisa berjalan dengan normal kembali dan bisa mewujudkan apa yang diinginkan oleh pengurus dan lembaga” tambah ustad Ghufron.

Visi dan Misi telah dipaparkan oleh 3 kandidat. Panggung panas semakin memanas ketika 4 panelis melontarkan beberapa pertanyaan kepada masing masing calon ketua ITNASY. Konsep dan program kerja tak luput dari sorotan para panelis. Tak hanya itu, para panelis juga menanyakan kepada 3 kandidat ketua dan wakil ITNASY tentang gaya kepemimpinan mereka jika terpilih menjadi ketua dan wakil ITNASY.

“Bagaimana cara anda membawa roda organisasi ini…?” tanya seorang panelis kepada semua kandidat.

Bermacam macam jawaban yang dilontarkan oleh mereka dari berbagai macam referensi diantaranya adalah Al Qur’an. Jiwa jiwa kepemimpinan sudah nampak dijiwa mereka, tinggal bagaimana mereka mengaplikasikannya dalam sebuah program kerja satu periode mendatang, cakap salah satu panelis kepada crew.

Pengajian Rutin Kitab Al Hikam di Musholla Riyadus Sholihin PP. Nurul Jadid dikaji langsung Oleh KH. Moh. Zuhri Zaini, Pengasuh PP. Nurul Jadid

KH. Moh. Zuhri Zaini : Mengontrol Diri dengan Riyadoh

nuruljadid.net – Kemajuan teknologi informasi menjadikan hidup manusia serba instan membuat kebutuhan manusia semakin mudah untuk didapatkan. Bahkan tak hanya itu saja, mereka juga dapat mengetahui kejadian ditempat yang jauh hanya dengan mengakses internet dan mengakses beberapa situs, google misalnya. Dan tak jarang didunia yang rata – rata manusia sudah mengkultuskan terknologi, keseharian mereka terutama dalam pola hidup mereka diatur oleh kecanggihan teknologi.

Berkembang pesatnya dunia teknologi juga berdampak terhadap perubahan pola hidup masyarakat baik dari aspek ekomomi, lingkungan dan gaya hidup mereka. Bisa jadi, dengan canggihnya teknologi, budaya budaya luar yang tak sepantasnya beredar ditengah tengah masyarakat, kini sudah mulai menjamah kehidupan masyarakat. Gaya hidup ala kebarat baratan contohnya, banyak sekali orang orang jaman sekrang mengikuti pola hidup seperti orang barat, bahasa yang lebih terkenal dikalangan anak anak muda adalah “Gaul”. Sehingga budaya budaya negeri ini sedikit demi sedikit terkikis dengan maraknya teknologi yang membuat anak bangsa kecaduan dalam penggunannya.

Dewasa ini, kemajuan dan berkembangnya dunia teknologi memang tidak bisa kita hindari, namun salah satu cara mengatasi kemajuan dan perkembangan teknologi tersebut adalah dengan cara mengimbanginya.

“Apabila kita tidak bisa mengimbanginya maka kita akan menjadi orang yang minoritas dan ketika kita menjadi orang minoritas kita tidak akan dibaca ditengah tengah masyarakat.” Dawuh Pengasuh ke IV Pondok Pesantren Nurul Jadid.

“Kemajuan teknologi mampu menyentuh kehidupan masyarakat. Dari kehidupan masyarakat yang paling atas samapai kehidupan masyarakat yang paling bawah. Kalau dulu mungkin hanya orang orang kota yang merasakan perkembangan teknologi tetapi sekarang seiring dengan kemajuan yang sangat pesat orang orang desa juga ikut serta menikmati kemajuan teknologi informasi.” tambah beliau.

Kemajuan teknologi tentunya bukan hanya memberikan dampak yang negatif terhadap pola hidup masyarakat,  tetapi kemajuan tersebut juga dapat memberikan dampak yang positif terhadap pola hidup masyarakat. Salah satu contohnya adalah ketika kita jadikan teknologi itu sebagai media dakwah untuk mengajak orang – orang ke jalan yang benar dengan mengisi media media sosial dengan tampilan tampilan yang islami serta menampilkan gambar yang islami dan menampilkan tulisan yang mengajak manusia untuk slalu berbuat baik. Disamping kita juga mengimbangi kemajuan teknologi dengan sesuatu yang bermanfaat. Tentunya di perlukan cara lain agar kemajuan tersebut membawa kebaikan bagi diri kita lebih – lebih kepada masyarakat.

Dalam kondisi yang seperti ini Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, Karanganyar, Paiton, Probolinggo, KH. Moh. Zuhri Zaini berdawuh dalam pengajian rutin kitab Al-Hikam  karya Ibnu Athoillah Al – Sakandari, kamis (26/01/2017), “meningatkan ilmu juga harus ditirakati, anak juga harus ditirakati, pesantrenpun juga harus ditirakati.”

Kiai Zuhri melanjutkan, di Pondok jangan mengumbar nafsu harus riyadoh untuk mengimbangi agar kita tidak terlena dengan kemajuan yang ada. Karena kemajuan yang ada tidak selamanya menjanjikan keselamatan dan kebahagian hidup bagi manusia, sangat perlu bagi kita untuk menjaga dan menahan diri kita dengan melakukan yang namanya riyadoh sebagai control bagi diri kita didalam menikmati kemajuan teknologi. Sebab kemajuan teknologi yang memberikan tampilan dan pola hidup yang berbeda beda perlu ada semacam control dalam diri kita agar tetap berada pada kehidupan yang benar. Dengan riyadoh merupakan salah satu cara agar bisa mengontrol diri kita.

Pekan Bahasa

Language Week: Diluar Kompetisi Kita Keluarga, Dalam Kompetisi kita Musuh

nuruljadid.net – Malam ini (24/01) adalah malam terakhir untuk kegiatan tahunan yang dikemas dalam sebuah nama kegiatan Pekan Bahasa. Ajang kompetisi ini diadakan oleh LPBA guna untuk mengukur dan mengevaluasi kemampuan peserta didik (inggris dan arab) dalam menguasai berbahasa asing diberbagai bidang. Kompetisi ini diikuti oleh 8 kamar yang masing masing berasal dari kebahasaan yang berbeda, (4 kamar inggris dan 4 kamar arab). Mereka (penghuni kamar) bersaing memenangkan 13 lomba dan mengumpulkan poin sebanyak banyaknya demi menyelamatkan kamar mereka dari sebuah “kutukan”.

Kutukan tersebut bernama “The Worst” dalam terjemahan kedalam bahasa ibu memiliki makna “terburuk”. Bagi kamar mereka yang kalah dalam kompetisi ini, maka nama baik kamar beserta penghuninya menjadi taruhan, pasalnya, mereka (penghuni kamar terburuk) akan mendapatkan sedikit “Tekanan Mental” dari penghuni kamar lainnya. Yang dimaksud dengan tekanan mental adalah mereka akan mendapatkan sedikit gojlokan dari penghuni kamar lainnya.

“Mereka (penghuni kamar) yang kalah atau terburuk dalam kompetisi tahunan ini akan mendapatkan sedikit tekanan mental, namun tak berarti adanya kekerasan didalamnya. Tekanan mental itu misalnya berupa gojlokan yang sedikit pedas” ujar salah satu pengurus LPBA dengan sedikit tertawa.

Gojlokan tersebut ternyata memiliki maksud yang tersirat didalamnya, maksudnya adalah agar mereka (The Worst) memiliki semangat dan motivasi yang lebih tinggi lagi untuk belajar dan meraih prestasi diluar kompetisi ini sehingga “kutukan” tersebut tidak bertahan lama. Tak hanya itu, mereka juga akan mendapatkan sebuah Punishment/hukuman yang akan diberikan oleh pihak lembaga kepada mereka. Hukuman tersebut berupa hukuman yang mendidik.

Oleh karenanya, persaingan antar kamar sangatlah sengit. Terkadang terjadi “adu mulut” diantara beberapa penghuni kamar. Hal ini bukan menjadi sebuah hal yang baru bagi LPBA, namun hal ini sudah mendarah daging. Sehingga dengan adanya persaingan yang ketat ini maka mucullah sebuah motto “Diluar Kompetisi Kita Keluarga, Dalam Kompetisi kita Musuh”. Motto ini terinspirasi melihat kondisi panas yang terjadi pada kompetisi ini.
Malam ini adalah malam terakhir para peserta didik LPBA mengikuti ajang bergengsi se LPBA. Perlombaan malam ini adalah Drama Bahasa Arab.

“Lomba ini merupakan lomba terakhir sekaligus penutup dari kegiatan Pekan Bahasa 2017” ujar salah satu panitia pelaksana.

Sorak sorai dari penonton membuat lomba drama ini semakin menarik ditonton. Drama tersebut terkadang membuat para audience tertawa lepas melihat penampilan mereka baik dari tatanan bahasa dan pewatakan dari masing masing aktor.

Pembangunan Masjid Jami' Nurul Jadid

Proses Pembangunan Tangga Lantai 1 Masjid Sebelah Selatan Akan Segera Terselesaikan

nuruljadid.net – Bertambah banyaknya santri maka bertambah banyak pula kebutuhan yang diperlukan. Salah satu diantaranya adalah sarana ibadah santri yang pada saat ini masih dalam tahap pembangunan sudah tampak hasilnya pada lantai 1 yang sudah bisa digunakan santri sebagai ibadah dan melaksankan kewajiban ngaji kitab, sholat berjamaah.

Hari ini, Rabu, (25/01) perkembangan masjid sudah mencapai tangga lantai I sebelah selatan. Dan proses yang dilakukan para tukang adalah proses pengecoran dan membutuhkan waktu 2 hari untuk proses pengeringan dan dilanjutkan dengan pemasangan 23 buah anak tangga disebelah sisi utara, dalam hal ini proses pengecorah bukan hanya para tukang namun santri juga ikut bergotong royong dalam tahap pengecoran tangga dan lantai 2 nantiknya.

“Hari ini ngecor tangga sebelah selatan, mungkin 2 hari sudah kering. Terus membangun anak tangga.” ujar mador tukang.

Masalah rutin terjadi ketika pada hari jum’at tiba. Melonjaknya jamaah di Masjid Nurul Jadid membuat halaman kantor pesantren menjadi alternatif untuk melaksanakan shalat Jum’at.

“Yang terpenting jalan untuk ke lantai II sudah bisa digunakan untuk para jamaah tuk laksanakan shalat jum’at. Sekalipun di lantai 2 masih belum terpasang marmer tapi masih bisa disiasati dengan menggunakan terpal.” kata Bapak Ahmad Saili selaku ketua pembagunan Masjid Jami’ Nurul Jadid.

“Besok akan saya komunikasikan dengan Pak Syahir terkait dengan pengukuran lantai II masjid untuk kebutuhan marmer” tambah Bapak Saili.

Pembangunan Masjid Jami' Nurul Jadid

Akses Menuju Lantai 2 Masjid, 23 Anak Tangga dan 1.500 Batu Bata Merah

nuruljadid.net – Dua hari yang lalu, tangga masjid sebelah utara sudah dilakukan pengecoran, sehingga akses menuju lantai 2 sudah terbangun, namun masih belum bisa digunakan dan nampak ada yang kurang didalamnya. Nah, pada hari inilah kekurangan tersebut dibangun, 23 anak tangga dan 1.500 batu bata merah adalah kebutuhannya yang dalam pembangunannya di bukan hanya tukang tapi santri juga ikut bergotong royong membantu para tukang.

“Tangga ini membutuhkan 1.500 batu bata merah untuk membangun 23 anak tangga sebagai akses ke lantai 2”, ujar Bapak Muhammad Kholil selaku mandor tukang, selasa (24/01/2017).

Kepala tukang ini juga menyebutkan bahwa tangga masjid di lantai 1 membutuhkan 3.000 batu bata dan 46 anak tangga, begitu pula pembangunan tangga di lantai 2 nanti. Untuk pembangunan tangga masjid di lantai 1 (Sebelah Utara dan Selatan) dilakukan oleh 12 tukang yang sudah lihai dalam pekerjaannya. Salah Satu diantara mereka adalah Pak Mat sebagai tukang besi yang membuat tangga di lantai 1.

Melihat kondisi tangga masjid lantai 1 disebelah utara, pengeraman sudah dilakukan, sehingga kemungkinan besar setelah 23 anak tangga selesai, maka akan melakukan pengecoran tangga masjid disebelah selatan. Adapaun kebutuhan yang dibutuhkan untuk membangun tangga sebelah selatan sama dengan kebutuhan untuk membangun tangga disebelah utara. Salah satu kebutuhannya adalah 24 Sak Semen.

Pengajian Rutin Kitab Al Hikam di Musholla Riyadus Sholihin PP. Nurul Jadid dikaji langsung Oleh KH. Moh. Zuhri Zaini, Pengasuh PP. Nurul Jadid

KH. Moh. Zuhri Zaini : Meraih Karomah Dengan Istiqomah

nuruljadid.net – Di zaman modernisasi yang ditandai dengan proses bergesernya sikap dan mentalitas suatu warga masyarakat agar tetap hidup dengan tuntutan masa kini membuat kondisi masyarakat berangsur angsur berubah, sebagian masyarakat yang memiliki persepsi yang keliru dan tidak dibenarkan dalam agama islam. Ada sebagian masyarakat yang memiliki pemikiran dengan melakukan ritual – ritual tertentu, agar orang tersebut bisa mendapatkan kesaktian. Salah satu contohnya adalah melakukan ritual ritual khusus untuk mendapatkan uang dengan tanpa harus bekerja terlebih dahulu. Dengan melakukan amalan – amalan tertentu yang tidak dibenarkan dalam ajaran ajaran, islam orang tersebut bisa menggandakan uang, sekalipun orang yang membacanya jauh dari kata istiqomah dalam menjalankan syari’at islam. Banyak masyarakat yang tertipu dengan istilah “karomah”.

“Anehnya oleh sebagian masyarakat orang yang melakukan demikian dianggap sesuatu yang benar dan dianggap sebuah karomah padahal orang yang melakukannya adalah orang yang jauh dari kata istiqomah dalam menjalakan syari’at. Dan lebih aneh lagi ketika terjadi sesuatu yang demikian ditengah – tengah masyarakat baginya dianggap suatu kemajuan dan kelebihan dalam masyarakat tersebut.” Dawuh KH. Zuhri Zaini dalam pengajian rutin kitab Al-Hikam Ibnu Athoillah Al-Sakandari, senin (23/01/2017).

Padahal tidak selamanya kelebihan dan kemajuan akan selalu mengarah kepada kebaikan, bisa saja kelebihan dan kemajuan tersebut mengakibatkan kondisi masyarakat mengalami dekadensi baik dari aspek moralitas, pemikiran dan nilai – nilai sosial yang berada di tengah – tengah masyarakat.

Ditengah kondisi zaman yang demikian, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, Karanganyar, Paiton Probolinggo, KH. Moh. Zuhri Zaini, mengingatkan agar manusia tidak terjebak dengan pemikiran yang salah, pemikiran yang  berdasarkan hawa nafsu yang tujuan akhirnya mencelakakan manusia itu sendiri,” dawuh Kiai Zuhri dalam pengajian rutin kitab Al-Hikam Ibnu Athoillah Al-Sakandari, senin (23/01/2017).

Kiai Zuhri melanjutkan, kesaktian yang tidak disertai dengan ridho Allah itu adalah istidroj, salah satu tanda orang ridho kepada Allah adalah orang tersebut istiqomah dijalanNya. Beliau melanjutkan penjelasannya dalam kitab Al Hikam dengan membagi karomah menjadi dua bagian.

Pertama, karomah keimanan, kedua, karomah amal. Lebih lanjut beliau menjelaskan, karomah yang sebenarnya adalah ketika orang tersebut mencapai istiqomah dan mencapai sempurnanya keistiqomaan, karena pada hakikatnya, karomah yang sebenarnya adalah beribadah dengan istiqomah.

Sementara ini banyak orang yang menganggap kesaktian yang dimiliki oleh seseorang adalah sebuah karomah tanpa terlebih dahulu melihat orang yang memiliki kesaktian tersebut apakah istiqomah dalam ibadahnya.

“Kalau orangnya istiqomah dalam beribadah bisa jadi itu adalah karomah yang sesungguhnya, namun jika orangnya tidak istiqomah dalam ibadah bisa jadi itu adalah istidroj. Karena yang namanya kesaktian bisa saja dimiliki oleh semua orang” Dawuh Kiai Zuhri ketika memaparkan karomah dan kekaromahan.

Oleh karena itu, kita harus melihat terlebih dahulu jangan samapai terpujuk dengan dhohirnya saja dengan menghilangkan aspek substansi terhadap sesuatu yang kita lihat. Di zaman sekarang sesuatu yang tidak benar dianggap benar, karna dibungkus dengan bungkusan yang menggoda secara lahiriah dan hawa nafsu. Kita seringkali terjebak dengan hal hal demikian karena menjadikannya sesuatu yang nampak sebagai ukuran baik dan tidaknya sesuatu tersebut. Dan menjadikan hawa nafsu sebagai alat untuk mengukurnya serta mengabaikan agama sebagai barometernya. Akhirnya kita mengarungi kehidupan seakan akan berada pada jalan yang benar, padahal jalan tersebut adalah jalan yang salah karna kita terjebak dengan hawa nafsu dan keindahan lahiriah saja.

Pembangunan Masjid Jami' Nurul Jadid

24 Sak Semen & 1 Dump Truck Batu Koral Terpakai Untuk Tangga Lantai 1 Sebelah Utara

nuruljadid.net – Suara gemuruh mesin pengecoran terdengar disebelah barat kantor Pesantren (Pusat). Segenap tukang masjid sangat sibuk dengan beberapa timba yang digunakan untuk mengecor tangga di lantai 1. Pembangunan Masjid Jami Nurul Jadid sudah berjalan kurang hampir 3 tahun. Kini Masjid Jami Nurul Jadid sudah berdiri kukuh 2 lantai, masih tersisa satu lantai lagi. Namun, pada saat ini segenap tukang masih sibuk melakukan finishing di lantai 1 (bawah). Finishing pilar masjid telah dilakukan, kini saatnya mengerjakan 2 tangga masjid di lantai 1 (tangga sebelah utara dan selatan).

“Hari ini mengecor tangga sebelah utara, yang selatan masih dalam tahap penyelesaian. Tangga sebelah utara membutuhkan 24 sak semen dan 1 dump truck batu koral.” ujar Bapak Muhammad Kholil selaku mandor tukang.

Pengerjaan tangga membutuhkan waktu kurang lebih seminggu hingga sampai pengecoran yang pada hari ini (22/1).

“Setelah ini (penyelesaian tangga Lt. 1), akan berlanjut ke pembuatan tangga di lantai 2” cakap Bapak Muhammad Kholil sambil menghisap rokok.

Beberapa hari lagi tangga masjid sebelah selatan akan segera selesai, kini masih dalam proses pengereman. Pemasangan besi masih berlanjut, kemungkinan besar 3 atau 4 hari lagi akan dilakukan pengecoran kembali untuk tangga di lantai 1.

Pekan Bahasa

Pekan Bahasa: Sarana Menggali Potensi Peserta Didik Yang “terpendam”

nuruljadid.net – Kriteria kemajuan suatu bangsa dan negara dapat dilihat dari kacamata internasional, tergantung kepada peran serta pemuda dan taraf hidup masyarakatnya. Para pemuda pemudi menjadi ujug tombak kemajuan sebuah bangsa, jika negara memiliki warga negara yang mampu bersaing dalam kancah internasional, maka majulah negara tersebut, jika tidak maka hal sebaliknya lah yang akan terjadi pada negaranya.

Sama halnya dengan apa yang dilakukan dengan Lembaga Pengembangan Bahasa Asing (LPBA) Pondok Pesantren Nurul Jadid ini, persaingan dalam kancah internasional masih dapat mereka rasakan sekalipun mereka masih dikepung dengan peraturan pesantren.

“Bukan berarti dengan dihadapkannya peraturan pesantren dan adanya batasan dalam berkomunikasi sehari hari menjadi kendala bagi santri untuk merasakan kegelisahan bangsa dan turut ambil andil dalam mencerdaskan dan memajukan Negara Kesatuan Republik Indonesia, malah dengan semakin dibatasinya fasilitas untuk berbangsa, santri merasa semakin penasaran lalu kemudian bersemangat untuk unjuk gigi menunjukkan kemampuan mereka” ucap salah satu pengurus.

Oleh karenanya, untuk mewujudkan masyarakat yang cerdas maka mereka harus dibekali dengan wawasan, pengalaman, keterampilan serta memiliki daya kreasi yang tinggi. Dan juga mereka dituntut untuk berfikir lebih maju, tanggap dengan berbagai hal dan dituntut untuk mengambangkat bakat dan minat, potensi serta dapat menunjukkan kepiawannya, karena tanpa adanya bakat, minat dan potensi yang tinggi mereka tidak dapat meningkatkan ataupun menunjukkan potensi dirinya.

Oleh karenanya, maka LPBA mengadakan kegiatan Pekan Bahasa yang merupakan suatau wadah untuk menunjukkan bakat atau potensi yang masih “terpendam” dalam diri peserta didik. Dengan alasan yang lain yang mendasari kegiatan ini dilaksanakan adalah untuk menampung minat dan bakat para peserta didik untuk guna disalurkan ke event event yang lebih baik dan ditingkat yang lebih tinggi.

“Salah satu tujuan diadakannya Pekan Bahasa ini adalah untuk memancing kemampuan peserta didik yang masih terpendam dan sekaligus menjadi sarana latihan kepada mereka untuk lebih siap menghadapi hal yang lebih tinggi levelnya dari apa yang mereka hadapi saat ini” tutur Ust. Salman Al Farisi selaku Bagian Kesiswaan LPBA.

Adapun perlombaan yang dilombakan pada Pekan Bahasa 2017 ini adalah sebagai berikut:

  1. Bercerita
  2. Mengarang
  3. Terjemah
  4. Percakapan
  5. Warta berita
  6. Pidato
  7. Presenter
  8. Puisi
  9. Koor
  10. Quiz
  11. Karya Ilmiah Remaja (KIR)
  12. Debat dan
  13. Drama

Yang kesemuanya (jenis lomba diatas) dilombakan dalam 2 bahasa yaitu Bahasa Arab dan Bahasa Inggris. Harapan yang diharapkan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah memunculkan bakat bakat peserta didik yang terpendam dan melahirkan peserta didik yang mampu menguasai salah satu bidang bahkan beberapa bidang kebahasaan dalam berbahasa asing. Sehingga ketika dalam menghadapi dunia yang sudah modern ini, mereka sudah siap mental dan kemampuan.

Club Meeting MTs NJ

Kader Muda Yang Berbilingual Handal dan Berjiwa Islami

nuruljadid.net – Menggali potensi anak sejak dini merupakan hal yang harus dilakukan agar mereka mampu mengetahui kemampuan mereka. Anak anak yang berusia 13-15 tahun disebut dengan masa pubertas atau yang dengan kata lain masa akil baligh. Pada masa ini sangatlah mudah untuk mendidik anak untuk menggali potensi yang terpendam dalam diri mereka dibandingkan dengan masa remaja atau masa alay. Karena pada masa ini kemampuan otak anak untuk mengingat sesutu (daya ingat) masih kuat sehingga mudah untuk menggali potensi yang mereka miliki.

Disupport dengan dunia yang sudah modern ini maka kemampuan anak semakin mudah untuk diketahui. Dengan fasilitas yang mendukung, potensi yang terpendam akan mudah dimunculkan dan dikembangkan. Melihat kondisi psikologis yang ada, maka pengurus Badan Pembinaan Khusus (BPK) yang berada di Wilayah Sunan Gunung Jati (A) berinisiatif untuk mengadakan kegiatan yang dianggap mampu untuk mereka kuasai terutama dalam menggeluti bahasa billingual (asing).

Club Meeting adalah kegiatan yang bertujuan untuk menggali potensi peserta didik dan menampung minat bakat, aspirasi serta kapabilitas peserta didik. Dalam kegiatan ini ada beberapa lomba yang dilombakan adapun jenis lombanya adalah sebagai berikut :

  1. Shawalat
  2. Yel-yel
  3. Tartilul Qur’an
  4. Pidato 2 Bahasa (Arab dan Inggris)
  5. Parade Puisi 2 Bahasa (Arab dan Inggris)
  6. Mengarang (Arab dan Inggris)
  7. Qiroatul Qutub
  8. Cerdas Cermat
  9. Bercerita (Arab dan Inggris)
  10. Hifdzul Kutub
  11. Warta Berita
  12. Mading

Mempelajari bahasa asing hingga sampai menguasainya merupakan tujuan yang diinginkan oleh peserta didik Badan Pembinaan Khusus (BPK), namun itu bukanlah pembelajaran pokok dalam lembaga ini, yang menjadi pembelajaran pokok pada lembaga ini adalah pemahaman tentang kesalafannya (kitab). Sehingga output yang dimiliki oleh BPK adalah peserta didik yang mampu berbilingual diimbangi dengan jiwa yang islami.

“Kegiatan ini dilakukan sebagai bahan evaluasi bagi peserta didik BPK untuk mengetahui sampai dimana letak kemampuan mereka selama proses belajar mengajar selama 1 tahun ini. Sehingga pengurus bisa mengetahui karakter masing masing individu yang kemudian dapat dikembangkan dengan mudah sesuai dengan hasil evaluasi belajar mereka,” ujar salah satu pengurus BPK, Ust. Asmar Rudiyanto.

“Jenis jenis lomba yang kami sajikan memang sengaja bukan hanya tentang kebahasaan saja, sengaja kita masukkan jenis lomba yang bersifat Islami sekalipun hanya pengetahun dasar saja, karena kita melihat kapabilitas otak mereka,” ujar Direktur BPK saat diwawacarai oleh reporter.

Pengajian Rutin Kitab Al Hikam di Musholla Riyadus Sholihin PP. Nurul Jadid dikaji langsung Oleh KH. Moh. Zuhri Zaini, Pengasuh PP. Nurul Jadid

KH. Moh. Zuhri Zaini : Pentingnya Menyadari Diri Sebagai Hamba Allah

nuruljadid.net – Tujuan diciptakannya manusia adalah untuk beribadah kepada Allah. Ibadah memiliki makna yang luas, ibadah bukan hanya sekedar shalat atau zakat saja, namun pekerjaan hambaNya juga bisa disebut ibadah. Setiap pekerjaan yang diniatkan untuk mencari atau mengharap ridho Allah maka pekerjaan itu bernilai ibadah di hadapan Allah. Salah satu contohnya ketika kita berjuang di tengah masyarakat dengan dinitakan untuk mengharap ridho Allah maka perjuangan tersebut bernilai ibadah.

“Salah satu diantara bentuk ibadah adalah berjuang di tengah tengah masyarakat kalau di niatkan hanya untuk mengharap ridho Allah maka perjuangan tersebut akan bernialai ibadah.” Dawuh beliau dalam pengajian rutin kitab  Al Hikam karangan Ibnu Athoillah, Kamis (19/01/2017)

Beliau juga mengimbuhkan, sebagai hamba Allah yang mempunyai  misi dan tugas penghambaan perlu kita sadari bahwa sifat yang hakiki yang ada pada diri seorang hamba adalah sifat merasa lemah dan hina di hadapan Allah SWT.

Sangatlah penting bagi manusia untuk menyadari akan sifat hakiki tersebut. Agar manusia tidak terjebak dengan pemikiran bahwa dirinya mempunyai kemampuan dengan keberhasilan dan prestasi yang diraihnya tanpa bantuan Sang Pencipta. Padahal secara hakikat semua itu adalah bentuk dari pertolongan dan kekuasaan Allah untuk hambaNya.

“Semua kemampuan yang kita miliki adalah fasilitas dan yang menentukan berhasil dan tidaknya maanusia adalah takdir yang Allah gariskan kepada kita,” dawuh beliau.

“Manusia hanya mampu berusaha dan dibalik kesuksesan dan keberhasilan usaha tersebut adalah jalan Allah yang diberikan kepada hambaNya.” Tambah beliau.

Disinilah petingnya kita menyadari bahawa kita adalah Hamba Allah yang tak memiliki kemampuan untuk melakukan sesuatu. Dan manusia juga seharusnya sadar bahwa dirinya adalah makhluk yang hina dihadapan Allah. Apabila manusia sudah menyadari dan mengakui bahwa dirinya adalah makhluk yang hina, maka Allah akan mengatrol kita dengan  sifat kemuliaanNya.

“Kita harus merasa hina hanya dihadapan Allah, kita tidak boleh menampakkan sifat kehinaan kepada hamba Nya namun bukan berarti kita boleh menampakkan kemewahan diri kita dihadapan hamba Allah, sebab kemewahan yang ada pada diri kita hanya berupa titipan Allah. Jika kemewahan yang ada pada diri kita ditampakkan, maka akan banyak menimbulkan kecemburuan sosial dan dapat memancing orang lain untuk berlomba lomba menampakkan kemewahan kemewahan mereka.” Nasihat beliau.

Namun pada kenyataannya, masih banyak ummat islam yang saling menampakkan kemewahan atas keberhasilan yang dia dapatkan didunia ini, padahal islam telah mengajarkan kepada ummatnya untuk membiasakan diri hidup sederhana tanpa harus menampakkan dan mengkultuskan harta dan tahta mereka. Sebagai hamba Allah, menyadari bahwa kita adalah hambaNya yang lemah harus kita kecamkan dalam kehidupan sehari hari agar tidak berpaling dari perintahNya.

“Dengan kita menyadari akan kelemahan kita dihadapan Allah maka Allah akan senantiasa menolong kita dengan kekuasaanNya.” Dawuh KH. Moh. Zuhri Zaini sekaligus sebagai nasihat beliau kepada santrinya.

Begitu sangat istimewanya orang yang menyadari bahwa dirinya adalah hamba Allah yang memiliki sifat lemah dan hina dihadapanNya. Sebab hamba yang demikian adalah hamba yang akan mendapatkan beberapa keistimewaan dan akan diperlakukan istimewa dihadapan Allah. Beberapa keistimewaannya adalah sebagai berikut :

  1. Allah akan memberikan kemuliaan-Nya
  2. Allah akan memberikan pertolongan dengan kekuasaaan-Nya
  3. Allah akan memberikan nur cahaya dan kekuatan-Nya

Demikianlah beberapa keistimewaan yang akan diberikan Allah kepada hambaNya yang sadar bahwa dirinya adalah seorang hamba yang penuh dengan kekurangan. Maka dalam dewasa ini, tak pantas jika kita merasa lebih melebihi dari apa yang Allah berikan kepada kita. Dalam kehidupan sehari hari seharusnya kita hidup dengan sederhana dengan tanpa menghambur hamburkan kenikmatan yang Allah berikan kepada hambaNya.