Bedah Buku Filsafat untuk Pemalas, Gus Dhofir Ajak Santri Nurul Jadid Berpikir dengan Bahagia

berita.nuruljadid.net – Matahari semakin tinggi menyapa, suasana ramai dan hangat merayapi lingkungan Pondok Pesantren Nurul Jadid. Sejumlah mahasiswa santri dari berbagai jurusan berkumpul di Aula I Pesantren untuk membedah Buku Filsafat untuk Pemalas karya Ach. Dhofir Zuhry, Ahad (07/07/24).

BEM Fakultas Agama Islam Universitas Nurul Jadid dengan Forum Gerakan Literasi dan beberapa forum lainnya mengadakan diskusi tentang buku tersebut. Achmad Dhofir Zuhry dan K. Imdad Rabbani turut hadir sebagai narasumber, dengan Ahmad Sahidah sebagai moderator.

K. Imdad Rabbani yang kerap disapa Gus Imdad mengungkapkan apresiasinya terhadap buku tersebut, ia menyebutnya sebagai pemantik kesadaran dalam diri manusia tentang betapa pentingnya berpikir.
Menurutnya, buku tersebut menghadirkan topik-topik yang menarik dan ringan, bahkan layak untuk dijadikan sebagai tontonan dan tuntunan oleh pelajar filsafat pemula.

“Buku ini sangat berharga untuk kemudian bagi taman-teman yang masih agak belum betul-betul sadar, untuk memantik kesadaran dalam diri kita masing-masing betapa pentingnya berpikir itu,” tuturnya.

Potret Gus Imdad tengah menyampaikan pandangannya terhadap Buku Filsafat untuk Pemalas di depan peserta.

Gus Imdad menambahkan bahwa buku tersebut menarik karena menggunakan bahasa sederhana yang dekat dengan Generasi Z. Beliau mengharapkan Gus Dhofir berkenan menulis tentang bagaimana filsafat (tradisi ilmu kalam) hadir ke ruang publik dalam bahasa yang ringan seperti buku yang dikarangannya tersebut.

Gus Dhofir merespon paparan narasumber dengan menyatakan bahwa filsafat memang perlu relevan dengan kehidupan sehari-hari, menghadirkan kebahagiaan dalam berpikir.

“Salah satu isi buku ini menyoroti tentang ‘aku berpikir maka aku happy‘,” imbuhnya.

Diskusi dilanjutkan dengan sesi tanya jawab, di mana peserta mengajukan pertanyaan tentang pentingnya berpikir dan maksud dari filsafat itu sendiri serta bagaimana cara mengatasi persoalan diri.

Pewarta: Ahmad Zainul Khofi
Editor: Ponirin Mika

Uang Pangkal PSB 2024, Komitmen Pesantren Fokus pada Peningkatan dan Pengembangan Kualitas Santri

berita.nuruljadid.net – Pondok Pesantren Nurul Jadid (PPNJ) melakukan pembenahan dan upgrading dalam berbagai aspek kepesantrenan. Pada tahun-tahun sebelumnya Nurul Jadid berhasil dalam melaksanakan pembenahan sistem dan peningkatkan kuantitas, kini pesantren yang didirikan KH. Zaini Mun’im tersebut akan fokus pada optimalisasi peningkatan kualitas.

Tidak semata fokus pada kualitas para tenaga pengajar, pihak pesantren sekarang semakin gencar melakukan upaya-upaya dalam mengembangkan dan meningkatkan kualitas santri maupun pengurus dari berbagai disiplin. Hal tersebut dibuktikan dengan diadakannya berbagai pendidikan dan pelatihan, seminar, upgrading skill berupa in house training dan in the job training bagi santri, wali asuh, maupun tenaga pengajar lain. Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Sekretaris Pesantren Ny. Hj. Muthmainnah Waqid saat diwawancarai oleh Tim Nurul Jadid Media, Sabtu (06/07/24).

“Semua yang sedang kita upayakan di sini merupakan bentuk pengabdian kepada pesantren sekaligus mengharap barokah dari masyayikh-masyayikh terdahulu,” terang menantu alm. KH. Abdul Wahid Zaini ini.

Untuk mewujudkan cita-cita tersebut tentu tidak mudah, salah satu itikad yang baik itu berekses pada diadakannya pemabyaran uang pangkal sebagai bagian dari biaya pendaftaran santri baru berjumlah lima juta rupiah dengan total jumlah keseluruhan biaya PSB yang tahun ini, Sabtu, (06/07) sekitar Rp. 10.410.000.

Angka tersebut, tentu bukanlah nominal yang kecil. Meski demikian, pihak pesantren memberi keringanan, wali santri diperkenankan mencicil pembayaran uang pangkal hingga waktu tenggang satu tahun. Pengajuan surat keringanan tagihan uang pangkal ini tidak melalui persetujuan staf melainkan harus melalui salah seorang dari delapan petugas layanan khusus yang ditetapkan oleh pesantren.

“Ada 8 orang yang diberi Surat Keterangan (SK) oleh Kepala Pesantren untuk melayani wali santri yang ingin mengajukan keringanan tagihan uang pangkal supaya bisa dicicil selama satu tahun,” jelas Nyai Hj. Mutmainnah Waqid yang juga termasuk dalam keanggotaan petugas layanan khusus.

Nyai Hj. Mutmainnah Waqid atau yang lebih dikenal dengan Ning Iin berharap penuh agar PSB tahun ini berjalan dengan lancar.

“Saya berharap PSB tahun ini bisa berjalan lancar, seluruh petugasnya diberi kesehatan selalu serta bisa melaksanakan tugasnya masing-masing dengan prima dan maksimal hingga akhir,” tandas beliau.

 

Pewarta: Wahdana Nafisatuz Zahra
Editor: Ahmad Zainul Khofi

Wali Santri Wajib Simak, Yuk Intip Persediaan Logistik PSB!

berita.nuruljadid.net – Tahun ini, dengan memegang teguh prinsip ‘fokus pada kualitas daripada kuantitas’ terdapat banyak hal yang berbeda pada Penerimaan Santri Baru (PSB) Pondok Pesantren Nurul Jadid tahun 2024 yang diadakan di Aula 2 Pesantren, sejak Rabu (03/07/2024), salah satunya adalah penyediaan barang logistik yang harus di terima santri baru.

Terdapat 15 barang yang akan didapatkan oleh santri baru putri, yakni Gamis Abaya, 3 setel seragam sekolah, Jasket, Hasduk dan Kolom, Sepatu Nurul Jadid, Kaos kaki sebanyak 2 pcs, Album Rapot, A’malul Yaum, Buku Selayang Pandang, Buku Panduan Wali Santri, Panduan Santri dan 5 buah buku tulis khas Nurul Jadid. Begitupula yang didapat oleh Santri Putra, bedanya hanya pada seragam sekolah dan pesantren.

Diketahui dari Wasilatus Sholihah, salah satu penanggung jawab bagian logistik mengatakan, terdapat banyak perubahan daripada tahun-tahun sebelumnya, yakni perbedaan seragam, dan keselarasan sepatu untuk seluruh santri yang mendaftar.

“Banyak yang berbeda dari tahun sebelumnya, yang paling mencolok ialah santri baru dapat sepatu khas NJ juga terdapat penggantian seragam pesantren yang biasanya warna putih diganti dengan gamis abaya warna hijau, yang nanti akan digunakan kalau ada kegiatan pesantren dan pulangan,” ungkap guru SMANJ tersebut.

Untuk santri lama yang belum mendapatkan Gamis Abaya, maka menggunakan seragam putih-putih seperti biasa.

“Sementara ini kalau ada kegiatan pesantren pakai seragam putih-putih dulu, mungkin kedepannya disuruh akan di fasilitasi oleh pesantren, saya kurang tau tapi pasti, namun pada akhirnya pasti akan berseragam sama dengan serentak,” tutup beliau.

 

Pewarta : Shelma Nasywa Ramadhani Munir
Editor: Ahmad Zainul Khofi

Pesan Haru Wali Santri saat Memondokkan Buah Hati di Nurul Jadid

berita.nuruljadid.net – Memasuki tahun ajaran baru 2024/2025 Pondok Pesantren Nurul Jadid (PPNJ) kembali menggelar Penerimaan Santri Baru (PSB) yang dilaksanakan selama delapan hari (3-8 Juli 2024) berlokasi di Aula II Pesantren. Hari ke-lima PSB, para keluarga berhiliran memadati lokasi pendaftaran, Ahad (7/7/2024).

Memasukkan buah hati ke pondok pesantren tentunya membutuhkan pertimbangan yang matang dan tekat yang kuat untuk melepas kepergian anak yang masih usia dini. Sebagaimana yang disampaikan oleh salah satu Wali Santri, Ahmad Yuri.

“Yang paling dominan tentu rasa bahagia dan haru. Keinginan untuk menyekolahkan anak di pondok pesantren akhirnya terkabul dan yang paling penting, anaknya juga mau,” ujar salah satu keluarga asal Bondowoso.

Pesantren tidak lagi menjadi alternatif terakhir, imbuh Yuri, tetapi menjadi proritas utama bagi banyak orang tua.

“Semuanya demi kebaikan anak, namanya juga lagi nyari ilmu, harus Ikhlas. Yang paling penting fokus cari ilmu dan barokah kiyai, rezeki apa kata nanti,” ucap beliau.

Beliau juga menambahkan tidak banyak orang tua yang mau memasukkan anaknya ke pondok pesantren, karena melepas kepergian anak yang masih kecil dan tentu membutuhkan tekat yang kuat.

“Semua ini demi masa depan yang lebih baik, kami rela dan ikhlas berpisah dengan anak kami,” pungkas beliau.

Banyak dari para keluarga yang harus merelakan para buah hatinya yang akan mencari ilmu di pondok pesantren, diantaranya juga seperti Muhammad Khoirul, salah satu keluarga yang berasal dari patrang, Jember.

“Harus Ikhlas, dalam mencari ilmu, namanya juga demi kebaikan anak, sebab bila dimasukkan ke pondok itu lebih aman dan terjaga,” ujar beliau.

 

Pewarta:  Bunga Adelia Gadisian

Editor: Ahmad Zainul Khofi

Pendidikan Pra Sekolah Nurul Jadid Gelar Munajat di Malam 1 Muharram

berita.nuruljadid.net – Dalam rangka menyambut tahun baru Islam 1446 Hijriah, satuan pendidikan tingkat pra dan dasar Pondok Pesantren Nurul Jadid menggelar kegiatan pengamalan doa-doa dan amalan 1 Muharram kepada peserta didik usia dini, Sabtu (06/07/24) di halaman MI Nurul Mun’im (MINM).

Kegiatan ini diadakan secara perdana dengan menyatukan berbagai lembaga satuan pendidikan tingkat pra dan dasar di bawah naungan Pondok Pesantren Nurul Jadid. Berdasarkan hasil observasi Tim Nurul Jadid Media, lembaga yang terlibat diantaranya: MI Nurul Mun’im, TK Bina Anaprasa, TPA Ar-Rahmah, dan TP Anak Saleh.

Inisiator kegiatan Umar Falas menyatakan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk membangun pondasi kesadaran beragama sejak usia dini melalui pengamalan 1 Muharram.

“Pengamalan 1 Muharram sejak usia dini penting untuk membentuk pondasi keagamaan yang kokoh pada anak-anak. Mereka belajar menghargai momen-momen penting dalam Islam dan membangun komitmen untuk menjalankan amalan-amalan dalam Islam,” ungkapnya.

Potret salat maghrib berjamaah dalam rangkaian peringatan 1 Muharram 1446 H di halaman MI Nurul Mun’im

Kegiatan ini, lanjut beliau, disambut baik dan didukung dengan penuh oleh para lembaga yang berturut serta. Buktinya, menurut Waka. Kesiswaan MINM itu, peserta dengan antusias mengikuti rentetan acara dari awal hingga akhir.

“Kegiatan ini dimulai dari pembacaan doa akhir tahun, doa awal tahun, shalat berjamaah, pembacaan shalawat qiyam, dan pembagian susu,” paparnya.

Di samping itu, Umar berharap kegiatan ini juga mampu mempererat tali solidaritas antar lembaga satuan pendidikan tingkat pra dan dasar yang berada di bawah naungan Pondok Pesantren Nurul Jadid.

“Ini adalah kegiatan kolaborasi perdana, semoga mampu menjadi pemantik untuk kegiatan-kegiatan yang lebih bermanfaat ke depannya,” pungkasnya.

 

Pewarta: Ahmad Zainul Khofi
Editor: Ponirin Mika

Komitmen Wujudkan Pelayanan Prima, Biro Kepesantrenan Laksanakan Pelatihan Bimbingan Konseling Wali Asuh

berita.nuruljadid.net – Senin (30/06/24), bertempat di Aula Mini Pondok Pesantren Nurul Jadid, Biro Kepesantrenan melaksanakan peningkatan layanan konseling santri melalui Kegiatan Pelatihan Bimbingan Konseling dan Wali Asuh. Kegiatan ini diselenggarakan selama dua hari dari Ahad (29/06/24) sampai Senin (30/06/24).

Kasi. BK-WA dan Motivasi Santri Biro Kepesantrenan Taufik Hidayat menyampaikan kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka memberi wadah kepada para pengurus daerah untuk meningkatkan kualitas pelayanan konseling kepada santri di daerah (asrama santri).

“Semoga kesempatan ini dapat dimaksimalkan betul oleh pada pengurus daerah untuk menyerap ilmu konseling dari para pemateri,” imbuhnya.

Para peserta, lanjut Dayat, didorong untuk tidak hanya menyerap ilmu dari kegiatan ini, akan tetapi juga mengamalkan ilmunya untuk melayani santri, khususnya di bidang konseling.

“Konseling ini menjadi salah satu hal yang sangat penting untuk perkembangan santri, sebab masing-masing orang pasti memiliki masalah individu yang dapat menghambat proses pembelajarannya. Di situlah kita hadir untuk memberikan solusi,” pungkasnya.

Kegiatan ini menghadirkan dua pemateri ahli di bidang konseling, yakni Dr. KH. Moh. Mahfudz Faqih, M. Si. dan Holil Hasyim Asy’ari, M.Pd.I. Diikuti oleh Koordinator Bimbingan Konseling Daerah dan Wali Asuh Daerah. Seluruh peserta dengan antusias memerhatikan dan mencatat hasil perasan ilmu dari pemateri selama acara berlangsung.

 

Pewarta: Ahmad Zainul Khofi
Editor: Ponirin Mika

Sambut Kedatangan Santri Baru, Biro Kepesantrenan Upgrade Skill Komunikasi Pengurus

berita.nuruljadid.net – Dalam rangka menyambut kedatangan Santri Baru di Pondok Pesantren Nurul Jadid, Biro Kepesantrenan Putri mengundang seluruh pengurus I’dadiyah (Asrama Khusus Santri Baru) untuk mengasah kompetensi kepengurusan dalam Desiminasi Skill Komunikasi Efektif Wali Asuh terhadap Wali Santri pada Jumat, (28/06/2024) di Aula Mini Pesantren.

Wakabid. Penataan Wilayah dan Kesejahteraan Santri, Siti Maknunah selaku penanggung jawab kegiatan menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk membangun hubungan yang positif antara Pengurus dan Wali Santri.

“Salah satu tujuan kegiatan ini adalah Wali Asuh Santri Baru dapat menjadi sosok yang komunikatif dalam menyampaikan perkembangan anak, baik perkembangan positif maupun perkembangan negatif. Karena komunikasi yang tidak dilakukan dengan sangat baik akan menyebabkan banyak kesalahpahaman atau perbedaan persepsi antara Wali Asuh dan Wali Santri,” ungkapnya.

Berdasarkan dari laporan hasil observasi Tim Nurul Jadid Media, kegiatan desiminasi ini membahas tentang 4 materi pokok, diantaranya:

Kita berharap, lanjut Siti Maknunah, kegiatan ini akan menjadi langkah awal yang baik untuk membangun hubungan yang hangat antara Wali Santri dengan pesantren.

“Lagi-lagi kegiatan ini dilaksanakan untuk meningkatkan trust Wali Santri terhadap Pesantren,” pungkasnya.

Menyoal acara, desiminasi ini dibungkus dengan kegiatan in house training selama satu hari dengan dua sesi, yakni pagi dan siang-sore.

Adapun pembahasan dalam kegiatan desimenasi tersebut sebagaimana yang dirangkum dari hasil observasi oleh Tim Nurul Jadid Media berikut:

Pertama, prinsip komunikasi efektif. Adapun prinsip-prinsip tersebut diantaranya adalah memanggil Wali Santri dengan penghormatan nama atau panggilan lain seperti “bapak/ibu”, tersenyum, memberikan attention penuh dan berbicara sesuai yang disukai oleh lawan bicara. Hal ini dikarenakan bukan seberapa lama waktu yang dihabiskan. Akan tetapi, seberapa hangat perbincangan tersebut. Dengan demikian, Wali Santri akan merasa nyaman ketika berbicara dengan Wali Asuh.

Kedua, Wali Asuh menjadi pendengar yang baik. Sosok yang komunikatif tidak dapat hanya dinilai dengan kompetensinya dalam menyampaikan sesuatu, tetapi keterampilannya menjadi pendengar yang baik juga sangat dibutuhkan sebab komunikasi adalah hubungan dua arah.

Ketiga, bijak dalam menyampaikan kekurangan anak asuh. Hal ini bertujuan agar Wali Asuh dapat menyampaikan kekurangan anak dengan kata-kata yang positif dan tidak menghakimi serta fokus kepada solusi dan saran dari orang tua mengenai penanganan terhadap kekurangan anak asuh.

Keempat, handling complaint atau mengelola komplain Wali Santri. Setiap Wali Asuh harus memiliki keahlian mengelola dan memutar komplain Wali Santri dengan baik. Misalnya tidak gampang tersulut emosi ketika mendengar komplain yang menohok, tetapi bersikap bijak mendengarkan dan meluruskan apa yang sebenarnya terjadi.

 

Pewarta: Naura Fikroh Sadidah
Editor: Ahmad Zainul Khofi

Kiai Abdul Matin Djawahir dan Keluarga Silaturahmi ke Ponpes Nurul Jadid

berita.nuruljadid.net – Kedatangan saya dan keluarga di Pondok Pesantren Nurul Jadid ini untuk mengenalkan dan men-sowan-kan anak dan cucu saya kepada Pondok Pesantren Nurul Jadid sebagai induk dari Pondok Sunan Bejagung, Tuban, Jawa Timur. Ungkapan itu disampaikan KH. Abdul Matin Djawahir saat bersilaturrahim di Ponpes Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo. Kamis (27/06/24) di ruang tamu pesantren.

“Kami ingin belajar pada Ponpes Nurul Jadid bagaimana cara mengelola yayasan yang di pimpin oleh kiai. Meski yayasan itu organisasi tertinggi di pesantren namun keberadaan kiai di pesantren sangat vital yang bisa menentukan arah pesantren,” katanya.

Kiai Matin menceritakan terkait berdirinya pesantren Sunan Bejagung yang dipimpinnya.

“Pondok kami berdiri pada tahun 1998 dan Alhamdulillah mengalami peningkatan jumlah santri. Tahun ini yang lulus 300 orang tapi yang masuk mendaftar sebagari santri baru untuk tahun ini berjumlah 500 orang,” tambahnya.

Sebagai alumni Pondok Pesantren Nurul Jadid, kiai Matin bersyukur tengah mendapatkan anugerah karena bisa men-sowan-kan anak dan cucunya kepada keluarga besar Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Sebelum acara dialog, KH. Moh. Zuhri Zaini menjelaskan bahwa Pesantren Nurul Jadid dikelola secara organisatoris.

“Sejak awal, pendiri (KH. Zaini Mun’im) mengurus pesantren ini secara organisasi. Pada saat rapat-rapat yang di gelar pesantren, kiai Zaini ikut hadir menjadi peserta rapat hingga pukul 2 malam,” dawuhnya.

Bahkan, Kiai Zaini membiarkan pengurus yang sedang berdiskusi, berdebat dalam membicarakan pesantren. Beliau baru meluruskan saat perdebatan pengurus itu semakin sengit. Jadi sejak awal pesantren ini dikelola secara demokratis,” imbuhnya.

Selanjutnya, Kiai Zuhri mengungkapkan prinsip dasar yang menjadi acuan dalam mengelola pesantren, yaitu: kesadaran beragama, kesadaran berilmu, kesadaran bermasyarakat, kesadaran berbangsa dan bernegara, dan kesadaran berorganisasi,” tegasnya.

Sedangkan Kepala Pesantren KH. Abdul Hamid Wahid mengungkapkan tujuan kunjungan dari keluarga besar Pesantren Sunan Bejagung.

“Titik fokus kunjungan ini berkait struktur kepemimpinan PPNJ, Qanun asasi, tata kelola dan peraturan,” pungkasnya.

Senada dengan Kiai Zuhri, Rektor Universitas Nurul Jadid ini menerangkan bahwa pelaksanaan organisatoris di Pondok Pesantren Nurul Jadid sifatnya non formal (kultural-struktural).

“Ramuan atau racikan dari kultural dan struktural di pesantren dibentuk dalam struktur organisasi yang berlaku di pesantren ini,” paparnya.

 

Pewarta     : Ahmad Zainul Khofi
Editor        : Ponirin Mika

 

Hafal Juz Amma, 54 Peserta Didik TK Bina Anaprasa Diwisuda

berita.nuruljadid.net – Taman Kanak-kanak (TK) Bina Anaprasa Pondok Pesantren Nurul Jadid menggelar acara akhirussanah atau wisuda pada Selasa (25/06/24) di Aula I Pesantren. Acara tahun ini menyongsong tema “Mengantar Generasi Berakhlaqul Karimah”.

Lembaga yang berdiri sejak tahun 1987 itu mewisuda peserta didiknya sebanyak 54 orang yang terdiri dari 21 orang laki-laki dan 23 orang perempuan. Turut hadir dalam acara tersebut jajaran pengurus pesantren, Pengawas TK Kecamatan Paiton, jajaran Guru TK Bina Anaprasa dan seluruh wali murid kelas A dan B.

Dimulai tepat pukul 08.00 WIB, beragam kesenian dan hiburan karya siswa-siswi TK Bina Anaprasa mewarnai atmosfir di penghujung awal acara, penampilan-penampilan tersebut diantaranya Tari Sajojo, Tari Isfa’lana, Manuk Dadali, Dance Ayo Mondok, Pembacaan Aqidatul Khomsin, Pembacaan Surat An-Naba’, Tarian Semaphore, Tari Al-Aini, sampai pembacaan Asmaul Husna dan terjemahannya.

Sebelum memasuki sesi inti acara wisuda, kegiatan dilanjut dengan sambutan dari perwakilan wali kelas, kepala sekolah, Neng Mabruroh dan Pengawas TK Kecamatan Paiton.

Momen haru peserta wisuda bertemu dengan orang tuanya usai pagelaran wisuda.

Kepala Sekolah TK Bina Anaprasa Fitriyah berharap kegiatan ini menjadi sebuah renungan flashback terhadap masa-masa selama di TK dan menjadi kenangan untuk masa yang akan datang.

“Semoga bermanfaat dan berlanjut untuk masa depan, semoga anak-anak hebat ini menjadi hafiz yang dapat memberi mahkota orang tuanya di surga nanti,” ungkapnya.

Menariknya, TK Bina Anaprasa memasang standar lulusan, yakni dengan mewajibkan peserta didiknya mengahafal minimal setengah dari juz 30 dan Asmaul Husna beserta terjemahannya.

“Kita memasang target agar anak-anak itu bisa wisuda dengan menghafal Asmaul Husna dan hafal minimal setengah juz 30, kalau bisa keseluruhan juz 30 itu lebih baik,” ujar beliau.

 

Pewarta : Shelma Nasywa Ramadhani Munir
Editor: Ahmad Zainul Khofi

Kali Kedua Ponpes Nurul Jadid Gelar Pelatihan Persiapan Penerapan ISO 21001: 2018

berita.nuruljadid.net – Pondok Pesantren Nurul Jadid kembali menggelar pelatihan persiapan ISO 21001:2028, Selasa (25/06/24) di Aula Mini Pesantren. Kegiatan ini merupakan lanjutan dari pelatihan pertama yang digelar dua pekan lalu, Selasa (11/06/24).

Berbeda pembahasan dengan pertemuan pertama, kali ini yang menjadi pembahasan adalah Training Awareness dan Gap Analysis 21001:2018. Sebagaimana diungkapkan Sekretaris Pesantren Tahirudin dalam sambutannya.

“Dua hari kita akan melaksanakan latihan ini, dengan membahas dua materi pokok yaitu Training Awareness dan Gap Analisys 21001:2018, pada hari Selasa-Rabu , 25-26 Juli 2024,” ungkapnya.

Langkah ini, tegas Tahir, merupakan upaya Pondok Pesantren Nurul Jadid untuk membuktikan bahwa dirinya komitmen melakukan pengembangan dan peningkatan untuk memberikan pelayanan yang maksimal dalam bidang pendidikan, dakwah, dan kader umat.

“Penerapan ISO ini bukti nyata bahwa Pondok Pesantren Nurul Jadid telah bergerak maju untuk memberikan pengabdian yang terbaik untuk agama, bangsa dan negara,” imbuhnya.

Menurut Tahir, santri yang belajar di pesantren ini harus mendapatkan pelayanan pendidikan yang bermutu.

Dalam kesempatan yang sama, Ir. Dodik P, S. AK selaku trainer yang di utus oleh Smart Consulindo Management Consulling pada kegiatan tersebut menyampaikan tentang manfaat ISO 21001.2018 di pesantren.

Kata Dodik, manfaat dari ISO ini adalah 1) menyeleraskan visi-misi dan program dari kegiatan yang ada agar tidak saling berbenturan, 2) memberikan waktu dan kesempatan yang sama terhadap semua elemen yang ada di pesantren, 3) promosi pendidikan mandiri dan kesempatan belajar seumur hidup, 4) personalisasi pendidikan dan respon yang efektif terhadap pendidikan anak berkebutuhan khusus, 5) proses dan alat evaluasi yang konsisten untuk menunjukkan dan meningkatkan efektivitas dan efisiensi.

 

Pewarta: Ahmad Zainul Khofi

Editor: Ponirin Mika

Tak Hanya Santri, Pengurus pun Ikuti Ajang Gali Bakat Lewat DAI

berita.nuruljadid.net – Masih dalam nuansa Idul Adha, Himpunan Abdi Santri Al-Hasyimyah (HIMASYI) kembali menggelar lomba, Kamis (20/06/24). Pada kesempatan ini, HIMASYI menggelar lomba Dakwah Islam (DAI) yang khusus diikuti oleh pengurus daerah, berbeda seperti lomba sebelumnya yang hanya melibatkan santri siswi.

Kepala Wilayah Al-Hasyimiyah Zahiya Adiba memaparkan bahwa lomba DAI ini merupakan kegiatan perdana yang melibatkan para pengurus daerah. Menurutnya, kegiatan ini berangkat dari keinginan untuk mengamalkan materi dakwah yang telah dimiliki oleh para pengurus daerah dari kegiatan pematerian dakwah oleh Biro Pengembangan.

“Daripada bakat mereka terpendam, akhirnya saya berinisiatif mengadakan lomba DAI bagi pengurus,” ungkap Adiba.

Di samping itu, lanjut Adiba, lomba ini juga bertujuan untuk mewujudkan misi pesantren sebagai lembaga kader, yaitu melahirkan santri yang mampu menyiarkan Islam di masyarakat, salah satunya melalui DAI.

“Saya sangat mengapresiasi antusias para pengurus dalam berpartisipasi pada lomba ini, sebab saya sempat pesimis di awal, berbeda saat pelaksanaan, mereka beradu bakat dengan sangat kompetitif,” imbuhnya.

Menyoal acara, para peserta dinilai berdasarkan beberapa kriteria, meliputi isi teks sebesar 40%, mimik wajah 30%, dan kelancaran 30%. Terdapat 14 perwakilan dari masing-masing daerah mengikuti lomba tersebut, semuanya antusias beradu dengan sengit.

Sebagaimana yang dirasakan oleh Febriani Rizqi Nur Setiyawati sebagai peraih juara 1 dalam lomba tersebut. Dirinya tidak menyangka akan memenangkan perlombaan sebab para pesaingnya yang ketat.

“Saya tidak menyangka berhasil dalam lomba ini, karena saya masih pendatang baru yang hanya belajar dengan menonton video dakwah seperti Ustazah Halimah Alaydrus,” lontar pengurus Daerah As-Sofwah tersebut.

 

Pewarta: Nur Zhafirah Adilah Zahda

Editor: Ahmad Zainul Khofi

Gemilang! Tim Hadrah Muhibbus Sholawat Nurul Jadid Raih 2 Piala Sekaligus Dalam Sehari

nuruljadid.net – Tim Hadrah Muhibbus Sholawat Nurul Jadid berhasil membawa pulang 2 piala tingkat Nasional dan Tingkat Jawa Timur sekaligus dalam sehari. Mereka mendapatkan itu dari dua perlombaan festival banjari di dua tempat yang berbeda pada hari Minggu (23/06/2024).

Lomba pertama diadakan oleh IPNU-IPPNU yang bertempat di Sumber Pasir, Pakis,  Malang. Tim Muhibbus Sholawat memiliki kesempatan unjuk skill yang dimiliki pada jam 4 sore. Mereka berjuang melawan 59 peserta lainnya dari berbagai daerah di Jawa Timur.

Setelah itu, mereka bergegas untuk melanjutkan perjalanannnya menuju tempat perlombaan kedua di Mojokerto yang diselenggarakan oleh PPBH Al-Qurtuby Mojogeneng Mojokerto. Tim Muhibbus Sholawat harus ekstra melawan rasa lelah dan letih demi memberikan penampilan terbaiknya di lomba kedua ini. Mereka begitu memperjuangkan perlombaan tersebut dengan se masksimal mungkin.

Jauh-jauh hari sebelumnya mereka sudah berusaha keras agar bisa memberikan penampilan skill sebaik mungkin dihadapan dewan juri. Alhasil, mereka bisa memetik buah dari jerih payah mereka dengan memenangkan dua perlombaan sekaligus di hari yang sama.

Juara Terbaik satu fesban se Jatim diraih oleh tim Muhibbus Sholawat, kedua diraih oleh Tim TWI, dan ketiga didapatkan oleh tim Ar Riyash. Sementara itu, untuk Jawara Fesban Nasional di Mojokerto Terbaik satu direbut oleh tim Muhibbus Sholawat, terbaik kedua dibawa pulang oleh tim JDFI Lahnul Asyiqin, dan terbaik ketiga diraih oleh tim Jadid Muazzam.

Mereka merasa bersyukur dan sangat senang sekali dengan perolehan juara ini. Sebab tidak menyangka bisa memenangkan keduanya di hari yang sama.

“Alhamdulillah, Kami sungguh tidak menyangka bisa meraih juara 1 Fesban tingkat Jatim dan tingkat Nasional ini dalam sehari. Ini adalah pengalaman yang luar biasa dan merupakan hal yang perdana bagi kami,” Ujar Nuris, salah satu personil tim Muhibbus Sholawat dengan senyum cerahnya.

 

Pewarta : Muhammad Bakron Andre Setiawan

Editor : Ponirin Mika

 

 

Melatih Kemandirian di Usia Dini, TK Bina Anaprasa Gelar Kemah Sehari

berita.nuruljadid.net – Puluhan peserta didik usia dini mengikuti kemah Pramuka untuk mengasah kemandirian, kedisiplinan, dan keberanian bersosial pada kegiatan Pekemahan Sehari (Persari). Kegiatan ini diadakan oleh Taman Kanak-kanak (TK) Bina Anaprasa pada Ahad (23/06/24) di halaman sekolah.

Kepala Sekolah TK Bina Anaprasa Fitriyah mengatakan kegiatan kemah Pramuka ini merupakan implementasi dari salah satu misi kepala pesantren untuk membentuk kemandirian santri melalui Pramuka.

“Dengan kegiatan ini diharapkan dapat mendorong karakter kemandirian santri sejak usia dini, sebab pramuka dinilai dapat membangun manusia yang memiliki karakter serta watak kuat, tidak hanya cerdas serta menguasai ilmu pengetahuan akan tetapi juga generasi muda yang tangguh, serta berbudi pekerti, hingga dapat menjunjung persatuan dan kesatuan,” katanya.

Potret salah satu rangkaian kegiatan kebangsaaon pada perkemahan sehari TK Bina Anaprasa.

Ia menambahkan para peserta kegiatan perkemahan Pramuka, diikuti sebanyak 55 siswa yang terdiri dari kelas A dan B TK Bina Anaprasa.

Dalam kegiatan tersebut, pelajar yang ikut akan mengikuti senam pagi, kegiatan ibadah, semaphore, tadabbur alam, hingga api unggun, dan kegiatan kepramukaan lainnya.

Pembina Pramuka Nurul Jadid, Umar Falas menyampaikan tujuan utama pelaksanaan kegiatan tersebut adalah untuk memupuk kedisiplinan generasi muda, tanggungjawab, tenggangrasa, sehingga rasa kecintaan terhadap bangsa akan tertanam pada jiwa mereka.

“Melalui kegiatan kepramukaan ini, akan tertanam kemandirian dan kedisiplinan dalam diri mereka, ini baik untuk perkembangannya ke depan,” imbuhnya.

Tampak Pembina Pramuka Nurul Jadid Umar Falas bersama Kasi. Kelembagaan Biro Pendidikan Ahmad Jazim tengah berkunjung dan menugaskan sejumlah personil anggota pramuka.

Sehubungan dengan itu, Kepala Bidang Kelembagaan Mujiburrohman bersama Kepala Seksi Kelembagaan Ahmad Jazim Biro Pendidikan Nurul Jadid mendukung penuh terselenggaranya kegiatan Persari. Pihaknya melakukan moniroting dan menugaskan sejumlah peserta didik anggota Pramuka tingkat penegak dari SMA Nurul Jadid dan tingkat penggalang dari MI Nurul Mun’im untuk turut mensukseskan acara kepramukaan tersebut.

 

Reporter: Ahmad Zainul Khofi
Editor: Ponirin Mika

Kiai Zuhri Zaini: 4 Penyakit Hati yang Harus Diwaspadai Umat Muslim

berita.nuruljadid.net – Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid KH. Moh. Zuhri Zaini menerangkan ada 4 penyakit hati yang perlu dihindari oleh umat Muslim. Hal tersebut beliau kutip dari keterangan Syaikh Abu Yazid Al-Bustami pada kitab Minhajul Abidin karya Imam Al-Ghazali yang dikaji pada Sabtu (22/06/24) di Musala Riyadlus Sholihin.

Pertama, Kiai Zuhri mengingatkan umat Muslim untuk tidak terlalu sering berangan-angan tentang masa depan.

“Masa Depan memang perlu disiapkan dan direncanakan. Akan tetapi, jangan terlalu dipikirkan sampai berlarut-larut. Karena terlalu banyak berangan-angan tentang masa depan cenderung menjadikan kita lupa untuk menyiapkannya,” terangnya.

Penyakit hati yang kedua, lanjut beliau, adalah sifat terburu-buru untuk meraih tujuan alias bermental terima jadi.

“Terkadang kita memaksa banyak hal untuk selesai di waktu yang singkat. Padahal, ada proses penting yang harus kita lalui agar lebih bisa menikmati apa yang akan kita dapatkan,” jelasnya.

Beliau memberikan contoh fenomena era globalisasi hari ini, tepatnya usaha di saat kita hendak makan. Menurut beliau, akan berbeda rasanya ketika kita masak sendiri selama berjam-jam, ketimbang membeli makanan melalui Go Food yang hanya dapat diakses dengan satu kali ketukan di HP.

Kemudian penyakit hati yang ketiga adalah sifat dengki. Di bagian ini, Kiai Zuhri berpesan agar kita senantiasa menjauhkan sifat ke-aku-an dalam diri.

“Sifat dengki adalah rasa tidak suka apabila kenikmatan dianugerahkan untuk orang lain karena ia merasa kenikmatan hanya boleh menjadi miliknya saja,” imbuhnya.

Meniti pada poin keempat penyakit hati, yakni takabbur atau sombong. Menurut beliau, sifat sombong adalah perilaku ketika seseorang merasa dirinya besar dan sangat berharga.

“Dosa inilah yang menyebabkan Iblis durhaka kepada Tuhan karena ia merasa lebih baik daripada Nabi Adam, begitupun sifat inlah yang menjadikan Qabil, putra Nabi Adam As, membunuh saudara kandungnya sendiri (Habil, red.),” paparnya.

Akhir penjelasan tentang 4 hal di atas, Kiai Zuhri berpesan kepada umat Muslim untuk senantiasa melakukan introspeksi diri dan menjernihkan hati agar amal-amal yang dilakukannya tidak berujung sia-sia.

 

Pewarta: Naura Fikroh Sadidah

Editor: Ahmad Zainul Khofi

Santri Nurul Jadid Hadirkan Prof. Aksin Wijaya Bahas Tafsir Kontemporer

berita.nuruljadid.net – Salah satu peran pesantren adalah terus melestarikan kajian berbagai disiplin keilmuan. Hal ini mendasari Santri Pondok Pesantren Nurul Jadid untuk menghidupkan kajian Ulumul Quran dan Tafsir seperti yang digelar pada Jumat siang (21/06/24). Salah satu pengkaji tafsir kontemporer terkemuka, Aksin Wijaya, dihadirkan untuk membincang sejarah dan perkembangan tafsir.

Diskusi ini merupakan rangkaian terpenting dari kegiatan Ngaji Tafsir yang diinisiasi oleh Himpunan Mahasiswa Program Studi Ilmu Alquran dan Tafsir (HMPS IAT) Universitas Nurul Jadid (UNUJA). Kegiatan kali ini bertajuk “Mufassir Progresif dan Progresifitas dalam Penafsiran Isu-isu Konstekstual: Dialektika, Wacana, dan Kontestasi”. Turut hadir puluhan mahasiswi tafsir sebagai peserta di Aula Mini Pesantren.

Dalam kesempatan itu, Aksin Wijaya memaparkan tujuan membaca tafsir Alquran adalah mengambil dan menggali pesan yang terkandung di dalamnya untuk kebermanfaatan bersama, bukan hanya mencari kebenaran semata darinya.

“Karena kebenaran dalam penafsiran tidak terletak pada Tuhan, sebab kita tidak bisa memvalidasinya, akan tetapi kebenaran dalam penafsiran diasumsikan oleh Mufassir,” terang beliau.

Prof. Aksin Wijaya tengah memberikan penjelasan pada sesi pematerian didampingi oleh moderator.

Dosen IAIN Ponorogo itu juga mengajak para peserta mengunjungi Pondok Pesantren Baitul Hikmah yang diasuhnya untuk mengetahui proses pengkajian metode tafsir kontemporer secara khusus.

“Lain waktu, teman-teman mungkin bisa hadir langsung di Baitul Hikmah Ponorogo untuk belajar bersama mengenai cara membaca, menulis, dan kajian tafsir,” imbuhnya.

Di samping itu, Ketua HMPS IAT Mutiara Putri Intan Safira menyampaikan tujuan digelarnya kegiatan ini adalah untuk mengkaji kerangka metodologi penafsiran agar relevan dengan perkembangan zaman sehingga memiliki nilai relevansi yang kuat dalam menjawab persoalan umat ke depan.

“Kegiatan ini merupakan tahap awal dalam menindaklanjuti problematika penafsiran yang ada. Harapannya, output kegiatan ini juga dapat diimplementasikan oleh mahasiswa untuk menyelesaikan tugas akhir,” jelasnya melalui sambutan di awal acara.

 

Pewarta: Maria Al Faradela
Editor: Ahmad Zainul Khofi