Lomba Pidato : Dakwah Santri Di Pondok Pesantren

nuruljadid.net – Bulan Lomba dalam rangka memperingati Haul Pendiri dan Harlah ke 68 Pondok Pesantren Nurul Jadid sudah mencapai puncak, pasalnya sudah banyak lomba yang terlaksana. Dan hari ini (20/03) lomba yang diselenggarakan oleh panitia adalah Lomba Pidato Campuran (Bahasa Indonesia dan Madura).

Peserta lomba yang merupakan delegasi dari masing masing wilayah dan banom memberikan penampilan yang terbaik. Selain untuk menyemarakkan  peingatan Haul Pendiri dan Harlah ke 68, mereka juga membawa nama wilayah di pundak mereka. Mereka yang tampil adalah santri yang dianggap mampu untuk membanggakan wilayahnya masing masing.

“Semua peserta lomba memiliki penampilan yang menarik, intonasi dan improvisasi kata sudah banyak mereka kuasai. Sangat bingung untuk menentukan siapa pemenang lomba kali ini” ujar salah satu juri pada lomba tersebut.

Dengan berpenampilan sesuai dengan tema yang mereka sampaikan, mereka (peserta) memberikan sebuah candaan dengan menggunakan bahasa Madura yang bertujuan untuk menghibur dan menyapa penonton. Banyak cara yang mereka lakukan, ada yang menggunakan pantun, ada pula yang menyanyikan lagu dan ada juga yang mengutip dari perkataan tokoh tokoh besar nasional maupun internasional.

“Lomba ini merupakan salah satu cara santri untuk mengemukakan pendapat mereka tentang apa yang terjadi pada dunia pada saat ini dengan berpandangan pada islam. Sehingga mereka berpendapat tidak hanya dengan berdasarkan fakta dan realita, mereka berpendapat dengan mengutip beberapa ayat Al Qur’an dan hadist serta isi kajian kitab. Ini sebuah prestasi yang gemilang dan harus dikembangkan” ujar Ust. Khorik selaku ketua Bulan Lomba 68.

Persaingan ketat yang mereka rasakan memberikan dampak yang positif bagi santri lainnya. Pasalnya dalam perlombaan kali ini ada dua klasifikasi yakni tingkat SLTA dan SLTP. Dalam pelaksanannya, tak jarang peserta SLTP mengalahkan peserta dari SLTA. Contohnya saudara Arif dari Asrama Sunan Gunug Jati (A). Dengan mengenakan gamis putih dan sorban hijau yang melingkar dikepalanya mengalahkan peserta dari tingkat SLTA. Improvisasi dan intonasi disampaikan dengan menggelegar dan semangat walaupun dengan mengenakan bahasa Madura dia masih bisa mampu membuat suasana menjadi penuh tawa. Tak hanya itu, penyampaian referensi juga dapat dikatakan sudah setara dengan peserta tingkat SLTA.

Namun, peserta tingkat SLTA pun tak mau kalah, dengan menjaga image, mereka juga menyampaikan cara berpidato dengan benar dan dapat menarik perhatian penonton. Persaingan antar level juga terjadi pada lomba kali ini. Namun hak preogatif dimiliki oleh dewan juri. Pada loma kali ini dari 15 peserta akan diambil 3 pemenang dimasing masing tingkatan. Juara 1, 2 dan 3 tingkat SLTA dan SLTP. Semoga dengan adanya perlombaan ini dan lomba yang lain kualitas dan kuantitas santri Nurul Jadid dapat berkembang dengan up to date sehingga mereka bisa melihat kondisi islam dan duni pada zaman kali ini. (Q2/Red)

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *