Kiai Abdul Matin Djawahir dan Keluarga Silaturahmi ke Ponpes Nurul Jadid
berita.nuruljadid.net – Kedatangan saya dan keluarga di Pondok Pesantren Nurul Jadid ini untuk mengenalkan dan men-sowan-kan anak dan cucu saya kepada Pondok Pesantren Nurul Jadid sebagai induk dari Pondok Sunan Bejagung, Tuban, Jawa Timur. Ungkapan itu disampaikan KH. Abdul Matin Djawahir saat bersilaturrahim di Ponpes Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo. Kamis (27/06/24) di ruang tamu pesantren.
“Kami ingin belajar pada Ponpes Nurul Jadid bagaimana cara mengelola yayasan yang di pimpin oleh kiai. Meski yayasan itu organisasi tertinggi di pesantren namun keberadaan kiai di pesantren sangat vital yang bisa menentukan arah pesantren,” katanya.
Kiai Matin menceritakan terkait berdirinya pesantren Sunan Bejagung yang dipimpinnya.
“Pondok kami berdiri pada tahun 1998 dan Alhamdulillah mengalami peningkatan jumlah santri. Tahun ini yang lulus 300 orang tapi yang masuk mendaftar sebagari santri baru untuk tahun ini berjumlah 500 orang,” tambahnya.
Sebagai alumni Pondok Pesantren Nurul Jadid, kiai Matin bersyukur tengah mendapatkan anugerah karena bisa men-sowan-kan anak dan cucunya kepada keluarga besar Pondok Pesantren Nurul Jadid.
Sebelum acara dialog, KH. Moh. Zuhri Zaini menjelaskan bahwa Pesantren Nurul Jadid dikelola secara organisatoris.
“Sejak awal, pendiri (KH. Zaini Mun’im) mengurus pesantren ini secara organisasi. Pada saat rapat-rapat yang di gelar pesantren, kiai Zaini ikut hadir menjadi peserta rapat hingga pukul 2 malam,” dawuhnya.
Bahkan, Kiai Zaini membiarkan pengurus yang sedang berdiskusi, berdebat dalam membicarakan pesantren. Beliau baru meluruskan saat perdebatan pengurus itu semakin sengit. Jadi sejak awal pesantren ini dikelola secara demokratis,” imbuhnya.
Selanjutnya, Kiai Zuhri mengungkapkan prinsip dasar yang menjadi acuan dalam mengelola pesantren, yaitu: kesadaran beragama, kesadaran berilmu, kesadaran bermasyarakat, kesadaran berbangsa dan bernegara, dan kesadaran berorganisasi,” tegasnya.
Sedangkan Kepala Pesantren KH. Abdul Hamid Wahid mengungkapkan tujuan kunjungan dari keluarga besar Pesantren Sunan Bejagung.
“Titik fokus kunjungan ini berkait struktur kepemimpinan PPNJ, Qanun asasi, tata kelola dan peraturan,” pungkasnya.
Senada dengan Kiai Zuhri, Rektor Universitas Nurul Jadid ini menerangkan bahwa pelaksanaan organisatoris di Pondok Pesantren Nurul Jadid sifatnya non formal (kultural-struktural).
“Ramuan atau racikan dari kultural dan struktural di pesantren dibentuk dalam struktur organisasi yang berlaku di pesantren ini,” paparnya.
Pewarta : Ahmad Zainul Khofi
Editor : Ponirin Mika
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!