LPBA Denyutkan Semangat Berbahasa di Nurul Jadid

berita.nuruljadid.net – Lembaga Pengembangan Bahasa Asing (LPBA) Pondok Pesantren Nurul Jadid sukses menyelenggarakan Gebyar Bahasa dengan meriah pada Jumat (19/07/24). Kegiatan ini dilaksanakan selama dua hari sejak Kamis (18/07/24) di halaman Asrama Al-Masruriyah (Gedung Putih), Wilayah Al-Hasyimiyah.

Gebyar Bahasa merupakan acara dari LPBA yang rutin diadakan setiap tahun. Tahun ini mengusung tema “Konstantinopel” dengan tujuan untuk meningkatkan minat santri, khususnya santri baru, terhadap bilinguisme Bahasa Inggris dan Arab melalui nuansa epik Era Kontantinopel di tahun 1453.

Ketua Panitia Nabila Firdausiyah mengungkap alasan di balik memilih tema “Konstantinopel” dan mengapa Gebyar Bahasa perlu diadakan.

Menurutnya, kegiatan ini dilaksanakan agar dapat memberikan penyegaran dan semangat baru terhadap pembelajaran bahasa di Nurul Jadid.

“Utamanya adalah untuk mempromosikan LPBA, lembaga yang fokus dalam bidang keterampilan bahasa Arab dan bahasa Inggris, mengembangkan keterampilan dan kreativitas peserta didik di bidang bahasa. Selain itu bertujuan untuk mengenalkan apa itu LPBA kepada santri baru,” ungkapnya.

Dalam Gebyar Bahasa ini, lanjut Nabila, panitia mengisi dengan beberapa penampilan dari peserta didik LPBA. Di hari pertama, mereka menampilkan speech, taqdimul qissoh, news reading, dan poem. Sedangkan di hari kedua, mereka menampilkan ekspresi musikal (Ekmus) dan mengakhirinya dengan penampilan spektakuler berjudul “The Secret Agent”.

“Penampilan-penampilan ini seakan-akan menyulap para penonton untuk enggan beranjak dari tempatnya. Tema perjuangan yang ditampilkan dalam bentuk drama ini membuat susana penonton menjadi pecah,” imbuhnya.

Nabila berharap, dengan penampilan-penampilan keterampilan berbahasa tersebut, penonton yang hadir lebih antusias untuk mempelajari bahasa asing.

“Bahasa itu sangat penting, dengan bahasa kita bisa memperluas dunia jangkauan kita. Dengan itu, semoga kegiatan ini dapat betul-betul memantik kesadaran santri akan pentingnya mempelajari bahasa,” pungkasnya.

 

Pewarta: Bunga Adelia Gadisian
Editor: Ahmad Zainul Khofi

Yuk, Mengintip Kebersamaan dan Kebahagiaan Santri Putri Dalbar di Bulan Muharram

berita.nuruljadid.net – Ada pemandangan berbeda tiap kali digelarnya peringatan tahun baru Islam di Pondok Pesantren Nurul Jadid, satu di antaranya adalah Wilayah Az-Zainiyah. Jika umumnya umat Muslim menjalankan salah satu Sunnah Rasul di bulan Muharram ini dengan membahagiakan keluarganya, maka tidak demikian dengan wilayah berjulukan Dalbar itu. Mereka memilih membahagiakan keluarga dengan cara lain, yakni membahagiakan santri-santri yang berdomisili di wilayah tersebut. Ada alasan yang melatarbelakanginya.

Kepala Wilayah Az-Zainiyah Novita Dwi Yanti dengan lugas menyampaikan inisiatifnya untuk tetap menjalankan Sunnah Rasul meskipun tidak berkumpul dengan keluarga, yakni dengan membahagiakan santri. Pihaknya mengatur agenda runtut seharian penuh di bulan Muharram, khususnya pada Hari Asyura, Selasa (16/07/24).

“Sewaktu terbitnya matahari, santri disambut dengan kegiatan pembacaan Surat Al-Ikhlas dan amalan-amalan Asyura di musala wilayah sampai siang tiba. Di Sore harinya, santri mengikuti kegiatan bagi-bagi takjil dan buka bersama dengan pengurus, sampai malam tiba ditutup dengan kegiatan refleksi,” terangnya saat diwawancarai.

Uniknya, menurut Novi, santri mengikuti kegiatan tersebut dengan khidmat dan bahagia. Meskipun kegiatan di hari itu terlihat sangat padat, mereka menjalaninya dengan wajah yang senyum sumringah. Keberkahan bulan Muharram.

“Bulan Muharram ini tidak hanya diisi dengan kegiatan religius, kami juga menyelipkan kegiatan yang mengasah kreatifitas santri, seperti lomba ancak makanan,” imbuhnya.

Kendati demikian, Muharram bagi Novi adalah momentum yang tepat untuk memaksimalkan kegiatan-kegiatan yang selain diramaikan dengan nilai-nilai religi, juga mengisinya dengan lomba membuat ancak makanan. Novi bercerita, di sela waktu kosong senjakala itu, santri tidak menggunakannya untuk bermalas-malasan, akan tetapi memanfaatkan waktu kosong itu untuk mengasah kreativitas melalui lomba ancak makanan tersebut.

“Daripada gabut yang tidak bermanfaat, dengan adanya lomba ini, santri mengalihkan waktu kosongnya untuk bekerjasama menyelesaikan ancak makanan tersebut. Di sana santri saling mengelaborasi kreativitas, dan tak sedikit juga bercanda tawa dari ide-ide unik yang dilontarkan satu sama lain,” pungkasnya.

Suasana Muharram sungguh penuh keberkahan, seperti Wilayah Az-Zainiyah yang memanfaatkannya untuk momentum membahagiakan santri, seperti Wilayah Al-Hasyimiyah yang mengisinya dengan program Hari Sehat Santri, dan juga seperti wilayah-wilayah lainnya di Pondok Pesantren Nurul Jadid.

 

Pewarta: Ahmad Zainul Khofi
Editor: Ponirin Mika

Biro Kepesantrenan Gelar Tes Kompetensi Baca Tulis Alquran Santri Baru

berita.nuruljadid.net – Biro Kepesantrenan bersama Pusat Pendidikan Ilmu Alquran (PPIQ) Nurul Jadid melaksanakan tes klasifikasi kompetensi Baca Tulis Alquran bagi santri baru pada Jumat (19/07/24) di masing-masing wilayah. Kegiatan ini bertujuan untuk mengasah santri agar memiliki kompetensi mumpuni dalam baca tulis Alquran.

Pasalnya, santri sebagai penerus estafet perjuangan Islam di lingkup masyarakat, bangsa, dan negara harus seminimalnya dapat menjaga dan membaca Alquran, maka kurang sempurna status kesantriannya bila tidak mampu membaca Alquran.

Bertolak dari latar belakang tersebut, sebagaimana Wakabid. BKWA dan Pembinaan Santri Madinatul Munawwarah menerangkan bahwa tradisi baca tulis Alquran harus terus lestari, maka pembinaan Alquran perlu ditanamkan sedari dini di lingkungan pesantren.

“Hal yang paling dasar, ini juga termasuk dalam program Furdhul ‘Ainiyah 3 Bulan, yakni bimbingan baca tulis Alquran yang tingkatannya akan terus kontinyu hingga waktu mendatang beriring meningkatnya kualitas santri,” imbuhnya.

Dalam ujian ini, lanjut Madina, hasilnya akan memetakkan santri berdasarkan tingkatan kelompok pembinaan Alquran. Menurutnya, pengelompokan ini berdasarkan dengan kompetensi santri tentang baca tulis Alquran.

“Dengan adanya tes ini, diharapkan pembinaan santri terklasifikasi dengan baik sesuai kemampuan dan kompetensi santri dalam membaca Alquran agar pembinaan Alquran berjalan secara optimal,” ungkapnya.

Menyoal tes, salah satu penguji Dewi Sya’baniyah Rahamtillah menyampaikan bahwa tes ini dibagi menjadi beberapa tahapan, yakni dimulai dengan menulis Surah Al-Fatihah, kemudian membaca Alquran bin nadzor.

“Tahapan ini dilakukan untuk mengetahui sejauh apa kompetensi santri dalam baca tulis Alquran. Dalam tes membaca, penilaian kami memuat: makhorij, sifatul huruf, kelancaran, penekanan bacaan ghunnah serta ahkamul mad,” pungkasnya.

 

Pewarta: Naura Fikroh Sadidah

Editor: Ahmad Zainul Khofi

 

Kunjungan Industri ke PLTU Paiton, SMK Nurul Jadid Kenalkan Dunia Pembangkit pada Siswa

berita.nuruljadid.netSekolah Menengah Kejuruan Nurul Jadid (SMKNJ) melakukan kunjungan industri ke Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Paiton, khususnya PT. PLN Nusantara Paiton, Rabu (17/07/24). Kunjungan ini dalam rangka memberikan pengetahuan tentang dunia pembangkit pada siswa.

Pada lawatan itu, belasan siswa SMKNJ jurusan Teknik Pembangkit Tenaga Listrik (TPTL) tak hanya menerima wawasan dasar tentang pembangkit melalui sambutan pengantar di dalam ruang (indoor), akan tetapi juga mengunjungi dan belajar secara langsung tentang alat operasi di unit tersebut.

Kepala SMKNJ Arief Hariyanto menyampaikan bahwa kunjungan ini dilaksanakan setiap tiga bulan sekali, dengan tujuan untuk mematangkan pemahaman siswa setelah mengikuti kuliah materi pembangkit di kelas.

“Kami berharap dari kunjungan ini siswa mampu lebih mengenal dan mengerti tentang segala hal yang berhubungan dengan pembangkitan,” imbuhnya.

Siswa TPTL, lanjut Arief, akan mengikuti Praktik Kerja Industri (Prakerin) di PLTU dalam waktu dekat. Menurutnya, kunjungan kali ini adalah rentetan sebelum siswa mengikuti Prakerin tersebut.

“Kunjungan ini dalam rangka mematangkan pemahaman siswa tentang pembangkit melalui pembelajaran secara langsung di lapangan sebelum siswa melaksanakan Praktek Kerja Industri (Prakerin),” terangnya.

Siswa SMKNJ tengah disambut oleh Fungsi Rendal Operasi Unit 9 Agus Riyanto dengan wawasan sistem pembangkit.

Pada kesempatan yang sama, Fungsi Rendal Operasi Unit 9 Agus Riyanto mendukung penuh upaya SMKNJ dalam memberikan pengetahuan tentang pembangkit kepada siswa di jurusannya.

“Dengan adanya kunjungan ini, pemetaan kurikulum yang ditargetkan SMKNJ akan terbantu, yakni 70% praktik dan 30% materi,” pungkasnya.

 

Pewarta: Fifin Priandono
Editor: Ahmad Zainul Khofi

Hari Sehat Santri di Bulan Muharram

berita.nuruljadid.net – Masih dalam rangka merayakan bulan Muharram, khususnya Hari Asyura 10 Muharram 1445 Hijriyah, Biro Kepesantrenan Pondok Pesantren Nurul Jadid dalam hal ini Bagian Kos Makan Santri (Kosmari) melangsungkan Program Hari Sehat kepada seluruh santri di wilayah pusat putri, Selasa (16/07/24).

Wakasi. Kosmari dan Logistik Santri Widiana Sari menyampaikan bahwa program ini merupakan lanjutan dari yang telah dilaksanakan pada awal bulan Muharram lalu, Sabtu (06/07/24).

“Pembagian buah ini adalah salah satu program Biro Kepesantrenan yakni “Hari Sehat” berupa pembagian buah dan susu. Adapun susunya telah dibagikan pada awal Muharram, sebagaimana anjuran Islam untuk meminum susu putih di awal tahun baru Hijriyah,” terangnya.

Dalam proses ditribusinya, lanjut Widiana, melibatkan sejumlah pengurus daerah. Pihaknya bertujuan agar proses distribusi ini tersampaikan dengan merata kepada setiap santri.

“Sebab jumlah santri yang semakin bertambah pasca pelaksanaan PSB satu atap, kami menggaet sejumlah pengurus daerah untuk membantu proses distribusi,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Widiana menerangkan latar belakang mengapa program ini dilaksanakan. Menurutnya, Program Hari Sehat bertujuan untuk mengenalkan para santri pada makanan-makanan yang bergizi.

“Tujuan diadakannya Hari Sehat ini tak lain agar santri terbiasa mengkonsumsi real food di tengah makanan ultra-processed food yang semakin mudah kita temui dan sama sekali tidak berdampak baik untuk kesehatan,” pungkas Widiana ketika diwawancarai oleh Tim Nurul Jadid Media, Selasa (16/07/24).

 

Pewarta: Naura Fikroh Sadidah
Editor: Ahmad Zainul Khofi

Hari Asyura di Nurul Jadid, Nuansa Religius dan Menyehatkan Santri

berita.nuruljadid.net – Tanggal 10 di bulan Muharram tahun Hijriyah pada Selasa (16/07/24) menjadi momentum berharga bagi santri untuk merefleksikan sejarah Islam dan melaksanakan berbagai kegiatan religius. Hari itu membawa keberkahan bagi santri di Pondok Pesantren Nurul Jadid, mereka memaksimalkan sepanjang waktunya untuk mengamalkan beberapa amalan Asyura beserta kegiatan penyempurnanya.

Tahun 2024 bukan menjadi yang pertama, pesantren memfasilitasi santri setiap tahunnya untuk mengamalkan beberapa amalan di hari Asyura. Sebagian di antaranya seperti puasa sunnah dan pembacaan doa Asyura serta surat Al Ikhlas 1000 kali. Tahun ini, pembacaan surat Al Ikhlas tersebut dimulai pukul 7 pagi sampai 10 siang di Masjid Jami’ Nurul Jadid bagi santri putra dan musala masing-masing daerah untuk santri putri.

Ketika itu, berbuka puasa adalah momen yang sangat ditunggu oleh santri karena merupakan momen mereka dapat merasakan nikmat makanan dan minuman setelah menahan lapar dan haus sepanjang hari. Hal itu mengajarkan bersyukur atas segala nikmat yang diberikan Allah SWT. Namun, lebih dari itu ada hal lain menurut Kepala Wilayah Al-Hasyimiyah Zahiya Adiba yang dapat dimanfaatkan pada jangka kala tersebut, yakni membiasakan pola hidup sehat pada santri dengan berbagi takjil yang menyehatkan.

Potret foto bersama Pengurus Himpunan Abdi Santri Al Hasyimiyah (HIMASYI) usai membagikan takjil buah-buahan kepada santri.

Sebab, menurutnya, kebanyakan santri terbiasa hidup kurang sehat dari makanan yang dikonsumsinya sehari-hari. Kebiasaan ini sering dilakukan oleh santri dengan mengonsumsi makanan kurang gizi (junkfood) seperti mi instan, gorengan, dan minuman dingin berpemanis buatan.

“Dalam kesehariannya, santri tak jarang mengonsumi makanan yang kurang sehat, hal ini bila sering dilakukan akan tertanam pola hidup kurang sehat bagi santri,” ucap Adiba.

Dengan itu, Kepala Wilayah Al-Hasyimiyah ini berinisiatif melalui organisasi santri Himpunan Abdi Santri Al-Hasyimiyah (HIMASYI) membuat salad buah dan membagikannya kepada seluruh santri di wilayah tersebut.

“Selain bertujuan agar santri berbuka dengan makanan yang sehat, kegiatan ini juga bemaksud untuk menanamkan kebiasaan pola hidup sehat bagi santri. Semoga ini bisa menjadi pemantik bagi santri untuk ke depannya bisa lebih istiqomah mengonsumsi makanan yang sehat,” terang Adiba kepada Tim Nurul Jadid Media, Selasa (16/07/24).

Nampaknya, kegiatan ini tidak hanya dilaksanakan di Wilayah Al-Hasyimiyah, namun juga di beberapa wilayah santri yang lain. Seperti di wilayah santri putra, Biro Kepesantrenan berinisiatif membagikan buah-buahan ke setiap asrama santri untuk berbuka puasa.

 

Pewarta: Naura Fikroh Sadidah
Editor: Ahmad Zainul Khofi

Kegiatan Rekreatif OSABAR Buat Santri Baru Tidak Ingat Rumah

berita.nuruljadid.net – Orientasi Santri Baru (OSABAR) 2024 belum rampung dilaksanakan. Kegiatan masih akan berlanjut pada Rabu (17/07/24). Dalam pelaksanaannya, panitia tidak hanya menyajikan kegiatan pematerian (formal) saja, akan tetapi juga mengisi rangkaian OSABAR dengan kegiatan rekreatif seperti roleplay edukatif, yel-yel, dan kekompakan tim.

Adanya kegiatan rekreatif itu tidak sekadar mewarnai rangkaian kegiatan, akan tetapi juga menyisakan manfaat bagi peserta OSABAR. Sebagaimana yang dirasakan oleh Siti Khadijah, salah seorang Peserta OSABAR 2024, yang memberikan kesan bahagia selama mengikuti rangkaian kegiatan tersebut.

“Saya sangat antusias mengikuti kegiatan rekreatif ini. Di dalamnya bisa main game dan seru-seruan. Sehingga rasa capek dan bosan ini seakan-akan hilang,” ungkapnya saat diwawancarai oleh Tim Nurul Jadid Media, Ahad (14/07/24).

Sependapat dengan paparan Eva, salah satu pendamping intensif santri baru selama OSABAR atau sering disebut sebagai kakak asuh, mengungkapkan bahwa apabila OSABAR hanya diisi dengan kegiatan formal seperti pematerian saja, maka peserta bisa lekas bosan.

“Kalau pembelajaran terus mereka pasti bosan, sekali-kali kita refreshing dengan memberi game estafet pada sesi outdoor.  Selain itu, tujuannya juga agar mereka tidak terlalu capek, bosan, dan tidak sering ingat ke kampung halamannya,” ungkapnya.

Dalam kegiatan ini, lanjut Eva, butuh semangat yang lebih dari kakak asuh untuk memfasilitasi dan mendampingi santri baru.

“Kita juga harus semangat biar mereka juga ikut semangat sampai OSABAR selesai. Mereka juga pasti butuh dukungan dari kita, jadi kita sebagai kakak asuh harus bisa memberikan dukungan kepada mereka,” imbuhnya.

Rupanya, kegiatan pematerian dalam ruang dan kegiatan rekreatif luar ruang dilaksanakan secara pararel. Seluruh peserta mengikuti kegiatan tersebut sesuai dengan tingkat jenjang pendidikannya secara bersamaan dan bergantian.

 

Pewarta: Nur Zhafirah Adilah Zahdah

Editor: Ahmad Zainul Khofi

Santri Baru Bahagia Mengikuti OSABAR 2024

berita.nuruljadid.net – Memasuki masa orientasi pesantren, seluruh santri baru wajib mengikuti kegiatan OSABAR selama 3 hari. OSABAR dirangkai seruntut mungkin untuk memberikan bekal pengetahuan dasar kepesantrenan bagi santri baru sebelum bertolak lebih jauh menuntut ilmu di pesantren.

Hal tersebut disampaikan oleh Neng Nurul Fajriah, Wakil Kepala Biro Pendidikan Nurul Jadid saat memberikan sambutan di malam pembukaan akbar (grand opening) OSABAR, Jumat malam (19/07/24) .

“Didalam pengenalan tersebut, mereka akan diajak lebih mengenal Pondok Pesantren Nurul Jadid,” terang Neng Fajriyah.

Dalam kesempatan yang sama, beliau juga menyampaikan harapannya agar santri masuk ke pondok pesantren bukan hanya mencari ilmu, tapi juga membina akhlakul karimah.

“Tidak cukup hanya ilmu yang dimiliki, tapi mondok itu juga untuk mempunyai karakter yang baik atau akhlakul karimah,” ungkap beliau.

Sebagaimana yang termaktub dalam makna logo dan tema OSABAR 2024. Menurut Ketua Panitia Putri Lu Aili Zahrotunnisa, pena dan kertas kosong yang terdapat dalam logo OSABAR itu adalah simbolisasi santri baru. Kertas yang kosong tersebut tidak akan bermakna jika tidak ditulis dengan pena tersebut.

“Di dalam logo OSABAR terdapat simbolisasi santri yakni pena dan kertas, maka dengan itu santri harus dipandu hal-hal dasar untuk mengisi kertas kosong itu melalui OSABAR,” ujar Lu Aili.

Sedangkan tema OSABAR, lanjut pengurus Wilayah Az-Zainiyah itu, mengusung “Tradisi, Inovasi, Prestasi”. Menurutnya, setiap kata dalam tema tersebut memiliki makna masing-masing.

“Tradisi bermakna budaya klasik pesantren yang hingga kini masih lestari, kemudian inovasi memiliki makna bahwa santri toleran atas pembaharuan, dan prestasi bermakna motivasi santri untuk berdakwah atau bermanfaat bagi masyarakat, bangsa dan negara,” jelasnya.

Di sisi lain, ada hal menarik yang tidak kalah penting untuk disorot dalam pagelaran OSABAR ini, yakni kesan salah seorang peserta usai mengikuti rangkaian OSABAR di hari pertama. Maulidia Rahma Wati, santri asal Jember itu berpendapat sangat berbahagia sekali dapat mengikuti OSABAR 2024.

“Senang banget ikut acara pembukaan OSABAR, salah satunya ada penampilan-penampilan yang keren, bikin kita tambah kerasan,” ungkapnya bahagia.

 

Pewarta: Nur Zhafirah Adilah Zahdah

Editor: Ahmad Zainul Khofi

Santri Baru Mengenal Cikal Bakal Berdirinya Pesantren Nurul Jadid di OSABAR 2024

berita.nuruljadid.net – Sabtu (14/07/24), hari pertama Orientasi Santri Baru (OSABAR), panitia menggelar kegiatan pematerian Selayang Pandang di Aula Pesantren. Rangkaian kegiatan Orientasi Santri Baru (OSABAR) 2024 ini dilaksanakan di dua lokasi, yakni dalam ruangan (indoor) dan luar ruangan (outdoor). Dua lokasi tersebut digelar secara paralel dalam satu waktu, seluruh peserta secara bergantian mengikuti kegiatan di dua lokasi tersebut.

Di dalam ruangan (indoor), panitia menghadirkan Saili Aswi sebagai narasumber dalam sesi pematerian bertema “Selayang Pandang”. Dalam kesempatan itu, beliau memulai sesi dengan menerangkan definisi dan makna Selayang Pandang.

“Selayang Pandang itu diambil dari kata layang berarti melayang-layang, dan pandang yang berarti hanya sekali dilihat lalu lupa,” terang Saili disambut oleh gelak tawa peserta OSABAR.

Definisi ini bukan yang sesungguhnya, namun itu hanya candaan pria berasal dari Kepulauan Raas, Sumenep itu untuk menyapa peserta osabar.

Saili juga memaparkan alasan mengapa Selayang Pandang termasuk menjadi salah satu materi penting untuk kegiatan OSABAR. Menurutnya, materi ini akan mengenalkan santri baru tentang asal muasal berdirinya pesantren serta biografi keluarga pengasuh Nurul Jadid.

“Tak kenal maka tak sayang. Sebelum lebih jauh menekuni ilmu di Nurul Jadid, baiknya para santri mengenal lebih dulu lingkungan tempat mereka belajar, hal ini juga membantu santri agar lebih adaptif,” ungkap beliau.

Selanjutnya, Kepala Madrasah Diniyah Nurul Jadid itu mulai menceritakan cikal bakal berdirinya Pondok Pesantren Nurul Jadid, di mulai sejak kedatangan pendiri K.H. Zaini Mun’im di tanah Karanganyar hingga masa perkembangan periode kedua yang kini tengah diasuh oleh K.H. Moh. Zuhri Zaini.

Di penghujung acara, Saili menegaskan beberapa prinsip pesantren yang harus diketahui oleh santri.

“Pertama, Nurul Jadid hanya mencetak santri menjadi serba bisa (multidisiplin, red.). Kedua, Nurul Jadid itu memiliki sistem salaf dan modern. Terakhir, seluruh santri itu masuk ke Nurul Jadid niatnya harus satu yakni hanya untuk mengaji dan membina akhlakul karimah,” tutup beliau.

 

Pewarta : Shelma Nasywa Ramadhani Munir

Editor: Ahmad Zainul Khofi

OSABAR 2024 Angkat Tema ‘Tradisi, Inovasi, Prestasi’

berita.nuruljadid.net – Pembukaan Akbar (Grand Opening) Orientasi Santri Baru (OSABAR) tahun 2024 Pondok Pesantren Nurul Jadid sukses digelar pada Jumat malam (12/07/24) di Aula Pesantren. Tahun ini, OSABAR mengusung tema ‘Tradisi, Inovasi, Prestasi’.

Tema yang diusung tersebut bukanlah pajangan semata, akan tetapi ada makna yang diusung dalam pekan orientasi tahun ini. Sebagaimana yang disampaikan oleh Ketua Panitia OSABAR Putri, Lu Aili Zahrotunnisa bahwa tema tersebut mengandung tradisi kepesantrenan yang mendorong para santri baru untuk melahirkan inovasi, dari inovasi itu kemudian menjadi prestasi bagi santri.

“Makna tema tersebut juga termasuk harapan kami pada seluruh santri baru yang mengikuti OSABAR tahun ini,” ungkap Pembina Panji Pelapor tersebut.

Selain itu, ungkap Lu Aili, terdapat makna mendalam pada logo OSABAR tahun ini. Dalam logo tersebut ada simbol pena dan kertas kosong yang memiliki makna perjuangan santri dalam menempuh pendidikan di pesantren.

“Pena kami ibaratkan sebagai santri baru, sedangkan kertas adalah wadah yang nantinya akan mereka isi dengan ragam pengalaman selama berada di pesantren” jelas pengurus Wilayah Az-Zainiyah itu.

Tak henti di situ, Lu Aili juga menyebut tema OSBAR kali ini terinspirasi dari Dubai Expo yang kemudian disadurnya menjadi Enje Expo.

“Seperti biasa, acara kita terinspirasi dengan event lagi tren di luar sana, berhubung sekarang ada Dubai Expo, kita modifikasi dan kreasikan menjadi Enje Expo,” tuturnya.

 

Pewarta: Shelma Nasywa Ramadhani Munir
Editor: Ahmad Zainul Khofi

Kenalkan Budaya Pesantren, Nurul Jadid Orientasi Ribuan Santri Baru

berita.nuruljadid.net Sebanyak 1600-an Santri Baru Pondok Pesantren Nurul Jadid, yang baru saja resmi bergabung melalui Penerimaan Santri Baru (PSB) tahun 2024, memulai rangkaian Orientasi Santri Baru (OSABAR), Jumat malam (12/07/24) di Aula Pesantren.

Menurut Muslehuddin Jauhari, koordinator pelaksana Penerimaan Santri Baru (PSB), setelah sesi penerimaan satu atap, seluruh santri baru wajib mengikuti OSABAR yang berlangsung selama 3 hari.

“Tujuan OSABAR adalah memberikan pemahaman mendalam mengenai kehidupan pesantren serta membantu santri baru beradaptasi dengan lingkungan baru mereka,” ungkapnya.

Sementara itu, Koordinator OSABAR, Ahmad Jazim, menjelaskan bahwa kegiatan ini tidak hanya bertujuan untuk memperkenalkan kegiatan kepesantrenan, tetapi juga untuk membangun kedisiplinan dan kebersamaan di antara santri baru.

“Kami berharap OSABAR ini dapat membantu santri baru untuk mengenal nilai-nilai kepesantrenan dan berintegrasi dengan baik di pesantren ini,” ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Biro Kepesantrenan, Gus Ahmad Madarik, menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada masyarakat yang telah mempercayakan pendidikan agama putra-putrinya di Pondok Pesantren Nurul Jadid.

“Kami sangat berterima kasih atas kepercayaan yang diberikan oleh masyarakat. Hal ini menunjukkan tingginya kepercayaan terhadap pendidikan dan pembinaan di pesantren kami,” ungkap Gus Madarik.

Beliau juga menekankan pentingnya santri baru menjaga akhlak baik yang telah menjadi kebiasaan di rumahnya masing-masing.

“Kalau ada santri yang sebelum mondok akhlaknya belum baik, saatnya sekarang untuk diperbaiki. Niat mondok untuk mengaji dan membina akhlakul karimah” tegasnya.

Dengan mengutip hadits yang tertera dalam Kitab Arba’in Nawawi, Gus Madarik menyampaikan bahwa perbuatan seseorang itu tergantung dari niatnya.

Putra sulung almarhum Kiai Wahid Zaini juga menambahkan pesannya agar santri baru menghormati orang tua, kiai, guru dan pengurus pesantren.

“Kalau disuruh ngaji atau belajar oleh pengurus harus diikuti. Jangan cari alasan-alasan yang tidak baik,” imbuhnya.

 

Pewarta: Ahmad Zainul Khofi

Editor: Ponirin Mika

Peduli Lingkungan, Siswa MI Nurul Mun’im Sulap Botol Bekas Jadi Meja

berita.nuruljadid.net – MI Nurul Mun’im (MINM) terus berupaya mendorong siswa/i nya untuk memiliki kreatifitas dan kesadaran peduli terhadap lingkungan. Kali ini, sebagai rangkaian dari class meeting, MINM mengadakan hari kreativitas siswa yakni upcycling atau mengolah ulang botol bekas menjadi meja pada Selasa (09/07).

Seturut penjelasan Fairuz, Penanggungjawab Perpustakaan MINM, meja-meja yang telah dihasilkan dari proses daur ulang ini nantinya akan dipakai untuk meja perpustakaan.

“Beberapa alat dan bahan yang diperlukan untuk membuat meja ini adalah botol bekas ukuran 1,5 liter lengkap dengan tutupnya, lem tembak, solasi, tali rafia, gunting dan kardus bekas,” terangnya.

Dalam proses pembuatannya, lanjut Fairuz, seluruh siswa didampingi oleh wali kelas masing-masing. Dimulai dari menyusun botol bekas untuk bagian kaki meja, kemudian mengikat botol-botol tersebut supaya dapat berdiri kokoh, dan direkatkan dengan isolasi.

“Kami tidak membatasi bentuk mejanya seperti apa, semuanya sesuai kreativitas kelas, boleh berbentuk persegi panjang, lingkaran, atau apapun,” jelas Fairuz.

Dalam kesempatan yang sama, Waka. Humas MINM Ulfatul Halimah mengapresiasi terlaksananya kegiatan ini, pihaknya mendukung penuh kategori pembelajaran rekreatif dan praktis semacam ini.

“Setiap siswa di tiap kelas terlihat antusias dan terlibat aktif dalam kegiatan ini. Kedekatan antar siswa dan wali kelas juga semakin terlihat. Jelas praktik langsung seperti ini merupakan pembelajaran yang menyenangkan,” ujarnya.

 

Pewarta: Syarkawi
Editor: Ahmad Zainul Khofi

Meski PSB Satu Atap Usai, Pendaftar yang Terlambat Tidak Boleh Ditolak. Ini Pesan Pengasuh!

berita.nuruljadid.net – Meski Penerimaan Santri Baru (PSB) satu atap hari ini, Senin (08/07) memasuki hari terakhir, namun penerimaan santri baru bagi Pondok Pesantren Nurul tidak ada istilah ‘usai’. Hal ini didasarkan kepada dawuh pengasuh yang menganalogikan orang ingin mondok itu seperti orang yang hendak masuk Islam (Muallaf, red,), artinya tidak boleh ditolak. Hal tersebut disampaikan oleh Anggota Tim Ex-Officio Roudhatul Jannah saat diwawancarai oleh Tim Nurul Jadid Media, Senin (08/07).

“Kami berpegang pada dawuh Kyai Zuhri, beliau pernah berpesan untuk jangan pernah menolak santri yang hendak mendaftar, karena mereka adalah orang-orang yang ingin belajar ilmu agama,” papar Roudhatul Jannah.

Menurutnya, PSB satu atap hanya sebuah istilah untuk mempermudah wali santri yang hendak mendaftarkan atau memondokkan putra-putrinya di Nurul Jadid.

“PSB satu atap sebenarnya disediakan untuk mempermudah wali santri mendaftarkan putra-putrinya, karena semua keperluan-keperluan disentralkan semua di sini. Mulai dari logistik, E-bekal, hingga pengasramaan,” imbuhnya.

Dengan demikian, tetap ada kesempatan bagi para wali santri yang hendak mendaftarkan putra-putrinya di luar waktu layanan PSB satu atap, yaitu dengan mengurus pendaftaran di kantor sekretariat pesantren. Dengan catatan, wali santri perlu mengurus keperluan lain seperti E-bekal, pembayaran dan semacamnya di lokasi kantor yang terpisah.

Tercatat hingga hari terakhir PSB, total seluruh santri yang telah terverifikasi berjumlah sekira 1.517 santri. Pencapaian ini sesuai dengan prediksi pihak pesantren terhadap jumlah santri yang akan mendaftar pada PSB tahun 2024 ini. Jumlah tersebut tidak jauh dari tahun-tahun sebelumnya, yakni kisaran 1.500 hingga 2.000 santri.

“Walau uang pangkal naik sebab kebutuhan fasilitas pesantren untuk para santri, namun Alhamdulillah total santri pendaftar mencapai target yang telah kami perkirakan sebelumnya,” pungkas ustazah yang juga bertugas di bagian sekretariat putri itu.

 

Pewarta: Wahdana Nafisatuz Zahra
Editor: Ahmad Zainul Khofi

Spiritual Coaching MANJPK Putri: Selamatkan Semangat Belajar Santri secara Holistik

berita.nuruljadid.net – Teknologi revolusi industri semakin merajalela. Dampak dari penggunaan ini sudah menjangkiti banyak kaum sarungan (baca: santri), tak terlepas Santri Pondok Pesantren Nurul Jadid. Salah satu dampak yang dirasakan yakni lunturnya eksistensi dan jati diri santri atas pentingnya adab. Sebagaimana pepatah Arab mengatakan “Al Adab Fauqa Al ‘ilmi” atau adab lebih utama daripada ilmu

Menatap fenomena tersebut, Madrasah Aliyah Nurul Jadid Program Peminatan Keagamaan Putri tak tinggal diam, mereka turun tangan dengan menggelar kegiatan spiritual coaching bertemakan “Yang Tertinggal dari Kita, Akhlak”, Senin (01/07/24) di Aula Mini Pesantren.

Dalam salah satu ikhtiarnya melakukan revitalisasi pentingnya adab bagi santri itu, MANJPK menghadirkan Wakil Sekretaris Pesantren Ny. Hj. Muthmainnah Waqid sebagai narasumber, dengan pemandu acara Alfi Nurindiana.

Departemen Kepesantrenan MANJPK Nayyirotut Tazkiroh mengatakan bahwa objek peserta dari kegiatan ini bukan santri berstatus siswi semata, melainkan juga seluruh pengurus asrama MANJPK putri.

“Di era hari ini, santri didominasi oleh para generasi milenial yang harus menjadi contoh dan tauladan bagi generasi mendatang. Kebanyakan pengurus yang menemani santri dalam giat keseharian adalah generasi milenial,” imbuh Nayyiroh.

Disamping itu, lanjut Nayyiroh, kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan jiwa spiritual dan mendorong semangat serta ketekunan santri untuk menggeluti, mengkaji, dan memahami kitab turats.

“Selain itu, kegiatan ini juga menjadi wadah evaluasi untuk menumbuhkan semangat belajar santri kedepannya,” terangnya.

Dalam kesempatan yang sama, Ny. Hj. Muthmainnah Waqid menyampaikan tentang kematangan spiritual sebagai proses perkembangan kesadaran seseorang tentang nilai-nilai spiritual, hubungannya dengan Tuhan, dan makna hidup.

“Sembilan tanda kematangan spiritual haruslah dimiliki, salah satunya ialah mampu menerima diri sendiri dan orang lain, sebagaimana adanya self-improvement dengan self-acceptance agar kita dapat mengetahui dan menerima kenyataan bahwa dunia bukanlah tempat tujuan melainkan tempat ujian,” dawuhnya.

Kegiatan berlanjut dengan sesi tanya jawab, secara bergiliran peserta mengajukan pertanyaan dan dijawab oleh narasumber. Tak sedikit peserta yang mengungkapkan keresahannya selama menempuh ilmu.

 

Pewarta: Maria Al Faradela
Editor: Ahmad Zainul Khofi

Bedah Buku Filsafat untuk Pemalas, Gus Dhofir Ajak Santri Nurul Jadid Berpikir dengan Bahagia

berita.nuruljadid.net – Matahari semakin tinggi menyapa, suasana ramai dan hangat merayapi lingkungan Pondok Pesantren Nurul Jadid. Sejumlah mahasiswa santri dari berbagai jurusan berkumpul di Aula I Pesantren untuk membedah Buku Filsafat untuk Pemalas karya Ach. Dhofir Zuhry, Ahad (07/07/24).

BEM Fakultas Agama Islam Universitas Nurul Jadid dengan Forum Gerakan Literasi dan beberapa forum lainnya mengadakan diskusi tentang buku tersebut. Achmad Dhofir Zuhry dan K. Imdad Rabbani turut hadir sebagai narasumber, dengan Ahmad Sahidah sebagai moderator.

K. Imdad Rabbani yang kerap disapa Gus Imdad mengungkapkan apresiasinya terhadap buku tersebut, ia menyebutnya sebagai pemantik kesadaran dalam diri manusia tentang betapa pentingnya berpikir.
Menurutnya, buku tersebut menghadirkan topik-topik yang menarik dan ringan, bahkan layak untuk dijadikan sebagai tontonan dan tuntunan oleh pelajar filsafat pemula.

“Buku ini sangat berharga untuk kemudian bagi taman-teman yang masih agak belum betul-betul sadar, untuk memantik kesadaran dalam diri kita masing-masing betapa pentingnya berpikir itu,” tuturnya.

Potret Gus Imdad tengah menyampaikan pandangannya terhadap Buku Filsafat untuk Pemalas di depan peserta.

Gus Imdad menambahkan bahwa buku tersebut menarik karena menggunakan bahasa sederhana yang dekat dengan Generasi Z. Beliau mengharapkan Gus Dhofir berkenan menulis tentang bagaimana filsafat (tradisi ilmu kalam) hadir ke ruang publik dalam bahasa yang ringan seperti buku yang dikarangannya tersebut.

Gus Dhofir merespon paparan narasumber dengan menyatakan bahwa filsafat memang perlu relevan dengan kehidupan sehari-hari, menghadirkan kebahagiaan dalam berpikir.

“Salah satu isi buku ini menyoroti tentang ‘aku berpikir maka aku happy‘,” imbuhnya.

Diskusi dilanjutkan dengan sesi tanya jawab, di mana peserta mengajukan pertanyaan tentang pentingnya berpikir dan maksud dari filsafat itu sendiri serta bagaimana cara mengatasi persoalan diri.

Pewarta: Ahmad Zainul Khofi
Editor: Ponirin Mika