Pembangunan Masjid Jami' Nurul Jadid

Proses Pembangunan Tangga Lantai 1 Masjid Sebelah Selatan Akan Segera Terselesaikan

nuruljadid.net – Bertambah banyaknya santri maka bertambah banyak pula kebutuhan yang diperlukan. Salah satu diantaranya adalah sarana ibadah santri yang pada saat ini masih dalam tahap pembangunan sudah tampak hasilnya pada lantai 1 yang sudah bisa digunakan santri sebagai ibadah dan melaksankan kewajiban ngaji kitab, sholat berjamaah.

Hari ini, Rabu, (25/01) perkembangan masjid sudah mencapai tangga lantai I sebelah selatan. Dan proses yang dilakukan para tukang adalah proses pengecoran dan membutuhkan waktu 2 hari untuk proses pengeringan dan dilanjutkan dengan pemasangan 23 buah anak tangga disebelah sisi utara, dalam hal ini proses pengecorah bukan hanya para tukang namun santri juga ikut bergotong royong dalam tahap pengecoran tangga dan lantai 2 nantiknya.

“Hari ini ngecor tangga sebelah selatan, mungkin 2 hari sudah kering. Terus membangun anak tangga.” ujar mador tukang.

Masalah rutin terjadi ketika pada hari jum’at tiba. Melonjaknya jamaah di Masjid Nurul Jadid membuat halaman kantor pesantren menjadi alternatif untuk melaksanakan shalat Jum’at.

“Yang terpenting jalan untuk ke lantai II sudah bisa digunakan untuk para jamaah tuk laksanakan shalat jum’at. Sekalipun di lantai 2 masih belum terpasang marmer tapi masih bisa disiasati dengan menggunakan terpal.” kata Bapak Ahmad Saili selaku ketua pembagunan Masjid Jami’ Nurul Jadid.

“Besok akan saya komunikasikan dengan Pak Syahir terkait dengan pengukuran lantai II masjid untuk kebutuhan marmer” tambah Bapak Saili.

Pembangunan Masjid Jami' Nurul Jadid

Akses Menuju Lantai 2 Masjid, 23 Anak Tangga dan 1.500 Batu Bata Merah

nuruljadid.net – Dua hari yang lalu, tangga masjid sebelah utara sudah dilakukan pengecoran, sehingga akses menuju lantai 2 sudah terbangun, namun masih belum bisa digunakan dan nampak ada yang kurang didalamnya. Nah, pada hari inilah kekurangan tersebut dibangun, 23 anak tangga dan 1.500 batu bata merah adalah kebutuhannya yang dalam pembangunannya di bukan hanya tukang tapi santri juga ikut bergotong royong membantu para tukang.

“Tangga ini membutuhkan 1.500 batu bata merah untuk membangun 23 anak tangga sebagai akses ke lantai 2”, ujar Bapak Muhammad Kholil selaku mandor tukang, selasa (24/01/2017).

Kepala tukang ini juga menyebutkan bahwa tangga masjid di lantai 1 membutuhkan 3.000 batu bata dan 46 anak tangga, begitu pula pembangunan tangga di lantai 2 nanti. Untuk pembangunan tangga masjid di lantai 1 (Sebelah Utara dan Selatan) dilakukan oleh 12 tukang yang sudah lihai dalam pekerjaannya. Salah Satu diantara mereka adalah Pak Mat sebagai tukang besi yang membuat tangga di lantai 1.

Melihat kondisi tangga masjid lantai 1 disebelah utara, pengeraman sudah dilakukan, sehingga kemungkinan besar setelah 23 anak tangga selesai, maka akan melakukan pengecoran tangga masjid disebelah selatan. Adapaun kebutuhan yang dibutuhkan untuk membangun tangga sebelah selatan sama dengan kebutuhan untuk membangun tangga disebelah utara. Salah satu kebutuhannya adalah 24 Sak Semen.

Pengajian Rutin Kitab Al Hikam di Musholla Riyadus Sholihin PP. Nurul Jadid dikaji langsung Oleh KH. Moh. Zuhri Zaini, Pengasuh PP. Nurul Jadid

KH. Moh. Zuhri Zaini : Meraih Karomah Dengan Istiqomah

nuruljadid.net – Di zaman modernisasi yang ditandai dengan proses bergesernya sikap dan mentalitas suatu warga masyarakat agar tetap hidup dengan tuntutan masa kini membuat kondisi masyarakat berangsur angsur berubah, sebagian masyarakat yang memiliki persepsi yang keliru dan tidak dibenarkan dalam agama islam. Ada sebagian masyarakat yang memiliki pemikiran dengan melakukan ritual – ritual tertentu, agar orang tersebut bisa mendapatkan kesaktian. Salah satu contohnya adalah melakukan ritual ritual khusus untuk mendapatkan uang dengan tanpa harus bekerja terlebih dahulu. Dengan melakukan amalan – amalan tertentu yang tidak dibenarkan dalam ajaran ajaran, islam orang tersebut bisa menggandakan uang, sekalipun orang yang membacanya jauh dari kata istiqomah dalam menjalankan syari’at islam. Banyak masyarakat yang tertipu dengan istilah “karomah”.

“Anehnya oleh sebagian masyarakat orang yang melakukan demikian dianggap sesuatu yang benar dan dianggap sebuah karomah padahal orang yang melakukannya adalah orang yang jauh dari kata istiqomah dalam menjalakan syari’at. Dan lebih aneh lagi ketika terjadi sesuatu yang demikian ditengah – tengah masyarakat baginya dianggap suatu kemajuan dan kelebihan dalam masyarakat tersebut.” Dawuh KH. Zuhri Zaini dalam pengajian rutin kitab Al-Hikam Ibnu Athoillah Al-Sakandari, senin (23/01/2017).

Padahal tidak selamanya kelebihan dan kemajuan akan selalu mengarah kepada kebaikan, bisa saja kelebihan dan kemajuan tersebut mengakibatkan kondisi masyarakat mengalami dekadensi baik dari aspek moralitas, pemikiran dan nilai – nilai sosial yang berada di tengah – tengah masyarakat.

Ditengah kondisi zaman yang demikian, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, Karanganyar, Paiton Probolinggo, KH. Moh. Zuhri Zaini, mengingatkan agar manusia tidak terjebak dengan pemikiran yang salah, pemikiran yang  berdasarkan hawa nafsu yang tujuan akhirnya mencelakakan manusia itu sendiri,” dawuh Kiai Zuhri dalam pengajian rutin kitab Al-Hikam Ibnu Athoillah Al-Sakandari, senin (23/01/2017).

Kiai Zuhri melanjutkan, kesaktian yang tidak disertai dengan ridho Allah itu adalah istidroj, salah satu tanda orang ridho kepada Allah adalah orang tersebut istiqomah dijalanNya. Beliau melanjutkan penjelasannya dalam kitab Al Hikam dengan membagi karomah menjadi dua bagian.

Pertama, karomah keimanan, kedua, karomah amal. Lebih lanjut beliau menjelaskan, karomah yang sebenarnya adalah ketika orang tersebut mencapai istiqomah dan mencapai sempurnanya keistiqomaan, karena pada hakikatnya, karomah yang sebenarnya adalah beribadah dengan istiqomah.

Sementara ini banyak orang yang menganggap kesaktian yang dimiliki oleh seseorang adalah sebuah karomah tanpa terlebih dahulu melihat orang yang memiliki kesaktian tersebut apakah istiqomah dalam ibadahnya.

“Kalau orangnya istiqomah dalam beribadah bisa jadi itu adalah karomah yang sesungguhnya, namun jika orangnya tidak istiqomah dalam ibadah bisa jadi itu adalah istidroj. Karena yang namanya kesaktian bisa saja dimiliki oleh semua orang” Dawuh Kiai Zuhri ketika memaparkan karomah dan kekaromahan.

Oleh karena itu, kita harus melihat terlebih dahulu jangan samapai terpujuk dengan dhohirnya saja dengan menghilangkan aspek substansi terhadap sesuatu yang kita lihat. Di zaman sekarang sesuatu yang tidak benar dianggap benar, karna dibungkus dengan bungkusan yang menggoda secara lahiriah dan hawa nafsu. Kita seringkali terjebak dengan hal hal demikian karena menjadikannya sesuatu yang nampak sebagai ukuran baik dan tidaknya sesuatu tersebut. Dan menjadikan hawa nafsu sebagai alat untuk mengukurnya serta mengabaikan agama sebagai barometernya. Akhirnya kita mengarungi kehidupan seakan akan berada pada jalan yang benar, padahal jalan tersebut adalah jalan yang salah karna kita terjebak dengan hawa nafsu dan keindahan lahiriah saja.

Pembangunan Masjid Jami' Nurul Jadid

24 Sak Semen & 1 Dump Truck Batu Koral Terpakai Untuk Tangga Lantai 1 Sebelah Utara

nuruljadid.net – Suara gemuruh mesin pengecoran terdengar disebelah barat kantor Pesantren (Pusat). Segenap tukang masjid sangat sibuk dengan beberapa timba yang digunakan untuk mengecor tangga di lantai 1. Pembangunan Masjid Jami Nurul Jadid sudah berjalan kurang hampir 3 tahun. Kini Masjid Jami Nurul Jadid sudah berdiri kukuh 2 lantai, masih tersisa satu lantai lagi. Namun, pada saat ini segenap tukang masih sibuk melakukan finishing di lantai 1 (bawah). Finishing pilar masjid telah dilakukan, kini saatnya mengerjakan 2 tangga masjid di lantai 1 (tangga sebelah utara dan selatan).

“Hari ini mengecor tangga sebelah utara, yang selatan masih dalam tahap penyelesaian. Tangga sebelah utara membutuhkan 24 sak semen dan 1 dump truck batu koral.” ujar Bapak Muhammad Kholil selaku mandor tukang.

Pengerjaan tangga membutuhkan waktu kurang lebih seminggu hingga sampai pengecoran yang pada hari ini (22/1).

“Setelah ini (penyelesaian tangga Lt. 1), akan berlanjut ke pembuatan tangga di lantai 2” cakap Bapak Muhammad Kholil sambil menghisap rokok.

Beberapa hari lagi tangga masjid sebelah selatan akan segera selesai, kini masih dalam proses pengereman. Pemasangan besi masih berlanjut, kemungkinan besar 3 atau 4 hari lagi akan dilakukan pengecoran kembali untuk tangga di lantai 1.

Pekan Bahasa

Pekan Bahasa: Sarana Menggali Potensi Peserta Didik Yang “terpendam”

nuruljadid.net – Kriteria kemajuan suatu bangsa dan negara dapat dilihat dari kacamata internasional, tergantung kepada peran serta pemuda dan taraf hidup masyarakatnya. Para pemuda pemudi menjadi ujug tombak kemajuan sebuah bangsa, jika negara memiliki warga negara yang mampu bersaing dalam kancah internasional, maka majulah negara tersebut, jika tidak maka hal sebaliknya lah yang akan terjadi pada negaranya.

Sama halnya dengan apa yang dilakukan dengan Lembaga Pengembangan Bahasa Asing (LPBA) Pondok Pesantren Nurul Jadid ini, persaingan dalam kancah internasional masih dapat mereka rasakan sekalipun mereka masih dikepung dengan peraturan pesantren.

“Bukan berarti dengan dihadapkannya peraturan pesantren dan adanya batasan dalam berkomunikasi sehari hari menjadi kendala bagi santri untuk merasakan kegelisahan bangsa dan turut ambil andil dalam mencerdaskan dan memajukan Negara Kesatuan Republik Indonesia, malah dengan semakin dibatasinya fasilitas untuk berbangsa, santri merasa semakin penasaran lalu kemudian bersemangat untuk unjuk gigi menunjukkan kemampuan mereka” ucap salah satu pengurus.

Oleh karenanya, untuk mewujudkan masyarakat yang cerdas maka mereka harus dibekali dengan wawasan, pengalaman, keterampilan serta memiliki daya kreasi yang tinggi. Dan juga mereka dituntut untuk berfikir lebih maju, tanggap dengan berbagai hal dan dituntut untuk mengambangkat bakat dan minat, potensi serta dapat menunjukkan kepiawannya, karena tanpa adanya bakat, minat dan potensi yang tinggi mereka tidak dapat meningkatkan ataupun menunjukkan potensi dirinya.

Oleh karenanya, maka LPBA mengadakan kegiatan Pekan Bahasa yang merupakan suatau wadah untuk menunjukkan bakat atau potensi yang masih “terpendam” dalam diri peserta didik. Dengan alasan yang lain yang mendasari kegiatan ini dilaksanakan adalah untuk menampung minat dan bakat para peserta didik untuk guna disalurkan ke event event yang lebih baik dan ditingkat yang lebih tinggi.

“Salah satu tujuan diadakannya Pekan Bahasa ini adalah untuk memancing kemampuan peserta didik yang masih terpendam dan sekaligus menjadi sarana latihan kepada mereka untuk lebih siap menghadapi hal yang lebih tinggi levelnya dari apa yang mereka hadapi saat ini” tutur Ust. Salman Al Farisi selaku Bagian Kesiswaan LPBA.

Adapun perlombaan yang dilombakan pada Pekan Bahasa 2017 ini adalah sebagai berikut:

  1. Bercerita
  2. Mengarang
  3. Terjemah
  4. Percakapan
  5. Warta berita
  6. Pidato
  7. Presenter
  8. Puisi
  9. Koor
  10. Quiz
  11. Karya Ilmiah Remaja (KIR)
  12. Debat dan
  13. Drama

Yang kesemuanya (jenis lomba diatas) dilombakan dalam 2 bahasa yaitu Bahasa Arab dan Bahasa Inggris. Harapan yang diharapkan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah memunculkan bakat bakat peserta didik yang terpendam dan melahirkan peserta didik yang mampu menguasai salah satu bidang bahkan beberapa bidang kebahasaan dalam berbahasa asing. Sehingga ketika dalam menghadapi dunia yang sudah modern ini, mereka sudah siap mental dan kemampuan.

Club Meeting MTs NJ

Kader Muda Yang Berbilingual Handal dan Berjiwa Islami

nuruljadid.net – Menggali potensi anak sejak dini merupakan hal yang harus dilakukan agar mereka mampu mengetahui kemampuan mereka. Anak anak yang berusia 13-15 tahun disebut dengan masa pubertas atau yang dengan kata lain masa akil baligh. Pada masa ini sangatlah mudah untuk mendidik anak untuk menggali potensi yang terpendam dalam diri mereka dibandingkan dengan masa remaja atau masa alay. Karena pada masa ini kemampuan otak anak untuk mengingat sesutu (daya ingat) masih kuat sehingga mudah untuk menggali potensi yang mereka miliki.

Disupport dengan dunia yang sudah modern ini maka kemampuan anak semakin mudah untuk diketahui. Dengan fasilitas yang mendukung, potensi yang terpendam akan mudah dimunculkan dan dikembangkan. Melihat kondisi psikologis yang ada, maka pengurus Badan Pembinaan Khusus (BPK) yang berada di Wilayah Sunan Gunung Jati (A) berinisiatif untuk mengadakan kegiatan yang dianggap mampu untuk mereka kuasai terutama dalam menggeluti bahasa billingual (asing).

Club Meeting adalah kegiatan yang bertujuan untuk menggali potensi peserta didik dan menampung minat bakat, aspirasi serta kapabilitas peserta didik. Dalam kegiatan ini ada beberapa lomba yang dilombakan adapun jenis lombanya adalah sebagai berikut :

  1. Shawalat
  2. Yel-yel
  3. Tartilul Qur’an
  4. Pidato 2 Bahasa (Arab dan Inggris)
  5. Parade Puisi 2 Bahasa (Arab dan Inggris)
  6. Mengarang (Arab dan Inggris)
  7. Qiroatul Qutub
  8. Cerdas Cermat
  9. Bercerita (Arab dan Inggris)
  10. Hifdzul Kutub
  11. Warta Berita
  12. Mading

Mempelajari bahasa asing hingga sampai menguasainya merupakan tujuan yang diinginkan oleh peserta didik Badan Pembinaan Khusus (BPK), namun itu bukanlah pembelajaran pokok dalam lembaga ini, yang menjadi pembelajaran pokok pada lembaga ini adalah pemahaman tentang kesalafannya (kitab). Sehingga output yang dimiliki oleh BPK adalah peserta didik yang mampu berbilingual diimbangi dengan jiwa yang islami.

“Kegiatan ini dilakukan sebagai bahan evaluasi bagi peserta didik BPK untuk mengetahui sampai dimana letak kemampuan mereka selama proses belajar mengajar selama 1 tahun ini. Sehingga pengurus bisa mengetahui karakter masing masing individu yang kemudian dapat dikembangkan dengan mudah sesuai dengan hasil evaluasi belajar mereka,” ujar salah satu pengurus BPK, Ust. Asmar Rudiyanto.

“Jenis jenis lomba yang kami sajikan memang sengaja bukan hanya tentang kebahasaan saja, sengaja kita masukkan jenis lomba yang bersifat Islami sekalipun hanya pengetahun dasar saja, karena kita melihat kapabilitas otak mereka,” ujar Direktur BPK saat diwawacarai oleh reporter.

Pengajian Rutin Kitab Al Hikam di Musholla Riyadus Sholihin PP. Nurul Jadid dikaji langsung Oleh KH. Moh. Zuhri Zaini, Pengasuh PP. Nurul Jadid

KH. Moh. Zuhri Zaini : Pentingnya Menyadari Diri Sebagai Hamba Allah

nuruljadid.net – Tujuan diciptakannya manusia adalah untuk beribadah kepada Allah. Ibadah memiliki makna yang luas, ibadah bukan hanya sekedar shalat atau zakat saja, namun pekerjaan hambaNya juga bisa disebut ibadah. Setiap pekerjaan yang diniatkan untuk mencari atau mengharap ridho Allah maka pekerjaan itu bernilai ibadah di hadapan Allah. Salah satu contohnya ketika kita berjuang di tengah masyarakat dengan dinitakan untuk mengharap ridho Allah maka perjuangan tersebut bernilai ibadah.

“Salah satu diantara bentuk ibadah adalah berjuang di tengah tengah masyarakat kalau di niatkan hanya untuk mengharap ridho Allah maka perjuangan tersebut akan bernialai ibadah.” Dawuh beliau dalam pengajian rutin kitab  Al Hikam karangan Ibnu Athoillah, Kamis (19/01/2017)

Beliau juga mengimbuhkan, sebagai hamba Allah yang mempunyai  misi dan tugas penghambaan perlu kita sadari bahwa sifat yang hakiki yang ada pada diri seorang hamba adalah sifat merasa lemah dan hina di hadapan Allah SWT.

Sangatlah penting bagi manusia untuk menyadari akan sifat hakiki tersebut. Agar manusia tidak terjebak dengan pemikiran bahwa dirinya mempunyai kemampuan dengan keberhasilan dan prestasi yang diraihnya tanpa bantuan Sang Pencipta. Padahal secara hakikat semua itu adalah bentuk dari pertolongan dan kekuasaan Allah untuk hambaNya.

“Semua kemampuan yang kita miliki adalah fasilitas dan yang menentukan berhasil dan tidaknya maanusia adalah takdir yang Allah gariskan kepada kita,” dawuh beliau.

“Manusia hanya mampu berusaha dan dibalik kesuksesan dan keberhasilan usaha tersebut adalah jalan Allah yang diberikan kepada hambaNya.” Tambah beliau.

Disinilah petingnya kita menyadari bahawa kita adalah Hamba Allah yang tak memiliki kemampuan untuk melakukan sesuatu. Dan manusia juga seharusnya sadar bahwa dirinya adalah makhluk yang hina dihadapan Allah. Apabila manusia sudah menyadari dan mengakui bahwa dirinya adalah makhluk yang hina, maka Allah akan mengatrol kita dengan  sifat kemuliaanNya.

“Kita harus merasa hina hanya dihadapan Allah, kita tidak boleh menampakkan sifat kehinaan kepada hamba Nya namun bukan berarti kita boleh menampakkan kemewahan diri kita dihadapan hamba Allah, sebab kemewahan yang ada pada diri kita hanya berupa titipan Allah. Jika kemewahan yang ada pada diri kita ditampakkan, maka akan banyak menimbulkan kecemburuan sosial dan dapat memancing orang lain untuk berlomba lomba menampakkan kemewahan kemewahan mereka.” Nasihat beliau.

Namun pada kenyataannya, masih banyak ummat islam yang saling menampakkan kemewahan atas keberhasilan yang dia dapatkan didunia ini, padahal islam telah mengajarkan kepada ummatnya untuk membiasakan diri hidup sederhana tanpa harus menampakkan dan mengkultuskan harta dan tahta mereka. Sebagai hamba Allah, menyadari bahwa kita adalah hambaNya yang lemah harus kita kecamkan dalam kehidupan sehari hari agar tidak berpaling dari perintahNya.

“Dengan kita menyadari akan kelemahan kita dihadapan Allah maka Allah akan senantiasa menolong kita dengan kekuasaanNya.” Dawuh KH. Moh. Zuhri Zaini sekaligus sebagai nasihat beliau kepada santrinya.

Begitu sangat istimewanya orang yang menyadari bahwa dirinya adalah hamba Allah yang memiliki sifat lemah dan hina dihadapanNya. Sebab hamba yang demikian adalah hamba yang akan mendapatkan beberapa keistimewaan dan akan diperlakukan istimewa dihadapan Allah. Beberapa keistimewaannya adalah sebagai berikut :

  1. Allah akan memberikan kemuliaan-Nya
  2. Allah akan memberikan pertolongan dengan kekuasaaan-Nya
  3. Allah akan memberikan nur cahaya dan kekuatan-Nya

Demikianlah beberapa keistimewaan yang akan diberikan Allah kepada hambaNya yang sadar bahwa dirinya adalah seorang hamba yang penuh dengan kekurangan. Maka dalam dewasa ini, tak pantas jika kita merasa lebih melebihi dari apa yang Allah berikan kepada kita. Dalam kehidupan sehari hari seharusnya kita hidup dengan sederhana dengan tanpa menghambur hamburkan kenikmatan yang Allah berikan kepada hambaNya.